5 0 94 KB
PRIMIGRAVIDA MUDA Masa muda usia adalah pertumbuhan anak menjadi dewasa, masa terjadinya perkembangan seks atau masa dalam kehidupan yang dimulai dengan timbulnya sifat seks sekunder yang pertama sampai akhir pertumbuhan somatik. WHO (1997) memakai
batasan
umur
10-20
tahun
sebagai
usia
muda.
WHO
(1974)
mendefinisikan “Remaja” sebagai kurun waktu dimana seseorang berangsur-angsur memperlihatkan ciri-ciri seks sekunder sampai kematangan seks. Jiwanya berkembang dari anak-anak menjadi dewasa, keadaan ekonominya beralih dari ketergantungan menjadi relatif bebas/berdiri sendiri.
1
Oleh WHO masa remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : 1. Masa remaja awal (early edolescence) : 10-14 tahun 2.
Masa remaja menengah (mid edolescence) : 14-17 tahun
3. Masa remaja lanjut (late edolescence) : 17-20 tahun. Seorang remaja putri
1
yang normal secara biologis dapat hamil dan
melahirkan seorang anak, tetapi saat remaja bukan waktu yang tepat untuk hamil dan melahirkan. Seorang wanita secara statistik dapat hamil dan melahirkan secara aman pada usia 20-30 tahun dimana pada periode tersebut angka kematian ibu dan bayi adalah rendah. Kematian ibu pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih besar daripada kematian ibu yang terjadi pada usia 20-29 tahun, sehingga diambil batasan Primigravida muda adalah kehamilan yang terjadi pada wanita berusia kurang dari 19 tahun.
1,2
Seorang wanita primigravida muda termasuk dalam kehamilan dengan resiko tinggi. Banyak dari kehamilan usia muda datang dari mereka yang memiliki latar belakang sosial ekonomi rendah, pendidikan yang kurang dan kesehatan yang tidak memenuhi standar. Dapat juga dari mereka yang kurang gizi, memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol dan penyakit menular seksual. Gizi merupakan salah satu masalah yang penting. Pada wanita yang hamil usia muda dengan tingkat social ekonomi rendah sering ditemukan kurangnya pasokan kalori dan terjadi defissiensi besi.
2,3
1
Berbagai masalah yang timbul dari kehamilan usia muda dapat disebabkan oleh adanya perubahan perilaku seksual remaja yang menjurus ke arah bebas. Hal ini merupakan dampak negatif dari globalisasi dan kemajuan teknologi dewasa ini. Kehamilan usia muda menimbulkan risiko yang harus diperhitungkan diantaranya : kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual dengan akibat : Penyakit Radang Panggul, infertilitas, kehamilan Ektopik.
2,3
Remaja dengan kehamilan yang tidak diinginkan menghadapi masalah: aib karena hamil tanpa nikah, berdosa kalau menggugurkan, berpacu dengan waktu karena hamil makin besar.
3
Kehamilan pada usia sekitar 20 tahun mempunyai resiko : •
Aspek kehamilan
1-4
: - Preeklampsia/Eklampsi - Perdarahan Antepartum - Nutrisi dan Anemia
•
Aspek persalinan
: - Inersia uteri - Partus lama - Perdarahan Pospartum
•
Aspek resiko terhadap anak
: - Prematuritas - Pertumbuhan janin terhambat - Asfiksia Neonatorum
•
Aspek penyakit masa nifas
•
Aspek kematian maternal
•
Aspek psikologis
ASPEK KEHAMILAN -
Preeklampsi/eklampsi Kehamilan yang pertama pada umumnya memiliki resiko yang lebih besar untuk terjadinya preeklamsi/eklampsi, hal ini dapat disebabkan oleh mekanisme imunologis yang terjadi pada tubuh seorang wanita. Reaksi antigen antibody yang terjadi menyebabkan terjadinya preeklamsi/eklampsi. Usia yang muda meningkatkan hipertensi dalam kehamilan walaupun mekanismenya belum
2
diketahui dengan pasti. Kehamilan dengan umur yang masih sangat muda mempunyai resiko yang lebih besar untuk mengalami preeklampsi. Keadaan ini kemungkinan disebabkan karena belum matangnya perkembangan psikis dan fisik, perkembangan uterus yang belum sempurna, perawatan antenatal yang kurang dan diet yang tidak memadai. -
4,5
Perdarahan Antepartum Plasenta Previa dan Solutio Plasenta merupakan dua penyebab dari perdarahan Antepartum. Plasenta Previa disebabkan karena buruknya pertambahan berat badan ibu akibat perawatan diri yang kurang, yang akan berpengaruh terhadap perkembangan
pembuluh
darah
pada
sirkulasi
uteroplasenter,
sehingga
kemungkinan plasenta previa akan bertambah mudah dengan meluasnya ukuran plasenta.
4
Pada solusio plasenta, keadaan ini terjadi dapat berhubungan dengan adanya preeklamsi/eklampsi karena sebab terjadinya solusio palsenta sebagian besar disebabkan oleh adanya hipertensi dalam kehamilan . -
Nutrisi dan Anemia Salah satu penyebab Anemia adalah kekurangan gizi atau kurang mendapatkan penambahan zat besi selama kehamilan selain itu ada hubungannya dengan rendahnya pendidikan dan Sosio ekonomi.
2,3
ASPEK PERSALINAN : -
Diantara berbagai penyebab Inersia Uteri, beberapa faktor yang disebabkan karena mudanya usia ibu, antara lain : •
Kesempitan panggul : disebabkan karena perkembangan tulang-tulang panggul yang belum sempurna
•
Kelainan letak janin
•
Kekakuan serviks
•
Gangguan psikis
•
Kondisi fisik yang lemah
3
•
Uterus yang belum matur untuk menerima kehamilan yang berdampak pada reseptor oksitosin di miometrium.
-
6,8
Partus Lama Pengaruh dari rasa takut, ketegangan psikis dan rasa sakit merupakan predisposisi
untuk
terjadinya
inersia
uteri
yang
bila
dibiarkan
akan
mengakibatkan partus lama. Partus lama juga disebabkan oleh disproporsi sefalopelvik dan malpresentasi atau malposisi.
4,6
ASPEK RESIKO TERHADAP ANAK -
Prematuritas Kondisi reproduksi yang belum matur akan mengakibatkan terjadinya perdarahan pada trimester I kehamilan. Pada wanita hamil usia muda dengan pertambahan BB < 10 kg akan meningkatkan resiko prematur.
-
6
Pertumbuhan Janin Terhambat Kehamilan usia muda merupakan emotional stress yang berat, kondisi ini akan meningkatkan
norepinephrin
yang
menyebabkan
uteroplasenter dan berdampak kurangnya nutrisi
berkurangnya
sirkulasi
yang dibawa ke janin.
Hipotesis lain mengatakan bahwa dengan adanya kondisi stress emosional pada ibu akan mengurangi keinginan mereka makan, meningkatkan hormon antidiuretik, meningkatnya protein melalui urin, serta menurunnya daya tahan terhadap infeksi, sehingga menjadi penyebab pertumbuhan janin terhambat. -
4,6,7
Asfiksia Neonatorum Terjadi karena gangguan suplai O 2
antara ibu ke janin selama kehamilan
maupun saat persalinan. Konsekuensi yang terjadi pada asfiksia adalah depresi susunan saraf pusat sampai kematian perinatal. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian perinatal.
6,8
ASPEK PEYULIT MASA NIFAS Komplikasi pada masa nifas akibat persalinan usia muda kebanyakan berupa febris, tromboflebitis, abses payudara, luka episotomi/luka operasi terinfeksi dan perdarahan postpartum. Secara umum pada masa nifas akibat kehamilan usia muda
4
tidak lebih berat dibandingkan dengan wanita usia reproduksi. Kebanyakan infeksi nifas disebabkan karena daya tahan tubuh yang lebih rendah di samping adanya tindakan pada persalinan.
7,8
ASPEK KEMATIAN MATERNAL Tingginya kematian maternal pada primigravida muda disebabkan oleh : -
Perdarahan trimester I berupa abortus, kehamilan ektopik terganggu, dan mola hidatidosa. Sedangkan pada trimester II dan III berupa plasenta previa.
-
Anemia
-
Preeklampsia / eklampsia
-
Partus lama dengan segala komplikasinya
-
Infeksi
-
Perdarahan post partum.
3,8
ASPEK PSIKOLOGIS 1.
Kehamilan usia muda, banyak tidak dikehendaki sebelumnya dan akan memberikan dampak terhadap perkembangan psikologisnya hal ini akan meningkatkan intensitas gangguan emosi, aborsi, dan bahkan cenderung ke arah bunuh diri.
2.
Menikah pada usia muda masih berada dalam pencarian identitas dan relatif belum menemukannya, sehingga akan membawa resiko psikologis dalam hal penyesuaian diri dengan partnernya, kemantapan dalam kehidupan pernikahan, stabilitas cinta dan kesetiaan.
3.
Dalam hal mendidik anak, kesulitan baru timbul oleh karena ibu tersebut secara psikologis belum dewasa dan tidak dapat menjadi pendidik yang baik bagi anaknya.
4.
Mereka dapat melahirkan dan menjadi ibu biologis tapi sulit untuk menjadi ibu psikologis yang bertugas untuk mengasuh dan mendidik anak.
2,3,8,9
Upaya memecahkan masalah kehamilan remaja yang tidak diinginkan dapat dikemukakan sebagai berikut : a.
Kawin dengan resiko
Memerlukan ANC yang intensif
5
b.
Karier pendidikan / kerja terputus
Perekonomian tidak normal
Terjadi perceraian karena psikologis belum mantap
Jaminan bayi-anak tidak normal •
Mungkin diserahkan ke panti asuhan
•
Diserahkan kepada orang lain
Menggugurkan
Resiko yang paling rendah
Dari sudut biayanya ringan dibandingkan memelihara bayi
Menghilangkan aib hamil
Karier pendidikan / kerja berlangsung
Masih dapat mengembangkan diri untuk meniti masa depan lebih baik
Menggugurkan kandungan diikuti UU Kesehatan No. 231/1992
Menggugurkan di tangan yang tidak legeartis dengan resiko : •
Trias komplikasi : perdarahan, infeksi, dan trauma alat reproduksi
•
Infertilitas
•
Kehamilan ektopik meningkat
Untuk mengatasi masalah tersebut kepada remaja dianjurkan : a. Mempergunakan perlindungan dengan metode KB. •
Kondom menghindari hamil dan penyakit hubungan seks
b. Meningkatkan aktivitas yang bermanfaat c. Meningkatkan hubungan kekeluargaan d. Mencari pergroup yang kreatif.
3
6
STRES KEHAMILAN REMAJA YANG TIDAK DIINGINKAN
SUMBER STRESS Utama Aib hamil Dosa menggugurkan Berpacu dengan waktu Tambahan Takut terhadap orang tua Malu terhadap masyarakat Tanpa dukungan siapapun Dianggap amoral Tidak diakui pacar? Melanggar norma agama
FAKTOR KEHAMILAN REMAJA Globalisasi informasi masalah seksual Anggapan informasi salah Tabu informasi seksual Menunda umur kawin Libido tak terkendali Hubungan keluarga renggang (kesibukan orang tua)
STRES KEHAMILAN REMAJA YANG TIDAK DIINGINKAN Anemia hamil Keguguran, premturitas BBLR tinggi Komplikasi hamil pre-eklampsia-eklampsia tinggi Persalinan operatif tinggi Perdarahan pascapartus tinggi Mudah terjadi infeksi
KEHAMILAN DITERUSKAN Memerlukan ANC intensif Persiapan persalinan adekuat Perawatan bayi/pascapartus intensif Komplikasi : Trauma psikologis Sulit cari pacar baru Berdosa terhadap anak
MENGGUGURKAN HAMIL Resiko paling ringan Dapat meneruskan karier Dapat diganti pacar Pelaksanaan dengan adekuat Komplikasi : Trias komplikasi Infertilitas Hamil ektopik meningkat
Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB
7
DAFTAR PUSTAKA 1. Abdul, Bari. dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta. 2002 2. Cuningham FG, Gant NF. Mac Donal PC. Obsestri Williams Ed. 18. Suyono J. Hartono A. Alih Bahasa. Manajemen Kehamilan Normal EGC. Jakarta. 1995 : 295 – 319 3. Lisbeth Chang, MD & David Muram, MD. Pediatric & Adolescent Gynecology In : Allan H. Decherney MD Lauren Nathan, MD : Current Obstetric & Gynecology Diagnosis and Treatment. 9 th edition. MC Graw Hill Boston, A Lange Medical
Book, 2003 : 620-621
4. Manuaba, IB6. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Givekologi dan KB. EGC. Jakarta. 2001 5. Najoan N.W. Hipertensi Dalam Kehamilan. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNSRAT, Manado. 6. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri & Ginekologi FK Univesitas Padjajaran Bandung. Elstar Offset. Bandung, 1981 7. Rosenthal MB. Psychlogical Aspects of Obstetrics and Gynecology. In : Decherney, Pernoll ML : Current Obstetrics and Gynecology, Diagnosis and Therapy, 8 thed. USA : Appleton Lange, 1994 : 1087-1106 8. Stoppard. M. Buku Panduan Kehamilan dan Kelahiran. Mitra Media Publisher. Jakarta. 2002. 9. Winjosastro H. Saifudin A.B. Ilmu Kebidanan. Edisi II, Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 1999.
8