Full [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA DI WILAYAH SANTA MARIA RATU ROSARI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL



SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik



Oleh: Vincensia Melani Milasari NIM: 151124019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020



i



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria Teruntuk kedua orang tuaku Bapak E. Bana Widanardana dan Ibu V. Mariyati. Keluarga yang telah memberikan dukungan dan motifasi kepada penulis, Sahabat yang selalu membantu dan mendukung pembuatan skripsi, Serta Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta



iv



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



Motto “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Ptr 5:7)



v



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



ABSTRAK



Skripsi ini berjudul “DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA DI WILAYAH SANTA MARIA RATU ROSARI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL.” Penulis memilih judul ini berpangkal dari keprihatinan penulis akan kurangnya pemahaman orang tua tentang pembaptisan bayi dan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Hal ini terlihat dari pandangan orang tua bahwa membaptiskan anak yang masih bayi hanyalah sebagai formalitas agar anak dapat diterima sebagai anggota Gereja. Berkaitan dengan pentingnya katekese persiapan baptis bayi, penulis tertarik untuk menulis skripsi ini agar dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua dan katekis untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah Santa Maria Rosari, sehingga orang tua dapat memaknai katekese persiapan baptis bayi yang diikuti. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yakni berdasarkan wawancara terhadap orang tua, katekis, maupun dewan wilayah, serta penelitian terhadap dokumen Paroki Santo Yakobus Bantul. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ditemukan bahwa orang tua mengikuti katekese persiapan baptis bayi ini hanya sebagai formalitas agar anak dapat diterima sebagai warga Gereja Katolik. Menyadari adanya hal tersebut maka perlu diusahakan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua agar dapat dilakukan dengan kegiatan rekoleksi. Kata kunci : Katekis, Orang tua, Rekoleksi, Gereja, Katekese persiapan baptis bayi.



x



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



ABSTRACT This thesis is entitled "DESCRIPTION OF THE IMPLEMENTATION OF BABY BAPTICAL PREPARATION FOR PARENTS IN SANTA MARIA AREAS OF ROSARI QUEEN OF SANTO SAINT YAKOBUS BANTUL." The author chooses this title stemming from the writer's concern about the lack of parental understanding of the practice of infant baptism preparation catechesis. This can be seen from the views of parents and Catechists themselves that the implementation of infant baptism preparation catechesis still needs to be improved. Parents have difficulties in educating children's faith. Parents often think that baptizing a child is only a formality so that the child can be accepted as a member of the Church. In connection with the importance of catechetical preparation for infant baptism, the author is interested in writing this thesis so that it can contribute ideas to parents and Catechists to improve the practice of infant baptism preparation catechesis for parents in the Santa Maria Rosari area, so parents can interpret the catechesis preparation for infant baptism . In writing this thesis, the author uses qualitative research methods based on interviews with parents, catechists, and regional councils, as well as research on the documents of the Parish of Saint Yakobus Bantul. Parents, as educators of children's faith, first and foremost, seek the habituation of the life of faith. Based on the results of research conducted by the authors found that parents have difficulty in interpreting the catechesis of infant baptism preparation. Aware of this, efforts should be made to improve the implementation of infant baptism preparation catechesis for parents. In this regard, the authors argue that improving the implementation of infant baptism preparation catechesis for parents, can be done by recollection activities. Especially through recollection activities, in order to be able to train naruni parents in distinguishing which supports and disadvantages parents and develops positive things for their children.



Keywords : Catechists, parents, recollection, church, catechetical preparation for infant baptism



xi



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL…………………………………………………………



i



HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………… …………..



ii



HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………...……… iv HALAMAN MOTTO ………………………………………………………… v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………… vi PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………...……………… vii ABSTRAK……………………………………………………………………. viii ABSTRACK……………………………………………………………………



ix



KATA PENGANTAR…………………………………………………………. x DAFTAR ISI………………………………………………………………....... xii DAFTAR TABEL…………………………………..………………………..



xii



DAFTAR SINGKATAN……………………………..……………………….. xvi BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………



1



A. Latar Belakang ………………………………………………………. …... 1 B. Identifikasi Masalah ……………………………………………… ……… 3 C. Batasan Masalah ………………………………………………………….. 3 D. Rumusan Masalah …………………………………………………….. ….4 E. Tujuan Penulisan ………………………………………………………… 4 F. Manfaat Penulisan ………………………………………………………... 5 G. Sistematika Penulisan ……………………………………………………



6



BAB II KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA……………….………………………………………………….. A. Tanggung jawab orang tua



xii



7



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



1. Orang Tua sebagai Pendidik Iman yang Utama dan Terutama ……….. 7 2. Upaya Konkret Orang Tua Mendidik Iman Anak ………………….



8



B. Pembaptisan Bayi, Pentingnya Katekese Persiapan Baptis Bayi dan Tujuan Katekese Persiapan Baptis Bayi ..…........................................……… 1. Pandangan Gereja Tentang Pembaptisan Bayi 2. Pentingnya Katekese Persiapan Baptis Bayi



9



…….……..…..……. 9 ……………..…..……. 9



3. Tujuan Katekese persiapan baptis Bayi ……………………………… 12 C. Materi Katekese Persiapan Baptis Bayi ………………………………… 14 D. Metode Katekese Persiapan Baptis Bayi ……..……………………..…… 19



BAB III PENELITIAN TENTANG DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA PAROKI DI WILAYAH ST. MARIA RATU ROSARI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL ………………………………….…………. 22 A. Gambaran Umum Wilayah St. Maria Ratu Rosari …………..………… 22 1. Wilayah St. Maria Ratu Rosari ………………………………………. 22 2. Kegiatan Gerejani Wilayah St. Maria Ratu Rosari ………………….. 23 B. Metodologi Penelitian …………………………………………………. 24 1. Jenis penelitian ………………………………………………………. 24 2. Rumusan permasalahan ……………………………………………… 25 3. Tujuan penelitian …………………………………………………. ... 25 4. Teknik Penelitian……………………………………………………….26 5. Tempat dan waktu penelitian ………………………………………… 26 6. Fokus penelitian ……………………………………………………… 27 7. Partisipan ………………………………………………………… C. Laporan Hasil Penelitian Tentang Pelaksanaan Katekese Persiapan Baptis Bayi Bagi Orang Tua di Wilayah St. Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul …………………………………………………………..



30



1. Studi Dokumen ……………………………………………………... 31 2. Hasil Observasi …………………………………………………….



31



3. Hasil Wawancara dengan Orang Tua ………………………………



32



4. Hasil Wawancara dengan Pengurus Wilayah dan Pendamping .......... 40



xiii



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



D. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………………..



47



E. Kesimpulan …………………..………………………………………… 57



BAB IV REKOLEKSI SEBAGAI PERTEMUAN LANJUTAN SETELAH PEMBAPTISAN …………………………………………………….



60



A. Rekoleksi sebagai Pertemuan Lanjutan setelah Pembaptisn ………….. 60 B. Contoh Program Rekoleksi Sebagai Pertemuan Lanjutan Setelah Pembaptisan ……………………………………………………………….. 62



C. Jadwal Rekoleksi ……………………………………………………… 65 D. Contoh Satuan Program Rekoleksi di Paroki Santo Yakobus Bantul Setelah Pembaptisan …….……………………………………… ……….. 66 1. Sesi III ………………………………………………………………….



66



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………………………………



71



B. Saran ………………………………………………..………………..…..



72



DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...



74



LAMPIRAN …………………………………………………………………..



75



Lampiran 1: Permohonan Ijin Penelitian ……………………………..



(1)



Lampiran 2: Pedoman Wawancara dengan Orang Tua, Katekis, dan Dewan Wilayah ………………………………………. (2)



xiv



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



DAFTAR TABEL



Tabel 1: Kisi –kisi panduan wawancara.................................................................... 27 Tabel 2:Panduan pertanyaan Wawancara................................................................. 29 Tabel 3: Matriks Program Rekoleksi ......................................................................... 62



xv



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



DAFTAR SINGKATAN



A. Singkatan Kitab Suci



Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, LAI, 2015.



B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja CT : Catechesi Trandendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 oktober 1979. FC : Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Pasca Sinode Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, imam-imam dan umat beriman tentang peranan keluarga kristiani di dunia modern, 22 November 198. SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1963.



C. Singkatan Lainnya Art : Artikel Bdk : Bandingkan Dll : Dan lain-lain DSA : Doa Syukur Agung Dsb : dan sebagainya



xvi



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



KAS : Keuskupan Agung Semarang Kan : Kanon KHK : Kitab Hukum Kanonik KWI : Konferensi Waligereja Indonesia



KM : Kilometer LCD : Liquid Crystal Display



MB : Madah Bakti NO : Nomor PNS : Pegawai Negeri Sipil St. : Santo



xvii



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



1



Bab I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Dalam Gereja Katolik, Sakramen Baptis merupakan salah satu dari ketujuh sakramen yang perlu untuk dipahami dan dihayati sebagai: “Tanda dan sarana yang mengungkapkan iman, mempersembahkan penghormatan kepada Allah, dan menghasilkan pengudusan manusia” (Kan 840 dan SC 59). Sakramen Baptis ditempatkan di awal dari ketujuh sakramen yang ada karena Sakramen Baptis dipahami sebagai pintu gerbang sakramen-sakramen lain. Pembaptisan adalah momen paling penting dalam perjalanan jemaat Kristen. Melalui pembaptisan jemaat Kristen diberi materai yang tak terhapuskan yaitu diangkat sebagai murid Yesus dan diangkat menjadi anak-anak Allah. Dibaptis berarti digabungkan menjadi anggota Gereja. Pembaptisan menjadi tanda ungkapan iman akan Yesus Kristus, tetapi bagaimana dengan baptis bayi di mana bayi belum bisa sadar dalam mengungkapkan imannya. Gereja Katolik (Roma dan Ortodoks) telah menerima kebiasaan pembaptisan anak-anak ini sejak abad perdana, dan tetap mempertahankannya. Pembaptisan kanak-kanak adalah pembaptisan anak dari orang tua yang beriman dan mengamalkan iman itu, serta berjanji akan membesarkan anak dalam iman kepada Kristus (Crichton, 1990:52). Tata cara pembaptisan kanak-kanak menyajikan garis yang didasarkan pada asas utama pembaptisan yakni : iman, peranan orang tua, jemaat, dan perayaan.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



2



Hal inilah yang menjadikan betapa pentingnya pemahaman orang tua akan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi berserta dengan konsekuensinya. Pimpinan Gereja Katolik terus mempertahankan tradisi lama: Kanak-kanak pada umumnya wajib untuk dibaptis, dan jangan terlalu lama menunda pembaptisan tersebut (Groenen, 1992 : 153). Pembaptisan bayi terkesan menjadi suatu kebiasaan yang harus dilaksanakan oleh setiap orang tua Katolik. Mungkin secara sepintas mereka mengerti makna pembaptisan, namun penghayatan secara mendalam masih sangat kurang. Katekese persiapan baptis bayi merupakan katekese dasar yang menempati posisi paling penting dalam proses inisiasi Kristen. Hal itu dikarenakanbaptis merupakan pintu masuk atau pintu gerbang bagi sakramensakramen lainnya. Komisi KAS (2013: 16) mengatakan: Oleh karena itu baptis merupakan dasar dari seluruh kehidupan Kristiani. Katekese persiapan baptis bayi tentu saja tidak hanya menyangkut pemahaman pokok-pokok iman, namun juga harus menyangkut pemahaman secara mendasar mengenai hakikat dari Sakramen Baptis itu sendiri. Wilayah Santa Maria Ratu Rosari merupakan bagian dari paroki Santo Yakobus Bantul yang letaknya di Pijenan, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta. Menurut data yang diperoleh penulis dari paroki bahwa pada tahun 2019 pembaptisan bayi tercatat sebanyak 20 anak. Orang tua Katolik di wilayah ini selalu menuntun agar anak-anak mereka mengikuti jejak orang tuanya yaitu beriman Katolik. Wilayah ini sudah menerapkan katekese persiapan baptis bayi karena itu sebagai syarat agar orang tua bisa membaptiskan putra/putrinya. Pertemuan itu biasanya hanya



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



3



diadakan sekali dan berisi rekoleksi yang diberikan oleh katekis. Kegiatan pembaptisan bayi diadakan setiap Minggu ketiga jika ada bayi yang dibaptis. Menurut pengamatan penulis, sebagian orang tua Katolik memilih untuk mengikuti katekese persiapan baptis bayi itu hanyalah sebuah formalitas, jadi orang tua belum memahami tentang katekese baptis bayi. Berdasarkan latar belakang dan fakta di lapangan, penulis merumuskan judul Skripsi: DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA DI WILAYAH SANTA MARIA RATU ROSARI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL.



B. Identifikasi Masalah. Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang telah dipaparkan dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Sebagian orang tua mengikuti persiapan katekese baptis bayi hanya sebuah formalitas. 2. Orang tua kurang memahami mengenai pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi 3. Orang tua kurang mempersiapkan/membekali dirinya sendiri, dalam hal katekese persiapan baptis bayi.



C. Batasan Masalah Agar penulisan dapat semakin terarah, maka permasalahan akan dibatasi pada aspek pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua. Penulisan



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



4



ini akan dikenakan pada orang tua Katolik di Wilayah St Maria Rosari, Paroki Santo Yakobus Bantul yang memiliki anak usianya masih bayi. Oleh karena itu yang menjadi judul penulisan ini adalah DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA DI WILAYAH SANTA MARIA RATU ROSARI PAROKI ST YAKOBUS BANTUL.



D. Rumusan Masalah Rumusan masalah penulisan ini adalah : 1. Bagaimana pandangan Gereja mengenai katekese persiapan baptis bayi? 2. Bagaimana pemahaman orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari mengenai pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi? 3. Apakah harapan orang tua terhadap pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi ini yang dapat mendukung mereka dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik iman anak?



E. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui pandangan Gereja mengenai katekese persiapan baptis bayi. 2. Untuk mengetahui pemahaman orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari mengenai pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



5



3. Untuk mengetahui harapan orang tua terhadap pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi ini yang dapat mendukung mereka dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik iman anak.



F. Manfaat penulisan : Adapun manfaat penulisan ini adalah : 1. Bagi Wilayah a. Memberikan gambaran singkat mengenai pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi b. Dapat mengetahui sejauh mana permasalahan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari. c. Memberikan sumbangan pemikiran bagi Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul mengenai pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua.



2. Bagi Kampus Membantu mahasiswa agar siap membekali diri untuk dapat tertibat dalam kegiatan kursus berbagai sakramen yang diadakan oleh Gereja.



3. Bagi Penulis a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi terhadap perkembangan pribadi dan dapat dijadikan bekal untuk pelayanan sebagai katekis



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



6



b. Dapat semakin menyadari akan rahmat Sakramen Baptis sehingga dapat membantu sesama agar siap menerima rahmat Sakramen Baptis.



G. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi berjudul “Deskripsi Pelaksanaan Katekese Persiapan Baptis Bayi Bagi Orang Tua Di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul” ini terbagi dalam lima bab. Bab I merupakan pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat penulisan. Bab II menguraikan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua, yang meliputi: tanggung jawab orang tua sebagai pendidikan iman anak, upaya konkret orang tua mendidik iman anak, tujuan katekese persiapan baptis bayi, pelaksanaan ketekese persiapan baptis bayi, materi katekese persiapan baptis bayi dan metode katekese persiapan baptis bayi. Bab III menguraikan penelitian tentang deskripsi pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari paroki Santo Yakobus Bantul, yang meliputi: gambaran umum wilayah Santa Maria Ratu Rosari, metodologi penelitian, laporan hasil penelitian tentang pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah St. Maria Ratu Rosari paroki Santo Yakobus Bantul, pembahasan hasil penelitian dan diakhiri dengan kesimpulan. Bab IV penulis menguraikan rekoleksi sebagai pertemuan lanjutan setelah pembaptisan. Sedangkan Bab V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dari



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



7



keseluruhan isi skripsi dan memberikan saran untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari paroki Santo Yakobus Bantul



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



8



BAB II KATEKESE PESIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA



A. Tanggung Jawab Orang Tua 1. Orang Tua Sebagai Pendidik Iman Yang Utama dan Terutama. Orang tua adalah mitra Allah dalam karya penciptaan manusia baru, maka harus menjadi pelindung utama dan pertama serta tak tergantikan bagi anak, melalui kesaksian dan keteladanan hidup Kristiani sejati, yang diwujudkan dengan pemberian kasih sayang yang tulus, adil, dan bijaksana. Orang tua sebaiknya mulai berefleksi serta menata diri dalam hidup untuk tampil layaknya sebagai orang tua sejati di mata anak-anaknya. Orang tua juga diharapkan mampu menampilkan dirinya sebagai tokoh idola bagi anak-anaknya, orang tua hendaknya meluangkan waktu untuk memerhatikan serta mendampingi anakanaknya; mempunyai hati untuk mencintai mereka, mempunyai waktu untuk mendengarkan isi hati mereka, berpenampilan menarik, ramah dan tidak mudah marah, berkata-kata halus serta sopan untuk menghormati orang lain dan sebagainya. Gereja menekankan peran utama orang tua dalam pendidikan iman anak. Penekanan itu didasarkan pada pengalaman hidup orang Nasaret: “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk 2:52). Dari perikop tersebut diperoleh gambaran bahwa Maria dan Yusuf, sebagai orang tua Yesus telah melaksanakan perannya yaitu mendidik putra-Nya, sehingga semakin bertambah besar tidak



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



9



hanya dalam arti fisik, namun bertambah besar pula rohaninya yang ditandai dengan semakin bertambah hikmat-Nya dan Ia semakin dikasihi oleh Allah dan sesama karena perilaku dan sikap yang baik (Didik, 2006:30) Suatu anugerah selalu membawa konsekuensi yakni tugas dan tanggung jawab. Orang tua yang telah dipercayai, oleh Tuhan bertugas dan bertanggung jawab mendidik anak-anaknya agar mereka berkembang menjadi manusia seutuhnya. Dalam tanggung jawab ini, juga terdapat hak serta wewenang orang tua dalam mendidik anak-anaknya (Didik, 2006:27). Pendidikan iman merupakan salah satu bentuk karya pewartaan Gereja, yang bertujuan membantu orang beriman agar iman mereka semakin mendalam dan agar mereka makin terlibat dalam hidup menggereja dan memasyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. Pendidikan iman dapat dimengerti dengan baik apabila bertitik tolak dari pengertian iman itu sendiri, Konsili Vatikan II menggambarkan iman secara lebih biblis, dan menyeluruh.



2. Upaya Konkret Orang Tua Mendidik Iman Anak Pembaptisan bayi merupakan salah satu upaya konkret dari orang tua dalam mengawali tanggung jawabnya mendidik iman anak. Hal tersebut, hendaknya tampak juga dalam kehidupan konkret dalam keluarganya. Prasetya (2006:37) mengatakan bahwa: a. Dengan dibaptis putra-putri kita diangkat sebagai anak Allah, dipersatukan dengan Tuhan, serta menjadi saudara dalam Gereja. b. Setelah pembaptisan, meski masih bayi anak-anak dibiasakan mengikuti perayaan Ekaristi di dalam gereja. Kecenderungan yang ada



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



10



adalah orang tua mengikuti perayaan Ekaristi di luar, sambil ngobrol sana-sini, dengan alasan kalau bayi menangis pasti akan menganggu umat lain. c. Anak-anak dibiasakan menerima komuni bathuk, baik ketika masih bayi maupun menjelang usia sekolah. Hal ini berarti bahwa mereka dibiasakan mengikuti Ekaristi Mingguan secara rutin agar tidak merasa asing dengan suasana dan makna Ekaristi di kemudian hari. d. Meskipun usianya masih bayi, sebaiknya anak-anak dibiasakan untuk berdoa bersama dengan keluarga baik sebelum maupun sesudah melakukan aktifitas. Semua itu adalah contoh kegiatan-kegiatan konkret yang bisa dilakukan oleh Orang tua agar makna Sakramen Baptis dapat terwujud di dalam diri anak-anak. Tentu saja, pendampingan orang tua tidak berhenti sampai disini



tetapi



berlangsung terus sampai anak-anaknya menginjak usia dewasa, bahkan sampai mereka mampu menentukan jalan hidupnya secara mandiri.



B. Pembaptisan Bayi, Pentingnya Katekese Persiapan Baptis Bayi dan Tujuan Katekese Persiapan Baptis Bayi 1. Pandangan Gereja Tentang Pembaptisan Bayi Yohanes pembaptis mengadakan pembaptisan dengan menenggelamkan orang lain kedalam air Yordan sebagai baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa (Mrk 1:4) dan sebagai persiapan untuk kedatangan Allah (Mat 3:1-12). Yesus sendiri menyediakan diri dibaptis oleh Yohanes untuk menempatkan diri sebagai Pribadi yang ikut menantikan Kerajaan Allah pada akhir zaman dan mau menunjukkan solidaritas pada bangsa-Nya yang membutuhkan penyelamatan Allah.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



11



Gereja perdana mempraktikkan baptis bayi bagi mereka yang mau bergabung dalam kelompok murid Yesus. Arti teologis pembaptisan dapat diringkas sebagai tanda iman, sebagai penyerupaan Yesus Kristus, pengampunan dosa, karunia Roh Kudus, pemasukan dalam tubuh Gereja, dan karunia hidup baru. SantoYustinus Martir (165) melaksanakan baptis dengan menenggelamkan dalam tempat atau bak air dengan menyerukan nama Allah Tritunggal. Dan Santo Irenius dari Lyon (202) memperbolehkan semua orang untuk dibaptis, termasuk bayi juga. Dalam hubungan dengan baptis bayi, Agustinus membuktikan adanya dosa asal pada manusia. Dalam Perjanjian Baru Allah menghendaki keselamatan semua orang dan keselamatan itu dikaruniakan melalui Yesus Kristus, satu-satunya pengantara (1 Tim: 2:3-5). Pada umumnya, teolog katolik membela baptis bayi dengan jawaban teologis sebagai berikut : Pertama, penebusan dan keselamatan merupakan anugerah Tuhan. Kedua, beriman berarti bersama dengan orang lain, iman yang diimani adalah iman Gereja. Dan ketiga, beriman adalah proses pertumbuhan terus menerus dan bukan peristiwa sekali lagi. Demikian pula dalam baptis bayi seorang anak dipersiapkan dalam suatu proses pertumbuhan iman yang diharapkan berkembang terus menerus. Namun perkembangan iman akhirnya tergantung dari lingkungan dan kebersamaan, dan untuk itu pendidikan iman perlu dilakukan sedini mungkin (Sumarno,2017:71). 2. Pentingnya Katekese Persiapan Baptis Bayi Sang bayi terbaptis belum mampu menyadari dirinya, maka orang tua serta Wali baptis lah yang berperan dalam pembaptisan. Orang tua dan Wali



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



12



baptis aktif mempersiapkan diri untuk tugas pendampingan anak dengan mengikuti pertemuan menjelang upacara pembaptisan. Melalui baptis seseorang dapat menjadi anggota Gereja secara penuh, yang diberi materai sebagai murid Yesus Kristus. Maka pembaptisan membawa dampak yang sama bagi penerimanya, baik itu baptis dewasa maupun baptis saat masih kanak-kanak (bayi). Dampak itu misalnya sama-sama menerima tugas perutusan mewartakan Kabar Gembira, ambil bagian dalam tugas Kristus sebagai imam, nabi, dan raja (Hendrik,2011:69) Adapun perbedaan antara baptis orang dewasa dan anak-anak yaitu dalam baptis orang dewasa sebelum dibaptis ia dipersiapkan terlebih dahulu dengan menjadi katekumen, sehingga ia lebih memahami perannya sebagai orang Kristen. Sedangkan dalambaptisan kanak-kanak (bayi) belum dapat mengikuti persiapan tersebut karena ia belum memiliki tingkat kesadaran yang penuh. (KWI, 1996 : 425). “Anak-anak dibaptis dalam iman Gereja yang diakui oleh orang tua, Wali baptis dan semua hadirin. Mereka dibaptis sebagai anak, yang dalam segala hal bergantung pada orang tua, bukan sebagai orang dewasa yang mandiri. Maka sakramen ini baru mendapat arti sepenuhnya kalau anakanak yang dibaptis dalam iman Gereja, kemudian dididik pula dalam iman itu” Ada pendapat yang menunjukkan pro dan kontra terhadap pelaksanaanbaptis bayi. Pendapat pro terhadap pelaksanaan baptis bayi ini diungkapkan oleh mereka dengan rendah hati mengakui bahwa keselamatan hendaknya diupayakan sedini mungkin dengan membaptiskan anak-anak, bahkan ketika anak-anak tersebut masih bayi. Sedangkan pendapat kontra, dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa membaptiskan anak ketika masih bayi itu melanggar hak asasi manusia karena



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



13



ada unsur pemaksaan keyakinan terhadap pribadi yang sangat lemah dan belum tumbuh kesadaran hati nuraninya untuk menentukan jalan hidupnya. Semua orang tua Katolik pasti selalu mau memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, demikian pula bila mereka meyakini bahwa iman Katolik dan rahmat pembaptisan merupakan sesuatu yang bernilai, maka mereka jelas akan memberikan ke anaknya tanpa bertanya terlebih dahulu. Namun pada kenyataannya, Gereja membenarkan pelaksanaan baptis bayi bahkan sudah menjadi tradisi yang sudah lama. Dari sinilah, dapat diketahui katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua. Dengan mempersiapkan orang tua dalam rangka penerimaan baptis bayi, diharapkan pada tahap berikutnya orang tua mampu membimbing serta mendidik iman anak. Dalam KHK kan. 851§2, ditegaskan bahwa “orang tua dari kanak-kanak yang akan diBaptis, demikian pula mereka yang akan menerima tugas sebagai wali baptis, hendaknya diberitahu dengan baik tentang arti dari sakramen ini serta tentang kewajibankewajiban yang melekat padanya”. Pembaptisan bayi sudah menjadi bentuk yang sangat biasa untuk pemberian pembaptisan, perayaan ini disingkat menjadi suatu upacara yang mencakup tahaptahap awal menuju inisiasi Kristiani dalam bentuk yang sangat singkat. Pada kesempatan ini tidak hanya diperhatikan pengajaran imannya saja, namun juga harus diperhatikan mengenai pengembangan rahmat pembaptisan dalam perkembangan pribadi bayi yang dibaptis (KGK, 1996 : 345). Lebih jauh lagi, penulis melihat pentingnya katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua ini supaya pembaptisan bayi tidak hanya berhenti pada ritual saja, atau sebatas pelestarian tradisi yang tanpa dimaknai secara lebih mendalam,



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



14



maka perlulah sebuah persiapan bagi orang tua dalam mendidik anak secara Katolik, sebab mendidik secara Katolik merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Mendidik anak secara Katolik tidak selesai dengan menginisiasikan anak dalam kehidupan Katolik melalui baptis, melainkan lebihlebih bagaimana orang tua membimbing anak itu hidup seturut iman Katolik.



3. Tujuan Katekese Persiapan Baptis Bayi a. Orang Tua Memahami Makna Pembaptisan Bayi Pembaptisan merupakan sakramen iman. Seseorang dibaptis hanya dalam iman Gereja Katolik. “Pada semua orang yang sudah diBaptis, apakah anak-anak atau orang dewasa, iman masih harus tumbuh sesudah pembaptisan” (KGK 1254). Melalui anugerah iman ini kita menerima benih hidup yang kekal. Rahmat pembaptisan senantiasa dipelihara dan dikembangkan sebab, dalam perjalanan iman kita akan senantiasa menghadapi aneka tantangan. Maka menjadi tugas orang tua dan wali baptis untuk menumbuh kembangkan benih iman dalam diri anak (Baptis) mereka. Namun, pengembangan dan pemeliharaan rahmat pembaptisan ini merupakan tanggung jawab seluruh Gereja (KGK 1255). Maka dalam menjalankan tugasnya, orang tua dan wali baptis juga akan dibantu oleh anggota Gereja yang lain.



b. Sebagai Bekal Bagi Orang Tua Dalam Mendidik Iman Anaknya. Untuk mempersiapkan pembaptisan bayi dan kanak-kanak biasanya Paroki mengadakan rekoleksi orang tua bersama dengan wali baptis. Acara ini



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



15



sangat penting bagi orang tua maupun wali baptis karena akan dibicarakan tanggung jawab mendidik anak setelah pembaptisan dan mungkin akan disinggung mengenai kerjasama dan wali baptis. c. Orang Tua Lebih Mempersiapkan Dalam Penerimaan Baptis Bayi. Di dalam acara pembekalan orang tua bersama dengan wali baptis, biasanya akan disampaikan bagaimana pelaksanaan liturgi pembaptisan di Gereja setempat, karena kebiasaan paroki tidak selalu sama misalnya soal siapa yang memasang busana putih pada saat pembaptisan baru, atau siapa yang menyalakan lilinbaptis pada lilin paskah? Pada bagian awal liturgi pembatisan bayi maupun kanak-kanak, wali baptis akan diminta untuk menyatakan secara publik kesanggupannya mengemban tanggung jawab sebagai wali baptis. Maka sebaiknya wali baptis dan orang tua datang lebih awal kurang lebih 30 menit sebelum pembaptisan dimulai.



d. Tanggung Jawab Wali Baptis Menuju Kedewasaan Iman. Menjadi wali baptis dituntut untuk mengemban tanggung jawab yang tidak mudah, bukan hanya dalam liturgi pembaptisan saja namun yang lebih berat yaitu setelah pembaptisan itu sendiri. Dalam liturgi pembaptisan kanak-kanak Wali baptis berjanji akan membantu tugas orang tua dalam mendidik kanak-kanak yang baru saja dibaptis itu untuk semakin mencintai Tuhan dan sesama. Dengan demikian, mereka secara pribadi juga anak-anak yang mereka didik dan bimbing secara bertahap semakin bersatu didalam Kristus, semakin menjemaat serta



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



16



semakin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat, dan mengokohkan Gereja semesta. Akhirnya diharapkan seluruh keluarga mampu memberi kesaksian tentang Kristus di tengah masyarakat. Bila tujuan tersebut dapat tercapai, berarti orang tua telah melaksanakan tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan iman anak mereka. C. Materi Katekese Persiapan Baptis Bayi Saat ini, Paroki Santo Yakonus Bantul telah mengadakan rekoleksi khusus bagi orang tua yang akan membaptiskan anaknya yang masih bayi. Rekoleksi ini biasanya diberikan oleh katekis setempat dan materi rekoleksinya seperti : 1. Tanggung Jawab Orang Tua Sebagai Pendidik Iman. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan iman anak mereka harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh. Sudah sepantasnya orang tua mendidik iman anak-nya dengan penuh tanggung jawab dan dengan ketulusan hati, sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena tak tergantikan oleh orang lain. Dalam rangka pendidikan iman anak, orang tua diharapkan menyadari sepenuhnya bahwa proses pendidikan ini berlangsung secara terus menerus sampai anaknya dewasa dan ia dapat menentukan jalan hidupnya sendiri, baik hidup membiara maupun hidup berkeluarga, secara bertanggung jawab. (Prasetya, 2008:34) Akhirnya, yang perlu disadari oleh Orang tua adalah konsekuensi pembaptisan anak-anak. Setelah mereka diBaptis, anak-anak sungguh harus



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



17



dididik secara Katolik dalam hidup sehari-hari. Apabila mereka mereka dididik dengan baik, mereka tak akan pernah menyesal bahwa sejak kecil sudah dibaptis, sebaliknya justru mereka bersyukur dibaptis sejak bayi. Gereja menganjurkan agar bayi dari keluarga Katolik dibaptiskan pada saat minggu-minggu pertama kelahirannya (Kan 867), artinya secepatnya.



Bayi tersebut boleh dibaptiskan



dalam Gereja Katolik asalkan salah satu dari orang tua menyetujui dan ada jaminan dia akan dididik secara Katolik (Kan 868). Secara administratif, syarat pendaftaran baptis bayi dibawah usia tujuh tahun adalah: fotokopi akte nikah Gereja orang tua dan akte kelahiran anak,



serta pengisian formulir



pendaftaranbaptis bayi yang memuat persetujuan dari orang tua (Didik, 2006:35).



2. Peran Serta Tanggung Jawab Wali Baptis Wali baptis adalah orang beriman Katolik, baik laki-laki maupun perempuan yang sudah dewasa usia dan imannya, yang ditunjuk untuk mendampingi proses perkembangan iman bayi yang dibaptis. Wali baptis tidak hanya bertugas pada saat penerimaan Sakramen Baptis, namun ia juga harus mendampingi terus sampai akhirnya bayi tersebut dapat hidup secara kristiani dan setia melaksanakan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan baptisan yang telah diterimanya. Konkretnya adalah wali baptis harus menegur jika anak baptisnya malas pergi ke gereja atau mengikuti kegiatan gerejani, mengingatkan anak baptisnya untuk menerima Komuni Pertama, dan Penguatan (Krisma), menegur anak baptisnya jika suatu saat tergoda meninggalkan imannya, dan sebagainya. Dengan demikian, keberadaan wali baptis untuk mendampingi bayi tersebut



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



18



berlangsung



secara



terus-menerus



selama



hidupnya.



Mengingat



masa



pendampingan wali baptis terhadap bayinya berlangsung selama hidup, tidaklah bijaksana kalau orang tua memilih wali baptis yang sudah berusia tua, karena tugas yang melekat pada diri wali baptis tidak hanya formal-formal sifatnya, maka tidaklah sebanding jika wali baptis yang sudah tua harus mendampingi bayi dalam menatap masa depannya yang masih panjang, dengan segala tantangan dan kesulitan zamannya (Prasetya, 2008: 26). Menurut Kanon 874 §1, Syarat menjadi wali baptis, agar seseorang dapat diterima untuk mengemban tugas wali baptis haruslah: a. Ditunjuk oleh Calonbaptis sendiri atau oleh orang tuanya atau oleh orang yang mewakili mereka atau, bila mereka itu tidak ada, oleh Pastor Paroki atau pelayanbaptis, selain itu ia cakap dan mau melaksanakan tugas itu. b. Telah berumur genap enam belas tahun, kecuali umur lain ditentukan oleh Uskup Diosesan atau ada kekecualian yang atas alasan wajar dianggap dapat diterima oleh Pastor Paroki atau pelayanbaptis. c. Seorang Katolik yang telah menerima Sakramen Penguatan (Krisma) dan Sakramen Ekaristi Maha Kudus, lagi pula hidup sesuai dengan iman dan tugas yang diterimanya. d. Tidak terkena suatu hukuman kanonik yang dijatuhkan atau dinyatakan secara legitim; e. Bukan ayah atau ibu dari calonbaptis.



3. Nama Baptis Ketika bayi lahir, orang tua sudah mulai berangan-angan dan bahkan berpikir mengenai nama yang akan diberikan kepada bayinya. Oleh karena itu, orang tua dikatakan KHK kan. 855: ”Hendaknya orang tua, wali baptis, dan Pastor



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



19



Paroki menjaga agar jangan memberikan nama yang asing dari citarasa kristiani” (Prasetya, 2019 : 21). Nama baptis sangatlah identik dengan tradisi Gereja Katolik. Nama baptis adalah nama para Kudus yang dipakai sebagai pelindungnya. Sebaiknya, namabaptis dapat dipilih, dipahami kisah dan semangatnya, sehingga nantinya dapat dilaksanakan dan dihayati oleh bayi tersebut



dan diterapkan dalam



kehidupan sehari-hari.



4. Liturgi Sakramen Baptis Pada zaman para rasul, liturgi sakramen pembaptisan masih sangat sederhana. Setiap orang yang telah menerima Injil dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus langsung diBaptis dengan air dalam nama Tuhan Yesus Kristus, jadi secara umum liturgi Sakramen Pembaptisan hanya terdiri dari dua unsur hakiki, yaitu “pengakuan iman” dan “pembaptisan dengan air”. Seiring dengan perkembangan zaman, liturgi Sakramen Pembaptisan yang awalnya masih sangat simpel dan sederhana tersebut, kemudian mengalamai penambahan sejumlah ritus baru seperti: penandaan dengan salib (sebagai tanda persekutuan dengan Kristus), penolakan Setan (sebagai tanda pertobatan kepada Allah), pengurapan dengan minyak Krisma (Sebagai tanda penerimaan Roh Kudus), penyerahan kain putih (sebagai tanda hidup baru dalam Kristus), pemberian lilin bernyala (sebagai tanda kebangkitan bersama Kristus), dan seruan effata (sebagai tanda keterbukaan terhadap firman Allah) (Hendrik, 2011:62).



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



20



5. Mendidik Anak Menjadi Orang Katolik Sejati. Pada waktu menikah, suami istri telah berjanji untuk: pertama, saling mencintai dan tetap setia dalam untung dan malang, kedua, membaptiskan dan mendidik anak-anak yang dipercayakan Tuhan menjadi orang Katolik sejati. Memang, orang tua harus mewariskan imannya kepada anak-anaknya. Bila mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, niscaya mereka juga akan memberikan dan mewariskan imannya kepada anak-anaknya. Tuhan Yesus mengundang anak-anak untuk datang kepada-Nya. Dia bersabda : “Biarkan anak-anak datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka,sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (Mrk 10:14). Pendidikan iman pada anak merupakan upaya kita dalam menghantar mereka datang kepada Yesus Kristus. Jika orang tua mempunyai kebiasaan untuk makan bersama, atau membiasakan anak-anak untuk berdoa terlebih dahulu sebelum makan, atau ke gereja bersama, maka kita telah membuat budaya perilaku kepada seluruh keluarga kita. Keluarga dapat bersama-sama menciptakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap harinya. Sangatlah indah jika banyak orang tua yang memerhatikan anaknya, bukan hanya membiayai dan memperingatkan namun orang tua yang mendampingi hidup mental beserta rohani anaknya. Orang tua dapat membuat anak-anaknya sebagai pribadi yang dewasa dan Katolik. Sebagai orang tua, kita dipanggil untuk menanggapi seruan Gereja untuk belajar lebih baik menjadi orang tua Katolik. Gereja juga memanggil kita semua khususnya para orang tua untuk belajar bersama menciptakan budaya Katolik di rumah masing-



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



21



masing bersama dengan keluarga. Orang tua perlu sejak dini mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menjadi pribadi Katolik yang sejati (Didik, 2006:28)



D. Metode Katekese Persiapan Baptis Bayi Katekese persiapan baptis bayi dilaksanakan dengan proses seperti proses katesekese umat. Katekese umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar menukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat/kelompok. Melalui kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga masing-masing iman mareka semakin diteguhkan dan dihayati semakin sempurna. Dalam katekese umat tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, pada katekese umat pula kita bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristu, pengantara Allah yang bersabda kepada kita dan pengantara kita menanggapi Sabda Allah. Yang berkatekese disini adalah Umat, artinya semua orang yang beriman, yang secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk lebih mendalami Kristus. Katekese umat merupakan komunikasi iman dari peserta sebagai sesama dan iman yang sederajat, yang saling bersaksi tentang iman mereka. Peserta berdialog dalam suasana terbuka, ditandai dengan sikap saling menghargai dan saling mendengarkan. Proses terencana itu berjalan terus menerus (Sumarno, 2018:9). Dalam proses katekese umat 4 ada unsur, yaitu : 1. Pengungkapan pengalaman peserta Langkah ini mengajak peserta untuk mengungkapkan pengalaman hidup serta keterlibatan mereka entah dengan menggunakan suatu pengalaman faktual



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



22



misalnya dari media massa, cerita bergambar, permainan, simbolik, dan lain-lain. Tujuan dari langkah ini adalah diharapkan para peserta menjadi sadar dan bersikap kritis pada pengalaman hidupnya sendiri. 2. Penyampaian warta Kitab Suci/ tradisi Kristiani Hubungan timbal balik antara katekese dan kitab suci sangat erat. Di satu pihak katekee adalah pelayan sabda Allah dalam arti katekese menjadi sarana untuk mewartakan Sabda Allah yang termuat dalam Kitab Suci. Katekese menjadi tempat istimewa di mana sabda Allah senantiasa bergema dalam sejarah manusia dalam bentuk pengajaran, ajakan, pewartaan, doa, dan kesaksian hidup. Dengan kata lain, kitab suci membutuhkan katekese agar sabda Allah yang termuat dalam Kitab Suci dapat menjadi pegangan hidup, pedoman, dan terang bagi jalan umat Allah. Di pihak lain, isi Kitab Suci yaitu sabda Allah adalah sumber utama bagi katekese, sehingga katekese dapat membimbing umat untuk beriman dan mengembangkan Gereja. 3. Pendalaman pengalaman hidup berdasarkan warta iman dalam Kitab Suci/tradisi Kristiani Langkah ini mendorong peserta untuk lebih aktif, dan kreatif dalam memahami serta mengolah keterlibatan hidup mereka sendiri dan masyarakat. Tujuan dari langkah ini adalah memperdalam refleksi dan mengantar peserta pada kesadaran kritis akan keterlibatan mereka akan asumsi dan alasan, motivasi, kepentingan, dan konsekuensi yang diwujudkan. 4. Arah keterlibatan baru.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



23



Metode utama dalam pelaksanaan katekese adalah metode sharing, metode cerama, dan refleksi. a. Metode sharing, dengan metode sharing pengalaman dalam katekese persiapan baptis bayi orang tua dapat menyatukan, memperluas, dan memperkaya pengalaman dengan unsur-unsur baru kesaksian, dan memperluas cakrawala kehidupan menjadi semakin mendalam serta berarti. b. Metode cerama, adalah suatu cara mengajar pendamping kepada peserta untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. c. Metode refleksi, adalah renungan, cerminan, pantulan, bayangan diri pribadi. Pada persiapan baptis bayi orang tua dapat merenungkan secara lebih mendalam mengenai peran serta tanggung jawabnya yaitu mendidik iman anak yang pertama dan terutama.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



24



BAB III PENELITIAN TENTANG DESKRIPSI PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS BAYI BAGI ORANG TUA DI WILAYAH SANTA MARIA RATU ROSARI PAROKI SANTO YAKOBUS BANTUL.



Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara nyata bagaimana katekese persiapann Sakramen Baptis bayi sungguh dilaksanakan di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga April 2020. Hasil penelitian kemudian akan dianalisis untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul yang meliputi: gambaran umum wilayah Santa Maria Ratu Rosari, metodologi penelitian, laporan hasil penelitian tentang pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan hasil penelitian.



A. Gambaran Umum Wilayah Santa Maria Ratu Rosari 1. Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Wilayah Maria Rosari merupakan bagian dari Paroki St.Yakobus Bantul yang berada di Jl. Pajangan No.184, Bergan, Wijirejo, Pandak, Bantul, DIY 55761. Wilayah St. Maria Rosari memiliki satu kapel, dan satu Gereja, yaitu: Kapel St. Maria Ratu Rosari yang terletak di Bergan, Wijirejo, Pandak, Bantul, dan Gereja St. Yakobus Alfeus Pajangan yang terletak di Kamijoro, Bantul.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



25



Setiap Minggu pertama dan ketiga umat mengikuti misa di Kapel St. Maria Ratu Rosari pada Sabtu malam pukul 19.00 WIB dengan bahasa Indonesia sedangkan pada Minggu kedua, keempat, atau kelima umat mengikuti misa di Gereja St. Yakobus Alfeus Pajangan pada Minggu pagi pukul 07.00 WIB dengan bahasa Jawa. Data umat di wilayah Maria Rosari sebanyak 750 orang, Wilayah ini memiliki 8 (delapan) lingkungan yaitu: Lingkungan Philipus, Matheus, Andreas, Bernadheta, Yakobus Alfeus, Markus, Yohanes Rasul, dan Antonius.



2.



Kegiatan Gerejani di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Kegiatan di wilayah St. Maria Ratu Rosari dibedakan menjadi dua



kelompok pelayanan yang bersifat liturgis dan non liturgis, adapun masingmasing kegiatan tersebut pelaksanaannya di bawah masing-masing bidang antaralain : a.



Bidang Liturgi, sesuai dengan namanya bidang ini bertanggung jawab yang berkaitan dengan peribadatan. Contoh: penyusunan jadwal misa dan ibadat lainnya (Karismatik).



b. Bidang Pewartaan, bidang ini bertanggung jawab terhadap katekese persiapan sakramen baptis bayi dan dewasa, persiapan komuni pertama, dan persiapan krisma. c. Bidang Layanan Masyarakat, bidang ini bertanggung jawab dalam hal melayani kegiatan sosial kemasyarakatan yang bersifat non liturgis, seperti : bidang kesehatan, bantuan sosial (dana pendidikan), orang sakit, tanggap bencana, dan bantuan lainnya.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



26



d. Bidang Paguyuban, bidang ini bertanggung jawab terhadap kelompokkelompok yang ada di wilayah Maria Rosari, seperti : Sekolah Minggu, PIA, PA, OMK, Ibu-ibu WK, Bapak-bapak St.Yusuf, dan paduan suara. e. Bidang Rumah Tangga, bidang ini bertanggung jawab atas pemeliharaan pengeluaran rutin rumah tangga gereja, seperti : belanja rutin kebutuhan gereja.



B. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Moleong (2012:11) “Penelitian deskriptif menekankan pada data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka yang disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif”. Menurut Lofland (1984:47) mengatakan: Sumber data utama dalam penelitian Kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lainlain.Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistic. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, definisi, atau situasi tertentu, dan lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Dalam metode ini yang digunakan adalah wawancara, wawancara akan ditujukan pada



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



27



orang tua yang ada di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul. Untuk melengkapi data penelitian, maka digunakan juga wawancara yang ditujukan kepada Pendamping.



2. Rumusan Permasalahan a. Bagaimana pemahaman orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari mengenai katekese persiapan baptis bayi? b. Bagaimana pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari? c. Apakah harapan orang tua terhadap pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi ini yang dapat mendukung mereka dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik iman anak?



3. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pemahaman orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari mengenai katekese persiapan baptis bayi b. Untuk megetahui pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari c. Untuk mengetahui harapan orang tua terhadap pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi ini yang dapat mendukung mereka dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik iman anak



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



28



4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang lengkap, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara terstruktur dan studi dokumen. Dalam teknik wawancara tersebut penulis menyusun pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas masalah dalam rancangan penelitian. Melalui wawancara terstruktur ini setiap partisipan diberikan pertanyaan yang sama, dan penulis mencatatnya. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instumen sebagai pedoman untuk wawancara, penulis juga bisa menggunakan alat bantu untuk merekam (handphone)atau alat perekam lainnya (Sugiyono, 2013:194-195). Sedangkan, studi dokumen dilakukan untuk mengkaji dokumen yang ada di Paroki Santo Yakobus Bantul.



5. Tempat dan Waktu penelitian b. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah St. Maria Rosari Paroki Bantul. c. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu dua bulan yaitu dari Maret hingga April



6. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, yang akan diteliti yakni pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



29



Tabel 1. Kisi-kisi pedoman wawancara Aspek yang ingin diungkap Pemahaman tentang Pembaptisan bayi



Kisi-kisi pedoman wawancara a. Menjelaskan tentang latar belakang penerimaan baptis bayi b. Menjelaskan alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi c. Menjelaskan hal-hal yang dilakukan Gereja untuk membantu orang tua dalam penerimaan Sakramen Baptis bayi



Pelaksanaan katekese



a. Menjelaskan tentang pelajaran/katekese persiapan baptis bayi.



persiapan



b. Menjelaskan tujuan katekese persiapan baptis bayi.



baptis bayi.



c. Menyebutkan peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi d. Menunjukkan waktu saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi e. Menjelaskan



materi



yang



disampaikan



saat



pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi f. Menjelaskan



metode



yang



digunakan



saat



pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi g. Menjelaskan proses/langkah-langkah pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



30



h. Menyebutkan



faktor



pendukung



pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi i. Menyebutkan



faktor



penghambat



pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi Harapan usulan



dan untuk



meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan



a. Menyebutkan



usulan



untuk



meningkatkan



pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi b. Menyebutkan usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi c. Menyebutkan usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi



baptis bayi



7. Partisipan Partisipan adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya dalam segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggungjawab atas segala keterlibatan. C. Laporan Hasil Penelitian Tentang Pelaksanaan Katekese Persiapan Baptis Bayi Bagi Orang Tua Di Wilayah St. Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



31



Penulis melakukan penelitian dengan wawancara kepada orang tua, pendamping, dan dewan wilayah, wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul. Wawancara dilakukan pada bulan April hingga Mei 2020 kepada orang tua/ keluarga muda yang memiliki anak dan dibaptis pada waktu masih bayi.Waktu yang dilakukan untuk penelitian menyesuaikan waktu luang partisipan, dan sebagian besar terlaksana pada sore hingga malam hari. Penulis mendapatkan informasi yang sesuai dengan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua.



1. Studi Dokumen Dalam studi dokumen, penulis mengamati beberapa dokumen resmi Paroki yaitu, Program Kerja Paroki Santo Yakobus Bantul tahun 2019, dan Narasi Paroki Santo Yakobus Bantul tahun 2019. Paroki ini dibentuk secara tetap dan mengacu pada kanon 515 § 1, sesuai Surat Keputusan Pendirian Paroki Keuskupan Agung Semarang tanggal 17 Januari 1934. Paroki St. Yakobus Bantul mempunyai kartubaptis dan kondisinya tertata dengan rapi di almari ruang sekretariat Paroki. Namun penulisan kartubaptis ini terakir tahun 1990, dan sejauh ini tidak dilanjutkan. Sampai tahun 2020 ini, pencatatan Sakramen Baptis di Paroki St. Yakobus Bantul sudah mencapai buku ke VIII. Duplikat suratbaptis dikirimkan ke KAS setiap awal tahun, buku Sakramen Baptis ini tertata dengan rapi di almari ruang sekretariat Paroki. Jumlahbaptisan pada tahun 2016 mencapai 75 orang, pada tahun 2017 mencapai 57 orang, tahun 2018 mencapai 70 orang, dan tahun 2019 mencapai 40 orang.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



32



2. Hasil Observasi



a. Waktu



: Minggu, 8 Maret 2020



b. Tempat



: GerejaParoki St. Yakobus Bantul



c. Materi



: - NamaBaptis 1. Sarana baptis bayi (Lilin dan Samir) 2. Teknis pelaksanaan baptis bayi



d. Metode



: Ceramah



e. Jumlah peserta



: 7 orang dengan rincian : 4



pasang



emban/wali



suami baptis



istri, yang



serta



3



sudah



dipersiapkan oleh orang tua f. Jumlah katekis yang hadir



: 2 orang



g. Alokasiwaktu



: 60 menit



h. Suasana pertemuan



: Sangat baik, terjadi hubungan timbal



balik antara katekis dengan peserta i. Keterlibatan peserta



: Peserta aktif bertanya pada katekis



terutama pada saat pelaksanaanya itu tanggal 10 Maret 2020. Total peserta yang bertanya sebanyak 50% mereka bertanya mengenai petugas doa umat, lektor dan permasalahan emban baptis karena ada emban baptis yang mendadak sakit. j. Penggunaan bahasa



: Bahasa Indonesia



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



33



k. Teknik bertanya



: Katekis menyampaikan tentang materi



saat rekoleksi, lalu katekis memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya jika ada materi yang kurang jelas.



3. Hasil Wawancara dengan Orang Tua Hasil wawancara secara keseluruhan yang dilakukan oleh penulis di wilayah St. Maria Ratu Rosari memperoleh data 13 partisipan yang terdiri dari 10 orang tua, 2 pendamping, dan 1 pengurus dewan wilayah. Wawancara yang pertama dilakukan dengan partisipan OT 1 (Bapak AD yang berumur 40 tahun), OT 2 (Bapak PH yang berumur 30 tahun), OT 3 ( Bapak AH yang berumur 32 tahun), OT 4 (Ibu CS yang berumur 40 tahun) OT 5 (Bapak RM yang berumur 42 tahun), OT 6 (Bapak LW yang berusia 40 tahun) OT 7 (Bapak YT yang berumur 38 tahun), OT 8 (Bapak HA yang berusia 35 tahun) OT 9 (Bapak IN yang berusia 40 tahun), dan OT 10 (Bapak AK yang berusia 42 tahun).



a. Pemahaman tentang baptis bayi 1) Latar belakang penerimaan baptis bayi Ada beragam jawaban mengenai latar belakang penerimaan baptis bayi yang diungkapkan oleh partisipan di wilayah St. Maria Ratu Rosari. Partisipan OT 1, OT 7, OT 9 mengatakan latar belakang pembaptisan bayi adalah tradisi Gereja Katolik yang turun temurun, dan mewariskan hidup beriman anak. Partisipan OT 2, OT 3, dan OT 6 mengemukakan latar belakang pembaptisan bayi adalah agar anak diterima menjadi warga Gereja serta dan iman anak harus jelas. Kemudian



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



34



partisipan OT 4, OT 5, OT 8, OT 10 mengatakan latar belakangnya adalah penepatan janji pernikahan dahulu di hadapan Imam, Saksi,dan Umat, serta perwujudan sikap tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan iman anaknya.



2) Alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi. Berbagai jawaban diberikan oleh partisipan ketika penulis bertanya mengenai alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi. OT 1, OT 7 mengatakan alasannya adalah karena dalam kisah Adam dan Hawa menyadarkan orang tua bahwa anak terlahir dari dosa asal kedua orang tua. Dengan membaptiskan anak berarti putra/puti kita diangkat sebagai anak Allah, dipersatukan dengan Tuhan, serta menjadi saudara dalam Gereja. Kemudian partisipan OT 2 dan OT 3 mengungkapkan agar anak kita mengetahui imannya yaitu mengikuti Kristus. OT 4, OT 10, OT 5 mengatakan karena sebagai orang tua kita pasti akan memberikan yang terbaik bagi anaknya yaitu beriman kepada Tuhan dengan cara membaptiskan anak saat masih bayi agar ia mendapat perlindungan dari Tuhan. OT 6, OT 8, OT 9 mengungkapkan bahwa karena ingin mendidik iman akan Yesus Kristus sejak bayi. Ketika anak masih bayi ia belum jelas akan imannya, maka dari itu orang tua memilih untuk membaptiskan anak saat masih bayi agar mengikuti jejak kedua orang tuanya yaitu beriman Katolik.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



35



3) Hal yang dilakukan Gereja agar membantu orang tua dalam penerimaan baptis bayi Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 7, OT 8, OT 9 hal yang dilakukan Gereja adalah mengadakan katekese persiapan baptis bayi atau rekoleksi persiapan baptis bayi. Rekoleksi ini sungguh membantu orang tua khususnya dalam hal persiapan baptis bayi. Kemudian OT 4 mengatakan hal yang dilakukan Gereja adalah pendampingan keluarga baru, supaya jika mempunyai anak segera dibaptis dan hidup secara katolik. OT 5, OT 6, OT 10 mengungkapkan dengan cara pendekatan keluarga



b. Pelaksanaan Katekese Persiapan baptis Bayi 2) Katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 6 Di Paroki St Yakobus bantul setiap Minggu ketiga ada pembaptisan bayi oleh Romo Paroki. Maka dari itu, sehari sebelum pelaksanaan baptis bayi orang tua, emban baptis beserta bayi diharapkan datang ke Paroki untuk mengikuti kegiatan rekoleksi yang diadakan oleh Paroki. Partisipan OT 4 dan OT 7 mengatakan di



Paroki ini ada katekese



persiapan baptis bayi yang diadakan satu minggu sebelum pembaptisan, namun bisa fleksibel tergantung dengan pendamping yang akan memberikan materi. Selanjutnya OT 5, OT 8, OT 9, OT 10 mengatakan di Paroki St. Yakobus Bantul ada katekese persiapan baptis bayi. Kegiatan katekese persiapan baptis bayi ini merupakan tradisi turun-temurun yang sudah lama dijalankan.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



36



3) Tujuan katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 5 tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah mengetahui apa yang harus dilakukan orang tua setelah bayi dibaptis dalam arti kata mendampingi iman anak kita secara lebih mendalam. Kemudian menurut OT 4, tujuannya adalah untuk menyadarkan kembali kepada orang tua supaya mereka sungguh-sungguh melaksanakan pendidikan iman anak dan dilakukan dengan penuh kesadaran. OT 8 mengatakan, tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah untuk menyadarkan orang tua bahwa ia mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik iman anak, sebagai syarat agar anak dapat dibaptis. Kemudian menurut OT 7, OT 9 tujuannya adalah untuk menepati rasa tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan iman anaknya.



4) Peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1,OT 2, OT 5, OT 6, OT 7, OT 8, OT 9, OT 10 peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi adalah kedua orang tua, dan emban baptis, Mereka sebaiknya hadir dalam katekese persiapan baptis bayi, karena orang tua sebagai pendidik iman anak yang utama dan terutama serta keduanya sangat berperan penting dalam pendidikan iman anak. Selanjutnya menurut OT 3 dan OT 4 peserta yang hadir yaitu orang tua, embanbaptis, calonbaptis. Karena mereka berdua harus melakukan pembaptisan bagi si calon baptis tersebut dengan sepenuh hati, penuh kesadaran, dan sepenuh iman.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



37



5) Waktu pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 6 Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese baptis bayi sehari sebelum penerimaan baptis bayi menurutnya waktu tersebut dirasa cukup dan pemberi materi bisa memanfaatkan waktu tersebut. Berbeda dengan OT 2, OT 3, OT 4, OT 5, OT 8, OT 10 yang mengatakan waktu yang digunakan adalah satu hari sebelum pelaksanaan, menurutnya pertemuan sehari itu tidak efektif dan terlalu lama. Jika dibuat dua kali pertemuan maka hasilnya akan menjadi lebih baik, penyampaian materinya juga tidak terburu-buru. Kemudian partisipan OT 7, OT 9, mengatakan waktu yang digunakan adalah satu minggu sebelum pelaksanaan pembaptisan, Pendamping atau Romo Paroki akan memberikan informasi mengenai pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi jauh sebelumnya agar orang tua, maupun emban baptis bisa lebih mempersiapkan.



6) Materi yang disampaikan saat katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 2, OT 6, OT 8, OT 9 materi yang digunakan pendamping yaitu pengertian Sakramen Baptis, macam macam baptisan, pengenalan Gereja pada anak, teknis penerimaan baptis bayi, dan liturgi Sakramen Baptis. Kemudian menurut OT 3, OT 4, OT 5, OT 10 materi yang disampaikan adalah mengapa orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi, bagaimana cara



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



38



orang tua memberikan pengertian kepada anak tentang Gereja Katolik, tugas orang tua dan embanbaptis setelah pembaptisan. Selanjutnya OT 7 mengatakan, materi yang digunakan pendamping yaitu pengertian baptis bayi, makna sakremen baptis, nama baptis, batasan usia baptis bayi, pelayan dan petugas Sakramen Baptis bayi, liturgi serta teknis pembaptisan.



7) Metode yang digunakan saat katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 2, OT 6 metode yang digunakan oleh pendamping adalah ceramah, sesi tanya jawab, sharing dari pendamping maupun peserta. Lalu menurut OT 3, OT 5,OT 7, OT 10 mengemukakan metodenya adalah ceramah, tanya jawab, ulasan Kitab Suci, dan sharing.



8) Proses/langkah-langkah katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 6, OT 7, OT 9 proses/langkah-langkah yang disampaikan oleh pendamping adalah Pertama doa pembukaan, menyapa peserta, ucapan terimakasih karena telah berkenan membaptiskan anaknya. Kedua menyampaikan materi yang telah disiapkan, tanya jawab seputar baptis bayi. Dan ketiga kesimpulan dari pertemuan. Setelah dirasa cukup, pendamping menutup pertemuan tersebut dengan doa penutup. Selanjutnya menurut OT 4, OT 5, OT 10 proses/langkah-langkah pertama adalah Doa pembuka dan pembacaan Kitab Suci, kedua penyampaian materi,



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



39



ketiga sharing dan tanya jawa tentang baptis, keempat lain-lain dan kelima kesimpulan serta doa penutup.



9) Faktor pendukung pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 3, OT 6 faktor pendukung katekese persiapan baptis bayi yaitu niat kedua orang tua dan emban baptis untuk membaptiskan anaknya, ketua lingkungan yang bersedia membantu. OT 2, mengatakan faktor pendukungnya adalah cuaca yang baik, kendaraan yang bisa digunakan untuk hadir saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi, dan OT 7 menambahkan adanya kerjasama antara pendamping dan Romo Paroki. Kemudian OT 4 mengungkapkan, adanya kelompok koor yang ikut memeriahkan dan mendukung penerimaan baptis bayi. Partisipan OT 5, OT 8, OT 9, OT 10 mengatakan, faktor pendukungnya adalah pendamping dari paroki/wilayah.



10)



Faktor penghambat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 6 faktor penghambat pelaksanaan katekese persiapan



baptis bayi adalah pekerjaan orang tua yang tidak dapat ditinggalkan, emban baptis yang tidak bisa hadir karena ada pekerjaan ataupun sakit. OT 2 mengatakan, faktor penghambatnya adalah cuaca yang buruk, jarak rumah peserta yang jauh dari tempat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Menurut partisipan OT 4, OT 5, OT 8, OT 10 Faktor penghambat nya adalah orang tua dan emban baptis yang datang terlambat saat ketekese persiapan baptis bayi.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



40



c. Harapan dan usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi 1) Usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 6, OT 7 usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi yaitu tempat pelaksanaan katekese baptis bayi di rumah peserta. Kemudian menurut OT 2, OT 3, OT 4, OT 9 katekese persiapan baptis bayi minimal dilaksanakan 2 kali pertemuan, agar saat membawa materi tidak terburu-buru dan pada saat pendampingan. Lalu OT 5, OT 8, OT 10 mengemukakan, usulannya adalah pendekatan keluarga, karena banyak keluarga muda yang sudah memiliki bayi namun mereka kurang memahami cara mendidik iman anak yang masih bayi.



2) Usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 2, OT 4, OT 9 usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi yaitu cara memilih nama baptis karena banyak orang tua yang masih merasa kesulitan. Partisipan OT 5, OT 8, OT 10 mengatakan, usulan materinya yaitu pendidikan terhadap kedua orang tua, karena dari pendidikan tersebut akan menerbitkan kesadaran apakah anak bayi itu harus segera dibaptis, cara mendidik anak yang masih bayi menurut ajaran Gereja Katolik.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



41



3) Usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 6, usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi yaitu sharing pendamping ataupun dari peserta. Partisipan OT 2, OT 3, OT 4, OT 5, OT 7, OT 8, OT 9, OT 10 mengatakan usulan metodenya yaitu diselingi dengan games permainan yang melibatkan peserta agar tidak bosan, dan diputar film tentang baptis bayi. 4. Hasil Wawancara Pengurus Wilayah dan Pendamping Berikut ini merupakan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pengurus wilayah dan pendamping di Wilayah St. Maria Ratu Rosari. Partisipan pengurus wilayah DW 1 ( Bapak EBW yang barusia 56 tahun). Partisipan Pendamping P1( Bapak VHS yang berumur 45 tahun) dan partisipan Pendamping P2 (CS yang berumur 57 tahun).



a. Pemahaman tentang baptis bayi 1) Latar belakang penerimaan baptis bayi Menurut DW 1 latar belakang penerimaan baptis bayi karena Gereja mengajarkan bahwa Sakramen Baptis merupakan pintu gerbang dari semua sakramen yang lain. Kemudian P1 mengatakan, latar belakangnya adalah setiap orang tua mempunyai janji perkawinan di depan altar supaya jika di berikan karunia, anak dididik secara katolik. Selanjutnya, P2 mengungkapkan, karena memang baptisan bayi itu sebuah kebutuhan umat untuk iman bayi sekaligus



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



42



kebutuhan Gereja. Pembaptisan bayi memang sangat baik untuk dilaksanakan, dan antara umat maupun Gereja menyambut baik tentang pembaptisan.



2) Alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi Menurut DW 1, alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi karena sebagai orang tua berkewajiban untuk menyelamatkan iman anaknya. Kemudian P1 mengungkapkan, alasannya karena sebagai orang tua kita pasti akan memberikan yang terbaik bagi anaknya yaitu beriman pada Tuhan dengan cara membaptiskan anak ketika masih bayi. P2 mengatakan, alasannya karena orang tua sekarang tahu persis bagaimana harus memperhatikan kebutuhan iman anaknya.



3) Hal-hal yang dilakukan Gereja untuk membantu orang tua dalam penerimaan baptis bayi Menurut DW 1 hal yang dilakukan Gereja adalah Paroki Bantul selalu mengadakan katekese persiapan baptis bayi. P1 mengungkapkan, memberi pengertian terus-menerus terutama pada keluarga baru, supaya jika mempunyai anak segera dibaptis dan hidup secara katolik. Serta P2 menambahkan baptisan merupakan sebuah peristiwa yang sangat penting dan besar sama dengan sakramen pernikahan, karena dengan adanya pembaptisan kita mempunyai anggota



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



43



b. Pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi 1) Pelajaran/katekese persiapan baptis bayi OT 1, P1, P2 mengatakan, Di



Paroki St. Yakobus Bantul ini ada



pelajaran/ katekese persiapan baptis bayi, katekese tesebut diadakan satu minggu sebelum pembaptisan, namun bisa fleksibel tergantung dengan pendamping yang akan memberikan materi.



2) Tujuan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1 tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah agar orang tua lebih memahami tentang pembaptisan sehingga orang tua berkewajiban untuk selalu membimbing, membina, dan mengarahkan kepada anak ketika anak mengalami kesulitan dalam perjalanan hidup imannya. Selanjutnya P1 mengungkapkan, tujuannya adalah untuk menyadarkan kembali kepada orang tua supaya mereka sungguh-sungguh melaksanakan pendidikan iman anak dan dilakukan dengan penuh kesadaran. P2 mengatakan, tujuannya adalah pertama, untuk menyadarkan orang tua bahwa anak yang baru lahir harus segera dibaptis dan menjadi tanggung jawab orang tua, embanbaptis, dan pendamping, kedua memberi pondasi yang kuat, agar tujuan Gereja tepat pada sasaran.



3) Peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



44



Menurut DW 1 dan P2



Peserta yang hadir dan mengikuti katekese



persiapan baptis bayi yaitu orang tua, dan emban baptis, karena mereka berdua harus melakukan pembaptisan bagi si calon baptis tersebut dengan sepenuh hati, penuh kesadaran, sepenuh iman. Kemudian P1 mengatakan, peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi yaitu orang tua, emban baptis, calon baptis.



4) Waktu saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1 dan P1 mengungkapkan, Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi adalah satu kali pertemuan, namun bisa juga diadakan lebih dari satu kali. Menurut P2, pertemuan katekese persiapan baptis bayi ini bisa diadakan satu kali pertemuan saja, karna baptisan bayi berbeda dengan baptisan dewasa dan materi yang disampaikan bisa dipadatkan.



5) Materi yang disampaikan saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1, P2 materi yang dapat didalami oleh pendamping adalah pengertian Sakramen Baptis, pengertian tentang iman, tanggung jawab orang tua dan emban baptis terhadap perkembangan iman anak, keluarga adalah basis iman Gereja, dan liturgi penerimaan Sakramen Baptis bayi. Selanjutnya P1 mengungkapkan, materinya adalah pengertian janji perkawinan, hukum-hukum Gereja, pergaulan dan perkembangan hidup anak.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



45



6) Metode yang digunakan saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1, P1dan P2 mengatakan, Metode yang digunakan oleh pendamping adalah ceramah, tanya jawab, pembacaan Kitab Suci dan sharing.



7) Proses/langkah-langkah pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1, P1 dan P2 Proses/langkah-langkah pertama adalah Doa pembuka dan pembacaan kitab suci yang telah disiapkan pendamping, Kedua penyampaian materi, Ketiga, sharing dan tanya jawa tentang baptis, keempat lainlain dan kelima kesimpulan dan doa penutup.



8) Faktor pendukung pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1 faktor pendukungnya adalah orang tua, emban baptis, calon baptis, dan ketua lingkungan yang bisa hadir saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Kemudian P2 mengatakan faktor pendukungnya adalah adanya kerjasama antara Romo beserta pendamping, dan kesiapan lahir dan batin orang tua beserta emban baptis bayi.



9) Faktor penghambat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1 Faktor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah waktu pelaksanaan orang tua, emban baptis, maupun ketua lingkungan ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, rumah peserta yang jauh dari tempat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Lalu P1 mengungkapkan, faktor penghambatnya adalah cuaca yang kurang mendukung.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



46



c. Harapan



dan usulan



untuk meningkatkan



pelaksanaan



katekese



persiapan baptis bayi 1) Usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1, usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah saat pendampingan, jangan terlalu mepet dengan hari pelaksanaan, sehingga jadwal kerja orang tua dan emban baptis bisa diatur. Kemudian P1 mengatakan, usulannya adalah pelaksanaannya tidak hanya satu kali dan saat bayi masih berada dalam kandungan. P2 mengungkapkan, Usulannya adalah adanya penyegaran, karena Gereja berkembang terus menerus, Seminar tentang katekese persiapan baptis bayi, dan pengumpulan Pendamping.



2) Usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1 mengatakan, usulan materinya yaitu hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mendidik iman anak ketika masih bayi selain diajak pergi Gereja. Kemudian P1, P2 mengungkapkan, usulan materi adalah cara memilih nama baptis bagi bayi



3) Usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1, P1 dan P2 mengatakan, usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah diselingi dengan



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



47



game khusus orang tua agar pertemuannya lebih seru dan tidak membosankan, diputar film singkat tentang baptis bayi.



D.



Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh 13 partisipan, yang



terdiri dari 10 orang tua, 2 pendamping wilayah, dan 1 pengurus dewan wilayah di wilayah St. Maria Ratu Rosari. Melalui wawancara yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa para orang tua telah melaksanakan salah satu tanggung jawabnya yaitu membaptiskan anak mereka ketika masih bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman orang tua mengenai pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi.



a. Pemahaman tentang baptis bayi Pada bagian ini, pembahasan mencakup jawaban partisipan yakni orang tua, pendamping, dan pengurus dewan wilayah. Pemahaman tentang baptis bayi meliputi latar belakang penerimaan baptis bayi, alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi, dan hal-hal yang dilakukan Gereja untuk membantu orang tua dalam penerimaan baptis bayi.



1) Latar belakang penerimaan baptis bayi Latar belakang penerimaan baptis bayi ditemukan berdasarkan hasil wawancara penulis dengan partisipan, yakni orang tua. Menurut OT 1 dan OT 7, latar belakang penerimaan baptis bayi adalah tradisi Gereja Katolik yang turun temurun, serta agar anak mendapat perlindungan dari Tuhan.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



48



Menurut Partisipan OT 2, OT 3, dan OT 6 mengemukakan latar belakang pembaptisan bayi adalah agar anak diterima menjadi warga Gereja dan iman anak harus jelas. Pembaptisan adalah momen paling penting dalam perjalanan jemaat Kristen. Melalui pembaptisan jemaat Kristen diberi materai yang tak terhapuskanya itu diangkat sebagai Murid Yesus dan diangkat menjadi anak-anak Allah. Dibaptis berarti digabungkan menjadi anggota Gereja. Pembaptisan menjadi tanda ungkapan iman akan Yesus Kristus, tetapi bagaimana dengan baptis bayi di mana bayi belum bisa sadar dalam mengungkapkan imannya. Hal inilah yang menjadikan betapa pentingnya pemahaman orang tua akan pelaksanaan katekese persiapan baptisan bayi berserta dengan konsekuensinya.



2) Alasan orang tua membaptiskan anak ketika masih bayi Partisipan P2 mengatakan, alasannya karena orang tua sekarang tahu persis bagaimana harus memperhatikan kebutuhan iman anaknya dan memang orang tua mereka membaptiskan anaknya ketika masih bayi dengan berbagai pertimbangan. Pembaptisan kanak-kanak adalah pembaptisan anak dari orang tua yang beriman Katolik dan mengamalkan iman itu, serta berjanji akan membesarkan anak itu dalam iman kepada Kristus. Para orang tua wajib mengusahakan agar bayi-bayi dibaptis dalam minggu-minggu pertama; segera sesudah kelahiran anaknya, bahkan juga sebelum itu, hendaknya menghadap Pastor untuk memintakan sakramen bagi anaknya serta dipersiapkan dengan semestinya untuk itu (Kan 867§1)



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



49



3) Hal-hal yang dilakukan Gereja untuk membantu orang tua dalam penerimaan baptis bayi Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 7, OT 8, OT 9 hal yang dilakukan Gereja adalah mengadakan katekese persiapan baptis bayi, seperti saat ini yang masih diterapkan di Paroki Bantul, rekoleksi ini sungguh membantu orang tua khususnya dalam hal persiapan baptis bayi. Orang tua diharapkan mampu mengupayakan terus pendidikan iman anak-anaknya, setelah pembaptisan sampai usia dewasa. Hal tersebut, hendaknya tampak juga dalam kehidupan konkret dalam keluarganya, misalnya sebagai berikut: a. Setelah pembaptisan, meski masih bayi anak-anak dibiasakan mengikuti perayaan Ekaristi di dalam gereja. Kecenderungan yang ada adalah orang tua mengikuti perayaan Ekaristi di luar, sambil ngobrol sana-sini, dengan alasan kalau bayi menangis pasti akan menganggu umat lain. b. Anak-anak dibiasakan menerima komuni bathuk, baik ketika masih bayi maupun menjelang usia sekolah. Hal ini berarti bahwa mereka dibiasakan mengikuti Ekaristi Mingguan secara rutin agar tidak merasa asing dengan suasana dan makna Ekaristi di kemudian hari. c. Meskipun usianya masih bayi, sebaiknya anak-anak dibiasakan untuk berdoa bersama dengan keluarga baik sebelum maupun sesudah melakukan aktifitas. Semua itu adalah contoh kegiatan-kegiatan konkret yang bisa dilakukan oleh orang tua agar Sakramen Baptis dapat terwujud di dalam diri anak-anak. Tentu saja, pendampingan orang tua tidak berhenti sampai disini tetapi berlangsung



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



50



terus sampai anak-anaknya menginjak usia dewasa, bahkan sampai mereka mampu menentukan jalan hidupnya secara mandiri (Prasetya, 2008: 37).



b. Pelaksanaan ketekese persiapan baptis bayi Pada bagian ini, pembahasan mencakup jawaban partisipan yakni orang tua, pendamping, dan pengurus dewan wilayah. Pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi meliputi pelajaran /katekese persiapan baptis bayi, tujuan katekese persiapan baptis bayi, peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi, waktu saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi, materi yang disampaikan saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi, metode yang digunakan saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi,



proses katekese persiapan baptis



bayi, faktor pendukung katekese persiapan baptis bayi, dan faktor penghambat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi.



1) Pelajaran/katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1, OT 2, OT 3, OT 6 di Paroki St Yakobus bantul ini setiap Minggu ketiga ada pembaptisan bayi oleh romo paroki. Maka dari itu, sehari sebelum pelaksanaan baptis bayi orang tua, emban baptis beserta bayi diharapkan datang ke paroki untuk mengikuti kegiatan rekoleksi yang diadakan oleh paroki. Sang bayi terbaptis belum mampu menyadari dirinya, maka orang tua serta wali baptislah yang berperan dalam pembaptisan. Orang tua dan wali baptis aktif mempersiapkan diri untuk tugas pendampingan anak dengan mengikuti pertemuan



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



51



menjelang upacara pembaptisan. Maka pembaptisan membawa dampak yang sama bagi penerimanya, baik itu baptis dewasa maupun baptis saat masih kanakkanak (bayi). Dampak itu misalnya sama-sama menerima tugas perutusan mewartakan Kabar Gembira, ambil bagian dalam tugas Kristus sebagai imam, nabi, dan raja (Hendrik,2011:64).



2) Tujuan katekese persiapan baptis bayi Menurut DW 1 tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah agar orang tua lebih memahami tentang pembaptisan sehingga orang tua berkewajiban untuk selalu membimbing, membina, dan mengarahkan kepada anak ketika anak mengalami kesulitan dalam perjalanan hidup imannya.



Katekese ini bertujuan mengembangkan dan membina pengetahuan serta penghayatan para katekumen. Maka para orang tua tidak cukup hanya diberikan pengetahuan agama Katolik dari dogma, moral, dan liturgi serta menghafalkan jawaban pendampingmus dan doa-doa harian saja, melainkan diajak sampai kepada dialog terus menerus antara pengalaman iman pribadi dan pengalaman iman Gereja. Namun karena iman bayi yang belum jelas dalam baptisan kanakkanak (bayi) belum dapat mengikuti persiapan tersebut karena ia belum memiliki tingkat kesadaran yang penuh (Komisi KAS, 2013:16-29).



3) Peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 1,OT 2, OT 5, OT 6, OT 7, OT 8, OT 9, OT 10 peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi adalah kedua orang tua, dan emban



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



52



baptis, mereka sebaiknya hadir dalam katekese persiapan baptis bayi, karena orang tua sebagai pendidik iman anak yang utama dan terutama serta keduanya sangat berperan penting dalam pendidikan iman anak. Tugas orang tua dan wali baptis adalah untuk menumbuhkembangkan benih iman dalam diri anak (Baptis) mereka. Namun, pengembangan dan pemeliharaan rahmat pembaptisan ini merupakan tanggung jawab seluruh Gereja (KGK:1255). Supaya calon baptis dapat dengan setia memenuhi kewajibankewajiban yang melekat pada baptis itu, hukum Gereja juga menganjurkan agar calon baptis didampingi oleh wali baptis yang cakap (Kan. 872-874).



4) Waktu saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut partisipan OT 4, OT 5, OT 10 mengatakan,waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi adalah satu jam, menurutnya pertemuan tersebut bisa diadakan lebih dari satu kali pertemuan untuk menguji orang tua apakah mereka mempunyai perwujudan niat yang sungguhsungguh untuk membaptiskan anaknya ketika masih bayi. Sang bayi terbaptis belum mampu menyadari dirinya, maka orang tua serta wali baptis lah yang berperan dalam pembaptisan. Orang tua dan wali baptis aktif mempersiapkan diri untuk tugas pendampingan anak dengan mengikuti pertemuan menjelang upacara pembaptisan. Melalui baptis seseorang dapat menjadi anggota Gereja secara penuh, yang diberi materai sebagai murid Yesus Kristus (Hendrik,2011:69). Kemudian dari observasi yang saya lakukan pada



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



53



bulan Maret 2020, di Paroki St. Yakobus Bantul mengadakan katekese persiapan baptis bayi satu hari sebelum pelaksanaan yang diisi oleh dua orang pendamping.



5) Materi yang disampaikan saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut partisipan DW 1, P2 mengatakan materi yang dapat didalami oleh pendamping adalah pengertian Sakramen Baptis, pengertian tentang iman, tanggung jawab orang tua dan embanbaptis terhadap perkembangan iman anak, keluarga adalah basis iman Gereja, macam-macam pembaptisan (Baptis dewasa,baptis anak,baptis darurat,baptis darah), dan liturgi penerimaan sakramen bapti bayi. Materi katekese persiapan baptis bayi adalah sebagai berikut : materi yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi katekese persiapan baptis bayi adalah pengertian janji perkawinan, pengertian Sakramen Baptis, hukumhukum Gereja, pergaulan dan perkembangan hidup anak, macam-macam baptisan (baptis dewasa, baptis anak, baptis darurat dan darah) serta liturgi penerimaan baptis bayi.



6) Metode yang digunakan saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi OT 3, OT 5,OT 7, OT 10 mengemukakan metodenya adalah ceramah, tanya jawab, ulasan Kitab Suci, dan sharing. Prasetya (2008:6) mengatakan :



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



54



Dalam rekoleksi ini, pastor Paroki bersama tim mengumpulkan orang tua bersama dengan wali baptis, yang dikemas dengan kegiatan rekoleksi sehari. Dengan metode berceramah Romo atau tim menyampaikan Lima tema yang bisa dijadikan bahan rekoleksi yaitu sebagai berikut : 1) Pemahaman Sakramen Baptis, 2) pelayan dan petugas Sakramen Baptis, 3) orang tua sebagai pendidik iman yang utama dan terutama, 4) upaya orang tua mendidik iman anak, 5) liturgi.



7) Proses/langkah-langkah pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut partisipan OT 4, OT 5, OT 10 proses/langkah-langkah pertama adalah doa pembuka dan pembacaan Kitab Suci, kedua penyampaian materi, ketiga sharing dan tanya jawa tentang baptis, keempat lain-lain dan kelima kesimpulan serta doa penutup. Berdasarkan observasi, proses/langkah-langkahnya adalah pertama, pendamping meminta peserta untuk masuk kedalam Gereja dan duduk di kursi yang telah disediakan, lalu pendamping memimpin doa pembuka, setelah itu pendamping mengucapkan terimakasih kepada peserta karena sudah berkenan menepati janji nikah mereka yaitu membaptiskan anaknya ketika masih bayi, pendamping meminta salah satu perserta untuk membacakan kitab suci, kedua menyampaikan materi yang telah disiapkan, ketiga sesi tanya jawab, keempat lain-lain dan kelima kesimpulan serta doa penutup.



8) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Partisipan P1, P2 mengungkapkan faktor pendukung pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah orang tua mempunyai niat yang sungguhsungguh untuk membaptiskan anak ketika masih bayi, adanya kelompok koor



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



55



yang ikut memeriahkan dan mendukung penerimaan baptis bayi. Untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi segala sesuatu yang dilakukan dan diupayakan paroki untuk mempersiapkan dan mendampingi orang tua dan wali baptis. KHK (kan 851,2 ) yang berbunyi: “Orang tua dari kanak-kanak yang harus dibaptis, demikian pula mereka akan menerima tugas sebagai wali baptis, hendaknya diberitahu dengan baik tentang makna sakramen ini dan tentang kewajiban-kewajiban yang melekat padanya. Pastor-pastor hendaknya mengusahakan, sendiri atau lewat orang-orang lain, agar para orang tua dipersiapkan dengan semestinya lewat nasihat-nasihat pastoral, dan bahkan dengan doa bersama, dengan mengumpulkan keluarga-keluarga, dan bila mungkin, juga dengan mengunjungi mereka.”



Menurut DW 1 faktor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah waktu pelaksanaan jika orang tua, emban baptis, maupun ketua lingkungan ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, rumah peserta yang jauh dari tempat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Faktor penghambat pembaptisan bayi adalah praktik pembaptisan bayi yang dilaksanakan begitubegitu saja, tanpa adanya persiapan dari berbagai pihak yang terkait, sangat sederhana bahkan tidak mengesan. Sampai saat ini masih ada paroki yang tidak melaksanakan katekese persiapan baptis bayi karena aneka alasan, salah satunya karena tidak mempunyai bahan untuk pendampingan. Padahal pendampingan persiapan orang tua dan wali baptis sangat diperlukan (Prasetya,2008:6). c. Harapan



dan usulan



persiapan baptis bayi



untuk meningkatkan



pelaksanaan



katekese



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



56



Pada bagian ini, pembahasan mencakup jawaban partisipan yakni orang tua, pendamping, dan pengurus dewan wilayah. Harapan dan usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi meliputi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi dan usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. 1) Usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi Menurut OT 2, OT 3, OT 4, OT 9 mengusulkan katekese persiapan baptis bayi minimal dilaksanakan 2 kali pertemuan, agar saat membawa materi tidak terburu-buru dan pada saat pendampingan, jangan terlalu mepet dengan hari pelaksanaan misalnya dua minggu sebelumnya.



2) Usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi OT 5, OT 8, OT 10 mengatakan, usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi yaitu pendidikan terhadap kedua orang tua, karena dari pendidikan tersebut akan menerbitkan kesadaran apakah anak bayi itu harus segera diBaptis. Berdasarkan observasi penulis setuju dengan pendapat partisipan, orang tua perlu mendapat pendidikan cara mendidik iman anak yang masih bayi.



3) Usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



57



Menurut DW 1, P1 dan P2 mengatakan, usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah diselingi dengan game khusus orang tua agar pertemuannya lebih seru dan tidak membosankan, diputar film singkat tentang baptis.



E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian wawancara dengan orang tua, katekis, maupun dewan wilayah didapatkan bahwa sebagian besar orang tua telah memahami mengenai pembaptisan bayi. Terdapat beragam jawaban orang tua mengenai latar belakang pembaptisan bayi, seperti berdasarkan tradisi Gereja Katolik yang turun temurun, agar anak dapat diterima sebagai warga Gereja, penepatan janjin pernikahan, serta perwujudan sikap tanggung jawab kedua orang tua terhadap pendidikan iman anak. Hal-hal yang telah dilakukan Gereja untuk membantu orang tua dalam penerimaan baptis bayi antara lain adanya kegiatan katekese persiapan baptis bayi. Setiap Minggu ketiga di Paroki Santo Yakobus Bantul ada pembaptisan bayi oleh Romo paroki. Maka dari itu, sehari sebelum pelaksanaan pembaptisan bayi orang tua dan wali baptis wajib menghadiri pertemuan katekese persiapan baptis bayi yang diadakan oleh Paroki. Kegiatan ini diisi oleh katekis yang bekerjasama dengan Romo paroki. Tujuan diadakan katekese persiapan baptis bayi tersebut adalah pertama, untuk mengetahui apa yang harus dilakukan oleh orang tua setelah bayi tersebut dibaptis, dalam arti mendampingi iman anak secara



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



58



lebih mendalam. Kedua, menyadarkan kembali pada orang tua bahwa ia melakukan pembaptisan bagi anaknya dengan penuh kesadaran dan ketiga, untuk menepati rasa tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan iman anak. Materi yang disampaikan oleh pendamping seperti nama baptis, sarana baptis bayi (lilin dan samir), dan teknis penerimaan Sakramen Baptis bayi. Fakor pendukung pelaksanaan katekese persiapan



baptis bayi yaitu



adanya niat dari orang tua beserta emban baptis untuk membaptiskan anaknya sedini mungkin, adanya kerjasama antara pendamping dan romo paroki. Kemudian faktor penghambatnya antara lain orang tua dan emban baptis tidak bisa hadir saat katekese persiapan baptis bayi karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, dan jarak rumah mereka yang jauh dengan tempat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Orang tua mempunyai harapan dan usulan untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi diantaramya, pertemuan yang diadakan lebih dari sekali, melalui pendekatan keluarga, dihidupkan kembali kegiatan pendidikan iman anak (Sekolah Minggu), arahan dan pendampingan mengenai cara mendidik iman anak yang masih bayi, pelaksanaannya bisa diadakan wilayah tidak terpusat di paroki, perlu adanya dukungan dari wilayah untuk mendorong terlaksananya katekese persiapan baptis bayi.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



59



BAB IV USULAN MATERI PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN BAPTIS BAYI Dalam bab III, penulis telah membahas mengenai laporan dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian dalam bab IV penulis akan menjabarkan usulan materi pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Bab ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama membahas mengenai contoh materi katekese persiapan baptis bayi di wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul dan bagian kedua mengenai contoh satuan program. Harapannya melalui usulan materi tersebut mampu untuk memberikan bekal kepada orang tua dalam hal pendidikan iman anak.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



60



A. Usulan Materi Pelaksanaan Katekese Persiapan Baptis Bayi Di Wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul Tema



: Orang tua sebagai pendidik iman anak yang pertama dan terutama



Tujuan



: Membantu orang tua untuk memahami, menyadari dan menghayati tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik iman



anak



Tabel 3. Matriks Materi No



Waktu



Sub Tema



Tujuan



pertemuan



pertemuan



Uraian materi



Metode



Sarana



SESI PERTAMA 1. 20 menit



Pembukaan, pengantar, perkenalan dan doa pembuka



Peserta mengetahui arah pertemuan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tujuan pertemuan



Menyampaik Informasi an garis besar materi yang akan diberikan selama rekoleksi



1



Laptop, Lcd, Speaker.



Sumber bahan



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



61



2. 90 menit



3. 30 menit



SESI ke I Makna dan Rahmat Sakramen Baptis



Peserta semakin memahami makna dan rahmat Sakramen Baptis



- Makna Sakramen Baptis - Rahmat Sakramen Baptis



Sharing kelompok dan pleno



Sharing Peserta saling bertukar pengalaman pengalaman dengan tuntunan pertanyaan



-Informasi



Laptop, Lcd, Speaker.



Laptop, Speaker



- Groenen OFM.C. (1992). Teologi Sakramen InisiasibaptisanKrisma. Yogyakarta :Kanisius. - Pengalaman pribadi Katekis.



-Presentasi



- Sharing - Games - Video



- Apakah kesulitan yang anda rasakan dalam mendidik iman anak?



4. 15 menit 5. 90 menit



Istirahat dan snack Sesi ke II Tanggung jawab orang



-



-



-



-



-



Peserta semakin menyadari tugas dan tanggung



- Tanggung jawab orang tua dalam



-Informasi



Laptop, Lcd, Speaker



- Didik Bagiyowinadi, F.X. Pr. (2006). Mendidik Anak



-Presentasi



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



62



tua dalam mendidik iman anak 6. 30 menit



Makan siang



7. 90 menit



jawabnya sebagai pendidik iman anak



mendidik iman anak



secara Katolik. Yogyakarta : Pustaka Nusatama.



-



-



-



-



-



Sesi III : Orang tua sebagai pendidik iman anak



Peserta semakin memahami upaya konkret orang tua dalam mendidik iman anak



- Upaya orang tua mendidik iman anak



- Inform asi - Present asi



Laptop, Lcd, Speaker



- Prasetya, L, Pr. (2019). Pelayanan Sakramen Baptis Bagi Bayi. Yogyakarta: Kanisius.



8. 30 menit



Merangkum keseluruhan dan evaluasi dari kegiatan rekoleksi



Peserta mampu merenungkan materi yang telah diberikan dan mengambil kesimpulan dari apa yang telah di terima



9. 60 menit



Ekaristi penutupan Rekoleksi



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



63



10.



Sayonara



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63



B. Jadwal



No



Hari Sabtu



Lama kegiatan



Acara



08.30- 09.00



Registrasi peserta



09.00 – 09.20



Pengantar, doa pembuka



09.20 – 10.50



Sesi I makna dan rahmat Sakramen



Baptis 10.50 – 11.20



Sharing kelompok dan Pleno



11.20 – 11.35



Istirahat dan snack



11.35 – 13.05



Sesi II tanggung jawab orang tua



13.05 – 13.35



Makan siang



13.35 - 15.05



Sesi III orang tua sebagai pendidik iman anak



15.05 – 15.35



Rangkuman rekoleksi dan evaluasi



15.35 – 16.35



Ekaristi penutup



16.35



Sayonara



C. Contoh Satuan Program. Dalam Pembahasan telah dijabarkan matriks kegiatan dalam program rekoleksi di Paroki Santo Yakobus Bantul sebagai usaha meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Penulis akan menuliskan sesi III.



1



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64



Sesi ke III 1. Identitas a. Tema



: Orang tua sebagai pendidik iman anak



b. Tujuan



: Peserta semakin memahami upaya konkret



orang tua dalam mendidik iman anak c. Peserta



: Orang tua dan Wali baptis



d. Tempat



: Gereja Santa Maria Ratu Rosari Paroki



Santo Yakobus Bantul e. Materi



:



Upaya konkret orang tua mendidik



iman ana f. Metode



:



Informasi, Presentasi,



g. Sumber Bahan



:



Prasetya, L, Pr. (2019). Pelayanan



Sakramen Baptis Bagi Bayi. Yogyakarta: Kanisius. h. Sarana



: Laptop,lcd, dan speaker



Pemikiran Dasar : Orang tua merupakan pendidik iman yang pertama dan terutama bagi perkembangan anak. Sang anak perlu mendapat perhatian yang khusus dari kedua orang tuanya, maka hendaknya orang tua dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi anaknya. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anaknya agar mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Orang tua juga merupakan pusat



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65



kehidupan rohani bagi anak, segala kehidupan rohani anak bersumber dari kedua orang tuanya. Orang tua harus bekerjasama mendidik iman anak terutama yang masih bayi, karena mendidik iman anak yang masih bayi tidaklah mudah dan berlangsung terus menerus hingga anak menjadi dewasa. Upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam hal mendidik iman anak seperti : mengajak anak untuk berdoa bersama, mengajak anak untuk rajin Ke Gereja maupun kegiatan kerohanian yang diadakan di lingkungan, membimbing anaknya aktif di kegiatan sekolah minggu.



Pengembangan langkah-langkah: 1. Pengantar : Selamat Pagi Bapak, Ibu sungguh berkat melimpah kepada kita sehingga sampai saat ini kita masih di perkenankan berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat. Terutama kita masih diperkenankan berkumpul di tempat ini untuk mengadakan rekolesi lanjutan setelah pembaptisan bagi orang tua beserta wali baptis.



2. Doa Pembuka : Selamat Pagi Bapa, terima kasih atas rahmat penyertaan-Mu kepada kami karena engkau telah memberikan nafas kehidupan bagai kami untuk dapat mengadakan kegiatan rekoleksi lanjutan setelah pembaptisan pada pagi ini. Sertailah kami selalu dengan kuasa Roh Kudus agar kami dapat mendalami makna katekese persiapan baptis bayi dan dapat menjadi bekal untuk mendidik



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66



iman anak-anak kami nantinya. Sertailah kami selalu hingga akhir acara ini dengan berkat rahmat-Mu. Semua doa kami hunjukkan kedalam tangan-Mu melalui perantaraan Kristus Tuhan Kami. Amin.



3. Menyanyikan lagu



: “Hidup adalah kesempatan”



4. Pemutaran video



: Video pelaksanaan orang tua mendidik iman anak



5. Sharing pengalaman orang tua atau wali baptis mengenai kesulitan yang dirasakan dalam mendidik iman anak yang masih bayi



6. Materi



: Upaya konkret orang tua mendidik iman anak



Pembaptisan bayi merupakan salah satu upaya konkret dari orang tua dalam mengawali tanggung jawabnya mendidik iman anak. Hal tersebut, hendaknya tampak juga dalam kehidupan konkret dalam keluarganya. Prasetya (2006:37) mengatakan bahwa: a. Dengan dibaptis putra-putri kita diangkat sebagai anak Allah, dipersatukan dengan Tuhan, serta menjadi saudara dalam Gereja. b. dibiasakan



Setelah



pembaptisan,



mengikuti



perayaan



meski



masih



Ekaristi



di



bayi



anak-anak



dalam



gereja.



Kecenderungan yang ada adalah orang tua mengikuti perayaan



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67



Ekaristi di luar, sambil ngobrol sana-sini, dengan alasan kalau bayi menangis pasti akan menganggu umat lain. c.



Anak-anak dibiasakan menerima komuni bathuk, baik



ketika masih bayi maupun menjelang usia sekolah. Hal ini berarti bahwa mereka dibiasakan mengikuti Ekaristi Mingguan secara rutin agar tidak merasa asing dengan suasana dan makna Ekaristi di kemudian hari. d.



Meskipun usianya masih bayi, sebaiknya anak-anak



dibiasakan untuk berdoa bersama dengan keluarga baik sebelum maupun sesudah melakukan aktifitas. Semua itu adalah contoh kegiatan-kegiatan konkret yang bisa dilakukan oleh Orang tua agar makna Sakramen Baptis dapat terwujud di dalam diri anakanak. Tentu saja, pendampingan orang tua tidak berhenti sampai disini tetapi berlangsung terus sampai anak-anaknya menginjak usia dewasa, bahkan sampai mereka mampu menentukan jalan hidupnya secara mandiri.



7. Tanya jawab



:



Pendamping memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya terkait upaya mereka dalam mendidik iman anak. Dan di buka peluang bagi peserta yang ingin membagikan pengalaman mereka tentang mendidik iman anak.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68



8. Doa Penutup



:



Ya Tuhan terimakasih atas penyertaanmu dalam perjalanan kehidupan kami. Semoga kami selalu berserah diri kepadamu dan engkau selalu menyertai setiap perjalanan hidup kami, sehingga kami selalu berserah diri kepada-Mu. Semua doa ini kami hunjukkan kepadamu demi Kristus, Tuhan, dan Juru selamat kami. Amin.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan membuat kesimpulan dari apa yang sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Penulis juga memberikan saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi orang tua dan pendamping di wilayah Santa Maria Ratu Rosari dalam meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi.



A. Kesimpulan Pembaptisan merupakan pintu masuk menuju kehidupan Roh. Oleh karena itu sakramen baptis merupakan dasar dari seluruh kehidupan Kristiani dan merupakan pintu gerbang atas sakramen-sakramen yang lainnya yang perlu untuk keselamatan. Berkat dari sakramen baptis ini manusia dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah, menjadi anggota Tubuh Kristus, dimasukkan dalam kehidupan Gereja, memperoleh kehidupan kekal, menerima karunia Roh Kudus, dll. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anaknya agar mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah Santa Maria Ratu Rosari, penulis melihat bahwa orang tua mengikuti pelajaran katekese persiapan baptis hanyalah sebuah formalitas, agar



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70



anak dapat dibaptis serta diterima sebagai anggota Gereja. Sebagian orang tua juga sudah membimbing dan mengarahkan anaknya untuk terlibat aktif di kegiatan Gereja seperti sekolah Minggu dan doa lingkungan yang rutin diadakan. Katekese persiapan baptis bayi di wilayah Santa Maria Ratu Rosari sudah terlaksana dengan rutin yaitu setiap Minggu ketiga, namun masih perlu ditingkatkan lagi terutama dalam hal penyampaian materi saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Katekese persiapan baptis bayi biasanya diisi oleh katekis yang bekerjasama dengan Romo Paroki. Pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi bagi orang tua masih perlu untuk ditingkatkan lagi. Penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi lanjutan setelah pembaptisan. Rekoleksi ini diajukan sebagai usulan kegiatan dengan harapan agar semakin bersatu dalam Kristus dan orang tua dapat saling berbagi pengalaman dalam hal mendidik iman anak. Katekese ini ditujukan kepada orang tua Katolik di wilayah Santa Maria Ratu Rosari Paroki Santo Yakobus Bantul.



B. Saran Berdasarkan kesimpulan penulis ingin menyampaikan yang dapat membantu meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Saran ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan atau pertimbangan bagi semua pihak : 1. Bagi Orang tua di wilayah Santa Maria Ratu Rosari : a. Orang tua perlu lebih mendalami Sakramen baptis bayi.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71



b. Orang tua perlu mengenalkan anaknya pada kehidupan Gereja sedini mungkin dengan hal-hal yang sederhana. 2. Bagi wilayah Santa Maria Ratu Rosari : a. Pentingnya mengetahui dan mengenal situasi orang tua yang berkaitan dengan pendidikan iman anak dalam keluarga. b. Perlu adanya dukungan dari wilayah untuk mendorong terlaksananya katekese persiapan baptis bayi.



3. Bagi Pendamping Santa Maria Ratu Rosari : a. Perlu adanya buku pokok bagi pendamping untuk materi katekese persiapan baptis bayi. b. Perlu adanya penyegaran dan perkumpulan pendamping untuk meningkatkan pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi. Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga kesimpulan dan saran yang penulis berikan dapat membantu para orang tua dalam mendidik iman anak.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72



Daftar Pustaka



Adisusanto.F.X, SJ. (2000). Katekese Sebagai Pendidikan Iman. Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat. Banawiratma. J.B, SJ. (1989).Baptis Krisma Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius. Crichton. J.D. (1990). Perayaan Sakramen Baptis dan Krisma. Yogyakarta: Kanisius. Didik Bagiyowinadi, F.X. Pr. (2006). Mendidik Anak secara Katolik. Yogyakarta: Pustaka Nusatama. Groenen OFM. C. (1990). Sakramentologi. Yogyakarta: Kanisius. . (1992). Teologi Sakramen Inisiasi Baptisan-Krisma. Yogyakarta: Kanisius. Hendrik Njiolah. P, Pr. (2011). Materi Katekese untuk persiapan Katekumenat dan Mistagogi, Pembaptisan, Komuni Pertama, serta Penguatan. Yogyakarta: Pustaka Nusantara. Https://liturgiekaristi.wordpress.com/2013/10/16/wali-Baptis-dan-perannya/ Komisi Kateketik KAS. (2013). Katekese Inisiasi ,Yogyakarta: Kanisius. Konferensi Wali Gereja Indonesia. (1995). Pendamping Gereja Katolik. Ende: Arnoldus Mariyanto, Ernest (1987). Persiapan Krisma Suci Buku Pembina. Yogyakarta: Kanisius Moleong. L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Prasetya, L, Pr. (2019). Pelayanan Sakramen Baptis Bagi Bayi. Yogyakarta: Kanisius. Rukiyanto.B.A, SJ. (2012). Pewartaan Di Zaman Global. Yogyakarta: Kanisius.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73



Sugiyono, (2018). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,cv. Sumarno Ds., M(2017). Pendidikan Keagamaan Katolik Paroki ( PKK Paroki). Diktat untuk mahasiswa semester IV pada Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ikmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. . Program Pengalaman Lapangan Agama Katolik Paroki (PPL PAK Paroki). Diktat untuk mahasiswa semester VI pada Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ikmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Alfabeta,cv. Sutrisno Hadi, MA. (2004). Metodologi Research 1. Yogyakarta: Andi Offset.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63



LAMPIRAN



1



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



Lampiran 1



2



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



Lampiran 2 (Pedoman Wawancara dengan Orang tua, Katekis, dan Dewan Wilayah) 1. Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi? 2. Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi? 3. Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam penerimaan baptis bayi? 4. Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese persiapan baptis bayi? 5. Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi? 6. Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi? Mengapa? 7. Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi? Apakah waktu tersebut sudah mencukupi? 8. Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi katekese persiapan baptis bayi? 9. Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese persiapan baptis bayi? Mengapa? 10.



Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping



saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi? 11.



Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi?



3



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



12.



Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi? 13.



Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? 14.



Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? 15.



Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi?



4



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



1. Hasil wawancara dengan Orang tua N



: Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?



P



: Yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi karena



pendidikan iman seorang anak itu dimulai sejak dini, maka sebaiknya sejak bayi sudah diajarkan pendidikan iman. Selain itu, membaptiskan anak ketika masih bayi adalah perwujudan sikap tanggung jawab orang tua terhadap janji nikah dulu di hadapan Romo N



:Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?



P



: Orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi karena



ingin mendidik iman akan Yesus Kristus sejak dini. Ketika anak masih bayi, ia belum jelas akan imannya maka dari itu saya memilih untuk mendidik iman anak saya secara Katolik agar mengikuti jejak kedua orang tuanya yaitu beriman Katolik N



: Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam



penerimaan baptis bayi? P



:Hal yang agar dapat membantu orang tua dalam penerimaan baptis bayi



adalah di Paroki St. Yakobus bantul ini sudah ada katekese persiapan baptis bayi yang diikuti oleh Orang tua, Calon baptis, emban baptis, serta ketua lingkungan yang dilakukan oleh Gereja N



: Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese



persiapan baptis bayi? P



: Di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada katekese persiapan baptis bayi yang



dihadiri oleh orang tua, calon emban baptis, dan calon baptis itu sendiri. Kegiatan katekese persiapan baptis bayi ini merupakan tradisi turun-temurun yang sudah



5



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



lama dijalankan, setiap orang tua yang akan membaptiskan anak wajib mengikuti katekese persiapan baptis bayi yang diadakan oleh Paroki St. Yakobus Bantul. N



: Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?



P



: Tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah untuk memyadarkan ortu



bahwa ia mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik iman anak, sebagai syarat agar anak dapat dibaptis N



:Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis



bayi? Mengapa? P



:Peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi adalah



orang tua, dan calon emban baptis N



: Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan



baptis bayi? Apakah waktu tersebut mencukupi? P



:Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi



satu hari sebelum pelaksanaan, menurutnya pertemuan sehari itu tidak efektif dan terlalu lama. Jika dibuat dua kali pertemuan maka hasilnya akan menjadi lebih baik, penyampaian materinya juga tidak terburu-buru. N



: Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi



katekese persiapan baptis bayi ? P



:Materi yang digunakan pendamping yaitu pengertian sakramen baptis,



macam macam baptisan, teknis penerimaan baptis bayi, dan liturgi sakramen baptis. N



: Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese



persiapan baptis bayi ?Mengapa?



6



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



P



: Metode yang digunakan pendamping yaitu ceramah, sharing, dan sesi



tanya jawab N



:Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping



saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi? P



: doa pembuka, penyampaian materi, ceramah, sharing dan sesi tanya



jawab N



: Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi? P



: Pendamping dari paroki/wilayah, cuaca yang mendukung, adanya



kesediaan orang tua menyisihkan waktu untuk hadir dalam katekese persiapan baptis bayi N



:Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi? P :Cuaca yang kurang mendukung, Orang tua dan emban baptis yang datang terlambat saat ketekese persiapan baptis bayi N



: Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi ? P : Pendekatan keluarga, karena banyak keluarga muda yang sudah memiliki bayi namun mereka kurang memahami cara mendidik iman anak yang masih bayi, Kegiatan pembaptisan dilakukan di Wilayah tidak terpusat di Paroki, karena katekis yang terbatas N



: Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi?



7



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



P :Pendidikan terhadap kedua orang tua, karena dari pendidikan tersebut akan menerbitkan kesadaran apakah anak bayi itu harus segera dibaptis atau tidak, Cara mendidik anak yang masih bayi menurut ajaran Gereja Katolik N



: Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? P : Pemutaran film singkat tentang pembaptisan



Hasil Wawancara dengan Orang Tua N



: Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?



P



: Menurutnya yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi



karena pendidikan iman seorang anak itu dimulai sejak dini, maka sebaiknya sejak bayi sudah diajarkan pendidikan iman. Selain itu, membaptiskan anak ketika masih bayi adalah perwujudan sikap tanggung jawab orang tua terhadap janji nikah dulu di hadapan Romo. N



:Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?



P



: Orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi agar



bayi/anak kita mendapat perlindungan dari Tuhan. Meskipun banyak saudara kita dari Gereja lain tidak percaya dengan baptisan bayi dan mereka berfikiran untuk membaptiskan anak ketika sudah besar. Mereka menganggap bahwa bayi belum mengerti apa-apa, belum bisa menentukan baik maupun buruk, belum mempunyai iman, belum dapat menentukan benar dan salah N



: Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam



penerimaan baptis bayi?



8



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



P



: Hal yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam



penerimaan baptis bayi yaitu dengan cara pendekatan keluarga dan ikut mendidik keluarga beserta anggota-anggotanya. Di Paroki St. Yakobus Bantul juga ada katekese persiapan baptis bayi yang sering disebut rekoleksi, kegiatan tersebut diadakan setiap hari Minggu pada Minggu ketiga, Romo beserta katekis bekerja sama dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi tersebut. N



: Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese



persiapan baptis bayi? P



:Di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada katekese persiapan baptis bayi yang



dihadiri oleh orang tua, calon emban baptis, dan calon baptis itu sendiri. Kegiatan katekese persiapan baptis bayi ini merupakan tradisi turun-temurun yang sudah lama dijalankan, setiap orang tua yang akan membaptiskan anak wajib mengikuti katekese persiapan baptis bayi yang diadakan oleh Paroki St. Yakobus Bantul. N



: Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?



P



:Tujuan dari katekese persiapan baptis bayi yaitu pendidikan kepada orang



tua, bagaimana orang tua mendidik anak setelah pembaptisan sesuai dengan janji pernikahannya dulu, dan tentunya lebih matang dalam mendidik anak melalui sharing saat katekese persiapan baptis bayi N



:Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis



bayi? Mengapa? P



: Peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi adalah



orang tua, dan calon emban baptis, Mereka diharapkan hadir dalam katekese persiapan baptis bayi, terutama orang tua dan emban baptis karena nantinya mereka akan bekerjasama membantu orang tua dalam mendidik iman anak. N



: Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan



baptis bayi? Apakah waktu tersebut mencukupi?



9



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



P



: Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi



adalah satu jam dimulai pukul 16.00 – 17.00 WIB. Waktu yang digunakan dirasa cukup karena sudah mengenal latar belakang peserta dan hanya pematangan teknis pelaksanaan nya saja. Namun menurut Pak Romi, ia setuju jika pertemuan katekese persiapan baptis bayi diadakan dua atau tiga kali pertemuan karena materi yang disampaikan oleh pendamping pastinya lebih banyak dan mendidik anak yang masih bayi itu tidaklah mudah N



: Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi



katekese persiapan baptis bayi? P



: Materi yang didalami pendamping saat mengisi katekese persiapan baptis



bayi yaitu pengertian sakramen baptis, macam macam baptisan (baptis dewasa, baptis anak, baptis darurat, baptis darah), tugas orang tua dan emban baptis dalam pendidikan iman anak, teknis penerimaan baptis bayi, dan liturgi sakramen baptis. N



: Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese



persiapan baptis bayi? Mengapa? P



: Metode yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese



persiapan baptis bayi adalah dengan ceramah saat penyampaian materi, pembacaan kitan suci yang telah dipersiapkan pendamping, dan sesi tanya jawab. Pendaming menggunakan metode tersebut karena sudah terbiasa sejakm dulu, jika ada pertemuan katekese persiapan baptis bayi mereka



menggunakan metode



ceramah, pembacaan kitab suci, dan sesi tanya jawab. N



: Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping



saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi? P



: Proses/langkah-langkah yang disampaikan oleh pendamping saat



pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah pertama pembuka yang meliputi doa pembuka dan pembacaan kitab suci yang telah disiapkan



10



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



pendamping, kedua penyampaian materi yang meliputi pengertian sakramen baptis, macam macam baptisan (baptis dewasa, baptis anak, baptis darurat, baptis darah), tugas orang tua dan emban baptis dalam pendidikan iman anak, teknis penerimaan baptis bayi, dan liturgi sakramen baptis, ketiga sharing dan tanya jawab tentang baptis, keempat lain-lain yaitu kewajiban yang harus dilakukan orang tua misalnya pakaian yang digunakan saat pelaksanaan harus sopan dan mengingatkan stipendium untuk Romo, dan kelima kesimpulan dan doa penutup. N



: Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi? P



: Pendamping dari paroki/wilayah, cuaca yang mendukung, adanya



kesediaan orang tua menyisihkan waktu untuk hadir dalam katekese persiapan baptis bayi N



:Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi? P :Cuaca yang kurang mendukung, Orang tua dan emban baptis yang datang terlambat saat ketekese persiapan baptis bayi N



: Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? P



: Pendekatan keluarga, karena banyak keluarga muda yang sudah memiliki



bayi namun mereka kurang memahami cara mendidik iman anak yang masih bayi, kegiatan pembaptisan dilakukan di Wilayah tidak terpusat di Paroki, karena katekis yang terbatas N



: Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi?



11



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



P



: Pendidikan terhadap kedua orang tua, karena dari pendidikan tersebut



akan menerbitkan kesadaran apakah anak bayi itu harus segera dibaptis atau tidak, cara mendidik anak yang masih bayi menurut ajaran Gereja Katolik N



: Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi ? P



: Pemutaran film singkat tentang pembaptisan



Hasil Wawancara Orang Tua N



: Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?



P



: Menurutnya yang menjadi latar belakang pembaptisan bayi adalah tradisi



Gereja Katolik yang turun temurun dalam hal membaptiskan anak pada saat masih berusia bayi. Selain itu, pengalaman pribadinya sendiri yang waktu itu ia di baptiskan pada saat masih bayi berusia 3 bulan. Ia berpendapat bahwa baptis bayi memang sangat baik jika dilakukan semua umat Katolik, karena dengan membaptiskan anak ketika masih bayi ia akan mendapat perlindungan dari Tuhan sejak dini. N



:Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?



P



: Orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi karena



dalam kisah Adam dan Hawa menyadarkan orang tua bahwa anak terlahir dari dosa asal kedua orang tuanya. Selain itu dengan membaptiskan anak ketika masih bayi berarti putra/putri kita diangkat sebagai anak Allah, dipersatukan dengan Tuhan, dan menjadi saudara dalam Gereja. Selain itu menurutnya, membaptiskan serta mengajarkan pendidikan iman anak sejak dini merupakan penepatan janji pernikahan kedua orang tua di depan Imam/Romo. N



: Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam



penerimaan baptis bayi?



12



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



P



: Hal yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam



penerimaan baptis bayi adalah mengadakan rekoleksi persiapan baptis bayi, seperti saat ini yang masih diterapkan di Paroki Bantul. Rekoleksi ini sungguh membantu orang tua khususnya dalam hal persiapan baptis bayi, Romo dan katekis saling bekerjasama mengarahkan orang tua agar orang tua dapat membaptiskan anaknya yang masih bayi secepatnya N



: Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese



persiapan baptis bayi? P



: Di Paroki St Yakobus bantul ini setiap Minggu ketiga pasti ada



pembaptisan bayi oleh Romo Paroki. Maka dari itu, sehari sebelum pelaksanaan baptis bayi orang tua, emban baptis beserta bayi diharapkan datang ke Paroki untuk mengikuti kegiatan rekoleksi yang diadakan oleh Paroki. Katekis atau Romo memberikan arahan teknis pelaksanaan baptis bayi, seperti lituginya sampai dengan kelengkapan pembaptisan yaitu baju orang tua, emban baptis serta calon baptis harus berwarna putih. Biasanya kegiatan ini dimuai pukul 16.00 dan berakhir pukul 18.00. N



: Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?



P



: Tujuan katekese persiapan baptis bayi yaitu agar kita sebagai orang tua



dapat bertukar pikiran dengan katekis maupun dengan Romo terutama tentang baptis bayi, semakin menyadari bahwa membaptiskan anak ketika masih bayi adalah perbuatan yang benar N



:Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis



bayi? Mengapa? P



: Peserta yang hadir dalam katekese persiapan baptis bayi adalah kedua



orangtua, emban baptis, dan calon baptis. Mereka sebaiknya hadir dalam katekese persiapan baptis bayi terutama orang tua dan emban baptis, karena orang tua sebagai pendidik iman anak yang utama dan terutama. Selain Orang tua emban baptis juga sebaiknya hadir jika tidak ada keperluan yang sangat penting sebab keduanya sangat berperan penting dalam pendidikan iman anak, namun perlu 13



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



diperhatikan juga bahwa yang sangat berperan dalam pendidikan iman anak adalah kedua orang tuanya. N



: Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan



baptis bayi? Apakah waktu tersebut mencukupi? P



: Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese baptis bayi biasanya



sehari sebelum penerimaan baptis bayi dari pukul 16.00-17.30. Karena banyak peserta yang mempunyai kesibukan masing-masing antara lain pekerjaan, sebagian jarak rumah dengan Gereja yang jauh, maka menurutnya , waktu tersebut dirasa cukup pemberi materi bisa memanfaatkan waktu tersebut sehingga pertemuannya sangat efektif. N



: Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi



katekese persiapan baptis bayi? P



: Materi yang digunakan pendamping yaitu pengertian sakramen baptis,



macam macam baptisan (baptis dewasa, baptis anak, baptis darurat, baptis darah), Nama serta pelayan baptis, teknis penerimaan baptis bayi, dan liturgi sakramen baptis. Sebelum ditutup, katekis membagikan buku liturgi sakramen baptis kepada peserta agar dapat dipelajari di rumah, walaupun sebelumnya juga sudah dipelajari saat pertemuan. Katekis mendapatkan materi katekese persiapan baptis bayi tersebut dari Internet, mereka tidak mendapat buku pedoman dari Paroki. Paroki hanya menyediakan buku liturgi sakramen baptis. Setelah semuanya dirasa cukup, katekis menutup pertemuan tersebut. N



: Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese



persiapan baptis bayi? Mengapa?



14



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



P



: Metode yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese



persiapan baptis bayi adalah ceramah dan sesi tanya jawab. Pendamping menyampaikan meteri yang telah disiapkan satu persatu, kemudian pendamping memberikan waktu pada peserta untuk bertanya, jika ada materi yang kurang jelas.Peserta akif bertanya pada pendamping jika ada yang kurang mengenai materi maupun teknis pelaksanaan baptis bayi tanpa segan-segan peserta bertanya pada pendamping. Sehingga terjadi hubungan timbal balik yang baik antara pendamping dan peserta.



N



: Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping



saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi? P



: Proses/langkah-langkah yang disampaikan oleh pendamping saat



pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi adalah pertama pembuka yang meliputi doa pembukaan, menyapa peserta, ucapan terimakasih karena telah berkenan membaptiskan anaknya. Kedua menyampaikan



materi yang telah



disiapkan, tanya jawab seputar baptis bayi baik dari materi yang telah disampaikan maupun pertanyaan diluar materi sakaramen baptis. Dan ketiga kesimpulan dari pertemuan rekoleksi. Setelah dirasa cukup, pendamping menutup pertemuan tersebut dengan doa penutup. N



: Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi? P



: Niat kedua orangtua dan emban baptis untuk membaptiskan anaknya,



ketua Lingkungan yang siap sedia membantu orang tua jika dibutuhkan bantuan, cuaca yang baik saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi N



:Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi?



15



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



P



: Pekerjaan orang tua yang mendadak dan tidak dapat ditinggalkan, cuaca



yang kurang baik saat pelaksanaan katekese baptis bayi, emban baptis yang saat katekese baptis bayi tidak bisa hadir karena ada pekerjaan ataupun sakit N



: Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? P



: tempat pelaksanaan katekese baptis bayi di rumah peserta, agar dapat



saling mengenal satu dengan yang lain. N



: Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? P



: Cara memilih nama baptis untuk bayi



N



: Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi ? P



: Sharing dari pendamping ataupun dari peserta misalnya bercerita



pengalaman waktu kecil saat orang tua mereka mengajarkan pendidikan iman, contoh :pengalaman berdoa bersama, pergi ke gereja, dll. Hal tersebut dilakukan sebagai selingan agar tidak membosankan saat katekese persiapan baptis bayi.



Wawancara Katekis N



: Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?



P



: Menurut



responden,



yang menjadi latar belakang penerimaan



pembaptisan bayi adalah setiap orang tua mempunyai janji perkawinan di depan altar supaya jika di beri karunia, anak dididik secara katolik yang berarti bahwa anak tersebut harus secepatnya dibaptis. Selain itu agar anak juga bisa menjadi warga Gereja karena ia sudah di baptis.



16



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



N



:Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?



P



: Orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi karena



sebagai orang tua kita pasti akan memberikan yang terbaik bagi anaknya yaitu beriman pada Tuhan dengan cara membaptiskan anak ketika masih bayi, meskipun saat ini masih ada orang tua yang beranggapan bahwa anak sebaiknya di baptis saat remaja agar lebih beriman pada Yesus Kristus. Logikanya jika orang tua membarikan yang terbaik bagi perkembangan jasmani, maka jangan lupa yang rohani juga. Dan kita tidak tau tentang keselamatan bayi tersebut ia masih tergantung pada orang lain, maka sebagai orang tua hendaknya orang tua membaptiskan anaknya ketika masih bayi. N



: Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam



penerimaan baptis bayi? P



: Hal yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam



penerimaan baptis bayi adalah memberi pengertian terus-menerus terutama pada keluarga baru, supaya jika mempunyai anak segera di baptis dan hidup secara katolik, dan Paroki st. Yakobus Bantul ini selalu mengadakan katekese persiapan baptis bayi. N



: Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese



persiapan baptis bayi? P



:Di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese persiapan baptis



bayi yang dihadiri oleh orang tua, calon emban baptis, dan calon baptis itu sendiri. Katekese tesebut diadakan satu minggu sebelum pembaptisan, namun bisa fleksibel tergantung dengan katekis yang akan memberikan materi. N



: Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?



P



: Tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah untuk menyadarkan



kembali kepada orang tua supaya mereka sungguh-sungguh melaksanakan pendidikan iman anak dan dilakukan dengan penuh kesadaran, orang tua semakin berwawasan luas tentang kehidupan dan tradisi Gereja, dan memberi pengertian



17



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



kepada emban baptis bahwa ia mempunyai tanggung jawab yang besar atas pendidikan iman anak. N



:Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis



bayi? Mengapa? P



: Peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi yaitu



orang tua, emban baptis, calon baptis. Karena mereka berdua harus melakukan pembaptisan bagi si calon baptis tersebut dengan sepenuh hati, penuh kesadaran, sepenuh iman. Tidak hanya sebagai saksi penerimaan baptis bayi saja, emban baptis juga harus membantu jika nantinya ada masalah terhadap anak tersebut misalnya krisis iman sebaiknya orang tua menghubungi emban baptis tersebut untuk menyelesaikan masalah tersebut secara bersama. Menurut Pak Heri ketika nantinya anak sudah besar, ia akan lebih sulit untuk mendengarkan orang tua namun jika dengan orang lain ada kemungkinan ia akan lebih mendengarkan. N



: Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan



baptis bayi? Apakah waktu tersebut mencukupi? P



:Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi



adalah satu jam, menurutnya pertemuan katekese persiapan baptis bayi ini bisa diadakan lebih dari satu kali pertemuan mungkin bisa dua sampai tiga kali pertemuan untuk menguji orang tua apakah mereka mempunyai perwujudan niat yang sungguh-sungguh untuk membaptiskan anaknya ketika masih bayi. Karena jika hanya diadakan satu kali pertemuan, waktu tersebut dirasa sangat mepet dan dirasa terburu-buru. Jika paroki mengadakan pertemuan 2 smpai 3 kali, pendamping harus memikirkan juga materi yang akan disampaikan. N



: Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi



katekese persiapan baptis bayi? P : Materi yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi katekese persiapan baptis bayi adalah pengertian janji perkawinan, pengertian sakramen



18



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



baptis, hukum-hukum Gereja, pergaulan dan perkembangan hidup anak, macammacam baptisan (baptis dewasa, baptis anak, baptis darurat dan darah) serta liturgi penerimaan baptis bayi. N



:Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese



persiapan baptis bayi? Mengapa? P



: Metode yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese



persiapan baptis bayi adalah ceramah, tanya jawab, pembacaan kitab suci dan sharing. Pendamping akan menyampaikan satu persatu materi yang telah disiapkan sebelumnya, jika ada pertanyaan peserta boleh bertanya. Kemudian peserta diberi waktu untuk sharing dengan yang lain agar semakin memperkaya iman. Namun menurut Bapak Heri, saat pertemuan katekese persiapan baptis bayi kemarin peserta banyak yang bertanya soal saat teknis pelaksanaan, seperti warna pakaian orang tua, emban, dan calon baptis yang harus dipakai N



: Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping



saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi? P : Proses/langkah-langkah yang disampaikan oleh pendamping saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi pertama adalah Doa pembuka dan pembacaan kitab suci yang telah disiapkan pendamping, kedua penyampaian materi yang meliputi pengertian janji perkawinan, pengertian sakramen baptis, hukum-hukum Gereja, pergaulan dan perkembangan hidup anak,



macam-macam baptisan (baptis



dewasa, baptis anak, baptis darurat dan darah) serta liturgi penerimaan baptis bayi, ketiga sharing dan tanya jawatentang baptis, keempat lain-lain yaitu kewajiban yang harus dilakukan orang tua misalnya pakaian yang digunakan saat pelaksanaan harus sopan dan mengingatkan iura stolae (stipendium untuk Romo), dan kelima kesimpulan dan doa penutup. N



: Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi?



19



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



P : Cuaca yang mendukung, orang tua mempunyai niat yang sungguh-sungguh untuk mempaptiskan anak ketika masih bayi, saat hari pelaksanaan adanya kelompok koor yang ikut memeriahkan dan mendukung penerimaan baptis bayi N



:Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi? P



:Cuaca yang kurang mendukung, Orang tua dan emban baptis yang tidak



bisa hadir karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, Orang tua dan emban baptis yang datang terlambat saat ketekese persiapan baptis bayi N



: Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? P



: Pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi tidak hanya satu kali, karena



untuk menguji orang tua apakah mempunyai niat yang sungguh-sungguh untuk membaptiskan anaknya ketika masih bayi, Saat bayi masih berada dalam kandungan, Gereja mengadakan rekoleksi calon bayi yang wajib dihadiri oleh orang tua dan emban baptis. N



: Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? P



: Cara memilih nama baptis bagi bayi, bagaimana cara orang tua mendidik



iman anak yang masih bayi N



: Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? P



: Diputar film singkat tentang baptis bayi.



Hasil Wawancara Katekis



20



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



N



: Apakah yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi?



P



: Menurutnya yang menjadi latar belakang penerimaan pembaptisan bayi



adalah karena memang baptisan bayi itu sebuah kebutuhan umat untuk iman bayi sekaligus kebutuhan Gereja.



Pembaptisan bayi memang sangat baik untuk



dilaksanakan, dan antara umat maupun Gereja menyambut baik tentang pembaptisan. N



:Mengapa orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi?



P



: Orang tua hendaknya membaptiskan anaknya ketika masih bayi karena



orang tua sekarang tahu persis bagaimana harus memperhatikan kebutuhan iman anaknya dan memang orang tua mereka membaptiskan anaknya ketika masih bayi dengan berbagai pertimbangan, selain orang tua memperhatikan kebutuhan iman anak orang tua juga ingin anaknya selamat dari dosa asal kedua orang tua, selain itu orang tua juga tidak mengetahui kedepannya anak tersebut bagaimana. Maka dari itu orang tua memilih untuk membaptiskan anaknya ketika masih bayi. N



: Hal apa yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam



penerimaan baptis bayi? P



: Hal yang dilakukan Gereja agar dapat membantu orang tua dalam



penerimaan baptis bayi adalah memberi pengertian terus-menerus terutama pada keluarga baru, supaya jika mempunyai anak segera di baptis dan hidup secara katolik. Dan Paroki St. Yakobus Bantul ini selalu mengadakan katekese persiapan baptis bayi yang dihadiri oleh kedua orang tua yang tidak boleh diwakilkan, dan emban baptis. Baptisan merupakan sebuah peristiwa yang sangat penting dan besar sama dengan sakramen pernikahan, karna dengan adanya pembaptisan kita mempunyai anggota baru.



21



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



N



: Apakah di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese



persiapan baptis bayi? P



: Di Paroki St. Yakobus Bantul ini ada pelajaran/ katekese persiapan



baptis bayi yang dihadiri oleh orang tua, beserta calon emban baptis. Katekese tesebut diadakan satu minggu sebelum pembaptisan, namun bisa fleksibel tergantung dengan katekis yang akan memberikan materi. N



: Menurut Bapak/Ibu, apakah tujuan dari katekese persiapan baptis bayi?



P



: Tujuan katekese persiapan baptis bayi adalah pertama, untuk



menyadarkan orang tua bahwa anak yang baru lahir harus segera di baptis dan menjadi tanggung jawab orang tua, emban baptis, dan katekis, kedua memberi pondasi yang kuat, agar tujuan Gereja tepat pada sasaran. N



:Siapa saja peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis



bayi? Mengapa? P



: Peserta yang hadir dan mengikuti katekese persiapan baptis bayi yaitu



orang tua, dan emban baptis. Karena mereka berdua harus melakukan pembaptisan bagi si calon baptis tersebut dengan sepenuh hati, penuh kesadaran, sepenuh iman. N



: Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan



baptis bayi? Apakah waktu tersebut mencukupi? P



: Waktu yang digunakan untuk melakukan katekese persiapan baptis bayi



adalah satu jam, menurutnya pertemuan katekese persiapan baptis bayi ini bisa



22



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



diadakan satu kali pertemuan saja, karna baptisan bayi berbeda dengan baptisan dewasa dan materi yang disampaikan bisa dipadatkan saja. N



: Materi apa yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi



katekese persiapan baptis bayi? P



: Materi yang dapat didalami oleh pendamping pada saat mengisi katekese



persiapan baptis bayi adalah, pentingnya pembaptisan bayi, tugas dan tanggung jawab orang tua, pengenalan Tuhan, dan liturgi penerimaan baptis bayi. N



:Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese



persiapan baptis bayi? Mengapa? P



: Metode yang digunakan oleh pendamping pada saat mengisi katekese



persiapan baptis bayi adalah ceramah, tanya jawab, pembacaan kitab suci dan sharing. Pendamping akan menyampaikan satu persatu materi yang telah disiapkan sebelumnya, jika ada pertanyaan peserta boleh bertanya. Kemudian peserta diberi waktu untuk sharing dengan yang lain agar semakin memperkaya iman. N



: Proses/langkah-langkah seperti apa yang disampaikan oleh pendamping



saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi? P : Proses/langkah-langkah yang disampaikan oleh pendamping saat pelaksanaan katekese persiapan baptis bayi pertama adalah Doa pembuka dan pembacaan kitab suci yang telah disiapkan pendamping. Kedua penyampaian materi yang meliputi pentingnya pembaptisan bayi, tugas dan tanggung jawab orang tua, pengenalan Tuhan, dan liturgi penerimaan baptis bayi. Ketiga, sharing dan



23



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI



tanya jawa tentang baptis, keempat lain-lain dan kelima kesimpulan dan doa penutup. N



: Apakah factor pendukung dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi? P : Adanya kerjasama antara Romo beserta Katekis, kesiapan lahir dan batin orang tua dan emban baptis bayi N



:Apakah factor penghambat dalam pelaksanaan katekese persiapan baptis



bayi? P



:



N



: Apakah yang menjadi usulan bapak/ibu untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? P



: Adanya penyegaran, karena Gereja berkembang terus menerus, Seminar tentang katekese persiapan baptis bayi, Pengumpulan Katekis



N



: Apakah yang menjadi usulan materi untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? P



: Cara memilih nama baptis



N



: Apakah yang menjadi usulan metode untuk meningkatkan pelaksanaan



katekese persiapan baptis bayi? P



: Diselingi dengan game khusus orang tua agar pertemuannya lebih seru dan tidak membosankan, Diputar film singkat tentang baptis bayi.



24