Hasil Laporan Asesmen Dan Intervensi Bidang Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HASIL LAPORAN ASESMEN DAN INTERVENSI BIDANG SOSIAL PUTUS CINTA MEMBAWAKU MENJADI PECANDU MINUMAN KERAS Untuk memenuhi tugas akhir asesmen dan intervensi sosial Dosen Pengampu Endah Sri Indrawati, S.Psi, M.Si.



Disusun oleh: Hilwa Aulia Rahmah



15000117120010



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2019



BAB I PENDAHULUAN A. Landasan Teori Minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol. Minuman beralkohol merupakan minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran (Darmawan, 2010). Menurut (Permendag, 2009), minuman keras terdiri dari 3 golongan yaitu : 1. Minuman keras golongan A (kadar etanol 1-5%) 2. Minuman keras golongan B (kadar etanol 5-20%) 3. Minuman keras golongan C (kadar etanol 20-50%)



Penggunaan minuman keras secara berkepanjangan dapat menimbulkan berbagai masalah yang terkait dengan kesehatan, sebagai contoh penyakit yang diakibatkan oleh konsumsi minuman keras secara berlebihan adalah kerusakan jaringan otak, penyakit hati, gangguan sistem pencernaan, gangguan kelenjar pankreas, gangguan sistem otot, gangguan seksual dan perkembangan janin, gangguan sistem endokrin, gangguan sistem metabolisme nutrisi, resiko kanker, dan gangguan metabolisme tubuh (Hawari, 2003). Terdapat 4 kelompok determinan dari penyalahgunaan alkohol yang mana peranannya sangat kompleks dan saling terkait satu sama lainnya (WHO, 2003). 1. Sosial



Penggunaan alkohol sering kali didasari oleh motif-motif sosial seperti meningkatkan prestige ataupun adanya pengaruh pergaulan dan perubahan gaya hidup. Selain itu faktor sosial lain seperti sistem norma dan nilai (keluarga dan masyarakat) juga menjadi kunci dalam permasalahan penyalahgunaan alkohol (Sarwono, 2011). 2. Ekonomi



Masalah penyalahgunaan alkohol bisa ditinjau dari sudut ekonomi. Tentu saja meningkatnya jumlah pengguna alkohol di Indonesia juga dapat diasosiasikan dengan faktor keterjangkauan harga minuman keras (import atau lokal) dengan daya beli atau kekuatan ekonomi masyarakat. Secara makro, industri minuman keras baik itu ditingkat mampu menyumbang porsi yang cukup besar bagi pendapatan negara (tax,



revenue dan excise). 3. Budaya



Melalui sudut pandang budaya dan kepercayaan masalah alkohol juga menjadi sangat kompleks. Di Indonesia banyak dijumpai produk lokal minuman keras yang merupakan warisan tradisional (arak, tuak, badeg, dll) dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat dengan alasan tradisi. Sementara apabila tradisi budaya tersebut dikaitkan dengan sisi agama dimana mayoritas masyarakat Indonesia adalah kaum muslim yang melarang untuk mengkonsumsi alkohol. Hal ini tentu saja menjadi sangat bertolak belakang. 4. Lingkungan



Peranan negara dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari penyalahgunaan alkohol menjadi sangat vital. Bentuk peraturan dan regulasi tentang minuman keras, serta pelaksanaan yang tegas menjadi kunci utama penanganan masalah alkohol ini. Selain itu, peranan provider kesehatan dalam mempromosikan kesehatan terkait masalah alkohol baik itu sosialisasi di tingkat masyarakat maupun advokasi pada tingkatan decision maker (Sarwono, 2011).



Penyalahgunaan alkohol dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori utama menurut respon serta motif individu terhadap pemakaian alkohol itu sendiri (Sundeen, 2007).



1. Penggunaan alcohol yang bersifat eksperimental. Kondisi penggunaan alcohol pada tahap awal yang disebabkan rasa ingin tahu dari seseorang (remaja). Sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya, remaja selalu ingin mencari pengalaman baru atau sering juga dikatakan taraf coba-coba, termasuk juga mencoba menggunakan alcohol. 2. Penggunaan alcohol yang bersifat rekreasional. Penggunaan alcohol pada waktu berkumpul bersama-sama teman sebaya, misalnya pada waktu pertemuan malam minggu, ulang tahun atau acara pesta lainnya. Penggunaan ini mempunyai tujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya (Ra’uf, M. 2002). 3. Penggunaan alcohol yang bersifat situasional. Seseorang mengkonsumsi alcohol dengan tujuan tertentu secara individual, hal itu sebagai pemenuhan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi. Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan diri dari masalah, konflik, stress, dan frustasi. 4. Penggunaan alcohol yang bersifat penyalahgunaan. Penggunaan alcohol yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara rutin, paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan.



Sudah terjadi penyimpangan perilaku, mengganggu fungsi dalam peran lingkungan 4alcoho, seperti di lingkungan pendidikan atau pekerjaan. 5. Penggunaan alcohol yang bersifat ketergantungan. Penggunaan alcohol yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan adanya toleransi dan sindroma putus zat (alcohol). Suatu kondisi dimana indidvidu yang biasa menggunakan zat adiktif (4lcohol) secara rutin pada dosis tertentu akan menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti memakai sehingga akan menimbulkan gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan. B. Identitas Subjek



Nama: Rizky Ramadhan Usia: 21 tahun Jenis kelamin: Laki-laki Pekerjaan: Mahasiswa Riwayat Pendidikan: SMA C. Deskripsi Masalah Subjek merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Subjek beralamat dijalan Gajah Raya, Semarang. Sehari-hari subjek berkuliah sambil bekerja. Pada pagi hingga sore subjek bekerja sebagai driver ojek online, malamnya subjek kuliah disalah satu Universitas swasta di Semarang.



Subjek tinggal bersama satu orang kakak, ibu subjek, dan nenek subjek. Kakak pertamanya sudah memiliki keluarga dan tinggal diluar kota, ayahnya sudah memiliki keluarga baru dan tinggal diluar kota. Kakak kedua subjek bekerja disebuah toko dan ibu subjek hanya sebagai ibu rumah tangga. Subjek memilih bekerja karena ia ingin membiayai kuliahnya sendiri, subjek ingin meringankan beban kakaknya. Kehidupan subjek kurang akur dengan kakak dan ibunya. Subjek memilih untuk menghabiskan waktunya bekerja dan berkumpul bersama teman-temannya. Bahkan subjek sering jarang untuk pulang kerumah. Subjek mengatakan bahwa dirumah terkesan seperti hutan karena sangat sepi, ibu, kakak, dan nenek subjek sangat cuek dan kurang memberikan perhatiannya kepada subjek sehingga subjek lebih memilih untuk pergi berkumpul bersama teman-temannya. Namun dibalik itu subjek tetap giat bekerja mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya karena tidak ingin merepotkan kakaknya. Saat subjek duduk dibangku SMA, subjek memiliki seorang pacar. Pacar subjek berada disatu sekolah yang sama dengan subjek sehingga subjek sering mengantar jemput pacarnya. Subjek menjalin hubungan dengan pacarnya kurang lebih sudah berjalan selama 3 tahun. Saat memasuki tahun ke tiga dan sudah lulus SMA, pacar subjek memutuskan hubungannya dengan subjek. Disaat itu subjek merasa hancur dan sedih. Kemudian subjek mencari pelampiasan dengan teman-teman tongkrongan subjek. Subjek mulai mengenal minuman keras berawal dari temantemannya. Saat itu ketika subjek sedih dan menceritakan bahwa hubungan dengan pacarnya sudah berakhir teman-teman subjek menawarkan minuman keras kepada subjek dengan mengatakan bahwa minuman keras tersebut dapat menghilangkan rasa sakit setelah ditinggal pacarnya. Awalnya subjek ragu, namun setelah dibujuk oleh teman-temannya subjek pun tergerak untuk meminumnya. Darisitu lah awal subjek mengenal minuman keras, dan mulai saat itu ketika subjek mempunyai masalah keluarga, akademik, maupun pekerjaan subjek melampiaskan nya dengan membeli beberapa botol minuman keras, bahkan subjek kerap membawa minuman kras ke dalam kamarnya. Ibu dan kakak subjek pun memarahi subjek ketika ibunya menemui banyak botol minuman keras dikamarnya. Ibu subjek sempat mengancam akan mengusir subjek apabila subjek tidak berhenti minum minuman keras, namun subjek tidak menghiraukan omongan ibunya tersebut. Seiring berjalannya waktu subjek merasa kecanduan dengan minuman keras, bahkan ketika tidak ada masalah pun subjek tetap meminum minuman keras. Setiap subjek pergi nongkrong bersama teman-temannya minuman keras selalu ada dihadapan mereka. Subjek pun meminta uang jajan tambahan kepada ibunya dengan alasan untuk membayar. Hampir setiap hari subjek membeli



minuman keras meskipun tidak selalu dalam jumlah banyak, namun hal tersebut dapat berimbas kepada kesehatan subjek Subjek menjadi seorang pecandu minuman keras sudah berjalan sekitar 2 tahun. Saat ini subjek merasa ingin mengurangi perilaku minumnya itu karena subjek merasa kesehatan nya yang tidak fit seperti dulu. Subjek sering muntah muntah dan merasa pusing. Hal tersebut membuat subjek merasa sulit beraktivitas dan mengganggu subjek untuk bekerja dan kuliah. Data diambil dengan teman subjek Teman subjek yang berinisial A mengaku sudah berteman selama 5 tahun sejak pertama kali masuk SMA. A mengatakan bahwa subjek anak yang memiliki komitmen yang kuat. A mengatakan jika subjek mengalami masalah subjek selalu bercerita kepada A, mulai dari hubungan keluarganya, hubungan dengan pacar, dan pekerjaannya. A mengatakan bahwa subjek ingin menggantikan peran sang ayah untuk menafkahi ibu, nenek, dan kakak perempuannya. Namun kehidupan keluarganya dirumah mulai berubah setelah kepergian ayah. A mengatakan dirumah subjek sangat sepi, ibu, nenek, dan kakak subjek jarang sekali berinteraksi, mereka sibuk dengan kegiatan mereka sendiri. Ibu subjek sebagai ibu rumah tangga lebih cenderung bermain handphone, kakak subjek menghabiskan waktunya hanya didalam kamar, dan nenek subjek hanya menonton televisi. Saat subjek putus dengan pacarnya, A mengatakan subjek sangat sedih dan galau, karena subjek sudah pacaran cukup lama. Subjek belum siap dan tidak ingin melepaskan pacarnya. Menurut A subjek orang yang tulus dan setia. Ketika hubungan subjek dengan pacarnya berakhir, A mencoba untuk memberikan semangat kepada subjek. Namun, A juga yang menawarkan subjek untuk mencoba minuman keras. Tetapi A tidak berpikiran akan sampai kecanduan minuman keras seperti ini, karena pada saat itu A hanya ingin memberikan minuman keras saat ia sedang putus dengan pacarnya. Semenjak itu subjek sering mengajak A untuk nongkrong keluar dengan membeli minuman keras. Beberapa kali A menolak, namun subjek tetap pergi dengan teman-teman yang lain. A mengaku juga sering untuk meminum minuman keras tetapi hanya untuk melampiaskan masalah yang sedang dialami atau hanya sekedar mencari kesenangan ketika bosan.



BAB II ISI A. Pelaksanaan Asesmen Asesmen dilakukan dengan melalui wawancara kepada mahasiswa disalah satu Universitas di Semarang. Wawancara dilakukan untuk mengetahui faktor pemicu munculnya perilaku yang dilakukan. Wawancara berlangsung pada siang hari dirumah subjek. Proses wawancara tidak menggunakan interviu guide karena subjek merupakan teman dari interviewer sendiri. Proses pelaksanaan wawancara berjalan santai dan terbuka karena subjek sendiri mengaku bahwa perilakunya merupakan hal buruk dan subjek ingin untuk menghilangkannya. B. Hasil Asesmen Setelah dilakukan nya wawancara didapatkan bahwa subjek mengalami kecanduan minuman keras karena mengalami putus cinta atau biasa disebut galau. Subjek melampiaskan nya dengan meminum minuman keras. Menurut subjek dengan meminum minuman keras dia dapat melupakan sejenak masalah yang ia hadapi, namun tetap saja itu tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Ketika subjek dalam keadaan mabuk, subjek merasa tenang dan lupa sejenak tentang mantan pacarnya. Berawal dari putus cinta tersebut kemudian setiap subjek memiliki masalah subjek selalu mencari atau membeli minum minuman keras. Subjek mengenal minuman keras pertama kali yaitu melalu teman-temannya. Suatu saat ketika subjek mengalami putus cinta kemudian subjek berkumpul atau nongkrong bersama teman-temannya. Kemudian subjek bercerita atau curhat kepada teman-temannya bahwa ia diputuskan oleh pacarnya. Subjek sangat sedih ketika itu hingga tidak nafsu makan dan malas untu melakukan kegiatan apapun. Teman subjek yang seorang peminum minuman keras menyarankan subjek untuk mencoba meminum minuman keras, karena teman subjek mengatakan jika ia meminum minuman keras ia akan merasa lebih tenang dan dapat melupakan sejenak masalah yang ia hadapi. Awalnya subjek menolak saran tersebut, namun karena dorongan dari teman-teman yang lain akhirnya subjek tergerak untuk membeli minuman keras tersebut. Subjek diantar temannya untuk membeli minuman keras diwarung. Untuk pertama kalinya subjek mencoba minuman keras tersebut, rasanya pahit. Sedikit demi sedikit subjek mulai terbiasa dengan rasanya. Kemudian subjek mulai sedikit nge-fly dan berbicara ngawur-ngawuran dengan lepas subjek tertawa terbahak bahak. Subjek merasa



dirinya tenang dan bahagia dikala itu, masalah yang sedang ia hadapi rasanya hilang begitu saja. Dari kejadian tersebut subjek mulai akrab dengan minuman keras bahkan setiap nongkrong bersama teman-temannya ia selalu membeli minuman keras kemudian di minum bersama dengan teman-temannya. Setiap ada masalah subjek selalu melampiaskan nya dengan minum minuman keras tersebut. Subjek juga sering membawa minuman keras kedalam kamarnya. Untuk mendapatkan minuman keras tersebut subjek menghabiskan jatah uangnya bahkan meminta uang jajan tambahan kepada kedua orangtua nya. Bahkan tidak jarang subjek pulang kerumah dengan keadaan mabuk. Orangtua subjek juga selalu memarahi subjek ketika subjek pulang dengan keadaan mabuk bahkan orangtua subjek pernah mengancam untuk mengusir subjek dari rumah apabila masih sering meminum minuman keras tersebut. Subjek sudah menjadi pecandu minuman keras kurang lebi 2 tahun. Subjek mengatakan ingin berhenti minum karena tidak baik bagi kesehatannya. Subjek berusaha untuk mengurangi kebiasaan buruknya tersebut. Dimulai dari mengurangi tongkrongan bersama teman-temannya dan lebih menghabiskan waktu dikamar dan bermain game. Namun menurut subjek hal tersebut sulit untuk dilakukan karena mood subjek suka berubah ubah. Tetapi subjek tetap akan mencoba mengurangi perilaku buruk tersebut. C. Prognosa Prognosa yang didapatkan dari hasil asesmen tersebut adalah BAIK. Karena subjek mengatakan ingin mngurangi perilaku buruknya tersebut dan berusaha mengurangi interaksi dengan lingkungan yang negatif.



BAB III



A. Metode dan Program Intervensi Metode yang digunakan dalam melakukan intervensi kepada mahasiswa yang mengkonsumsi minuman keras adalah konseling dan poster. Program dalam intervensi yang kami buat berupa training mengenai coping stress dan adanya psikoedukasi serta konseling. Adapun tujuan dari program ini adalah mampu meningkatkan kemampuan menghadapi permasalahan dengan menggunakan coping stress yang tepat sehingga mengkonsumsi minuman keras tidak lagi dilakukan. B. Strategi Intervensi Strategi intervensi yang akan dilakukan adalah dengan memberikan konseling mengenai copping stress dimana di dalamnya terdapat psikoedukasi mengenai bahaya dan dampak mengkonsumsi minuman keras disertai sesi tanya jawab langsung dari materi yang telah diberikan. Psikoedukasi ini hanya bertujuan untuk memberikan awareness kepada mahasiwa. Tujuan adanya konseling ini adalah mahasiswa mampu menemukan solusi terkait permasalahan yang sama sehingga tidak lagi mengkonsumsi minuman keras. Strategi lain yang digunakan adalah menggunakan poster yang berisikan bahaya mengkonsumsi minuman keras bagi kesehatan. Tujuan adanya poster ini adalah untuk mengedukasi pembaca tentang bahaya minuman keras dan menghimbau serta mengajak pembaca untuk menghindari minuman keras. Kami menggunakan poster sebagai media pendukung untuk meningkatkan awareness kepada mahasiswa. C. Matriks Sasaran Perubahan Target sasaran perubahan yang dipilih ditujukkan untuk mahasiswa yang mengkonsumsi minuman keras.



TABEL SASARAN KETERCAPAIAN (PO) UNTUK MAHASISWA YANG MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS



PO.1 .



Menumbuhkan kesadaran



kepada



mengkonsumsi minuman keras



mahasiswa



tentang



bahaya



PO.2



Menumbuhkan kesadaran bahwa minuman keras bukan pilihan yang tepat



. PO.3



Mahasiswa mampu melakukan menyelesaikan masalah dengan pilihan



.



yang benar.



PO.4



Mahasiswa mampu memilih lingkungan pertemanan yang berdampak



.



positif bagi dirinya



PENENTU KETERCAPAIAN (PD) UNTUK RESPON MAHASISYA YANG MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS Daftar Permulaan Meyakini



bahwa



coping



Daftar Final



stress



dengan Keyakinan diri (Self Efficacy)



mengkonsumsi minuman keras merupakan cara yang tidak tepat Berpikir bahwa akan ada dampak buruk dari Keyakinan akan konsekuensi mengkonsumsi



minuman



keras



dan



berusaha



(Outcome Expectation)



menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan Berpikir bahwa mengkomsumsi minuman keras akan



Pengetahuan (Knowledge)



berdampak buruk bagi kesehatan Mengetahui bahwa mengkonsumsi minuman keras



Pandangan



sebagai cara coping stress merupakan hal salah dan



norma



dapat berdampak negatif



Social Norms)



Tidak mengkonsumsi minuman keras



Norma Sosial (Social Norms)



Berusaha menghindari peer group yang berdampak



Penghalang (Barriers)



negatif



pribadi



sosial



tentang



(Perceived



MATRIKS SASARAN PERUBAHAN PERILAKU UNTUK MAHASISWA YANG MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS PENENTU KETERCAPAIAN (PD)



PENENTU KETERCAPAIAN (PD) PERSONAL



EKSTERNAL Keyakinan Sasaran



Pengetahuan



Sikap



Ketercapaian



tentang konsekuensi



Pandangan pribadi



Norma



tentang



Sosial



Penghalang



norma sosial PO.1.



Mengetahui



Berusaha



Meyakini



Menyadari



Meminum



Akses yang



Menumbuhkan



bahaya



menjauhi



bahwa



bahwa



minuman



mudah



kesadaran



mengkonsumsi



minuman



minuman



masyarakat



keras akan



untuk



kepada



minuman keras



keras



keras



menganggap



mendapat



membeli



mahasiswa



merupakan



minuman



pandangan



minuman



tentang bahaya



minuman



keras sebagai



negatif dari



keras dan



mengkonsumsi



yang



minuman



masyarakat



memiliki



minuman keras



memiliki



yang tidak



peer group



dampak



baik untuk



yang



buruk



dikonsumsi



mempenga-



dan tidak



ruhi



sesuai dengan budaya Indonesia PO.2.



Mengetahui



Tidak



Meyakini



Menyadari



Mengkon-



Tidak



Menumbuhkan



cara coping



memilih



bahwa



bahwa



sumsi



semua orang



kesadaran bahwa



stress yang



minuman



minuman



masyarakat



minuman



memiliki



minuman keras



tepat untuk



keras



keras bukan



akan



keras



pengetahuan



bukan coping



mengatasi



sebagai



cara coping



menganggap



bukan



mengenai



stress yang tepat



permasalahan



cara



stress yang



negatif orang



budaya



coping



untuk



tepat



yang



orang



stress yang



coping



melakukan



Indonesia



tepat



stress



coping stress dengan cara



mengkonsum -si minuman keras PO.3.



Mengetahui



Mempela



Meyakini



Menyadari



Individu



Mahasiswa



cara coping



-jari



bahwa



bahwa



yang tidak



mampu



stress yang



tentang



banyak cara



coping stress



mau



melakukan



tepat



cara



lain untuk



dengan



mempelajari



coping stress



coping



menyelesai-



minuman



yang tepat



stress



kan masalah



keras bukan



coping



terhadap masalah



yang



selain



cara yang



stress



yang



tepat



mengkonsum



tepat



Dihadapinya



-si minuman keras



-



mengenai



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil wawancara kepada subjek mengenai pecandu minuman keras, dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan dan beban hidup sesorang dapat membawa pengaruh buruk dalam hidup. Lingkungan yang positif akan membantu dan menyelesaikan masalah yang ada, namun apabila lingkungan negatif maka itu dapat memicu permasalahan baru. Dukungan keluarga sangat perlu untuk dapat menyelesaikan keluarga. Apabila keluarga tidak kurang memiliki rasa perhatian kepada anggota keluara lainnya maka dapat menimbulkan anggota keluarga tersebut salah dalam memilih pergaulan. Minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol. Minuman beralkohol merupakan minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Menurunnya kesadaran tersebut dapat menyebabkan efek penggunanya merasa nge-fly atau tenang. Maka dari itu minuman keras menjadi pilihan orangorang untuk menanggulangi coping stress nya, padahal dalam menanggapi coping stress dapat dilakukan oleh berbagai hal positif. Minuman keras juga dapat berdampak bagi kesehatan peminumnya, karena didalam nya mengandung berbagai macam bahan seperti alkohol, etanol, dan lain sebagainya yang tidak baik untuk tubuh. Apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebih minuman keras dapat menimbulkan kematian karena zat zat yang terkandung dalam minuman keras tidak dapat diterima oleh tubuh dan zat tersebut membahayakan organ tubuh yang ada didalam nya. B. Saran Untuk mahasiswa maupun orang-orang yang sedang memiliki masalah atau beban hidup sebaiknya tetap melakukan hal positif untuk melampiaskan masalah tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam melakukan coping stress misalnya seperti pergi berlibur, mendengarkan musik, berkumpul dengan lingkungan yang postif, dan lain sebaginya. Ketika kalian melihat teman atau kerabat sedang memiliki masalah sebaiknya anda harus merangkul nya dan membantu nya mnyelesaikan masalahnya. Bukan untuk membawa dia kejalan



yang salah dan menyebabkan masalahnya bertambah. Kita harus bisa peka terhadap orang-orang sekitar kita agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. C. MERENCANAKAN ADOPSI, IMPLEMENTASI, DAN SUSTAINABILITAS Setelah dilakukan konseling didalamnya terdapat pengembangan psikoedukasi. Dalam pelaksanaannya terdapat psikoedukasi mengenai dampak buruk mengkonsumsi minuman keras dengan tujuan agar mahasiswa lebih aware terhadap kondisi tubunya. Psikoedukasi tentang peer group juga dilakukan supaya mahasiswa lebih selektif dalam memilih teman sehingga dampak buruk yang timbul dapat dicegah. Selain itu, terdapat konseling kelompok dimana mahasiswa dikelompokkan dengan mahasiswa yang juga mengkonsumsi minuman keras. Mereka saling berdiskusi, berbagi, dan bertukar pikiran terkait permasalahan yang sedang dihadapi sehingga menemukan solusi bersama di dalam kelompok. Untuk dapat menghindari mengkonsumsi minuman keras maka mahasiswa harus mengetahui cara coping stress yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi. Pemilihan peer group juga berpengaruh. Apabila mereka memilih peer group yang di dalamnya terdapat orang-orang yang mengkonsumsi minuman keras ketika berkumpul, maka kemungkinan besar ia akan terbawa untuk melakukan hal yang sama. Dalam rangka meningkatakan kesadaran mahasiswa untuk tidak menggunakan minuman keras sebagai cara menyelesaikan masalah, maka salah satu caranya adalah dengan mengadakan konseling. Konseling dapat ditujukan kepada mahasiswa yang mengkonsumsi minuman keras yang dilatarbelakangi karena adanya permasalahan baik akademik maupun non akademik dan pengaruh peer group yang mengkonsumsi minuman keras saat berkumpul. Oleh karena itu, setelah mengetahui cara coping stress yang tepat dan dapat selektif dalam memilih peer group diharapkan mahasiswa tidak lagi mengkonsumsi minuman keras.



Daftar Pustaka Carver, C.S., Scheier, M.F., dan Weintraub,J. K. (1989). Assessing coping strategies: A theoretically based approach. Journal of Personality and Social Psychology, 56, 267283. Darmawan, Steven. (2010). Pengertian Minuman Keras dan Dampaknya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dayakisni, Tri & Salis Yuniardi. (2004). Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM Press. Folkman,S & Lazarus. (1984). Personal control and stress and coping processes: a theoritical analysis. Journal of Personality and Psychology, 46 (40), 839-858 Furnham, Bochner. (1986). Culture Shock, 1st Ed . London & New York: Methuen. Goliszek, Andrew. (2005). 60 Second Manajemen Stres. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer. Hawari. (2003). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: Gaya Baru. Looker, Terry & Gregson, Olga. (2005). Managing Stress, Mengatasi Stress secara mandiri. Yogyakarta: Baca. Parrillo, V. N. (2008). Strangers to these shores : Race and ethnic relations in the united status (9th ed). New Jearsy: Prentice Hall. Raudatussalamah & Fitri, A. (2012). Psikologi Kesehatan. Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press. Santrock, John W.(2003). Life-Span Development Edisi 5 Jilid II. Jakarta: Erlangga. Stuart & Sundeen. (2007). Keperawatan jiwa edisi 3. Jakarta: EGC. Syamsu Yusuf. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.



LAMPIRAN Wawancara kepada subjek



P



Hallo ki lama ya ga ketemu



S



Hai hil ya gini gini ajalah aku hehe



P



Sesuai yang kemarin aku bilang ya ki, aku mau wawancara kamu nih tentang minuman keras wkwk



S



Iyaa hil tanya aja gapapa santuy



p



Okee ki, kamu tiga bersaudara ya ki ?



S



Iyaa hil aku tiga bersaudara, kakak aku perempuan semua, yang satu udah berkeluarga diluar kota, jadi ini dirumah tinggal aku, mamah, kakakku yg satu sama mbahku.



p



Lha papa kamu ki ?



S



Papa kan udah pisah sama mamah hil, sekarang udah punya keluarga baru di luar kota juga.



p



Oalahh jadi sekarang yang jadi tulang punggung keluarga siapa ki ?



S



Ya mbakku yang kedua itu hil, tapi ini juga sambil gojek kok sekalian buat nambah nambhin biaya kuliah aku.



p



Gituu ya, jadi kamu kuliah sambil kerja dong ?



S



Iyaa aku kuliah sambil kerja.



P



Nah sekarang masih suka minum ga ki ?



S



Ya gitulah hil haha



P



Bisa ceritain ga ki awalnya kenal sama minuman keras gimana ?



S



Ya itu waktu abis putus sama x kan aku nongkrong sama cah cah, terus ya curhat gitu gih, nah aku tu budrek banget stress, la piye hil aku sayang banget sama x tapi dia mutusin aku gitu aja alasannya karena mau fokus kuliah tapi ga lama dia jadian sama orang lain, kan bajingan hil. Nah dari situ to anak-anak mulai nawarin aku minuman hil, awalnya aku gamau lama lama dibujuk terus akhirnya aku nyoba tuh, dikit demi sedikit kan lama lama nge-fly juga hil. Nah pas nge-fly itu aku ngerasa tenang banget hil, bisa los gitulah nyaman, sejenak bisa luapin emosi aku dan lupain masalah yang ada. Nah mulai dari situ tiap kali aku nongkrong aku selalu minta sama anak-anak buat beli



minuman keras itu. Aku juga kan punya masalah keluarga hil. Aku sama mamah dan mbakku tu ga akur lo kalo dirumah. Apa pernah aku ngobrol sama mereka. Mereka aja cuek cuek aja kalo pulang malem gitu. Semenjak kenal minuman keras aku ngerasa kyk ada hal yang buat aku tenang dan seketika lupa sama masalahh yang ada gitu hil. Jadi ada atau ga ada masalah pun aku tetep beli minuman keras. Aku juga kan gojek hil jadi bisa punya uang sendiri. Tapi kalo misal aku gapunya duit ya aku bilang sama mamahku minta duit buat bayar kegiatan dikampus gitu hahaha. P



Lha itu mamah sama mbak mu tau ga kalo kamu minum minuman keras ki ?



S



Awalnya gatau hil, tapi aku pernah tu bawa minuman kerumah ya minum dikamar, karena ga ketauan jadi aku sering kan bawa beberapa botol gitu. Nah pas satu ketika mbakku masuk kamarku terus liat botol bekas minumku, langsung aku dilaporin ke mamahku. Ya dimarah marahin hil terus pernah diancem juga kalo aku ga berenti bakal diusir dari rumah.



P



Kamu sehari bisa abis berapa botol ki ?



S



Berapa ya, 5 lebih deh hil haha



P



Ada niatan buat berenti ga tuh ki ?



S



Adalah hil, aku ya gamau kyk gini terus, lagian gabaik juga buat kesehatan aku. Aku sekarang ngerasa sering pusing sama muntah-muntah gitu hil. Ga enak tau. Makanya ini aku lagi berusaha ngurangin.



P



Yaudah baguslah ki, semoga berhasil yaa.



Wawancara kepada teman subjek



P



Hallo A, apa kabar ?



S



Halo hil, sehat nih hehe kamu gimana ?



P



Sehat alhamdulillah, Aku mau tanya tanya tentang rizky nih, kan kamu sahabat nya tuh wkwk



S



Rizky ? tanya aja



p



Rizky itu orangnya gimana A ?



S



Rizky tu orangnya pekerja keras hil, kan sekarang juga papa nya udah punya keluarga baru, nah dia sebagai anak cowo satu satunya, dia tu pingin nafkahi keluarganya, mamahnya, mbaknya, sama nenek nya. Tapi ya itu dia aja ga akur sama mamah sama mbaknya. Kalo kerumahnya tu pasti ya cuek cuek gitu aja kyk ga ada orang rumahnya sepi.



p



Denger-denger dia kuliah sambil gojek ya ?



S



Iyaa dia gojek buat nambahin uang sangu sama bayar kuliah nya dia hil.



p



Kamu tau ga kalo rizky suka minum ?



S



Taulah, la wong dia kalo minum bareng aku kok.



p



Awal dia minum gimana kamu tau ga ?



S



Jadi tu waktu SMA dulu masih jaman nya pacaran sama x dia tu bucin banget, pokoknya rizky juga bilang katanya disa sayang banget sama x, mereka tu udah pacaran ada 3 tahunan apaya. Kan emand dari dulu kita sering nongkrong nongkrong kan hil, tapi tu masih belum nyentuh minuman minuman gitu, nah suatu ketika rizky putus sama pacarnya, disitu dia galau banget stress terus aku sama anak-anak bingung kan mau nenangin nya gimana, akhirnya aku iseng iseng “jajal ngombe yoh jarene iso marake lali duniyo”. Nah dari situlah kita kenal sama minuman keras hil. Tapi aku gatau kalo rizky tu sampe kyk gini kecanduannya. Pokonya dari malem itu kita jadi sering beli minum minuman keras gitu hil tiap nongkrong.



P



Kalian bisa habis berapa botol itu kalo minum ?



S



Wah gatau hil, pokoknya dulu siang klo nongkrong di angkiran ada minum nya, malem juga tiap hari gituu terus, ya samaa rizky juga kyk gitu.



P



Terus sekarang masih sering ga minum-minuman kyk gitu ?



S



Sekarang udah agak jarang sih hil, karena ketemu rizky juga jarang, Cuma kalo pas ketemu ya pasti adalah minumnya. Tapi aku kurang tau juga ya rizky kalo dirumah masih suka bawa minum minuman keras atau engga. Soalnya dulu dia sering bawa beberapa botol kerumah terus dia minum dikamarnya sendiri.



P



Okedehh kalo gitu baik baik ya kalian, kurang kurangin lah minuman kyk gitu ga sehat tau buat tubuh kalian.



S



Iyaa iya hil bawel amat



P



Yaudah kalo gitu aku pamit pulang yaa, makasih loh waktunya



S



Iyaa hil santai aja, hati-hati dijalan ya



P



Okee siap.