Green Infrastructure [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN KOTA C PENGERTIAN PRINSIP-PRISIP GREEN INFRASTRUCTURE



DISUSUN OLEH: Kelompok 5:



Muhammad Aditya Pratama Putra



115060607111005



Novita Dian Zahdella



115060600111010



Oktavia Mar’atus S.



115060601111008



Surya Tri Esthi Wira Hutama



115060607111001



Zenia Fenfanda Saraswati



115060607111017



Albert Gento Wanggai



115060606111002



GREEN INFRASTRUCTURE Definisi green infrastructure



Green Infrastructure didefinisikan sebagai jaringan kawasan alami dan kawasan terbuka hijau yang terhubung satu dengan yang lain yang memelihara kesehatan dan nilai-nilai ekosistem. Green Infrastructure merupakan terminologi yang digunakan untuk merubah cara pandang bahwa ruang terbuka hijau adalah komponen yang penting bagi pengembangan kota atau wilayah, sebagaimana green waste (pengolahan limbah dan sampah), green transportation (pengembangan sistem transportasi berkelanjutan), green water ( peningkatan kualitas air), green energy (pemanfaatan sumber energi), dan green building (penerapan bangunan hijau) merupakan atribut dari green infrastructure. Unsur-unsur jaringan green infrastructure perlu dilindungi dalam jangka panjang. Hal ini membutuhkan perencanaan jangka panjang dan manajemen, serta komitmen berkelanjutan. Wujud green infrastructure



Pada dasarnya infrastuktur hijau terdiri dari area (hub) dan jalur (link). Contoh infrastruktur hijau berupa area adalah taman kota (baik pasif maupun aktif), stadion, lapangan, sepak bola, hutan kota, dll. Untuk jenis link contohnya adalah jalur hijau sepanjang jalan protokol, sepanjang sempadan sungai, dll. Dengan terintegrasinya area dan jalur hijau diharapkan tercipta suatu kawasan perkotaan yang memiliki "sabuk hijau: yang menyeimbangkan RTH dengan ruang produktif terbangun.



Green infrastructure memiliki 3 wujudtan yaitu inti, koridor, dan spot.



a. Inti Dalam kebijakan ruang bias berupa taman nasional, cagar alam, dan termasuk kawasan budidaya kehutan dan pertanian. b. Koridor Menghubungi kawasan yang memiliki ketinggian yang sama seperti hutan lindung, dan dapat menghubungi dari ketinggian dan daerah rendah c. Spot Merupakan bagian dari desa, permukiman, dan kota Prinsip-prinsip green infrastructure



Green infrastructure memiliki 6 prinsip: (Benedict and T. McMahon 2002). 1. Sebagai framework untuk pelestarian & perkembangan daerah 2. Mendesain & merencakan sebelum mengembangkan 3. Linkage is a key 4. Berfungsi untuk berbagai kepentingan & skala 5. Didasarkan pada ilmu, teori, praktek perencanaan yg tepat 6. Merupakan investasi publik yg kritis



Green Infrastructure Sebagai Framework untuk Pelestarian dan Perkembangan Daerah Prinsip Ke 1



Sebagian besar program dari konservasi lahan bangsa selama abada terakhir telah berfokus terhadapa perlindungan taman atau daerah terpencil yang memiliki sumber daya alam atau budaya yang penting. Dalam kebijakan ruang green infrastructure dapat memberikan arahan dimana kawasan-kawasan yang akan dikembangkan dan akan dipertahankan sebagai cadangan SDA dan sekaligus sebagai kawasan lindung. Membuat green infrastructure sebagai kerangka untuk konservasi masyarakat dapat merencanakan dan melindungi system ruang hijau yang saling berhubungan. Perencanaan green infrastructure dapat mengidentifikasi peluang untuk mengembalikan hubungan ekologi yang diperlukan untuk kelangsungan kawasan lindung. Memiliki green infrastructure juga membantu perencanaan dalam meminimalkan dampak buruk akibat pertumbuhan yang cepat. Melindungi green infrastructure memastikan bahwa ruang terbuka hijau sebagai asset penting masyarakat terhadapa tekanan pembangunan. Studi Kasus Banyak di negara-negara maju seperti Singapura, Tokyo, Sydney, dan kota-kota dunia lainnya, pemerintahnya begitu memperhatikan akan pentingnya ruang terbuka hijau. Singapura sebagai tetangga terdekat kita, dengan luasnya yang sangat kecil untuk ukuran sebuah negara, mampu menciptakan Bukit Timah yang merupakan hutan kota. Bukit Timah tercatat sebagai satu dari dua hutan tropis di dalam kota di dunia (tropical forest boundaries inner city) selain di Rio de Jenairo. Contoh menakjubkan lainnya adalah taman kota terbesar di dunia yang dimiliki New York, Central Park yang luasnya sekitar 3,41 km2. Bukit Timah, Singapura. Hutan di tengah kota .



Central Park, New York



Indonesia, diwakili oleh Jakarta, juga memiliki RTH yang cukup banyak. Namun, secara standar jumlahnya masih jauh dari yang diharapkan yaitu 30% dari luas wilayah kota. Tempattempat RTH terbaik yang dimiliki Jakarta antara lain Taman Monas, Taman Menteng, dan Senayan.



Taman Monas, Jakarta, merupakan taman dengan fasilitas terbaik di Jakarta.



jadi ayo kita lestarikan infrastruktur hijau kota kita untuk menjadikan kota kita hijau, asri, bersih, dan sehat.



Green Infrastructure Mendesain dan Merencanaan Sebelum Mengembangkan Prinsip Ke 2



Mendesain dan melestarian kawasan hijau sangatlah penting dalam tahapan pembangunan kota yang berkelanjutan. Dengan mengambil langkah turut mendesain dan merencanaan kawasan hijau sebelum dilakukan tahapan pembangunan dapat melindungi ketersediaan zona hijau dalam jumlah cukup sebagai ruang publik yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melepas penat dan mengurangi tingkat kebisingan perkotaan yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, penambahan infrastruktur dan kemajuan teknologi yang makin tinggi. Merencanakan ketersediaan Green Infrastructure sebelum melakukan pembangunan kota akan menghasilkan dampak yang sangat signifikan bagi lingkungan perkotaan itu sendiri, karena dengan ketersediaan Green Infrastructure yang merupakan sistem penyokong alami berupa hutan, habitat satwa liar, ruang terbuka, jalur hijau, taman dll dapat menciptakan perencanaan yang sustainable dalam jangka panjang dan menghasilkan bentuk struktur ruang kota yang lebih baik dan jauh sangat berbeda dibandingkan dengan kota yang struktur ruangnya hanya berfokus pada perencanaan infrastruktur saja. Mendesain dan merencanakan Green Infrastrudture sebelum melakukan pembangunan infrastruktur kota atau bangunan gedung akan dampaknya akan jauh lebih baik dibandingkan baru merencanakan ketersediaan Green Infrastructure ketika kota sudah berkembang sangat pesat dengan banyak infrastruktur, karena dengan sudah adanya ketersediaan Green Infrastructure sejak awal akan memastikan ketersediaan ruang terbuka, taman dan jalur hijau sebagai sarana berkumpulnya masyarakat,tempat masyarakat melepas penat, pelindung kota dari bahaya terjadinya bencana akibat perkembangan kota yang merusak alam dan sebagai sarana pendukung keseimbangan ekosistem alami sebagai bagian dari kota yang seiring dengan makin pesatnya perkembangan kota sehingga makin dipadati penduduk dan infrastructur fisik pendukung dan bangunan. Green Infrastructure sangat penting kedudukannya di dalam struktur perkotaan, sehingga harus direncanakan sebelum tahapan perencanaan infrastruktur dan bangunan fisik dari kota



tersebut. Namun tentu ada beberapa kota yang sebelumnya tidak merencanakan Green Infrastructure pada tahapan awal perencanaannya dan baru mendesain perencanaan Green Infrastructurenya setelah pembangunan fisiknya berjalan. Hal ini harus dilakukan, karena meskipun akan melakukan restorasi atau pengadaan kembali Green Infrastructure yang telah berubah menjadi bangunan lain atau lahan terbangun harganya akan jauh lebih mahal dibandingkan perencanaan Green Infrastructure sejak awal, namun keberadaan Green Infrastructure merupakan sarana pendukung utama dalam sebuah tahapan perencanaan jangka panjang yang membutuhkan manajemen terarah dan komitmen secara berkelanjutan untuk menciptakan dampak yang baik bagi manusia yang tinggal dan lingkungan alam sebagai tempat tinggal. Contoh Studi Kasus: Kansas, sebuah kota di Negara bagian Missouri, Amerika Serikat yang memiliki jumlah penduduk 444.964 jiwa dengan luas wilayah 823,7 km2. Kansas melakukan perencanaan Green Infrastructure seiring dengan tahapan perencanaan Infrastruktur yang sedang berjalan bernama Proyek Metro Green City; sebuah sistem ruang terbuka publik dan swasta, serta jalur hijau sebesar 1.144 mil yang menghubungkan tujuh bagian kota. Proyek Metro Green City bertujuan untuk



memperpanjang



dan



memperbesar



koridor-koridor



hijau



kota



dan



akan



mengidentifikasikan 85 koridor terpisah untuk membentuk satu jaringan regional jalur hijau yang menghubungkan aset-aset alami kota yang berharga. Pada akhir tahun 2008, proyek Metro Green City ini telah berhasil menciptakan 252 mil jalur hijau yang merupakan aksi perencanaan sistem transportasi yang berbasis lingkungan dan melindungi sekitar 91,000 hektar ruang terbuka hijau sehingga menciptakan lingkungan perkotaan yang seimbang antara Infrastruktur fisik dan ruang terbuka publik berdampak terciptanya efek psikologi yang sehat bagi penduduk yang tinggal dan pembangunan berkelanjutan baik dari segi masyarakat, ekonomi dan lingkungan kota Kansas.



Green Infrastructure Lingkage is Key



Prinsip ke 3



Penciptaan ruang hijau adalah tujuan dari semua infrastruktur hijau yang saling menyambung dan membentuk jaringan sehingga terbentuk keseluruhan ekologi. Fungsi ruang hijau dalam penataan kota dan kehidupan manusia memiliki fungsi dalam ikut menjaga kesehatan dan keanekaragaman hayati. Dalam menunjang terbentuknya green infrastruktur perlu ada nya hubungan antara lembaga, masayarakat serta peran pemerintah yang didukung dengan peran swasta. Infrasturktur hijau yang didefinisikan sebagai jaringan kawasan – kawasan alami dan kawasan terbuka hijau yang terhubung satu dengan lainnya yang memelihara kesehatan dan nilai – nilai ekosistem,memberikan udara bersih, menjaga sistem tata air dan memberikan manfaat yang luas kepada manusia dan makhluk lainnya (Barano siswa) . Beberapa hubungan antara infrastruktur yang mengupayakan untuk seluruh negara bagian , regional maupun lokal,serta mengintegrasikan infrastruktur hijau dengan program – program yang fokus pada pertumbuhan dan perkembangan. Perlu ada kemitraan dan suatu proses agar semua unsur ikut berperan dalam melindungi ruang terbuka hijau Studi Kasus Kota Kendari memiliki lahan terbuka yang makin lahan makin menyempit dan lahan yang makin direbutkan namun kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya lahan menjadi suatu permasalahan yang krusial. Seluruh luas 42% telah dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat, sehingga perkembangan dan kepadatan kota Kendari tidak terlalu padat bila dibandingkan dengan kota – kota lainnya. Berdasarkan Direktur perkumpulan yayasan cinta alami “ semua orang paham perkembangan penduduk di sulawesi tenggara sangat besar sehingga konversi lahan juga besar “. Angka tekanan penduduk terhadap jumlah lahan sangat rendah, namun jumlah ruang terbuka hijau kebanyakan adalah hutan sedangkan jalur hijau banyak digunakan untuk permukiman. Kawasan hutan nipa – nipa dan nanga – nanga dialih fungsikan menjadi kawasan industri dan jadi permukiman. “ Banyak jalur hijau kita dan sempadan sungai wanggu juga sudah tidak diikuti karena semua akan menurunkan kualitas lingkungan kita “ kata



direktur yayasan cinta alami. Persoalan yang ditangkap adalah pemahaman tentang konsep pembangunan kota.



Analisa: Berdasarkan prinsip ke 3 yang berisi tentang jaringan adalah kunci kota Kendari memiliki lembaga yang ikut mengurus lingkungan yaitu yayasan cinta alami. Pemahaman tentang konsep pembangunan yang banyak tidak dipahami baik dari pemerintah dan masyarakat dapat dimanfaatkan oleh para investor yang mencoba mencari celah dalam membangun. Contohnya kawasan hutan yang digunakan untuk industri adalah pemanfaatan dan pemahaman yang kurang sehingga bisa ada industri di kawasan hutan lindung. Beberapa sempadan sungai yang digunakan untuk permukiman adalah bentuk kurangnya penyuluhan akan kepentingan lingkungan dan kurang adanya lembaga dan tangan pemerintah yang turun langsung ke masyarakat.



Green Infrastructure Berfungsi untuk Berbagai Kepentingan dan Skala Prinsip ke 4



Prinsip penggunanaan infrastruktur berwawasan lingkungan adalah membangun dan menggunakan infrastrruktur yang ramah lingkungan demi mengurangi dampak negative dari global warming. Pada saat ini infrastruktur hijau dan konteks pembangunan berkelanjutan merupakan hal dan isu yang populer yang menjadi tema utama dalam pembangunan. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, pengembangan infrastruktur tidak hanya terbatas pada pengembangan infrastuktur abu-abu saja (Gray Infrastructure) seperti jalan, jembatan dan sebagainya tapi juga didukung olehpembangunan infrastruktur hijau juga seperti taman, koridor-koridor hijau pada sungai dan lain-lain .Sehingga pembangunan infrastruktur yang ada tidak memberikan dampak negatif kepada lingkungan maupun masyarakat yang ada di sekitarnya. Maka dari itu di lingkungan perkotaan perlu dikembangkan ruang-ruang terbuka hijau (RTH) yang lebih intensif yang berfungsi ganda baik secara ekologis, arsitektural, sosial maupun ekonomi. . Infrastruktur hijau harus diintegrasikan dengan rencana pembangunan infrastruktur kota, seperti pembangunan jalan, drainase, dan prasarana lain, termasuk keterkaitan dengan infrastruktur antarkota pada skala wilayah, metropolitan, ataupun megalopolitan. Salah satu prinsip green infrastructure adalah berfungsi untuk berbagai kepentingan dan skala. Transportasi bangsa kita, listrik, komunikasi dan lainnya sistem infrastruktur abu-abu yang dirancang untuk menghubungkan seluruh wilayah hukum dan memasukkan beberapa fasilitas yang berfungsi pada skala yang berbeda. Demikian juga, kita perlu merancang sistem Green Infrastructure strategis untuk menghubungkan seluruh kota, pinggiran kota, lanskap pedesaan dan padang gurun dan menggabungkan elemen ruang hijau dan fungsi di negara, daerah, masyarakat dan skala parsel Sedangkan yang dimaksud green infrastructure berfungsi untuk berbagai skala dalam hal ini, bahwa strategi green infrastructure dapat digunakan untuk inisiatif dari berbagai ukuran atau skala, termasuk: 1. Skala proyek, yang melibatkan individu paket dan dalam real estate tunggal perkembangan (misalnya, Bidang St Croix di St Elmo, Minnesota atau Prairie Crossing di Grays Lake, Illinois); 2. Skala masyarakat, pendukung local sumber daya konservasi dan restorasi upaya dan termasuk taman, rekreasi dan lain ruang terbuka proyek (misalnya, yang Northern Illinois Regional Greenway Rencana, yang melibatkan enam kabupaten di dan sekitar Chicago metropolitan wilayah);



3. Skala lansekap, meliputi seluruh negara bagian dan nasional konservasi dan ruang terbuka sumber daya (misalnya, Florida Seluruh negara bagian Greenway Sistem bagi habitat satwa liar, kualitas air, dan rekreasi). Infrastruktur hijau sukses ketika berfungsi di berbagai skala di tandem. Misalnya, Toronto "Penghijauan Portlands "proyek di Ontario, Kanada berfokus pada taman utama, taman kecil, koridor yang lebar, sempit koridor, dan pengembangan paket lanskap. Bekerja dengan semua tingkat pemerintah dan pemilik tanah pribadi di berbagai skala untuk merencanakan dan melaksanakan hijau infrastruktur. Negara bagian dan pemerintah lokal tidak akan pernah mendanai dan membangun sistem jalan raya tanpa multi-tahun rencana transportasi dan Rencana terkait komunikasi publik yang menjabarkan semua langkah pelaksanaan secara logis dan teratur fashion. Negara bagian dan dinas perhubungan bahkan menyediakan sukarelawan untuk "mengadopsi" jalan raya. Dana tersebut, perlindungan dan pengelolaan hijau kami sistem infrastruktur layak tingkat yang sama pandangan ke depan dan komitmen atas nama masyarakat. Penting untuk dicatat bahwa system infrastruktur hijau tidak memerlukan atau bahkan menyiratkan kepemilikan dari semua tanah publik. Jelas milik tanhah pribadi , peternakan khususnya bekerja dan hutan, dapat memainkan peran penting dalam setiap sistem ruang hijau.



Studi Kasus Marina Barrage di Singapura Marina Barrage adalah bendungan yang mempunyai empat tujuan utama yaitu sebagai tempat penampungan air, pengendali banjir, pengolahan air bersih dan tujuan wisata. Proyek bendungan senilai 226 juta dolar atau lebih dari Rp 1,5 triliun yang dibangun di muara. Marina Channel itu berfungsi untuk membantu menahan pasang air laut serta mengatasi persoalan banjir di beberapa daerah yang letaknya lebih rendah seperti di Chinatown, Boat Quay, Jalan Besar, dan Geylang.



Damnya terdiri atas sembilan gerbang air dari baja masing-masing 30 meter, yang dibangun memanjang sekitar 350 meter dan gerbang baja setinggi 5 meter. Keberadaan dam itu juga dilengkapi dengan teknologi solar cell untuk menangkap sinar matahari yang diubah menjadi tenaga listrik. Jadi tak sulit untuk mendapat pasokan listrik untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk menjangkau lokasi dam yang berada di 260 Marina Way, ada layanan shuttle bus gratis dari Marina Bay MRT Station ke Marina Barrage yang ada setiap 15-30 menit. Dengan menjaga keluar air laut, bendungan bentuk reservoir 15 Singapura dan reservoir pertama di kota. Marina Reservoir, bersama dengan Punggol masa depan dan waduk Serangoon, akan meningkatkan air Singapura daerah resapan dari setengah sampai dua pertiga dari total luas lahan Singapura. Air asin yang ditampung dalam bendungan secara perlahan akan tergantikan oleh air hujan. Jika air di bendungan mencapai ambang batas maka air dibuang ke laut dengan membuka pintu dam. Namun bila laut pasang, kelebihan air dibuang dengan pompa air. Tujuh pompa drainase raksasa berporos vertical masing-masing berkapasitas 40 m3/detik, menyalurkan limpahan air ke laut ketika terjadi pasang dengan ombak tinggi. Pada tahun 60-an saat Singapura masih menjadi bagian dari Malaysia banjir selalu menghantui kota. Sejumlah kawasan rendah seperti Chinatown, Boat Quay, Jalan Besar, dan Geylang selalu dilanda banjir. Tidak hanya banjir akibat pasang, Singapura juga mengalami krisis air bersih karena didalam tanah Singapura mengandung air lumpur sehingga tidak bisa diminum. Pemkot ingin belajar dari bendungan Marina ini ketika air laut pasang tidak membuat banjir seperti di kawasan Perak,Kenjeran atau tempat lainnya yang berdekatan dengan selat Madura. Kini air bersih dari dam Marina Barrage bisa menjadi air minum warga kota dengan tingkat kebersihan yang tinggi. Damnya terdiri atas sembilan gerbang air dari baja masing-masing 30 meter, yang dibangun memanjang sekitar 350 meter. Gerbang baja setinggi 5 meter itu dapat diturunkan saat kemarau sehingga air dari waduk bisa dilepas ke laut, serta berfungsi ebagai penahan saat ombak tinggi. Di Marina Barrage selain sebagai tempat penahan gelombang dan banjir sekaligus menjadi tempat wisata, di bagian atas gedung ada hamparan karpet hijau yang dapat digunkan untuk foto bersama.



Umumnya setiap akhir pekan tempat itu akan dipenuhi pengunjung yang bermain di hamparan karpet hijau dilatarbelakangi bianglala raksasa Singapore Flyer. Tak hanya itu, Marina Barrage juga memiliki Sustainable Singapore Gallery yang mengangkat tema lingkungan hidup dengan simbol-simbol menarik untuk edukasi mulai dari pohon organik rekaan, koran-koran bekas, botol plastik daur ulang sebagai tanda supaya kita selalu menjaga lingkungan. Sebuah miniatur bendungan memberikan pemahaman lebih jauh bagaimana cara kerja dam tersebut. Ditata dengan teknologi tinggi, galeri ini jadi mirip seperti kafe atau pub dengan lampu warnawarni lengkap bernuansa hijau, merah, dan biru.



Green Infrastructure Berfungsi untuk Berbagai Kepentingan dan Skala Prinsip Ke 5



Tidak ada ilmu perencanaan dapat mengklaim evolusi green infrastructure. Terori dan praktek dari berbagai profesi perencanaan ilmiah dan tanah berkontribusi terhadap system green infrastructure. Pada abad kedua puluh eksperimen dengan pendekatan yang berbeda untuk melindungi sumber daya alam dan lingkungan. Para insiyur dan perencana pengguna lahan telah menyadari bahwa sistem alam sudah berubah secara efesien. Penggunaan strategis dari desain lingkungan yang menemukan bahwa jaringan daerah alami terkait dan habitat yang dikelolah untuk tujuan keanekaragaman hayati juga dapat lindungi mengembangkan daerah perkotaan dan pedesaan dari bencana alam, dapat meningkatkan kesehatan umum dari masyarakat manusia, dan dapat memberikan kesempatan rekreasi dan fasilitas umum. Pendekatan green infrastructure memperkerjakan teori dan praktek dari keragaman disiplin ilmu termasuk biologi konservasi dan ekologi lanskep, perencanaan kota dan regional, analisis geografis dan sistem informasi. Inisiatif green infrastructure harus terlibat dan menggabungkan keahlian professional dari semua displin ilmu yang relevan.



Green Infrastructure Merupakan Investasi Publik yang Kritis Prinsip Ke 6



Fungsi nilai-nilai dari manfaat dari green infrastructure harus tersedia untuk semua orang. Menciptakan hubungan system ruang komunitas hijau dengan menyediakan lahan untuk perlindungan sumber daya dan pemulihan rekreasi. Penempatan yang strategis untuk green infrastructure akan mengurangi gray infrastructure, yang akan membebaaskan dana public untuk kebutuhan masyrakat. green infrastructure juga mengurangi kerentangan masyarakat terhadap terjadinya resiko banjir, kebakaran, dan bencana alam. Menyadari manfaat green infrastructure merupakan langka awal yang penting dalam penggunaan yang tepat untuk dana public. Perencanaan ruang sebagai dokumen publik yang merencanakan pembangunan gray infrastructure yang meliputi transportasi, air, listrik, telekomunikasi dan system masyarakat lainnya yang memiliki dukungan dari publik berupa item anggaran dasar, sama seperti green infrastructure yang perencanaannya harus mendapatkan pendanaan yang proposrsional. Negara dan pemerintah menggunakan pajak khusus dan mekanisme pendanaan publik untuk membayar, akuisi perencanaan, pemeliharaan kontruksi, dan perbaikan system. Green infrastructure harus dimasukan dalam anggaran tahunan untuk pembangunan gray infrastructure. Sementara pendanaan untuk green infrastructure belum pada tingkat pendanaan yang sama dengan gray infrastructure. Negara dan masyarakat telah mulai menggunakan mekanisme konvesional untuk membiayai proyek-proyek green infrastructure. Standar akuntansi baru, merupakn salah satu metode untuk megabungkan green infrastructure ke dalam anggaran Negara atau kota. Green infrastructure menyediakan keragaman fungsi bagi publik serta swasta dan nilainilai yang baik untuk kebutuhan alam atau bermanfaata bagi lingkungan. green infrastructure memeberikan nilai-nilai ekologis serta ekonomi untuk masyarakan dan lingkungan. Nilai-nilai dan maanfaat dari green infrastructure yang diperoleh masyarakan serta alam meliputi berbagai fungsi yaitu ekologis,ekonomi, dan social. Inisiatif green infrastructure menggambarkan dan mendefinisikan nilai-nilai dan fungsi dari jaringan interkoneksi ruang terbuka dalam konteks yang memungkinkan warga untuk memahami, manfaat ekologi manusia, dan ekonomi.



Studi Kasus



Hutan Indonesia pada tahun 1990 seluas 1.185 juta km2 berkurang menjadi 944,32 juta km2 tahun 2010 (World Bank 2011). Indonesia secara keseluruhan telah kehilangan lebih 20 juta Ha tutupan hutannya antara tahun 1985 dan 1997 atau sekitar 17 persen dari kawasan hutan yang ada pada tahun 1985 (Kem-Hut 2010). Namun, kenyataannya penggunaan hutan untuk memproduksi hasil hutan sering melewati batas sehingga terjadi deforestasi. Dalam upaya menelusuri berbagai faktor yang terkait dan berpengaruh dalam pengelolaan sumberdaya alam setempat, maka patut dicermati faktor-faktor ekonomi-politik-hukum yang mempengaruhi terciptanya situasi-situasi pengambilan keputusan tertentu. Perlu pula disimak minat-minat dan kepentingan ekonomi berbagai pihak, termasuk penduduk setempat itu sendiri yang belum tentu sejalan dengan ‘harapan’ untuk ‘melestarikan’ kondisi relung mereka, atau dengan ‘harapan pihak pendamping’ dan stakeholder yang lain (Mawardi dan Sudaryono 2006). Konversi penggunaan kayu ke bambu laminasi sebagai kayu konstruksi, diharapkan dapat mendukung keberlangsungan ekosistem hutan. Hasil penelitian yang dibahas pada tulisan ini menitikberatkan pada distribusi, dan rasio kesetujuan dan ketidaksetujuan masyarakat terhadap bambu sebagai bahan pengganti kayu konstruksi.



Daftar Pustaka



http://enfriendronment.blogspot.com http://virgidede.blogspot.com Infrastruktur Hijau Sebagai Konsep Dasar Dalam Pengembangan Kawasan Terbuka Hijau oleh Barano Siswa S/ WWF ID- Anggota SUD-FI. Terrain.org A Journol of Built and Natural Environment http://www.terrain.org/unsprawl/26/ KEBERTERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI BAMBU LAMINASI SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KAYU KONSTRUKSI oleh Ratih Putri Buletin Tataruang oleh Imam S. Ernawaati edisi pertama tahun 2011