Gzii Olahraga Traveling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pemberian makanan kepada atlet harus diatur sedemikian rupa, sehingga saat pertandingan dimulai proses pencernaan makanan sudah selesai. Hal ini penting karena pada saat pertandingan, aliran darah terkonsentrasi menuju otot untuk menyalurkan zat gizi dan oksigen yang dibutuhkan pada saat otot berkontraksi. Atlet sebaiknya mengkonsumsi makanan kira-kira 3-4 jam sebelum bertanding. Tenggang waktu ini tidak boleh sampai menimbulkan penurunan kadar gula darah atau menimbulkan rasa lapar sewaktu pertandingan. Selain itu, waktu makan yang terakhir ini juga harus disesuaikan dengan kebiasaan makan atlet. Makanan tidak boleh merangsang atau menyebabkan masalah yang tidak baik pada saluran pencernaan. Makanan harus lebih banyak mengandung karbohidrat, rendah lemak dan protein, cukup vitamin dan mineral, serta cukup air. Kurang lebih satu jam menjelang pertandingan, atlet harus menghindari minuman yang banyak mengandung gula [manis sekali]. Pemberian satu gelas (200 cc) air putih yang ditambah satu sendok teh (5 gr) gula diperbolehkan oleh karena konsentrasi minuman tersebut tidak melebihi 2,5%. Pada kompetisi lokal umumnya masalah yang ditemui lebih sedikit, karena atlet dapat membawa sendiri makanan dari daerah asalnya, atau dapat memperoleh makanan dengan mudah. Namun lebih baik jika atlet membawa makanan dalam rangka mencegah keterlambatan atau penyediaan makan yang kurang, yang dapat mengganggu kebiasaan makan sehari-hari. Makanan jadi dalam kemasan seperti roti, mie, biskuit, buah segar, manisan buah, jus dll, dapat dibawa dalam perjalanan. Merencanakan makanan yang dapat diperoleh di restauran atau hotel sebelumnya dapat juga bermanfaat, terutama untuk atlet dalam jumlah besar. Bahaya utama yang sering ditemui atlet dalam perjalanan ke luar negeri adalah kemungkinan terserang gastroenteritis atau diare (10-30 % atlet).



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan jet lag dan jet stress? 2. Apa tujuan pengaturan makanan selama traveling pada atlet? 3. Bagaimana cara memilih makanan yang tepat selama perjalanan? 4. Bagaimana perencanaan menu selama traveling seperti dimana makan, kapan makan dan apa yang dimakan? 1.3 Tujuan 1. Untuk memahami pengertian jet lag dan jet stress 2. Untuk mengetahui tujuan pengaturan makanan selama traveling pada atlet 3. Untuk mengetahui cara memilih makanan yang tepat selama perjalanan 4. Untuk mengetahui perencanaan menu selama traveling



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Jet Lag dan Jet Stress A. Jet Lag Jet lag adalah perubahan waktu tidur sementara atau merasa lelah dan kebingungan setelah perjalanan panjang dengan melintasi beberapa zona waktu menggunakan pesawat terbang. Gejala yang umumnya terjadi akibat jet lag adalah gangguan pada pola tidur, rasa selalu mengantuk, dan kelelahan. Jet lag adalah dampak dari perjalanan jarak jauh dengan pesawat hingga melintasi beberapa zona waktu, dalam waktu yang relatif singkat. Akibatnya, kebiasaan fisik tubuh menjadi terganggu. Berikut ini adalah beberapa hal yang berkaitan dengan terjadinya jet lag: 1. Jam internal. Jam internal atau ritme sirkadian adalah jam biologis yang mengatur siklus tubuh selama 24 jam. Jika jam internal terganggu, tubuh dapat mengalami jet lag. Jam biologis sendiri tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari kelompok-kelompok sel yang saling berinteraksi. Seluruh kelompok sel ini dikendalikan oleh jam utama di dalam otak yang bertugas menyelaraskan seluruh jam internal tubuh. Secara berkelanjutan, tubuh memiliki respons tersendiri terhadap cahaya dan kegelapan, yaitu kondisi yang juga menentukan waktu bangun dan tidur. Rutinitas ini akan terganggu ketika seseorang melakukan perjalanan jauh menuju zona waktu yang berbeda. Hanya dalam penerbangan selama beberapa jam, tubuh sudah bisa berada di zona waktu yang berbeda. Perjalanan yang cukup cepat ini membuat tubuh harus menyelaraskan dan menyusun ulang ritme sirkadian. Beberapa penyesuaian yang harus dilakukan tubuh antara lain: a. Perbedaan kemunculan cahaya. b. Perbedaan datangnya gelap atau malam. c. Perbedaan waktu makan. d. Perbedaan suhu udara.



3



2. Arah perjalanan. Arah perjalanan seseorang juga akan menentukan tingkat keparahan jet lag yang dialami. Saat bepergian ke arah barat, gejala jet lag yang dialami biasanya akan lebih ringan. Hal ini disebabkan tubuh lebih mudah menyesuaikan diri dengan hari yang lebih panjang. Dengan kata lain, waktu yang dijalani akan bertambah saat bepergian ke barat dan begitu pula sebaliknya. Lebih mudah untuk menunda waktu tidur beberapa jam daripada memaksakan untuk tidur lebih cepat. Faktor-faktor risiko. Sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami jet lag atau memperparah kondisi jet lag di antaranya adalah: a. Jumlah zona waktu yang dilintasi cukup banyak. b. Usia yang sudah senja. c. Kurang cairan atau d. Mengonsumsi minuman keras dan kopi selama penerbangan. e. Kurang tidur. f. Stres. B. Jet Stress



2.2 Tujuan Pengaturan Makanan selama Traveling Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung jumlah kalori dengan proporsi sebagai berikut: 60 – 70% karbohidrat; 10 – 15% protein; 20 – 25% lemak, serta; cukup vitamin, mineral dan air. Dalam pembinaan prestasi dikenal periodisasi penyelengggaraan latihan sebagai berikut: 1. Periode Persiapan Pertandingan Atlet dikondisikan pada pola makan yang baik. Waktu makan utama dan makan selingan dibuat jadwal yang sesuai dengan jadwal latihan agar tidak mengganggu latihan. Jadwal waktu makan yang sudah disepakati harus ditaati oleh semua pihak yang terlibat. Pola makan 5-6 kali sehari dengan 3 kali waktu makan utama disertai selingan bisa digunakan oleh atlet selama di pelatnas.



4



2. Periode Pertandingan Pada umumnya aktifitas atlet pada saat pertandingan dapat dikelompokkan sebagai berikut: a.



Jadwal pertandingan : atlet mengikuti pertandingan dengan jadwal pertandingan selesai satu hari, misalnya angkat berat, atau jadwal pertandingan selesai beberapa hari dengan jarak waktu yang berbeda-beda, misalnya panahan, bulutangkis dan lain-lain. Keikutsertaan atlet dalam pertandingan : atlet mengikuti pertandingan satu nomor



pertandingan,



misalnya



binaraga



atau



beberapa



nomor



pertandingan, misalnya atletik, renang dan lain-lain. b.



Waktu pertandingan : atlet mengikuti Pertandingan dengan waktu pertandingan mulai dari 3 menit, misalnya angkat besi, sampai dengan waktu pertandingan 2 hari, misalnya balap sepeda.



c. Lama pertandingan : lamanya waktu pertandingan mulai dari pagi hari sampai dengan siang hari, misalnya marathon atau pertandingan yang membutuhkan waktu relatif lama, misalnya sepak bola.



Makanan pada situasi khusus pada atlet diklasifikasikan sebagai berikut yaitu : saat latihan intensif, dalam perjalanan (traveling) dan pada saat atlet menjalani puasa. Tujuan pengaturan makanan yaitu : 1. Memperbaiki atau memelihara kesehatan dan status gizi pada atlet pada saat traveling dan dalam menghadapi situasi khusu selama periode latihan dengan tata cara sesuai periodisasi 2. Menyediakan makanan yang memenuhi gizi seimbang sesuai situasi yang dihadapi, memenuhi cita rasa. 3. Membiasakan atlet mengonsumsi makanan dengan benar sesuai situasi yang dihadapi serta memelihara kesehatan di masa datang Anjuran yang diberikan pada atlet saat traveling yaitu : 1. Kebutuhan zat gizi terpenuhi sesuai situasi 2. Ada pengaturan pemilihan jenis makanan yang dianjurkan / dilarang 3. Memenuhi syarat kebersihan sehingga aman dikonsumsi 4. Diperlukan juga kerja sama tim 5



2.3 Cara Memilih Makanan yang Tepat Selama Perjalanan Seorang atlet mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang secara terencana akan berada pada status gizi baik dan mampu mempertahankan kondisi fisik secara prima. Sedangkan saat menjelang pertandingan, asupan makanan harus memiliki unsur zat makanan berikut: 1.



Banyak karbohidrat (C, H, O)



Karbohidrat merupakan sumber energi yang menjadi cadangan tenaga baru, serta memberikan rasa kenyang pada atlet ketika mengkonsumsinya. Pada saat pertandingan, karbohidrat sangat diperlukan, karena berfungsi untuk membentuk simpanan glikogen dalam hati dan otot. Oleh karena itu, karbohidrat yang cukup banyak sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk beraktifitas, apalagi saat bertanding. 2.



Sedikit protein dan lemak



Protein dan lemak merupakan sumber energi, tetapi dalam persiapan maupun saat pertandingan, makanan yang mengandung banyak protein dan lemak harus dihindari. Karena, makanan akan lebih lama dicerna. Sehingga protein dan lemak tidak memberi asupan glikogenpada otot dan hati yang dibutuhkan saat pertandingan. 3.



Cukup vitamin dan mineral



Vitamin dan mineral bermanfaat untuk menghindari terjadinya dehidrasi dan dapat mengganti zat gizi yang terpakai pada saat bertanding. Oleh karena itu, atlet sangat disarankan mengkonsumsi makanan maupun minuman yang bervitamin dan bermineral. 4.



Cukup air



Air sangat dibutuhkan oleh tubuh, baik saat beraktifitas maupun tidak beraktifitas. Air berfungsi membentuk cairan tubuh yang hilang saat bertanding, dan sebagai alat pengangkut unsur-unsur gizi dalam tubuh. Pada saat bertanding, sebaiknya atlet minum air sebelum dia merasa haus. Karena, pada waktu haus terasa, sudah menunjukkan adanya dehidrasi awal. Sebaiknya atlet minum air secara teratur setiap 10-15 menit saat pertandingan. Makanan untuk Atlet Selama Traveling, yaitu :



6



1.



Makanan cair seperti sustagen sport (bubuk), dan yang berbentuk



cairan yang dapat digunakan jika tidak ada fasilitas memasak atau sumber air tidak aman. 2.



Aneka mie instant yang mudah dipersiapkan.



3.



Aneka biskuit dengan jam atau madu, serta snack yang lain.



4.



Buah kering, jus buah, buah kaleng.



5.



Breakfast cereal dan susu skim jika atlet menyukai.



6.



Multivitamin dan mineral suplemen, jika atlet tidak yakin dengan



kualitas konsumsi makanan. 2.4 Perencanaan Menu selama Traveling (dimana makan, kapan makan dan apa yang dimakan)



7



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pemberian makanan kepada atlet harus diatur sedemikian rupa, sehingga saat pertandingan dimulai proses pencernaan makanan sudah selesai. Hal ini penting karena pada saat pertandingan, aliran darah terkonsentrasi menuju otot untuk menyalurkan zat gizi dan oksigen yang dibutuhkan pada saat otot berkontraksi. Atlet sebaiknya mengkonsumsi makanan kira-kira 3-4 jam sebelum bertanding. Tenggang waktu ini tidak boleh sampai menimbulkan penurunan kadar gula darah atau menimbulkan rasa lapar sewaktu pertandingan. Selain itu, waktu makan yang terakhir ini juga harus disesuaikan dengan kebiasaan makan atlet. Makanan tidak boleh merangsang atau menyebabkan masalah yang tidak baik pada saluran pencernaan. Makanan harus lebih banyak mengandung karbohidrat, rendah lemak dan protein, cukup vitamin dan mineral, serta cukup air.



8