Hakikat Penelitian Dan Ilmu Keperawatan BU TRISEU [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hakikat penelitian dan ilmu keperawatan Pengetahuan ilmiah Manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial yang paling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam interaksi ini tercipta berbagai dinamika kehidupan dengan berbagai permasalahan dan fenomena yang terjadi. Manusia juga memiliki fase ingin tahu yang tinggi tentang segala sesuatu yang terjadi disekelilingnya. Sedangkan disekelilingnya terjadi berbagai kejadian atau fenomena yang mendorong sifat dasar manusia untuk mengetahuinya. Keingintahuan terhadap satu fenomena atau masalah yang terjadi di sekelilingnya mendorong manusia untuk mengkaji dan menelitinya hal ini yang mendorong kemajuan ilmu pengtahuan. Keberadaban manusia dimuka bumi sangat didukung oleh perkembangan pengetahuan dan teknologi. Mulai dari manusia menggunakan peralatan bercocok tanam, menemukan mesin uap, menemukan listrik, membuat pesawat terbang sampai dengan manusia mampu pergi kebulan yang merupakan contoh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semuanya tidak terlepas dari kodrat manusia yang memiliki sifat keingintahuan yang tinggi. Sehingga manusia mulai meneliti dan mengadakan berbagai percobaan baik yang sifatnya menemukan secara tidak terduga, Trial and error atau melalui metode pengetahuan ilmiah hal dari penelitian ini tentunya menambah khasanah ilmu pengetahuan. Pada dasarnya pengetahuan yang dimiliki manusia didapatkan melalui berbagai cara. 1. Panca indera, dimana mata dapat melihat, telinga mampu mendengar, hidung sebagai penghidu, lidah mampu mengecap dan kulit dapat merasakan suatu sentuhan, yang semuanya kemudian dipersiapkan oleh otak, diolah sebagai suatu informasi dan disimpan didalam memori diotak. 2. Perasaan, dimana manusia memiliki pusat pengatur emosi dan perasaan diotak yang disebut sitem limbik 3. Pikiran atau rasio manusia, dalam hal ini segala sesuatu yang diamati oleh manusia akan melalui pusat pengolahan informasi diotak (konteks serebral), kemudian akan dianalisa secara logika dan rasional, selanjutnya meraka akan mendapatkan pengetahuan dari apa yang mereka pikirkan. 4. Intuisi, dalam hal ini menusia memperoleh penegtahuan dengan sendirinya atau melalui intuisisnya sendiri. 5. Wahyu, pengetahuan ini didapat dari tuhan yang disampaikan kepada Nabi dan Rosul



Aplikasi Filsafat Ilmu Dalam Keperawatan Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari pemahaman tentang filsafat ilmu. Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu yang ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek ontologi (apa yang ingin diketahui), Epistemologi (bagaimana memperoleh pengetahuan) dan aksiologi (untuk pengetahuan itu).



Berikut aplikasi tiga sudut pandang filsafat ilmu dalam keperawatan : 1. Ontologi dalam ilmu keperawatan Ontologi dapat diartikan sebagai suatu studi yang menbahas sesuatu yang ada. Ontologi menjawab pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui atau objek yang menjadi pusat studi dari suatu disiplin ilmu. Ontologi dalam ilmu keperawtan menunjukan objek yang menjadi pusat telaah ilmu keparawatan. Dengan demikina manfaat ontologi bagi ilmu keperawatan adalah : o Memberikan arah dalam pengembangan struktur ilmu keperawatan hingga dapat membedakan disiplin ilmu keperawatn dengan disiplin ilmu lainnya. o Memberikan pandangan dalam menyusun ilmu keperawatan yang integral, komprehensif dan koheren. Ilmu keperawatan dalam hal ini mengkaji masalah – masalah spesipik dalam keperawatan yang akhirnya dapat diperoleh gambaran komprehensif dan koherententang objek telaahnya. 2. Epistemoligi dalam ilmu keperawatan. Epistemologi merupakan sudut pandang tentang bagaimana metode atau prosedur yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan. Epistemologi menjai dasar pijakan dalam memberikan legitimasi seuatu ilmu pengetahuan untuk di akui sebagai disiplin ilmu dan menentukan keabsahan disiplin ilmu tertentu (ihsan,2010) . Aplikasi epistemologi dalam ilmu keperawatan tedapat dari perkembangan struktur ilmu keperawatan mulai dari falsafah keperawatan, paadigma, model konseptual keperawatan teori keperawata dan teori Middle Range keperawatan. 3. Aksiologi dalam ilmu keperawatan Aksiologi dalam ilmu keperawatan memberikan batasan pengembangan ilmu keperawatan sehingga tetap berjalan dalam kodrat manusia dan peningkatan kemaslahatan umat manusia. Pemahaman tentang aksiologi dalam keperawatan bertuajuan : o Memberikan arah dalam proses keilmuan dan perkembangan teori keperawatan sehingga berbagai penelitian keperawatan dapat dilakukan secara etis, tidak merubah kodrat dan tidak merendahkan martabat manusia. o Memberikan arah dalam praktik keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan dengan nilai yang luhur dan dapa meningkatkan derajat kesehatan manusia. Sruktur Displin Ilmu Keperawatan Peneliti dibidang keperawatn harus memahami struktur disiplin ilmu keperawatan karena tujuan utama penelitian keperawatan adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan. Teori adalah sekumpulan konsep, definisi dan preposisi yang menunjukan suatu gambaran yang distematis dari fenomena dengan mendisain hubungan, memprediksi yang spesifik diantara konsep – konsep dengan tujuan menggambarkan, menjelaskan, menprediksi dan mengontrol fenomena (chinn dan jacobs,1987). Definisi ini hampir sama dengan definisi yang dipaparkan oleh bodie dan chitty (1993) yaitu sekumpulan pernyataan yang



berhubungan dengan konsep, definisi dan proposisi yang menunjukan kesistematisan pandangan mengenai fenomena yang berfungsi untuk menggambarkan, menjelaskan, meprediksikan, dan mengontol. Sedangkan teori keperawatan menurut sevens (1984) adalah suatu usaha menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan (taylor, dkk 1989). Struktur disiplin ilmu keperawatan membagi teori dalam empat tingkatan ilmu dari yang paling abstrak sampai dengan yang paling kongkrit, yaitu : 1. Falsafah keperawatan Falsafah keperawatan merupakan keyakinan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar praktek keperawatan. Falsafah keperawatan meyakini bahwa manusia adalah makhluk yang holistik dan memiliki integritas yang tidak dapat di pisahkan. Manusia dalam falsafah keperawatan juga diyakini sebagai sistem yang terbuka memiliki pertumbuhan yang tidak terbatas dan makhluk yang unik mempunyai kemampuan untuk berespon secara positif atau negatif karena perbadaan budaya, agama, sosial, ekonomi dam pengalaman relatif. 2. Paradigma keperawatan Berdasarkan falsafah keperawatan, pakar keperawatan mengembangkan paradigma keperawatan. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang merupakan kesepakatan bersama antar ilmuan keperawatan tentang konsepkonsep utama yang mendasari perkembangan discipline ilmu keperawatan dan praktik keperawatan. Paradigma keperawatan mencangkup 4 konsep utama yaitu : a. Manusia Keperawatan memandang manusia sebagai inti dari disiplin ilmunya, manusia merupakan sistem adaptip, berinteraksi dengan lingkungan dan bergarak menuju adaptasi yang sehat. Manusia memiliki kebutuhan yaitu segala sesuatu yang di perlukan untuk kesehatan dan kesejahteraannya. Meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial dan spiritusl. b. Kondisi sehat dan kesehatan Kondisi sehat dan kesehatan dalam paradigma keperawatan dipandang sebagai kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk berfungsi secara konsesten, stabil dan seimbang dalam menjalani kehidupan sehari hari melalui interaksi positif dengan lingkungan. c. Lingkungan Lingkungan mencangkup semua aspek keadaan, pengaruh dan kondisi yang mengelilingi dan mempengaruhi individu. Lingkungan secara konstan mempunyai pengaruh terhadap perubahan internal dan eksternal yang terjadi pada idividu. Komponen internal meliputi faktor genetik, struktur anatomis, fisiologis, psikologis, nilai dan keyakinan. Komponen eksternal meliputi keadaan fisik, demografi, ekologi, hubungan interpersonal, dan niali sosial buadaya dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari.



d. Keperawatan Keperawatan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit, yang dibutuhkan sampai pulih atau menjelang ajal, dimana individu tidak mampu melaksanakan kegiatan kehidupannya akibat ketidakmampuan, ketidakmauan, dan ketidaktahuan. 3. Model konseptual dan grand theory Model konseptual dan grand theory menjelaskan pendapat masing masing pakar tentang hubungan keempat konsep tersebut dalam sebuah hubungan yang lebih jelas tentang penomena keperawatan. Faucett (2000) menjelaskan bahwa sebuah model konseptual menetapkan sumber kerangka yang jelas bagi pengikutnya, yang menjelaskan kepada mereka bagaimana mengobservasi dan mengartikan ketertarikan penomena terhadap suatu disiplin. Setiap model konseptual keperawatan mempunyai grand theory dimana teori tersebut berasal dari modelnya masing-masing. Salah satu contoh grand theory yang berasal dari konseptual model keperawatan adalah model adaptasi roy yang mengatakan bahwa manusia merupakan sistem yang adaptif yang diambil dari model adaptasi 4. Teori keperawatan (nursing theory) Teori keperawatan digunakan untuk menggambarkan secara umum variabelvariabel yang dijelaskan, memberikan pedoman bagi penelitian dan kegiatan keperawatan meramalkan hasil praktik dan meramalkan respon pasien. Teori keperawatan juga berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain. 5. Middle range theory Teori middle range lebih fokus dan lebih kongkrit daripada grand theory atau nursing theory. Teori pada level ini lebuih fokus dalam menjawab pertanyaanpertanyaan praktisi keperawatan yang spesifik seperti spesifik untuk kelompok usia klien, kondisi keluarga, tempat tinggal klien, kondisi kesehatan dan peran perawat (alligood, 2002).



Tabel 1.1 Level Teori Dan Pakar Keperawatan Yang Berkontribusi Mengembangan Setiap Level Teori



1. 2. 3. 4. 5.



Filosofi keperawatan Nigtingale Watson Benner Martinsen Eriksson Teori Keperawatan



Model konseptuan dan grand theory 1. Levine 2. Rogers 3. Orem 4. King 5. Neuman 6. Calista roy 7. johnson Teori Middle Range



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



orlando pender leininger newman parse ericksson, tomlin dan suwain husted dan husted



1. mercer 2. mishel 3. reed 4. wiener & dodd 5. eakes, burke & hainsworth 6. barker 7. kolcabe 8. beck 9. swanson 10. ruland & moore



Hubungan teori, praktik dan penelitian keperawatan Dalam perkwmbangan ilmu keperawatan, terdapat ketertarikan yang tidak dapat dipisahkan karena teori dan konsep (body of knowledge) keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian di bidang keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan ditatanan klinik dan komunitas sangat ditentukan oleh pelayanan prima yang di berikan oleh seorang perawat. Pelayanan prima duwujudkan salah satunya adalah melaksanakan setiap tindakan keperawatan sesuai standar oprasional prosedur (SOP). SOP dikembangkan dari teori dan konsep keperawatan uang telah teruji mampu mengatasi masalah yang di alami oleh pasien. SOP di update setiap saat dengan bukti hasil penelitian. Secara esensial kualitas pelayanan keperawatan akan semakin meningkat jika berlandaskan pada bukti hasil penelitian keperawatan ( evidence based nursing). masalah penelitian keperawatan umumnya bersumber dari tatanan prakten keperawatan. Kemudian dalam menetapkan pertanyaan penelitian atau hipotesis berlandasan kepada teori dan konsep keperawatan yang telah dibangun oleh para peneliti dan pakar keperawatan. Skema berikut ini menjelaskan hubungan antara ketiga aspek berikut.



Teori dan konsep Keperawatan



Penelitian Keperawatan



Praktik Keperawatan



Gambar Berikut menunjukan skema hubungan yang lebih lengkap antara penelitian dan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan : Teori dan Konsep Keperawatan



Fenomena praktek keperawatan dilapangan



Evidance based Nursing



Penerapan hasil penelitian dalam praktek keperawatan



Penelitian Keperawatan Kualitas pelayanan keperawatan



Kepuasan pasien



Selain tugas utama sebagai pelaksanaan asuhan keperawatan dan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien, perawat juga berperan sebagai pengelola pelayanan keperawatan dan peneliti dibidang keperawatan. Melalui perannya sebagai peneliti, perawat seyogyanya mampu mengidentifikasi dan menganalisa masalah dibidang keperawatan dan kemudian melaksanakan kegiatan penelitian guna meningkatkan teknologi serta keterampilan dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan secara propesional. Dalam menjalankan peran ini perawat harus mampu : o membuat usulan penelitian sesuai dengan masalah yang dihadapi pada arena kesehatan dan keperawatan o melaksanakan kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan o menerapkan dengan tepat hasil penelitian yang tekait dengan bidang tugasnya dalam lingkup keperawatan