Hakikat Pendidikan Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan konsep dasar pendidikan Islam baik dalam hal makna dasar maupun dasar filosofi pendidikan Islam merupakan hal yang amat menarik untuk terus dikaji dalam dunia pendidikan Islam, karena ia mengandung dasar filosofis yang mendalam dan mendasar dalam rangka memahami, menerapkan dan mengembangkan pendidikan Islam. Melalui kajian konsep dasar pendidikan Islam inilah kita bisa mempelajari dan menyadari sejauh mana keunggulan konsep pendidikan Islam untuk mampu menghadapi dan menjawab berbagai masalah dan tantangan kependidikan dalam berbagai persoalan kehidupan manusia sekarang dan mendatang. Berangkat dari hal tersebut, maka disusunlah makalah ini tentang hakikat pendidikan Islam yang membahas pengertian pendidikan Islam, istilah-istilah yang dianggap memiliki arti yang dekat dan tepat dengan makna pendidikan yaitu Tarbiyah (‫)تربييية‬, Ta’lim (‫ )تعليييم‬dan Ta’dib (‫ )تييأديب‬yang masing-masing memiliki karakteristik



makna



disamping



mempunyai



kesesuaian



dalam



pengertian



pendidikan. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1.



Apakah pengertian Pendidikan Islam?



2.



Bagaimanakah perbedaan Tarbiyah (‫)تربية‬, Ta’lim (‫ )تعليم‬dan Ta’dib (‫?)تأديب‬



3.



Bagaimanakah fungsi pendidikan bagi manusia dalam Islam?



4.



Bagaimanakah hubungan antara tujuan hidup dan tujuan pendidikan dalam Islam?



5.



Bagaimanakah Fungsi Filsafat Pendidikan Islam terhadap Pendidikan Islam?



1



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Islam Dalam studi kependidikan, sebutan “Pendidikan Islam” pada umumnya dipahami sebagai suatu ciri khas, yaitu jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Dapat juga digambarkan bahwa pendidikan yang mampu membentuk “manusia yang unggul secara intelektual, kaya dalam amal, dan anggun dalam moral.” Menurut cita-citanya pendidikan Islam memproyeksi diri untuk memproduk “insan kamil”, yaitu manusia yang sempurna dalam segala hal, sekalipun diyakini baru (hanya) Nabi Muhammad Saw. yang telah mencapai kualitasnya.1 Endang Saefuddin Anshari memberi pengertian secara lebih tehnis tentang pengertian pendidikan Islam yakni Pendidikan Islam sebagai proses bimbingan (pimpinan, tuntunan dan usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam.2 Menurut Azyumardi Azra, Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Muhammad Saw.3 Adapun pandangan Ahmad D. Marimba dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam menyatakan bahwa “Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.”4 Soekarno dan Ahmad Supardi dalam bukunya Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam memberikan pengertian pendidikan Islam adalah Pendidikan yang berdasarkan ajaran atau tuntunan agama Islam dalam usaha membina dan 1



Muslih Usa dan Aden Wijdan SZ., Pemikiran Islam dalam Peradaban Industrial (Yogyakarta : Aditya Media, 1997), 35-36. 2 Endang Saefuddin Anshari, Pokok-Pokok Pikiran tentang Islam (Jakarta : Usaha Enterprise, 1976), 85. 3 Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998), 5. 4 Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung : Al-Ma’arif, 1989), 23.



2



membentuk pribadi-pribadi Muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, cinta dan kasih kepada kedua orang tua dan sesama hidupnya, cinta kepada tanah air sebagai karunia



yang



diberikan



Allah,



memiliki



kemampuan



dan



kesanggupan



memfungsikan potensi-potensi yang ada dalam dirinya dan alam sekitarnya, hingga bermanfaat dan memberi kemaslahatan bagi diri dan bagi masyarakat pada umumnya.5 Zuhairini dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam ketika membicarakan arti pendidikan Islam mengemukakan bahwa “Pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau sesuatu upaya dengan ajaran Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.”6 Di lain pihak, Hasan Langgulung mendefinisikan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.7 Dengan demikian, pada dasarnya pendidikan Islam adalah upaya untuk mencapai kemajuan perkembangan bagi individu peserta didik. Dalam Islam yang disebut kemajuan itu adalah mencakup kemajuan fisik material dan kemajuan mental spiritual yang keduanya ditujukan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.8 B. Perbedaan Tarbiyah (‫)تربية‬, Ta’lim (‫ )تعليم‬dan Ta’dib (‫)تأديب‬



1. Pengertian Tarbiyah (‫)تربية‬, Ta’lim (‫ )تعليم‬dan Ta’dib (‫)تأديب‬ Ada tiga istilah yang dianggap memiliki arti yang dekat dan tepat dengan makna pendidikan. Ketiga istilah itu adalah tarbiyah (‫)تربييية‬, ta’lim (‫ )تعليييم‬dan ta’dib (‫ )تي ييأديب‬yang masing-masing memiliki karakteristik makna disamping mempunyai kesesuaian dalam pengertian pendidikan.9 a) Tarbiyah (‫)تربية‬ 5



Soekarno dan Ahmad Supardi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam (Bandung : Angkasa, 1990),



6



Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), 152. Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam (Bandung : al-Ma’arif, 1980),



7-8. 7



94. 8 9



Kamrani Buseri, Antologi Pendidikan Islam dan Dakwah (Yogyakarta : UII Press, 2003), 123. Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), 3.



3



Istilah tarbiyah berakar dari tiga kata, yakni pertama dari kata rabba yarbu (‫يَْربُ يو‬



‫ )َربَ يا‬yang berarti “bertambah dan tumbuh”, kedua kata rabiya yarba (‫ )َرببي ي يَيْرَبي ي‬yang berarti “tumbuh dan berkembang”, dan ketiga kata َ rabba yarubu (‫ب‬ ‫ب يَي ي ي يُر ب‬ ‫ )َر ب‬yang berarti “memperbaiki, menguasai dan memimpin, menjaga dan memelihara”.10



Kata rabb sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al-Fatihah : 2, “Alhamdu li Allahi rabb al-‘alamin” mempunyai kandungan makna yang berkonotasi dengan istilah al-Tarbiyah. Sebab kata rabb (Tuhan) dan murabbi (pendidik) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini, maka Allah adalah Pendidik Yang Maha Agung bagi seluruh alam semesta.11 Uraian di atas, secara filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai “Pendidik” seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia. Dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan Islam yang dikandung dalam term alTarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu : (1) memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh). (2) mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan. (3) mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan. (4) melaksanakan pendidikan secara bertahap.12 Firman Allah yang mendukung penggunaan istilah ini antara lain terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut :



       “.....dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al-Isra’ : 24)13 b) Ta’lim (‫)تعليم‬



10 Abd. Rahman Abdullah, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam (Jakarta : Rineka Cipta, 1990), 21-22. 11 Omar Mohammad Al-Thoumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1979), 41. 12 Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam (Bandung : CV. Diponegoro, 1992), 31. 13 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya : al-Hidayah, 1998), 428.



4



Istilah ta’lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Menurut para ahli, kata ini lebih bersifat universal dibanding dengan al-Tarbiyah maupun al-Ta’dib. Rasyid Ridha, misalnya mengartikan ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. 14 Argumentasinya didasarkan dengan merujuk pada ayat ini :



“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu AlKitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 151)15 Ayat tersebut menjelaskan tentang aktivitas Rasulullah mengajarkan tilawat al-Qur’an kepada kaum muslimin. Menurut Abdul Fattah Jalal, apa yang dilakukan Rasul bukan hanya sekedar membuat umat Islam bisa membaca, melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai pendidikan tazkiyah



an-nafs



(pensucian



diri)



dari



segala



kotoran,



sehingga



memungkinkannya menerima al-hikmah serta mempelajari segala yang bermanfaat untuk diketahui.16 c) Ta’dib (‫)تأديب‬ Menurut al-Attas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam adalah al-ta’dib.17 Konsep ini di dasarkan pada hadits Nabi:



ّ(‫اَبد بَب ْن َربيـْي فَاَْحَسَن تَأْبديْبْيبْي )رواه العسكري عن عليي‬



Artinya : “Tuhan telah mendidikku, maka Ia sempurnakan pendidikanku.” (HR. Al-‘Askary dari ‘Ali r.a) 14



Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Qur’an al-Hakim; Tafsir al-Manar (Beirut : Dar al-Fikr, tt),



262. 15



Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 38. Abdul Fattah Jalal, Azaz-azaz Pendidikan Islam, terj. Herry Noer Aly (Bandung : CV. Diponegoro, 1988), 29-30. 17 Muhammad Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, terj. Haidar Bagir (Bandung : Mizan, 1994), 60. 16



5



Hadits tersebut bisa dimaknai bahwa al-ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini, pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.18 2. Perbedaan Tarbiyah (‫)تربية‬, Ta’lim (‫ )تعليم‬dan Ta’dib (‫)تأديب‬ Istilah tarbiyah, ta’lim dan ta’dib dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak. Dalam pada tarbiyah, titik tekannya difokuskan pada bimbingan anak supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. Yaitu pengembangan ilmu dalam diri manusia dan pemupukan akhlak yakni pengamalan ilmu yang benar dalam mendidik pribadi. Sedangkan ta’lim, titik tekannya adalah penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada peserta didik. Oleh karena itu ta’lim disini mencakup aspek-aspek pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik. Adapun ta’dib, titik tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik. Istilah ini mencakup unsur-unsur pengetahuan (‘ilm), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Dengan pemaparan ketiga konsep di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiganya mempunyai satu tujuan dalam dunia pendidikan yaitu menghantarkan



18



Ibid, 61.



6



anak didik menjadi yang “seutuhnya”, sehingga mampu mengarungi kehidupan ini dengan baik.19 C. Fungsi pendidikan bagi manusia dalam Islam Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan kepada ajaranajaran islam yang senantiasa terus tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan (Islam) tidak hanya mengajarkan atau mentransformasikan ilmu, ketrampilan dan kepekaan rasa (budaya) atau agama, tetapi juga mengembangkan kemampuan memecahkan berbagai masalah kehidupan dan kemanusiaan yang berguna bagi lingkungannya, sehingga pendidikan Islam mesti berorientasi kepada masa depan dan kemanusiaan.20 Dengan demikian dapat dipahami bahwa fungsi pendidikan Islam tidak saja dalam rangka membina manusia beriman dan bertaqwa, berketrampilan, berkepribadian dan berbudaya, tetapi manusia yang mampu menghadapi dan mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan, kemasyarakatan, dan kemanusiaan. Sehingga ia mampu memposisikan dirinya menjadi manusia yang berkualitas bagi agama, masyarakat dan bangsanya.21 Menurut Jusuf Amir Faisal, untuk menuju sasaran kemuliaan manusia dan budaya yang diridhai oleh Allah SWT, setidak-tidaknya pendidikan Islam memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : 1.



Individualisasi nilai dan ajaran Islam dan demi terbentuknya umat Islam yang muttaqin dalam bersikap, berpikir dan berperilaku;



2.



Sosialisasi nilai-nilai dan ajaran Islam demi terbentuknya umat Islam;



3.



Perancangan kultur Islam demi terbentuk dan berkembangnya peradaban Islam;



4.



Menemukan, mengembangkan serta memelihara ilmu, teknologi dan ketrampilan demi terbentuknya para manajer dan manusia profesional;



5.



Pengembangan intelektual muslim yang mampu mencari, mengembangkan, serta memelihara ilmu dan teknologi;



19



UASSPI, “Pengertian ta’lim, ta’dib, dan tarbiyah”, http://uasspi1.blogspot.com/2010/02/pengertian-talim-tadib-dan-tarbiyah.html, diakses tanggal 28 september 2011. 20 Jusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam (Jakarta : Gema Insani Press, 1995), 118. 21 Abd. Rahman Abdullah, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam, 54.



7



6.



Pengembangan pendidikan yang berkelanjutan dalam bidang ekonomi, fisika, kimia, arsitek, seni musik, seni budaya, politik, olah raga, kesehatan dan sebagainya;



7.



Pengembangan kualitas muslim dan warga negara sebagai anggota dan pembina masyarakat yang berkualitas kompetitif.22



D. Hubungan antara Tujuan hidup dan tujuan pendidikan dalam Islam Tujuan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorang dan dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha. Dalam tujuan terkandung cita-cita, kehendak dan kesengajaan, serta berkonsekuensi penyusunan daya-upaya untuk mencapainya.23 Tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan hidup yang ditetapkan oleh Allah. Di dalam Al-Qur’an telah Allah beritahukan tujuan diadakannya atau dihidupkannya manusia atau tujuan hidup manusia sesuai QS. Adz-Dzariat : 56



       “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariat : 56).24 Dengan demikian, tujuan hidup manusia adalah untuk menjadi pengabdi Allah, menjadi pelayan Allah, penurut kemauan Allah. Orang yang menuruti kemauan Allah itu dinamakan juga orang taqwa. Orang yang paling tinggi derajat nilai dirinya dan paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.25 Pendidikan Islam bukan pengajaran teoritis, melainkan benar-benar melakukan pembentukan kecakapan riil yang diperlukan bagi seorang pengabdi Allah yang mendapat tugas menjadi khalifah di bumi. Pengabdi Allah yang dinamakan juga orang taqwa itu bukanlah ahli teori keagamaan, melainkan tahu dengan jelas dan lengkap seluruh isi ajaran Allah di dalam Al-Qur’an dan cakap mengerjakannya ke dalam praktek hidup sehari-hari, baik selaku individu maupun selaku warga keluarga, warga masyarakat dan bangsa.26 E. Fungsi Filsafat Pendidikan Islam terhadap Pendidikan Islam Adapun fungsi Filsafat Pendidikan Islam terhadap Pendidikan Islam, yaitu : 22



Jusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam, 95-96. Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, 55. 24 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 862. 25 Akmal Hawi, Dasar-dasar Pendidikan Islam (Palembang : IAIN Raden Fatah Press, 2005), 10. 26 Ibidi., 11-12. 23



8



1.



Teori umum bagi pendidikan, sepanjang filsafat pendidikan Islam tersebut mengarah pada apa dan bagaimana seharusnya pendidikan itu baik dari segi teoritik maupun dari segi pelaksanaannya.



2.



Kritik terhadap asumsi-asumsi yang dipegangi oleh para pendidik dan tenaga kependidikan, jika pegangan filsafat pendidikannya tidak menjiwai nilai-nilai Islam baik dalam pembentukan teori, konsep maupun dalam proses praktiknya. Sangat tidak benar kalau pendidik tidak mempunyai filsafat pendidikan Islam sewaktu dia menjalankan tugas profesionalnya.



3.



Evaluasi terhadap kesenjangan-kesenjangan, pertentangan-pertentangan, antara teori dan praktiknya, antara satu teori dengan teori lainnya, antara satu metode dengan metode lainnya sehingga bila terdapat ketidakcocokan, atau tidak sinkron, maka dengan segera dapat diperbaiki.



4.



Analisis terhadap konsep-konsep dan istilah-istilah pendidikan. Banyak istilah dalam lapangan pendidikan yang harus didefinisikan dan dikembangkan, ditafsirkan dan dianalisis. Agar istilah-istilah, konsep-konsep dan ide-ide yang berkembang itu sinkron,



dan menjadi kesamaan persepsi di kalangan



pendidikan dan tenaga kependidikan, maka perlu dianalisis, diselaraskan, dikaitkan satu dengan yang lain menjadi jalinan yang harmonis dan teratur. 5.



Normatif. Filsafat pendidikan dijadikan sebagai penentu arah, pedoman, petunjuk,



pembimbing



asas-asas,



prinsip-prinsip,



teori



dan



praktik



pendidikan.27



27



Maragustam Siregar, Kuliah Filsafat Pendidikan Islam, pada hari Selasa 20 September 2011.



9



BAB III PENUTUP Kesimpulan Pendidikan Islam adalah upaya untuk mencapai kemajuan perkembangan bagi individu peserta didik. Dalam Islam yang disebut kemajuan itu adalah mencakup kemajuan fisik material dan kemajuan mental spiritual yang keduanya ditujukan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ada tiga istilah yang dianggap memiliki arti yang dekat dan tepat dengan makna pendidikan. Ketiga istilah itu adalah tarbiyah (‫)تربييية‬, ta’lim (‫ )تعليييم‬dan ta’dib (‫)تييأديب‬ yang masing-masing memiliki karakteristik makna disamping mempunyai kesesuaian dalam pengertian pendidikan. Fungsi pendidikan Islam tidak saja dalam rangka membina manusia beriman dan bertaqwa, berketrampilan, berkepribadian dan berbudaya, tetapi manusia yang mampu menghadapi dan mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan, kemasyarakatan, dan kemanusiaan. Tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan hidup yang ditetapkan oleh Allah. Di dalam Al-Qur’an telah Allah beritahukan tujuan diadakannya atau dihidupkannya manusia yaitu mengabdi kepada Allah. Pengabdi Allah bukanlah ahli teori keagamaan, melainkan tahu dengan jelas dan lengkap seluruh isi ajaran Allah di dalam Al-Qur’an dan cakap mengerjakannya ke dalam praktek hidup sehari-hari. Adapun fungsi Filsafat Pendidikan Islam terhadap Pendidikan Islam, yaitu : (1) Teori umum bagi pendidikan, (2) Kritik terhadap asumsi-asumsi yang dipegangi oleh para pendidik dan tenaga kependidikan, (3) Evaluasi terhadap kesenjangan-kesenjangan antara teori dan praktiknya atau antara satu teori dengan teori lainnya atau antara satu metode dengan metode lainnya sehingga bila terdapat ketidakcocokan, atau tidak sinkron, maka dengan segera dapat diperbaiki, (4) Analisis terhadap konsep-konsep dan istilah-istilah pendidikan, (5) Normatif. Filsafat pendidikan dijadikan sebagai penentu arah, pedoman, petunjuk, pembimbing asas-asas, prinsip-prinsip, teori dan praktik pendidikan.



10



DAFTAR PUSTAKA



Abdullah, Abd. Rahman. Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam. Jakarta : Rineka Cipta.1990. Al-Attas, Muhammad Naquib. Konsep Pendidikan dalam Islam, terj. Haidar Bagir. Bandung : Mizan. 1994. Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Thoumy. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 1979. Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu. 1999. An-Nahlawi, Abdurrahman. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Bandung : CV. Diponegoro. 1992. Anshari, Endang Saefuddin. Pokok-Pokok Pikiran tentang Islam. Jakarta : Usaha Enterprise. 1976. Azra, Azyumardi. Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1998. Buseri, Kamrani. Antologi Pendidikan Islam dan Dakwah. Yogyakarta : UII Press. 2003. Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya : alHidayah. 1998. Faisal, Jusuf Amir. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta : Gema Insani Press. 1995. Hawi, Akmal. Dasar-dasar Pendidikan Islam. Palembang : IAIN Raden Fatah Press. 2005. Jalal, Abdul Fattah. Azaz-azaz Pendidikan Islam, terj. Herry Noer Aly. Bandung : CV. Diponegoro. 1988. Langgulung, Hasan. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Bandung : alMa’arif. 1980. Marimba, Ahmad D. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Al-Ma’arif. 1989. Ridha, Muhammad Rasyid. Tafsir al-Qur’an al-Hakim; Tafsir al-Manar. Beirut : Dar al-Fikr. Siregar, Maragustam. Kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Selasa 20 September 2011. Soekarno dan Ahmad Supardi. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Angkasa. 1990. UASSPI. “Pengertian ta’lim, ta’dib, dan tarbiyah”. http://uasspi1.blogspot.com/2010/02/pengertian-talim-tadib-dan-tarbiyah.html. diakses tanggal 28 september 2011. Usa, Muslih dan Aden Wijdan SZ. Pemikiran Islam dalam Peradaban Industrial. Yogyakarta : Aditya Media. 1997. Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara. 1995.



11



A.



Pendahuluan Islam adalah agama yang menempatkan pendidikan dalam posisi yang sangat penting. Hal itu terbukti dengan



turunnya wahyu yang pertama ( QS. Al-‘alaq 1-5) yang mengandung makna dan implikasi tentang pendidikan. Pendidikan dalam islam bukanlah sebuah pemindahan ilmu dari guru ke murid semata, melainkan juga bertujuan mengembangkan keseluruhan aspek dalam diri anak didik secara berimbang baik aspek intelektual, spiritual, moralitas, keilmiahan dan skill (ketrampilan). Istilah pendidikan dalam konteks islam pada umumnya mengacu pada istilah ai-Tarbiyah, al-Ta’dib dan al-Ta’lim. Ketiga istilah tersebut mempunyai kesamaan makna dan juga perbedaan, baik secara tekstual maupun kontekstual. B. 1. 2. 3. 1.



[1]



Permasalahan



Dari pendahuluan diatas, maka pemakalah akan membahas beberapa permasalahan sebagai berikut: Masing-masing pengertian dari al-tarbiyah, al-ta’dib dan al-ta’lim. Persamaan dan perbedaan antara al-tarbiyah, al-ta’dib dan al-ta’lim. Pengertian pendidikan islam menurut para ahli. C. Pembahasan Pengertian al-tarbiyah, al-ta’dib dan al-ta’lim a.



Al-Tarbiyah 1. 2.



Jika ditinjau dari asal katanya, dapat dilihat pada tiga bentuk yaitu: Raba-Yarbu-Tarbiyah yang memiliki berarti bertambah dan berkembang. Rabiya-Yarba-Tarbiyah, yang berarti tumbuh, berkembang dan menjadi besar.



3.



Rabba-Yarubbu-Tarbiyah yang berarti memperbaiki, menguasai, menuntun dan memelihara.



[2]



Dari pengertian-pengertian diatas, pengertian pendidikan islam yang terkandung dalam istilah al-Tarbiyah adalah memlihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa, mengembangkan seluruh potensi dan fitrah menuju kesempurnaan dan melaksanakan seluruh pendidikan secara bertahap. Penggunaan istilah al-Tarbiyah untuk menunjuk makna pendidikan island dapat difahami dengan merujuk firman Allah



   %!         Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil.(QS. Al-isra’ 24) b.



Al-Ta’dib



1.



Kata al-Ta’dib secara bahasa merupakan masdar dari kata Addaba yang mempunyai kata dan makna dasar sebagai berikut: Aduba-ya’dubu yang berarti melatih, mendisiplinkan diri untuk berperilaku yang baik dan sopan santun.



2. 3.



Adaba-ya’dibu yang berarti mengadakan pesta atau perjamuan yang berbuat dan berperilaku sopan. Kata addaba’ sebagai bentuk kata kerja ta’dib mengan dung pengertian mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplin dan memberi tindakan.



[3]



Berdasarkan hal itu, dapat disimpulkan bahwa ta’dib mengandung pengertian, usaha untuk menciptakan situasi dan kondisi sedemikian rupa, sehingga anak didik terdorong dan tergerak jiwa dan hatinya untuk berprilaku dan bersifat sopan santun yanh baik sesuai dengan yang diharapkan. Pengertian ini didasarkan pada sabda nabi SAW: Artinya: “Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku.” (H.R. Al-Aksary dari Ali RA) c.



Al-Ta’lim 1. 2.



Kata Ta’lim menurut tinjauan bahasanya mempunyai asal kata dasar makna sebagai berikut: Allama-ya’lamu yang berarti mengecap atau memberi tanda. Alima-ya’lamu yang berarti mengerti atau memberi tanda. Dari kedua makna diatas, dapat istilah ta’lim mempunyai pengertian “usaha untuk menjadikan seseorang (anak)



mengenal tanda-tanda, membedakan sesuatu dari yang lainnya dan mempunyai pengetahuan serta pemahaman yang benar tentang sesuatu”.



[4]



Pengertian ini dapat dilihat pada firman Allah SWT sebagai berikut:



               Artinya:



12



Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar 2.



orang-orang yang benar. (QS. Al-baqarah 31) Persamaan dan perbedaan antara al-Tarbiyah, al-Ta’dib dan al-Ta’lim Istilah al-Tarbiyah, al-Ta’dib, dan al-Ta’lim, jika ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat dari unsure kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yaitu dalam hal memelihara dan mendidik anak. Perbedaan – perbedaannya antara lain :



a.



Dalam istilah al-Tarbiyah mencakup semua aspek pendidikan, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Baik yang mencakup aspek jasmaniah maupun rohaniah sehingga akan terbina kemaslahatan umat manusia itu sendiri. Titik penekanannya difokuskan pada bimbingan anak supaya berpotensi dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. yaitu dengan pengembangan ilmu dalam diri manusia dan



b.



pemupukan akhlak yakni dengan pengamalan ilmu yang benar dalam mendidik pribadi. Pada istilah al-Ta’lim, pengertian pendidikan terlihat lebih sempit karena hanya sebatas proses pentransferan seperangkat ilmu pengetahuan atau nilai antara manusia. Ia hanya dituntut untuk menguasai ilmu/nilai yang ditransfer secara kognitif dan psikomotorik, akan tetapi tidak dituntut secara afektif. Titik penekanannya adalah penyampaian ilmu pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak.



c.



Adapun dalam istilah al-Ta’dib, titik penekanannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agr menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik. Walaupun ketiganya mempunyai titik penekanan yang berbeda, namun dalam dunia pendidikan ketiganya mempunyai tujuan yang sama yaitu menghantarkan anak didik menjadi manusia yang sempurna sehinnga mampu mengarungi kehidupannya dengan baik. 3.



[5]



Pengertian Pendidikan Islam Menurut Para Ahli



Dari beberapa pengertian al-Tarbiyah, al-Ta’lim dan al-Ta’dib diatas, para ahli pendidikan islam telah memberikan pengertian pendidikan islam. Diantaranya adalah: a.



[6]



Al-Syaibani mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaransebagai suatu aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam



b.



masyarakat. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.



c.



Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam adalah rangkaian proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada anak didik melalui pertumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya, baik aspek spiritual, intelektual, maupun fisiknya guna keselarasan dan kesempurnaan hidup sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa hakikat pendidikan islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan



dasar)



perkembangannya. D.



anak



didik



melalui



ajaran



islam



kea



rah



titik



maksimal



pertumbuhan



dan



[7]



Kesimpulan Hakikat pendidikan islam pada umumnya mengacu kepada istlah al-Tarbiyah, al-Ta’lim dan al-Ta’dib. Ketiga istilah tersebut pada intinya mengandung makna yang mendalam tentang pendidikan islam yaitu upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak manusia untuk merubah tingkah lakunya menuju kedewasaan melalui pendidikan demi mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun dalam ketiga istilah tersebut juga terdapat perbedaan yaitu dalam hal titik penekanannya. Hakikat pendidikan islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran islam kea rah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.



DAFTAR PUSTAKA Arif, Arifuddin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Cet I; Jakarta: Kultura (GP Press Group), 2008. Ihsan, Hamdani, Filsafat Pendidikan Islam, Cet II; Bandung: Pestaka Setia, 2007 Arifin, H.M., Ilmu Pendidikan Islam; suatu tinjauan teoritisdan praktis berdasarkan pendekatan interdisipliner, Cet II; Jakarta, Bumi Aksara, 1993. http//Mimbar BaiturRohman.blogspot.com



13



[1] Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), Hal.25 [2] Arifuddin Arif, pengantar ilmu pendidikan islam, (Jakarta: GP Press Group, 2008), hal.26 [3] Arifuddin Arif, pengantar ilmu pendidikan islam, (Jakarta: GP Press Group, 2008), hal.31-32 [4] Arifuddin Arif, pengantar ilmu pendidikan islam, (Jakarta: GP Press Group, 2008), hal.28 [5] http//Mimmbar baiturrohman.blogspot.com, 14 April 2010 [6] Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), Hal.31-32 [7] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara,1993), Hal.16



http://makalahqw.blogspot.com/2016/11/hakikat-pendidikan-islam.html



14