LP Primigravida Tua [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PRIMIGRAVIDA TUA



Oleh : Ermayanti, S.Kep 1814901110028



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS BANJARMASIN, 2019



LAPORAN PENDAHULUAN PRIMIGRAVIDA TUA



A. Definisi Primigravida adalah keadaan di mana seorang wanita mengalami masa kehamilan untuk pertama kalinya (Manuaba, 2007). Dengan kemungkinan risiko tinggi, sehingga dibutuhkan perawatan antenatal, natal dan postnatal (Nargis et al., 2010). Primigravida tua (older primigravida) adalah seorang wanita dimana mengalami kehamilan pertama pada usia lebih dari 35 tahun. Primi tua pada ibu umur > 35 tahun Ibu yang hamil pertama pada umur > 35tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan menua. Jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan pendarahan, bahaya yang dapat terjadi : Hipertensi. Preeklamsi. KPD Persalinan macet. Pendarahan post partum. BBL < 2500 gram. Primi tua sekunder Ibu hamil dengan persalinan terakhir > 10 tahun yang lalu. Ibu dalam keadaan kehamilan dan persalinan ini seolah-olah mengalami kehamilan / persalinan yang pertama lagi.



B. Usia Primigravida Usia terbaik seorang wanita untuk hamil adalah 20 tahun hingga 35 tahun. Apabila seorang wanita mengalami primigravida (masa kehamilan pertama kali) di bawah usia 20 tahun, maka disebut primigravida muda. Sedangkan apabila primigravida dialami oleh wanita di atas usia 35 tahun, maka disebut primigravida tua. Bukti menunjukkan bahwa patofisiologi primigravida dengan preeklamsia berbeda dari observasi pada multigravida, yang menunjukkan bahwa risiko preeklamsia pada primigravida lima belas kali lebih besar daripada multigravida (Barden et al., 1999). Beberapa peneliti menggunakan istilah “advanced maternal age” pada ibu hamil usia 35 tahun atau lebih, tanpa melihat paritas. Atau Older woman atau Gravida tua atau Elderly gravid (Cunningham, 1995). Sedangkan dalam Jurnal Naqvi et al. (2004) menyebut older primigravida pada ibu yang hamil pertama pada usia 35 tahun atau lebih.



C. Kehamilan Di Atas Usia 35 Tahun (Primigravida Tua) Faktor yang mempengaruhi kehamilan diatas usia 30 tahun (Detiana, 2010, hal. 54). 1. Kesuburan Jumlah sel telur yang diproduksi ovarium atau indung telur akan menurun seiring bertambahnya usia. Usia paling produktif



bagi



wanita ada pada



rentang usia 20-29 tahun. Yang paling menentukan kesuburan seorang wanita sebenarnya adalah usia biologis, bukan usia lahiriah (kalender). Usia biologis adalah kondisi kebugaran dan kesehatan tubuh, termasuk asupan gizi dan keaktifan melakukan olahraga tubuh. 2. Kondisi Rahim Bertambahnya usia juga mempengaruhi kemampuan rahim untuk menerima bakal janin (embrio). Penurunan kemampuan rahim ini terutama terjadi pada wanita di atas usia 35 tahun. Faktor penuaan juga bisa membuat embrio yang dihasilkan akan sulit melekat pada lapisan lendir rahim. Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran, atau memunculkan kecenderungan terjadinya plasenta tidak menempel ditempat semestinya. Di samping itu, juga akan menyebabkan resiko hamil di luar kandungan (ektopik).



D. Risiko Primigravida Tua Seorang primigravida tua memiliki risiko preeklamsia lebih tinggi oleh karena adanya perbedaan elastisitas dan kemunduran sistem kardiovaskuler, selain itu seorang primigravida tua memiliki kecenderungan mengalami masalah obesitas lebih tinggi dibanding primigravida muda (Naqvi et al., 2004). Banyak faktor yang menyebabkan seorang wanita mengalami primigravida tua. Selain oleh karena faktor alami biologis, kini wanita karir dan terdidik banyak yang ingin hidup mandiri untuk mengejar karir sehingga akan terlambat menikah dan hamil di atas usia 35 tahun. Gangguan fungsi dan kerja organ-organ pada ibu dengan kehamilan diatas usia 35 tahun terhadap ibu: 1. Hipertensi esensial 2. Diabetes mellitus akibat kehamilan atau dikenal dengan istilah diabetes gestasional 3. Obesitas (kegemukan) sebelum dan selama kehamilan akan meningkat setelah usia 35 tahun.



4. Perdarahan postpartum atau perdarahan setelah melahirkan, misalnya yang disebabkan oleh letak plasenta yang menutup jalan lahir. Resiko plasenta previa meningkat dua kali lipat pada usia 30-39 tahun. Perdarahan ini juga disebabkan oleh karena fungsi saluran reproduksi yang sudah menurun 5. Persalinan preterm 6. Kehamilan diluar rahim atau kehamilan ektopik (Indrawati, 2007).



E. Segi Negatif Kehamilan Di Usia Tua Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi janin. Pada proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-30 tahun). Jika pada proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan, maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). (Sulistyawati, 2009, hlm. 99) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu, jika ibu mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (wanita hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40 tahun) maka keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.



F. Segi Positif Hamil Diusia Tua 1. Kepuasan peran sebagai ibu 2. Merasa lebih siap 3. Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik 4. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan 5. Mampu mengambil keputusan 6. Karier baik dan status ekonomi lebih baik 7. Perkembangan intelektual anak lebih tinggi 8. Periode menyusui lebih lama 9. Toleransi pada kelahiran lebih besar.



G. Komplikasi Atau Resiko Melahirkan Diatas Usia 35 Tahun Banyak faktor resiko ibu hamil dan salah satu faktor yang penting adalah usia. Ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun lebih beresiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil pada usia normal, yang biasanya terjadi sekitar 21-30 tahun. Saat ini, kita melihat banyak perempuan cenderung untuk hamil pada usia tua karena usia pernikahan juga terlambat. Faktor usia tua menyebabkan resiko timbulnya penyakit-penyakit yang menyertai umur jadi



semakin meningkat.



Terjadinya penyakit jantung dan kanker menjadi lebih besar. Kombinasi antara penyakit usia tua dan kehamilan tersebut yang menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi. Bagi seorang perempuan, usia tua juga dapat menyebabkan kemampuan untuk melahirkan (fertilitas) menurun. Kemungkinan bayi lahir kembar juga sangat tinggi terjadi pada kehamilan pertama yang terlambat, khususnya pada usia 35-39 tahun. Selanjutnya, setelah usia 39 tahun, frekuensi bayi lahir kembar menjadi menurun. Hamil



terlambat juga menyebabkan resiko terhadap diabetes,



tumbuhnya jaringan ikat di



dalam rahim (fibroid) dan berisiko tinggi untuk



mendapatkan kelainan kromosom, seperti Down Syndrome. Secara garis besar komplikasi melahirkan diatas usia 35 tahun yang dapat terjadi ialah: 1. Persalinan caesar Sebagian besar persalinan pada calon ibu diusia rawan dilakukan lewat operasi Caesar. Masalah-masalah dalam persalinan biasanya terjadi pada perempuan yang pertama kali melahirkan di usia 35 tahun. 2. Kelainan kromosom Kualitas kromosom perempuan di usia menjelang 40 tahun tidak sebaik di usia muda. Akibatnya resiko melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar. 3. Keguguran lebih besar Risiko terjadinya keguguran pada ibu berusia matang juga lebih besar. Hal ini mungkin terjadi karena menurunnya kualitas kromosom ibu (Widayati, 2010). 4. Down syndrome Adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidaknormalan kromosom. Ada kelainan salah satu gen yang diterima bayi dari kedua orangtuanya. Hal inilah



yang menyebabkan salah satu dari beberapa alasan anak-anak dinegara bagian amerika yang mempunyai kemampuan mental lemah (Nolan, 2010, hal. 53). Tripel atau bart’s test (tes darah khusus untuk down syndrome). Tes ini biasanya dilakukan untuk para wanita yang mempunyai resiko lebih besar melahirkan bayi down, misalnya mereka yang berumur lebih dari 35 tahun. Tes ini menunjukkan tingkatan dari tiga substansi dalam aliran darah ibu, alphafeto protein (AFP), etriol, dan human chorionic gonadotropin (HCG). Akan tetapi, tes ini bukan untuk mengetahui ada tau tidak adanya suatu penyakit. Jika hasil tes ini positif, berarti memiliki resti melahirkan bayi down syndrome. Untuk mendiagnosis lebih lanjut, perlu melakukan tes invasive seperti amniocentesis (Stoppard, 2007, hal. 21). Tiga puluh lima adalah sekedar angka perkiraan yang di pilih dokter untuk mencoba mendeteksi sebanyak mungkin janin yang memiliki down sindrome tanpa menghadapkan lebih banyak ibu dan bayi daripada yang perlu terhadap sedikit resiko yang menyertai prosedur diagnosis pralahir ini. 5. Obesitas Kelebihan berat badan atau obesitas, umum dialami wanita hamil diusia berapapun. Namun, obesitas akan meningkat setelah usia 35 tahun. Kenaikan berat badan normal pada saat kehamilan berkisar antara 12-16 kg, jika kenaikan yang terjadi lebih dari itu berarti ibu beresiko mengalami kegemukan atau obesitas. Obesitas akan membawa resiko penyakit yang lain seperti preeklamsia, diabetes gestasional, hipertensi, dan lain-lain. Ibu hamil yang obes juga lebih banyak disarankan untuk menjalani persalinan dengan operasi Caesar. Alasannya adalah kegemukan akan membuat ibu sulit bersalin secara alami dan beresiko komplikasi jika tetap melahirkan secara alami. Tak hanya itu, bayipun akan ikut terpengaruh oleh berat ibu yang berlebihan. 6. Hipertensi Hipertensi adalah kondisi



tekanan darah melebihi batas normal. Pada



kehamilan, hipertensi biasanya muncul pada trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan. Peningkatan hipertensi ini sering terjadi pada kehamilan anak pertama dan ibu hamil di atas 35 tahun. 7. Preeklampsi Meningkatnya tekanan darah dan kadar protein dalam urin dapat memicu preeklamsia. Kondisi preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia atau



keracunan kehamilan yang ditandai dengan kejang pada ibu dan penurunan kesadaran pada saat persalinan, atau kejang selama dua hari atau lebih setelah melahirkan. Kejadian sangat membahayakan, karena dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi (Detiana, 2010, hal. 63).



H. Edukasi Bayi meninggal atau cacat, bahkan ibu meninggal saat persalinan sering terjadi pada kehamilan usia 35 tahun keatas. Tetapi jangan cemas, dengan pemeriksaan perinatal yang teratur, resiko tersebut dapat dicegah dan diperkecil. Sebaiknya perempuan waspada tentang resiko kehamilan. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan meninggal, sebelum persalinan berlangsung. Cara mengurangi resiko yang ada dalam melahirkan diatas usia tua, yaitu: 1. Konsultasikan kehamilan pada ahlinya 2. Proses persalinan sebaiknya dilakukan dirumah sakit yang memiliki fasilitas yang memenuhi standar 3. Lakukan tes amniosentesis pada awal kehamilan 4. Pemeriksaan laboratorium 5. Upaya medis untuk mencegah hipertensi dan cacat bawaan 6. Melakukan latihan, diet serta perawatan pralahir dapat mengurangi resiko kehamilan diusia tua (Indrawati, 2007).



Hal-hal yang direncanakan pada kehamilan perempuan usia 35 tahun ke atas (Sinsin, 2008, hal. 63): 1. Diskusikan dengan dokter sebelum menginginkan kehamilan 2. Konsumsi 400 mg asam folat tiap hari sebelum hamil dan ketika bulan pertama kehamilan untuk mencegah cacat bayi. 3. Lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur 4. Makanlah makanan yang bervariasi, khususnya yang mengandung asam folat, seperti jus jeruk, kacang-kacangan, kedelai dan biji-bijian lainnya, sereal, dan sayuran berdaun hijau 5. Sebelum hamil, ukur berat badan agar tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus 6. Jangan meminum alkohol sebelum hamil dan selama hamil



7. Jangan merokok, termasuk hindari asap rokok disekitar lingkungan 8. Jangan konsumsi obat-obatan apapun, khususnya obat bebas di apotik atau ramuan tumbuh-tumbuhan, seperti jamu, kecuali yang disarankan oleh dokter.



DAFTAR PUSTAKA



The Outcome of Pregnancy in Elderly Primigravidas, Haifa A. Al-Turki, MBBS, Adel T. Abu-Heija, MB, FRCOG, Mohammed H. Al-Sibai, MB.Facharzt, 2003 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus. Ed.1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rochjati, P. 2003, Rujukan Terencana dalam Sistem Rujukan Paripurna Terpadu Kabupaten Kota Surabaya: Airlangga University Press. Hamil Aman dan Nyaman diAtas Usia 30 Tahun, Prilia Detiana, Yogyakarta: Media Pressindo, 2010. Wiknjoksastro, hanifa dkk, ILMU KANDUNGAN. Ed 2, Cet. 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007.



Pelaihari, Januari 2019 Ners Muda



( Ermayanti, S.Kep )



Preseptor Klinik,



( Suci Lestari, S.,ST )