Formokresol Venosha [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Formokresol Venosha [PDF]

FORMOKRESOL INDIKASI 1) Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda – tanda gejala peradangan pulpa dalam kam

6 0 73 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

FORMOKRESOL INDIKASI 1) Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda – tanda gejala peradangan pulpa dalam kamar pulpa. 2) Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp capping indirek yang kurang hati – hati, faktor mekanis selama preparasi kavitas atau trauma gigi dengan terbukanya pulpa. 3) Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang akar gigi. 4) Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan maupun terus menerus. 5) Tidak ada kelainan patologis pulpa klinis maupun secara radiografi ISI BAHAN Larutan formokresol mengandung : - Formaldehid 19 ml - Kresol 35 ml - Gliserin 25 ml - Air 21 ml Untuk menghindari efek berupa penyebaran formokresol secara sistemik dari gigi dan kemungkinan terjadi reaksi toksik maka formokresol lebih tepat diencerkan dalam gliserin 1:5. Dan bila formokresol digunakan dalam jumlah yang tepat pada teknik pulpotomi maka tidak menimbulkan bahaya kesehatan.



MEKANISME KERJA BAHAN:



Formokresol bekerja melalui kelompok aldehid jenis formaldehid, dengan mengikat bahan asam amino dari protein bakterinya ataupun sisa dari jaringan pulpa gigi. Kemudian menonaktifkan enzim-enzim oksidatif di dalam pulpa yang berdekatan dengan daerah amputasi. Hal ini memberikan efek hialuronidase sehingga jaringan pulpa menjadi fibrous dan asidofilik dalam beberapa menit setelah aplikasi formokresol. Reaksi ini diinterpretasikan sebagai fiksasi dari jaringan pulpa vital. Pruhs menyatakan bahwa formokresol adalah bahan germicidal kuat yang dapat menyebabkan fiksasi dari jaringan vital. Ketika ditempatkan pada sisi yang diamputasi, formokresol menyebabkan nekrose koagulasi dari jaringan yang secara langsung berkontak dengannya. Selanjutnya formokresol merembes ke saluran akar sehingga menyebabkan perluasan reaksi jaringan yang diikuti dengan berkurangnya jumlah sel dan perubahan bentuk morfologi pulpayang diakibatkan proses kalsifikasi dan resorpsi.



KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN Keuntungan: 1



Reaksi formokresol terhadap jaringan pulpa yaitu membentuk area yang terfiksasi



2



dan pulpa di bawahnya tetap dalam keadaan vital. Formokresol mengkoagulasi protein sehingga merupakan bakterisid yang kuat dan



3



kaustik. Pemakaian formokresol pada pulpotomi tidak merangsang pembentukan dentinal bridge atau calcific barrier, tetapi jaringan pulpa akan membentuk zona fiksasi yang bersifat keras, tahan terhadap autolysis dan merupakan barrier terhadap serangan



4 5



bakteri yang menuju ke apikal. Tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada penggunaan kalsium hidroksida. Merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluler untuk menguatkan jaringan



Kerugian : 1 2



Bahan dapat menyebabkan iritasi kronis pada healing zone Adanya bahan toxic dan iritan yang terkandung didalamnya



MANIPULASI KERJA Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan untuk gigi sulung : 1



Siapkan instrumen dan bahan. Pemberian anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit saat perawatan



2



Isolasi gigi. Pasang rubber dam, jika rubber dam tidak bisa digunakan isolasi dengan kapas dan saliva ejector dan jaga keberadaannya selama perawatan.



3



Preparasi kavitas. Perluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh permukaan oklusal untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar pulpa.



4



Ekskavasi karies yang dalam.



5



Buang atap pulpa. Dengan menggunakan bor fisur steril dengan handpiece berkecepatan rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke mesial dan distal seperlunya untuk membuang atap kamar pulpa.



6



Buang pulpa bagian korona. Hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor bundar kecepatan rendah.



7



Cuci dan keringkan kamar pulpa. Semprot kamar pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan jarum steril. Penyemprotan akan mencuci debris dan sisa-sisa pulpa dari kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan dengan kapas steril.



8



Aplikasikan formokresol. Celupkan kapas kecil dalam larutan formokresol, buang kelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam kamar pulpa, menutupi pulpa bagian akar selama 4 sampai dengan 5 menit.



9



Berikan bahan antiseptik. Siapkan pasta antiseptik dengan mencampur eugenol dan formokresol dalam bagian yang sama dengan zinc oxide. Keluarkan kapas yang mengandung formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi pulpa di bagian akar. Serap pasta dengan



kapas basah secara perlahan dalam tempatnya. Dressing antiseptik digunakan bila ada sisa-sisa infeksi. 10 Restorasi gigi. Tempatkan semen dasar yang cepat mengeras sebelum menambal dengan amalgam atau penuhi dengan semen sebelum preparasi gigi untuk mahkota stainless steel.



EVALUASI KEBERHASILAN BAHAN Formokresol tidak membentuk jembatan dentin tetapi akan membentuk suatu zona fiksasi dengan kedalaman yang bervariasi yang berkontak dengan jaringan vital. Zona ini bebas dari bakteri dan dapat berfungsi sebagai pencegah terhadap infiltrasi mikroba. Penelitian-penelitian secara histologis dan histokimia menunjukkan bahwa pulpa yang terdekat dengan kamar pulpa menjadi terfiksasi lebih ke arah apikal sehingga jaringan yang lebih apikal dapat tetap vital. Jaringan pulpa yang terfiksasi kemudian dapat diganti oleh jaringan granulasi vital. Keberhasilan perawatan pulpotomi vital pada gigi sulung adalah lebih baik dengan menggunakan formokresol menunjukkan keberhasilan yang lebih baik daripada kedua bahan tersebut gerric sulphate dan glutareldehyde. Ini dikarenkan oleh bahan ini amat diindikasi untuk gigi sulung dan keuntungan-keuntungan yang telah dinyatakan diatas



REFERENSI 1. Budiyanti A. Perawatan Endodontik Pada Anak. 2006. Jakarta : EGC;28-30, 62-63. 2. Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan Gigi Anak. Djaya A. Terjemahan. Jakarta: Widya Medika, 1992: 109. 3. Fakultas Kedokteran Gigi Unissula.Perawatan Endodonti pada Anak. 13 Desember 2011. http://fkg.unissula.ac.id/index.php? option=com_content&view=article&id=24:perawatan-endodontik-padaanak&catid=2:berita-utama-fkg. (9 Oktober 2013) 4. Magnusson BO, ed. Pedodontics : A Systematic Approach . 1981. Denmark : Munksgoard; 152, 244-245.