FIX. Resume Kelompok 7 BD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Resume Kelompok 7 BD HALUSINOGEN, STIMULAN, DAN PENYALAHGUNAAN OBAT A. PENYALAHGUNAAN OBAT HALUSINOGEN 1. Definisi Halusinogen Agen psikotomimetik/halusinogenik menurut Hollister, yaitu zat yang diberikan secara dosis tunggal yang memberikan efek berupa perubahan dalam pikiran, suasan hati, persepsi, adanya gangguan memori, menyebabkan pingsan, narkosis, dan stimulasi yang berlebihan. 2. Klasifikasi agen psikotomimetik berdasarkan struktur kimia Menurut Hollister, dibagi menjadi beberapa kelas a. Turunan asam lisergat : asam lisergat dietilamid (LSD) b. Feniletilamin : mescaline c. Indolalkilamin : N-N dimetiltritamin d. Turunan indol lainnya : ibogain dan turunan harmala e. Ester Piperidil bezilat : JB-329 f. Senyawa Fenilsikloheksan :PCP g. Agen miselaneus : kawain, dimetilasetamid, dan kanabinoid 3. Penyalahgunaan obat halosinogen non klasik 3.1. Cannabinoids Dapat diberikan secara oral atau inhalasi. Menyebabkan penurunan kinerja, memori, serta kognitif. Konstituennya yang aktif sebagai obat psikoaktif adalah K9-THC (sering disebut hanya sebagai THC). Metabolit utamanya adalah 11-hidroksiK9-THC. Contoh : Marijuana atau tanaman ganja



 Kelas struktur Cannabinoids ada 2 yaitu : Cannabinoid = CP-55940 dan Non Cannabinoid = Turunan indolic (WIN 55,212-2), Pyrazole (Rimonabant/SR141716A), Turunan asam lemak (Anandamid).  Pyrazole dapat melemahkan efek dari WIN 55,2122 dan THC



 Mekanisme Kerja o Bekerja pada dua populasi reseptor cannabinoid yaitu CB-1 dan CB-2 o Reseptor CB-1 dapat memperantarai efek psikoaktif dari agen THC yang terkait, contohnya anandamide (arachidonylethanolamide)



o Reseptor ini banyak terdapat di otak o Reseptor CB-2 terlibat dalam kerja imunomodulator dari agen THC yang terkait seperti palmitoylethanolamide o Reseptor ini terdapat disepanjang perifer o Di dalam otak, juga terdapat struktur agen THC yang terkait lainnya yaitu docosatetraenylethanolamide dan homo-γlinolenyl lathanolamide. o Meskipun anandamide identik dengan THC, namun metabolismenya tidak stabil. o Sedangkan methanamide (suatu analog rantai alkohol dari anandamide) metabolismenya lebih stabil dari anandamide.



 Hubungan Struktur Aktivitas o Cannabidiol tidak menghasilkan efek stimulus seperti THC (dikarenakan adanya penggantian gugus atom C5) o Terdapat dua bentuk metabolit 11-hidroksi dari THC yaitu 11OH K9-THC dan 11-OH K 8 –THC o Pada 11-OH K 8 –THC efeknya lebih kuat ketika gugus gugus 4-pentil THC digantikan dengan 1,1-dimethylheptyl. Sehingga menjadi analog 11-hidroksil, 11-OH K8-THC-DMH o Adanya penemuan baru yaitu antagonis cannabinoid, cannabinoid endogen, dan subpopulasi dari reseptor CB. o Adanya selektifitas pada subpopulasi dari reseptor CB, menghasilkan efek psikoaktif THC yang berbeda, diantaranya dapat untuk pengobatan glaukoma sindrom Tourette, nyeri neuropati, penyakit Parkinson, epilepsi, penyalahgunaan obat, gangguan kekebalan tubuh, dan beberapa jenis gangguan neuropsikiatri. o Selain itu, SR141716A (rimonabant) pada akhir fase uji klinis telah digunakan untuk pengobatan obesitas.



3.2 PCP dan Agen terkait lainnya  Phencyclidine, atau 1 (1-phenylcyclohexyl) piperidin (PCP) sebagai anastesi disosiatif. Uji klinik dihentikan karena terjadi efek psikotomimetik seperti skizofrenia. Menyebabkan disorientasi, kebingungan, inkoordinasi, delirium, gangguan memori dan euforia.  PCP dapat bekerja sebagai antagonis N-methyl-D-aspartat (NMDA) , yang dapat digunakan sebagai antiepileptic dan agen saraf dengan cara berikatan dengan reseptor NMDA yang terlibat dalam kejang dan trauma.  Mekanisme Kerja



o Terdapat dua jenis reseptor yaitu reseptor σ dan reseptor NMDA. o Pada reseptor σ, terjadinya ikatan oleh PCP dan N Allylnormetazocine (NANM). o Namun NAMN memiliki afinitas yang lemah dari PCP. o Sedangkan pada reseptor NMDA, adanya ikatan PCP sebagai antagonis reseptor NMDA nonkompetitif dan dizocilpine/MK 801 (antagonis NMDA) yang mengikat lebih kuat dibandingkan PCP



• • • • •



• 3.3. Hubungan Struktur Aktivitas o Sifat stimulus dari PCP tidak dapat disamakan seperti opioid, untuk stimulan simpatomimetik, agen antikolinergik atau halusinogen klasik. o Sifat stimulus dari PCP dapat disamakan untuk depresan seperti barbiturat, ketamine, dan turunannya yaitu TCP (Triklorofenol) yang merupakan analog dari PCP di mana cincin fenil telah digantikan oleh gugus isosteric 2- tienil. o Beberapa 1,3-Dioxolane memiliki pusat asimetris yang menghasilkan efek seperti PCP dan telah terbukti berguna untuk menyelidiki agen yang kerjanya mirip PCP. o Contohnya adalah Dioxadrol, atau 2 (2,2-diphenyl- 1,3dioxolan-4-il) piperidin, dan etoxadrol (yaitu, dioxadrol di mana salah satu kelompok fenil telah digantikan oleh sebuah gugus etil)



. 4. Penyalahgunaan Obat Psikoaktif : Halusinogen Klasik (ar-cc-n) / (arylalkylamine) Ar : Fenil tersubstitusi, 3-indolyl, atau gugus 3-indolyl tersubstitusi C-C : Etil atau rantai etil bercabang N : Amina primer, sekunder, atau tersier Ada 2 struktur utama, yaitu: 1. Indolealkylamines :  Tryptamines N-tersubstitusi sederhana, ex: N,Ndimethyltryptamines (DMT)  α-alkyltryptamines, ex: α-methyltryptamine (α-MeT)  Ergolines (atau lysergamides), ex: (+)-LSD ([+]-lysergic acid diethylamide)  β-carbolines, ex: harmine, harmaline, dan tetrahydroharmine 2. Phenylalkylamines : • Phenylethylamines, ex: Mescaline • Phenylisopropylamines, ex: DMAs dan TMAs 4.1. INDOLEALKYLAMINES a) N-Alkyltryptamines • Contoh : N,N-dimethyltryptamines (DMT)



• •



Onsetnya cepat (biasanya