Hazard Nelayan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Potensi Hazard Nelayan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara menyeluruh dapat dijelaskan bahwa setiap pekerja berhak memperoleh pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja terlepas dari status sektor ekonomi formal atau informal, besar kecilnya perusahaan, dan jenis pekerjaan. Salah satu aktivitas pekerjaan yang mempunyai bahaya K3 adalah kegiatan penangkapan dan penyortiran ikan yang dilakukan oleh nelayan. Faktor penyebab kecelakaan dalam proses kerja dapat berupa material yang ber-hazard, prosedur dan keterampilan kerja, serta mesin. Faktor manusia seperti tingkat pendidikan yang rendah, gizi kurang, dan peralatan pelindung diri yang tidak sesuai juga turut andil dalam kecelakaan yang timbul. Berdasarkan observasi ditemukan gambaran umum potensi bahaya pada K3 nelayan meliputi bahaya K3 fisik, bahaya K3 ergonomi, bahaya K3 biologi, bahaya K3 kimia, dan bahaya K3 psikososial. Hazard atau potensi bahaya pada lingkungan kerja juga termasuk aspek ergonomi, aspek manajemen, aspek komunikasi dan psikososial. Kegiatan-kegiatan pada profesi nelayan secara garis besar terbagi atas: 1. Tahap Persiapan Tahapan persiapan yang dilakukan oleh nelayan pada saat menuju lokasi penangkapan (fishing ground) meliputi kegiataan pengecekan bahan bakar, oli mesin kompresor dan tabung kompresor, mengecek alat tangkap dan kerincingan, pengecekan sambungan selang udara dan meluruskan selang yang menggelintir serta pemasangan mouth piece pada selang udara. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya pada aktivitas persiapan ditemukan bahaya (hazard) sebagai berikut: 



Ergonomi Posisi menunduk dan posisi jongkok yang terlalu lama dan berulang.







Fisika Kebisingan, terpeleset atau tergelincir karena lantai kapal yang licin, tekanan selang api yang korosif, tekanan udara yang tinggi, hantaman dan tuas starter yang licin.







Mekanik Ledakkan tekanan udara yang tinggi pada tabung kompresor.







Kimia Peralatan dan kerangka kapal yang sudah berkarat, gas-gas kimia beracun sisa pembakaran, kontaminasi bahan kimia berupa oli dan bahan bakar.







Biologi



Tertusuk duri ikan, terkena racun dari ikan dan biota laut lainnya.



2. Tahap Pengecekan Arus Berdasarkan hasil identifikasi bahaya pada aktivitas pengecekan arus ditemukan bahaya sebagai berikut: 



Fisika Temperatur udara yang tinggi, terkena hantaman maupun goresan dari karang dan tekanan udara yang ekstrim.







Mekanik Kekurangan pemasukan udara dari kompresor, mechanical failure meliputi selang lapuk atau menekuk dan visibility yang jelek.







Kimia Keracunan gas karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) dan nitrogen.







Biologi Tertusuk duri ikan, terkena racun dari ikan dan biota laut lainnya.



3. Tahap Pemasangan Jaring Tangkap Pemasangan jaring kantong yang diturunkan dari sampan dipasang di dasar perairan dengan kondisi berlawanan dengan arah arus agar mulut kantong dapat terbuka dengan sempurna. Bahaya yang teridentifikasi pada tahapan ini antara lain: 



Ergonomi Posisi menunduk dan posisi jongkok yang terlalu lama dan berulang.







Fisika Terkena hantaman maupun goresan dari karang (struck againts), tekanan ekstrim dan temperatur dingin.







Mekanik Ledakkan tekanan udara yang tinggi pada tabung kompresor, selang lapuk, selang udara menekuk, visibility yang jelek dan bagian baling-baling yang berputar.







Kimia Keracunan gas CO, CO2 dan nitrogen.







Biologi Tertusuk duri ikan, gigitan maupun biota laut yang beracun.



4. Tahap Penggiringan Ikan Pada kegiatan penggiringan ikan bahaya yang ditemukan berdasarkan hampir sama dengan bahaya yang teridentifikasi pada tahapan pemasangan alat tangkap.



5. Tahap Penarikan Jaring Kantong (Hauling) Potensi bahaya yang ditemukan pada aktivitas pengangkatan hasil tangkap hampir sama dengan bahaya yang teridentifikasi pada tahapan pemasangan alat tangkap dan penggiringan ikan.



6. Tahap Penyortiran kan Terdapat 2 bahaya yang teridentifikasi pada tahap ini, yaitu: 



Ergonomi Posisi menunduk dan posisi jongkok yang terlalu lama dan berulang.







Biologi Tertusuk duri ikan dan terkena gigitan biota laut selain ikan yang ikut tertangkap, misalnya ular laut.



DAFTAR PUSTAKA Dimas Ari Dharmawirawan, Robiana Modjo. 2012. “Identifikasi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Penangkapan Ikan Nelayan Muroami”. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 6 (4), 187-191. World Health Organization. Bali Statement on Occupational Health and Safety in the Informal Sector. International Conference on Occupational Health and Safety in the Informal Sector, Bali 1997. Geneva: World Health Organization; 1995. hal. 15.