Gagasan Kreatif Pilmapres 2023 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GAGASAN KREATIF MAHASISWA BERPRESTASI PEMERATAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA KHUSUSNYA DAERAH INDONESIA TIMUR DENGAN PROGRAM PELATIHAN TERHADAP TENAGA PENGAJAR DAN SISWA



Disusun oleh:



NI LUH PUTU LARAS JAYANTI 2108792020133



PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS FAKULTAS BAHASA ASING UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2023



PENGESAHAN GAGASAN KREATIF PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI 2023



1. Judul Gagasan Kreatif



: Pemerataan Pendidikan di Indonesia Khususnya Pada Daerah Indonesia Timur dengan Program Pelatihan Terhadap Tenaga Pengajar dan Siswa



2. Identitas Penulis a. Nama Lengkap : Ni Luh Putu Laras Jayanti b. NPM : 2108792020133 c. Jurusan : Sastra Inggris d. Perguruan Tinggi : Universitas Mahasarawati Denpasar e. Alamat Rumah : Jalan Anggrek 3, Br. Tegal Saat Delodan, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali f. Email/No. Telp : [email protected] / 089697320750 3. Dosen Pembimbing a. Nama : Ida Ayu Mela Tustiawati, S.Pd,. M.Ed. b. NIDN : 0806058902 c. Alamat Rumah : Jl. Labak, Penestanan Kaja, Ubud d. Email/No. Telp : 083114599889 Denpasar, 8 April 2023 Mengetahui



Dosen Pembimbing



Mahasiswa



Ida Ayu Mela Tustiawati, S.Pd,. M.Ed.



Ni Luh Putu Laras Jayanti



NIDN. 0806058902



NPM 2108792020133 Menyetujui



Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Mahasaraswati Denpasar



Dr. I Wayan Gde Wiryawan, S.H,. M.H. NPK. 827610352



Dekan Fakultas Bahasa Asing Universitas Mahasarawati Denpasar



I Komang Sulatra, S.S,. M.Hum. NIP 197903132005011002



DAFTAR ISI



Istilah-Istilah: Pendidikan: Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. 



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Lingkup Pembahasan Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi setiap negara termasuk Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang mana terdapat sistem wajib belajar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun pada sekolah menengah pertama. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud). Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung dalam meningkatkan pembangunan ekonomi dalam suatu negara dikarenakan pendidikan dapat menciptakan suatu pola pikir pembaharuan (inovasi) dan dapat menggunakan teknologi sebagai landasan dari pembelajaran on line untuk nantinya bisa menghasilkan tenaga kerja yang handal. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu.pemerintah melontarkan berbsgai kebijaksanaan tentang pendidikan yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan sendiri sesui dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM. Pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan pembangunan. Pendidikan merupakan usaha untuk diri manusia dan mampu menghasilkan SDM yang menunjang pembangunan sedangkan pembangunan merupakan usaha dari diri manusia dan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyelidikan, saran dan seterusnya). Di Indonesia tingkat Pendidikan masih perlu peningkatan dan pemerataan. Terdapat beberapa masalah Pendidikan yang harus menjadi focus pemerintah untuk mencapai tingkat kesetaraan Pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) yang sama-sama bermutu di setiap wilayah di Indonesia. Di Indonesia khususnya wilayah timur, kondisi pendidikannya masih sangat memprihatinkan. Berdasarkan data dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, masih terdapat sekiranya 800 ribu anak di Indonesia Timur yang putus sekolah. Kebanyakan dari mereka putus sekolah karena masih banyak yang buta huruf. Paling tinggi berada di Provinsi Papua yaitu sebesar 36,31, NTB sebesar 16,48, dan Sulawesi Barat 10,33 persen. Pendididak di Indonesia saat ini memang cukup baik, tetapi masih banyak hal yang perlu dibenahi seperti fasilitas pendidikan yang belum merata. Masih banyak daerah khususnya di bagian timur Indonesia dengan kondisi fasilitas serta akses pendidikan yang jauh dari kata layak. Bahkan dengan kondisi bangunan serta akses jalan yang tidak layak masih banyak ditemukan. Pasokan listrik pun masih terbatas. Kualitas tenaga pengajar menjadi salah satu faktor pendorong yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan bangsa. Bisa dibayangkan jika kualitas tenaga pengajar belum dibenahi atau ditingkatkan dengan baik, kondisi peserta didiknya tentu sulit untuk ditingkatkan. Contohnya, di NTT hampir 50 persen dari 80 ribu tenaga pendidik yang tersedia hanya memiliki Ijazah SMA Sederajat. Sedangkan di dalam UU No.14 Tahun 2005 menjelaskan bahwa minimal untuk tenaga pengajar paling tidak berpendidikan D-IV atau S1. Dibalik kondisi pendidikan di Indonesia saat ini yang masih belum membaik, masih banyak orang yang kesadaran akan



pendidikannya rendah. Seperti contohnya, banyak orang tua yang berkecukupan atau kelas ekonomi menengah ke bawah menerapkan pada anaknya bahwa pendidikan bukanlah suatu hal yang penting. Mayoritas penduduk Indonesia atau sebesar 65% nya hanya tamatan SMP/Sederajat. Mayoritas penduduk kita yaitu sebesar 65% berpendidikan kurang dari SMP sederajat, pada Webinar Implikasi Hasil Sensus Penduduk 2020 Terhadap Kebijakan Pembangunan Kependudukan Sementara hanya 8,5% dari total penduduk Indonesia yang berpendidikan tinggi atau kuliah. "Tantangan pendidikan. Kualitas pendidikan yang belum merata berdasarkan data Susenas 2017, penduduk yang berpendidikan tinggi hanya 8,5% dari total penduduk berusia 15 tahun ke atas,selain itu tingkat kecerdasan anak Indonesia berada pada urutan 72 dari 78 negara. Selain itu, akses pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian, lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Sementara dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar terdapat lebih dari 54 persen guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan dan 13,19 persen bangunan sekolah dalam kondisi perlu diperbaiki. Sebaran Angka Putus Sekolah di Indonesia (2022)



Sumber: Badan Pusat Statistik



Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka putus sekolah di Indonesia mengalami kenaikan pada 2022. Kondisi tersebut terjadi di seluruh jenjang pendidikan, baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Secara rinci, angka putus sekolah di jenjang SD sebesar 0,13%. Di jenjang SMP, angka putus sekolah sebesar 1,06%. Sementara, angka putus sekolah di jenjang SMA sebesar 1,38%. Menurut wilayahnya, angka putus sekolah jenjang SD paling tinggi di Papua, yakni 2,38%. Posisinya diikuti oleh Papua Barat dan Sulawesi Tengah dengan angka putus sekolah SD masing-masing sebesar 0,6% dan 0,38%. Papua memiliki angka putus sekolah SMP tertinggi secara nasional, yakni 3,22%. Setelahnya ada Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Barat yang mencatatkan angka putus sekolah SMP berturut-turut sebesar 1,81% dan 1,73%. Untuk jenjang SMA, angka putus sekolah paling tinggi di Bangka Belitung, yakni 3,62%. Lampung dan Kepulauan Riau berada di posisi selanjutnya dengan angka putus sekolah SMA masingmasing sebesar 2,59% dan 2,14%.



1.2.



Rumusan Target Pembangunan



Gagasan ini ditunjukkan untuk mengoptimalkan dan meratakan tingkat pendidikan di Indonesia khususnya di daerah Indonesia Timur seperti Papua dan Nusa Tenggara yang mana data telah menunjukkan angka buta huruf, putus sekolah dan pemahaman mengenai pentingnya sistem pendidikan yang baik. Dengan memperbaiki sistem pendidikan beserta kualitas tenaga pengajar di daerah yang tertinggal tersebut. Dalam perealisasian untuk mencapai target, gagasan ini bisa dilihat dalam periode jangka pendek dan periode jamgka panjang. Target jangka pendek merupakan target pencapaian selama 10 bulan perealisasian gagasan, sedangkan target jangka panjang merupakan target yang dilihat setelah gagasan ini terlaksana. Target jangka pendek dapat diukur dari pemahaman siswa-siswi tingkat sekolah dasar dalam membaca, menulis dan berhitung. Hal ini juga dapat dinilai dengan diadakannya sosialisasi dan pelatihan mengajar untuk tenaga pendidik di kawasan tersebut sehingga para tenaga pendidik dapat memberikan materi yang optimal kepada para siswa. Target ini dapat dicapai dengan dukungan dari lembaga daerah dan pemerintahan daerah di bidang pendidikan, pihak sekolah, tenaga pendidik serta dukungan dari masyarakat. Dalam hal ini pemerintah menjadi fasilitator baik dari regulasi pendukung untuk mendorong pelaksanaan gagasan dan tenaga penyuluhan professional dari Dinas Pendidikan kepada sekolah-sekolah dan seluruh masyarakat di daerah timur khususnya Papua dan Nusa Tenggara. Potensi ini jika diimbangi dengan sumber daya manusia yang tersedia dalam mendukung kemajuan dan kemerataan pendidikan. Dalam 10 bulan dari target jangka pendek dapat dilihat pencapaian gagasan ini dengan asumsi satu bulan perencanaan, dua bulan persiapan dari pihak realisasi gagasan, tiga bulan sosialisasi dan pelatihan terhadap tenaga pendidik serta lima bulan untuk merealisasikan gagasan seperti mengajar dan melaksanakan pengawasan serta evaluasi terhadap metode pengajaran, tingkat pemahaman siswa terhadap membaca, menulis dan berhitung serta mengevaluasi perelisasian program terhadap efektivitas pemerataan pendidikan di daerah Indonesia Timur. Sedangkan untuk jangka panjang, gagasan ini dapat membantu meningkatkan tingkat pendidikan di Indonesia dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, apabila kualitas SDM di setiap daerah merata maka tingkat pengangguran dapat diturunkan, potensi inovasi dari anak-anak bangsa akan semakin banyak ditemukan yang mana hal ini akan meningkatkan perekonomian yang stabil di setiap daerah tanpa adanya daerah yang tertinggal seperti prinsip Sustainable Development Goals yaitu “no one left behind”. Tentunya dibutuhkan proses jangka panjang juga dalam mencapai hasil yang maksimal dikarenakan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan bagi setiap anak akan menjadi tantangan dalam merealisasikan program ini. Namun, dengan sosialisasi secara berkala dan bantuan dana pendidikan serta memaksimalkan fasilitas pendidikan pada daerah tersebut akan membantu seluruh masyarakat untuk memperbaiki tingkat kehidupan mereka melalui pendidikan yang bermutu.



BAB II ISI



2.1. Cara Pencapaian Target Berdasarkan perumusan target yang telah di jabarkan sebelumnya, optimalisasi dalam pencapaian target untuk meratakan tingkat pendidikan di Indonesia khususnya daerah Indonesia Timur. Pencapaian target ini dapat dicapai dengan beberapa cara yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 2.1.1. Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Setempat Untuk menciptakan suatu sistem di dalam suatu daerah atau wilayah yang luas serta melibatkan banyak stakeholder, maka diperlukan kolaborasi dengan lembaga pemerintahan terutama di bidang pendidikan seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di kabupaten terkait. Kolaborasi ini dapat menciptakan suatu program yang nantinya akan diimplementasikan kepada seluruh masyarakat dan siswa-siswi di daerah Indonesia Timur. Kolaborasi yang dapat dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan seluruh lembaga pendidikan di daerah Indonesia Timur adalah: a. Membuat dan Merancang Program Pembelajaran Langkah pertama pada kolaborasi untuk mencapai target dalam pemerataan pendidikan di Indonesia Timur adalah dengan membuat dan merancang program pembelajaran yang efektif dan inovatif yang dapat diberikan oleh setiap sekolah terhadap para siswa yang terdapat di wilayah Indonesia Timur. Rancangan ini dapat dibuat dengan menganalisa metode pembelajaran seperti apakah yang paling diminati oleh para siswa sehingga melalui kolaborasi ini, lembaga pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan dapat fokus terhadap metode yang unggul. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat bersama tenaga pengajar dapat melaksanakan survei terhadap setiap siswa mengenai preferensi cara para siswa dalam belajar, bagaimana siswa mereka menyukai belajar melalui gambar, belajar membaca sambal bermain atau dengan menciptakan games belajar yang menarik, atau mereka lebih focus dengan menonton video ilustrasi dan semacamnya. Pengamatan dan perencanaan terhadap metode belajar ini dapat membantu kita dalam mencapai tujuan dalam rancangan ini.



b. Melaksanakan Sosialisasi dan Pelatihan bagi Tenaga Pengajar Setelah melakukan pengamatan beserta merancang program pembelajaran yang menarik, selanjutnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat bersama dengan para tenaga pengajar dapat melaksanakan Langkah awal menuju perubahan yaitu melaksanakan sosialiasi. Sasaran dari kegiatan sosialisasi ini adalah seluruh tenaga pengajar beserta para orang tua. Sosialisasi yang ditujukan kepada para tenaga pengajar akan meliputi cara mengajar yang efektif dan menjelaskan rancangan pembelajaran yang telah dirancang. Selanjutnya sosialisasi untuk orang tua siswa dapat berupa menjelaskan pentingnya Pendidikan yang baik dan berkualitas. Setelah adanya program sosialisasi, maka akan dilanjutkan dengan pelatihan bagi seluruh tenaga pengajar untuk beberapa waktu lamanya yang telah ditetapkan mengenai pelaksanaan program pengajaran bagi para siswa. c. Mengaplikasikan Program Belajar yang Kreatif dan Inovatif Setelah melaksanakan program sosialisasi dan pelatihan terhadap orang tua siswa dan juga terhadap tenaga pengajar, selanjutnya pelaksanaan program ini dapat dilanjutkan dengan mengaplikasian progran terhadap siswa. Pada tahapan ini para tenaga pengajar dapat memberikan metode dan program belajar yang tepat dan menyenangkan bagi siswa di kawasan Indonesia Timur. Dengan adanya program pembelajaran yang terstruktur dan terencana dengan baik maka hal ini dapat membuat pemahaman siswa menjadi semakin baik dan terstruktur. d. Melaksanakan Pengawasan terhadap Perkembangan Potensi Siswa-Siswi di setiap Sekolah di Wilayah Indonesia Timur Setelah pengaplikasian program belajar yang kreatif dan inovatif tersebut terhadap siswa, maka lembaga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di daerah setempat dapat bekerja sama dengan setiap sekolah dan tenaga pengajar untuk mengevaluasi perubahan dan juga pelaksanaan program tersebut. Dengan evaluasi ini, pihak utama seperti lembaga pemerintahan dan sekolah dapat mengetahui metode yang tepat untuk mencapai hasil yang maksimal salam meningkatkan kualitas pendidikan di kawasan Indonesia Timur.



2.2. Penjabaran Rencana Kerja 2.3. Informasi Tambahan