Fix Sig PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Laporan Praktikum sistem informasi geografis



Oleh



Kelompok 3



KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI LABORATORIUM MITIGASI DAN BENCANA GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



Judul Praktikum



: Laporan Akhir Praktikum



Nama



: Kelompok 3



Fakultas



: Teknik



Jurusan



: Teknik Geofisika



Bandar Lampung, 23 Desember 2019 Mengetahui, Koordinator Asisten praktikum Sistem Informasi Geografis



Ahmad Asmara Kandi NPM. 1415051006



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah Nya yang berlimpah dalam menyelesaikan penyusunan laporan akhir praktikum ini. Sehingga tersusunlah laporan akhir praktikum ini secara sistematis. Laporan ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan laporan bagi para penulis yang terlibat. Dengan selesainya laporan akhir praktikum sistem informasi geografis ini, maka penulis ucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok 1 serta terima kasih atas bimbingan dan arahan dari para dosen dan asisten dosen. Kami harapkan saran dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan pada hasil laporan akhir praktikum yang telah kami buat ini. Semoga laporan ini memberi banyak kegunaan untuk semua pihak.



Bandar Lampung, 23 Desember 2019



Penulis



DAFTAR ISI



MODUL 1. INSTALASI ARCGIS V 10.3 MODUL 2. GEODATABASE MODUL 3. DATA VEKTOR DAN RASTER MODUL 4. REKTIFIKASI DAN SISTEM KOORDINAT MODUL 5. DIGITALISASI DATA RASTER KE VEKTOR MODUL 6. GEOPROSESSING DATA VEKTOR MODUL 7. ANALISIS DATA RASTER MODUL 8. ANALISIS SPASIAL INDEKS OVERLLAY MODUL 9. PEMBUATAN LAYOUT PETA TEMATIK MODUL 10. PEMETAAN PSHA



INSTALISASI ARCGIS v10.3 (Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis)



Oleh: Kelompok3



LABORATORIUM GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



Judul Praktikum



: Instalasi ARCGIS v.10.3



Tanggal Percobaan



: 24 September 2019



Tempat Percobaan



: Laboratorium Geofisika



Kelompok



: 3 (Tiga)



Bandar Lampung, 28 September 2019 Mengetahui, Asisten



Jakasura Leandro Tarigan NPM. 1615051030



i



INSTALASI ARCGIS V.10.3



Oleh KELOMPOK 3 ABSTRAK Pada praktikum kali ini yaitu membahas tentang instalasi ArcGIS v.10.3. Praktikum ini bertujuan untuk dapat menginstal software ArcGIS 10. 3 dan dapat mengetahui fungsi-fungsi dasar ArcGIS 10.3. ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop, dimana arcgis desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu : ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprosesing). Kegunaan ArcGis dalam geofisika untuk memetakan jalan dan Mitigasi Bencana, melakukan pemetaan daerah sekitar aliran sungai dan bendungan dengan menggunakan GIS sebagai alat bantu dan dapat mengetahui Persebaran Panas Bumi, Batubara,dl.



ii



DAFTAR ISI



halaman LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i ABSTRAK .............................................................................................................. ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1 BAB II. TEORI DASAR BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan ............................................................................................. 4 B. Diagram Alir ................................................................................................. 5 BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Data Pengamatan .......................................................................................... 6 B. Pembahasan .................................................................................................. 6 BAB V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iii



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1. Software ArcGIS V.10.3 ................................................................ 9 Gambar 2. Modul Praktikum SIG ................................................................... 9 Gambar 3. Laptop .............................................................................................9 Gambar 4. Diagram Alir Geodatabase ........................................................... 10



iv



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sistem Informasi Geografi (SIG) menjadi suatu kesatuan sistem (berbasis komputer) untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan penayangan (display) data yang terkait dengan permukaan bumi. ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI Pada tahun 2000. Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop, dimana arcgis desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu : ArcView(komponen yang focus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsifungsi GIS termasuk untuk keperluan analisi geoprosesing). Dalam praktikum ini, praktikan diajarkan mengenai beberapa hal terkait Sistem Informasi Geografis (SIG), seperti Instalasi ArcGIS V.10. Dengan mempelajari Instalasi ArcGIS V.10.3 kita dapat menemukan, membuat, menggunakan, dan berbagi peta dari perangkat apapun, di mana saja, kapan saja dan sangat mudah. Pada ArcGIS V.10.3, ArcMap lebih baik dari tipe sebelumnya, dengan perbaikan seperti analisis baru dan alat otomatisasi, kemampuan infografis, dan alat-alat untuk mengelola data yang lebih efisien.



Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Praktikan dapat menginstal software ArcGIS 10.3 2. Praktikan dapat mengetahui fungsi-fungsi dasar ArcGIS 10.3



i



1. II.TEORI DASAR



SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi. Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi. SIG merupakan salah satu sistem informasi. SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografi. Istilah “geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian atau tertukar hingga timbul istilah yang ketiga, geospasial. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama di dalam konteks SIG. Penggunaan kata “geografis” mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah “informasi geografis” mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui.



ArcGIS merupakan salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS Desktop, Server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS Desktop, dimana ArcGIS Desktop merupakan software GIS profesional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprosesing. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya (Siregar, 2010).



3



Software ArcGIS pertama kali diperkenalkan kepada publik oleh ESRI pada tahun 1999, yaitu dengan kode versi 8.0 (ArcGIS 8.0). ArcGIS merupakan penggabungan, modifikasi dan peningkatan dari 2 software ESRI yang sudah terkenal sebelumnya yaitu ArcView GIS 3.3 (ArcView 3.3) dan Arc/INFO Workstation 7.2 (terutama untuk tampilannya). Bagi yang sudah terbiasa dengan kedua software tersebut, maka sedikit lebih mudah untuk bermigrasi ke ArcGIS. Setelah itu berkembang dan ditingkatkan terus kemampuan si ArcGIS ini oleh ESRI yaitu berturut turut ArcGIS 8.1, 8.2, 9.0, 9.1, 9.2, dan terakhir saat ini ArcGIS 9.3 (9.3.1) dan sekarang sudah ada ArcGIS 10 (Eddy Prahasta, 2010). Fungsi Dasar ArcGIS ESRI (Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands, California, adalah salah satu perusahaan yang mapan dalam pengembangan perangkat lunak untuk GIS. Memulai debutnya dengan produk ArcInfo 2.0 pada awal 1990 an, ESRI terus memperbaiki produknya untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Dengan bervariasinya kalangan pengguna GIS, software ArcGIS yang diproduksi oleh ESRI mencakup penggunaan GIS pada berbagai skala: 1). ArcGIS Desktop, ditujukan untuk pengguna GIS profesional (perorangan maupun institusi) 2). ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi dan Pengembangan 3). Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang mengumpulkan data spasial melalui aplikasi di internet 4). Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini mengumpulkan data lapangan ( Bilaludin Khalil, 2010).



III. METODOLOGI PRAKTIKUM



A. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :



Gambar 1. Software ArcGIS V.10.3



Gambar 2. Modul Praktikum SIG



Gambar 3. Laptop



i



5



B. Diagram Alir Mulai



Mengestrak master software ArcGIS 10.3



Membuka folder hasil ekstraksi



Menginstall license Manager



Klik Stop pada license service



Memindahkan file ke folder bin



Klik Start pada license service



Menginstall ArcGis 10.3 Installer



Memindahkan file ke bin



Mengganti nama sesuai Nama Laptop



Membuka ArcMap



Mengaktifkan semua fitur



Selesai Gambar 4. Diagram Alir



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan dari praktikum kali ini tidak ada karena hanya instalisasi ArcGIS 10.3. B. Pembahasan ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop, dimana arcgis desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu : ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprosesing). Pada praktikum kali ini yaitu membahas tentang instalasi ArcGIS v.10.3. Pertama-tama yaitu praktikan menghidupkan laptopnya masing- masing dan praktikan sudah mendapatkan data dari asisten yaitu Data Software ArcGIS v.10.3 yang ingin diinstal. Kemudian, praktikan mematikan antivirus yang terdapat di laptop untuk tidak terjadi eror saat penginstalan. Lalu, mengestrak file master software ArcGIS 10.3 dan buka folder yang sudah di ekstrasi. Selanjutnya, menginstal ArcGIS 10.3 License Manager pada file ‘License Manager 10.3.exe’. Jika muncul jendela “ArcGIS License server Administrator 10.3” pilih stop pada license service. Pilih file ‘server.txt’ pada ArcGIS Crack di D:\arcgis\ArcGIS 10.3 Crack\Program Files (x86)\ArcGIS\License10.3\bin\ dan kemudian menganti nama server dengan nama laptop yang digunakan dengan membuka This PC klik properties klik change setting klik change lalu copy nama laptop masing masing seperti mengganti nama dengan “DESKTOP-FFF9MBF” dan jangan lupa untuk save. Kemudian, copy file pada data D yaitu“service.txt” dan “ArcGIS.exe” dan klik paste kedua folder



7



tersebut pada C:\Program Files (x86)\ArcGIS\License10.3\bin\. Selanjutnya, membuka software ArcGIS Administrator 10.3 dan klik folder Start di Lincense Servise. Setelah itu, install ArcGIS dekstop pada software ArcGIS 10.3.1, kemudian klik 2x Setup.exe jalankan instalan selanjutnya dengan pilih next. Dan menunggu instalan sedikit lama, lalu ketika selesai klik finish. Selanjutnya , copy file Afcore.dll yang terdapat pada file D:\arcgis\ArcGIS 10.3 Crack\Program dan paste Files ke C:\Program Files (x86)\ArcGIS\Dekstop10.3\bin. Setelah, menginstal telah berhasil lalu membuka dengan klik ArcMap.exe untuk melakukan konfigurasi pada software tersebut. Setelah terbuka klik tab Customize kemudian Extensions lalu akan muncul kotak dialog. Kemudian kotak dialog tersebut di centang semua. Kemudian klik Customize lalu Toolbar kemudian klik Editor dan Georeferencing. Lalu tarik kedua Toolbar tesebut ke atas seperti yang ada pada gambar. Maka, Instalan ArcGIS sudah selesai dapat digunakan. ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut ada;ah ArcReader yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang dibuat menggunakan produk ArcGIS lainnya yaitu ArcGIS Desktop memiliki lima tingkat lisensi adalah ArcView yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial, membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar. ArcMap adalah aplikasi utama untuk kebanyakan proses GIS dan pemetaan dengan komputer. ArcMap memiliki kemampuan utama untuk visualisasi, membangun database spasial yang baru, memilih (query), editing, menciptakan desain-desain peta, analisis dan pembuatan tampilan akhir dalam laporan-laporan kegiatan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap diantaranya yaitu penjelajahan data (exploring), analisa sig (analyzing), presenting result, customizing data dan programming. ArcEditor memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dan geodatabase. ArcInfo memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis. ArcCatalog yang memiliki tool untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution) mendokumentasikan data spasial maupun mendata dan menyimpan (documentation) data – data SIG. ArcCatalog membantu dalam proses eksplorasi dan pengelolaan data spasial. Setelah data terhubung, ArcCatalog dapat digunakan untuk melihat data. Bila ada data yang akan digunakan, dapat langsung ditambahkan pada peta. Seringkali, saat memperoleh data dari pihak lain, data tidak dapat langsung digunakan. Data tersebut mungkin masih perlu diubah sistem koordinat atau proyeksinya, dimodifikasi atributnya, atau dihubungkan antara data geografis dengan atribut yang tersimpan pada tabel terpisah. Pada saat data siap, isi dan struktur data sebagaimana halnya perubahan-perubahan yang dilakukan,



8



harus didokumentasikan. Berbagai aktivitas pengelolaan data ini dapat dilakukan menggunakan fasilitas yang tersedia pada ArcCatalog. Kegunaan ArcGIS dalam geofisika adalah untuk menggambarkan secara rinci baik berkaitan dalam perhitungan volume tanah, lintang bujur posisi jalan yang akan dikembangan (dibuat), kondisi struktur jalan yang akan dibangun. Semua hasil kajian digambarkan dalam bentuk file digital (video), memetakan jalan dan mitigasi bencana dan menentukan atau memperkirakan kerusakan sebuah bangunan ketika terjadi bencana alam. Selain itu juga dilakukan implementasi dalam menggunakan bahasa pemrograman java agar hasil perkiraan kerusakan dapat digambarkan berdasarkan kondisi lapangan atau spasial. Kegunaannya juga dapat melakukan pemetaan daerah sekitar aliran sungai dan bendungan dengan menggunakan GIS sebagai alat bantu, memungkinkan untuk memetakan secara spasial sifat-sifat fisika suatu daerah seperti kelistrikan dan kemagnetan. Mengetahui Persebaran Logam baik logam dasar, logam besi, logam mulia dan logam ringan, Persebaran Batu Bara, Persebaran Panas Bumi serta Persebaran Air tanah. Software ArcGIS pertama kali diperkenalkan kepada publik oleh ESRI pada tahun 1999, yaitu dengan kode versi 8.0 (ArcGIS 8.0). ArcGIS merupakan penggabungan, modifikasi dan peningkatan dari 2 software ESRI yang sudah terkenal sebelumnya yaitu ArcView GIS 3.3 (ArcView 3.3) dan ArcInfo Workstation 7.2 (terutama untuk tampilannya). Bagi yang sudah terbiasa dengan kedua software tersebut, maka sedikit lebih mudah untuk bermigrasi ke ArcGIS. Setelah itu berkembang dan ditingkatkan terus kemampuan si ArcGIS ini oleh ESRI yaitu berturut turut ArcGIS 8.1, 8.2, 9.0, 9.1, 9.2, dan terakhir saat ini ArcGIS 9.3 (9.3.1) dan sekarang sudah ada ArcGIS 10.2, 10.3 dan 10.5. Fitur-fitur yang terdapat pada ArcGIS adalah Menu Bar terdapat File, Edit, View, Bookmarks, Insert, Geoprocessing, Customize, Windows dan Help. Semua bagian pada Menu Bar tersebut memiliki fungsi masing-masing yang nantinya sering waktu berjalan jika anda sering menggunakan ArcGIS 10.1 maka anda akan semakin mengetahui lebih jauh tentang fungsi-fungsinya. Tool Bar terdapat semua tool-tool yang akan dijalankan pada saat melakukan pekerjaan atau pengambaran peta, mulai dari mengimput data mengolah data sampai pada layout dan mencetak peta. Table Of Content disebut Layers, pada Layers tersebut berfungsi untuk menampilkan semua data yang kita input, semua data yang terimput akan muncul di layers sehingga kita dapat mengetahui data-data apa saja yang terdapat pada Map View. Misalnya anda memperoleh file dalam bentuk mxd (Format File ArcGIS) jika anda membuka file tersebut maka anda dapat langsung mengetahui data-data apa saja



9



yang terdapat pada Map View dengan melihat pada Table Of Content atau Layers. Status View dapat mengeser Map View baik ke kanan, ke kiri, ke atas dan ke bawah, ini berfungsi jika anda mencari lokasi atau titik yang baru saja anda imput. Sebenarnya untuk mengeser Map View dapat juga digunakan dengan tool yang ada pada Tool Bar namun kali ini membahas tentang fitur utama maka terfokus saja pada hal-hal yang umum. Map View sudah sempat disinggung pada penjelasan Status View di atas, Map View berfungsi untuk menampilkan peta dan data-data yang diinput dan Map View sebagai tampilan yang dapat dilihat langsung dalam proses pengolahan data. Jika pada Table Of Content anda nantiya hanya melihat nama data namun pada Map View anda dapat melihat bentuk data seutuhnya baik itu Data vVektor atau Data Raster. Aplikasi ArcGIS didesain secara khusus untuk digunakan dalam bidang analisis keruangan. ArcGIS menggunakan data vektor, sehingga lebih mudah penggunaannya khususnya dibidang pertanian dibandingkan dengan perangkat lunak GIS lainnya, yang pada umumnya menggunakan data raster. Selain itu, ArcGIS sudah terintegrasi dengan beberapa perangkat lunak pengolah data seperti Excel dan Base, sehingga dapat menampilkan informasi yang lengkap. ArcGIS juga dapat menjangkau lokasi hingga kepedalaman dibandingkan dengan GIS lainnya seperti Google Maps, Nokia Maps, dan MapInfo yang pada umumnya menggunakan data raster. Memiliki kemampuan untuk melakukan analisis data, site selection, route optimization, dan advanced predictive modelling. Bagaimanapun juga ArcGIS dapat mengelola data atribut, spatial analysis dan visualisasi yang memudahkan user menggunakan layanan GIS. WebGIS ini di develop dengan pemrograman ArcGIS API for JavaScript yang merupakan Content Delivery Network (CDN) dari ESRI (Environmental Systems Research Institute). WebGIS yang dibuat menyajikan informasi guna mendukung fungsi manajemen melalui akses pemetaan terkait posisi, estimasi dan potensi luas lahan, potensi tanaman padi berdasarkan tingkat pertumbuhan (GrowthStage), dan pemantauan lahan dan tanaman padi. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk pop-up pada peta, tabel dan diagram terkait informasi padi. Soelisti, Adi Tri dkk. 2015. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Pengelolaan Padi Di Pulau Jawa Berbasis Web. ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.1, No.1 April 2015 SIG (baik perangkat lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya) telah dikenal secara luas sebagai alat bantu untuk proses pengambilan keputusan. Sebagian besar institusi (pemerintah, swasta, baik bidang akademis maupun nonakademis) maupun individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal dan menggunakan sistem ini. Beberapa contoh aplikasi-



10



aplikasi SIG di beberapa bidang sebagai ilustrasi seperti di sumberdaya alam, perencanaan, kependudukan atau demografi, lingkungan. manajemen utility pertanahan, pariwisata, militer, geologi, pertambangan, transportasi, dan lainlain.. Tahapan input data dalam jurnal ini dilakukan dengan menginput/menampilkan data-data peta digital yang telah diperoleh ke dalam software ArcView GIS 3.2, tanpa melalui pendigitasian. Tahapan processing data dalam penulisan ini yaitu proses overlay, yang menghasilkan sebuah peta hasil overlay dengan data spasial dan data atributnya merupakan penggabungan dari ke-enam peta yang di-overlaykan. Data dari peta-peta digital yang diperoleh, serta hasil dari proses-proses yang dilakukan disajikan dan disimpan dalam satu project, yang dapat dipanggil/ditampilkan dan di-edit kembali dengan Software ArcView GIS. Hasil yang diperoleh dari proses-proses yang dilakukan yaitu berbentuk softcopy berupa data grafis (peta digital) dan data atribut (tabel), sedangkan dan bentuk hardcopy berupa peta hasil cetakan printer atau plotter. Pengaplikasian SIG dalam merencanakan pembukaan lahan baru di suatu daerah yang akan dijadikan perumahan dengan menggunakan peta digital dengan data-data atributnya, akan lebih memudahkan dibanding merencanakan dengan menggunakan peta analog dari masing-masing data yang diperlukan untuk merencanakan pembangunan perumahan. Ahmad, Barkah Amirudin dkk. 2016. Aplikasi SIG Untuk Pemetaan Persebaran Tambak di Kota Semarang (Studi Kasus: Daerah Tambak Kota Semarang). Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, (ISSN : 2337-845X Pemetaan multi bahaya adalah suatu hal yang krusial dalam mengoptimalkan informasi bahaya dan menimalisir potensi kehilangan nyawa dan harta benda akibat bahaya yang terjadi. Salah satu tools yang dapat digunakan dalam pemetaan multi bahaya bahaya ini adalah dengan menggunakan Software ArcGIS. ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI yang banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Multi Hazards merupakan penggabungan dari bahaya-bahaya, baik bencana alam maupun bencana yang disebabkan aktifitas manusia, yang memiliki potensi merusak infrastruktur dan lingkungan dan dapat menimbulkan kerugian baik dari segi ekonomi, sosial dan kemasyarakatan. Pemetaan Multi Hazards bahaya banjir dan kekeringan berbasis Sistem Informasi Geografis dibuat dengan software ArcGIS. Metode yang digunakan adalah skoring dan pembobotan parameter-parameter penyusun bahaya bahaya yang selanjutnya ditumpang susunkan (overlay). Novitasari, Nyoman dkk. 2015. Pemeteaan Multi Hazards Berbasis Sistem Informasi geografis Di Kabupaten Demak Jawa Tengah. JURNAL UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, (ISSN: 2337-845X).



V. KESIMPULAN



Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut: 1. ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsifungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. 2. ArcView yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial, membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar. 3. ArcEditor memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dan geodatabase. 4. ArcInfo memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis. 5. Kegunaan ArcGis dalam geofisika untuk memetakan jalan dan Mitigasi Bencana, melakukan pemetaan daerah sekitar aliran sungai dan bendungan dengan menggunakan GIS sebagai alat bantu dan dapat mengetahui Persebaran Panas Bumi, Batubara,dl.



DAFTAR PUSTAKA



Bilaludin Khalil. 2010. Panduan dasar ArcGIS. Tropenbos International Indonesia Programme. Bogor. Eddy



Prahasta. 2010. Sistem Dasar. Informatika. Bandung



Informasi



Geografis



Konsep-Konsep



Siregar, Sabrina. 2010. Pengenalan Software ArcGIS. Jurusan TMIP FTIP Universitas Padjadjaran. Bandung. Wibowo, Koko M.2015. Sistem Informasi Geografis (SIG) Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara di Provinsi Bengkulu Berbasis Website. Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 1, Februari 2015



LAMPIRAN



Tugas Modul Praktikum SIG 1. Apa yang kamu ketahui tentang fungsi dasar ArcGIS 10.3? 2. Jelaskan mengenai fitur-fitur utama yang dimiliki oleh ArcGIS 10.3? 3. Jelaskan keunggulan ArcGIS 10.3 dibandingkan dengan software GIS yang lain! 



FUNGSI DASAR ArcGIS 10.3 ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop, dimana arcgis desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu : ArcView(komponen yang focus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisi geoprosesing). ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut:



ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang dibuat menggunakan produk ArcGIS lainnya; 2. ArcGIS Desktop, memiliki lima tingkat lisensi: o ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial, membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar; o ArcMap adalah aplikasi utama untuk kebanyakan proses GIS dan pemetaan dengan komputer. ArcMap memiliki kemampuan utama untuk visualisasi, membangun database spasial yang baru, memilih (query), editing, menciptakan desain-desain peta, analisis dan pembuatan tampilan akhir dalam laporan-laporan kegiatan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap diantaranya yaitu penjelajahan data (exploring), analisa sig (analyzing), presenting result, customizing data dan programming o ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dab geodatabase; o ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis. o ArcCatalog , tool untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution) mendokumentasikan data spasial maupun metadata dan menyimpan (documentation) data – data SIG. ArcCatalog membantu dalam proses eksplorasi dan pengelolaan data spasial. Setelah data terhubung, ArcCatalog dapat digunakan untuk melihat data. Bila ada data yang akan 1.



digunakan, dapat langsung ditambahkan pada peta. Seringkali, saat memperoleh data dari pihak lain, data tidak dapat langsung digunakan. Data tersebut mungkin masih perlu diubah sistem koordinat atau proyeksinya, dimodifikasi atributnya, atau dihubungkan antara data geografis dengan atribut yang tersimpan pada tabel terpisah. Pada saat data siap, isi dan struktur data sebagaimana halnya perubahan-perubahan yang dilakukan, harus didokumentasikan. Berbagai aktivitas pengelolaan data ini dapat dilakukan menggunakan fasilitas yang tersedia pada ArcCatalog. Kegunaan ArcGIS Dengan bervariasinya kalangan pengguna GIS, software ArcGIS yang diproduksi oleh ESRI mencakup penggunaan GIS pada berbagai skala: 1. ArcGIS Desktop, ditujukan untuk pengguna GIS profesional (perorangan maupun institusi) 2. ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi dan pengembangan 3. Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang mengumpulkan data spasial melalui aplikasi di internet 4. Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini mengumpulkan data lapangan. Pengaturan pada data frame sangat penting untuk diketahui, pengaturan tersebut terutama adalah meliputi: o o o o



pengaturan unit peta yang kita buat (tab General) penentuan skala tampilan (tab Data Frame) penentuan sistem koordinat (tab Coordinate System) Pengaturan grid koordinat pada layout (tab Grid)



Kelemahan ArcGIS 1. ArcGIS perlu spek hardware yang lebih tinggi. Dalam bahasa yang simple, ArcGIS lebih berat. 2. ArcGIS secara default tidak support multi View dan multi layout. Ini sangat menyulitkan pembuatan peta masal seperti Peta kegiatan GNRHL 3. Penggunaan ArcGIS tidak akan efisien jika tidak menggunakan beberapa software yang lain selain ArcMap yang dibuka bersama, misalnya ArcCatalog, Windows Explorer, dan Notepad. 4. ArcGIS tidak 100% persen kompatible dengan ArcView 3x. Proses migrasi akan sangat revolusioner, seperti migrasi dari MS Word 2003 ke MS Word 2007.



5. Di ArcGIS terdapat Xtool dan ET tetapi berbayar. Dengan adanya GIS maka akan mempermudah user untuk menganalisis, mencari suatu informasi sehingga dapat membantu user untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan data/ fakta yang terjadi. GIS juga dapat mengahsilkan data spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan sebenarnya dengan cepat dan dalam. 



FITUR-FITUR UTAMA YANG DIMILIKI OLEH ArcGIS



Berikut penjelasan tentang fitur-fitur yang terdapat pada gambar di atas : 1. Menu Bar Perhatikan Menu Bar yang terdapat pada gambar di atas yaitu mulai dari File, Edit, View, Bookmarks, Insert, Geoprocessing, Customize, Windows dan Help. Semua bagian pada Menu Bar tersebut memiliki fungsi masing-masing yang nantinya sering waktu berjalan jika anda sering menggunakan ArcGIS 10.1 maka anda akan semakin mengetahui lebih jauh tentang fungsi-fungsinya. 2. Tool Bar Tool Bar terdapat semua tool-tool yang akan dijalankan pada saat melakukan pekerjaan atau pengambaran peta, mulai dari mengimput data mengolah data sampai pada layout dan mencetak peta. 3. Table Of Content Table Of Content atau sering juga disebut Layers, pada Layers tersebut berfungsi untuk menampilkan semua data yang kita imput, semua data yang terimput akan muncul di layers sehingga kita dapat mengetahui data-data apa saja yang terdapat pada Map View (5). Misalnya anda memperoleh file dalam bentuk mxd (Format File ArcGIS) jika anda membuka file tersebut maka anda dapat langsung



mengetahui data-data apa saja yang terdapat pada Map Viem dengan melihat pada Table Of Content atau Layers. 4. Status View Pada status View anda dapat mengeser Map View baik ke kanan, ke kiri, ke atas dan ke bawah, ini berfungsi jika anda mencari lokasi atau titik yang baru saja anda imput. Sebenarnya untuk mengeser Map View dapat juga digunakan dengan tool yang ada pada Tool Bar namun kali ini membahas tentang fitur utama maka terfokus saja pada hal-hal yang umum, seperti yang saya katakan sebelumnya, jika anda sudah sering mengunakan ArcGIS terserah versi berapa saja maka dengan sendirinya anda akan mengetahui manfaat-manfaat khusus dari Tool-tool yang ada. 5. Map View Map View sudah sempat disinggung pada penjelasan Status View di atas, Map View berfungsi untuk menampilkan peta dan data-data yang diinput dan Map View sebagai tampilan yang dapat dilihat langsung dalam proses pengolahan data. Jika pada Table Of Content anda nantiya hanya melihat nama data namun pada Map View anda dapat melihat bentuk data seutuhnya baik itu data Vektor atau data Raster. 



KEUNGGULAN ArcGIS 10.3 ArcGIS yang memperkenalkan aplikasi baru dan menarik yang disebut ArcGIS Pro. ArcGIS Pro yaitu ArcGis 10.3 adalah 64-bit perangkat lunak yang cepat, efisien dan menawarkan antarmuka kontekstual untuk menyelesaikan proyek GIS. Jika kita perlu untuk melihat proyek-proyek di 3D, kita bisa melakukan itu tepat di tempat yang sama, tanpa software tambahan. Analisis dan otomatisasi alatalat baru di ArcGIS 10.3 untuk Desktop akan memungkinkan kita untuk mengimpor data ilmiah dalam format asli dan melakukan analisis spasial dan temporal yang unik untuk menemukan hubungan non-jelas. Temukan perubahan ruang dan waktu untuk memvisualisasikan pola-pola baru, membuat prediksi yang akurat dan mengubah diketahui ke dalam diketahui.Visualisasi dan desain alat menambah nilai serius untuk peta dan ArcGIS 10.3 untuk Desktop memiliki lebih dari alat ini dari sebelumnya. Menambahkan konteks yang unik untuk peta kita dengan alat infografis baru untuk menggambarkan kisah kita dengan cara yang lebih lengkap.  ArcGIS 10.3 untuk Desktop memungkinkan kita untuk membuat dataset mosaik dari data ilmiah dan termasuk LAS dukungan 1.4 untuk Lidar. kita juga dapat menghemat waktu dan tenaga dengan tetap dalam ArcGIS Desktop untuk mengkonversi PDF georeferensi kita ke GeoTIFFs dan melihat mereka di ArcMap dan ArcGIS Pro.  ArcGIS Pro reinvents GIS Desktop. Baru aplikasi desktop merek 64-bit ini memungkinkan Kita membuat dan memproses data lebih cepat dari sebelumnya. Dengan ArcGIS Pro, Kita dapat merancang dan mengedit dalam 2D dan 3D, bekerja dengan beberapa menampilkan dan tata letak, dan



mempublikasikan peta langsung ke ArcGIS Online atau Portal untuk ArcGIS, membuat mereka tersedia pada perangkat apapun. ArcGIS Pro saat ini dalam pra-peluncuran dan akan tersedia untuk Kita sebagai bagian dari ArcGIS 10.3 untuk lisensi Desktop.  Pada arcgis 10.3, ArcMap lebih baik dari sebelumnya, dengan perbaikan seperti analisis baru dan alat otomatisasi, kemampuan infografis, dan alat-alat untuk mengelola data kita lebih efisien. Kita bahkan dapat menjalankan versi sisi ArcMap berdampingan dengan ArcGIS Pro / ArcGis 10.3.ArcGIS Online menyediakan Web GIS, diselenggarakan oleh Esri. Dengan ArcGIS 10.3, ArcGIS untuk Server memberikan Web GIS dalam infrastruktur sendiri. Hal ini dimungkinkan karena ArcGIS untuk Server Stkitard atau Advanced sekarang hak Kita untuk Portal untuk ArcGIS. Portal untuk ArcGIS membuka rangkaian lengkap dari aplikasi ArcGIS, termasuk Web AppBuilder baru, sehingga setiap orang dalam organisasi kita dapat memanfaatkan kerja GIS.  Pada ArcGis 10.3, real-time, streaming data yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam Softaware ArcGis 10.3. The GeoEvent Perpanjangan untuk Server memberikan performa yang meningkatkan kemampuan throughput, penyaringan cepat spasial, dan kemampuan untuk skala-out dengan menambahkan mesin untuk cluster. Sebuah suite operator spasial baru telah ditambahkan ke GeoEvent bahkan lebih kuat pilihan penyaringan spasial, seperti berpotongan, sentuhan, dan tumpang tindih, yang semuanya dapat diterapkan untuk setiap atau semua geofences. Prosesor spasial baru disertakan, seperti Buffer Pencipta, antarsektor, dan Symmetric Difference, memberikan sebuah array belum pernah terjadi sebelumnya dari real-time analisis spasial. Bahkan real-time prosesor yang lebih spasial yang tersedia di Galeri Esri di GitHub.  Softaware ArcGis 10.3 tanda awal gelombang rilis yang lebih lanjut akan membantu pengembang membangun aplikasi mobile menggunakan ArcGIS Runtime. Hal ini akan memungkinkan para pengembang untuk mengambil keuntungan dari teknologi yang sama yang menggunakan Esri untuk membangun aplikasi mobile kami termasuk Collector, Explorer, dan Operasi Dashboard. Rilis ini akan mengekspos baru 10,3 kemampuan untuk bekerja dengan 3D, real time, pemetaan, dan secara offline untuk pengembang membangun aplikasi native untuk platform mobile yang berbeda. ArcGIS itu sangat berguna dalam berbagai bidang kehidupan dan lebih unggul daripada sistem informasi biasa. Misalnya :  Pelayanan kesehatan contohnya dapat mengembangkan sebentuk peta



ilustrasi sehingga dapat memudahkan user untuk membuat peta dalam suatu wilayah yang mengilustrasikan distribusi atau penyebaran terhadap suatu penyakit, kematian bayi, dsb.



 Dalam bidang agriculture : user dapat mengetahui bagaimana cara untuk



meningkatakan suatu produksi berdasarkan data yang ada.  Dalam bidang marketing sehingga kita dapat cara meningkatakan/ mengoptimalisasikan pemasaran.  Dalam bidang Geografi : Misalnya kita dapat mengetahui lokasi rawan yang terjadi dari bencana alam.



GEODATABASE (Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis)



Oleh Kelompok 3



LABORATORIUM GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



Judul Praktikum



: Geodatabase



Tanggal Praktikum



: 24 September 2019



Tempat Praktikum



: Laboratorium Geofisika



Kelompok



: 3 (Tiga)



Bandar Lampung, 24 September 2019 Mengetahui, Asisten



Jakasura Leandro Tarigan NPM.1615051030



i



SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh KELOMPOK 3 ABSTRAK



Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dilaksanakan pada 24 September 2019 dilakukan karena perlunya pemahaman langsung mengenai hal-hal terkait SIG tersebut. Sistem Informasi Geografis menjadi suatu kesatuan sistem (berbasis komputer) untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan penayangan (display) data yang terkait dengan permukaan bumi. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami langkah-langkah dalam menggunakan software ArcGIS yang menjadi software dasar dalam Sistem Informasi Geografis. Serta dapat melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data sehingga hasil akhirnya dapat divisualisasikan dalam bentuk peta maupun bentuk penampang. Menurut teori, Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi yang berdasar pada data keruangan dan merepresentasikan objek di bumi. Alat dan bahan yang digunakan, yaitu software ArcGIS V.10.3, modul praktikum SIG, dan laptop. Adapun langkah-langkah dalam melakukan praktikum yaitu dengan melakukan prosedur sesuai dengan bahasan yang akan dilakukan. Dari hasil praktikum ini, diperoleh informasi berupa hasil analisis dari data raster, data raster yang telah didigitalisasikan ke data vektor, hasil data rektifikasi, hasil data geoprosesing, serta peta tematik. Disimpulkan bahwa, praktikum mengenai Sistem Informasi Geografis ini penting untuk dilakukan karena sangat dibutuhkan dalam kegiatan pengolahan, analisis, dan interpretasi data, khususnya bagi seorang geofisikawan.



ii



DAFTAR ISI



halaman LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i ABSTRAK .............................................................................................................. ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1 BAB II. TEORI DASAR BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan ............................................................................................. 4 B. Diagram Alir ................................................................................................. 5 BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Data Pengamatan .......................................................................................... 6 B. Pembahasan .................................................................................................. 6 BAB V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iii



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1. Software ArcGIS V.10.3 ................................................................ 9 Gambar 2. Modul Praktikum SIG ................................................................... 9 Gambar 3. Laptop .............................................................................................9 Gambar 4. Diagram Alir Geodatabase ........................................................... 10



iv



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dalam praktikum ini, praktikan diajarkan mengenai beberapa hal terkait Sistem Informasi Geografis (SIG), seperti Instalasi ArcGIS V.10.3, Geodatabase, Data Vektor dan Raster, Rektifikasi dan Sistem Koordinat, Digitalisasi Data Raster ke Vektor, Geoprosesing Data Vektor, Analisis Data Raster, Analisis Spasial (Indeks Overlay), dan Pembuatan Layout Peta Tematik. Bahasan-bahasan inilah yang menjadi dasar seorang geofisikawan untuk memahami Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografi (SIG) menjadi suatu kesatuan sistem (berbasis komputer) untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan penayangan (display) data yang terkait dengan permukaan bumi. Dengan mempelajari Instalasi ArcGIS V.10.3 kita dapat menemukan, membuat, menggunakan, dan berbagi peta dari perangkat apapun, di mana saja, kapan saja dan sangat mudah. Pada ArcGIS V.10.3, ArcMap lebih baik dari tipe sebelumnya, dengan perbaikan seperti analisis baru dan alat otomatisasi, kemampuan infografis, dan alat-alat untuk mengelola data yang lebih efisien. Dengan menggunakan software ArcGIS V.10.3 ini, kita dapat melanjutkan ke tahap-tahap praktikum selanjutnya, seperti Data Vektor dan Raster, Rektifikasi dan Sistem Koordinat, Digitalisasi Data Raster ke Vektor, Geoprosesing Data Vektor, Analisis Data Raster, Analisis Spasial (Indeks Overlay), dan Pembuatan Layout Peta Tematik. Semua hal tersebut dilakukan menggunakan ArcGIS V.10.3. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa dapat mengetahui dasar istilah-istilah dan fitur-fitur dalam geodatabase. 2. Mahasiswa dapat membuat geodatabase yang baik dan benar. 3. Mahasiswa dapat menggunakan geodatabase sesuai dengan kebutuhan dan kegunaannya.



i



1. II.TEORI DASAR



ArcGIS merupakan salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS Desktop, Server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS Desktop, dimana ArcGIS Desktop merupakan software GIS profesional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprosesing. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya (Siregar, 2010). Secara umum, pengertian peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut kartografi. Peta juga dapat digunakan sebagai acuan dalam menginterpretasi suatu data. Misalnya dalam menginterpretasi suatu data kurva resistivitas batuan di suatu wilayah. Kita harus mempunyai peta regional dari wilayah tersebut beserta peta-peta pendukung lainnya seperti peta persebaran penduduk, peta sebaran mineral, peta air tanah, peta litologi batuan, dan peta pendukung lainnya. Semakin banyak peta pendukung yang digunakan dalam menginterpretasi suatu data, maka akan semakin akurat data yang diinterpretasi. Terdapat beberapa komponen penyusun peta, seperti judul, legenda, orientasi atau penunjuk arah utara, skala, simbol-simbol, warna, garis astronomis, inset, garis tepi peta, garis koordinat, lettering atau tata tulis, serta sumber dan tahun pembuatan. Peta tematik menggambarkan fenomena atau objek tertentu di permukaan bumi. Guna membuat peta



i



tematik diperlukan peta dasar berupa peta topografi dan data-data yang sesuai. Informasi yang dapat diambil dari peta topografi antara lain garis lintang dan garis bujur, relief, permukiman, batas- batas administrasi, serta nama-nama geografi. Adapun data yang lain dapat diperoleh dari survei atau penelitian lapangan dan dokumentasi, misalnya data sensus penduduk (Prahasta, 2010). Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route suatu perjalanan atau menggambarkan boundary. Poligon bisa digunakan untuk menggambarkan sebuah danau atau sebuah negara pada peta dunia. Dalam format vektor, bumi direpresentasikan sebagai suatu mozaik dari garis, poligon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik atau point (node yang mempunyai label), dan nodes (titik perpotongan antara dua baris). Data vektor sangat baik untuk merepresentasikan fiturfitur jaringan jalan, gedung, rel kereta dan letak koordinat (Awaliah, 2016).



i



III. METODOLOGI PRAKTIKUM



A. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :



Gambar 1. Software ArcGIS V.10.3



Gambar 2. Modul Praktikum SIG



Gambar 3. Laptop



i



B. Diagram Alir



Mulai



Buka ArcCatalog



Conect to folder



Buat personal database



Pilih data raster data set



Sesuaikan cellsize number spasial reference



Buat nama feature data set



Relatation ship class



Tampilkan di Arcmap



Selesai Gambar 4. Diagram Alir Data Vektor dan Raster



i



IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN



A. Data Pengamatan Adapun data pengamatan dari hasil praktikum ini terdapat pada lampiran. B. Pembahasan Telah dilakukan praktikum mengenai Geodatabase pada tanggal 24 September 2019. Dalam praktikum ini, dilakukan pembelajaran tentang Geodatabase yang dipandu oleh asisten dosen yang bertujuan untuk keberlangsungan praktikum kedepannya. Penggunaan software tersebut kaitannya dalam proses pemetaan peta. Geodatabase adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyimpan data feature, dataset, raster dataset, topologi, network dataset, terrain dataset dan lain sebagainya. Ada tiga jenis geodatabase dalam ArcGIS. Personal Geodatabase, semua dataset disimpan dalam format *.mdb microsoft database dengan limit size sampai 2GB, hanya berjalan pada windows operating system. Dapat dipakai oleh single user dan kelompok kecil. Sering digunakan untuk manajemen data atribut melalui microsfot access untuk jenis atribut string (teks). File Geodatabase, disimpan dalam bentuk sistem file, setiap dataset dapat disimpan sampai 1 Terra byet tetapi dapat dibesarkan mencapai 256 Terra byet untuk menyimpan data citra satelit yang besar dan banyak. ArcSDE Geodatabase, dapat juga disebut dengan multiuser geodatabase, disimpan dalam bentuk relasional database menggunakan Microsoft SQL Server, IBM DB2, Oracle, PostgreSQL, IBM Informix. Syarat penggunaan jenis ini memerlukan ArcSDE sebgai penghubung dan tidak terbatas dalam penyimpanan serta penggunanya. Dapat digunakan pada platform windows, UNIX, Linux, dan koneksi langsung ke DBMS. File Geodatabase dan Personal Geodatabase tersedia untuk semua pengguna ArcGIS Dekstop (Basc, Standard, Advanced) dirancang untuk mendukung model informasi pada geodatabase seperti topologi, raster.



katalog, network dataset, terrain dataset, address locator, dan lain-lain. Personal geodatabase didesain hanya dapat diedit oleh satu user saja, untuk file geodatabase dimungkinkan dapat diedit lebih dari satu editor pada waktu yang sama untuk feature yang berbeda.



V. KESIMPULAN



Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Geodatabase adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyimpan data feature, dataset, raster dataset, topologi, network dataset, terrain dataset dan lain sebagainya. Ada tiga jenis geodatabase dalam ArcGIS 2. Semua dataset disimpan dalam format *.mdb microsoft database dengan limit size sampai 2 GB. 3. Geodatabase sering digunakan untuk manajemen data atribut melalui microsfot access untuk jenis atribut string (teks)



DAFTAR PUSTAKA



Awaliah, Eqii. 2016. Pengenalan Dalam Sistem Informasi Geografis. ITB. Bandung. Prahasta, Eddy. 2010. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar. Informatika. Bandung. Siregar, Sabrina. 2010. Pengenalan Software ArcGIS. Jurusan TMIP FTIP Universitas Padjadjaran. Bandung.



LAMPIRAN



PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI SPASIAL: Studi Kasus Kabupaten Pidiejaya, Provinsi Aceh Data spasial merupakan informasi yang handal untuk menggambarkan fakta yang ada, khususnya mengenai kondisi wilayah di suatu daerah. Guna mengoptimalkan penanganan perencanaan dan pengelolaan pembangunan suatu daerah perlu dilakukan pembangunan Sistem Informasi Spasial (SIS) guna menginformasikan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah ke khalayak. Oleh karena itu, pada kegiatan ini diharapkan pengelolaan data spasial/peta, khususnya yang berhubungan dengan pemetaan potensi wilayah, dilakukan dalam sistem penyimpanan yang baku dan dalam basis data terpusat sehingga memungkinkan dapat dimanfaatkan oleh pihak yang memerlukan. Konsep penyimpanan data terpusat dan dapat dibagi-pakai oleh institusi yang memerlukan telah sesuai dengan program pemerintah mengenai Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN). Software Development Life Cycle (SDLC). Metode SDLC juga dikenal sebagai Classic Life Cycle Model atau Linear Sequential Model atau Metode Waterfall banyak digunakan oleh kalangan pengembang sistem aplikasi. Pada kegiatan pengembangan aplikasi sistem basis data spasial Kabupaten Pidiejaya ini, metode pengembangan yang dipilih adalah metode SDLC. Dari kegiatan ini terbangun sistem basis data spasial terpadu yang meliputi Sistem Informasi Geospasial berbasis webservice yang menampilkan data hasil kajian, pekerjaan, baik dari instansi Bappeda maupun data sekunder lainnya serta template pencetakan peta. Data spasial merupakan informasi yang handal untuk menggambarkan fakta yang ada, khususnya mengenai kondisi wilayah - suatu daerah, sebagai titik awal pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development). Pada kajian pembangunan sistem informasi spasial potensi wilayah akan dititikberatkan pada sektor perkebunan dengan studi kasus di Kabupaten Pidiejaya. bangunan daerah sangat erat kaitannya jika dihubungkan dengan masalah geografis dan keruangan. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan penanganan perencanaan dan pengelolaan pembangunan daerah, maka diperlukan penggunaan sistem informasi spasial. Proses pembangunan di Provinsi Aceh terus dilakukan terutama pasca tsunami tahun 2004. Begitu pula kegiatan pemetaan, banyak institusi yang melakukan akuisisi data di Provinsi Aceh namun struktur dan format data peta yang digunakan belum tentu sudah baku atau terstandar. Oleh karena itu, pada kegiatan ini diharapkan pengelolaan data spasial/ peta, khususnya yang berhubungan dengan pemetaan potensi wilayah, dilakukan dalam sistem penyimpanan yang baku dan dalam basis data terpusat sehingga memungkinkan dapat dimanfaatkan oleh pihak yang memerlukan. Konsep penyimpanan data terpusat dan dapat dibagi-pakai oleh institusi yang memerlukan telah sesuai dengan program pemerintah mengenai Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN), sebagaimana tertulis pada Perpres No.85/2007, tentang Jaringan Data Spasial Nasional.



PEMBANGUNAN GEODATABASE KELAUTAN DAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau dan 92 pulau di antaranya merupakan pulau-pulau kecil terluar. Sebagai ujung tombak batas wilayah Republik Indonesia, pulau-pulau kecil terluar memiliki peranan yang besar dalam berbagai segi, baik keamanan, sosial, ekonomi, maupun politik. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)



memiliki tanggung jawab dalam bidang pembangunan kelautan. Salah satu di antaranya adalah mengoptimalkan eksplorasi sumber daya laut pulau-pulau kecil terluar. Untuk memudahkan dalam menganalisis data dan informasi pulau-pulau kecil terluar tersebut, maka diperlukan metode dan alat bantu dengan teknologi yang tepat agar kebutuhan data dan informasi KKP dapat dipenuhi secara cepat dan akurat. Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan teknologi sistem basis data yang memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan data spasial dan data atribut sehingga dapat menghasilkan informasi yang diinginkan. Di dalam SIG terdapat basis data yang mempunyai referensi geografis (georeference) yaitu geodatabase. Di dalam penelitian ini, perancangan geodatabase dilakukan dengan menggunakan metode top-down, yaitu dengan menganalisis tugas pokok dan fungsi instansi KKP. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya geodatabase kelautan dan pulau-pulau kecil terluar yang sudah terintegrasi dengan baik, sehingga dapat mendukung pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terluar. Di dalam SIG terdapat basis data yang mempunyai referensi geografis (georeference) atau disebut juga geodatabase. Geodatabase adalah sebuah basis data yang terintegrasi, menjadi pusat sumber data dan dapat diakses oleh berbagai aplikasi yang telah ada maupun yang akan dibangun untuk kebutuhan informasi dan analisis [2, 3]. Geodatabase merupakan sebuah konsep manajemen data relasional yang berisikan data spasial dan nonspasial. Geodatabase membantu proses penyimpanan dan manajemen informasi geografis pada sistem manajemen data yang standar (dalam bentuk tabel). Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan geodatabase kelautan dan pulau pulau kecil terluar untuk mendukung pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terluar. Di dalam perancangan geodatabase, terdapat pendekatan metode yang dapat dilakukan yaitu dengan metode top-down. Dengan metode pendekatan top-down, perancangan sistem dalam geodatabase dilakukan dengan menganalisis tugas pokok dan fungsi instansi terkait yaitu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Berkaitan dengan itu, masalah yang dibahas di dalam penelitian ini adalah: a) Bagaimana cara merancang suatu model geodatabase yang tepat. b) Bagaimana cara mengimplementasikan suatu rancangan geodatabase. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sebuah geodatabase kelautan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak khususnya Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (DJKP3K) sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan data spasial. Adapun batasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: a) Model geodatabase yang akan dibangun merupakan geodatabase yang dirancang untuk keperluan pembangunan SIG di KKP, khususnya di DJKP3K. b) Perancangan model geodatabase dilakukan dengan analisis terhadap tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari DJKP3K. c) Data yang digunakan sebagai bahan pembangunan geodatabase adalah data yang ada di DJKP3K. d) Perancangan geodatabase akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak dari ESRI.



PEMBANGUNAN GEODATABASE DAN WEBGIS UNTUK OBJEKOBJEK WISATA DI SUMATRA SELATAN Tujuan dari penelitian ini adalah membangun geodatabase dan WebGis mengenai tempat-tempat wisata di Sumatera Selatan. Dimana pariwisata merupakan salah satu aspek untuk meningkatkan sumber ekonomi yang cepat mendatangkan devisa bagi negara atau pendapatan daerah. Hasil dari



penelitian ini terciptanya aplikasi WebGis atau teknologi Informasi yang mendukung untuk penyajian informasi geografis yang berbentuk peta secara online. Cara ini merupakan langkah yang tepat untuk mengetahui lokasi obyek wisata yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dan juga bisa memberikan kemudahan kepada wisatawan dalam mencari lokasi tempat-tempat wisata yang ada di kota maupun daerah. Sistem yang dibuat diharapkan mampu membantu pihak pemerintah dalam pengembangan pariwisata yang ada di Propinsi Sumatera Selatan. Fenomena pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan sangat mengesankan, terutama kontribusinya dalam menambah pendapatan daerah. Sektor pariwisata merupakan sumber ekonomi yang cepat mendatangkan devisa bagi negara atau daerah tujuan wisata. Adapun keuntungan yang bisa diperoleh melalui pendapatan nilai tukar mata uang asing, pendapatan pemerintah yang diperoleh melalui pengenaan pajak langsung atas barang dan jasa serta pajak tidak langsung melalui bea dan cukai. Pariwisata bagi pemerintah Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu aspek untuk meningkatkan pendapatan daerah. Salah satu kendala yang dihadapi oleh pemerintah dalam hal pengembangan pariwisata adalah belum adanya sebuah teknologi yang mampu menyampaikan informasi yang efektif untuk para wisatawan. Dalam penyampaian informasinya masih dilakukan dengan cara pemberian brosur, pamflet, poster, dan buku-buku dilakukan jika ada wisatawan yang datang berkunjung ke suatu obyek wisata yang dikunjungi. Perencanaan spasial sangat berperan. Penerapan teknologi yang mampu menyajikan informasi geografi atau pemetaan secara online merupakan langkah yang tepat untuk mengetahui lokasi obyek wisata yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Teknologi Informasi yang mendukung untuk penyajian informasi geografis yang berbentuk peta secara online adalah menggunakan WebGIS, WebGIS adalah aplikasi Geographic Information System (GIS) atau pemetaan digital yang memanfaatkan jaringan internet sebagai media komunikasi yang berfungsi mendistribusikan, mempublikasikan, mengintegrasikan, mengkomunikasikan dan menyediakan informasi dalam bentuk teks dan peta digital. Di dalam sebuah WebGIS biasanya terdapat basis data yang mempunyai referensi geografis (georeference) atau disebut juga geodatabase. Geodatabase adalah sebuah basis data yang terintegrasi, menjadi pusat sumber data dan dapat diakses oleh berbagai aplikasi yang telah ada maupun yang akan dibangun untuk kebutuhan informasi dan analisis. Geodatabase merupakan sebuah konsep manajemen data relasional yang berisikan data spasial dan nonspasial yang membantu proses penyimpanan dan manajemen informasi geografis pada sistem manajemen data dalam bentuk tabel. Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana merancang dan membangun sebuah geodatabase dan WebGIS untuk objek-objek wisata yang ada di Sumatera Selatan. Tujuan yang ingin disampaikan dari penelitian ini adalah : 1. Merancang sebuah geodatabase untuk menyimpan data lokasi dari objek wisata di Sumatera Selatan 2. Membangun Aplikasi WebGis yang mampu menampilkan informasi tentang lokasi objekobjek wisata yang ada di Sumatera Selatan. Agar penelitian yang dilakukan lebih fokus dan tepat sasaran maka masalah yang akan dibahas perlu diberikan batasan. Adapun batasan masalah dari penelitian ini yaitu: Penelitian yang dilakukan hanya akan dilaksanakan sampai pada Perancangan dan pembangunan geodatabase dan aplikasi Webgis



DATA VEKTOR DAN RASTER (Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis)



Oleh: Kelompok 3



LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



Judul Praktikum



: Data Vektor dan Raster



Tanggal Praktikum



: 1 Oktober 2019



Tempat Praktikum



: Gedung L Teknik Geofisika



Nama



: Kelompok 3



Fakultas



: Teknik



Jurusan



: Teknik Geofisika



Bandar Lampung, 7 Oktober 2019 Mengetahui, Asisten



Jakasura Leandro Tarigan NPM. 1615051030



Data Vektor Dan Raster



Oleh Kelompok 3



ABSTRAK



Telah dilakukan praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) oleh praktikan angkatan 2018 yang berjudul Data Vektor dan Raster pada tanggal 1 Oktober 2019 di Laboratorium Teknik Geofisika Universitas Lampung. Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat menggunakan ArcCatalog dan ArcMap dalam pengelolaan data vektor dan raster. Data vektor dan raster merupakan representasi dari data spasial. Data spasial menjelaskan fenomena geografi terkait lokasi relatif terhadap permukaan bumi (georeferensi), berformat digital dari penampakan peta, berbentuk koordinat titik-titik, dan simbol-simbol mendefenisikan elemen-elemen penggambaran (kartografi), dan dihubungkan dengan data atribut yang disimpan dalam tabel-tabel sebagai penjelasan dari data spasial tersebut (Georelational Data Structure). Sedangkan data vektor dalam bentuk garis, polygon, titik, dan nodes. Data raster dalam bentuk pixel (grid). Dalam pengolahan data vektor dan raster ini menggunakan software ArcGIS yaitu ArcMap dan ArcCatalog. Praktikum dimulai dengan menghubungkan data yang disediakan oleh asisten ke dalam ArcCatalog, kemudian mengolah data yang diberikan di ArcMap.



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i ABSTRAK ...........................................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................iv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2. Tujuan Praktikum .....................................................................................1 II. TEORI DASAR III. METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Alat dan Bahan .........................................................................................5 3.2. Diagram Alir .............................................................................................6 IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Pengamatan ......................................................................................7 4.2. Pembahasan ..............................................................................................7 V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1. Diagram Alir............................................................................. ....



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Model dunia nyata memudahkan manusia di dalam studi area aplikasi yang dipilih dengan mereduksi sejumlah kompleksitas yang sebenarnya hadir. Di luar area aplikasi yang dipilih di asumsikan tidak penting. Walaupun demikian jika model dunia bersangkuan akan digunakan, model ini harus diimplementasikan di dalam basis data. Dan dengan model data, implementasi ini menjadi memungkinkan untuk dilaksanakan. Apa yang dilakukan oleh komputer adalah memanipulasi objek-objek geometri seperti titik, garis, dan polygon geometri yang digunakan dalam model peta. Pembawa informasi di dalam model-model data adalah objek, Objek ini berhubungan dengan entities di dalam model-model dunia nyata karena itu dianggap sebagai deskripsi fenomena dunia nyata. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu data vektor dan raster. Data vektor direpresentasikan sebagai mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang saa), titik/point ( node yang mempunyai label), dan nodes (titik perpotongan antara dua buah garis). Sedangkan data raster adalah data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).



B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Praktikan dapat mengerti apa itu data spasial 2. Praktikan dapat mengerti perbedaan data vector dan raster 3. Praktikan dapat menggunakan ArcCatalog dan ArcMap dalam pengelolaan data vector dan raster.



II. TEORI DASAR



Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995). Pemrosesan data dan Informasi telah menjadi kebutuhan pokok perusahaan, tidak dapat terlepas dari hal tersebut kemajuan teknologi komputer merupakan pendukung yang utama. Perusahaan industri dan jasa serta semua sektor ekonomi yang ada saat ini telah menggunakan komputer sebagai alat penunjang pemrosesan data dan Informasi perusahaannya. Selain itu dengan 11 digunakannya komputer sebagai penunjang maka kinerja perusahaan dan operasionalnya dapat ditingkatkan sehingga secara tidak langsung kualitas dan mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat bersaing. Telah diketahui bahwa Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem Informasi atau disebut juga dengan processing system atau information processing system atau information generating systems. Informasi merupakan sesuatu yang hal nyata ataupun setengah nyata, dimana ini dapat mengurangi derajat ketidak-pastian tentang suatu keadaan / kejadian. Dapat juga diartikan sebagai data yang telah dimanipulasi sehingga dapat berguna bagi seseorang Mengamati dan mengikuti perkembangan perangkat lunak komputer yang pesat dengan segala



kemampuannya membawa dampak positif maupun negatif dalam dunia bisnis Informasi. (Prahasta, 2002). Pada masa-masa sekarang ini, untuk pengolahan Informasi dilakukan dengan bantuan komputer. Alasan utama mengapa organisasi membutuhkan sistem Informasi yang baik dengan bantuan komputer (Computer Based Information System) adalah menerima data dari berbagai sumber dari dalam maupun dari luar organisasi (sebagai input), mengolah data untuk menghasilkan Informasi, dan memberikan Informasi bagi pihak yang berkepentingan. Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu 12 dengan laporan-laporan yang diperlukan (Yan, 2013). Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi membentuk kesatuan untuk mencapai sasaran. Sistem Informasi sendiri terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan. Komputer yang ada sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan matematika biasa. Internet adalah jaringan komputer internasional yang menghubungkan orang dan organisasi diseluruh dunia. Dengan ditemukannya internet yang merupakan hasil kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi Informasi dan komunikasi, maka kegiatan operasional antar perusahaan/instansi tidak terbatas pada satu tempat saja. Keefektifan yang hendak diperoleh setiap pihak dalam suatu kebutuhan kerja dapat terpenuhi. Maka dari itu di era sekarang ini, banyak perusahaan yang telah memanfaatkan jasa pelayanan internet untuk menunjang kegiatan bisnisnya, demikian pula dalam manajemen operasional di perusahaan . Web adalah fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar,bunyi, animasi, dan data multimedia lainnya, dimana data tersebut saling berhubungan satu sama lainnya (Tata, 2004). Data yang diolah pada SIG ada 2 macam yaitu data geospasial atau yang biasanya disebut data spasial dan data non-spasial. Jika pada gambar diatas data nonspasial tidak digambarkan karena memang dalam SIG yang dipentingkan adalah tampilan data secara spasial. Data spasial adalah data yang berhubungan dengan kondisi geografi misalnya sungai, wilayah administrasi, gedung, jalan raya dan sebagainya. Seperti yang telah diterangkan pada gambar diatas, data spasial didapatkan dari peta, foto udara, citra satelit, data statistik dan lain-lain. Hingga saat ini secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entity spasial adalah konsep raster dan vector. Sedangkan data nonspasial adalah selain data spasial yaitu data yang berupa text atau angka. Biasanya disebut dengan atribut. Data non-spasial ini akan menerangkan data spasial atau sebagai dasar untuk menggambarkan data spasial. Dari data non-spasial ini nantinya dapat dibentuk data 21 spasial. Misalnya jika ingin menggambarkan peta penyebaran penduduk maka diperlukan data jumlah penduduk dari masing-masing daerah (data non-spasial), dari data tersebut nantinya kita dapat menggambarkan pola penyebaran penduduk untuk masing – masing daerah (Abdul, 2010)



Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual. Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sebaliknya, data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis (Fauziah, 2014)



III. METODOLOGI PENELITIAN



A.



Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini, antara lain: 1. Laptop 2. ArcGIS 10.3 3. Modul



B.



Diagram Alir Adapun diagram alir pada praktikum ini adalah sebagai berikut : Mulai



Buka ArcCatalog Connect To Folder Buat contoh data vektor baru Tentukan nama, type dan sistem koordinat Buka ArcMap Tentukan sistem koordinat Add Data yang telah disediakan Membuat batasan area menggunakan shapefile Buka Menu ArcToolbox Pilih Data Management Tools Pilih Project and Transformation lalu klik project Gambar 3.2.1 Diagram Alir Cari nilai luas Area menggunakan Open Atribut Tabel



Selesai



IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



A. Data Pengamatan Pada praktikum ini tidak memiliki data pengamatan. B. Pembahasan Pada praktikum SIG kali ini dilakukan praktikum mengenai data raster dan data vektor dengan menggunakan ArcMap. Praktikum ini dimulai dengan menyiapkan laptop dan membuka data geologi berupa data raster dan data vector daerah tanggamus. Data vector dan raster ini sebelumnya telah diberikan oleh asisten, lalu dijelaskan langkah-langkah pengerjaan lalu diikuti oleh praktikan dengan langsung mempraktekan di laptop masing masing. Selanjutnya praktikan membuka Catalog lalu pilih file connect to folder dan memilih file yang telah dicopy sebelumnya lalu liat properties data rasternya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu data vektor dan raster. Data vektor direpresentasikan sebagai mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang saa), titik/point ( node yang mempunyai label), dan nodes (titik perpotongan antara dua buah garis). Sedangkan data raster adalah data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Langkah-langkah selanjutnya adalah akan muncul data berupa: Geologi Tanggamus dalam format .shp, Kecamatan Tanggamus dalam format shp, Area dalam format .tiff, dan struktur Tanggamus dalam format .shp. Kemudian, membuat contoh data vektor baru, dengan cara klik kanan pada ruang Content, pilih New, kemudian pilih Shapefile. Setelah itu, menentukan nama, tipe, dan sistem koordinat dari data vektor yang ingin dibuat. Akan muncul tampilan Create New Shapfile, lalu beri nama Area Penelitian, feature typenya pilih polygon. Setelah itu, klik edit pada bagian bawah akan muncul tampilan Spatial Reference Properties, lalu klik Geographic Coordinate System, pilih UTM, klik World, pilih WGS 1984.



Selanjutnya, ditentukan sistem koordinat yang akan digunakan pada layer yaitu dengan mengklik kanan pada layer, pilih properties, dan cari WGS 1984 kemudian klik ok. Setelah itu, pilih ikon Add Data untuk menambahkan data yang akan digunakan dan pilih data dengan nama Area.tiff, geologi_tanggamus.shp, struktur_tanggamus.shp lalu klik ok dan akan muncul data vektor dan data raster yang telah ditambahkan tadi. Apabila telah selesai, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu mencoba membuat data vektor (point) dari data excel dimana klik menu File, klik Add Data, dan klik Add XY Data. Atur XY Coordinate System menjadi WGS 1894. Apabila ingin melihat informasi yang dimiliki oleh setiap data raster seperti resolusi, sistem koordinat, dan lainnya. Langkah yang dapat kita lakukan yaitu dengan mengklik kanan pada Area dibagian Layer dan akan muncul tampilan informasi dari data raster. Apabila kita ingin melihat data atribut yang dimiliki oleh setiap data vektor dapat dilakukan dengan cara mengklik kanan pada geologi_tanggamus pada bagian Layers dan klik Open Atribute Table dimana akan muncul data dalam bentuk tabel. Data spasial menjelaskan tentang fenomena geografi yang terkait dengan lokasi relatif terhadap permukaan bumi (georeferensi), berformat digital dari penampakan peta, berbentuk koordinat titik-titik, dan simbol-simbol mendefenisikan elemen-elemen penggambaran (kartografi), dan dihubungkan dengan data atribut yang disimpan dalam tabel-tabel sebagai penjelasan dari data spasial tersebut (georelational data structure). Data spasial yang umum digunakan dalam proyek SIG dapat berasal dari berbagai sumber. Beberapa sumber yang umumnya digunakan dalam pembangunan basis data spasial adalah Peta analog, citra penginderaan jauh, data hasil pengukuran, dan data global positioning system (GPS). Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dari kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan file lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: Vektor dan Raster. Data vektor yang direpresentasikan sebagai mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point (node yang mempunyai label), serta nodes ( titik perpotongan antara dua buah garis). Data raster adalah data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada praktikum ini praktikan melakukan penggunaan ArcCatalog dan ArcMap Geologi Tanggamus untuk mengolah data vektor dan raster. Data geologi regional Tanggamus telah disediakan untuk praktikan. Dalam penggunaan ArcCatalog dan ArcMap, hal pertama yang yang dikerjakan praktikan adalah membuka ArcCatalog pada tampilan ArcMap. Data spasial beserta bagiannya



yaitu data vektor dan raster dalam ArcCatalog dengan data Geologi Regional Tanggamus. Praktikum ini dimulai dengan membuka customize dan pilih Toolbars lalu mencentang pada bagian Draw, Editor, Georeferencing, dan Layout. Seanjutnya membuka ArcCatalog dengan klik menu pada bagian menubar atau pada bagian toolbar klik georeferencing dan cari ArcToolbox, kemudian setelah tampilan awal muncul, selanjutnya adalah memasukkan ArcCatalog ke bagian kanan, caranya dengan meng-klik dan tahan ke bagian kanan. Klik Conect To Folder pilih data yang akan ditampilkan. Klik kanan dan pilih refresh dimana untuk menampilkan data tampilan Area dalam format .tif, Geologi Tanggamus dalam format .shp, Kecamatan Tanggamus dalam format shp, kota dalam format .shp, dan struktur Tanggamus dalam format .shp. kemudian pada bagian kanan pilih layer dengan mengklik Add Data pilih data berjudul PRAKTIKUM SIG dan pilih Area.tif maka akan muncul tampilan area geologi nya selanjutnya buka lagi pada bagian Add Data dan pilih geologi_tanggamus.shp. pada bagian menubar praktikan diberitahuka tentang fungsi dari Full Extent dimana tool tersebut berfungsi untuk mengembalikan data yang seketika menghilang. Kita bisa mengatur tampilan geologi tanggamus atau area dengan mengklik kanan pilih properties dan kita dapat mengubah warna, mengatur transparency pada menu Display, mengubah color ramp pada menu symbology. Praktikan diberitahukan mengenai DEM (Data evaluasi model) yang berfungsi untuk melihat model geologi untuk berbagai daerah biasanya harus download online pada software global mapper (Menu file – download imagery/Topo/Terrain Maps). Kemudian, membuat contoh data vektor baru, dengan cara klik kanan pada ruang Content, pilih New, kemudian pilih Shapefile. Setelah itu, menentukan nama, tipe, dan sistem koordinat dari data vektor yang ingin dibuat. Akan muncul tampilan Create New Shapfile, lalu beri nama Area Penelitian, feature type nya pilih polygon. Setelah itu, klik edit pada bagian bawah akan muncul tampilan Spatial Reference Properties, lalu klik Geografic Coordinate System, klik World, pilih WGS 1984 (dipilih karen lebih unggul didaerah katulistiwa khususnya indonesia, dan klik Ok, maka akan muncul file Area Penelitian dengan format shapefile (.shp). pastikan sudah menggunakan WGS 1984 pada layer klik properties dan pilih koordinat system. Untuk melihat nama daerah pada peta dapat memilih menu data base event klik label features. Pada dasar nya Arcgis dapat melihat dan menyimpan semua informasi dalam bentuk formasi, kecamatan, endapan, penyusun, sandi dan sebagainya pada suatu peta geologi, disini saya menggunakan formasi dengan memilih properties pada geology_tanggamus. Klik menu symbology pada value field pilih FORMASI untuk memasukkan ke dalam peta secara keseluruhan klik Add All values dan Apply maka tampilan peta dengan formasi muncul.



Pada bagian bawah kiri tampilan peta terdapat menu view yaitu data view dan layout view, data view berbentuk tampilan yang umum digunakaan saat mengedit sebuah peta geologi, sedangkan layout view berbentuk tampilan print view yang berfungsi untuk membuat atau menunjukkan peta pada umumnya berisi dengan bingkai lebih terlihat secara informatif. Dalam Arcgis terdapat istilah GCS (Geoprahic Coordinate System) dan PCS (Projected Coordinate System ). GCS biasanya disebut engan datum dan datum adalah bagian dari GCS. Sebuah GCS menggunakan system kooridnat bola untuk menunjukan sebuah lokasi di permukaan bumi. GCS terdiri dari derajat sudut pengukuran, sebuah prime meridian, dan sebuah datum. Sebuah titik direferensikan dengan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude). Garis lintang dan bujur adalah sudut yang diukur dair pusat bumi ke permukaan bumi. Satuan ukur dari garis lintang dan bujur adalah derajat. WGS 84 didefinisikan pada Januari 1987 menggunakan teknik survei satelit Doppler. Itu digunakan sebagai kerangka referensi untuk siaran GPS Ephemerides (orbit) mulai 23 Januari 1987. Pada 0000 GMT 2 Perbedaan datum WGS 84 dengan datum lainnya yaitu pada datum WGS 84 digunakan oleh DoD untuk semua kebutuhan pemetaan, pembuatan bagan, survei, dan navigasi, termasuk orbit "siaran" GPS dan "presisi".Kerangka referensi yang digunakan oleh Departemen Pertahanan AS (DoD) dan didefinisikan oleh National Geospatial-Intelligence Agency (sebelumnya Badan Pemetaan Pertahanan, kemudian Pencitraan Nasional dan Lembaga Pemetaan). Januari 1994, WGS 84 ditingkatkan akurasi menggunakan pengukuran GPS. Nama resmi kemudian menjadi WGS 84 (G730), sejak tanggal pemutakhiran bertepatan dengan dimulainya GPS Week 730. Itu menjadi kerangka acuan untuk orbit siaran pada 28 Juni 1994. Pada 0000 GMT 30 September 1996 (awal GPS Minggu 873), WGS 84 didefinisikan ulang lagi dan lebih dekat selaras dengan bingkai International Earth Rotation Service (IERS) ITRF 94. Itu kemudian secara resmi disebut WGS 84 (G873). WGS 84 (G873) diadopsi sebagai kerangka referensi untuk orbit siaran pada tanggal 29 Januari 1997. [6] Pembaruan lainnya membawanya ke WGS84 (G1674). Datum WGS 84, dalam dua meter dari datum NAD83 yang digunakan di Amerika Utara, adalah satu-satunya sistem referensi dunia yang ada saat ini. WGS 84 adalah datum standar default untuk koordinat yang disimpan dalam unit GPS rekreasi dan komersial. Pengguna GPS diperingatkan bahwa mereka harus selalu memeriksa datum peta yang mereka gunakan. Untuk memasukkan, menampilkan, dan menyimpan koordinat peta terkait peta dengan benar, datum peta harus dimasukkan ke dalam bidang datum peta GPS.



C. Resume Jurnal Adapun jurnal pada praktikum kali ini yang pertama yaitu berjudul Kinerja dan Aspmap dalam pemetaan berbasis web ditinjau dari ukuran file yang dihasilkan dan kecepatan akses. Dengan sistem pemetaan, beberapa persoalan pengembangan era otonomi daerah bisa diatasi, misalnya dalam hal pengambilan keputusan untuk membangun suatu fasilitas umum di lingkungan Kota Malang. MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu) merupakan aplikasi freeware dan open source yang memungkinkan kita menampilkan data spasial di web. MapServer bisa menangani data vektor maupun data raster, Pada penelitian ini digunakan data geografi Kota Malang dengan tipe data vektor yaitu dalam format shapefile. Dengan format shapefile, perolehan dan penyimpanan data lebih mudah dilakukan. Hasil analisis spesifikasi sistem pemetaan berbasis web untuk Kota Malang, adalah sebagai berikut: Sistem dapat menyajikan suatu peta Kota Malang dengan basis web, Peta tampilkan dalam beberapa klasifikasi sebagai berikut: Peta Jaringan, Peta Kependudukan, Peta Guna Lahan, Peta Kependudukan dan Peta Masjid. Skala peta dapat diubah dengan melakukan proses zoom-in dan zoom-out, Peta dapat ditampilkan ke bentuk awal dan dapat digeser. Untuk mengakses struktur internal MapServer harus digunakan PHP/Mapscript. Pada dasarnya PHP/merupakan fungsi-fungsi yang dapat digunakan dan diambil nilainya dengan bahasa pemrograman PHP. Hasil analisa perbandingan pemetaan berbasis web dengan menggunakan MapServer pada studi kasus Kota malang yang telah dilakukan oleh penulis dan penelitian terdahulu pada studi kasus Kampus Institut Pertanian Bogor Darmaga menunjukkan: Ukuran file gambar: ukuran file gambar yang dihasilkan berbeda karena menggunakan data vektor peta yang juga berbeda pula. Hal ini bisa disebabkan karena resolusi dari peta itu sendiri seperti warna, piksel, titik atau garis yang digunakan. Namun secara aplikasi dalam proses. Hal yang membedakan penelitian yang telah dilakukan penulis dengan penelitian terdahulu dalam kecepatan akses adalah penelitian ini dilakukan pada komputer stand alone sedangkan penelitian yang terdahulu pada jaringan internet. Dari hal kecepatan akses untuk pemetaan berbasis web sudah dapat dipastikan bahwa kondisi stand alone waktu akses-nya lebih singkat karena tidak memperhatikan faktor jaringan. Adapun jurnal pada praktikum kali ini yang kedua yaitu berjudul Sistem Informasi Geografis (SIG) Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara di Provinsi Bengkulu Berbasis Website. Dalam pembuatan aplikasi sistem informasi geografis berbasis web terdapat peta yang dapat



mempermudah investor agar mengetahui daerah mana saja yang bisa dibuat untuk berinvestasi. Model data raster merupakan data yang sangat sederhana, dimana setiap informasi disimpan dalam grid, yang berbentuk sebuah bidang. Grid tersebut disebut dengan pixel. Data yang disimpan dalam format in data hasil scanning, seperti citra satelit digital. hasil penelitian samapai pengujian sistem maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu bahasa pemrograman PHP dapat memberikan kemudahan dalam perancangan Sistem Informasi Geografis Pusat Pertambangan di Provinsi Bengkulu. Tampilan Login Admin: Halaman Login Admin merupakan halaman yang digunakan oleh admin untuk masuk ke sistem. Tampilan Entry Tambang: Halaman ini merupakan halaman yang digunakan oleh Admin untuk menginput Data tambang ke system. Dan database MySQL dapat menampung informasi dan data yang ada Dinas Energi dan Mineral Provinsi Bengkulu.Dengan adanya sistem ini dapat memudahkan pengguna dalam pencarian lokasi tambang di Provinsi Bengkulu. Tampilan Halaman Profil: Halaman profil merupakan halaman yang menyediakan informasi mengenai sejarah dan visi misi Dinas Energi dan Sumber Daya MineralProvinsi Bengkulu. Adapun jurnal pada praktikum kali ini yang ketiga yaitu berjudul Sistem Informasi Geografis Berbasis web untuk Pemetaan Jalan dan Bangunan sistem informasi geografis berbasis web yang menampilkan wilayah kecamatan pada kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat, jalan raya serta bangunan-bangunan di kecamatan Sungai Raya. Visualisasi peta pada halaman web menggunakan library javascript OpenLayers yang mengambil data dari server dalam berupa format JSON. Basis data yang digunakan PostgreSQL yang telah dipasang plugins PostGIS. Client tidak dibatasi harus berupa PC atau Laptop, namun juga dapat melalui Tablet PC maupun smartphone. c. SIG akan sangat membantu bagi bidang Tata Ruang dalam mengambil suatu kebijakan apabila data selalu dimutakhirkan dengan benar dan secara berkala. d. Setiap data bangunan, wilayah dan jalan yang ada di basis data direpresentasikan cukup baik berupa lapisan-lapisan peta yang ditampilkan pada webbrowser. Data yang direpresentasikan adalah data spasial yang diambil dari data geometry masing-masing tabel di basis data melalui protokol HTTP dan berformat geoJSON. e. Setiap simbol bangunan pada peta berbeda-beda bergantung pada atribut fungsi bangunan pada informasi bangunan. Hal ini akan sangat membantu dalam mengidentifikasi bangunanbangunan yang tampil di peta. f. Informasi atribut jalan maupun bangunan dapat diketahui dengan cara memilih objek tersebut yang ada di peta. Hal ini dimungkinkan karena masing-masing objek direpresentasikan dalam bentuk lapisan peta. g. Memasuki ruang kontrol administrasi harus melalui



proses otentikasi, sehingga membatasi akses oleh penggguna umum untuk administrasi data di sistem. Adapun jurnal pada praktikum kali ini yang keempat yaitu berjudul Sistem IInformasi Geografis Peningkatan Infrastruktur jalan di di kota Bandung. Data spasial yaitu yang menyimpan kenampakan- kenampakan permukaan bumi, seperti jalan,sungai,pemukiman jenis penggunaan tanah, jenis tanah dan lain-lain. Model data raster merupakan data sangat sederhana, dimana setiap informasi disimpan dalam petak petak bujursangkar (grid), yang membentuk sebuah bidang. Sistem Informasi Geografis dapat membantu Kepala Bagian Perencanaan Tata Ruang dan Prasarana Dinas BAPPEDA kota Bandung untuk memperoleh informasi yang tersimpan, mengenai suatu lokasi ruas jalan yang ada di Bandung secara cepat dan akurat melalui peta digital. 2. Sistem Informasi Geografis dapat membantu Kepala Bagian Perencanaan Tata Ruang dan Prasarana Dinas BAPPEDA Kota Bandung dalam mengolah pemetaan lokasi ruas jalan, peningkatan perbaikan panjang jalan yang telah direncanakan, lebar jalan serta jenis perkerasan jalan Metode yang digunakan dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan model waterfall seperti terlihat pada gambar 1.1. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan terurut, dimana tahap demi tahap yang akan dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian Perencanaan Tata Ruang dan Prasarana Kota yaitu Bapak Andri Heru, menyatakan bahwa saat ini BAPPEDA kota Bandung belum mempunyai suatu sistem informasi yang dapat menyediakan informasi-informasi tentang kondisi pembangunan jalan di kota Bandung secara cepat dan akurat dalam bentuk peta digital, dikarenakan pada saat ini informasi diperoleh masih menggunakan peta analog atau cetakan dalam bentuk kertas. Adapun jurnal pada praktikum kali ini yang kelima yang berjudul Perancangan SIG dalam Pembuatan Profil Desa Se-Kecamatan Kawangokan. Pembuatan profil desa dan kelurahan di kecamatan kawangkoan dibutuhkan sistem informasi yang mampu mengelolah dan menganalisa data untuk membantu perancangan dan pembagunan desa atau kelurahan kedepan. Sistem ini diharapkan dapat menampilkan informasi profil desa atau kelurahan.Sistem Informasi Geografis Profil Desa atau Kelurahan sangat bermanfaat dalam menganalisa data dan informasi dalam perencanaan dan pembangunan desa dan kelurahan. Dengan adanya basis data dapat informasi dan data profil desa atau kelurahan dapat mempercepat pengolahan dan penyimpanan data, sehingga terjadinya kehilagan data dapat diperkecil Pembuatan profil desa



atau kelurahan memerlukan data. Pengujian (Testing) Tahap ini bertujuan untuk menguji performansi sistem yang telah dibangun dan untuk memastikan semua kebutuhan pengguna dan sistem telah terpenuhi. Untuk membuat Sistem Informasi Geografis tidak lepas dari basis data, basis data menjadi sangat penting dalam pembentukan data spasial dalam aplikasi QGIS. Sistem ini bisa bekerja dengan maksimal memerlukan penguna yang mempunyai keahlihan dalam pengunaan aplikasi QGIS dan memahami ilmu kartografi dalam membuat peta.. Untuk memperoleh hasil analisa yang baik harus mempunyai masukan data dan informasi yang banyak dan akurat. Tahap observasi merupakan hal yang penting untuk mendapatkan data dan informasi.



V. KESIMPULAN



Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: Vektor dan Raster. 2. Data vektor yang direpresentasikan sebagai mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point ( node yang mempunyai label), serta nodes ( titik perpotongan antara dua buah garis). 3. Data raster adalah data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). 4. WGS 84 adalah datum standar default untuk koordinat yang disimpan dalam unit GPS rekreasi dan komersial. 5. WGS 84 didefinisikan pada Januari 1987 menggunakan teknik survei satelit Doppler. Itu digunakan sebagai kerangka referensi untuk siaran GPS Ephemerides (orbit) mulai 23 Januari 1987



DAFTAR PUSTAKA



Abdul,



Kadir. 2010, Mudah Offset,Yogyakarta.



Mempelajari



Database



My



SQL,



Andi



Fauziah. 2014, Konsep Dasar Perancangan Web, Mitra Wacana Media, Jakarta Nurshanti, 1995. Konsep-konsep Dasar sistem Informasi Geografis.Informatika. Bandung. Prahasta, Eddy. 2002, Konsep-konsep Dasar Informasi Geografis, Informatika, Bandung Tata, Sutabri. 2004, Analisa Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta Yan, lutfi. 2013. Tugas Akhir aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Site Plan Property Berbasis Website, Teknik, Bandung



LAMPIRAN



REKTIFIKASI DAN SISTEM KOORDINAT (Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis)



Oleh Kelompok 3



LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



Judul Praktikum



: Rektifikas dan Sistem Koordinat



Tempat Praktikum



: Laboratorium Teknik Geofisika



Tanggal Praktikum



: 22 Oktober 2019



Nama



: Kelompok 3



Jurusan



: Teknik Geofisika



Fakultas



: Teknik



Bandar Lampung, 27 Oktober 2019 Mengetahui, Asisten



Jakasura Leandro Tarigan NPM .1615051030



I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Data raster yang biasanya diperoleh dari hasil scan peta, foto udara dan citra satelit belum berisi informasi yang menunjukkan referensi spasial, baik yang tersimpan di dalam file atau yang disimpan sebagai suatu file yang terpisah. Sehingga untuk menggunakan beberapa data raster secara bersama dengan data spasial yang lain yang sudah ada, diperlukan proses georeferencing ke dalam sebuah sistem koordinat yang disebut koreks geometrik. Geometrik citra adalah korelasi antara koordinat suatu obyek (x,y) pada citra dengan koordinat (X,Y) pada permukaan bumi. Koreksi geometrik diperlukan untuk menghilangkan distorsi geometrik pada citra dan juga untuk mendapatkan hubungan antara sistem koordinat citra (baris,kolom) dengan sistem koordinat proyeksi. Koreksi ini adalah merupakan proses mentransformasi koordinat titik-titik pada citra yang masih mengandung kesalahan geometrik menjadi citra yang benar. Dalam pekerjaan koreksi geometrik, terdapat satu tahap yang dikenal dengan nama rektifikasi. Rektifikasi adalah suatu proses pekerjaan untuk memproyeksikan citra yang ada ke bidang datar dan menjadikan bentuk konform (sebangun) dengan sistem proyeksi peta yang digunakan, juga terkadang mengorientasikan citra sehingga mempunyai arah yang benar. Untuk keperluan rektifikasi citra satelit, dibutuhkan beberapa koordinat titik kontrol lapangan sebaga bagian dari titik sekutu. Koordinat titik kontrol lapangan ini dapat diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan dengan GPS atau interpolasi dari peta dasar yang sudah ada. B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan dapat memahami prinsip dan tujuan rektifikasi. 2. Praktikan dapat melakukan rektifikasi dengan baik pada peta dan citra satelit.



II.



TEORI DASAR



Teknologi penginderaan jauh adalah suatu pengamatan obyek suatu daerah tanpa melalui kontak langsung dengan obyek tersebut. Penginderaan jauh mampu menghasilkan citra beresolusi tinggi. secara umum, data citra satelit resolusi tinggi juga perlu dilakukan beberapa tahapan pengolahan antara lain image enhancement, mozaicking, dan koreksi geometrik. Tujuan koreksi geometrik yaitu untuk melakukan rektifikasi (pembetulan) atau retorasi (pemulihan) citra agar koordinat sesuai dengan koordinat geografis(Purwadhi,2001). Proses rektifikasi membutuhkan koordinat GCP sebagai data input Titik kontrol tanah atau GCP (Ground Control Point) memiliki peran penting untuk mengkoreksi data dan memperbaiki keseluruhan citra. Tingkat akurasi titik kontrol tanah sangat bergantung pada jenis GPS yang digunakan dan jumlah sampel titik terhadap lokasi dan waktu pengambilan (Hasyim, 2009). Kesalahan geometri adalah ketidaksempurnaan geometri citra yang terekam pada saat pencitraannya, hal ini menyebabkan ukuran, posisi dan bentuk citra menjadi tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Ditinjau dari sumber kesalahannya, distorsi geometri disebabkan oleh kesalahan internal dan kesalahan eksternal. Kesalahan internal disebabkan oleh geometrik sensor dan bersifat sistematik sedangkan kesalahan eksternal disebabkan oleh bentuk dan karakter obyek data tersebut. Distorsi yang bersifat sistematik dapat dimodelkan sedangkan yang bersifat tidak sistematik tidak dapat dimodelkan Distorsi geometrik yang bersifat sistematik disebabkan oleh banyak faktor dan harus dikoreksi sebelum citra digunakan. Distorsi geometrik yang bersifat sistematik biasanya telah dikoreksi oleh pengelola satelit, karena hanya pemilik satelit yang mengetahui parameter-parameter koreksinya. Distorsi geometrik yang bersifat tidak sistematik dapat dikoreksi menggunakan GCP yang cukup dan terdistribusi merata di seluruh citra. (Yuwono, 2008).



III.



METODOLOGI PENELITIAN



A. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Laptop 2. Software Arcgis 3. Data Peta Tanjung Karang



B. Diagram Alir Adapun diagram alir dari praktikum ini adalah sebagai berikut: Mulai



ArcCatalog Koordinat UTM 49S Data Raster Titik Kontrol Retifikasi Input nilai X dan Y Update Geoprocessing



Update Geoprocessing Rectify



Selesai Gambar.1 Diagram Alir



IV.



HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Data Pengamatan Adapun data pengamatan dari praktikum ini terlampir dilampiran. B. Pembahasan Praktikum yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2019 yaitu mengenai rektifikasi dan sistem koordinat. Rektifikasi adalah suatu perkerjaan yang didalamnya melakukan proses transformasi data dari bentuk berupa sistem grid kemudian menggunakan suatu transformasi geometrik. Dalam melakukan rektifikasi hal yang pertama dilakukan adalah menyambungkan folder yang berisi data yang akan di rektifikasi ke arcmap. Selanjutnya drag peta yang telah disambungkan ke arcmap ke lembar kerja. Kemudian digitasi peta, ubah koordinat setiap titiknya. Untuk mengubah koordinat titik yaitu dengan menggunakan tool georeferencing, kemudian ubah nilai x dan y dengan mengklik kanan pada titik yang akan di digitasi. Setelah diubah nilai koordinat setiap titiknya lalu pilih menu georeferencing kemudian pilih rectify, kemudian simpan file yang telah di rektifikasi. Datum geodetik atau referensi permukaan merupakan parameter yang dijadikan sebagai acuan untuk mendefinisikan geometri ellipsoid bumi. Datum geodetik diukur menggunakan metode manual hingga yang lebih akurat lagi menggunakan satelit. Datum yang digunakan untuk penentuan posisi GPS disebut WGS84 (World Geodetic System 1984). Ini terdiri dari tiga dimensi sistem koordinat Cartesian dan ellipsoid terkait, sehingga posisi WGS84 dapat digambarkan sebagai salah koordinat XYZ Cartesian atau lintang, bujur dan koordinat elipsoid tinggi. Asal usul datum adalah Geocentre (pusat massa Bumi) dan dirancang untuk posisi mana saja di Bumi.



Datum WGS84 hanya memilik satu set konvensi, konstanta diadopsi dan formula. Tidak ada infrastruktur fisik disertakan, dan definisi tersebut tidak menunjukkan bagaimana cara untuk dapat memposisikan diri dalam sistem ini. Ada beberapa poin yang harus diperhatikan pada WGS84 yaitu, ellipsoid yang dirancang sesuai dengan geoid bumi sevcara keseluruhannya. Geoid pada umumnya tidak cocok dibeberapa negara, serta non-geosentris ellipsoid digunakan dalam pemettaan negara tersebut. Selanjutnya perhatikan sumbu cari system Cartesian WGS84, semua garis lintang dan bujur dalam data WGS84 tidak diam pada negara tertentu. Hal ini disebabkan oleh gerakan dari lempeng tektonik, sehingga berbagai belahan dunia bergerak relatif satu sama lain dengan kecepatan 10 cm per tahun. Di Inggris semua garis lintang an bujur WGS84 berubah pada tingkat konstan sekitar 2,5 cm per tahun kearah utara-timur. Menurut metodenya jenis datum geodetic dibagi menjadi dua yaitu Datum horizontal dan Datum vertical. Datum Vertikal adalah datum geodesi yang paling sesuai dengan bentuk geoid pada daerah yang tidak terlalu luas. Datum regional adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang bentuknya paling sesuai dengan bentuk permukaan geoid untuk area yang relatif lebih luas dari datum lokal. Menurut luasan areanya datum terbagi menjadi lima yaitu Datum local, Datum Regional, Datum Global, World Geodetic System, dan WGS84. Datum global adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang sesuai dengan bentuk geoid pada seluruh permukaaan bumi. Datum datum global yang pertama adalah WGS 60, WGS66, WGS 72, awal tahun 1984 dimulai penggunaan datum WGS 84, dan ITRF (International Terestrial Reference System). World Geodetic System adalah standar untuk digunakan dalam kartografi, geodesi, dan navigasi. Datum ini terdiri dari bingkai koordinat standar untuk Bumi, permukaan referensi standar bulat (datum atau referensi ellipsoid) untuk data ketinggian mentah, dan permukaan ekuipotensial gravitasi (geoid) yang mendefinisikan permukaan laut nominal. Sedangkan WGS 84 merupakan datum peninggalan dari tahun 1984 dan kemudian direvisi kembali pada tahun 2004. Skema sebelumnya termasuk WGS 72, WGS 66, dan WGS 60. WGS 84 adalah koordinat sistem referensi yang digunakan oleh Global Positioning System. UTM atau Universal Transverse Mercator adalah sistem proyeksi peta yang membagi seluruh permukaan bumi menjadi 60 bagian atau 60 zone. Setiap zone memiliki lebar 6° ke arah bujur (longitude). Zone 1 dimulai dari 180° BB sampai 174°BB dan terus ke arah timur hingga Zone 60 yang dimulai dari 174° BT sampai



180° BT.Sistem koordinat UTM membagi bumi menjadi 60 zona bujur yang dimulai dari lautan teduh menuju ke timur. Masing-masing zona bujur memiliki lebar sebesar 6 derajat atau 667 km. Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona, dengan panjang masing-masing lintang adalah 8 derajat atau 890 km. Zona nomor 1 dimulai dari daerah yang dibatasi oleh meridian 180 derajat dan 174 derajat dan dilanjutkan ke arah timur sampai 60



V.



KESIMPULAN



Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :



1.



2. 3.



Rektifikasi merupakan suatu pekerjaan dimana dilakukan untuk memproyeksikan suatu citra yang ada kedalam bidang datar dan mengubahnya menjadi kedalam bentuk proyeksi petayang digunakan, juga terkadang digunakan juga untuk megorientasikan citra sehingga memiliki arah yang benar. UTM atau Universal Transverse Mercator adalah sistem proyeksi peta yang membagi seluruh permukaan bumi menjadi 60 bagian atau 60 zone. Datum yang digunakan untuk penentuan posisi GPS disebut WGS84 (World Geodetic System 1984).



DAFTAR PUSTAKA



R. Agus Tri Yuwono, Harintaka, fan Aryono Prihandito. 2008. Penyatuan BidangBidang Tanah Melayang Menggunakan Citra Quickbird Untuk Pembuatan Peta Pendaftaran Tanah. Media Teknik, Edisi November. Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Purwadhi, F. S. 2001. Interpretasi Citra Digital.Jakarta:Grasindo. Hasyim, A. W. 2009. Menentuan Titik Kontrol Tanah (GCP) dengan Menggunakan Teknik GPS dan Citra Satelit untuk Perencanaan Perkotaan. Tesis Pascasarjana Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada.



LAMPIRAN



Lampiran 1 1. 2. 3. 4.



Jelaskan mengenai perbedaan sistem koordinat UTM dan koordinat geografis! Jelaskan mengenai pembagian wilayah zona UTM Indonesia ! Jelaskan kriteria peletakan titik kontrol ! Jelaskan mengenai manfaat rektifikasi bagi seorang geoscientist !



Jawab 1. Koordinat geografi memiliki referensi posisi acuan dan arah yang sama yaitu titik pusat proyeksi untuk posisi dan arah utara grid di meridian pusat sebagai acuan arah. Masalah yang timbul dalam sistem koordinat geografis yaitu satuan unit dimana besaran pada koordinat geografis dinyatakan dalam besaran sudut, dan juga bidang persamaan pada koordinat geografis dinyatakan sebagai permukaan elipsoid. Koordinat UTM merupakan sistem koordinat yang membagi bumi menjadi 60 zona bujur yang dimulai dari lautan teduh menuju ke timur. Masing-masing zona bujur memiliki lebar sebesar 6 derajat atau 667 km. Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona, dengan panjang masing-masing lintang adalah 8 derajat atau 890 km. 2. Sistem koordinat UTM membagi bumi menjadi 60 zona bujur yang dimulai dari lautan teduh menuju ke timur. Masing-masing zona bujur memiliki lebar sebesar 6 derajat atau 667 km. Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona, dengan panjang masing-masing lintang adalah 8 derajat atau 890 km. Zona nomor 1 dimulai dari daerah yang dibatasi oleh meridian 180 derajat dan 174 derajat dan dilanjutkan ke arah timur sampai 60. Wilayah Indonesia tercakup dalam zona nomor 46-54 dengan bujur meridian tengahnya sebagai berikut; Zona



B0



46 47 48 49 50 51 52 53



93 derajat 99 derajat 105 derajat 111 derajat 117 derajat 123 derajat 129 derajat 135 derajat



54



141 derajat



Contoh dalam penentuan suatu tempat yaitu jika suatu tempat berkedudukan pada 120 derajat BT maka tempat tersebut terletak pada zna 120 dbagi 6 yaitu 20. 3. Titik kontrol merupakan acuan dalam menginput suatu data nilai koordinat. Unuk daerah yang bertopografi landai disyaratkan minimal terdapat 4 titik kontrol. Sedangkan untuk topografi berbukit disyaratkan memiliki setidaknya 15 titik kontrol. Titik acuan dapat bermacam-macam yang terpenting titik bersifat statis dan tidak mudah berubah dalam jangka waktu yang lama. Pilih titik acuan yang memiliki suatu pola yang khas. Rektifikasi perlu dilakukan karena kita dapat membandingkan 2 citra atau lebih untuk lokasi tertentu. Lalu membangun SIG dan melakukan pemodelan spasial. Dapat meletakan lokasi-lokasi pengambilan training area sebelum melakukan klasifikasi. Dapat digunakan untuk membuat peta dengan skala yang teliti. Dapat membuat overlay citra dengan data spasial lainnya. Selain itu juga dapat digunakan untuk membandingkan citra dengan data spasial yang memiliki skala berbeda, membuat mozaik citra dan juga melakukan analisis yang memerlukan lokasi geografis dengan presisi yang tepat.



DIGITALISASI DATA RASTER KE VEKTOR (Laporan Akhir Praktikum Perpetaan)



Oleh Kelompok 3



LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



i



Judul Praktikum



: Digitalisasi Data Raster ke Vektor



Tanggal Praktikum



: 22 Oktober 2019



Tempat Praktikum



: Ruang kuliah TG-3



Nama



: Kelompok 3



Fakultas



: Teknik



Jurusan



: Teknik Geofisika



Bandar Lampung, 28 Oktober 2019 Mengetahui, Asisten



Jakasura Leandro Tarigan NPM. 1615051030



i



DIGITALISASI DATA RASTER KE VEKTOR Oleh Kelompok 3



ABSTRAK



Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dilaksanakan pada 24 September 2019 dilakukan karena perlunya pemahaman langsung mengenai hal-hal terkait SIG tersebut. Sistem Informasi Geografis menjadi suatu kesatuan sistem (berbasis komputer) untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan penayangan (display) data yang terkait dengan permukaan bumi. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami langkah-langkah dalam menggunakan software ArcGIS yang menjadi software dasar dalam Sistem Informasi Geografis. Serta dapat melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data sehingga hasil akhirnya dapat divisualisasikan dalam bentuk peta maupun bentuk penampang. Menurut teori, Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi yang berdasar pada data keruangan dan merepresentasikan objek di bumi. Alat dan bahan yang digunakan, yaitu software ArcGIS V.10.3, modul praktikum SIG, dan laptop. Adapun langkahlangkah dalam melakukan praktikum yaitu dengan melakukan prosedur sesuai dengan bahasan yang akan dilakukan. Dari hasil praktikum ini, diperoleh informasi berupa hasil analisis dari data raster, data raster yang telah didigitalisasikan ke data vektor, hasil data rektifikasi, hasil data geoprosesing, serta peta tematik. Disimpulkan bahwa, praktikum mengenai Sistem Informasi Geografis ini penting untuk dilakukan karena sangat dibutuhkan dalam kegiatan pengolahan, analisis, dan interpretasi data, khususnya bagi seorang geofisikawan..



ii



SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh KELOMOK 3 ABSTRAK



Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dilaksanakan pada 24 September 2019 dilakukan karena perlunya pemahaman langsung mengenai hal-hal terkait SIG tersebut. Sistem Informasi Geografis menjadi suatu kesatuan sistem (berbasis komputer) untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan penayangan (display) data yang terkait dengan permukaan bumi. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami langkah-langkah dalam menggunakan software ArcGIS yang menjadi software dasar dalam Sistem Informasi Geografis. Serta dapat melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data sehingga hasil akhirnya dapat divisualisasikan dalam bentuk peta maupun bentuk penampang. Menurut teori, Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi yang berdasar pada data keruangan dan merepresentasikan objek di bumi. Alat dan bahan yang digunakan, yaitu software ArcGIS V.10.3, modul praktikum SIG, dan laptop. Adapun langkah-langkah dalam melakukan praktikum yaitu dengan melakukan prosedur sesuai dengan bahasan yang akan dilakukan. Dari hasil praktikum ini, diperoleh informasi berupa hasil analisis dari data raster, data raster yang telah didigitalisasikan ke data vektor, hasil data rektifikasi, hasil data geoprosesing, serta peta tematik. Disimpulkan bahwa, praktikum mengenai Sistem Informasi Geografis ini penting untuk dilakukan karena sangat dibutuhkan dalam kegiatan pengolahan, analisis, dan interpretasi data, khususnya bagi seorang geofisikawan.



ii



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dalam praktikum ini, praktikan diajarkan mengenai beberapa hal terkait Sistem Informasi Geografis (SIG), seperti Instalasi ArcGIS V.10.3, Geodatabase, Data Vektor dan Raster, Rektifikasi dan Sistem Koordinat, Digitalisasi Data Raster ke Vektor, Geoprosesing Data Vektor, Analisis Data Raster, Analisis Spasial (Indeks Overlay), dan Pembuatan Layout Peta Tematik. Bahasan-bahasan inilah yang menjadi dasar seorang geofisikawan untuk memahami Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografi (SIG) menjadi suatu kesatuan sistem (berbasis komputer) untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis, dan penayangan (display) data yang terkait dengan permukaan bumi. Dengan mempelajari Instalasi ArcGIS V.10.3 kita dapat menemukan, membuat, menggunakan, dan berbagi peta dari perangkat apapun, di mana saja, kapan saja dan sangat mudah. Pada ArcGIS V.10.3, ArcMap lebih baik dari tipe sebelumnya, dengan perbaikan seperti analisis baru dan alat otomatisasi, kemampuan infografis, dan alat-alat untuk mengelola data yang lebih efisien. Dengan menggunakan software ArcGIS V.10.3 ini, kita dapat melanjutkan ke tahap-tahap praktikum selanjutnya, seperti Data Vektor dan Raster, Rektifikasi dan Sistem Koordinat, Digitalisasi Data Raster ke Vektor, Geoprosesing Data Vektor, Analisis Data Raster, Analisis Spasial (Indeks Overlay), dan Pembuatan Layout Peta Tematik. Semua hal tersebut dilakukan menggunakan ArcGIS V.10.3. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa dapat mengetahui dasar istilah-istilah dan fitur-fitur dalam geodatabase. 2. Mahasiswa dapat membuat geodatabase yang baik dan benar. 3. Mahasiswa dapat menggunakan geodatabase sesuai dengan kebutuhan dan kegunaannya.



i



1. II.TEORI DASAR



ArcGIS merupakan salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS Desktop, Server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS Desktop, dimana ArcGIS Desktop merupakan software GIS profesional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis geoprosesing. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya (Siregar, 2010). Secara umum, pengertian peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut kartografi. Peta juga dapat digunakan sebagai acuan dalam menginterpretasi suatu data. Misalnya dalam menginterpretasi suatu data kurva resistivitas batuan di suatu wilayah. Kita harus mempunyai peta regional dari wilayah tersebut beserta peta-peta pendukung lainnya seperti peta persebaran penduduk, peta sebaran mineral, peta air tanah, peta litologi batuan, dan peta pendukung lainnya. Semakin banyak peta pendukung yang digunakan dalam menginterpretasi suatu data, maka akan semakin akurat data yang diinterpretasi. Terdapat beberapa komponen penyusun peta, seperti judul, legenda, orientasi atau penunjuk arah utara, skala, simbol-simbol, warna, garis astronomis, inset, garis tepi peta, garis koordinat, lettering atau tata tulis, serta sumber dan tahun pembuatan. Peta tematik menggambarkan fenomena atau objek tertentu di permukaan bumi. Guna membuat peta



i



tematik diperlukan peta dasar berupa peta topografi dan data-data yang sesuai. Informasi yang dapat diambil dari peta topografi antara lain garis lintang dan garis bujur, relief, permukiman, batas- batas administrasi, serta nama-nama geografi. Adapun data yang lain dapat diperoleh dari survei atau penelitian lapangan dan dokumentasi, misalnya data sensus penduduk (Prahasta, 2010). Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route suatu perjalanan atau menggambarkan boundary. Poligon bisa digunakan untuk menggambarkan sebuah danau atau sebuah negara pada peta dunia. Dalam format vektor, bumi direpresentasikan sebagai suatu mozaik dari garis, poligon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik atau point (node yang mempunyai label), dan nodes (titik perpotongan antara dua baris). Data vektor sangat baik untuk merepresentasikan fiturfitur jaringan jalan, gedung, rel kereta dan letak koordinat (Awaliah, 2016).



i



III. METODOLOGI PRAKTIKUM



A. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :



Gambar 1. Software ArcGIS V.10.3



Gambar 2. Modul Praktikum SIG



Gambar 3. Laptop



i



4.4. Digitalisasi Data Raster ke Vektor A. Data Pengamatan Data pengamatan pada praktikum ini terlampir di dalam lampiran. B. Pembahasan Telah dilakukan praktikum sistem informasi geografis pada tanggal 6 Oktober 2018 di Teknik Geofisika Universitas Lampung. Hal yang pertama kali kami lakukan adalah pretest terlebih dahulu sebanyak 4 soal, kemudian kami diajarkan bagaimana cara mendigitasi suatu peta/data raster dengan baik. pertama praktikan terlebih dahulu membuka software Arc Map. Kemudian, pada ArcCatlog buat beberapa data vektor untuk proses digitasi seperti lokasi, struktur geologi, sungai, dan formasi geologi dengan mengklik kanan pada folder dan pilih shapefile. Lalu, isi bagian Name dengan Lokasi dengan Feature Typenya adalah Point. Setelah itu, klik Edit untuk menentukan sistem koordinatnya. Sistem koordinat yang digunakan yaitu sistem koordinat UTM WGS 1984 di zona 48N. Apabila telah selesai, buat lagi shapefile untuk nama desa dengan future type nya adalah point untuk sungai dengan Feature Type nya adalah Polyline serta formasi geologi dengan Feature Type yang digunakan adalah Polygon. Selanjutnya, klik Ok. Langkah selanjutnya yaitu praktikan melakukan proses digitasi yaitu dengan cara mengklik toolbar Editor kemudian klik Start Editing dan pilih lagi Editing Windows lalu dipilih Create Features. Nama desa pada peta digambarkan dengan mengklik create features lalu tempatkan kursor pada peta dan buat point dengan cara mengikuti garis yang berwarna merah. Sedangkan sungai digambarkan dengan bentuk line yang berwarna biru. Untuk lokasi, klik lokasi pada create features dan pada peta digambarkan dengan adanya titik pada suatu lokasi. Lakukan hal ini sampai benar-benar semuanya telah dibentuk. Langkah selanjutnya ialah menyimpan hasil digitaasi atau editing dan menghentikan proses editing dengan mengklik stop editing. Kemudian melakukan pembuatan data atribut untuk masing-masing vektor dengan cara klik kanan pada formasi, pilih open attribute table, dan buat table yang berupa keterengan, id, shape, fi. Untuk menambahkan table pilih table options, pilih add field dan isi sesuai dengan nama yang diinginkan. Namun pada type pilih text dan pada field properties, procision nya 100 lalu oke. Untuk membuat polygon pada formasi geologi dilakukan dengan cara mengklik formasi geologi pada create features lalu pada peta ikuti sesuai dengan garis peta, lakukan hal ini sampai semua peta berbentuk polygon. Setelah dibuat poligonnya, langkah selanjutnya ialah mensave hasil digitaasi atau editing dan menghentikan proses editing dengan mengklik stop editing. Kemudian



melakukan pembuatan data atribut untuk masing-masing vektor dengan cara klik kanan pada formasi, pilih open attribute table, dan Edit Table tersebut. Digitize yaitu alat pengubah data asli (gambar) menjadi data digital (angka). Digitize masuk ke dalam alat masukan (input), sebagai sarana untuk memasukan data ke dalam jaringan komputer. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Kegunaan dari point, polyline maupun polygon dalam proses digitasi:  Titik (point), digunakan untuk menggambarkan suatu objek dengan suatu pusat. Contohnya kota, fasilitas umum, dan lokasi lain.  Garis (polyline), digunakan untuk menggambarkan suatu objek dengan bentuk memanjang. Contohnya jaringan sungai dan jalan.  Poligon (polygon), digunakan untuk menggambarkan suatu objek yang memiliki luasan atau wilayah. Contohnya wilayah kota, tutupan lahan, batas areal konsesi, blok, petak, dll. Dalam mendigitasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang pertama adalah digitasi bentuk bidang tak beraturan dilakukan menggunakan pada menu drop down di toolbar. Yang kedua adalah digitasi diawali dari luar bidang dan diakhiri juga di luar bidang, yang ketiga adalah kesalahan dalam menentukan point digitasi dapat dikoreksi dengan menahan klik kanan dan pilih Delete Last Point. Dan untuk proses digitasi, diperlukan ketelitian dan konsentrasi tinggi dari operator. Pengertian vertex, end maupun edge yang ada ketika proses editing data vektor sedang berlangsung adalah snapping adalah suatu tool yang sangat berguna untuk mendeteksi titik (Vertex), ujung garis (End), atau tepi (Edge) dari vektor shapefile. Tool ini sangat bermanfaat untuk menghubungkan atau menghimpitkan antar garis atau titik dalam proses digitasi, sehingga bisa mereduksi kesalahan dalam digitasi berupa garis yang tidak bersambung atau berhimpit. Vertex merupakan pasangan koordinat yang bersama-sama dengan vertex lainnya yang saling terhubung dan membentuk sebuah garis atau poligon. Vertex yang mengawali dan mengakhiri sebuah garis atau poligon disebut juga node. Semakin besar perbesaran (zoom in) pada peta saat melakukan digitasi dan semakin dekat jarak antar segmen-segmen (vertex) garis, maka semakin detail data peta yang dihasilkan.



Data atribut pada vektor berfungsi untuk membentuk tabel, dan lumrah juga disebut sebagai tabel Atribut. Tabel atribut memiliki kolom (field) dan baris (record). Format data yang digunakan adalah dbf (dbase File) dan txt. Keuntungan yang cepat dirasakan dari kegiatan digitasi peta adalah mudahnya melakukan pengeditan, hal ini membuat peta yang telah didigit bersifat dinamis. Keuntungan lainnya adalah peta-peta yang ada di cepat rusak karena disimpan dalam format digital. Berbeda dengan peta-peta analog yang memiliki kemungkinan rusak lebih banyak daripada peta yang dibaut serta disimpan dalam bentuk digital.



GEOPROSESING DATA VEKTOR (Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis)



Oleh: Kelompok 3



LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



Judul Praktikum



: Geoprosesing Data Vektor



Tanggal Praktikum : 22 Oktober 2019 Tempat Percobaan : TG-2 Kelompok



: 3 (Tiga)



Bandar Lampung, 28 Oktober 2019 Mengetahui, Asisten



Jakasura Leandro Tarigan NPM 1415051006



i



GEOPROSESING DATA VEKTOR Oleh Kelompok 3



ABSTRAK



Telah dilakukan praktikum mengenai geoprosesing data vektor pada tanggal 22 Oktober 2019 di Gedung L Teknik Geofisika Universitas Lampung. Pada praktikum ini membahas mengenai proses geoprosesing data vekor. Geoprosesing sendiri merupakan proses pengolahan data data spasial yang diintegrasikan dengan database dan visual display yang kemudian dituangkan dalam bentuk peta. Skema geoprosesing sendiri yaitu input, proses, output. Fungsi geoprosesing pada geofisika ialah untuk membuat sebuah peta dengan menganalisis atau mengolah data data spasial terutama untuk membuat sebuah peta geologi atau citra satelit. Proses geoprosesing data vektor pada kali ini menggunakan ArcMap. Dan juga menggunakan Tools yang ada sebagai penunjang dari proses ini. Pada proses geoprosesing menggunakan beberapa analisis. Analisis yang digunakan adalah extrak, overlay, dan juga proximity.



ii



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................ 1 B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 1



II. TEORI DASAR III. METODELOGI LAPORAN A. Alat dan Bahan ................................................................................................ 5 B. Diagram Air ..................................................................................................... 6 IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Data Pengamatan ............................................................................................ 7 B. Pembahasan ..................................................................................................... 7 V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1 Diagram Alir............................................................................................. 6



iv



1



I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan suatu bentuk pengolahan informasi geografis atau spasial yang berupa sistem dengan komponen input, manajemen data analisis, dan output yang mana dalam pelaksanaannya menggunakan komputer sebagai media dan software. Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah metode untuk mempermudah dalam memahami data spasial yang dimiliki. Data spasial tersebut dapat berupa data topografi seperti data ketinggian lahan dan data kemiringan lereng. Sistem ini memiliki keunggulan dalam menyajikan data-data spasial tersebut sehingga lebih mudah untuk dianalisis dan diketahui polanya. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh system ini adalah kemampuannya untuk melakukan overlay atau tumpang tindih dari data-data atribut suatu wilayah. Overlay ini biasa digunakan untuk menganalisis dan menghasilkan informasi baru berdasarkan data-data spasial dan atribut yang telah ada. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas dalam ArcGIS yang disebut ekstensi geoprocessing. Geoprocessing adalah salah satu operasi dalam SIG yang berfungsi untuk manipulasi data. Pada prosesnya memerlukan input data lalu melakukan operasi pada data tersebut kemudian akan menghasilkan data baru. Geoprocessing ini akan membantu dalam memperbaiki, mengatur dan menganalisa informasi geografis untuk membuat keputusan. Pada umumnya berbagai ekstraksi informasi pada data menggunakan geoprocessing



B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebaga berikut. 1. Praktikan dapat memahami geoprosesing data vektor 2. Praktikan dapat menggunakan geoprosesing data vektor pada GIS



2



II. TEORI DASAR



Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi., data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995). Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem (berbasis komputer) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karateristik yang penting dan kritis untuk dianalisis (Eddy, 2009). Sistem informasi geografis (SIG) adalah sebuah sistem atau teknologi berbasis komputer yang dibagun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan menganalisa, serta menyajikan data dan informasi dari suatu objek atau fenomena yang berkaintan dengan letak atau keberadaan di permukaan bumi. (Ekadinata dan Andree, 2008). Sistem Informasi Geografis merupakan suatu bentuk pengolahan informasi geografis atau spasial yang berupa sistem dengan komponen input , manajemen data,analisis, dan output, yang dalam pelaksanaannya menggunakan komputer sebagai media dan software seperti ArcView, ArcGIS, Surfer dan lain-lain. Sistem Informasi Geografismerupakan metode untuk mempermudah dalam memahami data spasial yang dimiliki.Data spasial dalam Sistem Informasi Geografis dapat berupa data topografi seperti dataketinggian lahan dan data kemiringan lereng, selain itu data lainnya dapat berupa dataantropologi seperti data sebaran penduduk, kepadatan penduduk, dan data-data berbasisspasial lainnya. Sistem Informasi



3



Geografis memiliki keunggulan dalam menyajikan data-data spasial tersebut sehingga lebih mudah untuk dianalisis dan diketahui polanya. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Sistem Informasi dan Geografis adalahkemampuan untuk melakukan overlay atau tumpang tindih dari data-data atribut suatu wilayah. Proses overlay atau tumpang tindih ini biasa digunakan untuk menganalisis danmenghasilkan informasi baru berdasarkan data-data spasial dan atribut yang telah ada. Misalnya dalam menghasilkan peta kesesuaian lahan untuk tanaman tertentu, overlay dari beberapa data atribut seperti elevasi lahan, kemiringan lereng, dan data curah hujan dapatdigunakan untuk menentukan kesesuaian lahan untuk ditanami jenis tanaman tertentu. Proses overlay atau tumpang tindih peta dapat dilakukan dengan menggunakanfasilitas dalam Arcview 3.3 yang disebut ekstensi geoprocessing. Geoprocessing merupakan salah satu fasilitas dalam Arcview untuk membuat data baru berdasarkan theme pada windows view (Trisasongko 2012). Layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout dapat membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan. Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta tidak akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa. Pentingnya layout ini pada sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain layout yang baik. Melalui praktikum ini praktikan diharapkan akan mempunyai pengetahuan mengenai layout dan dapat mengaplikasikannya untuk keperluan lain (Budiyanto, Eko, 2002). Layout di gunakan untuk mengintegrasikan dokumen (view, table, chart) dengan menggunakan elemen-elemen grafik yang lain di dalam suatu windows tunggal guna membuat peta yang akan di cetak dengan layout dapat di lakukan proses penataan peta serta merancang letak-letak properti peta seperti judul, lagenda, orientasi unsur-unsur peta (Erna, Novasing, 2012). Membuat suatu layout harus menyeimbangkan komposisi, irama, wide spce dan yang lebih penting yaitu mengatur grid. Dalam melayout, terdapat kesalahan yang sering dilakukan tanpa sengaja atau sengaja. 1. Terlalu banyak jenis font. 2. Terlalu banyak efek. 3. Terlalu banyak hiasan 4. Terlalu padat. 5. Terlalu banyak warna.



4



Segala hal yang terlalu itu tidak baik. Jadi gunakan elemen-elemen desain sesuai dengan kebutuhan supaya nanti jatuhnya gak alay, gak bias, gak ribet dan maksud yang mau disampaikan itu bisa mengena. (Novifa Iruzzuhria, 2013). ArcGis adalah sebuah solusi software (perangkat lunak) aplikasi sistem informasi geografis (SIG) yang integral. Didalam ArcGis terdapat beberapa aplikasi sistem informasi geografis yang memiliki fungsi berbeda-beda. Di antaranya adalah ArcView, ArcMap, ArcCatalog dan ArcReader ArcGIS Desktop merupakan platform dasar yang dapat digunakan untuk mengelola suatu proyek dan alur kerja SIG yang komplek serta dapat digunakan untuk membangun data, peta, model, serta aplikasi. ArcGIS Desktop mencakup ArcCatalog, ArcMap, ArcToolbox, ArcGlobe, dan Model Builder. Dengan menggunakan aplikasi ini pengguna dapat menjalankan berbagai macam proses SIG dari yang paling simpel hingga tingkat lanjut. ArcCatalog digunakan untuk mengorganisasikan dan mengelola semua informasi geografis seperti peta, data-data format file, geodatabases, toolboxes untuk geoprosesing, metadata, serta services SIG. ArcMap merupakan aplikasi utama dalam ArcGIS, yang dapat digunakan untuk mapping dan editing, serta untuk query dan analisa yang berdasarkan pada peta. ArcToolbox merupakan koleksi dari tools geoprosesing. ArcGlobe Aplikasi ArcGlobe tercakup dalam ekstensi ArcGIS 3D Analyst, yang mempunyai kemampuan untuk penayangan informasi geografis dalam bentuk kenampakan 3D yang dinamis. Model Builder merupakan bahasa pemrograman secara visual yang digunakan untuk membangun suatu alur kerja dan skrip dari suatu rangkaian geoprosesing.(Yani, 2016)



5



III.



METODOLOGI PRAKRIKUM



A. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut. 1. Laptop 2. Software ArcGIS



6



B. Diagram Alir Adapun diagram alir pada praktikum ini adalah sebagai berikut.



Mulai



Buka ArcGIS



Add data



Melakukan analisis extrak



Melakukan analisis overlay



Melakukan analisis proximity



Peta



Selesai Gambar 1. Diagram Alir



7



IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pada praktikum ini terdapat pada lampiran.



B. Pembahasan Praktikum kali ini berjudul geoprosesing data vektor. Dalam praktikum ini membahasa mengenai cara geoprosesing data vektor pada ArcMap. Langkah pertama yang dilakukan ialah mempersiapkan peralatan praktikum seperti pada modul. Selanjutnya ialah membuka ArcMap lalu input data. Data yang digunakan adalah peta tanjung karang. Untuk melakukan geoprosesing pertama lakukan analisis extract dengan cara klik Arctoolbox lalu pilih anaisis tools lalu pilih extract dan pilih clip setelah itu isi input features dengan data praktikan dan isi clip features dengan data yang ingin di-clip. Setelah itu klik ok lalu akan muncul output dari clip features. Untuk analisis lainnya seperti analisis select, dan analisis split dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan memilih ikon select atau split. Begitu pula dengan analisis overlay klik Arctoolbox lalu pilih analisis tools lalu pilih overlay selanjutnya pilih features sesuai yang diinginkan seperti erase, identity, update, union, intersect, dan symetris difference. setelah itu isi input features dengan data praktikan dan isi data yang ingin di-overlay. Setelah itu klik ok lalu akan muncul output dari data yang sudah di-overlay. Untuk analisis proximity klik Arctoolbox lalu pilih analisis tools lalu pilih proximity. Lalu pilih buffer setelah itu isi input features dengan data praktikan dan isi data yang ingin di-proximity atau buffer. Setelah selesai save data percobaan. Analisis tool adalah alat yang digunakan untuk melakuan analisis peta dalam ArcGIS yang terdiri dari Extract, Overlay, Proximity, dan Statistic. Extract merupakan salah satu tool yang berfungsi dalam mengambil atau memotong suatu polygon, polyline, atau point. Extract terdiri dari Clip, Select, Split. Clip



8



adalah proses meng-extrak/ suatu feature dengan feature yang dijadikan batasan wilayah clip. Clip adalah memotong suatu features atau shapefile dengan features lainnya. Clip juga bisa untuk memotong data raster. Pada data vektor, feature yang digunakan dalam clip adalah polygon. Selanjutnya feature polygon akan memotong polyline dan point. Data atribut yang dihasilkan dari clip akan sama dengan data yang asli. Split adalah proses memisahkan satu layers menjadi beberapa layer dengan menggunakan satu polygon yang terpecah-pecah. Table Select berfungsi untuk memilih obyek-obyek yang dari suatu shapefile atau feature class dengan menggunakan perintah query kemudian menyimpan obyek-obyek yang terpilih sebagai shapefile atau feature class yang baru. Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik. Erase, Identity, Intersect, Spatial Joint, Symmerical, Difference, Union dan Update. Erase adalah proses menghapus sebagian dari layer dengan menggunakan layer lain sebagai pembatas wilayah yang dihapus. Identity adalah menggabungkan/meng-overlay dua feature/data. Penggabungan dua feature ini akan menghasilkan sebuah feature baru di mana feature yang dihasilkan tumpang tindih. Intersect adalah menggabungkan/meng-overlay dua feature/data. Penggabungan dua feature ini akan menghasilkan sebuah feature baru, di mana feature yang dihasilkan memuat polygon yang berpotongan. Symmertrical deference merupakan tool yang digunakan untuk melakukan analisis pada kelas fitur. tool ini menciptakan kelas fitur dari fitur-fitur atau bagian dari fitur yang tidak umum untuk salah satu masukan lainnya. Upadate tool digunakan untuk melakukan analisis overlay pada kelas fitur dimana tool ini update atribut geometri kelas fitur input atau lapis demi kelas fitur update atau lapisan yang mereka tumpeng tindih. Union adalah menggabungkan/meng-overlay dua feature/data. Penggabungan dua feature ini akan menghasilkan sebuah feature baru, di mana semua feature berikut atributnya akan ikut di dalamnya. Namun perlu diingat bahwa hanya data polygon yang bisa digabung menggunakan fungsi union. Polygon yang dihasilkan adalah gabungan dari semua polygon yang ikut dalam proses union. Proximity adalah tool yang digunakan untuk mengukur keedekatan atau jarak fitur ke fitur lainnya. Adapun tool dari proximity yaitu Buffer, Multiple Ring Buffer, Generate Near Table, Near, dan Point Distance. Buffer adalah proses analisis yang digunakan untuk membuat feature tambahan di sekeliling feature asli dengan menentukan jarak tertentu. Buffer dapat digunakan untuk feature titik, garis maupun poligon. Multiple ring buffer yaitu tool yang dapat membuat kelas baru dari fitur-fitur penyangga menggunakan satu jarak buffer. Near berfungsi menghitung jarak dari setiap fitur input dengan fitur terdekat di kelas lain fitur. Point distance dapat menghitung jarak antara fitur titik dalam satu kelas fitur untuk semua titik dalam kelas fitur kedua yang berada dalam radius pencarian ditentukan.



9



Geoprocessing merupakan proses pengolahan data data spasial yang diintegrasikan dengan database dan visual display yang kemudian dituangkan dalam bentuk peta. Skema geoprosesing sendiri yaitu input, proses, output. Fungsi geoprosesing pada geofisika ialah untuk membuat sebuah peta dengan menganalisis atau mengolah data data spasial terutama untuk membuat sebuah peta geologi atau citra satelit.



10



V. KESIMPULAN



Berdasarkan hasil praktikum mengenai geoprosesing data vektor dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Geoprocessing merupakan proses pengolahan data data spasial yang diintegrasikan dengan database dan visual display yang kemudian dituangkan dalam bentuk peta. 2. Fungsi geoprosesing pada geofisika yakni untuk membuat sebuah peta dengan menganalisis atau mengolah data data spasial terutama untuk membuat sebuah peta geologi atau citra satelit. 3. Analisis tool merupakan alat yang digunakan untuk melakuan analisis peta dalam ArcGIS yang terdiri dari Extract, Overlay,Proximity, dan Statistic. 4. Extract merupakan salah satu tool yang berfungsi dalam mengambil atau memotong suatu polygon, polyline, atau point. Extract terdiri dari Clip, Select, Split. 5. Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Overlay terdiri dari Erase, Identity, Intersect, Spatial Joint, Symmerical, Difference, Union dan Update.



11



DAFTAR PUSTAKA



Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis. Pustaka Buana: Surabaya. Ekadinata, 2013 Kelebihan dan kekurangan layout. ITB: Bandung. Erna, Novasing. 2012. Layout Design I Jurusan TMIP FTIP Unpad. Bandung Novifa Iruzzuhria, 2013.Konsep - Konsep Layout. Pustaka Pelajar: Yogyakarta Nurshanti, 1995. Konsep - konsep Dasar Sistem Informasi Geografi. Informatika: Bandung. Prahasta, Eddy, 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar. Bandung: Informatika Bandung Trisasongko, Bambang H., Diar Shiddiq. 2012. Manajemen dan Analisis Data Spasial dengan ArcView GIS. Bogor : IPB. Yani Ranius, Fajri Fatnadi, Eka Puji Agustini. 2016. Sistem Informasi Geografis Potensi Perkebunan Di Kabupaten Banyuasin. Universitas Bina Darma.



LAMPIRAN



Screenshoot hasil geoprosesing



ANALISIS DATA RASTER (Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis)



Oleh: Kelompok 3



LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



Judul Praktikum



: Analisis Data Raster



Tanggal Percobaan



: 29 Oktober 2019



Tempat Percobaan



: Laboratorium Geofisika Eksplorasi



Kelompok



: 3 (tiga)



Bandar Lampung, 4 November 2019 Mengetahui, Asisten



Jakasura Leandro Tarigan NPM 1615051030



i



ANALISIS DATA RASTER



ABSTRAK Oleh Kelompok 3



Sistem Informasi Geografi menghasilkan aspek data spasial dan data non spasial. Karakteristik utama sistem informasi geografi adalah kemampuan menganalisis sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa spasial yaitu dengan menambahkan dimensi ‘ruang (space)’ atau geografi. SIG berbasis data raster dapat digunanakn untuk memetakan kelas kemampuan lahan dengan menggunakan metode ”nilai piksel pembeda”. Analisis data vektor pada praktikum ini menggunakan data citra satelit yang diunduh melalui web USGS kemudian menganalisis Slope, aspect, hillshade, dan contour dari citra menggunakan Spatial Analysis Tools. Praktikan dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses analisis spasial data raster serta dapat mengolah data raster (aspect, slope, hillshade dan contour) merupakan tujuan dilakukannya praktikum ini. Berdasarkan hasil analisis slope, diketahui bahwa area penelitian merupakan daerah dataran namun terdapat undulasi-undulasi yang cukup kecil. Variasi aspect yang didapatkan memiliki kecenderungan warna merah yang menunjukkan kemiringan ke arah Utara dan warna biru muda yang menunjukkan arah Selatan. Variasi shade memiliki kecenderungan warna hitam yang menunjukkan pencahayaan yang rendah dan warna putih yang cukup acak menunjukkan pencahayaan yang tinggi. Hasil analisis kontur membentuk zonasi di daerahdaerah tertentu yang dapat diidentifikasi sebagai zona tinggian dan cekungan.



ii



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Tujuan Praktikum ........................................................................................... 1 BAB II. TEORI DASAR BAB III. METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan .............................................................................................. 4 B. Diagram Alir .................................................................................................. 4 BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Data Pengamatan .......................................................................................... 5 B. Pembahasan ................................................................................................... 5 BAB V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iii



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1. Diagram Alir........................................................................................... 4



iv



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan secara dijital untuk menggambarkan dan menganalisa ciri-ciri geografi yang digambarkan pada permukaan bumi dan kejadian-kejadiannya. Sistem Informasi Geografi menghasilkan aspek data spasial dan data non spasial. Karakteristik utama sistem informasi geografi adalah kemampuan menganalisis sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa spasial yaitu dengan menambahkan dimensi ‘ruang (space)’ atau geografi. SIG berbasis data raster dapat digunanakn untuk memetakan kelas kemampuan lahan dengan menggunakan metode ”nilai piksel pembeda”. Analisis data vektor pada praktikum ini menggunakan data citra satelit yang diunduh melalui web USGS kemudian menganalisis Slope, aspect, hillshade, dan contour dari citra menggunakan Spatial Analysis Tools. Praktikan dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses analisis spasial data raster serta dapat mengolah data raster (aspect, slope, hillshade dan contour) merupakan tujuan dilakukannya praktikum ini.



B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu: 1. Praktikan dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses analisis spasial data raster 2. Praktikan dapat mengolah data raster (aspect, slope, hillshade dan contour)



II. TEORI DASAR



Menurut Prahasta, 2002 dalam Wibowo, dkk., 2015 SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi. Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi. Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi. SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografi. Istilah “geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian atau tertukar hingga timbul istilah yang ketiga, geospasial. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama di dalam konteks SIG. Penggunaan kata “geografis” mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah “informasi geografis” mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui. Subsistem yang dimiliki oleh SIG yaitu data input, data output, data management, data manipulasi, dan analisis. Subsistem SIG tersebut dijelaskan dibawah ini: a) Data Input: Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasi format datadata aslinya ke dalam format yang digunakan oleh SIG. b) Data Output: Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain. c) Data manipulasi dan analisis: Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan



3



a) manipulasi dan permodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Model data raster merupakan data yang memuat setiap informasi disimpan dalam grid dalam sebuah bidang. Grid tersebut disebut dengan pixel. Data yang disimpan dalam format data hasil scanning seperti citra satelit (Wibowo, 2015). SIG adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Di samping itu SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data, dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan keruangan. Dalam pengaplikasiannya, SIG menggunakan dua bentuk struktur data yaitu struktur data raster dan struktur data vektor. Kedua struktur data tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Struktur data raster bisa mempersingkat waktu tumpang susun akan tetapi informasi yang ditampilkan dalam atributnya tidak selengkap struktur data vektor. Struktur data rester juga memerlukan ruang penyimpanan (hard-disk) yang lebih besar dibandingkan struktur data vektor. Akan tetapi struktur data raster memberikan keunggulan lain yaitu kemampuannya berintegrasi dengan data penginderaan jauh, karena cukup banyak data dasar SIG yang berasal dari penginderaan jauh yang juga berstruktur data raster seperti informasi penggunaan lahan, lereng, dan hujan. Keadaan data raster tersebut memudahkan pengguna mengkombinasikan data-data SIG dengan data-data yang berasal dari penginderaan jauh (Adnyana, dkk., 2012). Sedangkan Purwadhi, 1994 mendefinisikan SIG sebagai suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. SIG merupakan manajemen data spasial dan nonspasial yang berbasis komputerdengan tiga karakteristik dasar, yaitu (a) mempunyai fenomena aktual (variabel data non-lokasi) yang berhubungan dengan topik permasalahan di lokasi bersangkutan, (b) merupakan suatu kejadian di suatu lokasi, dan (c) mempunyai dimensi waktu. Model data raster merupakan data sangat sederhana, dimana setiap informasi disimpan dalam petak-petak bujursangkar (grid), yang membentuk sebuah bidang. Petak–petak bujur sangkar itu disebut dengan pixel (picture element). Posisi sebuah pixel dinyataka dengan baris ke- m dan kolom ke-n. Data yang disimpan dalam format ini data hasil scanning, seperti gambar digital (citra dengan format BMP, JPG, dll.), citra satelit digital (landsat, SPOT, dll.) (Sitorus, 2015).



III. METODOLOGI PENELITIAN



A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang kami gunakan dalam praktikum ini yaitu: 1. 2. 3.



Laptop Data Raster Software ArcGIS



B. Diagram Alir Diagram alir dari praktikum ini dapat dilihat sebagai berikut: Mulai



Data Raster Citra Satelit



Analisis Slope



Peta Slope



Analisis Aspect



Peta Aspect



Analisis Hillshade



Peta Hillshade



Selesai



Gambar 1. Diagram Alir



Analisis Contour Peta Contour



IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



A. Data Pengamatan Data pengamatan terlampir di lampiran.



B. Pembahasan Praktikum kali ini membahas tentang analisis data vektor. Analisis data vektor pada praktikum ini menggunakan data citra satelit yang diunduh melalui web USGS. Setelah diunduh, file citra dengan ekstensi “.tiff’ ini kemudian dimasukkan ke dalam sebuah folder baru sebagai database pengolahan. Folder tersebut pun di sambungkan (connect) dengan catalog ArcMap. Buka file dalam ArcMap, kemudian dilakukan proses analisis data raster. Dalam analisis, digunakan fitur ArcToolbox. Dalam praktikum analisis data raster ini, digunakan 4 jenis analysis tools yang terdapat dalam ArcGIS, yaitu Slope, Aspect, Hillshade, dan Contour. Untuk analisis slope dapat diaktifkan dengan cara klik layer data yang akan diolah, dalam tugas yang diberikan, penulis menggunakan data dengan nama file “Mustika.tif” (data awal terlampir di lampiran pada Gambar 1) kemudian mencari tool analisisnya yang terletak pada ArcToolbox > Surface > Slope. Hasil analisis slope (terlampir di Lampiran 1 pada Gambar 2) menunjukkan variasi yang tidak terlalu signifikan. Visualisasi hasil slope didominasi oleh warna kemerahan dan kurang menunjukkan zonasi sehingga diidentifikasi bahwa area tersebut merupakan daerah dataran namun terdapat undulasiundulasi yang cukup kecil. Fungsi slope menentukan slope atau kemiringan dengan meghitung laju perubahan maksimum dari setiap sel dengan sel tetangganya. Fungsi ini menghasilkan theme slope grid berupa nilai slope dalam persen (contoh: slope 10%) atau dalam derajat (contoh: slope 45°). Slope dapat diaplikasikan dalam banyak sekali analisis keruangan dengan identifikasi keruangan dan medan, sebagai contoh yaitu untuk menentukan area datar yang cocok untuk lahan-lahan pertanian/perkebunan, dan dalam mitigasi digunakan untuk area-area yang mempunyai risiko erosi paling tinggi.



6



Setelah dilakukan analisis sebelumnya yaitu slope, kembalikan sorotan layer pada file “Mustika.tif” sebelum proses analisis selanjutnya dilakukan. Dalam analisis Aspect, tool analisisnya yang digunakan terletak pada ArcToolbox > Surface > Aspect. Hasil analisis aspect (terlampir di Lampiran 1 pada Gambar 3) menunjukkan variasi aspect yang cukup acak dan tidak terdapat zonasi yang cukup jelas, hanya terdapat kecenderungan warna merah yang menunjukkan kemiringan ke arah Utara dan warna biru muda yang menunjukkan arah Selatan. Fungsi aspect digunakan untuk mencari arah dari penurunan yang paling tajam (steepest down-slope direction) dari masing-masing sel ke sel-sel tetangganya. Aspect hanya mengukur nilai kemiringan dari 2 arah mata angin yang berseberangan, yaitu misalnya kemiringan ke utara vs kemiringan ke selatan. Nilai output adalah arah aspect: ‘0’° adalah tepat ke utara, ‘90’° adalah timur, dst. Aplikasi dari fungsi aspect ini contohnya adalah digunakan untuk mencari kemiringan lahan yang menghadap ke selatan pada sebuah landscape sebagai salah satu kriteria untuk mencari lokasi paling baik untuk membangun sebuah rumah, selain itu juga dapat digunakan untuk menghitung iluminasi matahari untuk masing-masing lokasi pada lokasi penelitian untuk menentukan keragaman hayati pada lokasi tersebut.



Untuk analisis Hillshade, tools yang digunakan terletak pada ArcToolbox > Surface > Hillshade. Hasil analisis hillshade (terlampir di Lampiran 1 pada Gambar 4) menunjukkan variasi shade yang cukup acak dan tidak terdapat zonasi yang cukup jelas, hanya terdapat kecenderungan warna hitam yang menunjukkan pencahayaan yang rendah dan warna putih yang cukup acak menunjukkan pencahayaan yang tinggi. Fungsi hillshade digunakan untuk memprediksi pencahayaan yang diperoleh permukaan yang digunakan untuk kemudian dianalisa ataupun divisualisasi. Untuk analisis, hillshade dapat digunakan untuk menentukan panjangnya waktu dan intensitas matahari pada lokasi tertentu. Untuk visualisasi, hillshade mampu menonjolkan relief dari permukaan. Dalam aplikasinya, hillshade digunakan untuk melihat korelasi antara laju pertumbuhan tanaman dengan posisi matahari di sebuah area, juga dapat digunakan untuk membuat visualisasi yang menarik untuk menunjukkan distribusi beragam penggunaan lahan pada terrain. Dan untuk analisis Kontur, tools yang digunakan terletak pada ArcToolbox > Surface > Contour. Hasil analisis kontur (terlampir di Lampiran 1 pada Gambar 5) tidak terlalu menunjukkan pebedaan topografi karena garis kontur cenderung membentuk zonasi di daerah-daerah tertentu yang dapat diidentifikasi sebagai zona tinggian dan cekungan. Sedangkan fungsi Contour menampilkan garis yang bersebelahan dengan tinggi, besaran atau konsentrasi nilai apapun yang sama pada theme grid input. Fungsi ini tidak



7



menghubungkan pusat-pusat sel melainkan menginterpolasi sebuah garis yang menghubungkan lokasi-lokasi dengan besaran yang sama. Garis-garis ini akan dihaluskan sehingga sebuah surface contours yang realistik akan dihasilkan. Fungsi kontur biasanya digunakan untuk melihat nilai (angka) ketinggian dari sebuah titik, ataupun juga kecuraman ataupun kelandaian sebuah area dengan melihat kerapatan dari garis-garis kontur.



V. KESIMPULAN



Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil analisis slope, diketahui bahwa area penelitian merupakan daerah dataran namun terdapat undulasi-undulasi yang cukup kecil. 2. Variasi aspect yang didapatkan cukup acak dan tidak terdapat zonasi yang jelas, hanya terdapat kecenderungan warna merah yang menunjukkan kemiringan ke arah Utara dan warna biru muda yang menunjukkan arah Selatan. 3. Variasi shade cukup acak dan tidak terdapat zonasi yang jelas, hanya terdapat kecenderungan warna hitam yang menunjukkan pencahayaan yang rendah dan warna putih yang cukup acak menunjukkan pencahayaan yang tinggi. 4. Hasil analisis kontur pada area penelitian tidak terlalu menunjukkan pebedaan topografi karena garis kontur cenderung membentuk zonasi di daerah-daerah tertentu yang dapat diidentifikasi sebagai zona tinggian dan cekungan.



DAFTAR PUSTAKA



Adnyana, I Wayan., dan As-syakur Abd. Rahman. 2012. Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) Berbasis Data Raster untuk Pengkelasan Kemampuan Lahan Di Provinsi Bali dengan Metode Nilai Piksel Pembeda. Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 19, No. 1, Maret. 2012: 21 – 29. Sitorus, Solehuddin. 2016. Sistem Informasi Geografis Peningkatan Infrastruktur Jalan di Kota Bandung (Studi Kasus di Dinas Bappeda Kota Bandung). Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA). ISSN : 2089-9033. Wibowo, Koko Mukti, Kanedi, Indra., Jumadi, Juju. 2015. Sistem Informasi Geografis (SIG) Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara di Provinsi Bengkulu Berbasis Website. Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 1, Februari 2015. ISSN 1858 – 2680.



LAMPIRAN



Lampiran 1



Gambar 1. Data Awal



Gambar 2. Hasil Analisis Slope



Gambar 3. Hasil Analisis Aspect



Gambar 4. Hasil Analisis Hillshade



Gambar 5. Hasil Analisis Contour



ANALISIS SPASIAL (INDEKS OVERLAY) Kelompok 3 ABSTRAK



Telah dilakukan praktikum tentang Analisis Spasial (Indeks Overlay) yang bertujuan untuk Praktikan dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses analisis spasial dan Praktikan dapat melakukan analisis spasial yang berkaitan dengan aplikasi di bidang kebumian. Analisis spasial dapat digunakan untuk memberikan solusi-solusi atas permasalahan keruangan. Manfaat dari analisis spasial ini tergantung dari fungsi yang dilakukan. Ada beberapa jenis analisis spasial, yaitu Query basis data, Pengukuran, Fungsi Kedekatan, Overlay, dan Pengubahan Unsur-Unsur Spasial. Overlay adalah bagian penting dari analisis spasial. Overlay dapat menggabungkan beberapa unsur spasial menjadi unsur spasial yang baru. Dengan kata lain, overlay dapat didefinisikan sebagai operasi spasial yang menggabungkan layer geografik yang berbeda untuk mendapatkan informasi baru. Overlay dapat dilakukan pada data vektor maupun raster.



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... iv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Tujuan Percobaan.................................................................................... 1 II.



TEORI DASAR ............................................. 2



III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan ....................................................................................... 5 B. Diagram Alir .......................................................................................... 5 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Pengamatan .................................................................................... 6 B. Pembahasan ............................................................................................. 6 V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iii



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1 Diagram Alir ........................................................................................... 5



iv



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Informasi mengenai Geografi semakin dibutuhkan oleh banyak pihak dan SIG (Sistem Informasi Geografi) menyediakan solusi untuk mendapatkan Informasi Geografi tersebut. Salah satu bagian dari SIG adalah pemetaan. Hal lain yang menjadi keunggulan sistem pemetaan adalah asumsi bahwa informasi geografi dari suatu lokasi, baik yang berkaitan dengan tata letak, kegunaan, sistem jaringan maupun kependudukan akan lebih mudah dipahami dan dianalisis jika disajikan dalam sebuah peta. Data yang digunakan dalam layout overlay biasanya adalah data raster. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Raster mewakili data grid continue. Data raster dihasilkan dari sistem penginderaan jauh dan sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual seperti jenis tanah, kelembaban tanah, suhu, dan lain-lain.Peta Raster adalah peta yang diperoleh dari fotografi suatu areal, foto satelit atau foto permukaan bumi yang diperoleh dari komputer. Contoh peta raster yang diambil dari satelit cuaca. Sedangkan untuk overlay sendiri, ada beberapa teknik penggabungan dan pelapisan 2 peta dari suatu daerah, seperti Dissolve themes, Merge Themes, Clip One Themes, Intersect Themes, Union Themes, dan Assign Data Themes. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses analisis spasial. 2. Praktikan dapat melakukan analisis spasial yang berkaitan dengan aplikasi di bidang kebumian.



4



II. TEORI DASAR



SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi. Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi. Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi. SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografi. Istilah “geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian atau tertukar hingga timbul istilah yang ketiga, geospasial. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama di dalam konteks SIG. Penggunaan kata “geografis” mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah “informasi geografis” mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui (Prahasta, 2002).



Informasi mengenai Geografi semakin dibutuhkan oleh banyak pihak dan SIG (Sistem Informasi Geografi) menyediakan solusi untuk mendapatkan Informasi Geografi tersebut. Salah satu bagian dari SIG adalah pemetaan. Hal lain yang menjadi keunggulan sistem pemetaan adalah asumsi bahwa informasi geografi dari suatu lokasi, baik yang berkaitan dengan tata letak, kegunaan, sistem jaringan maupun kependudukan akan lebih mudah dipahami dan dianalisis jika disajikan dalam sebuah peta (Kang, 2006). Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Foto digital seperti areal fotografi atau foto satelit merupakan bagian dari data raster pada peta. Raster mewakili data grid continue. Nilainya menggunakan gambar berwarna seperti fotografi, yang di tampilkan dengan level merah, hijau, dan biru pada sel. Pada data raster, obyek



3



geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut sebagai pixel (picture element). Resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya, semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster dihasilkan dari sistem penginderaan jauh dan sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual seperti jenis tanah, kelembaban tanah, suhu, dan lain-lain.Peta Raster adalah peta yang diperoleh dari fotografi suatu areal, foto satelit atau foto permukaan bumi yang diperoleh dari komputer. Contoh peta raster yang diambil dari satelit cuaca (Sutarman, 2009). Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik. Pemahaman bahwa overlay peta (minimal 2 peta) harus menghasilkan peta baru adalah hal mutlak. Dalam bahasa teknis harus ada poligon yang terbentuk dari 2 peta yang di-overlay. Jika dilihat data atributnya, maka akan terdiri dari informasi peta pembentukya. Misalkan Peta Lereng dan Peta Curah Hujan, maka di peta barunya akan menghasilkan poligon baru berisi atribut lereng dan curah hujan. Ada beberapa fasilitas yang dapat digunakan pada overlay untuk menggabungkan atau melapiskan dua peta dari satu daerah yang sama namun beda atributnya yaitu: 1.



2.



3.



4.



Dissolve themes, Dissolve yaitu proses untuk menghilangkan batas antara poligon yang mempunyai data atribut yang identik atau sama dalam poligon yang berbeda. Peta input yang telah di digitasi masih dalam keadaan kasar, yaitu poligon-poligon yang berdekatan dan memiliki warna yang sama masih terpisah oleh garis poligon. Kegunaan dissolve yaitu menghilangan garisgaris poligon tersebut dan menggabungkan poligon-poligon yang terpisah tersebut menjadi sebuah poligon besar dengan warna atau atribut yang sama. Merge Themes, Merge themes yaitu suatu proses penggabungan 2 atau lebih layer menjadi 1 buah layer dengan atribut yang berbeda dan atribut-atribut tersebut saling mengisi atau bertampalan, dan layer-layernya saling menempel satu sama lain. Clip One Themes, Clip One themes yaitu proses menggabungkan data namun dalam wilayah yang kecil, misalnya berdasarkan wilayah administrasi desa atau kecamatan. Suatu wilayah besar diambil sebagian wilayah dan atributnya berdasarkan batas administrasi yang kecil, sehingga layer yang akan dihasilkan yaitu layer dengan luas yang kecil beserta atributnya. Intersect Themes, Intersect yaitu suatu operasi yang memotong sebuah tema atau layer input atau masukan dengan atribut dari tema atau overlay untuk



4



5.



6.



menghasilkan output dengan atribut yang memiliki data atribut dari kedua theme. Union Themes, Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon dari tema overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan atau kelas atribut. Assign Data Themes, Assign data adalah operasi yang menggabungkan data untuk fitur theme kedua ke fitur theme pertama yang berbagi lokasi yang sama Secara mudahnya yaitu menggabungkan kedua tema dan atributnya. (Jogiyanto, 2005).



III. METODOLOGI PENELITIAN



A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Software ArcGis 2. Mouse 3. Buku Panduan Praktikum B. Diagram Alir Diagram alir dari praktikum ini adalah sebagai berikut: Mulai Membuka ArcMap Input Data Analisis Buffer Merubah Data Overlay Hasil Selesai Gambar 1 Diagram Alir



IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



A. Data Pengamatan Data pengamatan dari praktikum ini telah dilampirkan di lampiran. B. Pembahasan Telah dilakukan praktikum Sistem Informasi Geofisika (SIG) yang berjudul Analisis Spasial (Indeks Overlay). Tujuan dilakukannya praktikum ini agar Praktikan dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses analisis spasial dan dapat melakukan analisis spasial yang berkaitan dengan aplikasi di bidang kebumian. Analisis spasial dapat digunakan untuk memberikan solusi-solusi atas permasalahan keruangan. Manfaat dari analisis spasial ini tergantung dari fungsi yang dilakukan. Ada bebrapa manfaat analisis spasial, yaitu membuat, memilih, memetakan, dan menganalisis data raster berbasis sel. Mendapatkan informasi baru dari data yang sudah ada, melaksanakan analisis data vektor/raster yang terintegrasi, memilih informasi dari beberapa layer data, dan mengintegrasikan sumber data raster dengan data vektor. Ada beberapa jenis analisis spasial, yaitu Query basis data, Pengukuran, Fungsi Kedekatan, Overlay, dan Pengubahan Unsur-Unsur Spasial. Overlay adalah bagian penting dari analisis spasial. Overlay dapat menggabungkan beberapa unsur spasial menjadi unsur spasial yang baru. Dengan kata lain, overlay dapat didefinisikan sebagai operasi spasial yang menggabungkan layer geografik yang berbeda untuk mendapatkan informasi baru. Overlay dapat dilakukan pada data vektor maupun raster. Persyaratan utama Raster Overlay adalah data raster yang menjadi input memiliki posisi dan resolusi yang persis sama. Pada Raster Overlay, tiap sel pada data raster memiliki nilai tertentu yang akan digabungkan dengan nilai pada raster yang lain. Dalam melakukan Analisis Spasial, ada beberapa tahapan yang dilakukan, Langkah pertama yang dilakukan adalah membuka Arcmap. ArcMap memiliki kemampuan utama untuk visualisasi, membangun database spasial yang baru, memilih (query), editing, menciptakan desain-desain peta, analisis dan



7



pembuatan tampilan akhir dalam laporan-laporan kegunaan. Selanjutnya, Melakukan analisis buffer lokasi sampling mineral, dengan mem buka ArcToolBox > Analysis Tools > Proximity > Buffer. Setelah itu, Merubah data vector menjadi data raster, dengan membuka ArcToolBox > Conversion Tools > To Raster > Feature to Raster. Yang terakhir, Melakukan analisis pembobotan, dengan mem buka ArcToolBox > Spatial Analyst Tool > Overlay > Weighted Overlay.



V. KESIMPULAN



Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis spasial dapat digunakan untuk memberikan solusi-solusi atas permasalahan keruangan. 2. Ada bebrapa manfaat analisis spasial, yaitu membuat, memilih, memetakan, dan menganalisis data raster berbasis sel. 3. Persyaratan utama Raster Overlay adalah data raster yang menjadi input memiliki posisi dan resolusi yang persis sama.



DAFTAR PUSTAKA



Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kang, TC. 2006. Introduction to Geographic Information System. Mc Graw Hill NewYork. Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar Informasi Goegrafis. Bandung: Informatika Bandung. Sutarman. 2009. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Sinar Grafika. Offset.



PEMBUATAN LAYOUT PETA TEMATIK (Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis)



Oleh Kelompok 3



LABORATORIUM GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



Judul Praktikum



: Pembuatan Layout Peta tematik



Tanggal Praktikum



: 05 November 2019



Tempat Praktikum



: Ruang Kelas Teknik Geofisika



Kelompok



: 3 (Tiga)



Bandar Lampung, 11 November 2019 Mengetahui, Asisten



Ahmad Asmara Kandi NPM. 1415051006 i



PEMBUATAN LAYOUT PETA TEMATIK



Oleh Kelompok 3



ABSTRAK



Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis ini berisi tentang Pembuatan Layout Peta Tematik yang dilakukan pada hari Selasa 05 November 2019 di ruang kelas Teknik Geofisika Universitas Lampung. Praktikum ini bertujuan agar dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses pembuatan layout peta, serta dapat membuat peta yang menarik dan informatif. Praktikum adalah suatu subsistem dari perkuliahan yang merupakan kegiatan terstruktur dan terjadwal yang dapat memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mencari pengalaman yang nyata. Dalam praktikum pembuatan layout peta tematik ini dihasilkan sebuah peta tematik yang informatik dengan menggunakan software ArcMap. Peta tematik atau peta statistik bertujuan untuk menampilkan pola dari satu tema. Dalam laporan ini juga terdapat pembahasan tentang jalannya praktikum, penjelasan peta tematik, layout peta, serta komponen-komponen penyusun peta.



.



ii



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i ABSTRAK……………………………………………………………..



ii



DAFTAR ISI… ................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………….. B. Tujuan Penelitian…………………………………………..



1 1



II. TEORI DASAR III. METODOLOGI A. Alat dan bahan ................................................................................ 4 B. Prosedur …………………………………………………… 4 C. Diagram Alir ................................................................................... 5 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data pengamatan…………………………………………... B. Pembahasan………………………………………………... V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iii



6 6



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1 Diagram Alir .................................................................................. 5



iv



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. Sedangkan menurut (Anon, 2001 dalam Husein, R) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Dalam kehidupan sehari-hari, Sistem Informasi Geografis sering dimanfaatkan untuk menganalisis data-data yang bersifat spasial dan data atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-unsur (fatures) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu. Peta tematik adalah suatu bentuk peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dari tema atau topik dari peta yang bersangkutan. Peta tematik umumnya digunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi di dalam pengambilan keputusan. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikkan dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses pembuatan layout peta. 2. Praktikan dapat membuat peta yang menarik dan informatif.



II. TEORI DASAR



SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer (CBIS) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek- objek dan fenomena di mana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, dan (d) keluaran (Aronoff, 1989). SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografis. Sistem ini diimplementasikan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk: (a) akusisi dan verifikasi data, (b) kompilasi data, (c) penyimpanan data, (d) perubahan dan atau updating data, (e) manajemen dan pertukaran data, (f) manipulasi data, (g) pemanggilan dan presentasi data, dan (h) analisa data (Bernhardsen, 2002). SIG adalah sistem yang dapat mendukung (proses) pengambilan keputusan (terkait aspek) spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap akan mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi (Gistut, 1994). Peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-unsur (fatures) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu. Adapun persyaratan-persyaratan geometrik yang harus dipenuhi oleh suatu peta sehingga menjadi peta yang ideal adalah: 1) Jarak antara titik-titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak aslinya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala tertentu). 2) Luas suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan luas sebenarnya (juga dengan mempertimbangkan skalanya).



3



3) Sudut atau arah suatu garis yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan arah yang sebenarnya (seperti di permukaan bumi). 4) Bentuk suatu unsur yang direpresentasikan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang sebenarnya. Pada kenyataannya di lapangan merupakan hal yang tidak mungkin menggambarkan sebuah peta yang dapat memenuhi semua kriteria di atas, karena permukaan bumi itu sebenarnya melengkung. Sehingga pada saat melakukan proyeksi dari bentuk permukaan bumi yang melengkung tersebut ke dalam bidang datar (kertas) akan terjadi distorsi. Oleh karena itu maka akan ada kriteria yang tidak terpenuhi, prioritas kriteria dalam melakukan proyeksi peta tergantung dari penggunaan peta tersebut di lapangan. Peta adalah gambaran permukaan bumi dengan ukuran yang lebih kecil pada lembar kertas. Keadaan permukaan yang digambarkan meliputi unsur alam dan unsur buatan manusia. Adapun unsur alam seperti (sungai, lembah, gunung) sedangkan unsur buatan manusia seperti (bangunan, jalan, saluran irigasi, batas administrasi). Untuk mendapatkan gambaran gambaran keadaan permukaan bumi tersebut, diperlukan pengukuranpengukuran geodesi diantara titik-titik di permukaan bumi. besaran-besaran yang diukur meliputi arah, sudut, serta ketinggian. Setelah data-data ukuran diolah kemudian untuk setiap titik dihitung posisinya, setelah itu titik-titik tersebut di plot pada kertas gambar dan kemudian dengan proses kartografi dibuatlah peta (Murai, 1999). Proyeksi Peta merupakan teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasar berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi seminimal mungkin. Distorsi dapat dikurangi dengan membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian yang tidak terlalu luas dan menggunakan bidang datar. Berikut ini akan dijelaskan proyeksi peta yang sering digunakan terutama proyeksi dalam melakukan prosess digitasi : 1) Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) Salah satu proyeksi peta yang terkenal dan sering digunakan adalah UTM. Sebagai ciri hasil proyeksi UTM ini pada sebuah peta, yaitu terdapatnya garis lintang (Latitude) dan garis bujur (Longitude). Keuntungan Peta ini adalah menggunakan sistem koordinat global (seluruh dunia) sehingga apabila kita menggambarkan suatu daerah yang diketahui Latitude dan Longitude-nya maka apabila kita mau menggabungkan satu peta dengan peta yang lainnya tidak akan sulit. 2) Non-Earth Proyeksi NonEarth ini merupakan proyeksi yang menggunakan koordinat lokal. Proyeksi ini biasanya digunakan untuk mendigitasi (map info) berupa suatu denah atau peta tersebut bersifat independen (hanya terdiri 1 lembar peta tersebut). Dasar utama dalam pembuatan peta adalah pengadaan sistem koordint yang dapat menghubungkan antara satu titik dengan titik lainnya. Sistem koordinat geografis adalah suatu sistem koordinat titik di permukaan bumi dimana posisinya di tentukan oleh dua perpotongan dua buah garis lengkung bumi yaitu : 1) Garis meridian Garis meridian adalah elips terbesar (karena titik pusatnya berhimpitan



4



dengan pusat bumi) di permukaan bumi yang melalui kutub-kutub bumi. Elips besar yang melalui kutub-kutub dan kota Greenwich disebut sebagai meridian nol. 2) Garis Paralel Garis paralel adalah lingkaran di permukaan bumi yang bidang lingkarannya memotong tegak lurus sumbu putar. Titik pusat lingkaran paralel terletak pada sumbu putar bumi. Paralel terbesar merupakan lingkaran besar disebut ekuator atau pararel nol. Legenda adalah keterangan tentang obyek-obyek yang ada di peta, seperti warna hijau adalah Hutan, garis merah adalah Jalan, symbol buku adalah Universitas dan sebagainya (Budiyanto, 2004). Peta tematik adalah suatu bentuk peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dari tema atau topik dari peta yang bersangkutan. Peta tematik umumnya digunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi di dalam pengambilan keputusan. Pada pembuatan peta tematik, peta topografi sebagai dasar sedangkan data tematik yang di sajikan adalah hasil survey langsung dan survey tidak langsung. Peta tematik memiliki ciri- ciri yang tidak kita temukan pada jenis peta lain. Beberapa ciri peta tematik antara lain sebagai berikut: 1) memiliki tema khusus. 2) datanya berasal dari berbagai peta yang telah di overlay. 3) informasi yang disajikan hanya terbatas pada tema yang telah dipilih. Adapun jenis-jenis peta tematik antara lain peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil tambang, peta hasil pertanian, dll (Setiawan, 2010).



III. METODOLOGI PRAKTIKUM



A. Alat dan Bahan Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Pembuatan Layout Peta Tematik: 1. Kertas HVS A4 2. Alat Tulis 3. Software ArcMap B. Diagram Alir Berikut adalah diagram alir dari parktikum Pembuatan Layout Peta Tematik:



Mulai



Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum Input data ke ArcMap, atur ukuran kertas, data frame, dan grid koordinat peta



Beri nama peta, orientasi arah mata angina, skala, legenda, serta inset



Selesai Gambar 1. Diagram alir



IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



A. Data Pengamatan Adapun data pengamatan pada praktikum Pembuatan Layout Peta Tematik tertera pada laman lampiran. B. Pembahasan Praktikum Sistem Informasi Geografis dilakukan pada hari Selasa, tanggal 05 November 2019 di ruang kelas teknik geofisika Universitas Lampung. Untuk membantu mengkoordinasi jalannya praktikum dari segi mahasiswa, asisten membantu praktikan untuk dapat membuat layout peta pada software ArcMap serta menjelaskan manfaat-manfaat dari pembuatan layout peta. Langkah pertama dalam praktikum ini adalah buka ArcMap dan input data yang sudah diberikan oleh asisten. Lalu, masuk kedalam tampilan layout view. Setelah itu, atur ukuran kertas dengan membuka file dan pilih page and print setup. Atur ukuran data frame dan tampilkan grid koordinat peta. Beri nama, orientasi arah mata angina, skala, dan legenda pada peta yang telah dibuat. Pembuatan layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda. Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas dan memperindah secara tampilan pada peta, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta yang merupakan informasi-informasi penting. Tools yang digunakan untuk membuat layout peta tematik, antara lain: 1) Zoom In yang berfungsi untuk memperbesar peta pada layer yang aktif di layout. 2) Zoom Out yang berfungsi untuk memperkecil peta pada layer yang aktif di layout. 3) Pan berfungsi untuk menggeser halaman atau kertas layout. 4) Zoom Whole Page berfungsi untuk menampilkan seluruh halaman layout di monitor. 5) Zoom To 100% berfungsi untuk menampilkan halaman layout dengan perbandingan 1:1 di monitor. 6) Fixed Zoom In berfungsi untuk memperbesar halaman layout 120%. 7) Fixed Zoom Out berfungsi untuk memperkecil halaman layout 80%. 8) Go Back To Extent berfungsi untuk kembali ke tampilan layout sebelumnya. 9) Go Forward To Extent berfungsi untuk menuju tampilan layout sesudahnya. 10) Zoom To Percent berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil ukuran



7



halaman layout berdasarkan ukuran persen. 11) Toggle Draft Mode berfungsi untuk membuat layout tanpa tampilan peta. 12) Focus data Frame berfungsi untuk fokus pada data frame. 13) Change Layout berfungsi untuk mengubah layout, pengguna dapat memilih template yang di inginkan. 14) Data Driven Pages Toolbar berfungsi untuk menggunakan data driven page, satu frame untuk digunakan untuk beberapa peta. Kemudian untuk memperoleh judul peta, orientasi peta, skala peta, simbol peta , legenda, koordinat, sumber dan tahun pembuatan, inset, dan garis tepi tertera pada menu Insert. Komponen-komponen penyususn peta pada praktikum ini, antara lain: 1) Judul peta, yang mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penuisan judul biasanya di tempatkan pada bagian atas tengah, atau atas kanan/kiri. 2) Skala peta, merupakan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. 3) Orientasi atau tanda arah, pada umumnya arah utara ditunjukkan oleh tanda panah kearah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, orientasi dapat sebagai penunjuk arah. 4) Koordinat/grid, sistem koordinat yang biasa digunakan adalah Universal Transverse Mercator (UTM) dan sistem koordinat geografis yang menunjukkan suatu titik di bumi berdasarkan garis lintang dan bujur. 5) Legenda, adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta. 6) Simbol peta, adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta. 7) Inset, adalah peta kecil yang disisipkan pada peta utama, seperti inset penunjuk lokasi yang berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali, inset penjelas yang berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting, dan inset penyambung yang berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama.



V. KESIMPULAN



Berdasarkan hasil praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul Pembuatan Layout Peta Tematik, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Peta tematik bertujuan untuk menampilkan pola dari satu tema saja. 2. Komponen penyusun peta adalah judul, orientasi, skala, simbol, legenda, koordinat, sumber dan tahun pembuatan, inset, serta garis tepi. 3. Pembuatan layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda. 4. Tools yang digunakan untuk membuat layout peta tematik, antara lain Zoom In, Zoom Out, Pan, Zoom Whole Page, Zoom To 100%, Fixed Zoom In, Fixed Zoom Out, Go Back To Extent, Go Forward To Extent, Zoom To Percent, Toggle Draft Mode, Focus data Frame, Change Layout, dan Data Driven Pages Toolbar.



DAFTAR PUSTAKA



Aronoff, S. 1989. Geographic Information Systems: A Management Perspective. Canadan, Ottawa: WDL Publication. Bernhardsen, T. 2002. Geographic Information Systems: An Introduction, 3 rd Edition. Canada: John Wiley & Sons Ltd. Budiyanto, Eko. 2004. Sistem Informasi Geografis Menggunakan MapInfo. Yogyakarta: ANDI. Gistut. 1994. Sistem Informasi Geografis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Murai, S. 1999. GIS Work Book. Institute Of Industrical Science. University Of Tokyo. 7-22-1 Ropponggi. Minatoku: Tokyo. Setiawan, Iwan. 2010. Dasar-Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Penerbit Buana Nusantara Press.



LAMPIRAN



Gambar 1. Data pengamatan



PEMETAAN HASIL PROBABLISTIC HAZARD SEISMIC ANALYSIS (PSHA) (Laporan Akhir Praktikum Perpetaan)



Oleh Kelompok 3



LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



i



Judul Praktikum



: Pemetaan Hasil Probablistic Hazard Seismic Analysis (PSHA)



Tanggal Praktikum



: 12 November 2019



Tempat Praktikum



: Ruang kuliah TG-3



Kelompok



: 3 (Tiga)



Bandar Lampung, 18 November 2019 Mengetahui, Asisten



Jakasura Leandro Tarigan NPM. 1615051030



i



PEMETAAN HASIL PROBABLISTIC HAZARD SEISMIC ANALYSIS (PSHA) Oleh Kelompok 3



ABSTRAK



Praktikum sistem informasi geografis yang telah dilaksanakan sebelumnya membahas mengenai PSHA atau probabilistic seismic hazard analysis merupakan suatu metode yang dilakukan untuk memperkirakan mengenai bagaimana mitigasi bencana seismik dilakukan dengan menggunakan suatu pendekatan atau perkiraan berdasakan data yang sudah ada sebelumnya yang bersumber dari data-data bencana gempa bumi baik akibat aktifitas tektonik atau pun aktifitas lainnya, pada umumnya analisis ini dilakukan secara komputasi menggunakan software matlab dimana pada software tersebut dilakukan penyeleksian berupa gempa mana saja yang termasuk kedalam mainshock dan bukan yang kemudian dilakukan pemrograman sehingga didapatkan data PSHA berupa tabel dalam format dat yang kemudian berdasarkan data tesebut dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk melakukan pemetaan dengan menggunakan Arcgis ataupun Qgis dimana hasil yang akan didapat berupa peta dari wilayah yang dilingkupi oleh data sebelumnya dan berdasarkan peta tersebut kita dapat melakukan perkiraan mengenai wilayah mana saja yang memiliki potensi atau sumber dari aktivitas yang menghasilkan gelombang atau data seismik yang dimana kemungkinan wiayah tersebut dapat dikatakan aktif secara tektonik.



ii



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Tujuan Praktikum .................................................................................... 1



II.



TEORI DASAR



III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan ......................................................................................... 5 B. Diagram alir 6 IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Data Pengamatan ..................................................................................... 7 B. Pembahasan .............................................................................................. 7 V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iii



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1. Diagram alir ........................................................................................ 6



iv



1



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dewasa ini teknologi merupakan salah satu unsur penting didalam kehidupan manusia. Teknologi telah menjadi bagian perkembangan hidup manusia. Teknologi mencerminkan modernisasi yang memicu pada persaingan untuk menjadi yang paling unggul. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terasa sangat pesat sehingga menawarkan banyak sekali kemudahankemudahan dalam melakukan berbagai aktifitas. Kehadiran teknologi ini dimaksudkan untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan efesien efektifitas. Salah satu bentuk teknologi yang saat ini tengah berkembang adalah teknologi komputer. Teknologi dalam komputer yang secara luas dikembangkan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan proses yang dieksekusi pada data mentah untuk menghasilkan informasi baru yang berguna dan berkaitan dengan objek atau fenomena dipermukaan bumi, atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi keja. SIG (Sistem Informasi Geografis) dibagi menjadi beberapa komponen utama. Komponen tersebut diantaranya adalah data, petunjuk operasional, operator, perangkat keras dan perangkat lunak. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkan, menganalisa, dan memetakan hasil. Data yang akan diolah dalam pada SIG merupakan data spasial. Data spasial merupakan data yang memiliki system koordinat tertentu atau berorientasi geografis sebagai dasar referensinya, dalam data spasial memiliki dua tipe format/model data geografis yaitu format data raster dan data vector. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum kali ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan dapat memetakan daerah mana saja yang memiliki potensi untuk terjadinya bencana gempa bumi 2. Praktikan dapat membuat peta PSHA dari data yang sudah disiapkan



2



II. TEORI DASAR



Sistem Informasi Geografis (SIG) pertama pada tahun 1960 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografis. 40 tahun kemudian perkembangan GIS berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti: Analisis penyakit epidemik (demam berdarah), Analisis kejahatan (kerusuhan). Navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek). Analisis bisnis (sistem stock dan distribusi). Urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah). Peneliti: spatial data exploration. Utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management. Pertahanan (military simulation) (Husein, 2006). Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis yang berbasis digital computer (Bafdal dkk, 2011). Sistem informasi geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan dan mengupdate, memenipulasi, menganalisa dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis. Banyaknya pemahaman tenteng informasi geografis yang ada tergantung dari segi mana sistem informasi geografis itu dilihat. Di pengertian lain, sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terinferensi secara spasial atau koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan khusus dalam menangani data yang terinferensi secara spasial, selain merupakan sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan terhadap data tersebut (Widyawati, 2014). Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut



3



merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x, y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya (Subroto, 2011). Data atribut (aspasial) adalah gambaran data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, dengan maksud memberikan identifikasi pada lokasi tersebut. Data atribut merupakan data yang berupa penjeasan dari setiap fenomena yang terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah (Saputra, 2011). Data spasial merupakan dasar operasional pada sistem informasi geografis. Data spasial memberikan hasil pengamatan terhadap berbagai fenomena yang ada pada suatu obyek spasial. Secara sederhana data spasial dinyatakan sebagai informasi alamat. Data spasial ini dinyatakan dalam bentuk grid koordinat seperti dalam sajian peta ataupun dalam bentuk piksel seperti dalam bentuk citra satelit. Data spasial diperlukan untuk merepresentasikan atau menganalisis berbagai informasi yang berkaitan dengan dunia nyata. Pengambilan data dari dunia nyata tersebut sebanyak mungkin dapat menjelaskan tentang variasi fenomena serta lokasi fenomena tersebut berada. Data spasial merupakan sebuah gambaran sederhana dari dunia nyata yang sebenarnya. Dalam sistem informasi geografis data spasial tersebut dapat menggambarkan sebaran dan lokasi fenomena (Fortheringham, 2005). Georeferensi merupakan Langkah awal yang harus dilakukan pada datadata mentah, sebelum diproses lebih lanjut dengan GIS. Setiap data GIS harus dalam status tergeoreferensi, yakni sudah berada pada posisi yang tepat di permukaan bumi, sesuai dengan sistem koordinat yang digunakan. Salah satu contoh data yang perlu digeoreferensi adalah peta dasar untuk digitasi yang biasanya masih dalam format raster (Nurfadilla, 2012). Proses georeferensi hanya melibatkan memilih piksel pada gambar raster dan menentukan apa koordinat yang diwakilinya untuk menggambar vektor. Bila Anda telah memilih 3 piksel dan mereka ditetapkan vektor koordinat WinTopo Pro dapat menghitung pemetaan yang tepat untuk setiap pixel dalam gambar, dan ketika Anda memuat gambar DXF ke dalam CAD atau GIS atau sistem CNC secara otomatis akan berlokasi di posisi yang benar. Ada berbagai SIG utilitas yang tersedia yang



4



dapat mengubah data gambar untuk beberapa kerangka pengendalian geografis, seperti ArcMap 10.2, PCI Geomatica, atau Erdas Bayangkan. Satu dapat georeferensi satu set titik, garis, poligon, gambar, atau 3D struktur. Perangkat GPS akan merekam lintang dan bujur koordinat untuk titik tertentu bunga, efektif Georeferencing titik ini. Dengan kata lain, harus ada hanya satu lokasi yang georeferensi bertindak sebagaiacuan. Gambar dapat dikodekan menggunakan khusus file format GIS atau disertai dengan file dunia. Untuk georeferensi gambar, orang perlu pertama yang mendirikan titik kontrol, input diketahui koordinat geografis titik kontrol ini, memilih parameter sistem koordinat dan proyeksi dan meminimalkan residu. Residual adalah selisih antara koordinat titik kontrol dan koordinat diprediksi oleh model geografis dibuat menggunakan titik kontrol (Hartati, 1994). .



5



III. METODELOGI PRAKTIKUM



A. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu 1. Laptop 2. Data PSHA 3. Software Arcgis 4. Peta Indonesia SHP 5. Peta Batimetri Indonesia



6



B. Diagram Alir Berikut merupakan diagram alir dari praktikum kali ini:



Mulai



Input data PSHA kedalam Arcgis



Melakukan interpolasi Kriging



Memasukan data Indonesia.shp dan melakukan ekstrak by mask



Memelakukan input peta batimetri



Membuat peta PSHA



Peta PSHA Provinsi Lampung



Selesai Gambar 1. Diagram Alir



7



IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



A. Data pengamatan Pada praktikum kali ini digunakan data jadi yang diberikan oleh asisten sehingga dalam praktikum ini tidak dilakukan pengolahan atau pengambilan data seacara pribadi oleh praktikan, adapun data yang digunakan dalam praktikum ini terlampir pada lampiran B. Pembahasan Metode Kriging adalah estimasi Stochastic yang mirip dengan Inverse Distance Weighted (IDW) dimana menggunakan kombinasi linear dari weight untuk memperkirakan nilai diantara sampel data. Metode ini diketemukan oleh D.L. Krige untuk memperkirakan nilai dari bahan tambang. Asumsi dari metode ini adalah jarak dan orientasi antara sampel data menunjukkan korelasi spasial yang penting dalam hasil interpolasi ESRI, 1996). Metode Kriging sangat banyak menggunakan sistem komputer dalam perhitungan. Kecepatan perhitungan tergantung dari banyaknya sampel data yang digunakan dan cakupan dari wilayah yang diperhitungkan. Tidak seperti metode IDW, Kriging memberikan ukuran error dan confidence. Metode ini menggunakan semivariogram yang merepresentasikan perbedaan spasial dan nilai diantara semua pasangan sampel data. Semivariogram juga menunjukkan bobot (weight) yang digunakan dalam interpolasi. Semivariogram dihitung berdasarkan sampel semivariogram dengan jarak h, beda nilai z dan jumlah sampel data n diperlihatkan pada persamaan di Gambar 2. Pada gambar ini juga ditunjukkan grafik dari sebuah semivariogram. Pada jarak yang dekat (sumbu horisontal), semivariance bernilai kecil. Tetapi pada jarak yang lebih besar, semi-variance bernilai tinggi yang menunjukkan bahwa variasi dari nilai z tidak lagi berhubungan dengan jarak sampel point. Jenis Kriging yang bisa dilakukan adalah dengan cara spherical, circular, exponential, gaussian dan linear. Tahapan dalam menggunakan metode ini adalah: analisa statistik dari sampel data, pemodelan variogram, membuat hasi interpolasi dan menganalisa nilai variance. Metode ini sangat tepat digunakan bila kita mengetahui korelasi spasial jarak dan orientasi dari data. Oleh sebab itu, metode ini sering digunakan dalam bidang ketanahan geologi Kelemahan dari



8



metode ini adalah tidak dapat menampilkan puncak, lembah atau nilai yang berubah drastic dalam jarak yang dekat. Red, green, blue atau Merah, Hijau, Biru (RGB) adalah salah satu jenis pewarnaan yang digunakan pada Monitor Komputer, Televisi, Layar Smartphone / Tablet dan perangkat lainnya. Penggunaan RGB terbaik adalah untuk unduhan PDF berkualitas tinggi, pengembangan aplikasi, dan apapun yang akan terlihat langsung (warnanya) di layar komputer atau perangkat. RGB menjadi kode (model) pewarnaan yang paling tepat penggunaannya jika ingin hasilnya ditampilkan langsung pada sebuah perangkat. Oleh karena itu, jika Anda mengekspor file vector kedalam file Bitmap. Anda akan menemukan opsi RGB dan jika nanti di ekspor akan menghasilkan file dengan ukuran lebih kecil dibanding dengan model Cyan, Magenta, Yellow, and Black (K) yang akrab disapa CYMK. Karena fungsi dari RGB adalah untuk penampilan warna pada layar sebuah perangkat. RGB lebih kecil ukuran filenya dari CYMK, sebab jika file RGB memiliki ukuran besar maka proses tunggu (loading) sebuah perangkat akan menjadi lama. RGB Merupakan Metode penciptaan warna dengan cara aditif, artinya Anda menambah dan atau mencampurkan warna dengan cara menambah atau mengurangi jumlah kombinasi antara warna Merah, Hijau dan Biru. Cara membaca RGB sangat mudah , RGB di simbolkan dengan RGB (Tingkat warna merah, Tingkat Warna Hijau, Tingkat Warna Biru). Dengan tingkat minimal warna 0 dan tingkat maksimal 255. RGB (0, 0, 0) akan menghasilkan warna putih (tidak ada campuran). RGB (255, 255, 255) akan menghasilkan warna hitam. Contoh sebuah Kotak mempunyai warna RGB (191, 0, 255) Atinya warna merah (Red) mempunyai kandungan 23 tingkat, warna Hijau (Green) memiliki kandungan warna hijau 0 (kosong), dan warna biru 255 (maksimal) tingkatan. Dari kombinasi tersebut akan menghasilkan warna output warna ungu. Kombinasi warna RGB ini akan menghasilkan 16.581.375 jenis warna yang berbeda. Dasar penghitungannya adalah 255 x 255 x 255 = 16.581.375. CYMK adalah warna yang digunakan dalam industri printing, cetak mencetak konten. Warna CYMK juga bisa dimanfaatkan jika Anda mengupload file seperti kartu nama atau undangan yang akan dicetak, uploadlah file-file itu dengan format CMYK. Penggunaan warna CYMK dalam mengekspor hasil desain yang kita buat akan mempermudah kita dalam melihat preview hasil desain kita saat dicetak. Warna CYMK memiliki karakteristik tingkat ketajaman warna yang lebih tinggi daripada RGB dan lebih kompleks dalam menampilkan warna. Sehingga hasil file yang menggunakan CYMK akan lebih tinggi dari hasil file yang menggunakan RGB. Jika anda punya alat pencetak dirumah (printer rumahan) anda akan menemukan komposisi 3 warna dari Catridge Printer yang anda miliki. Itulah Warna CYMK. Warna CYMK digunakan dalam dunia



9



percetakan, cetak kertas, cetak foto, cetak banner, dll. Kalau anda menemukan lebih dari 4 warna tersebut dipastikan warna lainnya merupakan warna penguraian dari warna dasarnya. CYMK Memiliki nilai yang sama dengan RGB yaitu dimulai dari 0 (nol) dan diakhiri dengan 255. Yang membedakan adalah urutan bilangannya yaitu dengan urutan CYMK (warna cyan, kuning, magenta, black). Misalkan : CYMK (25, 100, 0, 0) akan mendiskripsikan (baca : menghasilkan) warna ungu. Kombinasi dari pewarnaan CYMK akan menghasilkan 4.228.250.625 warna yang berbeda. Dasar penghitungannya 255 x 255 x 255 x 255 = 4.228.250.625. Lebih banyak dari RGB. HSL (Hue, Saturation, Lightness) dan HSV (Hue, Saturation, Value) adalah dua representasi alternatif dari model warna RGB, yang dirancang pada tahun 1970 oleh periset grafis komputer. Model HSV, pertama kali diperkenalkan oleh A.R Smith pada tahun 1978, yang ditunjukkan pada gambar diatas. Silakan dicermati bagaimana teman-teman menafsirkan. Model HSV dirancang agar warna dapat ditampilkan bisa mirip seperti warna pada pandangan manusia dan yang dapat merasakan atribut pembuatan warna. Dalam model ini, masing-masing warna disusun dalam irisan radial (seperti kerucut), dengan di sekitar sumbu tengah meruapakan warna netral yang berkisar dari hitam di bagian bawah sampai putih di bagian atas. Melalui model gambar diatas, kita tahu bahwa HSV memiliki 3 karakteristik pokok, yaitu Hue, Saturation dan Value. Hue : menjabarkan warna asli, contohnya merah, unggu, dan kuning. Selain itu, digunakan menentukan warna kecendrungan seperti kemerahan (redness), kehijauan (greeness), dsb. Saturation : sering disebut juga dengan kroma, adalah kemurnian atau kekuatan warna. Value : kecerahan dari warna. Nilainya berkisar antara 0-100 %. Apabila nilainya 0 maka warnanya akan menjadi hitam, semakin besar persentase nilainya maka semakin cerah dan muncul variasi-variasi baru dari warna tersebut. Sedangkan L pada akhir singkatan HSL menunjukkan makna Lightness atau tingkat kecerahan Keuntungan model pewarnaan ini adalah terdapat warnawarna yang sama dengan yang ditangkap oleh indra manusia. Sedangkan warna yang dibentuk model lain seperti RGB , CYMK merupakan hasil campuran dari warna-warna primer yang umumnya terdapat warna yang sukar ditangkap oleh mata. HSL dan HSV keduanya adalah geometri silindris, dengan warna, dimensi sudutnya, dimulai dari primer merah pada suhu 0 °, melewati primer hijau pada 120 ° dan primer biru pada 240 °, dan kemudian membungkus kembali ke merah pada suhu 360 °. Pada masing-masing geometri, sumbu vertikal tengah terdiri dari warna netral, achromatic, atau abu-abu, mulai dari hitam pada tingkat ringan 0 atau nilai 0, bagian bawah, sampai putih pada tingkat ringan 1 atau nilai 1, bagian atas. Kedua geometri didalamnya merupakan warna primer dan sekunder aditif (campuran warna merah, kuning, hijau, cyan, biru dan magenta) dan linier antara pasangan yang berdekatan, kadang disebut warna murni, disusun di sekitar tepi luar silinder dengan saturasi 1. Warna jenuh ini memiliki tingkat



10



ringan ½ pada HSL, sedangkan pada HSV mereka memiliki nilai 1. Pada HSL, saturasi juga tidak berubah dengan pewarnaan dengan warna putih, dan hanya campuran dengan warna hitam dan putih yang memiliki kejenuhan kurang dari 1. Karena model pewarnaan menggunakan bentuk menggunakan grafik kerucut seperti itu dengan hue dimensi, kroma. Maka nilai HSV sering disebut "Model Hexcone" sementara HSL sering disebut "Model Bi-Hexcone" interpolasi adalah proses memprediksi nilai pada suatu titik yang bukan merupakan titik sampel, berdasarkan pada nilai-nilai dari titik-titik di sekitarnya yang berkedudukan sebagai sampel. Penentuan nilai baru didasarkan pada data yang ada pada titik-titik sampel.Tanpa adanya langkah interpolasi ini, maka analisis spasial tidak dapat dilakukan secara akurat. Dalam konteks pemetaan, interpolasi merupakan proses estimasi nilai pada wilayah-wilayah yang tidak disampel atau diukur untuk keperluan penyusunan peta atau sebaran nilai pada seluruh wilayah yang dipetakan. Interpolasi spasial mempunyai dua asumsi yakni atribut data bersifat kontinu di dalam ruang (space )dan atribut tersebut saling berhubungan (dependence) secara spasial. Kedua asumsi tersebut berimplikasi pada logika bahwa pendugaan atribut data dapat dilakukan berdasarkan data dari lokasi-lokasi di sekitarnya dan nilai pada titik-titik yang berdekatan akan lebih mirip daripada nilai dari titik-titik yang berjauhan. Hal ini sesuai pula dengan hukum Tobler pertama. Untuk melakukan interpolasi spasial diperlukan data dari titik-titik kontrol (sampel), sehingga nilai dari titik yang tidak diketahui nilainya dapat destinasi.dengan tujuan untuk menaksir hargaharga tengah antara titik data yang sudah tepat. Interpolasi mempunyai orde atau derajat. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan interpolasi spasial. interpolasi spasial dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni global and local interpolation, exact interpolation and inexact interpolation, deterministic and stochastic interpolation. Interpolasi Global and lokal Interpolasi global, Interpolasi global menggunakan semua titik kontrol yang tersedia. Cukup memadai untuk diterapkan pada medan yang tidak menunjukkan variasi yang kompleks. Interpolasi ini memiliki asumsi bahwa autokorelasi spasial baik pada skala regional. Estimasi yang diperoleh lebih bersifat umum. Contoh penggunaan interpolasi global dengan trend surface orde pertama (polynomial): Untuk melakukan interpolasi pada permukaan alami yang kompleks maka perlu dilakuan dengan menggunakan trend surface orde yang lebih tinggi Interpolasi lokal hanya menggunakan sampel titik-titik kontrol. Metode ini sesuai untuk medan yang menunjukkan variasi yang kompleks. Asumsi dari metode ini adalah autokorelasi spasial baik pada skala lokal. Nilainilai hasil estimasi lebih bersifat lokal. Prosedur umum untuk mengidentifikasi titik-titik akan destinasi mencakup langkah-langkah (1). Sebuah wilayah pencarian (bertetanggan) didefinisikan sekitar titik; (2). Titik-titik sampel dalam area penelitian diidentifikasi; (3). Sebuah fungsi matematika yang dipilih untuk



11



memodelkan variasi lokal antara titiktitik; (4). Nilai data untuk titik diperkirakan dari fungsi. Interpolasi lokal setidaknya dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain dengan metode: Tren (polynomial) lokal Polinomial lokal merupakan lawan dari polinomial global, dimana polinomial lokal dapat diterapkan untuk merepresentasikan permukaan. Poligon Theissen, Poligon Theissen, yang disebut juga metode proximal merupakan suatu upaya memberikan bobot data titik-titik di suatu area. Sebagai contoh untuk interpolasi lokal untuk data presipitasi. Langkahnya adalah sejumlah segitiga digambar dengan cara menghubungkan titik-titik kontrol (misalnya, stasiun meteorologi) menggunakan teknik triangulasi Delaunay (juga digunakan untuk TIN). Garis ditarik tegak lurus terhadap sisi segitiga di titik tengah. Poligon didefinisikan oleh persimpangan (interaksi) dari garis-garis. Nilai-nilai untuk titik kontrol ditugaskan untuk merepresentasikan poligon Estimasi kepadatan, Fungsi kepadatan sederhana menggambarkan jumlah poin/ukuran sel (misalnya, 10.000 m2) (ditampilkan dalam warna-warna tertentu, misal abu-abu), ukuran lingkaran berpusat di pusat ukuran sel. Metode lain yang termasuk metode estimasi kepadatan adalah Kernel Density Estimation. Fungsi densitas kernel adalah alternatif yang umum digunakan. Inverse Distance Weighted (IDW), Metode IDW merupakan metode interpolasi konvesional yang memperhitungkan jarak sebagai bobot. Jarak yang dimaksud disini adalah jarak (datar) dari titik data (sampel) terhadap blok yang akan diestimasi. Jadi semakin dekat jarak antara titik sampel dan blok yang akan diestimasi maka semakin besar bobotnya, begitu juga sebaliknya. Radial Basis Function (RBF) Splines, Metode ini merupakan metode interpolasi eksak yang melibatkan sekelompok besar titik kontrol. Perbedaan antar titik kontrol pada setiap permukaan harus sesuai. Setiap RBF juga memiliki parameter yang mengontrol kesesuaian dihasilkan pada setiap permukaan. Atas dasar ketatnya persyaratan ini, sehingga perbedaan antara output dari metode ini adalah kecil. RBF banyak digunakan untuk peramalan data time series musiman, seperti curah hujan, debit sungai, produksi tanaman pertanian, dan lain-lain. Exact interpolation and inexact interpolation, Interpolasi eksak merupakan cara memprediksi nilai pada titik kontrol yang sama dengan nilai yang diobservasi. Interpolasi menghasilkan permukaan yang lewat titik control. Sedangkan inexact interpolation digunakan untuk memprediksi nilai untuk titik kontrol yang berbeda dari nilai yang diamati. Deterministic and stochastic interpolation. Interpolasi deterministik tidak ada penilaian kesalahan dengan nilai prediksi. Contoh model determenistik sederhana adalah Inverse Distance Weighted (IDW). Asumsi dari metode IDW adalah nilai interpolasi akan lebih mirip pada data sampel yang berdekatan lokasinya daripada data yang lokasinya lebih jauh. klasifikasi metode interpolasi yang berbeda dengan klasifikasi di atas. Menurutnya teknik interpolasi deterministik dapat dibagi menjadi dua



12



kelompok, global dan lokal. Teknik global melakukan hitungan untuk prediksi menggunakan seluruh dataset. Teknik lokal menghitung prediksi dari titik-titik yang diukur (sampel) dalam lingkungan, yang ukurannya wilayahnya lebih kecil-kecil secara spasial dalam wilayah penelitian yang lebih besar. Analis geostatistik menyediakan Polinomial global sebagai interpolator global dan Jarak Inverse Tertimbang, Polinomial Lokal, dan Basis Fungsi Radial sebagai interpolators lokal. Sebuah interpolasi deterministik dapat menghasilkan model permukaan dengan cara mengetahui nilai data atau tidak. Sebuah teknik interpolasi yang memprediksi nilai yang identik dengan nilai yang diukur pada lokasi sampel dikenal sebagai interpolator eksakta. Interpolator ineksakta memprediksi nilai yang berbeda dari nilai yang terukur. Ineksakta ini dapat digunakan untuk menghindari puncak tajam atau lembah di permukaan output. Inverse Distance Weighted dan Fungsi Radial Basis adalah interpolators eksakta, sementara Polinomial global dan Polinomial lokal termasuk metode interpolasi ineksakta. Diantara metode deterministik yang populer adalah Trend, Spline, Inverse Distance Weighted (IDW) dan Krigging. Setiap metode tersebut memiliki karakteristik yang berbedabeda, sehingga jika diterapkan pada daerah yang sama akan diperoleh hasil interpolasi yang berbeda. Pada tulisan singkat ini, akan dibahas penggunaan metode IDW dan Kriging untuk kajian persebaran temperatur dan curah hujan. Metode interpolasi yang sederhana tetapi memiliki nilai akurasi yang cukup baik. Metode IDW dapat dikelompokkan ke dalam estimasi determenistik, yakni interpolasi dilakukan berdasarkan perhitungan matematika. Sementara metode Kriging dapat digolongkan ke dalam estimasi stochastik, di mana perhitungan secara statistik digunakan untuk menghasilkan interpolasi. Interpolasi stochastic menawaran penilaian kesalahan dengan nilai prediksi. Metode ini mengasumsikan kesalahan acak. Contoh model ini yang populer adalah metode Kriging. Metode Kriging merupakan estimasi stochastik yang mirip dengan IDW, menggunakan kombinasi linear dari weights untuk memperkirakan nilai di antara sampel data. Metode ini dikembangkan oleh D.L. Krige untuk memperkirakan nilai dari bahan tambang. Asumsi dari model ini adalah jarak dan orientasi antara sampel data menunjukkan korelasi spasial. Model ini memberikan ukuran error dan confidence. Model ini juga menggunakan semivariogram yang merepresentasikan perbedaan spasial dan nilai di antara semua pasangan sampel data. Semivarogram ini menunjukkan bobot (weights) yang digunakan dalam interpolasi. Semivarogram dihitung berdasarkan sampel semivarogram dengan jarak h, beda nilai z, dan jumlah sampel data n.



7



V. KESIMPULAN



Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik, yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. interpolasi adalah proses memprediksi nilai pada suatu titik yang bukan merupakan titik sampel, berdasarkan pada nilai-nilai dari titik-titik di sekitarnya yang berkedudukan sebagai sampel. 2. Metode Kriging adalah estimasi Stochastic yang mirip dengan Inverse Distance Weighted (IDW) dimana menggunakan kombinasi linear dari weight untuk memperkirakan nilai diantara sampel data. 3. Perbedaan dari jenis warna CMYK, RGB dan HSV yaitu dalam hal penggunaan dan ketajaman warna yang dihasilkan 4. Terdapat interpolasi lokal dan non lokal



7



DAFTAR PUSTAKA



Husein, R. 2006. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Ilmu Komputer. Yogyakarta. Bafdal, N., Kharistya Amaru, dan Boy Macklin Pareira P. 2012. Petunjuk Praktikum Sistem Informasi Geografis. Jurusan TMIP FTIP Unpad. Bandung Widyawati, Sri. 2014. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Komoditas Hortikultura Berbasis Web pada Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo. J. Ilmiah Ilmu-ilmu Teknik. Vol 4(2). Saputra, Ragil. 2011. Sistem Informasi Geografis Pencarian Rute Optimum Obyek Wisata Kota Yogyakarta dengan Algoritma Floyd-Warshall. J. Matematika. Vol 14(1). Nurfadilla, 2012. Buku Penuntun Sistem Informasi Geografis Dengan ArcGIS. Jakarta. Academica Subroto, Galuh. 2011. Optimalisasi Georefrencing Untuk pengapliasian Sistem Proyeksi Peta koordinat WGS. J. Automatic Topografi Geografi. Vol 3(2):5773. Fakultas Geografi Universitas Suamtera Utara Hartati, Soenarno. 1994. “Penginderaan Jauh Untuk Geofisika, Meteorologi, dan Oseonografi. Diktat Kuiah, GM – FMIPA- ITB.



7



LAMPIRAN



7



Gambar 1. Representasi RGB



Gambar 2. Representasi CMYK



7



Gambar 3.Representasi HSL dan HSV