Format Laporan Praktikum IPT-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Ilmu Pemuliaan Ternak SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF TERNAK RUMINANSIA



Oleh: NAMA NIM KELAS KELOMPOK ASISTEN



: SYARIAT WAHYUDDIN : L1A119183 :C : 4 (EMPAT) : MUHAMAD THOKSYN FURQAN B



FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruminansia merupakan hewan yang dipelihara untuk di manfaatkan manusia baik jasa tenaganya maupun hasil ternak itu sendiri. Ruminansia memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu sapi potong, sapi perah, kerbau, domba, dan kambing. Sebagian besar makanan hewan ruminansia berupa pakan hijauan yang terdiri atas rumput ataupun legum. Tenak ruminansia terdiri dari banyak jenis dan bangsa, sebagai contoh ternak sapi memiliki berbagai jenis dan bagsanya. Untuk membedakan jenis atau bangsa sapi tersebut dapat di amati melalui pengamatan sifat kualitatif dan kuantitatif pada ternak sapi. Sifat kualitatif merupakan sifat yang tidak dapat di ukur, tapi bias di kelompokan. Misalnya saja warna bulu, dan bentuk tanduk. Sifat ini tidak di pengaruhi oleh faktor lingkungan dan biasanya dikontrol oleh satu atau dua pasang gen. Sedangkan sifat kuantitatif merupakan sifat yang dapat diukur, seperti bobot badan, dan produksi hasil ternak. Sifat ini di pengaruhi oleh banyak gen dan sangat dipengaruhi juga oleh lingkungan. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan praktikum sifat kualitatif dan kuantitatif pada ternak ruminansia. sehingga mahasiswa peternakan mampu mengetahui teknik dan cara pengamatan sifat kualitatif dan dapat melakukan pengukuran sifat kuantitatif pada ternak ruminansia.



1.2. Tujuan Tujuan dilaksanakannya praktikum sifat kualitatif dan kuantitatif pada ternak ruminansia ini adalah sebagai mberikut: 1. Untuk mengetahui sifat kualitatif sapi dan kambing 2. Untuk mengetahui cara mengukur sifat kuantitatif sapi dan kambing. 1.3. Manfaat Manfaat dilaksanakannya praktikum sifat kualitatif dan kuantitatif pada ternak ruminansia ini adalah praktikan dapat mengetahui sifat kualitatif sapi dan kambing serta dapat mengukur tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada baik pada kambing dan sapi.



BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Sapi (Bos Taurus) Sapi merupakan salah satu ternak ruminansia yang mempunyai kontribusi terbesar sebagai penghasil daging, serta untuk pemenuhan kebutuhan pangan khususnya protein hewani. Berdasarkan Rencana Strategis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014 (Ditjen PKH 2011), daging sapi merupakan 1 dari 5 komoditas bahan pangan yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014 sebagai komoditas strategis. Konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2005 sebesar 0,99 kg per kapita per tahun dan terus meningkat sampai tahun 2012 hingga menjadi 2,16 kg per kapita per tahun (Susanti dkk., 2014). Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah sapi asli Indonesia dan sapi yang diimpor. Masing-masing jenis sapi potong itu mempunyai sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luar (ukuran tubuh, warna bulu) maupun dari genetiknya (laju pertumbuhan). Sapi-sapi Indonesia yang dijadikan sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO (Peranakan Ongole) dan sapi Madura. Selain itu juga sapi Aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Penang). Populasi sapi potong yang ada, penyebarannya dianggap merata masing-masing adalah: sapi Bali, sapi PO, Madura dan Brahman (Hamdan dan rohaeni, 2011). Sapi Bali adalah jenis sapi lokal yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru. Kemampuan tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali. Ciri fisik sapi Bali adalah berukuran sedang, berdada dalam dengan kaki yang bagus. Warna bulu merah bata dan coklat tua.



Pada punggung terdapat garis hitam di sepanjang punggung yang disebut “garis belut”. Sapi Bali mempunyai ciri khas yaitu tidak berpunuk, umumnya keempat kaki dan bagian pantatnya berwarna putih. Pedet tubuhnya berwarna merah bata (Ni’am dkk., 2012). 2.2. Kambing (Capra AegagrusHircus) Ternak kambing adalah jenis ternak ruminansia kecil. Kambing memiliki daya adaptasi yang tergolong baik dibandingkan dengan ternak ruminansia lain, seperti Sapi, kerbau dan domba. Kambing memiliki karakter yang mampu bertahan pada kondisi marjinal, sehingga ternak ini sering menjadi pilihan ternak peliharaan. karena itu sentra pengembangan ternak kambing menyebar diberbagai agroekosistem. Selain itu, kambing memiliki prospek yang baik dalam pasar. Kambing merupakan komoditas yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai komoditas unggulan, olehnya itu kambing semakin diminati sebagai ternak dagangan atau peliharaan utamanya usaha peterrnakan rakyat . Hal ini ditunjukkan, adanya peningkatan populasi kambing dari tahun ke tahun (insan dan ishak., 2020). Ciri khas dari Kambing Peranakan Etawah atau PE adalah pada bentuk mukanya yang cembung, bertelinga panjang yang menggantung dan ujungnya sedikit melipat, postur tubuh tinggi. Warna rambut kambing PE terdiri atas kombinasi coklat sampai hitam atau abu-abu dan muka cembung (Hardjosubroto, 1994). Kambing PE jantan berbulu di bagian atas dan bawah leher, rambut pundak dan paha belakang lebih lebat dan panjang. Kambing PE betina memiliki rambut



panjang (rewos) hanya pada bagian paha belakang (Ramdani dan Kusmayadi., 2016). Sebagai penghasil daging, kambing sangat potensial untuk diusahakan secara komersial. Hal ini disebabkan karena kambing memiliki beberapa kelebihan dan potensi ekonomi antara lain pemeliharaannya mudah, cepat mencapai dewasa kelamin, tubuhnya relatif kecil sehingga tidak memerlukan lahan yang luas, investasi modalnya relatif kecil, mudah dipasarkan sehingga modal usahanya cepat kembali. Selain itu kambing kelebihan lain reproduksinya efisien karena dapat beranak tiga kali dalam dua tahun, mudah beradaptasi, serta memiliki prospek pemasaran yang baik (Untung, 2016). 2.3. Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Sapi Keragaman sifat kuantitatif dapat diukur melalui beberapa ukuran tubuh seperti panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, dalam dada dan tinggi pinggul. Keragaman fenotifik sifat kualitatif dapat dilihat melalui warna kulit, warna rambut, bentuk tanduk dan warna kaki. Sifat kualitatif hanya dikontrol oleh sepasang gen dan hanya sedikit dipengaruhi faktor lingkungan (Misrianti, dkk., 2018). Sifat kualitatif seperti warna adalah sifat penting dalam membentuk karakteristik rumpun dan digunakan sejak domestikasi sebagai alat untuk membentuk rumpun dan kegiatan seleksi, seperti variasi bentuk tanduk dan warna bulu barangkali dapat membantu untuk memahami sejarah rumpun, demografi dan karakter genetiknya. Keragaman fenotip sifat kuantitatif dapat diukur melalui beberapa ukuran tubuh seperti bobot badan, panjang badan, lingkar dada, tinggi



pundak, tinggi pinggul, dalam dada, lebar dada, lebar pinggul, panjang kepala dan lebar kepala (Misrianti, dkk., 2018). sifat kualitatif sapi bali yaitu bergelambir kecil tipis, warna muka sama dengan warna tubuh, kulit dominan merah bata, batas warna tubuh dengan bagian pantat jelas, batas warna tubuh dengan bagian kaki jelas, bulu ekor hitam, terdapat lingkar mata hitam, terdapat telinga garis hitam, punggung terdapat garis lurus, terdapat warna garis hitam punggung, bertanduk, arah tanduk ke belakang, dan punuk semi/tidak ada (Supriyantono, dkk., 2014). 2.4. Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Kambing Kambing PE adalah kambing persilangan antara kambing Ettawah atau dikenal dengan Jamnapari yang berasal dari India dengan kambing Kacang sebagai upaya peningkatan kualitas kambing lokal di Indonesia. Kambing PE memiliki tubuh lebih besar dari kambing Kacang dan merupakan kambing tipe dwiguna dengan kemampuan memproduksi susu dan daging. Kambing PE memiliki ciri-ciri tubuh tinggi dan pipih, telinga panjang dan menggantung, bulu panjang dengan warna dominan putih, garis muka cembung dan garis punggung mengombak (Destomo, dkk., 2017). Sifat kualitatif merupakan suatu sifat yang dapat diamati atau dideskripsikan secara langsung, dan individu-individu dapat diklasifikasikan ke dalam satu, dua kelompok atau lebih, seperti warna bulu, bentuk tanduk, dan bentuk telinga, sedangkan sifat kuantitatif merupakan sifat yang tidak dapat dikelompokan secara langsung melainkan harus dilakukan dengan cara penimbangan dan pengukuran pada tubuh ternak, seperti bobot badan (Nafiu, dkk., 2016).



BAB III METODEOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Ternak Ruminansia dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Juni 2021, pukul 15.30 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Unit Ilmu Ternak Potong Kerja Dan Satwa Harapan, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Ternak Ruminansia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan kegunaan No Nama Alat 1 Pita Ukur 2 Alat Tulis 3 Kamera



Kegunaan Untuk mengukur Sapi dan Kambing Untuk menulis hasil pengamatan Untuk dokumentasi



Bahan yang digunakan dalam praktikum Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Ternak Ruminansia dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Bahan dan kegunaan No Nama Bahan 1 Sapi 2 Kambing



Kegunaan Sebagai objek pengamatan Sebagai objek pengamatan



3.3. Prosedur Kerja Prosedur kerja praktikum Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Ternak Ruminansia adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Mengamati sifat kualitatif pada ternak sapi dan kambing 3. Melakukan pengukuran pada sifat kuantitatif pada ternak Sapi dan Kambing 4. Melakukan dokumentasi 5. Membuat laporan 3.4. Diagram Alir



Menyiapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan



Mengamati Sifat Kualitatif pada Ternak Sapi dan Kambing



Mengukur Sifat Kuantitatif pada Ternak Sapi dan Kambing



Melakukan Dokumentasi



Membuat Laporan



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Sapi 4.1.1. Sifat Kualitatif Sapi Hasil pengamatan pada sifat kualitatif sapi dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Sifat kualitatif sapi



Hitam



Warna Cermin Pantat Putih



Warna Kaos Kaki Abu-abu



Sapi B



Hitam



Putih



Putih



3



Sapi C



Hitam



Putih



Putih



4



Sapi D



Hitam



Putih



Putih



5



Sapi E



Putih



6



Sapi F



Hitam Putih Kecokelatan Cokelat Putih



7



Sapi G



Hitam



Putih



Putih



8



Sapi H



Hitam



Putih



Putih



9



Sapi I



Hitam



Putih



Abu-abu



No



Sampel



1



Sapi A



2



Warna Bulu



Hitam



Bentuk Tanduk Menjulang keatas Menjulang keatas Panjang kebelakang Menjulang keatas Menjulang keatas Panjang sedang Panjang kesamping Panjang keatas Menjulang keatas



Garis Punggung Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam



Praktikum Sifat kualitatif dan kuantitatis ternak ruminansia dimulai dengan melakukan pengamatan pada sapi bali yang berada di kandang fakultas Peternakan, UHO. Sapi yang diamati berjumlah 9 ekor, dari hasil pengamatan diperoleh data kualitatif yaitu rata-rata sapi berwarna hitam, memiliki warna cermin pantat putih, rata-rata warna kaos kaki putih, memiliki tanduk yang panjang dan menjulang keatas serta memiliki warna garis punggung hitam. Menurut Supriyantono, dkk., (2014) sifat kualitatif sapi bali yaitu bergelambir



kecil tipis, warna muka sama dengan warna tubuh, kulit dominan merah bata, batas warna tubuh dengan bagian pantat jelas, batas warna tubuh dengan bagian kaki jelas, bulu ekor hitam, terdapat lingkar mata hitam, terdapat telinga garis hitam, punggung terdapat garis lurus, terdapat warna garis hitam punggung, bertanduk, arah tanduk ke belakang, dan punuk semi/tidak ada. 4.1.2. Sifat Kuantitatif Sapi Hasil pengamatan pada sifat kuantitatif sapi dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4.Sifat kuantitatif sapi No Sampel Panjang Badan 1 Sapi A 115 cm 2 Sapi B 118 cm 3 Sapi C 112 cm 4 Sapi D 118 cm 5 Sapi E 111 cm 6 Sapi F 112 cm 7 Sapi G 110 cm 8 Sapi H 113 cm 9 Sapi I 122 cm Rata-rata 114,56 cm



Lingkar Dada 154 cm 147 cm 155 cm 147 cm 211 cm 154 cm 160 cm 150 cm 111 cm 154,33 cm



Tinggi Pundak 120 cm 115 cm 125 cm 113 cm 127 cm 115 cm 115 cm 118 cm 127 cm 119,44 cm



Setelah melakukan pengamatan sifat kualitatif pada sapi, selanjutnya kami melakukan pengamatan pada sifat kuantitatif sapi, parameter yang diukur yaitu panjang badan, lingkar dada dan tinggi pundak. Dari hasil pengukuran diperoleh data berupa, rata-rata panjang badan sapi 114,56 cm, rata-rat lingkar dada sapi 254,33 cm dan rata-rata tinggi pundak yaitu 119,44 cm. Menurut Saputra, dkk., (2019) Hasil analisis regresi berganda berdasarkan panjang badan, lingkar dada, dan tinggi pinggul terhadap bobot badan yaitu, BB= -207, 89 + 1,49PB + 2,51LD -0,74TP. Nilai koefisien regresi dari lingkar dada sebesar 2,51 yang berarti setiap pertambahan 1 cm lingkar dada mengakibatkan kenaikan bobot badan sebesar 2,51 kg dalam pengukuran berulang. Nilai koefisien



determinasi (R2 ) sebesar 0,80 menunjukkan bahwa pengaruh variabel panjang badan, lingkar dada, dan tinggi pinggul terhadap pertambahan bobot badan sebesar 80%, sisanya dipengaruhi faktor lain diluar model regresi. 4.2. Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Kambing 4.1.1. Sifat Kualitatif Kambing Hasil pengamatan pada sifat kualitatif kambing dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5.Sifat kualitatif Kambing No Sampel Warna Bulu 1 Kambing A Hitam dan putih 2 Kambing B Coklat dan putih 3 Kambing C Coklat hitam 4 Kambing D Hitam dan putih 5 Kambing F Hitam dan putih 6 Kambing G Hitam dan putih 7 Kambing H Hitam putih 8 Kambing I Cokelat putih 9 Kambing J Putih hitam 10 Kambing K Coklat putih



Bentuk Tanduk Menjulang keatas Bertanduk pendek Bertanduk pendek Menjulang keatas Bengkok kebelakang Bertanduk Bertanduk Bertanduk pendek Bertanduk pendek Tidak bertandung



Tipe Telinga Menjuntai Menjuntai Menjuntai Menjuntai Menjuntai Menjuntai Menjuntai Menjuntai Menjuntai Menjuntai



Setelah melakukan pengamatan pada sapi, selanjutnya pengamatan dilakukan pada kambing dengan memakai 10 ekor kambing sebagai obyek pengamatan. Pengamatan pertama yaitu mengamati sifat kualitatif, parameter yang diamati yaitu, Warna bulu, bentuk tanduk, dan tipe telinga. Dari hasil pengamatan diperoleh data, terdapat berbagai jenis warna diantaranya yaitu kombinasi hitam dan putih, kombinasi coklat dan putih, dan kombinasi coklat dan hitam serta hitam secara menyeluruh. Perbedaan warna pada kambing tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor genetic atau keturunan. Dimana anak kambing akan mewariskan sifat yang sama dengan induknya, sehingga warna kombinasi yang didapat kemungkinan besar dari perpaduan warna bulu jantan dan betina dari tetuanya. Menurut Destomo (2017) Sifat kualitatif



pada kambing yang biasa diamati adalah warna bulu, bentuk tanduk, bentuk telinga, garis muka dan garis punggung. Pada beberapa jenis ternak, sifat tersebut menjadi ciri khusus yang mengelompokkan kambing ke dalam beberapa rumpun. 4.1.2. Sifat Kuantitatif Kambing Hasil pengamatan pada sifat kuantitatif kambing dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Sifat kuantitatif kambing. No



Sampel



Panjang Badan



Lebar Dada



Tinggi Pundak



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Kambing A Kambing B Kambing C Kambing D Kambing F Kambing G Kambing H Kambing I Kambing J Kambing K Rata-rata



54 cm 58 cm 64 cm 70 cm 57 cm 70 cm 59 cm 71 cm 53 cm 55 cm 61,1 cm



98 cm 78 cm 82 cm 48 cm 77 cm 68 cm 78 cm 72 cm 52 cm 53 cm 70,6 cm



63 cm 57 cm 66 cm 68 cm 62 cm 56 cm 57 cm 64 cm 43 cm 47 cm 58,3 cm



Setelah melakukan pengamatan pada sifat kualitatif kambing, selanjutnya pengamatan dilakukan dengan mengukur sifat kuantitatif. Parameter yang diukur yaitu panjang badan, lebar dada, dan tinggi pundak. Dari hasil pengukuran diperoleh data berupa, rata-rata panjang badan 61,1 cm, lebar dada 70,6 cm, dan tinggi pundak 58,3 cm. Menurut Nafiu, dkk., (2016) sifat kuantitatif merupakan sifat yang tidak dapat dikelompokan secara langsung melainkan harus dilakukan dengan cara penimbangan dan pengukuran pada tubuh ternak, seperti bobot badan, panjang badan, lebar dada, dan tinggi pundak.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahawa, sifat kualitatif adalah sifat yang dapat dilihat secara langsung, misalnya warna bulu, bentuk tanduk, bentik telinga dll. 2. Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulakn bahwa, untuk mengetahui sifat kuantitatif pada ternak sapid an kambing maka harus dilakukan pengukuran pada ternak tersebut misalnya mengukur lebar badan, panjang badan, tinggi pundak serta menimbang bobot badan. 5.2. Saran Saran untuk lab yaitu sebaiknya ruangan dan peralatannya diperlengkap dan dijaga kebersihannya agar pada saat melakukan praktikum bisa dijalankan dengan nyaman dan baik. Saran untuk asisten yaitu lebih memperhatikan lagi praktikan saat melakukan praktikum agar praktikan dapat mengerti dengan baik mengenai hasil dari praktikum. Saran untuk teman yaitu sebaiknya dalam praktikum harus selalu menjaga kekompakan dalam praktikum dan saling mendukung agar kita bisa sama-sama mengerti dengan materi praktikum.



DAFTAR PUSTAKA Hamdan dan E,S, Rohaeni. 2011. Budidaya Sapi Potong. (BPTP). Kalimantan Selatan. Susanti, Y., S,P, Dominicus., dan Sri Mulatsih. 2014. Pengembangan Peternakan Sapi Potong Untuk Peningkatan Perekonomian Provinsi Jawa Tengah: Suatu Pendekatan Perencanaan Wilayah. Jurnal Agribisnis Indonesia. Vol2(2). Ni’am, H,U,M., A. Purnomoadi., Dan S. Dartosukarno. (2012). Hubungan Antara Ukuran-Ukuran Tubuh Dengan Bobot Badan Sapi Bali Betina Pada Berbagai Kelompok Umur. Animal Agriculture Journal, Vol. 1(1). Insan, I,A., Dan M, Ishak. 2020. Analisis Pendapatan Pedagang Ternak Kambing Di Kecamatan Tiroang Kabupaten Pinrang. Bongaya Journal For Research In Accounting Volume 3(1). Ramdani, D., Dan T, Kusmayadi.2016. Identifikasi Karakteristik Sifat Kuantitatif Kambing Peranakan Etawah Betina Di Kelompok Ternak Mitra Usaha Kecamatan Samarang Kabupaten Garut. Jurnal Ilmu Peternakan (Janhus) Dani Ramdani Dan Tendy Kusmayadi Vol. 1(1). Untung. 2016. Kualitas Bibit Kambing Pada Kelompok Tani ‘Dadi Akeh’ Di Kampung Wadio Distrik Nabire Barat Kabupaten Nabire. Jurnal Fapertanak V. 1(2). Misrianti, R., R. P. Mustika., Dan A. Ali. 2018. Keragaman Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Sapi Kuantan Pada Berbagai Tingkatan Umur Di Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Jurnal Peternakan Vol 15(2). Supriyantono, A., O, Yoku., T,W, Widayati., dan Sumpe. 2014. Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Sapi Bali di Kampung Inam dan Jandurau, Distrik Kebar, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Destomo A., A, Batubara., Dan S, Elieser.2017. Karakteristik Sifat Kualitatif Kambing Lokal di Kabupaten Bengkalis. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2017. Nafiu L,O., V, Wahyuni, Dan M,A, Pagala.2016. Karakteristik Fenotip Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kambing Kacang Di Kabupaten Muna Barat. Jitro Vol. 3(1). Saputra, D, A., Maskur, dan T, Rozi. 2019. Karakteristik Morfometrik (Ukuran Linier dan Lingkar Tubuh) Sapi Bali Yang Dipelihara Secara Semi Intensif Di Kabupaten Sumbawa. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume 5 (2). Destomo A., A, Batubara., dan S, Elieser. Karakteristik Sifat Kualitatif Kambing Lokal di Kabupaten Bengkalis. Pros.Semnas.TPV-2017.