GD Bidang CE ISMKI Bersejawat Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GRAND DESIGN COMMUNITY EMPOWERMENT IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA PERIODE 2021 - 2022



KATA SAMBUTAN Assalamualaikum wr.wb. dengan penuh rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Pembuatan Grand Design daripada Bidang Community Empowerment telah rampung diselesaikan. Terimakasih yang sebesarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan seijin-Nyalah, Grand Design dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih juga atas seluruh tim yang terlibat yang mewakili seluruh institusi yang telah mendelegasikan para kader terbaiknya untuk turut berkecimpung atas pembuatan mahakarya ini. Kami berharap kedepannya segala yang tercantum dan direncanakan dapat terlaksana dengan baik dan lancar serta dapat memberikan manfaat yang besar kepada diri sendiri, masyarakat dan lingkungan secara utuh. Tak lupa juga kami mengucapkan permohonan maaf atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam diri dan seluruh tim, karena kesempurnaan hanya milik Yang Diatas.



Rizky Indah Vebrianty / Juneartycha Tanesib (Sekretaris Bidang / Wakil Sekertaris Bidang Community Empowerment)



ISMKI PERIODE 2021-2022



A.



PENDAHULUAN Pengembangan Masyarakat merupakan salah satu bidang di Pengurus



Harian Wilayah ISMKI wiayah 4. Bidang yang terlahir atas cita-cita dari para penerus bangsa yang sedang menempuh bumi pendidikan, sebagai bidang yang dapat memberikan harapan serta kebaikan untuk diri, masyarakat, dan lingkungan secara menyeluruh. Sebagai salah satu bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian Masyarakat, serta sebagai sarana melatih kemampuan Soft Skill kepada seluruh civitas di lingkungan Wilayah Empat khususnya dan Indonesia pada umumnya. Untuk itu Pengmas pada tahun ini hadir dengan beberapa varian serta inovasi terbaru untuk dapat memberikan serta menghadirkan warna-warni kehidupan perkuliahan daring khususnya dalam hal pengabdian kepada masyarakat di era pandemic covid-19. B.



VISI DAN MISI BIDANG a. Visi Menjadikan Pengmas Wilayah Empat yang kontributif, inovatif, Kolaboratif dan Informatif b. Misi 1. Sebagai wadah menampung aspirasi mahasiswa di wilayah empat 2. Sebagai sarana yang dapat memberikan suatu berguna sehingga baik mahasiswa maupun masyarakat mendapatkan suatu hasil yang bermanfaat 3. Dapat bekerja sama dengan bidang atau instansi lain sehingga antar badan dapat saling mengisi yang berujung pada hasil yang signifikan 4. Sarana media edukasi dan komunikasi yang bermanfaat dan berguna.



C.



SUSUNAN TIM #(tagline) Rizky Indah Vebrianty Sekretaris Bidang Community Empowerment



Juneartycha Tanesib Wakil Sekretaris Bidang Community Empowerment



Muhammad A. Rusydi



Muhammad Andika Rifqi



Staff Community Empowerment



Staff Community Empowerment



Widya Dian P. Syam



Faizah Nur Rizqiyani



Staff Community Empowerment



Staff Community Empowerment



Baruna P. D. Putra Staff Community Empowerment



Randy Ahmad N. L Staff Community Empowerment



Decitia Nisa Azzahra Staff Community Empowerment



Evita Sarah Nasution Staff Community Empowerment



Gusti Ayu D.P. Gitta Staff Community Empowerment



Fatih Abdullah Staff Community Empowerment



Dimas Arif Fakhruddin Staff Community Empowerment



Marshen Budiman Staff Community Empowerment



Ega Nofa Gradianto



Nazla Fajriyah Albaar



Staff Community Empowerment



Staff Community Empowerment



Kunti Fatimah Azzahro'



Hasya Indah Istiqomah



Staff Community Empowerment



Staff Community Empowerment



Lalu Alif A. Rabilnas



Muhamad R. Iskandar



Staff Community Empowerment



Staff Community Empowerment



Desi Syalwa Salsabila Staff Community Empowerment



Adisty Nadiatul Mufliha Staff Community Empowerment



Musdalifa



Husnul Hatima



Staff Community Empowerment



Staff Community Empowerment



D.



PROGRAM KERJA 1. PROGRAM KERJA YANG AKAN DIBAWA SATU PERIODE 



Mitigasi Bencana (4)







Development Initiate (6)







Health Campaign (6)







Indonesian Gives Back (6)



2. VALUE Adapun nilai-nilai yang didapat dari kelima proker yang dibawakan satu periode yaitu



 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang bencana dan tindakan yang tepat dalam merespon bencana yang akan datang, serta mengurangi resiko atau dampak yang akan ditimbulkan pada saat bencana 



Menginisiasi institusi-institusi di wilayah 4 untuk terjun dan melakukan pendekatan secara langsung kepada masyarakat melalui kegiatan desa binaan yang sesuai dengan standard di wilayah 4







Sebagai ajang branding Pengmas ISMKI wilayah 4 kepada masyarakat dan mahasiswa kedokteran di wilayah 4 maupun di wilayah lain







Mahasiswa wilayah 4 memperingati hari tematik dengan melakukan kampanye melalui media social sehingga informasi mengenai poin SDGs dan Rencana Strategis Kesehatan dapat tersampaikan dengan cepat.







Meningkatnya taraf kualitas kesehatan masyarakat di daerah pelaksanaan IGB.



1. A.



Nama Kegiatan Mitigasi Bencana Latar belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah



khatulistiwa, di antara Benua Asia dan Australia serta di antara Samudera Pasifik dan Hindia, berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia merupakan



wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap bencana alam. Disamping itu kekayaan alam yang berlimpah, jumlah penduduk yang besar dengan penyebaran yang tidak merata, pengaturan tata ruang yang belum tertib, masalah penyimpangan pemanfaatan kekayaan alam, keaneka ragaman suku, agama, adat, budaya, golongan pengaruh globalisasi serta permasalahan sosial lainnya yang sangat komplek mengakibatkan wilayah Negara Indonesia menjadi wilayah yang memiliki potensi rawan bencana, baik bencana alam maupun ulah manusia, antara lain; gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung api, tanah Iongsor, angin ribut, kebakaran hutan dan lahan serta letusan gunung api. Secara umum terdapat peristiwa bencana yang terjadi berulang setiap tahun. Bahkan saat ini peristiwa bencana menjadi lebih sering terjadi dan silih berganti, misalnya dari kekeringan kemudian kebakaran, lalu diikuti banjir dan longsor. Tidak berbeda halnya dengan negara-negara lain, Indonesia pun rawan terhadap berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi, transportasi, gangguan ekologis, biologis serta kesehatan. Serangan teroris juga merupakan ancaman yang sudah terbukti menimbulkan bencana nasional. Sementara itu penanganan bencana di Indonesia cenderung kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain paradigma penanganan bencana yang parsial, sektoral dan kurang terpadu, yang masih memusatkan tanggapan pada upaya pemerintah, sebatas pemberian bantuan fisik, dan dilakukan hanya pada fase kedaruratan. Masyarakat menjadi objek utama saat terjadi bencana yang seharusnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengetahui kerentanan yang ada, sehingga dapat menjadi pelaku (subjek) utama dalam usaha-usaha pengurangan risiko bencana, sehingga kerugian dapat diminimalisir. Hal itu hanya dapat terjadi jika masyarakat mempunyai perencanaan untuk mengurangi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menimbulkan perubahan paradigma penanggulangan bencana yang sangat mendasar. Kegiatan penanggulangan bencana dilaksanakan melalui penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Pembangunan dilaksanakan seiring dengan upaya untuk mengurangi resiko bencana. Komponen penting manajemen bencana adalah mitigasi. Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mendefinisikan mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko



bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Oleh karena itu PENGMAS ISMKI Wilayah 4 hadir dan berupaya untuk memberikan regulasi Standar Operasional Prosedur Mitigasi Bencana yang nantinya akan dieksekusi masing-masing regio dan akan berdampak langsung kepada masyarakat. Adapun regio yang terdapat di wilpat antara lain : Surabaya (8 Institusi) , Malang (4 Institusi), Jember (1 Institusi), Bali (3 Institusi), Mataram (2 Institusi), Kupang (1 Institusi), Papua (2 Institusi), Maluku (1 Institusi), Makassar (5 Institusi), Kendari (1 Institusi), Palu (2 Institusi), Manado (1 Institusi), Ternate (1 Institusi). B. Deskripsi kegiatan



Sebelum pendidikan mitigasi bencana dilakukan, diperlukan pemahaman kesamaan persepsi dalam tindakan merespon bencana yang akan datang. Cara yang ditempuh dengan berbagai metode agar program mitigasi bencana dapat dipahami dan dilaksanakan karena merupakan kebutuhan dalam rangka mengurangi resiko bencana ketika datang. Cara yang paling strategis untuk pendidikan pengurangan resiko bencana (PRB) diperlukan melalui jalur pendidikan formal maupun informal. Hasil penelusuran di Pleret disimpulkan bahwa bagi penduduk, mitigasi bencana adalah bagian yang penting untuk pengurangan resiko bencana (PRB). Telah teruji dari hasil penelitian bahwa penduduk sangat responsif pada program PRB. Pada umur anak-anak dengan lagu-lagu, pada usia remaja latihan tanggap darurat dengan mendirikan tenda untuk pos pertolongan. Secara kelompok orang dewasa mendirikan Satuan Tanggap Darurat atau STANDART.



Tahapan pelaksanaan solusi disesuaikan dengan karakteristik tahapan siklus terjadinya bencana : Saat bencana, padat aktivitas dalam suasana darurat. Pasca bencana, mereduksi komplikasi masalah yang rumit (complexity) dalam rekontruksi dan rehabilitasi. Pra bencana, perlu perencanaan yang menyeluruh. Masyarakat yang terancam bencana sangat majemuk. Terkait dengan pandemi COVID-19 yang sedang terjadi, program kerja mitigasi bencana berkemungkinan untuk dialihkan secara daring. Mitigasi bencana online akan menggunakan aplikasi Zoom meeting untuk Net Meeting. Hal ini merupakan salah satu alternatif agar program kerja ini tetap berjalan serta mematuhi himbauan pemerintah untuk tetap di rumah demi mengurangi rantai penyebaran COVID-19.



C. Tujuan kegiatan 1) Mengurangi risiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya bagi penduduk, seperti korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi (economy costs) dan kerusakan sumber daya alam. 2) Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan. 3) Meningkatkan



pengetahuan



masyarakat



(public



awareness)



dalam



menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman. 4) Mewujudkan visi misi sekretaris wilayah 4



D. Metode kegiatan Tahap 1 : Pendataan Bencana di tiap Regio Pendataan dilakukan dari tiap Regio terkait bencana alam yang paling sering terjadi pada regio tersebut. Metode pendataan dilakukan melalui pengisian gform yang akan dibagikan kepada tiap institusi dan akan di data per regio oleh penanggung jawab program kerja mitigasi bencana. Tahap 2 : Sosialisasi Tanggap Bencana Sosialisasi ini dilakukan oleh PHW Pengmas di setiap regio sebagai pemateri. PHW juga dapat bekerja sama dengan organisasi yang tepat GO/IOMS/NGO dalam program mitigasi bencana melalui program kerja Keshum ISMKI, yaitu Sahabat ISMKI. Tujuannya agar tercipta suatu kerja sama dalam merealisasikan program ini. Sosialisasi ini menggunakan materi presentasi yang telah disiapkan



oleh PHW Pengmas Program Kerja Mitigasi Bencana dan dari pihak kerjasama dapat menggunakan materi presentasi yang mereka siapkan. Dalam kegiatan sosialisasi ini juga dapat dilakukan Simulasi Bencana sesuai dengan kesiapan dari masing-masing regio/pihak kerjasama. Kegiatan Sosialisasi Tanggap Bencana dilakukan secara online yang akan diatur oleh masing-masing regio dan PJ proker. Tahap 3 : Kampanye tentang Mitigasi Bencana Kegiatan ini dilakukan pada masyarakat umum sesuai dengan materi presentasi yang diberikan oleh PHW pada kegiatan sosialisasi tanggap bencana. Kegiatan Kampanye Tentang Mitigasi Bencana dilakukan secara online berupa kegiatan webinar dan pembuatan poster infografis dalam hal ini bekerjasama dengan ICT dan akan diunggah pada akun media sosial BEM Institusi di wilayah 4, CEISMKIWILPAT, dan ISMKI WILAYAH 4. Tahap 4 : Follow Up Selanjutnya PHW melakukan follow up kepada masing-masing regio yang telah melaksanakan kampanye mitigasi bencana dalam bentuk memposting poster



infografis



yang



dibuat



oleh



CE



ISMKI



Wilayah 4. E. Sasaran kegiatan Sasaran kegiatan dalam program kerja ini adalah masyarakat daerah rawan bencana (wilayah 4) F. Waktu pelaksanaan Tahap 1 : Minggu 1-2 Mei 2021



Tahap 2 : Minggu ke-3 dan 4 Mei - Juni 2021 Tahap 3 : Juli 2021 Tahap 4 : Agustus 2021 G. Indikator keberhasilan 1) Jumlah regio yang mengikuti sosialisasi Mitigasi Bencana :



2)







>8 regio ( 3 poin)







3 - 8 regio (2 poin)







26 institusi (3 poin)







11-25 institusi repost (2 poin)







80% Merasa Puas (3 poin)







50% - 80% Merasa Puas (2 poin)







2 bulan point (1)



Indikator keberhasilan program kerja Development initiate berdasarkan perolehan jumlah poin dari indikator diatas. 



Jika point total 10-12 : Baik







Jika point total 7-9 : Cukup







Jika point total 4-6: Kurang



H. Anggaran dana Desa Binaan : Rp. 100.000 Untuk pencetakan piagam penghargaan bagi 2 institusi terbaik yang melakukan program kerja desa binaan dengan kategori :



1) Sudah ada desbin dan follow up-nya baik 2) Yang berhasil melakukan inisiasi desbin di tahun ini I. Penanggung jawab 1) Baruna Prameswara Deta Putra (Universitas Warmadewa) 2) Randy Ahmad Nur Latuconsina (Universitas Pattimura) 3) Decitia Nisa Azzahra (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) 4) Evita Sarah Nasution (UIN Alauddin Makassar) 5) Gusti Ayu Dutta Pramesti Gitta (Universitas Pendidikan Ganesha) 6) Dimas Arif Fakhruddin (Universitas Jember) 3. A.



Nama Kegiatan Health Campaign Latar belakang Kampanye kesehatan merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk



mengubah suatu perilaku yang berkenaan dengan kelompok masyarakat khususnya kesehatan, agar menuju ke arah tertentu sesuai dengan tujuan dari kampanye tersebut. Di Indonesia, masih banyak permasalahan umum yang perlu menjadi perhatian bagi masyarakatnya, seperti masalah nutrisi pada anak yang mengarah pada gizi buruk, rendahnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak, kesehatan ibu dan anak, dan juga permasalahan lainnya yang menunggu untuk diselesaikan. Melalui kampanye kesehatan yang berisikan poin-poin dari Sustainable Development Goals (SDGs) yang dipaparkan oleh PBB, diharapkan agar mahasiswa sebagai generasi muda bangsa dan masyarakat lebih mengenal dan memahami bahwa poin-poin tersebut berisikan permasalah yang sedang menjadi sorotan bagi dunia dan juga Indonesia. Selain itu, Indonesia sendiri juga memiliki Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui dan memahami permasalahan yang dibahas dalam Renstra demi meningkatkan kesadaran, keinginan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Sustainable Development Goals (SDGs) atau dapat juga disebut dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini aktif mulai tahun 2015 hingga 2030. 17 poin yang dipaparkan dalam SDGs adalah sebagai berikut: 1) Menghapuskan kemiskinan



Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di semua tempat. 2) Menghapuskan kelaparan Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan. 3) Hidup sehat Memastikan hidup yang sehat dan menggalakkan kesejahteraan untuk semua usia. 4) Pendidikan berkualitas Memastikan pendidikan berkualitas yang terbuka dan setara serta menggalakkan kesempatan untuk belajar sepanjang umur hidup pada semua orang. 5) Kesetaraan gender Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan anak perempuan. 6) Air bersih dan sanitasi Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkesinambungan atas air dan sanitasi untuk semua orang. 7) Energi yang bisa diperbarui dan terjangkau Memastikan akses pada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern bagi semua orang. 8) Ekonomi dan pekerjaan yang baik Menggalakkan perkembangan ekonomi yang berkesinambungan, terbuka, dan berkelanjutan, lapangan kerja yang utuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak bagi semua orang. 9) Inovasi dan infrastruktur yang baik Membangun



infrastruktur



yang



tahan



lama,



menggalakkan



industrialisasi yang berkesinambungan dan terbuka, serta mendorong inovasi. 10) Mengurangi kesenjangan Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara. 11) Kota dan komunitas yang berkesinambungan Membuat kota dan pemukiman manusia terbuka, aman, tahan lama, serta berkesinambungan. 12) Penggunaan sumber-sumber daya yang bertanggung jawab



Memastikan pola-pola konsumsi dan produksi yang berkesinambungan. 13) Tindakan iklim Mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan pengaruh-pengaruhnya. 14) Lautan yang berkesinambungan Melestarikan dan menggunakan samudra, laut, dan sumber-sumber daya maritim secara berkesinambungan untuk pengembangan yang lestari. 15) Penggunaan tanah yang berkesinambungan Melindungi, mengembalikan, dan menggalakkan penggunaan yang lestari atas ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkesinambungan, memerangi penggundulan hutan, dan memperlambat serta membalikkan degradasi tanah serta memperlambat hilangnya keragaman hayati. 16) Kedamaian dan keadilan Menggalakkan



masyarakat



yang



damai



dan



terbuka



untuk



pengembangan yang lestari, memberikan akses pada keadilan untuk semua orang dan membangun institusi yang efektif, bertanggung jawab, serta terbuka di semua tingkatan. 17) Kemitraan untuk pengembangan yang lestari Memperkuat



cara-cara



penerapan



dan



menghidupkan



kembali



kemitraan global untuk pengembangan yang berkesinambungan. Terdapat juga beberapa poin dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang berbicara tentang upaya kesehatan, diantaranya adalah: 1) Kesehatan ibu dan anak Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan anak adalah jumlah tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan sudah relatif tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, namun kompetensi masih belum memadai. 2) Kematian bayi dan balita Untuk usia di atas neonatal sampai satu tahun, penyebab utama kematian adalah infeksi khususnya pnemonia dan diare. 3) Usia sekolah dan remaja Penyebab kematian terbesar pada usia ini adalah kecelakaan transportasi, disamping penyakit demam berdarah dan tuberkulosis.



4) Usia kerja dan usia lanjut Selain penyakit tidak menular yang mengancam pada usia kerja, penyakit akibat kerja dan terjadinya kecelakaan kerja juga meningkat. 5) Gizi masyarakat Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini, selain masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus kita tangani dengan serius. 6) Penyakit menular Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung. 7) Penyakit tidak menular Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis yang signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga. 8) Penyehatan lingkungan Berkaitan dengan akses air minum yang layak dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai upaya peningkatan penyehatan lingkungan, capaiannya terus mengalami peningkatan. 9) Kesehatan jiwa Permasalahan kesehatan jiwa sangat besar dan menimbulkan beban kesehatan yang signifikan. 10) Akses dan kualitas pelayanan kesehatan Berkaitan dengan peningkatan jumlah tempat pelayanan kesehatan dan kesiapan pelayanan.



B. Deskripsi kegiatan 1) Online Health Campaign Kampanye 4 poin SDGs dan Renstra yang ditentukan oleh PHW Wilayah 4. Poin-poin terpilih ditentukan berdasarkan peringatan hari tematik yang berhubungan dengan poin tersebut. 2) Health Campaign in Action Bentuk Follow up dari video Health Campaign’s introduction adalah dengan melakukan aksi nyata dalam bentuk kegiatan pengabdian



masyarakat terhadap poin poin SDGs dan Renstra RI 2015. 3) Health Campaign Award Bentuk apresiasi kami kepada mereka yang selalu aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di program kerja ini. Akan diberikan pada akhir periode yaitu saat Musyawarah Wilayah. C. Tujuan kegiatan 1) Menjadi sarana edukatif mengenai poin SDGs dan Renstra kepada mahasiswa kedokteran khususnya Wilayah 4 dan juga lebih bertujuan ke Masyarakat Umum agar mereka lebih mengetahui pentingnya dari poinpoin SDGs melalui penyebaran video Health Campaign’s Introduction dan sarana informasi terhadap masalah kesehatan yang ada di Indonesia, terutama Wilayah 4. 2) Mengikut sertakan peran PHW ISMKI Wilayah 4 dalam penentuan tema/poin yang diangkat dalam kegiatan pengabdian masyarakat tiap institusi di Wilayah 4 berdasarkan survey permasalahan dan urgensinya di lingkuangan/wilayah tiap institusi. 3) Health Campaign ini diharapkan agar mahasiswa sebagai generasi muda bangsa dan masyarakat lebih mengenal dan memahami SDGs dan Renstra Kemenkes RI 2015 demi meningkatkan kesadaran, keinginan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. 4) Pemanfaatan media sosial sebagai wadah kampanye kesehatan yang praktis dan mudah diakses. 5) PHW dan mahasiswa kedokteran Wilayah 4 dapat meperingati hari tematik



D.



melalui kampanye online sehingga menarik perhatian masyarakat. Metode kegiatan



1) Online Health Campaign 



Pemasangan foto saat hari tematik, Selain kampanye melalui foto aksi/kegiatan nyata berserta twibbon, disertakan pula gambar template yang berisikan tentang informasi seputar hari tematik dan poin yang ditetapkan serta caption untuk memperingati hari tematik dan juga caption yang sesuai dengan poin tersebut.







Foto twibbon dan gambar template yang berisikan tentang informasi seputar hari tematik dan poin yang ditetapkan diupload oleh PHW dan mahasiswa kedokteran Wilayah 4 di akun Instagram pribadi.







Award akan diberikan oleh ISMKI Wilayah 4 kepada mahasiswa yang rajin dan inovatif memposting Online Health Campaign.



2) Health Campaign in Action (Menyesuaikan) 



Kegiatan pengabdian masyarakat seperti bakti sosial, penyuluhan, ataupun sosialisasi dilakukan per regio dengan tema/poin yang dipilih dari beberapa poin SDGs dan Renstra Kemenkes RI 2015.







PHW akan memfollow up tiap institusi untuk mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan menyarankan penggunaan poin SDGs dan Renstra RI 2015 sebagai tema kegiatan pengabdian masyarakat tiap institusinya.







Tema/poin yang dipilih adalah berdasarkan survey permasalahan yang sedang viral dan bersifat urgent di Indonesia Wilayah 4 ini.







Kegiatan pengabdian masyarakat seperti bakti sosial, penyuluhan, ataupun sosialisasi terbaik dan terinovasi akan diberikan award oleh ISMKI Wilayah 4



3) Health Campaign Award 



Menyeleksi partisipan yang masuk dalam kategori mahasiswa yang rajin dan inovatif memposting Online Health Campaign







Menyeleksi regio yang masuk dalam kategori melaksanakan Health Campaign in action dengan penilaian antara lain Aktif memfollow up dan fast respon dalam tiap kegiatan health campaign dan terlaksana tepat waktu







Pengumuman pemenang dan pemberian hadiah Health Campaign Award pada akhir periode yaitu saat Rapat Koordinasi Wilayah dan



E.



Musyawarah Wilayah. Sasaran kegiatan



1) Pelaksana : Pengurus Harian Wilayah 4, anggota BEM/Senat bidang Pengembangan Masyarakat Fakultas Kedokteran anggota ISMKI Wilayah 4, dan masyarakat khususnya di wilayah 4. 2) Online Health Campaign : Pengurus Harian Wilayah 4 dan mahasiswa kedokteran khususnya di wilayah 4. 3) Health Campaign in Action : Seluruh lapisan masyarakat khususnya di wilayah 4 (Menyesuaikan)



4) Health Campaign Award : Pengurus Harian Wilayah 4 dan mahasiswa kedokteran khususnya di wilayah 4.



F.



Waktu pelaksanaan Bulan



Nama HC HC Online HC in action HC Regio (HC in Award



action) Mahasiswa



Muskerwil



3



4



5



6



7



8



9



10



11



Menyesuaikan dengan hari tematik Rakorwil Muswil Rakorwil Muswil Rakorwil



Muswil



(HC Online) Indikator keberhasilan



G.



1) Jumlah mahasiswa kedokteran wilayah 4 yang melaksanakan Online Health Campaign :  >75 orang : 3 poin  51-75 orang : 2 poin  6 regio : 3 poin







4-6 regio : 2 poin







100 orang (3 poin)







Jumlah peserta 50-100 orang (2 poin)







Jumlah peserta 30 (3 poin)







Jumlah institusi 15-29 (2 poin)







Jumlah institusi 80% (3 poin)







Volunteer merasa bermanfaat dengan adanya sekolah pengmas 60%80% (2 poin)







Volunteer merasa bermanfaat dengan adanya pengmas