Gerakan Sayang Ibu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GERAKAN SAYANG IBU Diposkan oleh icha di 10.43 Gerakan sayang ibu(GSI) merupakan produk kesepakatan inter sektoral yang terdiri dari berbagai Dinas/instansi Pemerintah,organisasi Profesi, LSM serta Organisasi permpuan dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya. Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan gerakn untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui upaya penurunan angka kematian ibu karena hamil,melahirkan dan nifas,diantaranya dengan menghapus pandangan-pandangan yang sselama ini bias gender,diskriminatif dalam bidang Hak dan Kesehatan Reproduksi. Gerakan Sayang Ibu(GSI) telah dicanangkan oleh Presiden RI pada tahun 1996 di Kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah. Sejak saat itu pelaksanan Gerakan Sayang Ibu merupakan gerakan nasional untuk mempercepat penuruna angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan ibu nifas(AKI). Disamping itu Gerakan Sayang Ibu (GSI) diarahkan untuk pengarusutamaan gender di lingkungan masyarakat dan keluarga. Pada awalnya Gerakan Sayang Ibu (GSI) dilaksankan di 8 pripinsi yang kemudian berkembang ke seluruh propinsi di indonesia. Maksud Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan gerakan masyarakat bersama dengan pemerintah. Selanjutnya yang dimaksud Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah: “suatu geraakan yang dilaksanankan oleh masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkkan perbaikan kualitas hidup perempuan (sebagai sumber daya manusia) melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta kematian bayi” Dari pengertian tersebut diatas, terdapat 3 unsur pokok yang sangat penting, yaitu: Pertama : Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bersama dengan pemerintah. Artinya : Pelaksananaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) melibatkan masyarakat secara aktis, tidak hanya sebagai sasaran, tetapi juga sebagi pelaku. Keikutsertaan masyaraakat dalam Gerakan Sayang Ibu merupakan pengalihan pengelola dan tanggung jawab secara bertahap dari pemerintah kepada masyarakat. Proses ini membutuhkan waktu yang panjang, konsisten dan intensif. Dalam proses ini, keterlibatkan sektoral,pemerintah daerah sangat dubutuhkan sekali. Kedua : Geraakan Sayang Ibu (GSI) mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan sebagai sumber daya manusia. Artinya : Perempuan yang selama ini telah mendapatkan perlakuan yang tidak adil dan diskriminatif dalam bebagai bidang, tyermasuk dalam bidang Kesehatan Reproduksi dan telah menimbulakan berbagai masalah sampai menyebabkan kematian ibu yang tinggi karena hamil,malahirkan dan nifas. Perlakuan tidak adil tersebut telah menyebabkan perempuan tertinggal dalam berbagai bidang kegiatan kehidupan jika dibandingkan dengan mitra laki-laki. Gerakan Sayang Ibu melaui pendekatan pemberdayaan masyarakat, terutama para laki-laki agar memperhatikan hak-hak reproduksi perempuasn serta melindungi dengan cara membantu memberikan perawatan kepada ibu-ibu hamil, melahirkan dan nifas. Dengan hamil dan melahirkan dalm kondisi yang sehat serta direncanakan dengan baik, akan memberikan peliang para ibu-ibu tersebut untuk mengembangkan potensi dirinya dengan baik. Disamping mengembangkan potensi dirinya, ibu-ibu tersebut dapat merawat bayi dilahirkannya dengan baik, diantaranya dengan memberikan ASI Esklusif yang sangat dibutuhkan oleh bayi serta merawat kesehatan bayi yang dilahirkan dengan baik. Hal ini akan berdampak dalam usaha



menurunkan angka kematian bayi. Ketiga : Gerakan Sayang Ibu (GSI) bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu hamil, melahirkan dan nifas dan bayi. Artinya : kematian ibu hamil, melahirkan dan nifas di indonesia sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup, atau terdapat sekitar18.000 perempuan meninggal dunia setiap tahun dan kondisi ini merupakan angka kematian ibu tertinggi di ASEAN. Kondisi tersebut, sangatmenghambat upaya pembangunan, khusunya dalam pelaksanaan program peningkatan kualitas hidup perempuan. Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) melalui GSI untuk menyadarkan masyarakat dan keluarga mengenai pentingnya memahami tiga fase terlambat yang dapat menyebebkan kematian ibu,yaitu (WHO, 1998): Terlambat satu : terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan baik secara individu, keluarga atau keduanya. Faktor-faktor yang mempengaruhui fase satu ini adalah terlambat mengenali kehamilan dalam situasi gawat.jauh dari fasilitas kesehtan, biaya, persepsi menganai kualitas dan efetifitas dari perawatan kesehtan. Terlambat kedua: terlambat mendapat pelayanan fasilitas pelayana kesehatan Faktor-faktor yang mempengaruhui fase dua ini lama pengangkutan, kondisi jalan, dan biaya transportasi. Terlambat ketiga : terlambat mendapatkan pelayanan adekuat Faktor-faktor yang mempengaruhi fase tiga ini adalah terlambat mendapatkan pelayanan pertama kali dirumah sakit (rujukan). Keterlambatan ini dipengaruhi oleh kelengkapan peralatan Rumah Sakit, ketersedian Obat, dan ketersediaan tenaga kesehatan terlatih. Disamping tiga terlambat, faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu adalah 4 TERLALU,yaitu: • Terlalu muda untuk hamil • Teralu tua untuk hamil • Terlalu sering untuk hamil • Terlalu banyak untuk melahirkan Empat terlau terssebut, disamping mempunyai pengaruh terhadap angka kematian ibu, juga mempunyai dampak terhadap angka kematian bayi dan pertumbuhan kesehatan yang dilahirkan. Pendekatan Pengembangan Masyarakat Massalah Kesehatan Reproduksi di indonesia akan sulit ditembus secara tuntas, apabila kita hannya berbicara soal pelayanan saja, karena masalah sosial budaya masyarakat memepunyai pengaruh yang sangat besar. Dengan demekian dapat diutarakan dalam uraian diatas, Gerakan sayang Ibu kegiatannya lebih banyak menitikberatkan pada mobilisasi potensi masyarakat dengan model pendekatan pengembangan masyrakat (community delevoment approach) yang basisi operasional terletak pada pembentukan mminat bersama dan konsessus yang bulat. Yang dimaksud dengan konsesus atau mufakat adalah suatu keadaan dimana warga masyarakat telah setuju atau mufakat terhadap nilal-nilal atau upaya program yang akan dilaksanakan bersama. Mengubah Inovasi Gerakan Sayang Ibu yang kegiatannya ditunjang oleh tim pokja dan tim satgas GSI telah mampu mendorong masyarakat untuk berperan secra aktif dan mengembangkan pontesinya dengan melahirkan ide-ide kreatif dalam melaksanakan GSI di daerahnya, seperti: • Pengadan Dana Bersalin. Dana bersalin yang merupakan usaha swadaya masyarakat ini, ditujukan bagi Keluarga pra



sejahtera dan keluarga sejahtera 1, yang tidak mampu untukmempenyai persalinan pada temattempat persalinan kesehatan. • Donor Darah. Dalam memenuhi kebutuhan donor untuk bantu persalinan, dalam kegiatan GSI warga masyarakat telah mengembangkan berbagai cara, diantaranya seperti yang terdapat di malang jawa timur, masyrakat malang khususunya kecamatan singosari membentuk kelompok donor darah bagi ibu melahirkan,yang terdiri dari laki-laki dewasa. • Ambulan desa Seringkali masalah kebutuhan transportasi untuk membantu ibu hami yang akan melahirkan menjadi masalah yang sangat penting,maka dalam menanggulanginya permasalahan tersebut, warga masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Sayang Ibu telah melakukan terbosan dengan menyediakan Ambulan Desa. • Pondok sayang Ibu. Pondok sayang ibu pertama kali muncul atas ide PKK lampung. Untuk membantu ibu-ibu hamil yang akan melahirkan, tetapi tempat tinggal jauh tempat pelayanan. • Pendataan Ibu Hamil. Untukmendeteksi ibu hamil khususnya yang beresiko tinggi dan untuk mengetahui ibu hamil yang hendak melahirkan, warga masyarakat yang terbergabung dalam kegiatan GSI mengadakan pendataan ibu hamil dan sekaligus dicantumkan dalam peta. Bagi ibu hamil yang beresiko tinggi diberi tanda biru, untuk yang normal diberi tanda kuning. Ide ini dikembangkan dari sumatra selatan dan telah banyak dikembangkan didaerah lain. • Kemetriaan Bidan-Dukun Bayi • Kegiatan KIE Masyarakat melakukan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) GSI melalui pengajian, penyuluhan bagi calon pengantin,posyandu, khotbah jum’at, bahkan di sumtra utara telah mengembangkan secara mandiri pembuatan billboard GSI sampai di desa. Kegiatan KIE banyak mendapat dukungan dan bimbingan dari para petugas lapangan keluarga bverencana, petugas depag, dinas kesehatn dan sebagiannya.



Lebih Mengenal Gerakan Sayang Ibu Mei 31, 2012 · by petualangjalanan · in KB. ·



A.   PENGERTIAN Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan kualitas perempuan utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya integrative dan sinergis. GSI didukung pula oleh Aliansi Pita Putih (White Ribbon Alliance) yaitu suatu aliansi yang ditujukan untuk mengenang semua wanita yang meninggal karena kehamilan dan melahirkan. Pita putih merupakan symbol kepedulian terhadap keselamatan ibu yang menyatukan individu, organisasi dan masyarakat yang bekerjasama untuk mengupayakan kehamilan dan persalinan yang aman bagi setiap wanita. GSI diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk aktif terlibat dalam kegiatan seperti membuat tabulin, pemetaan bumil dn donor darah serta ambulan desa. Untuk mendukung GSI, dikembangkan juga program suami SIAGA dimana suami sudah menyiapkan biaya pemeriksaan dan persalinan, siap mengantar istri ke tempat pemeriksaan dan tempt persalinan serta siap menjaga dan menunggui saat istri melahirkan. Ø  3 (tiga) unsur pokok : Pertama        : Gerakan Sayang Ibu merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bersama dengan pemerintah. Kedua            :  Gerakan Sayang Ibu mempunyai tujuan untuk peningkatan dan perbaikan kualitas hidup perempuan sebagai sumber  daya manusia.



Ketiga            :  Gerakan Sayang Ibu bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas. B.   TUJUAN GERAKAN SAYANG IBU 1. Menurunkan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta menurunkan angka kematian bayi. 2. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai Penyakit menular Seksual (PMS). 3. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai perawatan kehamilan, proses melahirkan yang sehat, pemberian ASI Ekslusif dan perawatan bayi. 4. Memantapkan komitmen dan dukungn terhadap Gerakan Sayang Ibu. 5. Meningkatkan kepedulian dan dukungan sector terkait terhadap upaya-upaya penanggulangan penyebab kematian ibu dan bayi secara terpadu. 6. Memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mengembangkan dan membangun mekanisme rujukan sesuai dengan kondisi daerah. 7. Meningkatkan kepedulian dan peran serta institusi masyarakat dan swasta (LSM, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi) dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dalam pengumpulan data ibu hamil, bersalin dan nifas di tingkat kelurahan dan kecamatan. 8. Meningkatkan fungsi dan peran institusi kesehatan baik pemerintah maupun swasta dalam pelayanan kesehatan yang aman, ramah dan nyaman bagi ibui dan bayi. 9. Meningkatkan upaya masyarakat dalam mengubah budaya masyarakat yang merugikan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas serta bayi yang dilahirkan. 10. Meningkatkan upaya pengembangan dana perawatan ibu hamil, bersalin, nifas serta perawatan bayi di setiap wilayah kelurahan dibawah koordinasi camat. C.   SASARAN GERAKAN SAYANG IBU a)      Langsung        : Caten (Calon Penganten) Pasangan Usia Subur (PUS) Ibu hamil, bersalin dan nifas Ibu meneteki masa perawatan bayi Pria/Suami dan seluruh anggota keluarga b)      Tidak langsung      :  Sektor terkait Institusi kesehatan Institusi Masyarakat Tokoh masyarakat dan agama Kaum bapak/pria



Media massa D.   RUANG LINGKUP GERAKAN SAYANG IBU 1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi. 2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku suami istri dan masyarakat mengenai hak-hak Reproduksi dan Kesehatan Reproduksi. 3. Menghilagkan hambatan-hambatan yang mempengaruhi upaya peningkatan kualitas hidup perempuan. E.   STRATEGI GERAKAN SAYANG IBU Melalui pendekatan kemasyarakatan, dikembangkan dalam bentuk : 1.      Desentralisasi 2.      Kemandirian 3.      Keluarga 4.      Kemitraan F.    PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN GERAKAN SAYANG IBU Melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1.      Identifikasi masalah 2.      Penentuan masalah 3.      Penentuan tujuan 4.      Pengembangan alternatif pemecahan masalah 5.      Penentuan rencana operasional Terdiri dari          : Langkah kegiatan ( jadwal kegiatan)                           Tenaga pelaksana                           Dukungan dana dan saran                           Monitoring dan Pelaporan                           Evaluasi kegiatan G.  PELAKSANAAN KEGIATAN GERAKAN SAYANG IBU 1.      Unsur Opersional



a.       Kegiatan advokasi dan KIE b.      Pengembangan pesan advokasi dan KIE GSI c.       Pemberdayaan dalm keluarga, masyarakat dan tempat pelayanan kesehatan d.      Memadukan kegiatan GSI, pondok bersalin dan posyandu 2.      Unsur Pendukung a.       Orientasi dan penelitian b.      Pendataan, pemantauan, pemetaan bumil, bulin, bufas dan bayi c.       Pengembangan tata cara rujukan d.      Mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan e.       Peningkatan peran bidan Ø  Tugas Pokok Satgas Gerakan Sayang Ibu meliputi : 1. Menyusun rencana kerja dalam rangka menurunkan AKI dan AKB serta mengumpulkan dana untuk ambulance kecamatan dan tabulin. 2. Advokasi kepada TOMA, TOGA dan TOPOL dapat mendukung GSI wilayah tersebut. 3. Penyuluhan kepada keluarga serta bumil, bulin, bufas dan ibu yang mempunyai bayi di masyarakat. 4. Mengumpulkan data informasi bumil, bulin, bufas dan bayi yang dilakukan. 5. Memberikan tanda pada bumil beresiko tinggi untuk kemudian dipantau dan di informasikan ke bidan puskesmas. 6. Membantu merujuk. Ø  Memantau Keberhasilan Gerakan sayang Ibu (GSI)       Beberapa hal yang perlu dipantau untuk melihat keberhasilan pelaksanaan GSI antara lain : a)      Sektoral terkait berperan aktif dalam kegiatan operasional b)      Setiap persalinan ditolong oleh tenakes c)      Kecamatan dan kelurahan dapat melaksanakan kegiatan KIE dengan baik d)     Kecamatan dan kelurahan dapat melakukan rujukan dengan baik artinya : ·         Tersedianya kendaraan untuk membantu bumil melahirkan dan nifas yang membutuhkan ·         Tersedianya biaya untuk rujukan ·         Sarana pelayanan kedaruratan medik untuk setiap kasus emergensi kehamilan, persalinan dan nifas



H.   INDIKATOR KEBERHASILAN SEBELUM DAN SESUDAH GSI Semakin dan mantapnya peranan organisasi masyarakat dalam GSI, seperti : 1.      Meningkatkan dan mantapnya masyarakat menjadi kader KIE GSI 2.      Mendata ibu hamil dalam lingkungannya termasuk data mengenai : ·         Jumlah ibu hamil ·         Umur kehamilan, riwayat kehamilan, persalinan dan rencana persalinan ·         Mengenai kehamilan yang beresiko dan rencana tindak lanjutnya 3.      Menyampaikan data-data tersebut kepada Satgas GSI setempat 4.      Semakin tumbuhnya ide-ide baru dari masyarakat Semakin meningkat dan mantapnya pengetahuan dan pemahaman mengenai GSI, seperti : 1.      Mengenai kelainan kehamilan sedini mungkin dan segera membawanya ke fasilitas kesehatan. 2.      Mempersiapkan biaya persalinan dan perlengkapan bayi 3.      Memeriksakan ibu hamil di sarana kesehatan atau bidan terdekat minimal 4 kali 4.      Mempersiapkan segala kemungkinan yang dapat timbul selama kehamilan dan persalinan (mempersiapkan donor darah, kendaraan, dsb) 5.      Melaksanakan keadilan dan kesetaraan gender dalam rumah tangga 6.      Memberi keluarga untuk mendapatkan pendidikan Setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga : 1.      Menghindarkan perkawinan remaja putri sebelum usia 20 tahun 2.      Suami-istri merencanakan jumlah anak, waktu mengandung dengan mempertimbangkan kesehatan istri serta memberi peluang istri untuk meningkatkan potensinya dalam berbagai bidang kehidupan 3.      Semua kehamilan merupakan kehamilan yang diinginkan 4.      Memperhatikan makanan ibu hamil dan menghindarkan ibu hamil bekerja keras Ibu hamil semakin mengenali masalah kehamilan seperti : 1.      Menyiapkan biaya persalinan dan perawatan bayi 2.      Melaksanakan berbagai kegiatan demi kesehatan kehamilan dan kelahirannya



3.      Memberikan perawatan kepada bayi yang dilahirkan Hambatan Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah baik dengan GSI ataupun Safe Motherhood telah memungkinkan ditambahnya sarana dan prasarana untuk mengajak ibu hamil dan melahirkan makin dekat pada pelayanan medis yang bermutu. Akan tetapi GSI juga menemui hambatan dalam pelaksanaannya, antara lain : 1.      Secara Struktural Berbagai program tersebut masih sangat birokratis sehingga orientasi yang terbentuk semata-mata dilaksanakan karena ia adalah program wajib yang harus dilaksanakan berdasarkan SK (Surat Keputusan). 2.      Secara Kultural Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa kehamilan dan persalinan hanyalah persoalan wanita.



sumber: http://materi-paksyaf.blogspot.com