Hadist Tarbawi Kel 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH METODE PEMBELAJARAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadist Tarbawi yang dibimbing oleh Najibul Khoir M.Ag,.



Disusun oleh : Kelas : MTK 3 Kelompok 5 : 1. Umi Uswatul Lutfiah



(T20187105)



2. Alvaniatus Solecha



(T20187112)



3. Muhammad Bin Muksin B.



(T20187097)



PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER MARET 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. Ata segala karunia nikmatnya sehingga makalah yang berjudul “Metode Pembelajaran” ini dapat diselesaikan maksimal tanpa adanya halangan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Hadist Tarbawi yang dibimbing oleh Najibul Khoir M.Ag,. Makalah ini berisi tentang pengembangan metode pembelajaran, yang dalam penyususnannya melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam kampus atau luar kampus. Oleh sebab itu kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala konstribusinya dalam membantu menyusun makalah ini. Meski telah disusun



secara maksimal, namum penulis sebagai



manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.



Jember, 24 Maret 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3 A. Latar Belakang...............................................................................................3 B. Rumusan Masalah..........................................................................................3 C. Tujuan.............................................................................................................4 D. BAB II PEMBAHASAN ................................................................................5 A. Pengertian Metode Pembelajaran..................................................................5 B. Metode Drill dan Experimen..........................................................................5 C. Metode Asistensi............................................................................................ 9 D. Metode Tanya Jawab .....................................................................................12 E. Metode Drama ...............................................................................................17 BAB III PENUTUP..................................................................................................20 A. Kesimpulan..............................................................................................20 B. Saran........................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pendidikan islam, salah satu faktor terpenting untuk tercapainya tujuan pendidikan adalah dengan metode pendidikan yang baik dan



tepat.



Sehingga



bisa



dibilang



kedudukan



sebuah metode sangatlah signifikan. Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika metode yang digunakan tidak tepat, maka tujuan tersebut akan sulit tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya sebuah informasi dapat diterima secara lengkap atau tidak. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan dianggap lebih penting dengan materi itu sendiri, ini sesuai dengan hikmah yang selalu diingatkan kepada para pendidik yaitu “At-Thariqat Ahamm min al-Maddah”( metode jauh lebih penting daripada materi). Oleh sebab itu, pemilihan sebuah metode dalam proses pembelajaran haruslah dipilih secara  cermat dan tepat, agar hasil pendidikan dapat memuaskan. Terkait dengan metode pendidikan, Rasulullah SAW sejak awal sudah mencontohkan dan melakukan metode pendidikan yang tepat kepada para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dan tepat dalam menyampaikan ajaran islam. Rasulullah sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang sehingga nilai-nilai islam yang ditransferkan bisa dengan mudah dipahami dan dikuasai oleh para sahabat. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa metode-metode pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, khususnya dalam pendidikan islam. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Metode Pembelajaran itu? 2. Bagaimana Metode Drill dan Experimen?



3



3. Bagaimana Metode Asistensi? 4. Bagaimana Metode Tanya Jawab ? 5. Bagaimana Metode Drama? C. Tujuan 1.



Menjelaskan Apa Pengertian Metode Pembelajaran itu



2.



Menjelaskan Bagaimana Metode Drill dan Experimen



3.



Menjelaskan Bagaimana Metode Asistensi



4.



Menjelaskan Bagaimana Metode Tanya Jawab



5.



Menjelaskan Bagaimana Metode Drama



4



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Metode Pembelajaran Definisi metode pembelajaran dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini. Sagala, S. (2003:169) mengemukakan, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya. Surakhmad, W. (1979:75) mengemukakan metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Metode dalam bahasa Arab disebut dengan al-thariq, artinya jalan. Jalan adalah sesuatu yang dilalui supaya sampai ke tujuan. Mengajarkan materi pelajaran agar dapat diterima peserta didik hendaknya menggunakan jalan yang tepat, atau dalam bahasa yang lebih tepatnya cara dan upaya yang dipakai pendidik. Muhammad ‘Abdu Rahim Ghunaimat mendefinisikan metode mengajar sebagai cara-cara yang praktis yang menjalankan tujuantujuan dari maksud-maksud pengajaran. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode merupakan cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan teknik berarti metode atau sistem untuk mengerjakan sesuatu. Metode dan teknik mempunyai pengertian yang berbeda meskipun tujuannya sama. Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Teknik adalah cara mengerjakan sesuatu. B. Metode Drill dan Experimen Hadist dan artinya :



5



Artinya : “Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami, beliau berkata: (Yahya) menceritakan kepada kami, dari ['Ubaidullah,] beliau berkata: [Sa'id bin Abu Sa'id] menceritakan kepadaku, dari [ayahnya], dari [Abu Hurairah]: Bahwa Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam pernah masuk masjid, lalu ada seseorang masuk dan shalat, selesai shalat dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau menjawab salam, lalu berkata, “Kembalilah ulangi shalatmu. Sesungguhnya engkau belum shalat.” Orang itu kembali shalat seperti dia shalat sebelumnya. Lalu datang lagi dan mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Kembalilah, shalatlah lagi. Sesungguhnya engkau belum shalat.” Sampai tiga kali. Orang itu berkata: Demi Yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, saya tidak bisa shalat lebih baik daripada ini, ajarilah saya. Maka beliau bersabda, “Jika engkau berdiri melakukan shalat, bertakbirlah. Lalu bacalah bacaan Al-Qur`an yang mudah bagimu. Kemudian ruku'lah, hingga engkau thuma`ninah ruku'. Lalu angkatlah kepalamu, hingga engkau berdiri lurus. Kemudian sujudlah hingga engkau thuma`ninah sujud. Kemudian angkatlah kepalamu, hingga engkau thuma`ninah duduk. Dan lakukanlah hal itu pada seluruh shalatmu.”1 a. Penjelasan Hadist



Hadist diatas menjelaskan bagaimana Nabi Mengajarkan Shalat Kepada Sahabat yang belum bisa melakukanya dengan benar. Begit Beliau Masuk duduk didalam masjid ada seorang laki-laki dalam suatu riwayat khalad bin Rafi’ bin kakek Ali bin yahya,               ‫فَسلَّم‬



َّ َ َ‫ف‬ َ َ ،‫صلى‬



1 http://ismailibnuisa.blogspot.co.id/2013/03/shahih-al-bukhari-hadits-



nomor-757.html. diakses tanggal 27-03-2020 jam 16.00



6



Laki-laki itu melaksanakan shalat kemudiaan memberi salam kepada Nabi Muhammad SAW  Menurut Riwayat Daud Bin Qays Menambahkan Shalat Dua Rakaat ini memberi isyarat bahwa shalat yang dikerjakanya adalah shalat sunnah dan yang lebih mendekati adalah shalat Tahiyatullmasjid.selesai melakukan shalat laki-laki ini menemui Rasullulah SAW Dengan memberi salam Beliau Pun menjawab Salamnya Kemudian Beliau Bersabda:



ِ ‫ص ِّل‬ َ َّ‫ فَِإن‬،‫ص ِّل‬ َ ُ‫ك لَ ْم ت‬ َ َ‫ْارج ْع ف‬



Ulangi shalatmu sesunnggunhya engkau belum melaksanakan shalat laki-laki ini lahirnya sudah melaksanakan shalat tetapi disuruh mengulangi shalatnya. Hal ini terjadi dikarnakan shalatnya tidak didasari ilmu yakni meninggalkan atau mengampangkan sebagian rukun shalat, misalnya rukuk dan sujud tidak ada tuma’ninah .[Al-Qadhi Iyadah] Berkata Bahwa ibadahnya orang bodoh yng tidak didasari ilmu yang tidak cukup artinya tidak sah dan tidak diterima. Laki-laki itu kembali menggulang shalatnya. Kemudian memberi salam kepada nabi Saw dan diperintahkan mengulagi shalatnya sampai diulang tiga kali. Setelah itu ia menyerah kepada Nabi Bahwa Shalat Ulang yang ketiga itu yang paling baik menurutnya ialah minta diajarkan shalat yang benar, Lantas Nabi Mengajarkanya:



‫الصالَ ِة فَ َكِّب ْر‬ َّ ‫ت إِلَى‬ َ ‫إِ َذا قُ ْم‬



Ketika  Anda berdiri Akan shalat maka takbirlah tentuya disini perintah juga berwudhu sebelum takbir masuk melaksanakan shalat karena sahnya shalat tentunya dengan berwudhu atau bersuci tau syarat-syarat lain.



ِ ‫ك ِمن ال ُقر‬ ‫آن‬ َّ َ‫ثُ َّم اق َْرأْ َما َتي‬ ْ َ َ ‫س َر َم َع‬



Kemudiaan bacalah apa yang mudah bersamamu daari pada Al-qur’an. AlNawawi berpendapat bahwa maksud apa yang mudah bersamamu adalah surat al Fatihah karena dia mudah bagi semua kaum Muslimin atau diartikan tambahan surat setelah al-Fatihah atau surat apa saja bagi orang yang tidak mampu membaca al-Fatihah. Kalau tidak mampu membaca surat dari Al-Quran boleh dengan kalimat thayyibah seperti membaca tahmid, tasbih, dan tahlil. Setelah itu Rasul mengajarkan shalat yang benar yakni ru disertai thumakninah (tenang sejenak) dikerjakan dengan sempurna, iktidal bangun dari rukuk sampai tegak lurus dan thumakninah, suju dan duduk di antara sujud juga demikia laki-laki di atas shalatnya terlalu cepat tidak memerhatikan thumakninah pada rukuk, iktidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud. Shalat yang seperti di atas tentunya tidak sah, karena meninggalkan sebagian rukun yakni thumakninah pada beberapa tempat tersebut. Shalat yang seperti terse- but ibarat makannya



7



seekor burung atau ayam, paruhnya diletakkan sekadar menangkap makanan tanpa ada diam sejenak. Metode pengajaran shalat yang dilakukan Nabi pada Hadis di atas dapat disebut metode drill, eksperimen, dan demonstrasi. Karena seorang laki-laki tersebut memperlihatkan bagaimana cara shalat yang benar dan berusaha melaksanakannya secara benar, sehingga diulang- ulang sampai tiga kali. Kemungkinan ia sudah pernah belajar dari orang lain tetapi belum memenuhi sasaran yang benar. Kemampuannya ter- batas pelaksanaan shalatnya kurang benar kemudian diluruskan dan didemonstrasikan Nabi SAW begini cara shalat yang benar. Metode eksperimen di sini guru yakni Nabi SAW bersama seorang sahabat tersebut sebagai muridnya mengerjakan cara shalat yang benar sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui. Ia dicoba melakukan sesuai dengan pengetahuan dan kemampuannya, setelah tidak ada kemam puan memperbaiki shalatnya baru diluruskan oleh Nabi ini juga disebut inkuiri (inquiry) arti harfiyahnya adalah pertanyaan. Pemeriksaan dan penyeledikan. Maksudnya rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis un tuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dan satu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2009: 196). Dalam pelaksanaan pendidikan agama banyak digunakan metode demonstrasi dan eksperimen, terutama dalam menerangkan atau menjelaskan tentang cara mengerjakan (kaifiat) suatu ibadah misalnya: berwudhu, shalat, dan haji. Bahkan Rasulullah SAw mengajarkan shalat dengan cara demonstrasi, hal ini tergambar pada Hadis Rasulullah:



ِ ‫ُصلِّي‬ َ ‫صلُّوا َك َما َرأ َْيتُ ُموني أ‬ َ



"Shalatlah kamu sebagaimana aku melaksanakan shalat" (HR. alBukhari) b. Pelajaran yang Dipetik dari Hadis a) Ibadah dikerjakan berdasarkan ilmu, tanpa ilmu ibadah tidak sah b) Pengajaran ibadah seperti shalat dengan menggunakan metode drill eksperimen dan demonstrasi lebih baik karena guru langsung melihat kesalahan dan kebenaran suatu ibadah yang dikerjakan murid. c) Murid diberi kesempatan untuk mengevaluasi diri,mengoreksi diri dan berusaha memperbaiki diri dalam melakukan pembelajaran shalat. d) Shalat tahiyatul masiid didahulukan daripada memberi salam dengan sesamanya, karena hak Allah didahulukan daripada hak manusia. e) Mengulang-ulang salam ketika bertemu disunahkan sekalipun pemisahnya sebentar.



8



C. Metode Asistensi a. Hadist Dan Artinya



Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Ahwash dari Manshur dari Rib'i ia berkata; telah menceritakan kepada kami seorang laki-laki dari Bani Amir Bahwasanya ia pernah minta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau di dalam rumah. Ia berkata, "Bolehkah saya masuk?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata kepada pelayannya: "Temuilah orang ini dan ajari dia cara minta izin. Suruh dia mengucapkan 'Assalamu 'Alaikum, bolehkah saya masuk?" laki-laki itu mendengar perkataan Nabi hingga ia pun mengucapkan, "Assalamu 'Alaikum, bolehkah saya masuk?" Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi izin, dan ia pun masuk."(HR. Abu Dawud) c. Penjelasan Hadist Hadis di atas menjelaskan adab masuk ke rumah orang lain. Nabi tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah Beliau sebelum mengucapkan salam dan minta izin atau permisi. Seorang sahabat yang bernama Rib'i bin Hiras memberitakan bahwa ada seorang laki-laki dari ani Amir ingin bertemu dengan Rasulullah hanya minta izin atau permisi saja tidak memberi salam terlebih dahulu dengan ucapannya: -Bolehkah saya masuk?" Nama seorang laki-laki Bani Amir di sini tidak disebutkan dalam ilmu Hadis disebut isim am, tetapi yang jelas dia seorang sahabat, karena ia bertemu dan beriman kepada Rasulullah . Rasulullah Shallallahu alahi wa sallam mengajarkannya melalui pembantunya atau asisten untuk memberi pengajaran bagaimana sebenarnya dalam Islam etika masuk ke rumah orang lain yaitu dengan memberi salam, kepada penghuninya dan minta izin. Hal ini dilakukan sudah menjadi kewajiban seorang Nabi atau seorang guru ketika melihat ketimpangan atau kekeliruan yang dilakukan seorang sahabat atau murid segera diluruskan. Nabi bersabda kepada pembantunya :



‫اخ ُر ْج إِىَل َه َذا َف َعلِّ ْمهُ ااِل ْستِْئ َذا َن‬ ْ “itu tentang tata cara meminta iz keluarlah dan ajarkan kepada orang”.



9



‫ أَأ َْد ُخ ُل‬،‫الساَل ُم َعلَْي ُك ْم‬ َّ ‫ قُ ِل‬:ُ‫َف ُق ْل لَه‬ “ bolehkah saya masuk? Ucapkan assalamu’alaikum” Tetapi laki-laki tersebut mendengar pengajaran Rasul yang akan diberikan melalui asistennya. Lantas laki-laki tersebut melakukannya memberi salam dan minta izin kemudian diizinkan masuk oleh Rasulullah Shallallahu alahi wa sallam. 2 Hadis yang hampir sama juga dilakukan seorang sahabat ke- tika akan masuk ke rumah Nabi tidak salam dan tidak minta izin se- bagaimana dijelaskan di atas. Nabi bersabda: ‫اخُر ْج‬ َّ ‫ قُ ِل‬:ُ‫َف ُق ْل لَه‬ ْ ‫ أَأ َْد ُخ ُل‬،‫الساَل ُم َعلَْي ُك ْم‬ “Kembalilah maka ucapkan assalamu'alaikum bolehkah saya masuk?” (HR. Abu Daud dan at-Turmudzi) Isti'dzan diperintahkan ketika akan memasuki rumah orang lain Isti yakni gabungan salam dan minta izin. Misalnya assalamualaikum permisi atau bolehkah saya masuk? dan lain-lain. Perintah yang sama juga disebutkan dalam QS. an-Nuur (24):27: ِ َّ ‫ين َآمنُوا ال تَ ْد ُخلُوا بُيُوتًا َغْيَر بُيُوتِ ُك ْم َحىَّت تَ ْستَأْنِ ُسوا َوتُ َسلِّ ُموا َعلَى أ َْهلِ َها ذَلِ ُك ْم َخْيٌر لَ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُرو َن‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Demikian itu lebih baik bagimu agar kamu (selalu) ingat”. Tetapi jika di rumah tidak ada orang atau ke rumah sendiri hanya di perintahkan memberi salam saja sebagaimana dalam QS. an-Nuur (24):61 ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫مِب‬ ‫يم‬ َ ُ‫َح ًدا فَال تَ ْد ُخل‬ َ ‫فَِإ ْن مَلْ جَت ُدوا ف َيها أ‬ ٌ ‫يل لَ ُك ُم ْارج ُعوا فَ ْارج ُعوا ُه َو أ َْز َكى لَ ُك ْم َواللَّهُ َا َت ْع َملُو َن َعل‬ َ ‫وها َحىَّت يُ ْؤ َذ َن لَ ُك ْم َوإ ْن ق‬ “Maka apabila kamu memasuki suatu rumah dari rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat Nya bagimu, agar kamu memahaminya”. Etika atau adab masuk ke rumah orang lain menggabungkan salam an minta izin sedangkan rumah sendiri hanya memberi salam saja. Maksud memberi salam tentunya memberi penghormatan dari sisi Al lah kepada pemilik atau penghuni rumah dengan ucapan selamat atau doa selamat sebagai sunah pertemuan seorang Muslim dengan Muslim lain. Atau salam terhadap para malaikat jika rumah itu kosong tidak ada



2 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kencana, 2012), 41.



10



penghuninya. Adapun minta izin masuk merupakan keharusan karena bawah kekuasaannya.3 Di samping agar penghuni rumah itu di siap menerima tamu baik dalam berpakaian maupun lingkungan rumah. Karena barangkali ia sedang berpakaian rumah yang bebas, tak sopan, dan tidaklayak dipandang orang di luar rumah. Atau kebersihan lingkungan rumah dan ketertibannya belum siap menerima tamu. Rasulullah bersabda dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Sahl bin Sa'ad .



)‫عليه‬



ِ ِ ‫ص ِر (متفق‬ ْ ‫إِمَّنَا ُجع َل األستئ َذا ُن م ْن أ‬ َ َ‫َج ِل الْب‬



“Sesungguhnya disunnahkan minta izin (istikdzan) untuk menjaga pandangan mata” (H.R Bukhori dan Muslim) Lain halnya jika tamu langsung masuk ke rumah orang lain sekali- pun dianggap dekat, ternyata penghuni rumah hanya berpakaian kutang saja atau celana mini saja, bukankah hal tersebut akan membuat malu atau diketahui rahasianya. Dalam tradisi masyarakat minta izin ini dilakukan dengan ber bagai cara dan bahasa. Sebagian daerah dengan cara mengetuk pintu dan sebagian yang lain dengan kata-kata yang dipahami di antaranya: nuwun, nuwun sewu, permisi, dan permius. Adab minta izin etikanya hanya dilakukan tiga kali. Jika diterima dan dipersilakan masuk, boleh masuk, dan jika tidak ada jawaban sebaiknya kembali saja sampai pada kesempatan lain. Rasulullah bersabda yang diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari:



ِ ِ )‫ك َوإِالَّ فَ ْار ِج ْع (متفق عليه‬ ٌ َ‫اال ْستَْئ َذا ُن ثَال‬ َ َ‫ث فَِإ ْن أُذ َن ل‬ “Minta izin itu tiga kali, apabila diizinkan masuklah dan apabila tidak diizinkan maka kembalilah”( H.R Bukhori dan Muslim). Metode penyampaian Hadis di atas dalam konteks pendidikan adalah metode asistensi, artinya pengajaran masuk ke rumah orang lain diberikan oleh asisten Nabi yakni pembantunya tidak langsung oleh Nabi sendiri. Nabi mengajarkan kepada asistennya dan asisten mengajarkan kepada tamu yang ingin bertemu Rasulullah agar meng ucapkan: "assalamu'alaikum (dan permisi) bolehkah saya masuk? Setelah itu baru diizinkan masuk. Demikian Kebijakan Seorang Guru Yakni Rasullulah Ketika Melihat seorang sahabat salah melakukan sesuatu langsung diluruskan dengan penuh bijaksana dalam hal ini cukum melalui orang lain karena dipandang melalui asisten lebih dahulu. 4



D. Metode Tanya Jawab 3 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kencana, 2012), 42-43. 4 Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kencana, 2012), 43-44.



11



Metode dialog atau hiwar berasal dari bahasa Arab, hâwaroyuhâwirumahâwaroh, yang artinya berdebat, bertanya-tanya, perdebatan atau percakapan. Wazannya adalah fâ’ala-yufâ’ilu-mafâ’alah-fa’âlan. Jadi, kata ”tahâwaru” artinya bertanya jawab atau dialog. 3 Menurut An-Nahlawi,4 dialog atau hiwar adalah percakapan silih berganti yang dilakukan antara dua orang atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik yang mengarah kepada suatu tujuan. Metode ”hiwar” ini mempunyai dampak yang sangat dalam terhadap jiwa pendengar atau pembaca yang mengikuti topik percakapan secara seksama dan penuh perhatian. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal: 1.



Permasalahan disajikan secara dinamis, karena kedua belah pihak langsung terlibat dengan pembicaranya secara timbal balik, sehingga tidak membosankan.



2.



Pembaca atau pendengar tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu dengan maksud untuk mengetahui kesimpulannya.



3.



Hiwar dapat membangkitkan berbagai perasaan dan kesan seseorang yang akan melahirkan dampak paedagogis untuk membantu tumbuhnya ide dalam jiwa serta membantu mengarahkannya pada tujuan akhir pendidikan.



4.



Topik disajikan secara realistis dan manusiawi. Metode dialog ini pernah dipraktekkan oleh Rasulullah Saw., misalnya



Tanya jawab antara Rasulullah Saw. dengan Jibri a.s. ketika Jibril menguji Rasul tentang iman, Islam, dan ihsan. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadis Nabi Muhammad Saw. hadist



12



terjemah : “Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Pada suatu hari ketika ketika Nabi Saw. sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki dan bertanya, Apakah iman itu? Nabi menjawab: Iman adalan percaya kepada Allah Swt., para malaikat-Nya, dan pertemuan dengan-Nya, para Rasul-Nya, dan percaya pada hari kebangkitan dari kubur. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi, apakah Islam itu? Nabi menjawab: Islam adalah menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apappun, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang difardhukan, dan berpuasa di bulan Ramdhan. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi, apakah ihsan itu? Nabi menjawab: ihsan ialah menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu. Lalu laki-laki itu bertanya lagi, apakah hari kiamat itu? Nabi Saw. menjawab: Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya, tatapi saya beritahukan kepadamu beberapa tanda-tanda akan tiba hari kiamat , yaitu jika hamba sahaya telah melahirkan majikannya, dan jika



13



pengembala unta dan ternak lainnya telah berlomba-lomba membangun gedung-gedung. Dan termasuk dalam lima macam yang tidak dapat mengetahuinya kecuali Allah, 136 yaitu terdapat dalam ayat: “Sesungguhnya Allah hanya pada sisinya sajalah yang mengetahui hari kiamat….” (QS. Luqman: 34) Kemudian pergilah orang itu. Lalu Nabi Saw. menyuruh sahabat, antarkanlah orang itu. Akan tetapi, para sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka Nabi Saw. bersabda: Itu adalah Malaikat Jibril a.s. yang datang mengajajarkan agama kalian.” (HR. Bukhari)5 Arti Kosakata ‫أَ َما َرات‬    : tanda-tanda َ‫ َربَّت‬ 



: pemilik, tuan



َ‫ْال َعالَة‬



: fakir



َ‫يَتَطَا َولُوْ ن‬ : berlomba-lomba Fikih Hadis Dalam hadis tersebut di atas ada tiga masalah yang sangat penting untuk dipahami, yaitu Islam, iman dan ihsan. Pertama, Islam. Islam secara harfiyah artinya bersih,selamat dari kecacatan lahir batin dan perdamaian. Islam juga berarti penyerahan diri, tunduk dan taat. Islam merupakan nama satu agama yang dibawa oleh para nabi-nabi dan rasul-rasul semenjak dari Nabi Adam as sampai kepadaNabi Muhammad saw. Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw merupakan agama yang benar dan diakui oleh Allah swt, sebagaimana dalam firmannya: َّ ‫إن ال ِّد ْينَ ِع ْن َد هللاِ ا ِإل ْساَل ُم‬  Artinya:”Sesungguhnya agama (yang diridai) disisi Allah hanyalah Islam. Orang yang mencari dan memilih selain Islam yang dijadikan sebagai agamanya, maka agama tersebutditolak oleh Allah swt dan pada hari kiamat ia termasuk orang-orang yangmerugi, sebagaimana firman Allah swt, yaitu : َ‫ َو َم ْن يَ ْبت َِغ َغ ْي َر اإْل ِ ْساَل ِم ِد ْينًا فَلَ ْن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوهُ َو فِى اآل ِخ َر ِة ِمنَ ْال َخا ِس ِر ْين‬    5 Izzan Ahmad, Saehudin. HADIS PENDIDIKAN Konsep Pendidikan Berbasis Hadis.. (Bandung: humaniora.2016)



14



Artinya:’Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Seorang itu dikatakan sebagai umat Islam yang sejati harus memenuhi kriteria yang telah disebutkan dalam hadis di atas, yaitu mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang disembah melainkan Allah swt dan Muhammad itu merupakan utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan dan mengerjakan ibadah haji bagi yang mampu. Kelima pilar tersebut merupakan hal yang harus ada bagi seseorang yang mengaku dirinya muslim. Kedua Iman. Iman merupakan fondasi yang sangat penting, jika iman seseorang rapuh,maka akan berakibat kepada rapuhnya seluruh sendi-sendi kehidupan beragamanya.Iman  berasal dari kata َ‫ آ َمن‬yang artinya mempercayai dan membenarkan. Dalam hadis tersebut di atas ada enam hal yang wajib dipercayai, yaitumempercayai adanya Allah, malaikat-malaikatnya, kitabkitabnya, Rasul-rasulnya,hari kiamat dan mempercayai adanya taqdir baik dan takdir buruk datangnya dariAllah swt. Iman seseorang itu akan sempurna apabila diakuinya dalam kalbu,diucapkan dengan lidah dan diamalkan dengan anggota badan, sebagaimana yangdiungkapkan oleh sahabat Nabi saw Ali bin Abu Talib, yaitu:6 ‫ب َوقَوْ ٌل بِاللِّ َسا ِن َو َع َم ٌل بِاألَرْ َكا ِن‬ ِ ‫ْرفَةٌ بِ ْالقَ ْل‬ ِ ‫ا ِإل ْي َمانُ َمع‬ Artinya:” Iman itu ialah pengakuan dalam kalbu, diucapkan melalui lidah dan pengamalan melalui anggota badan Implementasi iman sesudah pengakuan di dalam kalbu, kemudian melalui lidah, yaitu dengan mengucapkan dua kalimah syahadat. Perwujudan iman melalui anggota tubuh, yaitu dengan melakukan ibadah ataupun berupa bentuk ketaatan kepada Allah swt. Perbuatan yang merupakan bentuk ketaatan kepada Allah swt sebagaimana disebutkan Allah swt, yaitu: ‫ْرضُوْ نَ ۝ َوالَّ ِذ ْينَ هُ ْم لِل َّز َكا ِة‬ َ ‫قَ ْد أَ ْفلَ َح ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ ۝ الَّ ِذ ْينَ هُ ْم فِى‬ ِ ‫صاَل تِ ِه ْم َخا ِشعُوْ نَ ۝ َوالَّ ِذ ْينَ هُ ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو ُمع‬ ْ ‫اعلُوْ نَ ۝ َوالَّ ِذ ْينَ هُ ْم لِفُرُوْ ِج ِه ْم َحافِظُوْ نَ ۝ إِاَّل َعلَى أَ ْز َوا ِج ِه ْم أَوْ َملَ َك‬ َ‫ت أَ ْي َمانُهُ ْم فَإِنَّهُ ْم َغ ْي ُر َملُوْ ِم ْين‬ ِ َ‫ف‬ 6 ibid



15



Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orangorang yang khusyu’ dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, orang-orang yang menunaikan zakat dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela”. Ketiga Ihsan. Ihsan menurut bahasa artinya berbuat kebaikan. Seluruh perbuatan yang mengandung dan mendatangkan kebaikan disebut dengan ihsan. Adapun ihsan yang dimaksud di dalam hadis tersebut di atas ialah  menyembah Allah seolah-olah melihatnya dan jika tidak dapat melihatnya maka sesunggunya Allah melihatnya. Ungkapan Nabi saw tersebut memberikan pelajaran bahwa ketika melaksakan suatu ibadah kepada Allah hendaknya konsentrasi penuh dengan keikhlasan bahwa kita sedang menghadap Allah Tuhan sekalian alam dan kita merasa bahwa Allah senantiasa melihat dan mengawasinya. Keempat hari kiamat. Dalam hadis tersebut diungkapkan beberapa hal yang menjadi tanda akan datangnya hari kiamat, diantaranya ialah seorang hamba sahaya melahirkan tuannya dan orang-orang fakir dan miskin berlomba-lomba membangun bangunan yang tinggi-tinggi. Adapun kapan datangnya hari kiamat, itu merupakan rahasia Allah dan Dialah yang mengetahuinya. Firman Allah swt:



ِ ِ ‫ىِف‬ ِ ِ ‫س‬ َّ ‫إ َّن اهللَ ِعْن َدهُ ِع ْل ُم‬ َ ‫اع ِة ّويَُنِّز ُل الْغَْي‬ َ ‫الس‬ ُ ‫س َماذَا تَكْس‬ ٌ ‫ب َغ ًدا َو َماتَ ْدرى نَ ْف‬ ٌ ‫ث َو َي ْعلَ ُم َما األ َْر َحام َو َماتَ ْدرى َن ْف‬ ٍ ‫َى أ َْر‬ ‫ت إِ َّن اهللَ َعلِْي ٌم َخبِْيٌر‬ ِّ ‫بِأ‬ ُ ‫ض مَتُْو‬ Artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.7



7 ibid



16



E. Metode Drama Hadist :



ِ َّ ‫َع ْن أَيِب ُهَر ْيَر َة َر ِضي اللَّهُ َعْنهُ أ‬ ‫ال َبْينَا‬ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َ ‫َن َر ُس ْو َل اللَّه‬ َ ِ ِ ِ ‫ب ِمْن َها مُثَّ َخَر َج فَِإ َذا َو ُه َو‬ ُ َ‫َر ُج ٌل مَيْشي فَ ْشتَ َّد َعلَْيه الْ َعط‬ َ ‫ش َفَنَز َل بْئًرا فَ َش ِر‬ ٍ ‫بِ َك ْل‬ ِ َ‫ث يَـأْ ُكل الثََّرى ِم َن الْ َعط‬ ‫ال لََق ْد َبلَ َغ َه َذا ِمثْ َل الَّ ِذي َبلَ َغ يِب‬ َ ‫ش َف َق‬ ُ ‫ب َي ْل َه‬ ُ ِ‫فَمالَ ح َّفه مُثَّ أَمس َكه بِِفي ِه مُثَّ رق‬ ‫ب فَ َش َكَر اللَّهُ لّهُ َفغَ َفَر لَهُ قَالُْوا‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ق‬ ‫س‬ ‫ف‬ ‫ي‬ ْ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َْ ُ ُ َ ٍ ٍ ِ ِ ِ ‫َج ُر (رواه‬ َ َ‫َجًرا ق‬ ْ ‫ال يِف َك ِّل َكبِد َرطْبَة أ‬ ْ ‫الب َهائ ِم أ‬ َ ‫يَ َار ُس ْو ُل اللَّه َوإ َّن لَنَا يِف‬ )‫البخارى‬



terjemah Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata sesungguhnya Rasululllah SAW bersabda : “Ketika seorang laki-laki sedang berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulurjulurkan lidahnya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata : anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk kesumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni, sahabat bertanya wahai Rasulullah: adakah kita mendapat pahala karena kita menolong hewan ? Nabi SAW menjawab : disetiap yang mempunyai limpa basah ada pahalanya”. (HR.Imam Bukhori) Terjemahan perkata:



‫مَيْ ِشي‬ ‫بِْئًرا‬  ‫ش‬ ُ َ‫الْ َعط‬ ‫َجًرا‬ ْ‫أ‬



 :berjalan. :sumur.  :haus. :pahala



Pembahasan



17



Ketika seorang laki-laki sedang berjalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali, kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidanya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk ke sumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil mengigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya. Menurut Abdullah bin Dinar Allah memasukkan lelaki tersebut ke surga. Dari hadist ini mengajarkan kepada kita senantiasa saling menyayangi sesame makhluk Allah meskipun pada hewan yang diharamkan. Analisis Hadist diatas menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan metode yang menarik yang mana sering dilakukan oleh Rasulullah dalam menyamapaikan ajaran islam. Teknik ini menjadikan penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga menimbulkan minat dikalangan para sahabatnya. Teknik bercerita ini adalah salah satu teknik yang baik untuk menerapkan aspek pembangunan insan karena didalamnya mencakup seluruh metodologi pendidikan yaitu pendidikan mental, akal, jasmani serta unsur-unsur yang ada dalam jiwa seseorang, pendidikan itu melalui teladan dan nasehat. Bukti terbaik dari metode ini adalah bagaimana setengah dari isi kandungan Al-Qur’an adalah tentang cerita atau kisah dalam penyamapaian ajarannya.8



8 Media belajar . “Makalah Hadits Tarbawi : Hadits tentang metode metode pembelajaran”. Pontren albaqiyatusshalihat NW Santong



18



BAB III PENUTUP A. RANGKUMAN Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan pendidik dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik, sehingga dengan metode yang tepat dan sesuai, bahan pelajaran dapat dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Beberapa metode pendidikan yang dikemukakan dalam makalah ini, terdiri dari metode ceramah, metode diskusi, metode eksperimen, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode pujian, dan metode pemberian hukuman. B. SARAN Menurut kami sebaiknya tenaga pendidik memahami akan per item metode pembelajaran diatas. Guna untuk diterapkan ketika proses belajar mengajar secara langsung.



19



DAFTAR PUSTAKA



Abdul Majid Khon, 2012. Hadis Tarbawi. Jakarta: Kencana. http://ismailibnuisa.blogspot.co.id/2013/03/shahih-al-bukhari-hadits-nomor-757.html. diakses tanggal 27-03-2020. jam 16.00 Izzan Ahmad, Saehudin. 2016. HADIS PENDIDIKAN Konsep Pendidikan Berbasis Hadis.Bandung: humaniora Media belajar . “Makalah Hadits Tarbawi : Hadits tentang metode metode pembelajaran”. Pontren albaqiyatusshalihat NW Santong



20