Hereditas Dan Lingkungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Psikologi pendidikan



HEREDITAS DAN LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4: CUT RINA ELSA FITRIANTY RAHIMATUL AINI RIZKI MAULIDZA HAQQU



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2017/2018



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antar berbagai segi yaitu antara segi (i) individu dan social (ii) jasmani dan rokhani (iii) dunia dan akhirat. Individu itu sendiri dalam kamus Ekhols & Shadaly memiliki makna kata benda dari individual yang berarti orang, perorangan, oknum. Individu berarti tidak dapat dipisahkan (undivided), tidak dapat dipisahkan, dan keberadaannya sebagai mahluk yang pilah, tunggal dan khas. Seseorang berbeda dari orang lain karena cirri-ciri yang khusus itu (Webster’s 743) Setiap individu memiliki ciri dan sifat atu karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Perbedaan inilah yang menyebabkan individu itu unik, karena adanya perbedaan baik dalam ciri, dan sifat atau karakteristik bawaan bahkan karena adanya pengaruh lingkungan di dalam perkembangannya.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian yang akan dirumuskan adalah: 1. Memahami pengertian hereditas 2. Memahami pengertian lingkungan 3. Memahami pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan



BAB II HEREDITAS DAN LINGKUNGAN A. Pengertian Hereditas, Lingkungan dan Pengaruhnya 1. Pengertian Hereditas Masing-masing individu lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan/perpindahan dari cairan-cairan “germinal” dari pihak orang tuanya. Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh. Dengan kata lain, hereditas merupakan pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya. Faktor hereditas ini merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen. Adapun yang diturunkan orang tua kepada anaknya adalah sifat strukturnya bukan tigkah lahu yang dperoleh sebagai hasil belajar atau pengalaman. Penurunan sifat-sifat ini mengikuti prinsip-prinsip berikut: 



Reproduksi Penurunan sifat-sifatnya hanya berlangsung melalui sel benih.







Konformitas (keseragaman) Proses penurunan sifat mengikuti pola jenis (spesies) generasi sebelumnya, misalnya manusia akan menurunkan sifat-sifat manusia kepada anaknya.



 Variasi Karena jumlah gen-gen dalam setiap kromosom sangat banyak, maka kombinasi gen– gen pada setiap pembuahan akan mempunyai kemungkinan yang banyak pula. Dengan demikian, untuk setiap proses penurunan sifat akan terjadi penurunan yang beraneka (bervariasi) antara kakak dan adik mungkin akan berlainan sifatnya.  Regresifillial Penurunan sifat cenderung kearah rata-rata



Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Dalam hereditas ini terdapat beberapa faktor yang meliputi: a. Bentuk tubuh dan warna kulit Pengaruh turunan terhadap pertumbuhan jasmani anak. Bagaimanapun tingginya teknologi untuk mengubah bentuk dan warna kulit seseorang, namun faktor turunn tidak dapat diabaikan begitu saja, contohnya bila



anak



berpembawaan



rambut



keriting,



bagaimanapun



berusaha



meluruskannya akhirnya kembali keriting. b. Sifat- sifat Sifat- sifat yang dimiliki seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu, ayah atau kakek dan nenek, seperti penyabar, pemarah, kikir, dll. c. Intelegensi Intelegensi adalah kemampuan yang bresifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi, atau masalah. Misalnya, mengingat, memahami, berbahasa dsb. d. Bakat Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang, seperti seni musik, matematika, teknik dan agama. e. Penyakit Penyakit yang dibawa sejak lahir akan terus mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rokhani anak. Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir “specific genen”. Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Bawaan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek-nenek. Sedangkan menurut Wikipedia hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara biologis melalui gen atau secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status sosial. Dari pengertian diatas maka dapat disebutkan faktor hereditas individu meliputi sifat-sifat kejasmanian, temperamen dan bakat. Jadi dapat dikatakan atau dapat kita simpulkan bahwa hereditas merupakan pewarisan atau pemindahan biologis, karakteristik individu dari pihak orang tua.



2. Pengertian Lingkungan Lingkungan adalah alam sekitar tempat manusia hidup dan dalam hubungannya dengan alam sekitar tersebut orang yang bersangkutan menunjukan reaksi. Lingkungan adalah segala materiil dan stimulasi dalam dan diluar diri individu. Lingkungan psiologis, lingkungan psikologis dan lingkungan sosio-kultural. Lingkungan psiologis adalah segala kondisi dan materiil didalam dan diluar tubuh. Lingkungan psikologis adalah stimulasi yang diterima individu sejak masa dalam kandungan hingga meninggal. Lingkungan sosio-kultural adalah segala stimulasi interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain. Dalam psikologi lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada didalam atau diluar individu yang bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku, atau perkembangannya. 



Lingkungan itu wujudnya dapat berupa benda-benda atau objek-objek alam, orang-orang dan karyanya, serta berupa fakta-fakta objektif dalam diri individu, seperti kondisi organ,



 



perubahan-perubahan organ, dll. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmani dalam tubuh, seperti gizi, vitamin, air, sistem syaraf, dan kesehatan jasmani. Secara kultural, lingkungan mencakup segala stimulasi, interaksi dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak pada saat dalam lingkungan



prenatal adalah gizi, obat-obatan, usia ibu, radiasi, infeksi dan gangguan fungsi plasenta. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak pada saat berada di lingkungan post natal adalah gizi, kesehatan/penyakit, keadaan social ekonomi, suhu/musim, pendidikan dan lain-lain. Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya.



A.



Keluarga



a) M. I. Soelaeman ( 1978 : 4-5 ) mengemukakan pendapat para ahli mengenai pengertian keluarga yaitu : b)



F.J. Brown berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu : a. dalam arti luas, keluarga meliputi semua di dupihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan “clam” atau marga : b. dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak.



c) Maciver menyebutkan lima cirri khas keluarga yang umum terdapat dimana-mana, yaitu : a. hubungan berpasangan dua jenis, b. perkawinan atau bentuk ikatan lain yang mengikohkan hubungan tersebut, c. pengakuan akan keturunan, d.kehidupan ekonomis yang diselenggarakan dan dinikmati bersama, dan e. kehidupan berumah tangga. d) Sudardja Adiwikarta ( 1988 : 66-67) dan Sigelman&Shaffera ( 1995 : 390-391 )berpendapat bahwa kelurga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat didunia ( universe) atau suatu sistem sosial yang terpancang ( terbentuk ) dalam system social yang lebih besar. Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orangtua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mapan, umumnya sehat dan cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak mampu. Demikian pula anak yang orang tuanya berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula. B. Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agara mampu mengembangakan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan factor penentu bagi perkembangan



kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berfikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Ada beberapa alasan mengapa sekolah memainkan peranan yang berarti bagi perkembangan kepribadian anak yaitu: a) Para siswa harus hadir di sekolah. b) Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini, seiring dengan perkembangan “konsep diri”-nya. c) Anak –anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah. d) Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses. e) Sekolah member kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan kemampuannya secara realistic Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak.Anak yang memasuki sekolah guru berbeda kepribadiannya dengan anak yang masuk STM. Demikian pula yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola pikirnya dengan orang yang tidak bersekolah. C.



Masyarakat Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang di lingkungan desa atau kota tempat tinggal anak juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya. Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak yang tinggal di desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan anak desa yang cenderung bersikap statis dan lamban. Semua perbedaan sikap dan pola pikir di atas adalah akibat pengaruh dari lingkungan masyarakat yang berbeda antara kota dan desa.



D. Teman Sebaya Kelompok teman sebaya mempunyai peranan yang cukup penting terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat pada beberapa decade terakhir ini yaitu : 1. Perubahan struktur kelurga, dari keluarga besar ke keluarga kecil. 2. Kesenjangan antara generasi tua dan generasi muda. 3. Ekspansi jaringan komunikasi diantara kaula muda. 4. Panjangnya masa atau penundaan memasuki masyarakat orang dewasa. Aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalam pengalamannya bergaul dengan teman sebaya adalah: 1) Social cognitium: Kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif, dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuan memahami orang lain berpengaruh kuat terhadap minat remaja



untuk



bergaul



atau



membentuk



persahabatan



dengan



teman



sebayanya



(sigelman&Shaffer, 1995: 372-376). 2) Konformitas: Motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi), atau budaya teman sebayanya. E.



Keadaan Alam sekitar Keadaan alam sekitar tempat tinggal anak juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Alam tempat tinggal manusia memiliki bentuk yang berbeda, seperti pegunungan, dataran rendah dan daerah pantai. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak bertempat tinggal. Sebagai contoh, anak yang tinggal di daerah pegunungan akan cenderung bersifat lebih keras daripada anak yang tinggal di daerah pantai, anak yang tinggal di daerah dingin akan berbeda dengan anak yang tinggal di daerah panas. Perbedaan di atas adalah akibat pengaruh keadan alam yang berbeda. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak. Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.



Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku.Diantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.



BAB III PENUTUP Kesimpulan Hereditas merupakan faktor yang diturunkan langsung oleh orang tua. Faktor hereditas ini tidak bisa direkayasa, karena faktor hereditas ini yang menjadi faktor utama dalam pertumbuhan dan perkembangan individu. Selain hereditas, ada juga factor lingkungan yang juga berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan Individu. Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku.Diantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya. Sebagai seorang pendidik kita harus bersikap professional dalam menghadapi siswa kita. Agar kondisi belajar- mengaajar lebih efektif dan efisien dan terciptanya lingkungan pendidikan yang kondusif.



DAFTAR PUSTAKA Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan. Cet ke-2. Jakarta: PT. Rineka Cipta http://gprtm007.blogspot.com/2012/12/hereditas-dan-lingkungan-serta.html