Geomorfologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESHAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian 1.2 Objek kajian geomorfologi 1.3 Proses-proses geomorfologi 1.4 Aspek-aspek feomorfologi BAB II PETA TOPOGRAFI 2.1 Maksud dan tujuan 2.2 Landasan Teori 2.3 Alat dan bahan 2.4 langkah kerja Lampiran BAB III POLA PENGALIRAN 3.1 Maksud dan tujuan 3.2 Landasan Teori 3.3 Alat dan bahan 3.4 Langkah kerja Lampiran BAB IV BENTANG ALAM VULKANIK 4.1 Maksud dan tujuan



4.2 Landasan teori 4.3 Alat dan bahan 4.4 Macam-macam bentuk lahan vulkanik 4.5 langkah kerja Lampiran BAB V BENTUK ALAM STRUKTURAL 5.1 Maksud dan tujuan 5.2 Landasan teori 5.3 Alat dan bahan 5.4 Macam-macam bentuk lahan struktural Lampiran BAB VI BENTANG ALAM DENUDASIONAL 6.1 Maksud dan tujuan 6.2 Landasan Teori 6.3 Macam-macam bentuk lahan denudasional BAB VII BENTANG ALAM FLUVIAL 7.1 Maksud dan tujuan 7.2 Landasan teori 7.3 Alat dan bahan 7.4 Macam-macam bentang alam fluvial 7.5 Langkah kerja Lampiran BAB VIII BENTANG ALAM KARST



8.1 Maksud dan tujuan 8.2 Landasan Teori 8.3 Macam-macam bentuk lahan karst BAB IX BENTANG ALAM EOLIAN 9.1 Maksud dan tujuan 9.2 landasan toeri 9.3 Macam-macam bentuk lahan eolian BAB X BENTANG ALAM MARIN 10.1 Maksud dan tujuan 10.2 Landasan teori 10.3 Macam-macam bentuk lahan marin BAB XI BENTANG ALAM GLASIAL 11.1 Maksud dan tujuan 11.2 Landasan teori 11.3 Macam-macam bentuk lahan glasial BAB XII PETA KELERENGAN 12.1 Maksud dan tujuan 12.2 Landasan teori 12.3 Alat dan bahan 12.4 Langkah kerja Lampiran BAB XIII PEMETAAN GEOMORFOLOGI 13.1 Pengertian



13.2 Bagian-bagian peta geomorfologi 13.3 Praktikum lapangan geomorfologi BAB XIV PENUTUP 14.1 Kesimpulan 14.2 Saran DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian



Geomorfologi



berasal



dari



kata



yunani



yaitu



Geos=



bumi,



Morpho=bentuk. Logos= ilmu. Sehingga geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuklahan dan bentang alam, serta proses-proses yang mempengaruhinya, asal mula pembentukannya (genesis), dan kaitanya dengan lingkungan dalam ruang dan watu. Bentang alam adalah kenampakan medan dipermukaan bumi yang dibentuk oleh proses-proses alam yang emepunyai komposisi tertentu dan sifat karateristik fisika dan fisual. Bentang alam adalah kenampakan medan dipermukaan bumi yang dibentuk oleh proses-proses alami yang mempunyai komposisi tertentu dan sifat karateristik fisika dan fisual. Bentang alam atau bentuklahn (landsform) terbentuk oleh proses-proses endogen maupun eksogen pada material litologi penyusun kerak bumi, sehingga menghasilkan adanya kenampakan yang khas. 1.2 Objek kajian Geomorfologi Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk lahan permukaan bumi serta proses-proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi sejak terbentuk sampai sekarang. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka bidang ilmu geomorfologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari bumi dengan dengan pendekatan bentuk rupa bumi, arsitektur rupa bumi dan bentang alam. Verstappen (1983) mengartikan geomorfologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan atau morfologi atau bentuk lahan tercangkup didalamnya mengenai proses pembentukannya,genesa,serta kaitannya



dengan lingkungan. Berkaitan dengan batasan itu verstappen(1983), lebih lanjut mengemukakan 4 objek kajian geomorfologi 1. Geomorfologi Statik Mempelajari morfologi actual (sekarang), mengebai sudut lereng, profil tegak, amplitude relief atu dnegan kata lain lebih menekankan morfometri. 2. Geomorfologi Dinamik Membahas proses yang terjadi pada morfologi yang mengakibatkan suatu perubahan dalam skala tertentu. Meliputi proses pelapukan,proses erosi,proses sedimentasi dan juga proses erupsi. 3. Geomorfologi genetik Membicarakan genesa bentang alam dalam skala waktu. 4. Geomorfologi lingkungan Mempelajari kaitan ekologi bentang alam antara geomorfologi dengan disiplin ilmu yang sejenis, misalnnya geografi,hidrologi,geologi,dan sebagainya. 1.3 Proses-Proses Geomorfologi Proses-proses geomorfologi atau yang biasa disebut dengan geomorfik adalah semua perubahan fisik dan kimia yang terjadi akibat proses-proses perubahan muka bumi. Secara umum proses-proses geomorfik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Proses-proses epigen (eksogenetik) : a. Degradasi, yaitu pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi (termasuk traansportasi) oleh aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami, angin dan gletser. b. Agradasi, yaitu pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi (termasuk transportasi) oleh: aliran air, air tanah, gelombang, arus tsunami, angin dan gletser c. Akibat organisme (termasuk manusia) 2. Proses-proses hipogen (endogenetik) a. Diastrophisme (tektonisme)



b. Vulkanisme c. Proses-proses ekstraterrestrial, misalnya kawah akibat jatuhnya meteor. d. Proses gradasional Istilah gradasi (gradation) awalnya digunakan oleh chamberin dan solibury (1904) yaitu semua prose dimana menjadikan permukaan litosfir menjadi level yang baru. Kemudian gradasi tersebut



dibagi



(menghasilkan



menjadi level



yang



dua lebih



proses



yaitu



rendah)



dan



degradasi agradasi



(menghasilkan level yang lebih tinggi). Tiga proses utam yang terjadi pada peristiwa gradasi yaitu, sebagai berikut : a) Pelapukan, dapat nerupa disentrigasi atau dekomposisi batuan dalam suatu tempat, terjai dipermukaan dan dpat mrombak batuan menjadi klastis. Dalam proses ini belum termasuk transportasi b) Perpindahan massa (mass wasting), dapat berupa perpindahan (bulk transfer) suatu massa batuan sebagai akibat dari gaya gravitasi. Kadang-kadang (biasanya) efek dari air mempnyai peranan yang cukup besar, namun belum merupakan suatu media transportasi. c) Erosi, merupakan tahap lanjut dari perpindahan dan pergerakan massa batuan. Oleh suatu agen (media) pemindah. Secara geologi kebanyakan memasukan erosi sebagai bagian dari proses transportasi. Secara umum, series (bagian/tahapan) proses gredisional sebagai berikut landslides (dicirikan oleh hadirnya sedikit



air, dan perpindahan massa yang besar), earthflow (aliran batuan/tanah),mudflows



(aliran



berupa



lumpur),



sheetfloods,slopewash, dan stream (dicirikan oleh jumlah air yang banyak dan perpindahan massa pada ukuran halus dengan slope yang kecil). 3. Proses-proses kimia (dekomposisi) Proses-proses kimia ini dari



berbagai



sumber



seperti:



oksidasi,hidrasi,karbonan,serta pelarutan batuan dan tanah. Proses dekomposisi ini banyaka didorong oleh suhu dan kelembaban yang inggi, serta peranan organisme ( tumbuh-tumbuhan dan binatang). 4. Proses fisik dan mekanik (desintegrasi) Proses fisik dan mekanik ini seperti: pemanasa, pendinginan, pembekuan,kerja tumbuh-tumbuhan dan binatang, serta prosesproses disintegrasi mekanik lainnya. 5. Proses pelapukan batuan Pelapukan batuan merupakan suatu proses penghancuran batuan menjadi klastis dan akan terkikis oleh gaya destruktif. Faktor-faktor yang mempengruhi pelapukan batuan antara lain : a. Jenis batuan,yaitu komposisi mineral, tekstur, dan strktur batuan. b. Kondisi iklim dan cuaca, apakah kering atau lembab, dingin atau panas, konstan atau berubah-ubah. c. Kehadiran dan kelebatan vegetasi d. Kemiringan medan, pengaruh pancaran matahari dan curah hujan. Proses pelapukan berlangsung secara differential weathering (proses pelapukan dengan intensitas yang disebabkan oleh perbedaan kekerasan, jenis dan struktur batuan).hal tersebut



menghasilkan bentuk-bentuk morfologi yang khas seperti: bongkah-bongkah



BAB II PETA TOPOGRAFI II.1 Maksud Dan Tujuan Maksud laporan ini adalah sebagai salah satu bukti bahwa praktikan telah mengikuti praktikum geomorfologi dan dapat mengikuti responsi geomorfologi dan disamping itu juga mata kuliah geomorfologi ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa geologi dengan pengetahuan tentang bentuk muka bumi yang merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang membantu mahasiswa untuk memiliki kompetensi yang mampu memahami konsep – konsep geomorfologi khususnya pada peta topografi dan bisa menerapkannya di lapangan. Sedangkan tujuannya agar praktikan mampu menganalisis morfologi dan mengetahui morfologi di lapangan yang terdapat dalam peta topografi yang meliputi unsur-unsur penting yang terdapat dalam peta topografi begitupun dengan bagian-bagian topografi. Dengan begitu mahasiswa bisa memiliki pengetahuan dan bekal yang cukup untuk dapat melatih kompetensi. Dengan analisis yang dilakukan , maka mahasiswa akan mampu menyimpulkan proses – proses apa yang terjadi di permukaan dan di dalam bumi lewat data – data lapangan yang mereka ambil. Dan itulah sebabnya mengapa peran dan tujuan geomorfologi ini sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari ilmu geologi. II.2 Landasan Teori



Peta topografi adalah suatu peta yang memperlihatkan keadaan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan dimensinya. Unsur-unsur penting pada peta topografi : a Relief, menggambarkan beda tinggi suatu tempat ke tempat lain di suatu daerah misal bukit, dataran, pegunungan,



lembah,



lereng



dan



lain



sebagainya.



Biasanya untuk peta topografi berwarna digunakan warna coklat untuk dataran dan biru untuk lautan, dengan variasi warna disesuaikan dengan keadaan relief, daerah berelief tinggi warna semakin tua dan gelap. b



Pola Aliran, pola aliran dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan jalan-jalan pengaliran di dalam suatu kawasan, tanpa memperhatikan apakah jalan-jalan pengaliran itu mempunyai sungai



permanen atau tidak. Pola aliran



dapat dikelompokan ke dalam pola dasar yakni : 1 Derinitik, bentuk sungai berupa cabang-cabang pohon dimana cabang-cabang sungai berhubungan dengan induk



sungai



membentuk



sudut-sudut



yang



meruncing. 2 Pararel, pola aliran yang mempunyai arah relatif sejajar, mencuram, dapat pula pada daerah dengan morfologi yang pararel dan memanjang.



3 Trellis, menyerupai bentuk tangga, dimana sungaisungai sekunder (cabang sungai) membentuk sudut siku-siku dengan sungai utama mencirikan daerah sungai pegunungan lipatan (antiklin, sinklin) dan kekar. 4 Rectangular,



pola



aliran



yang



dibentuk



oleh



percabangan sungai-sungai yang membentuk sudut siku-siku, lebih banyak dikontrol oleh factor kekarkekar yang saling berpotongan dan juga sesar. 5 Redial, pola ini dicirikan oleh suatu jaringan yang memancar keluar



dari satu titik pusat, biasanya



mencirikan daerah pegunungan atau kubah. 6 Annular, pola ini hampir sama dengan pola radial hanya saja yang membedakan jika pada pola radial jaringan sungai memancar keluar dari suatu titik sedangkan



pada



pola



annular



jaringan



sungai



berkumpul pada suatu daerah. 7 Pola pengaliran multi basinal disebut juga sink hole, adalah pola pengaliran yang tidak sempurna, kadang tampak kadang hilang yang disebut sebagai sungai bawah tanah, pola ini bekembang pada daerah karst atau batu gamping



8 Pola pengaliran contorted adalah pola pengaliran yang arah alirannya berbalik dar arah semula, pola ini terdapat pada daerah patahan.



Gambar 52. Beberapa Aliran Sungai (sumber: ppt geologi dasar 2015 IST AKPRIND)



c Kebudayaan (culture), segala bentuk hasil budi daya manusia, misalnya perkampungan, jalan, persawahan, dan sebagainya. Culture sangat membantu geologi dalam penentuan lokasi. II.3 Alat Dan Bahan Alat dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.



Kertas kalkir Pena OHP Pensil mekanik Penghapus Penggaris 1 set



Sedangkan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum ini adalah : 1. Peta topografi. II.4 Langkah kerja



BAB III POLA PENGALIRAN



III.1 Maksud Dan tujuan Maksud laporan ini adalah sebagai salah satu bukti bahwa praktikan telah mengikuti praktikum geomorfologi dan dapat mengikuti responsi geomorfologi dan disamping itu juga mata kuliah geomorfologi ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa geologi dengan pengetahuan tentang bentuk muka bumi yang merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang membantu mahasiswa untuk memiliki kompetensi yang mampu memahami konsep – konsep geomorfologi khususnya pada peta topografi dan bisa menerapkannya di lapangan. Sedangkan tujuannya agar praktikan mampu menganalisis pola pengaliran dan mengetahui pola pengaliran serta arah aliran di lapangan yang terdapat dalam peta topografi yang meliputi unsur-unsur penting yang terdapat dalam peta topografi begitupun dengan bagian-bagian topografi. Dengan begitu mahasiswa bisa memiliki pengetahuan dan bekal yang cukup untuk dapat melatih kompetensi. Dengan analisis yang dilakukan , maka mahasiswa akan mampu menyimpulkan proses – proses apa yang terjadi di permukaan dan di dalam bumi lewat data – data lapangan yang mereka ambil. Dan itulah sebabnya mengapa peran dan tujuan geomorfologi ini sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari ilmu geologi.



III.2 Landasan Teori Pola pengaliran sungai merupakan pola dari organisasi atau hubungan lerunagan dari lembah-lembah, baik yang dialiri sungai maupun lembah yang kering atau tidak di aliri sungai. Pola pengaliran dipengeruhi oleh lereng,kekerasan batuan,struktur,sejarah diatrophisme,sejarah geologi dan geomorfologi dari daerah aliran sungai. Dengan demikian pola aliran sanga berguna dalam interpretasi kenampakan geomorfologi, batuan dan struktur geologi. Berikut ini adalah macam-macam pola aliran: 1. Derinitik, bentuk sungai berupa cabang-cabang pohon dimana cabang-cabang sungai berhubungan dengan induk sungai membentuk sudut-sudut yang meruncing. 2. Pararel, pola aliran yang mempunyai arah relatif sejajar, mencuram, dapat pula pada daerah dengan morfologi yang pararel dan memanjang. 3. Trellis, menyerupai bentuk tangga, dimana sungai-sungai sekunder



(cabang



dengan



sungai



sungai) utama



membentuk mencirikan



sudut



siku-siku



daerah



sungai



pegunungan lipatan (antiklin, sinklin) dan kekar. 4. Rectangular, pola aliran yang dibentuk oleh percabangan sungai-sungai banyak



yang



dikontrol



membentuk



oleh



factor



berpotongan dan juga sesar.



sudut



siku-siku,



kekar-kekar



yang



lebih saling



5. Redial, pola ini dicirikan oleh suatu jaringan yang memancar keluar



dari satu titik pusat, biasanya mencirikan daerah



pegunungan atau kubah. 6. Annular, pola ini hampir sama dengan pola radial hanya saja yang membedakan jika pada pola radial jaringan sungai memancar keluar dari suatu titik sedangkan pada pola annular jaringan sungai berkumpul pada suatu daerah. 7. Pola pengaliran multi basinal disebut juga sink hole, adalah pola pengaliran yang tidak sempurna, kadang tampak kadang hilang yang disebut sebagai sungai bawah tanah, pola ini bekembang pada daerah karst atau batu gamping 8. Pola pengaliran contorted adalah pola pengaliran yang arah alirannya berbalik dar arah semula, pola ini terdapat pada daerah patahan.



Gambar 52. Beberapa Aliran Sungai (sumber: ppt geologi dasar 2015 IST AKPRIND)



III.3 Alat Dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5.



Kertas kalkir Pena OHP Pensil Mekanik Penggaris Peta topografi



III.4 Langkah Kerja Pertama ambil peta topografi dan kertas kalkir kemudian timpa kertas kalkir dari atas peta topografi stelah itu jiplak bingkai dan pola aliran yang terdapat pada peta topografi tersebut dengan pena OHP warna biru setalah itu mulai interpretasi pola alira yang terdapat pada peta, selanjutkan resume pola aliran yang terdapat pada peta tersebut dengan menetukan gejala geologi yang kemungkinan terjadi.



BAB IV BENTANG ALAM VULKANIK



VI.1 Maksud Dan Tujuan Maksud laporan ini adalah sebagai salah satu bukti bahwa praktikan telah mengikuti praktikum geomorfologi dan dapat mengikuti responsi geomorfologi dan disamping itu juga mata kuliah geomorfologi ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa geologi dengan pengetahuan tentang bentuk muka bumi yang merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang membantu mahasiswa untuk memiliki kompetensi yang mampu memahami konsep – konsep geomorfologi khususnya pada peta topografi dan bisa menerapkannya di lapangan. Sedangkan tujuannya agar praktikan mampu menganalisis pola pengaliran dan mengetahui bentang alam serta kenampakan di lapangan yang terdapat dalam peta topografi yang meliputi unsur-unsur penting yang terdapat dalam peta topografi begitupun dengan bagian-bagian topografi. VI.2 Landasan Teori Bentang alam volkanik adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh proses volkanisme. Volkanisme adalah semua fenomena alam yang menunjukkan adanya perpindahan material dari dalam bumi menuju permukaan sebagai aktivitas magma. Volkan sendiri adalah suatu morfologi yang tampak sebagai kerucut hasil magma yang bergerak keluar. Bergeraknya magma keluar ada 2 tipe: 1.



Tipe sentral (S)



2.



Tipe celah (C), (gambar 2)



s



x x xd x x x xd x x xxxxx xxxx



c



Tipe bergeraknya magma keluar Keterangan: S



: sentral



C



: celah



d



: diatrema (saluran dimana magma akan keluar)



Ciri volkanisme: 1.



Mayor, adanya gunung api



2.



Minor,



a.



Xenolith



b.



Volcano neck (sisa erosi)



c.



Stalaktit lava



d.



Ekshalasi : Solfatara (sulfur), Fumarol (uap air), Mofet (CO) Klasifikasi gunungapi berdasarkan tipe erupsi:



1.



Tipe hawaii



Letusan tipe hawaii a. Lava basaltik, sangat encer miskin gas, erupsi secara effusif dengan beberapa debris piroklastik. b. Aliran-aliran lava tipis, yang berlangsung secara terus-menerus membangun tubuh gunungapi perisai. c. Erupsi diawali dengan pembentukan celah (fissure), kelompok semburan lava (lava fountains) dalam beberapa kaldera pusat. d. Jika semburan lava kuat, lava cair jatuh, lalu terkumpul dan mengalir sebagai aliran lava. e. Cipratan rempah lava membangun kerucut skoria kecil di sekitarnya, seperti di G. Kilauea f. Material piroklastika (bom- lapili Pele's tears dan Pele's hair ) membentuk sinder. g. Jika pancarannya lemah, lava mengalir langsung dari kawahnya



2.



Tipe Peleean/ vulkanian (hydrovolcanic)



Letusan tipe peleean a. Tipe erupsinya di G. Vulcano (Eolian Islands, Italy) pada 1888-90 (MacDonald, 1972); gunungapi rendah dengan kawah cekung seperti panci. b. Ciri-cirinya: sangat explosive, masa aktif pendek, membentuk cendawan pekat yang kaya abu dengan kolom letusan bermuatan uap -- hidrovulkanik (Fisher dan Schmincke, 1984). c. Material lontaran: fragmental dan kristalin d. Berasosiasi dengan magma andesitik-dasitik kental. e. Kekentalan magmanya dibentuk oleh konsentrasi gasnya yang tinggi, membentuk tekanan letusan tinggi, sehingga bersifat eksplosif



3.



Tipe Stromboli



Letusan tipe Stromboli a. Ledakan-ledakan kecil setinggi ~1km b. Lokasi tipe di G. Stromboli (Italy) c. Dicirikan oleh periode aktif pendek, melontarkan lava ke udara sejauh puluhan hingga ratusan meter tanpa kolom letusan. a) Material endapanya berupa perlapisan endapan jatuhan skoria dengan sortasi baik b) Tidak menghasilkan aliran lava d. Letusannya dapat berupa: a) Lontaran parabolik debris basaltik: bom, lapili skoria dan abu gunungapi yang membangun kerucut skoria --- lingkungan MOR b) Erupsi mafik membentuk gunungapi-strato (Contoh. di G. Eberus (Antartika) dan Stromboli). c) Lontaran lava basaltik yang relatif kental bertekanan gas tinggi d) Eksplosi episodik berjarak 1 detik hingga beberapa jam dengan ledakan-ledakan keras yang tak-berbahaya. 4.



Tipe Plinian (Vesuvian)



Tipe letusan Plinian a. Erupsi eksplosif hebat, berasosiasi dengan lava dasitik-riolitik kaya gas. b. Durasi erupsi tinggi: hitungan jam-harian--- gunungapi strato felsik. c. Dapat terjadi pada magma basaltik jika dapur magma terdifferensiasi hingga bagian atasnya silikaan. Contoh: erupsi G. Hekla (Iceland) 1947-48. Lebih dari 800 th, erupsi Hekla melontarkan material pumis dalam beberapa jam, diikuti ekstrusi lava basaltik, dari bagian bawah dapur magma. d. Eksplosinya membentuk kolom letusan setinggi ~45 km, ekstrusinya berupa percikan lava seperti tipe Hawaii. e. Kolom letusan dihasilkan dari luapan gas secara vertikal dan gaya konvektif berkecepatan beberapa ratus meter/dt.



5.



Tipe Gunungapi Komposit (Strato)



Tipe letusan komposit a. Morofologi lereng berundak, kerucut simetri dan tubuh besar dapat setinggi 3 km, b. c. d. e.



jenis gunungapi terindah Tubuhnya tersusun atas perselingan lava, abu gunungapi, sinder, blok dan bom; Kawah terletak di puncak, berpusatnya kepundan atau kelompok kepundan. Lava mengalir melalui zona rekahan; pada dinding kawah atau lereng. Beberapa lava membeku pada rekahan membentuk gang (dike) sebagai rusuk-



rusuk (rib) memperkuat tubuh kerucut. f. Bersistem konduit: bukaan yang dilalui magma dari dapur magma; material dierupsikan melalui konduit tersebut. g. Saat istirahat tjd erosi yg menghancurkan kerucut, setelah kerucut terkelupas, magma mengeraskannya, mengisi konduit dan celah, mengurangi laju erosi. h. Jika erosinya telah lanjut, yang tersisa hanya kompleks sumbat gunungapi dan batuan gang --- petunjuk fosil gunungapi.



6.



Tipe Gunungapi Perisai



Tipe letusan perisai a. Tubuhnya tersusun atas perlapisan lava yang mengalir ke segala arah, atau dari kelompok kepundan yang bergerak ke samping. b. Bermorfologi kerucut dengan kemiringan lereng kecil-datar, atau bentuk kubah datar seperti perisai c. Tubuhnya dibangun secara bertahap dari pertumbuhan ribuan aliran lava sangat encer (basaltik) yang tersebar dalam radius yang cukup jauh. d. Lava mendingin dan membeku sebagai lapisan lava tipis. e. Beberapa gunungapi perisai besar dijumpai di Kalifornia bagian utara dan Oregon, dengan diameter 5-6,5 km dan tinggi 500-600 m, serta Kepulauan Hawaii, seperti Mauna Loa dan Kilauea, yang dikenal sebagai gunungapi perisai teraktif di dunia. Volkanik Volkanik dibagi menjadi 3 zona: 1.



Zona erosi sentral, yang dicirikan oleh



a.



Banyak dijumpai radial dike maupun sill



b.



Adanya plug (sumbat dan crumble breccia)



c.



Terdapat zona hidrotermal



d.



Piroklastiknya bersifat kasar



e.



Morfologi kubah dengan lubang erupsi



2.



Zona proksimal, yang dicirikan oleh



a.



Material piroklatik agak tersortasi



b.



Zona-zona lapuk pada lava dan piroklastik (soil types)



c.



Banyak ignimbrite dan welded tuff



d.



Masih ada sill dan dike



3.



Zona distal, yang dicirikan oleh



a.



Piroklastik halus



b.



Banyak lahar Aspek lingkungan



1. Sumberdaya geothermal, mineral dan bahan terpakai 2. wisata 3. Green belt, jalur volkanik yang subur karena hasil material volkanik 4. Recharge area, sebagai daerah pengisian air tanah 5. Bencana a.



Gempa bumi (volkanik)



b.



Letusan



c.



Gas beracun



Macam-macam, volkanisme ada 2: 1. Tipe intrusi 2. Tipe erotic Bentangalam volkanik pada peta topografi: Bentangalam volkanik pada umumnya mempunyai pola kontur yangkhas yaitu sirkuler atau radier sesuai dengan bentangalamnya. Disamping itu kenampakan bentangalam volkanik dicirikan pula oleh pola penyaluran yang sirkuler ataupun radier. IV.3 Alat Dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Kertas kalkir Peta topografi Pensil mekanik Penghapus Pensil warna Penggaris Pena OHP Kalkulator



IV.4 Macam-macam bentuk lahan vulkanik Macam-macam bentuk lahan vulkanik (van zuidam,1983) Proses Geomorfologi Endogen



Satuan Geomorfologi Vulkanik



Simbol V1



Nama Bentuk Lahan Kepundan



(volkanisme) V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16



IV.Langkah kerja



Kerucut vulkanik Lereng vulkanik atas Lereng vulkanik tengah Lereng vulkanik bawah Kaki vulkanik Dataran kaki vulkanik Dataran fluvial vulkanik Padang lava Padang lahar Lelehan lava Aliran lahar Dataran antar vulkanik Dataran tinggi lava Planezea Padang



V17 V18 V19



abu,tuff,lapili Solfatar Fumarol Bukit vulkanik



V20 V21 V22 V23



terdenudasi Leher vulkanik Sumbat vulkanik Kerucut parasite barangko



BAB V