Format Askeb Di Komunitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS INDIVIDU ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Bp.M RW 01 RT 01 DESA SAMBIREJO KECAMATAN GAMPENGREJO KABUPATEN KEDIRI



Oleh : ..................................................... NIM : ...................................



STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN



TAHUN 2022/2023



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 1



HALAMAN PERSETUJUAN



ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Bp. M RT.01 RW.01 DESA SAMBIREJO KECAMATAN GAMPENGREJO KABUPATEN KEDIRI



Di ajukan oleh : ...................................................................... NIM : .............................



LAPORAN ASUHAN KOMUNITAS PADA KELUARGA INI TELAH DI SETUJUI PADA TANGGAL : .............................20.....



Dosen PJMK Askeb Komunitas



Dosen Pembimbing Askeb Komunitas



........................................................... NIK. ...................................



........................................................... NIK. ...................................



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 2



HALAMAN PENGESAHAN



ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Bp.M RT 01 RW 01 DESA SAMBIREJO KECAMATAN GAMPENGREJO KABUPATEN KEDIRI



Di ajukan oleh : ...................................................................... NIM : .............................



LAPORAN ASUHAN KOMUNITAS PADA KELUARGA INI TELAH DI SAHKAN OLEH :



Kepala Keluarga



Ketua RW .... Desa ...................



.......................................................... .



...........................................................



Mahasiswa



Dosen Pembimbing



.......................................................... . NIM. ........................................



Erma Retnaningtyas,.SST,.Bd,.SKM,.M.Kes NIDN. 0726038204



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 3



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkanBerkahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn. M Rt 01 RW 01 di Desa Sambirejo Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri” dengan baik. Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Askeb Komunitas dengan melakukan kegiatan survey di Desa Sambirejo yang dilakukan dari tanggal 14 Maret – 04 April 2017. Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak DR,.dr Sentot Imam Suprapto,. M.Kes selaku Bapak Rektor IIK STRADA Indonesia 2. Bapak Karsidi selaku Kepala Desa Sambirejo. 3. Ibu Riza Tsalasatul Mufida, SST. M.Keb selaku ketua prodi S1 Kebidanan. 4. Ibu Erma Retnaningtyas,.SST,.Bd,.SKM,.M.Kes Dosen Penangung jawab mata kuliah askeb komunitas dan juga sebagai dosen pembimbing . 5. Ibu Aspin, S.ST selaku bidan desa Sambirejo. 6. Semua Pihak yang telah membantu terselesaikan Laporan Asuhan Komunitas pada Keluarga Laporan Individu Asuhan Kebidanan Komunitas ini sebagai tambahan referensi, melatih mahasiswa untuk memberikan intervensi serta menambah pengetahuan bagi masyarakat. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kebaikan makalah ini ke depan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Kediri,



Penyusun



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 4



April 2022



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL



i



HALAMAN PERSETUJUAN



ii



HALAMAN PENGESAHAN



iii



KATA PENGANTAR



iv



DAFTAR ISI



v



BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang



1



B. Tujuan



2



C. Metode



3



BAB II TINJAUAN TEORI A. Batasan Keluarga



4



B. Struktur Keluarga



4



C. Tinjauan Teori Prioritas Masalah



5



BAB III ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS A. Pengkajian Data



24



B. Analisis Data



33



C. Perumusan Masalah



33



D. Prioritas Masalah



34



E. Asuhan Kebidanan



36



BAB IV PEMBAHASAN KASUS



40



BAB V PENUTUP A. Simpulan



42



B. Saran



43



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 5



BAB II PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi. Sedangkan Kabupaten Kediri pada tahun 2015 telah menyumbangkan Angka Kematian Ibu sebanyak 33 orang dan Angka Kematian Bayi sebanyak 79 bayi. AKI dan KB yang tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan. Masalah kesehatan adalah merupakan masalah yang sangat kompleks, oleh karena itu perlu diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat untuk mengatasinya. Dalam pelaksanaanya, pelayanan kesehatan diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan yang utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan tersebut merupakan upaya essensial atau sangat dibutuhkan oleh masyarakat/ komunitas, dan secara universal upaya tersebut mudah dijangkau (Karwati, 2011). Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai rencana strategis Provinsi Jawa Timur Tahun 2013-2018, maka pembangunan kesehatan dilakukan dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkeadilan, mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing, mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pembangunan kesehatan, melaksanakan pelayanan administrasi internal dan pelayanan public yang bermutu. Salah satu upaya mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan sehingga memberikan nilai positif bagi pembangunan kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. M pada RT. 04 RW 07 Desa Sambirejo Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri sebagai bukti ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 6



pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah. B.



TUJUAN PENULISAN 1.



Tujuan Umum Dengan diadakannya praktek belajar lapangan asuhan kebidanan komunitas diharapkan mampu menerapkan teori di lapangan secara nyata.



2.



Tujuan Khusus a.



Mahasiswa mampu menganalisa data yang ada.



b.



Mahasiswa mampu merumuskan masalah.



c.



Mahasiswa mampu memprioritaskan masalah.



d.



Mahasiswa mampu mendiagnosa masalah.



e.



Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dari permasalahan yang ada dan mengimplementasikannya.



C. METODE PENGUMPULAN DATA Metode yang digunakan dalam penulisan laporan, menggunakan metode pengumpulan data yaitu: 1. Survei Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu (Notoatmodjo, 2010). 2. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang dikunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan dan pendirian secara lisan dari seorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap – cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2010). 3. Observasi Adalah suatu hasil penelitian aktif dan penuh perhatian menyadari adanya rangsangan (Notoatmodjo, 2010).



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 7



BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR KELUARGA 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terdiri atas kepala keluarga dn beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Karwati, 2011). 2. Struktur Keluarga Menurut Karwati (2011), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah: a. Patrilineal Keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga sedarah istri d. Patrilokal Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. e. Keluarga kawinan Keluaarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 3. Ciri-ciri Keluarga Menurut Karwati (2011), ciri-ciri keluarga antara lain yaitu: a.



Diikat dalam suatu tali perkawinan



b. Ada hubungan darah ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 8



c.



Ada ikatan batin



d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya e.



Ada pengambil keputusan



f.



Kerjasama diantara anggota keluarga



g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga h. Tinggal dalam satu rumah/atap Menurut Karwati (2011), ciri-ciri keluarga Indonesia antara lain yaitu: a.



Suami sebagai pengambil keputusan



b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh c.



Berbentuk monogram



d. Bertanggung jawab e.



Pengambil keputusan



f.



Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa



g. Ikatan keluarga sangat erat h. Mempunyai semangat gotong royong 4. Bentuk-bentuk keluarga Menurut Karwati (2011), bentuk keluarga antara lain: a. Keluarga inti (nuclear family) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. b. Keluarga besar (exstended family) Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya: nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. c. Keluarga berantai (serial family) Keluarga berantai adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d. Keluarga duda/ janda (single family) Keluarga duda/janda adalah keluaga yang terjadi karena perceraian atau kematian. 5. Fungsi-fungsi keluarga Menurut Suprajitno (2004), fungsi keluarga antara lain: a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga. ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 9



b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubunngan dengan orang lain di luar rumah. c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. d. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keuarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. e. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. 6. Tugas Keluarga Menurut Karwati (2011), tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut: a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga c. Pembagian



tugas



masing-masing



anggotanya



sesuai



dengan



kedudukannyamasing-masing d. Sosialisasi antar anggota keluarga e. Pengaturan jumlah anggota keluarga f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyrakat yang lebih luas h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga 7. Tahap-tahap keluarga Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapn memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada tahapnya. Ada perbedaan pembagian tahap perkembangan menurut Carter dan McGoldrick (1989( dan Duvall (1985).



Carter dan McGoldrick 1. Keluarga antara: masa bebas (pacaran) dewasa muda



Duvall Tidak diidentifikasi karena periode waktu antara



dewasa



dan



ditentukan 2. terbentuknya



keluarga bar1u. melalui



suatu perkawinan ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Keluarga baru menikah



menikah



tak



dapat



3.



Keluarga



yang



memiliki Keluarga dengan anak baru lahir (Usia anak



ana2k. usia muda (anak usia tertua sampai 30 bulan) bayi sampai usia sekolah)



3. Keluarga dengan anak pra-sekolah (usia anak tertua 21/2-5 tahun) 4. Keluarga dengan anak usia sekolah (usia anak tertua 6-12 tahun) 5. Keluarga dengan anak remaja (usia anak tertua 13-20 tahun)



4.



Keluarga yang memiliki



Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa



ana6k. dewasa



(anak-anaknya mulai meninggalkan rumah) 7. Keluarga yang hanya terdiri dari orang tua saja/ keluarga usia pertengahan (semua anak meninggalkan rumah)



5.



Keluarga yang mulai melepa8s. Keluarga lansia anaknya untuk keluar rumah



6.



Keluarga lansia



B. KONSEP DASAR MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS 1. Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan”. Kebidanan adalah mencankup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi, kebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia (Karwati,dkk. 2011). Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan yang diakui oleh negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (registrasi) atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan (Pudiastuti, 2011) Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah atau area tertentu. Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat.



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan masyarakat (Ambarwati, 2009). 2. Tujuan asuhan kebidanan dikomunitas a. Tujuan umum Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan diwilayah kerja bidan. b. Tujuan khusus 1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai tangguang jawab bidan 2) Meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu 3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal 4) Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak 5) Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait. 3. Metode Prioritas Masalah Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang dapat digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada umumnya dibagi atas, Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai berikut : Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Yang termasuk teknik scoring dalam penetuan prioritas masalah, yakni: a.



Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)



b. Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment) c.



Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage)



d. Metode Hanlon (nama penemu metode Hanlon)



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



C. MANAJEMEN KEBIDANAN DALAM KELUARGA Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan pemecahan masalah (Effendy N,1998). Manajemen kebidanan memberikan asuhan yang berkomprehensif yaitu dari pengkajian sampai evaluasi. a. Pengkajian Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga. 1. Keadaan Kesehatan 2. Rumah dan Keluarga 3. Sifat Keluarga Data yang diperoleh dari pengkajian, meliputi : a. Struktur dan sifat keluarga b. Faktor ekonomi, sosial,dan budaya c. Faktor rumah dan keluarga d. Riwayat kesehatan keluarga e. Persepsi tanggapan keluarga terhadap masalah b. Analisa Data 1. Norma kesehatan ibu, keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga 2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan 3. Karakteriktik keluarga c. Perumusan Masalah Perumusan masalah mengacu pada tipologi masalah kesehatan dari berbagai alasan dan ketidak mampuan dalam melaksanakan kesehatan keluarga. Dalam tipologi masalah terdiri dari 2 tahap penjajakan. 1. Penjajakan tahap 1 Masalah-masalah yang telah dikaji dan dikelompokkan : a. Ancaman Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan penyakit, kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. b. Kurang sehat atau tidak sehat Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. c. Kritis ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Adalah saat saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indvidu atau keluarga dalam hal penyesuaian ataupun dalam hal sumber daya mereka. 2. Penjajakan tahap II Setelah



dlakukan



penjajakan



tahap



I



kemudian



ditentukan



masalah



kebidanannya didukung oleh data-data yang ada. a. Ketidak sanggupan mengenal masalah b. Ketidak sanggupan mengambil keputusan c. Ketidak mampuan merawat atau menolong anggota keluarga yang sehat d. Ketidak mampuan memelihara lingkungan rumah e. Ketidak mampuan menggunakan sumber daya di masyarakat guna memelihara kesehatan d. Prioritas masalah Untuk menentukan masalah subyektif ada empat kriteria dalam menentukan prioritas masalah dari masalah-masalah kesehatan yang yang ada. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan kebidanan dapat diatasi sekaligus 2. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit 3. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan kebidanan yang dberikan 4. Sumber daya keluarga yang menunjang pemecahan masalah



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Skala untuk menentukan prioritas asuhan keluarga (Bailon atau Maglaya 1989) N O 1



2



3



4



KRITERIA



SCORE



Sifat masalah Skala :  Tidak/ kurang sehat  Ancaman kesehatan  Keadaan sejahtera/kritis Kemungkinan Masalah Dapat Diubah Skala :  Mudah  Sebagian  Tidak ada Potensi Masalah dapat dipecahkan Skala :  Tinggi  Cukup  Rendah Menonjolnya Masalah Skala :  Masalah berat harus segera ditangani  Ada masalah tapi tidak perlu ditangani  Masalah dapat dirasakan



BOBOT



3 2 1



1



2 1 0



2



3 2 1



1



2 1



1



0



Cara scoring : a. Menentukan score untuk tiap kriteria b. Score dibagi angka tertinggi dikalikan dengan bobot c. Jumlahkan score untuk semua kriteria. Score tertinggi adalah sama dengan seluruh bobot e. Perencanaan Setelah di prioritaskan masalahnya kemudian merencanankan intervensi apa yang di lakukan dengan masalah yang ada Langkah langkah : 1. Diagnosa 2. Tujuan umum dan tujuan khusus 3. Rencana Evaluasi Verbal



: pernyataan keluarga



Non Verbal



: perilaku keluarga dapat diamati



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



f. Pelaksanaan Pelaksanaan/tindakan asuhan keluarga mencakup hal-al d bawah ini : 1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan, dengan cara : memberikan informasi, mendorong sikap emosi yang kuat terhadap masalah 2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara asuhan yang tepat, dengan cara : mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dmiliki keluarga, mendiskusikan tentang tindakan. 3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang bermasalah, dengan cara : mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah,mengawasi keluarga melakukan perawatan. 4. Membantu keluarga untuk menentukan cara bagimana membuat lingkungan yang menjadi sehat, dengan cara : menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan, melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin. 5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. g. Evaluasi Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebab. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara optimal. S : Subyektif, data berupa pernyataan keluarga O : Obyektif, data yang dapat diukur A : Assessment, sejauh mana kita dapat mengatasi masalah P : Planning, perencanaan yang akan datang



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA PADA Tn. M DI RT 04 RW 07 DESA SAMBIREJO KECAMATAN GAMPENGREJO KABUPATEN KEDIRI A. Pengumpulan Data 1. Data Subyektif a. Biodata Nama KK



: Tn. M



Umur



: 35 tahun



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: Swasta



Alamat



: Desa Sambirejo RT 04 RW 07



b. Nama Anggota Keluarga No



Nama



1



Ny. S



2



By. S



3



Tn. T



4



Ny. S



5



Nn. A



Umur 31 tahun 8 Bulan 58 tahun 50 tahun 13 tahun



L/P



Status



Pendidikan



Status Imunisasi



KB



P



Istri



SMP



Lengkap



P



Anak



Belum sekolah



Tidak memakai



DPT HB3



-



Sehat



L



Kakek



SD



-



-



Sehat



P



Nenek



SD



-



Sehat



P



Saudara Perempuan



Tidak memakai



SMP



Lengkap



-



Sehat



Keadaan Fisik Sehat



c. Tipe Keluarga : Keluarga besar (exstended family) Di keluarga Tn.M merupakan keluarga besar (exstended family) yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan sanak saudara kakek, nenek dan saudara perempuan. d. Pengambil Keputusan dalam Keluarga □ Suami □ Istri □ Bersama ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



□ Orang Tua e. Kebutuhan sehari-hari Kebiasaan tidur



Ny. S



Anak



Kakek



Nenek



1 jam



3 jam



2 jam



1 jam



Sdr Perempuan 2 jam



± 7 jam



± 9 jam



+ 6 jam



± 7 jam



± 7 jam



Tidak ada



Sering ngompol



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



3x perhari



2 x/hari



3x sehari



3x perhari



3 x/hari



Porsi



1 piring



1/2 mangkok



1 piring



1 piring



1 piring



Jenis



Nasi, lauk



Bubur susu



Nasi, lauk



Nasi, lauk



Nasi, lauk



pauk



pauk



pauk



Lama istirahat siang Istirahat malam Gangguan Kebiasaan makan Makan



pauk Gangguan



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



Males makan



2x per hari



2 x/hari



1x sehari



1x per hari



1 x/hari



Kuning



Kuning



Kuning



Kuning



Kuning



kecoklatan



kecoklatan



kecoklatan



Pola Eliminasi BAB Warna



kecoklatan Konsistensi



Lunak



Lunak



Lunak



Lunak



Lunak



Gangguan



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



BAK



3-4 x/ hari



4-5 x/ hari



4-5 x/hari



3-4 x/ hari



3-4 x



Warna



Kuning jernih



Kuning jernih



Kuning jernih



Kuning jernih



Kuning jernih



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



2 x/hari



2 x/hari



2x /hari



2x /hari



2x /hari



3 hari sekali



2 hari sekali



3 hari sekali



3 hari sekali



3 hari sekali



2 x/hari



Tidak



2x/hari



2x /hari



2x /hari



Minum alcohol



Tidak



Tidak



Tidak



Tidak



Tidak



Obat-obatan



Tidak



Tidak



Tidak



Tidak



Tidak



Tidak



Tidak



Tidak



Tidak



Tidak



Penggunaan



Menonton Tv,



jalan-jalan



Menonton tv



Menonton Tv,



Menonton Tv,



waktu luang



jamiyahan



jamiyahan



maen ke



Gangguan Personal Hygiene Mandi Keramas Gosok gigi Pola Kebiasaan Kesehatan



terlarang Merokok



rumah teman



f. Status Sosial Ekonomi Penghasilan



: > Rp. 2.000.000,-



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Tabungan Keluarga



: Tidak ada



g. Situasi Rumah dan Lingkungan 1)



Denah Rumah III



IV



Keterangan : I II,III,IV V VI



I



U



II



V



VI



: Ruang Tamu : Kamar Tidur : Ruang Keluarga : Dapur



2)



Jenis Rumah



: Permanen



3)



Atap rumah



: Genteng



4)



Lantai rumah



: Keramik



5)



Ventilasi



: Cukup



6)



Kebersihan dan kerapian



: Cukup



7)



Pembuangan sampah



: Terbuka



8)



Sumber air



: Sumur



9)



Sumber pembuangan limbah



: Septik tank & sungai



10)



Jamban



: Pribadi



11)



Kandang ternak



: Tidak ada



12)



Pemanfaatan pekarangan



: Ditanami bunga



13)



Pemanfaatan fasilitas kesehatan



: Puskesmas, BPS



14)



Kepemilikan asuransi kesehatan miskin : Tidak ada



h. Riwayat KB Ibu 1) Jenis KB



: Tidak menggunakan KB



2) Lama



: -



3) Keluhan



: -



4) Pengetahuan tentang alat kontrasepsi : Ny. S mengatakan belum mengetahui tentang macam-macam KB. 5) Rencana penggunaan kontrasepsi



:



Ny. S mengatakan tidak ingin menggunakan KB suntik jika suaminya pulang.



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



i. Pengetahuan Anggota Keluarga tentang kesehatan 1) Ibu



:



Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang jenis-jenis KB, tumbuh kembang anak usia 9-12 bulan, dan MP ASI. 2) Nenek



:



Ny. S mengatakan tidak mengetahui tentang menopause. 3) Saudara Perempuan



:



Nn. A mengatakan tidak mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja j. Fungsi Keluarga 1) Fungsi pendidikan



: Ibu selalu mengajarkan anaknya untuk berjabat



tangan dengan orang yang lebih tua/dengan tamu. 2) Fungsi Perlindungan



: Keluarga selalu melindungi dan menjaga anggota



keluarga dalam situasi apapun. 3) Fungsi ekonomi



: Ayah bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-



hari. k. Keadaan Psikologis dan Spiritual 1) Fungsi Perasaan



: Masing-masing anggota keluarga peka terhadap



perasaan anggota yang lain. 2) Fungsi Agama



: Kakek selalu mengajak ibu untuk menjalankan ibadah



shalat. l.



Fungsi Biologis Keluarga selalu memberikan kasih sayang, Perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.



m. Sosial Budaya 1) Fungsi Sosialisasi



: Kakek mengajarkan kepada keluarganya untuk



bersosialisasi kepada masyarakat sekitar. 2) Fungsi Rekreasi



: Keluarga selalu meluangkan waktu untuk menonton



TV bersama. n. Transportasi 1) Kendaraan pribadi



: Sepeda Motor



2) Angkutan umum



: Tidak menggunakan



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



o. Fungsi Biologis Keluarga mengatakan jarak antara rumah dengan fasilitas kesehatan dekat, bila sakit segera periksa ke BPS, Puskesmas, atau Dokter. 2. Data Obyektif a. Ibu Pemeriksaan fisik Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmetis



BB/TB



: 48 kg/155 cm



TTV



: TD N



: 110/70 mmHg RR



: 22 X/mnt



: 80 x/mnt



: 36,7˚C



S



Kepala



: Mesochepal



Rambut



: Tidak rontok, tidak berketombe



Mata Conjungtiva



: Merah (Tidak Anemia)



Sclera



: Putih (Tidak Ikterik)



Hidung



: Tidak ada polip



Mulut



: Tidak ada stomatitis, bibir lembab, tidak labioskisis



Telinga



: Simetris, pendengaran baik



Leher



: Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis



Ketiak



: Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe



Dada Bentuk



: Simetris



Mammae



: Tidak ada benjolan abnormal



Abdomen



: Tidak ada pembesaran hati



Genetalia



: Tidak oedem, tidak varises



Ekstremitas Atas



: Tidak oedem, tidak varises



Bawah



: Tidak oedem, tidak varises



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



b. Anak 1) Pemeriksaan fisik Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmetis



TTV



: Rr



: 34 x/mnt



N



: 90 x/mnt



Kepala



S



: 36,4˚C



: Mesochepal



Mata Conjungtiva



: Merah (tidak anemia)



Sclera



: Putih (Tidak Ikterik)



Hidung



: Tidak ada polip



Mulut



: Tidak stomatitis, tidak labioskisis



Telinga



: Simetris, pendengaran baik



Leher



: Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis



Ketiak



: Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe



Dada Bentuk



: Simetris



Abdomen



: Tidak ada pembesaran hati



Genetalia



: labia mayora menutupi labia minora



Ekstremitas Atas



: Simetris, gerak aktif, tidak ada fraktur



Bawah



: Simetris, gerak aktif, tidak ada fraktur



2) Pemeriksaan tumbang BB/TB



: 8,5 kg/79 cm Normal (-2SD s/d 2 SD)



Lingkar kepala



: 42 cm



Ukuran LK dalam garis hijau maka lingkar kepala anak normal KPSP



: Jumlah jawaban Ya = 10



perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan (S) TDD



: Semua jawaban Ya = Normal



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



c. Tn. T (Kakek) Pemeriksaan fisik Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmetis



BB/TB



: 58 kg/ 165 cm



TTV



: TD N



: 130/80 mmHg Rr



: 22 X/mnt



: 90 x/mnt



: 36,7˚C



S



Kepala



: Mesochepal



Rambut



: Tidak rontok, Tidak berketombe



Mata Conjungtiva



: Merah (Tidak Anemia)



Sclera



: Putih (Tidak Ikterik)



Hidung



: Tidak ada polip



Mulut



: Tidak stomatitis, bibir lembab, tidak labioskisis



Telinga



: Simetris, pendengaran baik



Leher



: Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis



Ketiak



: Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe



Dada Bentuk



: Simetris



Mammae



: Tidak ada benjolan abnormal



Abdomen



: Tidak ada pembesaran hati



Genetalia



: Tidak oedem, tidak varises



Ekstremitas Atas



: Tidak oedem, tidak varises



Bawah



: Tidak oedem, tidak varises



d. Ny. S (nenek) Pemeriksaan fisik Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmetis



BB/TB



: 58 kg/ 155 cm



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



TTV :



TD N



: 140/80 mmHg Rr



: 22 X/mnt



: 90 x/mnt



: 36,7˚C



S



Kepala



: Mesochepal



Rambut



: Tidak rontok, Tidak berketombe



Mata Conjungtiva



: Merah (Tidak Anemia)



Sclera



: Putih (Tidak Ikterik)



Hidung



: Tidak ada polip



Mulut



: Tidak stomatitis, bibir lembab, Tidak labioskisis



Telinga



: Simetris, pendengaran baik



Leher



: Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis



Ketiak



: Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe



Dada Bentuk



: Simetris



Mammae



: Tidak ada benjolan abnormal



Abdomen



: Tidak ada pembesaran hati



Genetalia



: Tidak oedem, tidak varises



Ekstremitas Atas



: Tidak oedem, tidak varises



Bawah



: Tidak oedem, tidak varises



e. Nn. A (Saudara Pr) Pemeriksaan fisik Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmetis



BB/TB



: 37 kg/140 cm



TTV



: TD N



: 110/70 mmHg Rr



: 22 X/mnt



: 80 x/mnt



: 36,7˚C



S



Kepala



: Mesochepal



Rambut



: Tidak rontok, Tidak berketombe



Mata ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Conjungtiva



: Merah (tidak anemia)



Sclera



: Putih (Tidak Ikterik)



Hidung



: Tidak ada polip



Mulut



: Tidak stomatitis, bibir lembab, Tidak labioskisis



Telinga



: Simetris, pendengaran baik



Leher



: Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis



Ketiak



: Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe



Dada Bentuk



: Simetris



Mammae



: Tidak ada benjolan abnormal



Abdomen



: Tidak ada pembesaran hati



Genetalia



: Tidak oedem, tidak varises



Ekstremitas Atas



: Tidak oedem, tidak varises



Bawah



: Tidak oedem, tidak varises



B. Analisa Data Dari analisis data masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M: 1. Ny.S mengatakan belum mengetahui tentang macam-macam KB. 2. Ny.S mengatakan belum mengetahui tentang tumbuh kembang anak. 3. Ny.S mengatakan belum mengetahui tentang MP ASI. 4. Ny. S (nenek) mengatakan belum mengetahui tentang menopause. 5. Nn. A (sdra pr) mengatakan belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja. C. Perumusan Masalah Perumusan masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M adalah : 1. Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB. 2. Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang tumbuh kembang anak. 3. Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang MP ASI. 4. Kurangnya pengetahuan Ny.S (nenek) tentang menopause. 5. Kurangnya pengetahuan Nn.A (sdra pr) tentang kesehatan reproduksi remaja. ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



D. Prioritas Masalah Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat beberapa masalah kesehatan, yaitu: 1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang macam-macam KB N



Kriteria



Perhitungan



Score



a. Sifat masalah



2/3 x 1



2/3



b. Kemungkinan masalah dapat diubah rendah



2/2 x 2



2



c. Potensi masalah untuk diubah tinggi



2/3 x 1



2/3



d. Menonjolnya masalah



1/2 x 1



½



Jumlah



3



Perhitungan



Score



a. Sifat masalah



2/3 x 1



2/3



b. Kemungkinan masalah dapat diubah rendah



2/2 x 2



2



c. Potensi masalah untuk diubah tinggi



2/3 x 1



2/3



d. Menonjolnya masalah



1/2 x 1



½



Jumlah



4



Perhitungan



Score



a. Sifat masalah



2/3 x 1



2/3



b. Kemungkinan masalah dapat diubah rendah



2/2 x 2



2



c. Potensi masalah untuk diubah tinggi



3/3 x 1



1



o 1.



Kurangnya pengetahuan ibu tentang macam-macam KB



2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak N



Kriteria



o 1.



Kurangnya



pengetahuan



ibu



tentang



tumbuh



kembang anak



3. Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI N



Kriteria



o 1.



Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



d. Menonjolnya masalah



2/2 x 1



1



Jumlah



4



Perhitungan



Score



a. Sifat masalah



1/3 x 1



1/3



b. Kemungkinan masalah dapat diubah rendah



2/2 x 2



2



c. Potensi masalah untuk diubah tinggi



1/3 x 1



1/3



d. Menonjolnya masalah



0/2 x 1



0



Jumlah



2



Perhitungan



Score



a. Sifat masalah



2/3 x 1



2/3



b. Kemungkinan masalah dapat diubah rendah



2/2 x 2



2



c. Potensi masalah untuk diubah tinggi



1/3 x 1



1/3



d. Menonjolnya masalah tidak dirasakan



0/2 x 1



0



Jumlah



3



4. Kurangnya pengetahuan tentang menopause N



Kriteria



o 1



Kurangnya pengetahuan menopause



5. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja N



Kriteria



o 1



Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi remaja



Hasil prioritas masalah berdasarkan metode scoring adalah a.



Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI



=4



b. Kurangnya pengetahuan tentang tumbuh kembang anak



=4



c.



=3



Kurangnya pengetahuan tentang macam-macam KB



d. Kurangnya pengetahuan tentang KRR



=3



e.



=2



Kurangnya pengetahuan tentang menopause



E. Diagnosa Masalah Keluarga Tn. M dengan masalah : ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



1. Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang MP ASI 2. Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang tumbuh kembang anak 3. Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB 4. Kurangnya pengetahuan Nn.A (sdra pr) tentang KRR 5. Kurangnya pengetahuan Ny.S (nenek) tentang menopause F. Rencana Tindakan Tanggal 29 Maret 2016 jam 13.00 WIB 1. Beritahu Ny. S tentang MP ASI Tujuan : Setelah di lakukan penyuluhan tentang MP ASI di harapkan NY,S mengerti dan memahami tentang : a. Pengertian MP ASI b. Syarat pemberian MP ASI c. Akibat pemberian MP ASI terlalu dini d. Jenis-Jenis MP ASI 2. Beritahu Ny. S tentang tumbuh kembang anak Tujuan : Setelah di lakukan penyuluhan tentang Tumbuh Kembang Anak di harapkan NY,S mengerti dan memahami tentang : a. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan b. Tahapan perkembangan anak usia 9-12 bulan c. Stimulasi bayi usia 9-12 bulan 3. Beritahu Ny. S tentang Jenis-jenis KB Tujuan : Setelah di lakukan penyuluhan tentang Jenis-Jenis KB di harapkan NY,S mengerti dan memahami tentang : a. Pengertian KB b. Tujuan KB c. Jenis-Jenis KB 4. Beritahu Nn. A (sdra pr) tentang KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) Tujuan : ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Setelah di lakukan penyuluhan tentang



KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) di



harapkan Nn.A mengerti dan memahami tentang : a. Pengertian KRR b. Ruang lingkup KRR 5. Beritahu Ny.S (nenek) tentang menopause Tujuan : Setelah di lakukan penyuluhan tentang Menopause di harapkan NY,S (Nenek) mengerti dan memahami tentang : a. Pengertian menopause b. Tahap-tahap c. Gejala menopause d. Perubahan yang terjadi saat menopause e. Cara mengatasi keluhan menopose G. Pelaksanaan Tanggal 29 Maret 2016 Jam



: 13.05 WIB



1. Menjelaskan pada Ny. S tentang MP ASI a. Pengertian MP ASI MP ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi setelah usia 6 bulan sampai 24 bulan dan masih diberikan ASI paling tidak sampai 24 bulan. b. Syarat pemberian MP ASI 1) Memiliki nilai energy dan kandungan protein tinggi 2) Dapat diterima oleh sistem pencernaan 3) Bersifat pada gizi c.



Akibat pemberian MP ASI terlalu dini 1) Bayi lebih sering diare 2) Obesitas 3) Produksi asi berkurang 4) Malnutrisi



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



5) Bayi mudah alergi d. Jenis-Jenis MP ASI 1) Usia 6-8 bulan Diberikan 3x sehari, ½ mangkok (125 ml), tekstur makanan lunak seperti bubur susu. 2) Usia 9-11 bulan Diberikan 3x sehari, ½ mangkok (250 ml) ditambah biscuit atau buah matang 1-2x sehari, tekstur makanan lebih kasar (semi padat) seperti nasi tim saring. 3) Usia 12-24 bulan Diberikan 3-4 x sehari, ¾-1 mangkok (250 ml) ditambah biscuit atau buah matang 1-2x sehari karena pada dasarnya pada usia ini anak sudah dapat makan dimeja makan. Jam



: 13.15 WIB



2. Menjelaskan pada Ny. S tentang tumbuh kembang anak a. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan 1) Pertumbuhan (growth) adalah bertambahnya jumlah dan sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur 2) Perkembangan (development) adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui kematangan dan belajar b.



Tahapan perkembangan anak usia 9-12 bulan 1) Mengangkat badannya ke posisi berdiri 2) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi. 3) Dapat berjalan dengan dituntun 4) Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan 5) Menggenggam erat pensil 6) Memasukkan benda ke mulut 7) Mengulang menirukan bunyi yang didengar 8) Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti 9) Ingin menyentuh apa saja 10) Senang diajak main ciluk ba



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



11) Mengenal anggota keluarga c.



Stimulasi bayi usia 9-12 bulan



1) Kemampuan bicara dan bahasa a) Ibu menyebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya (minum susu, mandi, tidur, makan). Buat agar bayi mau menirukan dan mengulang kata tersebut. b) Beli boneka dan berpura-pura bahwa boneka itu yang berbicara dan buat agar bayi mau berbicara dengan boneka itu. c) Menyanyikan lagu dan bacakan syair sesering mungkin 2) Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian a) Stimulasi yg perlu dilanjut 



Ajak bayi tersenyum







Bermain ciluk baa







Menina-bobokan







Mengayun



b) Bantu bayi memegang cangkir dan minum dengan cangkir tertutup dan lubang mulut c) Ajak bayi makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya d) Letakkan mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali untuk mendapatkan mainan tersebut. 3) Kemampuan gerak halus a) Stimulasi yg perlu dilanjut 



Memasukkan benda ke dalam wadah







Bermain dengan mainan yang mengapung di air



b) Ajari bayi menyusun beberapa balok/kotak besar. c) Ajak bayi menggambar dengan krayon atau pinsil berwarna d) Biarkan bayi bermain di dapur ketika anda sedang memasak. Pilih lokasi yang jauh dari kompor dan letakkan sebuah kotak tempat menyimpan mainan alat memasak dari plastic. 4) Kemampuan gerak kasar a) Stimulasi yg perlu dilanjutkan 



Merangkak



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA







Berdiri







Berjalan sambil berpegangan







Berjalan dengan bantuan



b) Ajak bayi bermain bola. Gelindingkan bola ke arahnya agar ia menggelindingkan bola atau memukulnya kembali ke arah anda. c) Ajak agar ia mau membungkuk dan mengambil mainan itu tanpa berpegangan. d) Buat permainan seperti meminta bayi berjalan ke pelukan anda untuk mendapatkan dekapan. e) Tunjukkan kepada bayi cara naik tangga dengan merangkak, kemudian biarkan ia menuruni tangga dengan melangkahkan kakinya. Jam



: 13.25 WIB



3. Menjelaskan pada Ny. S tentang Jenis-jenis KB a. Pengertian KB adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak. b. Tujuan KB Mencegah terjadinya kehamilan c. Jenis-jenis KB 1) Kondom Kondom adalah alat kontrasepsi dari bahan sintesis (karet) untuk mencegah kehamilan. Cara pemakaiannya yaitu dengan dipasang pada saat penis tegang/tegak. Keuntungannya yaitu dapat dipakai, murah dan praktis. Kelemahannya yaitu kemungkinan bocor, sobek, menyebabkan alergi/iritasi pada penis ataupun vagina. 2) Suntik Suntik adalah obat pencegah kehamilan yang disuntikkan ke dalam tubuh wanita. Baik untuk pemakaian wanita setelah melahirkan, disuntikkan 4 minggu setelah melahirkan, berikutnya 1 bulan atau tiga bulan suntikan. Suntik tidak boleh diberikan pada wanita dengan penyakit jantung, hipertensi, penyakit paru-paru dan kelainan darah. Biasanya menimbulkan efek samping ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



seperti ameorea, spooting, mual, muntah, kenaikan/penurunan BB dan timbul jerawat. 3) Pil Pil adalah obat untuk mencegah kehamilan yang diminum setiap hari. Minum pil dimulai setelah haid, setelah keguguran, setelah melahirkan (bagi ibu tidak menyusui). KB pil tidak diperbolehkan untuk ibu dengan penyakit hipertensi, gangguan jantung, kanker payudara, penyakit paru, sakit kepala sebelah dan varises. Biasanya menimbulkan efek samping seperti perdarahan diluar haid, mual, jerawat, nyeri kepala, dan penambahan BB. 4) Susuk Susuk adalah alat kontrasepsi berupa kapsul yang dipasang di bawah kulit di lengan atas wanita. Dapat dipasang pada semua umur. Tidak mengganggu kelancaran ASI, dipakai cukup lama (5 tshun). Tidak dipasang pada wanita dengan penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis,kolesterol tinggi, penyakit ginjal. Biasanya menimbulkan efek samping seperti amenorea, jerawat, kenaikan BB, perdarahan ringan. 5) AKDR/IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) AKDR adalah alat pencegah kehamilan yang dipasang di dalam rahim . pemasangan 40 hari setelah melahirkan atau pada akhir masa haid didalam rahim. Kelebihan AKDR yaitu praktis, ekonomis, mdah di control, pemasangan cukup (2-5 tahun), tidak mengganggu ASI. Kontra indikasi AKDR yaitu belum pernah melahirkan, hamil, perdarahan, kanker leher rahim. Biasanya menimbulkan efek samping seperti rasa mules, sedikit perdarahan, perubahan jumlah darah haid (setelah beberapa waktu pemasangan), keputihan, infeksi. 6) Sterilisasi Sterilisasi merupakan cara KB yang sifatnya permanen. a.



Vasektomi Pemotongan saluran yang membawa sperma dari testis dengan biasanya timbul komplikasi perdarahan, peradangan terhadap sperma yang merembes, pembukaan spontan.



b.



Tubektomi



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Pemotongan dan pengikatan/penyumbatan saluran telur dari indung telur ke rahim. Jam



: 13.35 WIB



4. Menjelaskan pada Nn. A tentang KRR a. Pengertian KRR Adalah kondisi sehat secara fisik, mental, sosial, secara utuh bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan tapi secara keseluruhan, menyangkut sistem reproduksi, fungsi, dan proses reproduksi pada remaja. b. Ruang lingkup KRR 1) Alat reproduksi pria dan wanita 2) Perkembangan fisik dan psikis pada remaja pria dan wanita 3) Seksualitas 4) Permasalahan pada remaja(merokok, tawuran, free seks, nge geng, bulliyng) 5) Tanda pubertas (menstruasi pada perempuan / mimpi basah pada laki-laki, timbul jerawat) 6) Perubahan anatomis dan fisiologis pada perempuan(pinggul membesar, payudara membesar, tumbuh rambut sekitar kelamin & ketiak, suara cerewet) dan pada laki-laki (dada bidang, tumbuh rambut di sekitar kemaluan, ketiak, dada, tumbuh jenggot, kumis, tumbuh jakun, suara membesar). 7) Cara perawatan masa pubertas yaitu mandi 2x sehari, membersihkan genetalia setelah BAK/BAB serta keringkan dengan handuk, tidur yang cukup. Jam



: 13.45 WIB



5. Menjelaskan pada Ny.S (nenek) tentang menopause a. Pengertian menopause Merupakan pengertian dari berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi wanita yang ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormone. Menopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan menstruasi seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia empat puluh tahun keatas.



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



b. Tahap-tahap 1) Pra Menopause Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid. 2) Peri Menopause Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause. Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang. Menopause Haid dialami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menurut Luciana (2005), keluhankeluhan yang timbul pada menopause antara lain keringat malam hi, mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina, perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi. c. Gejala menopause 1) Ketidak teraturan siklus haid 2) Gejolak rasa panas 3) Keluar keringat dimalam hari 4) Kekeringan vagina 5) Sulit tidur 6) Kerapuhan tulang 7) Badan menjadi gemuk 8) Linu dan nyeri otot sendi 9)



Ingatan menurun



10) Kecemasan dan mudah tersinggung 11) Steress 12) Depresi d. Perubahan yang terjadi saat menopause 1) Perubahan organ reproduksi 2) Perubahan hormone ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



3) Perubahan fisik 4) Perubahan emosi e. Cara mengatasi keluhan menopause 1) Konsumsi susu, namun jika anda tidak menyukai susu dapat diganti dengan mengkonsumsi tahu, tempe atau sayur, tentunya dengan dosis yang lebih rendah. Misalnya, 50 gram tempe atau 120 gram tahu yang mengandung fitoestrogen, cukup untuk sehari. 2) Dalam memasak jenis sayuran apapun jangan terlalu lama karena vitamin yang terdapat dalam sayuran akan larut dalam air bila dimasak terlalu lama. 3) Cobalah mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun atau mentega rendah kalori untuk memasak makanan anda baik dalam menumis atau hanya menggoreng biasa, agar tidak terlalu banyak minyak yang masuk ke dalam tubuh. 4) Mengkonsumsi vitamin dengan dosis yang tepat, terutama vitamin A dan D. Karena vitamin A dan D tidak dengan mudah dikeluarkan oleh tubuh, jika berlebihan dapat menimbulkan racun dalam tubuh. Jangan sembarangan mengkonsumsi vitamin A dan D. Dosisnya harus tepat, karena kedua vitamin itu tak bisa dikeluarkan begitu saja dari dalam tubuh. Selain itu, jika terus dikonsumsi, bisa-bisa malah menimbulkan racun di dalam tubuh. 5) Minuman dan makanan yang harus dihindari untuk memperlambat datangnya menopause antara lain kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempahrempah dan makanan berlemak. 6) Bersikap sabar dan berusaha menerima kenyataan, karena bagaimana pun, menopause pasti akan datang. Tentu saja, anggota keluarga yang lain harus lebih bijaksana menghadapi sikap wanita yang menopause. H. Evaluasi Tanggal 29 Maret 2016 1. Jam 13.14 WIB Ny. S mengerti tentang makanan pendamping ASI dan mau memberikan MP ASI yang sesuai dengan umur anaknya.



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



2. Jam 13.24 WIB Ny. S mengerti tentang tumbuh kembang anak usia 9-12 bulan dan mau memberikan stimulasi pada anaknya. 3. Jam 13.34 WIB Ny. S mengerti tentang jenis-jenis KB dan mempunyai rencana ingin menggunakan KB suntik. 4. Jam 13.44 WIB Nn. A mengerti tentang kesehatan reproduksi remaja. 5. Jam 13.55 WIB Ny.S mengerti tentang menopause.



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



BAB IV PEMBAHASAN Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek dengan teori belajar lapangan di Desa Sambirejo RT 01 RW 01 khususnya pada keluarga Tn.M Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri. Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan dan tabulasi data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama keluarga Tn.S sesuai dengan prioritas masalah. A. Pengumpulan Data Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan secara kunjungan rumah. Menurut Andreas, (2012) pengumpulan data diperoleh dari data subjektif dan data objektif. 1. Data Subjektif Data subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada keluarga Tn.S. Menurut Andreas (2012) Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa terhadap klien. Menurut Sulistyawati (2009) anamnesa dibagi menjadi 2 yaitu: a. Auto Anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan langsung kepada pasien karena pasien kuasa atau mampu melakukan tanya jawab. b. Allo Anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan secara tak langsung karena pasien tak kuasa mampu melakukan tanya jawab. Misal: belum dewasa/masih kanakkanak, tidak sadar, tidak dapat berkomunikasi,dalam keadaan gangguan jiwa.



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada keluarga Tn. M berdasarkan proses pengkajian melalui wawancara dan observasi lingkungan rumah Tn. M. Meliputi biodata keluarga Tn. M, riwayat kesehatan keluarga, kebutuhan sehari-hari, status sosial ekonomi, situasi rumah dan lingkungan, riwayat KB, pengetahuan anggota keluarga tentang kesehatan, fungsi keluarga, keadaan psikologis dan spiritual serta mengenai penggunaan fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif pada keluarga Tn. M didapatkan bahwa Ny. S kurang mengerti tentang MP ASI, tumbuh kembang anak dan jenis-jenis KB. Pada Nn. A (sdra pr) kurang mengerti tentang kesehatan reproduksi remaja dan pada Ny. S (nenek) kurang mengerti tentang menopause. Dengan demikian penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif



menggunakan metode yang sesuai dengan



teori maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek. 2. Data Objektif Menurut Andreas (2012) data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran. Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Tn. M berdasarkan



hasil



pemeriksaan fisik kepada anggota keluarga dan observasi terhadap lingkungan keadaan rumah. Dari pemeriksaan fisik head to toe kepada anggota keluarga Tn. M didapatkan hasil normal tanpa adanya gangguan kesehatan dari semua anggota keluarga. Dan keadaan lingkungan rumah keluarga Tn. M mencerminkan keluarga berPHBS. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga diantaranya meliputi kesehatan lingkungan yaitu seperti penggunaan air bersih, jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan lantai rumah kedap air dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif menggunakan metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



B. Analisa Data Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu: 1.



Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.



2.



Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.



3.



Karakteristik keluarga.



Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah berikutnya yaitu menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. M. Masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M yaitu: 1. Ny. S mengatakan belum mengetahui tentang macam-macam KB. 2. Ny. S mengatakan belum mengetahui tentang tumbuh kembang anak. 3. Ny. S mengatakan belum mengetahui tentang MP ASI. 4. Ny. S (nenek) mengatakan belum mengetahui tentang menopause. 5. Nn. A (sdra pr) mengatakan belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja. Dengan demikian analisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik. C. Perumusan Masalah Setelah analisa data, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dalam keluarga Tn. M. Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang hendak dipecahkan.. Dari analisis data masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M adalah: 1. Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB. 2. Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang tumbuh kembang anak. 3. Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang MP ASI. 4. Kurangnya pengetahuan Ny.S (nenek) tentang menopause. 5. Kurangnya pengetahuan Nn.A (sdra pr) tentang kesehatan reproduksi remaja. Penentuan perumusan masalah sudah sesuai teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktik. D. Prioritas Masalah



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Penulis menentukan prioritas masalah dengan hasil prioritas masalah berdasarkan metode scoring yaitu: a.



Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI = 4



b. Kurangnya pengetahuan tentang tumbuh kembang anak = 4 c.



Kurangnya pengetahuan tentang macam-macam KB = 3



d. Kurangnya pengetahuan tentang KRR = 3 e.



Kurangnya pengetahuan tentang menopause = 2



Penentuan prioritas masalah keluarga Tn. M telah sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik. E. Diagnosa Masalah Langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan (Hidayat, 2009). Berdasarkan hasil pengumpulan data subjektif dan objektif pada keluarga Tn. M maka dapat ditegakkan diagnosa masalah pada keluarga Tn. M: 1. Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang MP ASI 2. Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang tumbuh kembang anak 3. Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB 4. Kurangnya pengetahuan Nn.A (sdra pr) tentang KRR 5. Kurangnya pengetahuan Ny.S (nenek) tentang menopause Diagnosa masalah keluarga Tn. M muncul berdasarkan pengkajian data. Dengan demikian dalam penegakkan diagnosa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik karena mengacu pada diagnosa spesifik. F. Rencana Tindakan Perencanaan dilakukan berdasarkan masalah yang ada dalam keluarga Tn.S Perencanaan tindakan merupakan strategi yang bertujuan untuk menyelesaikan



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



permasalahan yang ada dalam keluarga Tn.S. Berikut ini rencana tindakan yang dilakukan sesuai dengan permasalahan dalam keluarga Tn. M. Rencana tindakan yang dilakukan: 1.



Jelaskan pada Ny. S tentang MP ASI



2.



Jelaskan pada Ny. S tentang tumbuh kembang anak



3.



Jelaskan pada Ny. S tentang jenis-jenis KB



4.



Jelaskan pada Nn.A tentang KRR



5.



Jelaskan pada Ny. S (nenek) tentang menopause Menurut Wikipedia dalam buku F. Delmar dan S. Shane (2003). Dalam manajemen,



perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Penyuluhan merupakan suatu upaya untuk memberikan pelayanan belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, dan masyarakat mencakup peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku (DEPKES, 2007). Dengan melalui penyuluhan maka pengetahuan perorangan, kelompok, dan masyarakat dapat bertambah. Pada tahap perencanaan ini telah sesuai dengan diagnose maslah yang timbul sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik. G. Pelaksanaan Pelaksanaan adalah suatu upaya kegiatan untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanakan juga merupakan keseluruhan usaha yang berhubungan langsung dengan manusia baik cara, teknik, dan metode untuk mendorong klien agar mau bekerjasama dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan dengan baik. Menurut Abdullah (1987) bahwa pelaksanaan adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetepkan semula. Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang ada. Penyuluhan merupakan suatu upaya untuk memberikan pelayanan belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, dan masyarakat mencakup peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku (DEPKES, 2007). Maka untuk meningkatkan pengetahuan dilaksanakan penyuluhan. ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat, berupa: 1. Menjelaskan pada Ny. S tentang MP ASI 2. Menjelaskan pada Ny. S tentang tumbuh kembang anak 3. Menjelaskan pada Ny. S tentang jenis-jenis KB 4. Menjelaskan pada Nn.A tentang KRR 5. Menjelaskan pada Ny. S (nenek) tentang menopause Pada tahap pelaksanaan telah sesuai dengan rencana tindakan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. H. Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa (Hidayat, 2009). Pada asuhan kebidanan komunitas keluarga Tn. M telah diberikan asuhan yang disesuaikan dengan yang rencanakan tindakan dan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016 di rumah Tn. M: 1. Penyuluhan tentang MP ASI Waktu



: 13.00 WIB



Dihadiri oleh : Ny. S Ny. S mengerti tentang makanan pendamping ASI dan mau memberikan MP ASI yang sesuai dengan umur anaknya. 2. Penyuluhan tentang tumbuh kembang anak Waktu



: 13. 15 WIB



Dihadiri oleh : Ny. S Ny. S mengerti tentang tumbuh kembang anak usia 9-12 bulan dan mau memberikan stimulasi pada anaknya. 3. Penyuluhan tentang jenis-jenis KB Waktu



:



13.25 WIB



Dihadiri oleh : Ny. S Ny. S telah mengetahui tentang jenis-jenis KB dan telah merencanakan KB suntik. 4. Penyuluhan tentang KRR Waktu



: 13.45 WIB



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



Dihadiri oleh:Nn. A (saudara Pr) Nn. A telah mengetahui tentang KRR. 5. Penyuluhan tentang menopause Waktu



: 13.55 WIB



Dihadiri oleh:Ny. S (nenek) Ny. S (nenek) telah mengetahui tentang menopause Dapat dilihat bahwa pelaksanaan penyuluhan tentang masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M dapat meningkatkan pengetahuan keluarga Tn. M tentang masalah kesehatan tersebut. Penyuluhan berjalan dengan lancar, hal ini karena adanya kerjasama yang baik antara bidan dengan anggota keluarga Tn. M. Dengan demikian asuhan yang diberikan efektif memenuhi kebutuhan keluarga Tn. M sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Simpulan yang di peroleh dari pelaksanaan praktek komunitas kebidanan, sebagai berikut: 1.



Mengidentifikasi struktur masyarakat setempat beserta tokoh masyarakat.



2.



Menetapkan masalah yang ada, memprioritaskan masalah, menganalisa masalah, mencari solusi terbaik dari permasalahan yang ada, menentukan alternative, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dari berbagai macam alternative yang ada.



3.



Menerapkan asuhan kebidanan komunitas pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan pendekatan menejemen kebidanan.



4.



Pada akhir praktek lapangan diadakan evaluasi terhadap program kerja yang telah di laksanakan.



B.



SARAN 1. Keluarga Tn. M Agar dapat meningkatkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan kesehatan melalui upaya promotif dan preventif. 2. Bidan desa Agar dapat secara proaktif menjalin kerjasama dan menindak lanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan.



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Eni .2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika Hidayat A, Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika Karwati, dkk (2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: TIM Notoatmojo.2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asih Mahasatya Pudiastuti, Ratna .2011. Buku Ajar kebidanan komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Yogyakarta. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET Sumarah, kk (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya Suprajitno (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC Syarifudin (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



LAMPIRAN



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



DOKUMENTASI SAAT PENGKAJIAN DENGAN PASIEN



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA



ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA