HENTI JANTUNG (Rekas) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENANGANAN HENTI JANTUNG No. Dokumen: PKM.RKS/SOP/ /I /2017 SOP



UPTD PUSKESMAS REKAS 1. Pengertian



2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur



No Revisi : Tanggal Terbit: 14 Januari 2017 Halaman : 1/3 Vinsensius Suhardu NIP :19751018200501 1 005



Fase khusus dari penanaganan gawat darurat jantung untuk mencegah henti atau insifiensi jantung atau napas lewat pengenalan dan intervensi dini atau menyokong sirkulasi dan ventilasi korban henti jantung atau pernapasan dari luar lewat resusitasi-paru Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan henti jantung dalam rangka peningkatan mutu kinerja di Puskesmas Rekas Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rekas Nomor: PKM.RKS/SK/05/I /2017 tentang Layanan Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015 Persiapan Alat 1. Papan penahan/papan punggung/permukaan datar 2. Oral airway 3. Kain kasa u 4. Sungkup dan kantung ambu 5. Tabung dan selang oksigen 6. Monitor jantung PROSEDUR 1. Pastikan pasien tidak sadar a. Tepuk- tepuk atau goyangkan pasien secara perlahan sambil berteriak “apakah anda baik- baik saja” b. Periksa pernapasan dengan mendekatkan pipi anda ke hidung pasien dan lihat ada tidaknya gerakan dada dan secara bersamaan dengar dan rasakan udara pernapasan yang dihembuskan keluar ke pipi anda c. Periksa denyut nadi karotis pada satu sisi selama 5- 10 detik d. Panggil bantuan e. Letakkan papan penahan di bawah dada pasien (bila tidak ada papan penahan, letakkan pasien pada permukaan datar yang keras) f. Berlututlah di samping pasien g. Buka jalan napas pasien dengan salah satu maneuver berikut: - Maneuver dongakkan kepala dan naikkan dagu, letakkan satu tangan pada dahi pasien dan tekan kearah belakang dengan telapak tangan untuk mendorong kepala kebelakang. Kemudian letakkan jari- jari tangan lainnya di bawah bagian tulang rahang bawah dekat dagu dan angkat sehingga rahang bergerak kedepan. - Maneuver pendorongan rahang. Genggam sudut rahang bawah pasien dan angkat dengan menggunakan kedua tangan , satu untuk setiap sisi, sehingga mandibula maju kedepan



h. Letakkan alat pembuka jalan napas bila ada i. Tutup lubang hidung dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang berada di dahi pasien dengan mendorong kearah belakang. Buatlah segel pada mulut pasien menggunakan mulut anda atau alat pemberi jalan napas yang sesuai (kantung ambu dan masker) dan berikan 2 napas penuk sekitar 0.5 sampai 2 detik untuk memberikan waktu yang cukup untuk inspirasi dan ekspirasi j. Perhatikan gerakan naik turunnya dada k. Dengan menggunakan jari telunjuk tangan yang paling dekat dengan tungkai pasien, cari tepi iga bawah dan geser jari; jari keatas ke lokasi dimana iga menyambung dengan sternum. Letakkan jari tengag tangan lain pada takik sternum dan jari telunjuk disebelahnya. Letakkan tumit tangan yang lain disebelah jari telunjuk pada sternum. Pastikan sumbu memanjang tumit tangan sejajar dengan aksis dengan aksis memanjang sternum. Angkat tangan pertama dari sternum dan letakkan diatas tangan yang berada pada sternum . lebarkan atau silangkan jari- jari tangan . jangan sampai jari- jari tersebut menyentuh dada. Luruskan lengan dengan bahu berada langsung diatas tangan yang berada pada sternum dan mengunci siku l. Kompresi dada orang dewasa 4-5 cm dengan kecepatan sekitar 100 kali per menit m. Lepaskan kompresi eksternal secara penuh untuk memungkinkan dada kembali keposisi noramalnya setelah setiap kompresi . lamanya waktu pelepasan harus sama dengan lamanya waktu kompresi . jangan mengangkat tangan dari dada. n. Lakukan 30 kompresi kemudian 2 ventilasi , evaluasi ulang pasien setelah 4 siklus untuk mengatur irama dan waktu o. Untuk CPR yang dilakukan oloeh satu atau 2 penolong , kecepatan kompresi 100 kali permenit p. Perbandingan kompresi 30:2 q. Sambil meneruskan resusitasi , diperlukan tindakan khusus berupa penggunaan peralatan resusitasi khusus untuk mengatur pernapasan sirkulasi serta memberikan terapi defenitif. Terapi defenitif meliputi defibrilasi, farmakoterapi untuk distritmia dan gangguan asam basa serta pemantauan berkelanjutan dan peraswatan terpadu di unit perawatan intensif.



6. Diagram Alir



7. Unit Terkait 8. Dokumen terkait 9. Rekaman Historis Perubahan



Poli umum, Ruang tindakan, Apotek, KIA, Ruang Bersalin, Poli MTBS, Poli Gigi Rekam medis



No Yang diubah



Isi perubahan



Tanggal mulai diberlakukan