Hidrogen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yu- 1.1 nani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu[n 1] , hidrogen adalah unsur teringan di dunia.



Pembakaran



Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta.[9][n 2] Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam.[10] Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionik hidrogen dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion). Mesin Utama Pesawat Ulang-alik membakar hidrogen dengan Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan oksigen, menghasilkan nyala yang nyaris tak terlihat pada dounsur dan dapat dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa rongan penuh. organik. Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam basa yang mana banyak reaksi ini melibatkan pertukaran proton antar molekul terlarut. Oleh karena hidrogen merupakan satu-satunya atom netral yang persamaan Schrödingernya dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan mekanika kuantum.



1



Sifat kimia



Kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan berbagai macam logam merupakan subjek yang sangat penting dalam bidang metalurgi (karena perapuhan hidrogen dapat terjadi pada kebanyakan logam [11] ) dan dalam riset pengembangan cara yang aman untuk meyimpan hidrogen sebagai bahan bakar.[12] Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi[13] dan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf.[14] Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi hablur logam.[15]



Hidrogen sangatlah mudah terbakar di udara bebas. Peristiwa meledaknya pesawat Hindenburg pada tanggal 6 Mei 1937.



Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas.[16] Entalpi pembakaran hidrogen adalah −286 kJ/mol[17] . Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia: 2H2(g) + O2(g) −→ 572kJ (286kJ  mol−1 ) [n 3] 1



2H2 O(l) +



2



1 SIFAT KIMIA



Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada temperatur 560 °C.[18] Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran hidrogen secara visual. Kasus meledaknya pesawat Hindenburg adalah salah satu contoh terkenal dari pembakaran hidrogen.[19] Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari ledakan hidrokarbon. Dalam kasus kecelakaan Hidenburg, dua pertiga dari penumpang pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal disebabkan oleh terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor.[20]



Deskripsi atom hidrogen yang lebih akurat didapatkan dengan perlakuan mekanika kuantum murni menggunakan persamaan Schrödinger atau dengan perumusan integral lintasan Feyman untuk menghitung rapat kementakan elektron di sekitar proton.[24]



1.3 Bentuk-bentuk molekul unsur



H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida, yang merupakan asam berbahaya.[21]



1.2



Aras tenaga elektron



Jejak pertama yang terlihat pada hidrogen cair di dalam bilik gelembung di Bevatron



Gambaran atom hidrogen yang menampakkan diameter atom dua kali lebih besar dari jari-jari model Bohr(citra tidak berskala).



Aras tenaga keadaan dasar elektron pada atom hidrogen adalah −13.6 eV, yang ekuivalen dengan foton ultraviolet kira-kira 92 nm.[22] Aras tenaga hidrogen dapat dihitung dengan cukup akurat menggunakan model atom Bohr yang menggambarkan elektron beredar mengelilingi proton dengan analogi Bumi beredar mengelilingi Matahari. Oleh karena diskretisasi momentum sudut yang dipostulatkan pada awal mekanika kuantum oleh Bohr, elektron pada model Bohr hanya dapat menempati jarak-jarak tertentu saja dari proton dan oleh karena itu hanya beberapa energi tertentu saja yang diperbolehkan.[23]



Terdapat dua jenis molekul diatomik hidrogen yang berbeda berdasarkan spin relatif inti.[25] Dalam bentuk ortohidrogen, spin dari dua proton adalah paralel dan dalam keadaan triplet; dalam bentuk parahidrogen, spin-nya adalah antiparalel dan dalam keadaan singlet. Pada keadaan standar, gas hidrogen terdiri dari 25% bentuk para dan 75% bentuk orto, juga dikenal dengan sebutan “bentuk normal”.[26] Rasio kesetimbangan antara ortohidrogen dan parahidrogen tergantung pada termperatur. Namun oleh karena bentuk orto dalam keadaan tereksitasi, bentuk ini tidaklah stabil dan tidak bisa dimurnikan. Pada suhu yang sangat rendah, hampir semua hidrogen yang ada adalah dalam bentuk parahidrogen. Sifat fisik dari parahidrogen murni berbeda sedikit dengan “bentuk normal”.[27] Perbedaan orto/para juga terdapat pada molekul yang terdiri dari atom hidrogen seperti air dan metilena.[28] Antarubahan yang tidak dikatalis antara H2 para dan orto meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur; oleh karenanya H2 yang diembunkan dengan cepat mengandung banyak hidrogen dalam bentuk orto yang akan



1.6



Senyawa-senyawa



berubah menjadi bentuk para dengan sangat lambat.[29] Nisbah orto/para pada H2 yang diembunkan adalah faktor yang perlu diperhitungkan dalam persiapan dan penyimpanan hidrogen cair: antarubahan dari bentuk orto ke para adalah eksotermik dan dapat menghasilan bahang yang cukup untuk menguapkan hidrogen cair tersebut dan menyebabkan berkurangnya komponen cair. Katalis untuk antarubahan orto-para, seperti misalnya senyawa besi, sering digunakan selama pendinginan hidrogen.[30] Sebuah bentuk molekul yang disebut molekul hidrogen terprotonasi, atau H+3, ditemukan pada medium antarbintang (Interstellar medium) (ISM), di mana ia dihasilkan dengan ionisasi molekul hidrogen dari sinar kosmos. Molekul ini juga dapat dipantau di bagian atas atmosfer planet Yupiter. Molekul ini relatif cukup stabil pada lingkungan luar angkasa oleh karena suhu dan rapatan yang rendah. H+3 adalah salah satu dari ion yang paling melimpah di alam semesta ini, dan memainkan peran penting dalam proses kimia medium antarbintang.[31]



1.4



Fasa



• Hidrogen bertekanan



3 nasen disebabkan oleh ikatan yang dihasilkan oleh permukaan katalis logam tersebut.



1.6 Senyawa-senyawa 1.6.1 Senyawa kovalen dan senyawa organik Walaupun H2 tidaklah begitu reaktif dalam keadaan standar, ia masih dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur. Jutaan jenis hidrokarbon telah diketahui, namun itu semua tidaklah dihasilkan secara langsung dari hidrogen dan karbon. Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan unsur yang lebih elektronegatif seperti halogen (F, Cl, Br, I); dalam senyawa ini hidrogen memiliki muatan parsial positif.[32] Ketika berikatan dengan fluor, oksigen ataupun nitrogen, hidrogen dapat berpartisipasi dalam bentuk ikatan non-kovalen yang kuat, yang disebut dengan ikatan hidrogen yang sangat penting untuk menjaga kestabilan kebanyakan molekul biologi.[33][34] Hidrogen juga membentuk senyawa dengan unsur yang kurang elektronegatif seperti logam dan metaloid, yang mana hidrogen memiliki muatan parsial negatif. Senyawa ini dikenal dengan nama hidrida.[35]



Hidrogen membentuk senyawa yang sangat banyak dengan karbon. Oleh karena asosiasi senyawa itu de• Hidrogen slush ngan kebanyakan zat hidup, senyawa ini disebut sebagai senyawa organik[36] . Studi sifat-sifat senyawa tersebut • Hidrogen padat disebut kimia organik[37] dan studi dalam konteks kehidupan organisme dinamakan biokimia.[38] Pada bebera• Hidrogen logam pa definisi, senyawa “organik” hanya memerlukan atom karbon untuk disebut sebagai organik. Namun kebanyak1.5 Bentuk monoatomik an senyawa organik mengandung atom hidrogen. Dan oleh karena ikatan ikatan hidrogen-karbon inilah yang Atom H, juga disebut hidrogen nasen atau hidrogen ato- memberikan karakteristik sifat-sifat hidrokarbon, ikatan mik, diklaim eksis secara fana namun cukup lama untuk hidrogen-karbon diperlukan untuk beberapa definisi dari menimbulkan reaksi kimia. Menurut klaim itu, hidro- kata “organik” di kimia.[36] gen nasen dihasilkan secara in situ, biasanya reaksi antara Dalam kimia anorganik, hidrida dapat berperan sebagai seng dengan asam, atau dengan elektrolisis pada katode. ligan penghubung yang menghubungkan dua pusat logam Sebagai molekul monoatomik, atom H sangat reaktif dan dalam kompleks berkoordinasi. Fungsi ini umum diteoleh karena itu adalah reduktor yang lebih kuat dari H2 mukan pada unsur golongan 13, terutama pada kompleks diatomik, namun pertanyaan kuncinya terletak pada keborana (hidrida boron) dan aluminium serta karborana beradaan atom H itu sendiri. Konsep ini lebih populer di yang bergerombol.[39] bidang teknik dan di literatur-literatur lama. • Hidrogen cair



Hidrogen nasen diklaim mereduksi nitrit menjadi amonia atau arsenik menjadi arsina bahkan dalam keadaan lunak. 1.6.2 Hidrida Penelitian yang lebih mendetil menunjukkan lintasan alSenyawa hidrogen sering disebut sebagai hidrida, sebuah ternatif lainnya dan bukanlah atom H. istilah yang tidak mengikat. Oleh kimiawan, istilah “hiAtom hidrogen dapat dihasilkan pada temperatur yang drida” biasanya memiliki arti atom H yang mendapat sicukup tinggi (>2000 K) agar molekul H2 dapat berdiso- fat anion, ditandai dengan H− . Keberadaan anion hidrida, siasi. Selain itu, radiasi elektromagentik di atas 11 eV dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis pada tahun 1916 unjuga dapat diserap H2 dan menyebabkan disosiasi. tuk gologngan I dan II hidrida garam, didemonstrasikan Kadang kala, hidrogen yang terserap secara kimiawi pa- oleh Moers pada tahun 1920 dengan melakukan elektroda permukaan logam juga dirujuk sebagai hidrogen na- lisis litium hidrida cair (LiH) yang menghasilkan sejumsen, walaupun terminologi ini sudah mulai ditinggalkan. lah hidrogen pada anode.[40] Untuk hidrida selain logam Pandangan lainnya mengatakan bahwa hidrogen yang ter- golongan I dan II, istilah ini sering kali membuat kesalaserap secara kimiawi itu “kurang reaktif” dari hidrogen hpahaman oleh karena elektronegativitas hidrogen yang



4



1 SIFAT KIMIA



rendah. Pengecualian adalah hidrida golongan II BeH2 yang polimerik. Walaupun hidrida dapat dibentuk dengan hampir semua golongan unsur, jumlah dan kombinasi dari senyawa bervariasi, sebagai contoh terdapat lebih dari 100 hidrida borana biner yang diketahui, namun cuma satu hidrida aluminium biner yang diketahui.[41] Hidrida indium biner sampai sekarang belum diketahui, walaupun sejumlah komplek yang lebih besar eksis.[42] 1.6.3



Proton dan asam



Oksidasi H2 secara formal menghasilkan proton H+ . Spesies ini merupakan topik utama dari pembahasan asam, walaupun istilah proton digunakan secara longgar untuk merujuk pada hidrogen kationik yang positif dan ditandai dengan H+ . Menurut teori Brønsted–Lowry, asam adalah donor proton, sementara basa adalah akseptor (penerima) proton. Proton H+ tidak dapat ditemukan berdiri sendiri dalam laurtan karena ia memiliki kecenderungan mengikat pada atom atau molekul yang memiliki elektron. Selain pada temperatur tinggi dan bergabung dengan plasma, proton semacam ini tidak dapat dihilangkan dari awan elektron atom dan molekule, dan akan tetap terikat pada atom dan molekul tersebut.



Protium, isotop hidrogen yang paling umum dijumpai, memiliki satu proton dan satu elektron. Keunikan isotop ini adalah ia tidak mempunya neutron (lihat pula diproton untuk pembahasan mengenai mengapa isotop tanpa neutron yang lain tidak eksis.



Hidrogen memiliki tiga isotop alami, ditandai dengan 1 H, 2 H, dan 3 H. Isotop lainnya yang tidak stabil (4 H hingga 7 H) juga telah disintesiskan di laboratorium namun tidak Untuk menghindari kesalahpahaman akan “proton terla- pernah dijumpai secara alami.[46][47] rut” dalam larutan, larutan asam sering dianggap memiliki spesies fiktif yang disebut ion hidronium (H3 O+ ) yang • 1 H adalah isotop hidrogen yang paling melimpah, bergerombol membentuk H9 O4 + .[43] Ion oksonium juga memiliki persentase 99.98% dari jumlah atom hiditemukan ketika air dalam larutan asam dengan pelarut drogen. Oleh karena inti atom isotop ini hanya me[44] lain. miliki proton tunggal, ia diberikan nama yang deskWalaupun sangat langka di bumi, salah satu ion yang pariptif sebagai protium, namun nama ini jarang sekali ling melimpah dalam alam semesta ini adalah H3 + , dikedigunakan.[48] nal sebagai molekul hidrogen terprotonasi ataupun kation • 2 H, isotop hidrogen lainnya yang stabil, juga dikehidrogen triatomik.[45] nal sebagai deuterium dan mengandung satu proton dan satu neutron pada intinya. Deuterium tidak ber1.7 Isotop sifat radioaktif, dan tidak memberikan bahaya keracunan yang signifikan. Air yang atom hidrogennya merupakan isotop deuterium dinamakan air berat. Deuterium dan senyawanya digunakan sebagai penanda non-radioaktif pada percobaan kimia dan untuk pelarut 1 H-spektroskopi NMR.[49] Air berat digunakan sebagai moderator neutron dan pendingin pada reaktor nuklir. Deuterium juga berpotensi sebagai bahan bakar fusi nuklir komersial.[50] Tabung spektrum hidrogen



Tabung spektrum deuterium



• 3 H dikenal dengan nama tritium dan mengandung satu proton dan dua neutron pada intinya. Ia memiliki sifat radioaktif, dan mereras menjadi Helium3 melalui pererasan beta dengan umur paruh 12,32 tahun.[39] Sejumlah kecil tritium dapat dijumpai di alam oleh karena interaksi sinar kosmos dengan atmosfer bumi; tritium juga dilepaskan selama uji coba nuklir.[51] Ia juga digunakan dalam reaksi fusi nuklir,[52] sebagai penanda dalam geokimia isotop,[53] dan terspesialisasi pada peralatan self-



5 powered lighting.[54] Tritium juga digunakan da- dan bintang lain). Partikel yang bermuatan dipengaruhi lam penandaan percobaan kimia dan biologi sebagai oleh medan magnet dan medan listrik. Sebagai contoh, radiolabel.[55] dalam angin surya, partikel-partikel ini berinteraksi dengan magnetosfer bumi dan mengakibatkan arus BirkeHidrogen adalah satu-satunya unsur yang memiliki tiga land dan fenomena Aurora. Hidrogen ditemukan dalam nama berbeda untuk isotopnya. (Dalam awal perkem- keadaan atom netral di medium antarbintang. Sejumbangan keradioaktivitasan, beberapa isotop radioaktif lah besar atom hidrogen netral yang ditemukan di sistem berat diberikan nama, namun nama-nama tersebut tidak Lyman-alpha teredam diperkirakan mendominasi rapatalam semesta sampai dengan pergeseran melagi digunakan). Simbol D dan T kadang-kadang digu- an barionik [60] rah z=4. nakan untuk merujuk pada deuterium dan tritium, namun simbol P telah digunakan untuk merujuk pada fosfor, sehingga tidak digunakan untuk merujuk pada protium.[56] Dalam tatanama IUPAC, International Union of Pure and Applied Chemistry mengizinkan penggunaan D, T, 2 H, dan 3 H walaupun 2 H dan 3 H lebih dianjurkan.[57]



2



Keberadaan alami



Dalam keadaan normal di bumi, unsur hidrogen berada dalam keadaan gas diatomik, H2 (silakan lihat tabel data). Namun, gas hidrogen sangatlah langka di atmosfer bumi (1 ppm berdasarkan volume) oleh karena beratnya yang ringan yang menyebabkan gas hidrogen lepas dari gravitasi bumi. Walaupun demikian, hidrogen masih merupakan unsur paling melimpah di permukaan bumi ini.[61] Kebanyakan hidrogen bumi berada dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain seperti hidrokarbon dan air.[39] Gas hidrogen dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri dan ganggang dan merupakan komponen alami dari kentut. Penggunaan metana sebagai sumber hidrogen akhir-akhir ini juga menjadi semakin penting.[62] Bentuk molekuler yang disebut molekul hidrogen terprotonasi (H+3 ) ditemukan dalam media antarbintang. Ini terbentuk melalui ionisasi hidrogen molekuler dari sinar kosmik. Ion bermuatan ini juga telah diamati dalam atmosfer atas planet Jupiter. Ion ini relatif stabil di lingkungan angkasa luar karena rendahnya temperatur dan kerapatan. H+3 adalah ion paling melimpah di jagat raya, dan memainkan peran penting dalam kimia media antarbintang.[63] Hidrogen triatomik netral H3 hanya ada dalam bentuk tereksitasi dan tidak stabil.[64] Sebaliknya, ion positif hidrogen molekular (H+2 ) adalah molekul yang jarang ditemukan di jagat raya.



3 Sejarah NGC 604, sebuah daerah yang terdiri dari hidrogen yang terionisasi di Galaksi Triangulum



Hidrogen adalah unsur yang paling melimpah di alam semesta ini dengan persentase 75% dari barion berdasarkan massa dan lebih dari 90% berdasarkan jumlah atom.[58] Unsur ini ditemukan dalam kelimpahan yang besar di bintang-bintang dan planet-planet gas raksasa. Awan molekul dari H2 diasosiasikan dengan pembentukan bintang. Hidrogen memainkan peran penting dalam pemberian energi bintang melalui reaksi proton-proton dan fusi nuklir daur CNO.[59] Di seluruh alam semesta ini, hidrogen kebanyakan ditemukan dalam keadaan atomik dan plasma yang sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen. Sebagai plasma, elektron hidrogen dan proton terikat bersama, dan menghasilkan konduktivitas elektrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi (menghasilkan cahaya dari Matahari



3.1 Penemuan dan penggunaan Gas hidrogen, H2 , pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von Hohenheim (dikenal juga sebagai Paracelsus, 1493–1541) melalui pencampuran logam dengan asam kuat.[65] Dia tidak menyadari bahwa gas mudah terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia ini adalah unsur kimia yang baru. Pada tahun 1671, Robert Boyle menemukan kembali dan mendeskripsikan reaksi antara besi dan asam yang menghasilkan gas hidrogen.[66] Pada tahun 1766, Henry Cavendish adalah orang yang pertama mengenali gas hidrogen sebagai zat diskret dengan mengidentifikasikan gas tersebut dari reaksi logam-asam sebagai “udara yang mudah terbakar”. Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan air ketika dibakar.[6][7] Pada tahun 1783, Antoine Lavoisier memberikan unsur ini dengan nama hidrogen (dari Bahasa Yunani hydro yang artinya air dan genes yang ar-



6



3 SEJARAH



tinya membentuk)[8] ketika dia dan Laplace mengulang udara yang diangkat oleh hidrogen.[7] Bangsawan Jerman kembali penemuan Cavendish yang mengatakan pemba- Ferdinand von Zeppelin mempromosikan idenya tentang karan hidrogen menghasilkan air.[7] kapal udara yang diangkat dengan hidrogen dan kemudian dinamakan Zeppelin dengan penerbangan perdana pada tahun 1900.[7] Penerbangan yang terjadwal dimulai pada tahun 1910 dan sampai pecahnya Perang dunia II, Zeppelin telah membawa 35.000 penumpang tanpa insiden yang serius. Penerbangan tanpa henti melewati samudra atlantik pertama kali dilakukan kapal udara Britania R34 pada tahun 1919. Pelayanan penerbangan udara dipulihkan pada tahun 1920 dan penemuan cadangan helium di Amerika Serikat memberikan peluang ditingkatkannya keamanan penerbangan, namun pemerintah Amerika Serikat menolak menjual gas tersebut untuk digunakan dalam penerbangan. Oleh karenanya, gas H2 digunakan di pesawat Hindenburg, yang pada akhirnya meledak di langit New Jersey pada tanggal 6 Mei 1937.[7] Insiden ini ditayangkan secara langsung di radio dan direkam. Banyak yang menduga terbakarnya hidrogen yang bocor sebagai akibat insiden tersebut, namun investigasi lebih lanjut membuktikan sebab insiden tersebut karena terbakarnya salut fabrik oleh keelektrikan statis. Walaupun demikian, sejak itu keragu-raguan atas keamanan penggunaan hidrogen muncul. Pada tahun yang sama, turbogenerator berpendingin hidrogen diluncurkan pertama kali dengan gas hidrogen sebagai pendingin dalam rotor dan stator pada tahun 1937 Antoine-Laurent de Lavoisier di Dayton, Ohio oleh Dayton Power & Light Co.;[67] karena konduktivitas termal gas hidrogen, ini adalah jenis Lavoisier menghasilkan hidrogen pada percobaannya tenyang palling umum di lapangan saat ini. tang konservasi massa dengan mereaksikan flux uap dengan besi logam melalui tabung besi pijar yang dipanask- Baterai nikel hidrogen pertama kali digunakan pada an dalam api. Oksidasi anaerobik besi oleh proton air pa- tahun 1977 dalam U.S Navy’s Navigation Technology da temperatur tinggi dapat digambarkan sebagai berikut: Satellite-2 (NTS-2).[68] Sebagai contoh, ISS [69] Mars Odyssey[70] dan Mars Global Surveyor[71] dilengkapi deFe + H2 O −→ FeO + H2 ngan baterai nikel-hidrogen. Di bagian gelap orbitnya, Teleskop Angkasa Hubble juga di bertenaga baterai 2Fe + 3H2 O −→ Fe2 O3 + 3H2 nikel-hidrogen, yang akhirnya diganti pada Mei 2009,[72] lebih dari 19 tahun setelah diluncurkan, dan 13 tahun se3Fe + 4H2 O −→ Fe3 O4 + 4H2 telah mulai dihidupkan.[73] Banyak logam seperti zirkonium mengalami reaksi yang sama dengan air menghasilkan hidrogen. Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan menggunakan penemuannya, guci hampa.[7] Dia kemudian menghasilkan hidrogen padat setahun kemudian.[7] Deuterium ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh Harold Urey, dan tritium dibuat pada tahun 1934 oleh Ernest Rutherford, Mark Oliphant, and Paul Harteck.[6] Air berat, yang mengandung deuterium menggantikan hidrogen biasa, ditemukan oleh Urey dkk. pada tahun 1932.[7] Salah satu dari penggunaan pertama H2 adalah untuk sinar sorot.[7] Balon pertama yang diisikan dengan hidrogen diciptakan oleh Jacques Charles pada tahun 1783.[7] Hidrogen memberikan tenaga dorong untuk perjalanan udara yang aman dan pada tahun 1852 Henri Giffard menciptakan kapal



3.2 Peranan dalam teori kuantum



Garis spektrum emisi hidrogen dalam rentang nampak. Ini adalah empat garis nampak dalam deret Balmer



Oleh karena struktur atomnya yang relatif sederhana, atom hidrogen bersama dengan spektrum emisinya menjadi pusat perkembangan teori sturktur atom.[74] Lebih jauh lagi, kesederhanaan molekul hidrogen dan kationnya H+2 membantu pemahaman yang lebih jauh mengenai ikatan kimia.



4.1



Logam-asam



Salah satu dari efek kuantum yang secara eksplisit disadari (namun masih belum sepenuhnya dimengerti saat itu) adalah pengamatan Maxwell yang melibatkan hidrogen setengah abad sebelum teori mekanika kuantum bener-benar berkembang. Maxwell mengamati bahwa kapasitas bahang spesifik dari H2 tidak sesuai dengan tren gas diatomik lainnya di bawah suhu kamar dan mulai menyerupai tren gas monoatomik di temperatur kriogenik. Menurut teori kuantum, sifat-sifat ini disebabkan oleh jarak antara aras tenaga rotasi hidrogen yang lebar oleh karena massanya yang ringan. Aras yang lebar ini menghambat partisi energi bahang secara merata menjadi gerak berputar hidrogen pada temperatur yang rendah. Gas diatomik yang terdiri dari atom-atom yang lebih berat tidak mempunyai aras tenaga yang cukup lebar untuk menyebabkan efek yang sama.[75]



7 untuk hidrogenasi substrat tak jenuh; dan di alam sebagai sarana penyetara reaksi biokimia.



4.1 Logam-asam Di laboratorium, H2 biasanya dibuat dengan mereaksikan asam non-oksidator encer dengan beberapa logam yang reaktif seperti seng dengan peralatan Kipp. Zn + 2H+ −→ Zn2+ + H2 Aluminium juga dapat menghasilkan H2 jika direaksikan dengan basa: 2Al + 6H2 O + 2OH− −→ 2Al(OH)− 4 + 3H2



Antihidrogen (H) adalah antimateri lawan dari hidrogen. Ia tersusun dari sebuah antiproton dan sebuah positron. Elektrolisis air adalah metode sederhana produksi hidroAntihidrogen adalah satu-satunya atom antimateri yang gen. Arus listrik lemah dialirkan melalui listrik, dan gas oksigen terbentuk di anoda sementara gas hidrogen tertelah diproduksi per 2015.[76][77] bentuk di katoda. Biasanya katoda terbuat dari platina atau logam inert lainnya ketika hidrogen diproduksi untuk disimpan. Namun, jika gas akan dibakar di tempat, 4 Produksi oksigen yang dihasilkan harus mendukung pembakaran, sehingga kedua elektrode harus terbuat dari bahan inert. (Besi, misalnya, akan teroksidasi, dan akibatnya menurunkan jumlah oksigen yang dihasilkan.) Efisiensi maksimum teoretis (listrik yang digunakan vs. nilai energetik hidrogen yang dihasilkan) adalah antara 80–94%.[78] 2H2 O(l) −→ 2H2(g) + O2(g)



Diagram produksi dan penggunaan hidrogen dunia.



Paduan aluminium dan galium dalam bentuk pelet yang ditambahkan ke dalam air dapat digunakan untuk menghasilkan hidrogen. Proses ini juga menghasilkan alumina, tetapi harga galium yang mahal, dengan sifatnya yang dapat mencegah pembentukan lapisan oksida pada permukaan pelet, membuatnya dapat digunakan ulang. Hal ini membawa implikasi penting pada keekonomian hidrogen, karena hidrogen dapat diproduksi di tempat dan tidak memerlukan transportasi.[79]



4.2



Steam reforming



Hidrogen dapat diproduksi dalam beberapa cara, tetapi proses paling penting secara ekonomis adalah penghilangan hidrogen dari hidrokarbon. Hidrogen komersial biasanya diproduksi dengan cara steam reforming gas alam.[80] Pada tempratur tinggi (1.000 K (730 °C; 1.340 °F) – 1.400 K (1.130 °C; 2.060 °F)), steam (uap air) bereaksi dengan metana menghasilkan karbon monoksida dan H2 . Diagram produksi hidrogen.



CH4 + H2 O −→ CO + 3H2



H2 diproduksi di laboratorium kimia dan biologi, sering- Reaksi ini disukai pada tekanan rendah tetapi tetap dikali sebagai produk sampingan dari reaksi lain; di industri lakukan pada tekanan tinggi (20 megapascal (200 atm;



8



4 PRODUKSI



5.900 inHg)). Hal ini karena H2 bertekanan tinggi adalah produk yang paling banyak di pasaran dan sistem pemurnian Pressure Swing Adsorption (PSA) bekerja lebih baik pada tekanan tinggi. Campuran produk dikenal sebagai "gas sintetis" karena sering digunakan langsung untuk produksi metanol dan senyawa terkait. Hidrokarbon lain selain metana dapat digunakan untuk menghasilkan gas sintetis dengan rasio produk bervariasi. Salah satu komplikasi teknologi canggih ini adalah pembentukan kokas atau karbon:



4.4 Korosi anaerobik Dalam kondisi anaerobik, besi dan baja paduan secara perlahan teroksidasi oleh proton dari air bersamaan dengan berkurangnya molekul hidrogen (H2 ). Saat besi mengalami korosi anaerobik pertama kali akan terbentuk fero hidroksida (karat hijau) dan dapat dijelaskan sesuai reaksi berikut: Fe + 2H2 O −→ Fe(OH)2 + H2



CH4 −→ C + 2H2



Pada gilirannya, di bawah kondisi anaerobik, fero hidroksida (Fe(OH)2 ) dapat dioksidasi oleh proton dari air unAkibatnya, steam reforming biasanya menggunakan H2 O tuk membentuk magnetit dan molekul hidrogen. Proses berlebih. Hidrogen tambahan dapat diperoleh kembali ini dijelaskan melalui reaksi Schikorr: dari uap air dengan menggunakan karbon monoksida melalui reaksi pergeseran gas air, terutama dengan katalis 3Fe(OH)2 −→ Fe3 O4 + 2H2 O + H2 besi oksida. Reaksi ini juga merupakan sumber karbon dioksida industri yang umum:[80] f ero hidroksida −→ magnetit + air + hidrogen CO + H2 O −→ CO2 + H2



Kristal magnetit (Fe3 O4 ) yang baik lebih stabil secara termodinamika daripada besi hidroksida (Fe(OH)2 ).



Metode penting lainnya untuk produksi H2 meliputi ok- Proses ini terjadi selama korosi anaerobik besi dan baja sidasi parsial hidrokarbon:[81] dalam air tanah bebas oksigen dan dalam tanah pereduksi di bawah permukaan air. 2CH4 + O2 −→ 2CO + 4H2 dan reaksi karbon, yang dapat berfungsi sebagai awal untuk reaksi pergeseran atas:[80]



4.5 Keberadaan geologi: reaksi serpentinisasi



Dalam ketiadaan oksigen atmosfer (O2 ), pada kondisi geologi dalam yang jauh dari atmosfer bumi, hidrogen (H2 ) C + H2 O −→ CO + H2 diproduksi selama proses serpentinisasi melalui oksidasi anaerobik oleh proton air (H+ ) dari fero (Fe2+ ) silikat Hidrogen kadang-kadang diproduksi dan dikonsumsi da- yang ada dalam kisi kristal fayalit (Fe2 SiO4 , olivin besi). lam proses industri yang sama, tanpa dipisahkan. Dalam Reaksi pembentukan magnetit (Fe3 O4 ), kuarsa (SiO2 ) proses Haber untuk produksi amonia, hidrogen dihasilk- dan hidrogen (H2 ) adalah sebagai berikut: an dari gas alam.[82] Elektrolisis air garam untuk mendapatkan klorin juga menghasilkan hidrogen sebagai pro3Fe2 SiO4 + 2H2 O −→ 2Fe3 O4 + 3SiO2 + 3H2 duk sampingan.[83] f ayalit + air −→ magnetit + kuarsa + hidrogen



4.3



Termokimia



Terdapat lebih dari 200 daur termokimia yang dapat digunakan untuk pemecahan air, sebagian daur ini seperti daur besi oksida, daur serium(IV) oksida–serium(III) oksida, daur seng–seng oksida, daur belerang–iodin, daur tembaga–klorin dan daur hibrida belerang masih dalam tahap penelitian dan fasa pengujian untuk menghasilkan hidrogen dan oksigen dari air dan panas tanpa menggunakan listrik.[84] Sejumlah laboratorium (termasuk di Perancis, Jerman, Yunani, Jepang dan AS) sedang mengembangkan metode termokimia untuk menghasilkan hidrogen dari energi surya dan air.[85]



Reaksi ini mendekati reaksi Schikorr yang teramati pada oksidasi anaerobik fero hidroksida ketika terkena air.



4.6 Pembentukan dalam transformator Dari semua pembentukan gas akibat adanya kesalahan pada transformator daya, hidrogen adalah yang paling umum dan dihasilkan di bawah kondisi kesalahan apapun; dengan demikian, pembentukan hidrogen merupakan indikasi awal dari masalah serius dalam siklus hidup transformator.[86]



5.1



Pembawa energi



9 si tersendiri. Deuterium (hidrogen-2) digunakan dalam reaktor CANDU sebagai moderator untuk memperlambat neutron.[7] Senyawa deuterium juga memiliki aplikasi dalam bidang kimia dan biologi dalam kajian reaksi efek isotop.[94] Tritium (hidrogen-3) yang diproduksi oleh reaktor nuklir digunakan dalam produksi bom hidrogen,[95] sebagai penanda isotopik dalam biosains,[55] dan sebagai sumber radiasi di cat berpendar.[96] Suhu pada titik tripel hidrogen digunakan sebagai titik acuan dalam skala temperatur ITS-90 (International Temperatur Scale of 1990) pada 13,8033 kelvin.[97]



Generator bahan bahar hidrogen dengan air dan arus listrik. Menggunakan elemen aluminium foil, dihubungkan dengan arus listrik, terjadi gelembung gas hidrogen dan disaring dengan tabung air kecil disampingnya. Dapat digunakan untuk bahan bakar sepeda motor atau kompor. Gas dialirkan dengan selang di masukan udara karburator.



5



Aplikasi



Sejumlah besar H2 diperlukan dalam industri petrokimia dan kimia. Penggunaan terbesar H2 adalah untuk memproses bahan bakar fosil dan dalam pembuatan ammonia. Konsumen utama dari H2 di kilang petrokimia meliputi hidrodealkilasi, hidrodesulfurisasi, dan penghidropecahan (bahasa Inggris: hydrocracking). H2 memiliki beberapa kegunaan yang penting. H2 digunakan sebagai bahan hidrogenasi, terutama dalam peningkatan kejenuhan dalam lemak takjenuh dan minyak nabati (ditemukan di margarin), dan dalam produksi metanol. Ia juga merupakan sumber hidrogen pada pembuatan asam klorida. H2 juga digunakan sebagai reduktor pada bijih logam.[87] Selain digunakan sebagai pereaksi, H2 memiliki penerapan yang luas dalam bidang fisika dan teknik. Ia digunakan sebagai gas penameng di metode pengelasan seperti pengelasan hidrogen atomik.[88][89] H2 digunakan sebagai pendingin rotor di generator pembangkit listrik karena ia mempunyai konduktivitas termal yang paling tinggi di antara semua jenis gas. H2 cair digunakan di riset kriogenik yang meliputi kajian superkonduktivitas.[90] Oleh karena H2 lebih ringan dari udara, hidrogen pernah digunakan secara luas sebagai gas pengangkat pada kapal udara balon.[91] Baru-baru ini hidrogen digunakan sebagai bahan campuran dengan nitrogen (kadangkala disebut forming gas) sebagai gas perunut untuk pendeteksian kebocoran gas yang kecil. Aplikasi ini dapat ditemukan di bidang otomotif, kimia, pembangkit listrik, kedirgantaraan, dan industri telekomunikasi.[92] Hidrogen adalah zat aditif (E949) yang diperbolehkan penggunaanya dalam ujicoba kebocoran bungkusan makanan dan sebagai antioksidan.[93]



5.1 Pembawa energi Hidrogen bukanlah sumber energi,[98] kecuali dalam konteks hipotesis pembangkit listrik fusi nuklir komersial yang menggunakan deuterium ataupun tritium, sebuah teknologi yang perkembangannya masih sedikit.[99] Energi Matahari berasal dari fusi nuklir hidrogen, namun proses ini sulit dikontrol di bumi.[100] Hidrogen dari cahaya Matahari, organisme biologi, ataupun dari sumber listrik menghabiskan lebih banyak energi dalam pembuatannya daripada pembakarannya. Hidrogen dapat dihasilkan dari sumber fosil (seperti metana) yang memerlukan lebih sedikit energi daripada energi hasil pembakarannya, namun sumber ini tidak dapat diperbaharui, dan lagipula metana dapat langsung digunakan sebagai sumber energi.[98] Rapatan energi per volume pada hidrogen cair maupun hidrogen gas pada tekanan yang praktis secara signifikan lebih kecil daripada rapatan energi dari bahan bakar lainnya, walaupun rapatan energi per massa adalah lebih tinggi.[98] Sekalipun demikian, hidrogen telah dibahas secara meluas dalam konteks energi sebagai pembawa energi.[101] Sebagai contoh, sekuestrasi CO2 yang diikuti dengan penangkapan dan penyimpanan karbon dapat dilakukan pada produksi H2 dari bahan bakar fosil.[102] Hidrogen yang digunakan pada transportasi relatif lebih bersih dengan sedikit emisi NOx,[103] tetapi tanpa emisi karbon.[102] Namun, biaya infrastruktur yang diperlukan dalam membangun ekonomi hidrogen secara penuh sangatlah besar.[104]



5.2 Pendingin



Hidrogen banyak digunakan pada pembangkit listrik sebagai pendingin generator karena sejumlah sifatnya yang berhubungan langsung dengan struktur molekul diatomiknya yang ringan. Ini meliputi densitas rendah, rendah viskositasnya, serta mempunyai bahang spesifik dan Isotop hidrogen yang lebih langka juga memiliki aplika- konduktivitas termal tertinggi di antara semua gas.



10



5.3



9 REFERENSI



Industri semikonduktor



merupakan data pada saat hidrogen mencapai kesetimbangan). Parameter ledakan hidrogen, seperti tekanan Hidrogen digunakan untuk menjenuhkan ikatan tak ber- dan temperatur kritis ledakan sangat bergantung pada geaturan dalam silikon amorf dan karbon amorf yang mem- ometri wadah penampung hidrogen.[114] bantu menstabilkan sifat materi.[105] Ia juga donor elektron potential dalam berbagai materi oksida, termasuk ZnO,[106][107] SnO2 , CdO, MgO,[108] ZrO2 , HfO2 , 8 Lihat pula La2 O3 , Y2 O3 , TiO2 , SrTiO3 , LaAlO3 , SiO2 , Al2 O3 , Zirkon silikat (ZrSiO4 ), HfSiO4 , dan SrZrO3 .[109] • Antihidrogen • Daur hidrogen



6



Reaksi biologi



H2 adalah salah satu hasil produk dari beberapa jenis fermentasi anaerobik dan dihasilkan pula pada beberapa mikroorganisme, biasanya melalui reaksi yang dikatalisasi oleh enzim dehidrogenase yang mengandung besi atau nikel. Enzim-enzim ini mengkatalisasi reaksi redoks reversibel antara H2 dengan komponen dua proton dan dua elektronnya. Gas hidrogen dihasilkan pada transfer reduktor ekuivalen yang dihasilkan selama fermentasi piruvat menjadi air.[110] Pemisahan air, yang mana air terurai menjadi komponen proton, elektron, dan oksigen, terjadi pada reaksi cahaya pada proses fotosintesis. Beberapa organisme meliputi ganggang Chlamydomonas reinhardtii dan cyanobacteria memiliki tahap kedua, yaitu reaksi gelap, yang mana proton dan elektron direduksi menjadi gas H2 oleh hidrogenase tertentu di kloroplasnya.[111] Beberapa usaha telah diambil untuk secara genetik memodifikasi hidrogenase cyanobacteria untuk secara efisien mensintesis gas H2 dibawah keberadaan oksigen.[112] Usaha keras juga telah diambil dalam percobaan memodifikasi gen ganggang dan mengubahnya menjadi bioreaktor.[113]



7



Wewanti keselamatan



• Bahan bakar hidrogen • Kendaraan hidrogen • Oksihidrogen • Fotohidrogen



9 Referensi [1] Simpson, J.A.; Weiner, E.S.C. (1989). “Hydrogen”. Oxford English Dictionary 7 (2nd ed.). Clarendon Press. ISBN 0-19-861219-2. [2] Conventional Atomic Weights 2013. Commission on Isotopic Abundances and Atomic Weights [3] Standard Atomic Weights 2013. Commission on Isotopic Abundances and Atomic Weights [4] Wiberg, Egon; Wiberg, Nils; Holleman, Arnold Frederick (2001). Inorganic chemistry. Academic Press. p. 240. ISBN 0123526515. [5] Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds (PDF). CRC Handbook of Chemistry and Physics (81st ed.) (CRC Press). [6] “Hydrogen”. Van Nostrand’s Encyclopedia of Chemistry. Wylie-Interscience. 2005. pp. 797–799. ISBN 0-47161525-0.



Hidrogen mendatangkan beberapa bahaya kesehatan pa[7] Emsley, John (2001). Nature’s Building Blocks. Oxfoda manusia, mulai dari potensi ledakan dan kebakarrd: Oxford University Press. pp. 183–191. ISBN 0-19an ketika tercampur dengan udara, sampai dengan sifat850341-5. nya yang menyebabkan asfiksia pada keadaan murni tanpa oksigen.[114] Selain itu, hidrogen cair adalah kriogen [8] Stwertka, Albert (1996). A Guide to the Elements. Oxford University Press. pp. 16–21. ISBN 0-19-508083-1. dan sangat berbahaya oleh karena suhunya yang sangat [115] rendah. Hidrogen larut dalam beberapa logam dan [9] Palmer, David (13 November, 1997). “Hydrogen in the selain berpotensi kebocoran, juga dapat menyebabkan Universe”. NASA. Diakses tanggal 05-02-2008. perapuhan hidrogen.[116] Gas hidrogen yang mengalami kebocoran dapat menyala dengan spontan. Selain itu api [10] Staff (2007). “Hydrogen Basics — Production”. Florida Solar Energy Center. Diakses tanggal 05-02-2008. hidrogen sangat panas, namun hampir tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga dapat menyebabkan [11] Rogers, H. C. (1999). “Hydrogen Embrittlement kasus kebakaran yang tak terduga.[117] of Metals”. Science 159 (3819): 1057–1064. doi:10.1126/science.159.3819.1057. Data wewanti keselamatan hidrogen dapat dikacaukan oleh beberapa sebab. Sifat-sifat fisika dan ki- [12] Christensen, C. H.; Nørskov, J. K.; Johannessen, T. (9 mia hidrogen sangat bergantung pada nisbah parahidroJuli, 2005). “Making society independent of fossil fuels gen/ortohidrogen yang memerlukan beberapa hari untuk — Danish researchers reveal new technology”. Technical University of Denmark. Diakses tanggal 28-03-2008. mencapai kesetimbangan (biasanya data yang diberikan



11



[13] Takeshita, T.; Wallace, W.E.; Craig, R.S. (1974). “Hydrogen solubility in 1:5 compounds between yttrium or thorium and nickel or cobalt”. Inorganic Chemistry 13 (9): 2282–2283. doi:10.1021/ic50139a050. [14] Kirchheim, R.; Mutschele, T.; Kieninger, W (1988). “Hydrogen in amorphous and nanocrystalline metals”. Materials Science and Engineering 99: 457–462. doi:10.1016/0025-5416(88)90377-1. [15] Kirchheim, R. (1988). “Hydrogen solubility and diffusivity in defective and amorphous metals”. Progress in Materials Science 32 (4): 262–325. doi:10.1016/00796425(88)90010-2. [16] Carcassi, M. N.; Fineschi, F. (Juni 2005). “Deflagrations of H2 –air and CH4 –air lean mixtures in a vented multicompartment environment”. Energy 30 (8): 1439–1451. doi:10.1016/j.energy.2004.02.012. [17] National Academy of Engineering, National Academy of Sciences (2004). The Hydrogen Economy: Opportunities, Costs,. National Academies Press. pp. p. 240. ISBN 0-309-09163-2. [18] Staff (10 September, 2005). “Safety data for hydrogen”. Chemical and Other Safety Information. The Physical and Theoretical Chemistry Laboratory, Oxford University. Diakses tanggal 05-02-2008. [19] Dziadecki, John (2005). “Hindenburg Hydrogen Fire”. Diakses tanggal 16-01-2007. [20] Werthmüller, Andreas. “The Hindenburg Disaster”. Swiss Hydrogen Association. Diakses tanggal 05-022008. [21] Clayton, Donald D. (2003). Handbook of Isotopes in the Cosmos: Hydrogen to Gallium. Cambridge University Press. ISBN 0521823811. [22] Millar, Tom (10 Desember, 2003). “Lecture 7, Emission Lines — Examples”. PH-3009 (P507/P706/M324) Interstellar Physics. University of Manchester. Diakses tanggal 05-02-2008. [23] Stern, David P. (16-05-2005). “The Atomic Nucleus and Bohr’s Early Model of the Atom”. NASA Goddard Space Flight Center. Diakses tanggal 20-12-2007. [24] Stern, David P. (13-02-2005). “Wave Mechanics”. NASA Goddard Space Flight Center. Diakses tanggal 16-042008. [25] Staff (2003). “Hydrogen (H2 ) Properties, Uses, Applications: Hydrogen Gas and Liquid Hydrogen”. Universal Industrial Gases, Inc. Diakses tanggal 05-02-2008. [26] Tikhonov, Vladimir I.; Volkov, Alexander A. (2002). “Separation of Water into Its Ortho and Para Isomers”. Science 296 (5577): 2363. doi:10.1126/science.1069513. [27] Hritz, James (Maret 2006). “CH. 6 - Hydrogen” (PDF). NASA Glenn Research Center Glenn Safety Manual, Document GRC-MQSA.001. NASA. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2004-10-20. Diakses tanggal 05-02-2008.



[28] Shinitzky, Meir; Elitzur, Avshalom C. (30-05-2006). “Ortho-para spin isomers of the protons in the methylene group”. Chirality (Rehovot, Israel: Weizmann Institute of Science) 18 (9): 754–756. doi:10.1002/chir.20319. Diakses tanggal 25-03-2008. [29] Milenko, Yu. Ya.; Sibileva, R. M.; Strzhemechny, M. A (1997). “Natural ortho-para conversion rate in liquid and gaseous hydrogen”. Journal of Low Temperature Physics 107 (1–2): 77–92. doi:10.1007/BF02396837. [30] Svadlenak, R. Eldo; Scott, Allen B (1957). “The Conversion of Ortho- to Parahydrogen on Iron Oxide-Zinc Oxide Catalysts”. Journal of the American Chemical Society 79 (20): 5385–5388. doi:10.1021/ja01577a013. [31] McCall Group, Oka Group (22 April, 2005). “H3+ Resource Center”. Universities of Illinois and Chicago. Diakses tanggal 05-02-2008. [32] Clark, Jim (2002). “The Acidity of the Hydrogen Halides”. Chemguide. Diakses tanggal 09-03-2008. [33] Kimball, John W. (07-08-2003). “Hydrogen”. Kimball’s Biology Pages. Diakses tanggal 04-03-2008. [34] IUPAC Compendium of Chemical Terminology, Electronic version, Hydrogen Bond [35] Sandrock, Gary (02-05-2002). “Metal-Hydrogen Systems”. Sandia National Laboratories. Diakses tanggal 2303-2008. [36] “Structure and Nomenclature of Hydrocarbons”. Purdue University. Diakses tanggal 23-03-2008. [37] “Organic Chemistry”. Dictionary.com. Lexico Publishing Group. 2008. Diakses tanggal 23-03-2008. [38] “Biochemistry”. Dictionary.com. Lexico Publishing Group. 2008. Diakses tanggal 23-03-2008. [39] Miessler, Gary L.; Tarr, Donald A. (2003). Inorganic Chemistry (3rd edition ed.). Prentice Hall. ISBN 0130354716. [40] Moers, Kurt (1920). “Investigations on the Salt Character of Lithium Hydride”. Zeitschrift für Anorganische und Allgemeine Chemie 113 (191): 179–228. doi:10.1002/zaac.19201130116. [41] Downs, Anthony J.; Pulham, Colin R. (1994). “The hydrides of aluminium, gallium, indium, and thallium: a re-evaluation”. Chemical Society Reviews 23: 175–184. doi:10.1039/CS9942300175. [42] Hibbs, David E.; Jones, Cameron; Smithies, Neil A. (1999). “A remarkably stable indium trihydride complex: synthesis and characterisation of [InH3 {P(C6 H11 )3 }]". Chemical Communications: 185– 186. doi:10.1039/a809279f. [43] Okumura, Anthony M.; Yeh, L. I.; Myers, J. D.; Lee, Y. T (1990). “Infrared spectra of the solvated hydronium ion: vibrational predissociation spectroscopy of mass-selected H3 O+•(H2 O₎ •(H2 ) .”. Journal of Physical Chemistry 94 (9): 3416–3427. doi:10.1021/j100372a014.



12



[44] Perdoncin, Giulio; Scorrano, Gianfranco (1977). “Protonation Equilibria in Water at Several Temperatures of Alcohols, Ethers, Acetone, Dimethyl Sulfide, and Dimethyl Sulfoxide”. Journal of the American Chemical Society 99 (21): 6983–6986. doi:10.1021/ja00463a035. [45] Carrington, Alan; R. McNab, Iain (1989). “The infrared predissociation spectrum of triatomic hydrogen cation (H3 + )". Accounts of Chemical Research 22 (6): 218–222. doi:10.1021/ar00162a004. [46] Gurov, Yu. B.; Aleshkin, D. V.; Behr, M. N.; Lapushkin, S. V.; Morokhov, P. V.; Pechkurov, V. A.; Poroshin, N. O.; Sandukovsky, V. G.; Tel'kushev, M. V.; Chernyshev, B. A.; Tschurenkova, T. D (2004). “Spectroscopy of superheavy hydrogen isotopes in stopped-pion absorption by nuclei”. Physics of Atomic Nuclei 68 (3): 491–97. doi:10.1134/1.1891200. [47] Korsheninnikov, A. A. et al. (2003). “Experimental Evidence for the Existence of 7 H and for a Specific Structure of 8 He”. Physical Review Letters 90 (8): 082501. doi:10.1103/PhysRevLett.90.082501.



9 REFERENSI



[58] Gagnon, Steve. “Hydrogen”. Jefferson Lab. Diakses tanggal 05-02-2008. [59] Haubold, Hans; Mathai, A. M. (15 November, 2007). “Solar Thermonuclear Energy Generation”. Columbia University. Diakses tanggal 12-02-2008. [60] Storrie-Lombardi, Lisa J.; Wolfe, Arthur M. (2000). “Surveys for z > 3 Damped Lyman-alpha Absorption Systems: the Evolution of Neutral Gas”. Astrophysical Journal 543: 552–576. Diakses tanggal 05-02-2008. [61] Dresselhaus, Mildred et al. (15 Mei, 2003). “Basic Research Needs for the Hydrogen Economy” (PDF). Argonne National Laboratory, U.S. Department of Energy, Office of Science Laboratory. Diakses tanggal 05-02-2008. [62] Berger, Wolfgang H. (15 November, 2007). “The Future of Methane”. University of California, San Diego. Diakses tanggal 12-02-2008. [63] McCall Group; Oka Group (22 April 2005), H3+ Resource Center, Universities of Illinois and Chicago, diakses tanggal 5 Februari 2008



[48] Urey, Harold C.; Brickwedde, F. G.; Murphy, G. M. (1933). “Names for the Hydrogen Isotopes”. Science 78 (2035): 602–603. Diakses tanggal 20-02-2008.



[64] Helm, H.; et.al., Coupling of Bound States to Continuum States in Neutral Triatomic Hydrogen (PDF), Germany: Department of Molecular and Optical Physics, University of Freiburg



[49] Oda, Y; Nakamura, H.; Yamazaki, T.; Nagayama, K.; Yoshida, M.; Kanaya, S.; Ikehara, M. (1992). “1H NMR studies of deuterated ribonuclease HI selectively labeled with protonated amino acids.”. Journal of Biomolecular NMR 2 (2): 137–47. Diakses tanggal 12-02-2008.



[65] Andrews, A. C. (1968). “Oxygen”. Di Clifford A. Hampel. The Encyclopedia of the Chemical Elements. New York: Reinhold Book Corporation. p. 272. LCCN 6829938.



[50] Broad, William J. (11 November, 1991). “Breakthrough in Nuclear Fusion Offers Hope for Power of Future”. The New York Times. Diakses tanggal 12-02-2008. [51] Staff (15 November, 2007). “Tritium”. U.S. Environmental Protection Agency. Diakses tanggal 12-02-2008. [52] Nave, C. R. (2006). “Deuterium-Tritium Fusion”. HyperPhysics. Georgia State University. Diakses tanggal 08-032008. [53] Kendall, Carol (1998). "Fundamentals of Isotope Geochemistry". US Geological Survey. Diakses pada 8 Maret 2008. [54] “The Tritium Laboratory”. University of Miami. 2008. Diakses tanggal 08-03-2008. [55] Holte, Aurali E.; Houck, Marilyn A.; Collie, Nathan L. (03-11-2004). “Potential Role of Parasitism in the Evolution of Mutualism in Astigmatid Mites”. Experimental and Applied Acarology (Lubbock: Texas Tech University) 25 (2): 97–107. doi:10.1023/A:1010655610575. Diakses tanggal 08-03-2008. [56] Krogt, Peter van der (5 Mei, 2005). “Hydrogen”. Elementymology & Elements Multidict. Diakses tanggal 2002-2008. [57] § IR-3.3.2, Provisional Recommendations, Nomenclature of Inorganic Chemistry, Chemical Nomenclature and Structure Representation Division, IUPAC. Accessed on line October 3, 2007.



[66] Winter, Mark (2007). “Hydrogen: historical information”. WebElements Ltd. Diakses tanggal 05-02-2008. [67] National Electrical Manufacturers Association (1946), A chronological history of electrical development from 600 B.C., p. 102 [68] "NTS-2 Nickel-Hydrogen Battery Performance 31". Aiaa.org. Diakses 6 April 2009. [69] Jannette, A.G.; Hojnicki, J.S.; McKissock, D.B.; Fincannon, J.; Kerslake, T.W.; Rodriguez, C.D. (July 2002), “Validation of international space station electrical performance model via on-orbit telemetry” (PDF), IECEC '02. 2002 37th Intersociety Energy Conversion Engineering Conference, 2002: 45–50, ISBN 0-7803-7296-4, doi:10.1109/IECEC.2002.1391972, diakses tanggal 11 November 2011 [70] Anderson, P.M.; Coyne, J.W. (2002), “A lightweight high reliability single battery power system for interplanetary spacecraft”, Aerospace Conference Proceedings, 5–2433 5, ISBN 0-7803-7231-X, doi:10.1109/AERO.2002.1035418 [71] "Mars Global Surveyor". Astronautix.com. Diakses 6 April 2009 [72] Lori Tyahla, ed. (7 May 2009). "Hubble servicing mission 4 essentials". NASA. Diakses 19 May 2015. [73] Hendrix, Susan (25 November 2008). Lori Tyahla, ed. "Extending Hubble’s mission life with new batteries". NASA. Retrieved 19 May 2015



13



[74] Crepeau, Bob (01-01-2006). “Niels Bohr: The Atomic Model”. Great Scientific Minds (Great Neck Publishing). ISBN 1-4298-0723-7. Diakses tanggal 13-04-2008. [75] Berman, R.; Cooke, A. H.; Hill, R. W. (1956). “Cryogenics”. Annual Review of Physical Chemistry 7: 1–20. doi:10.1146/annurev.pc.07.100156.000245. [76] Charlton, Mike; Van Der Werf, Dirk Peter (1 March 2015). “Advances in antihydrogen physics”. Science Progress 98 (1): 34–62. doi:10.3184/003685015X14234978376369. [77] Kellerbauer, Alban (29 January 2015). “Why Antimatter Matters”. European Review 23 (01): 45–56. doi:10.1017/S1062798714000532. [78] Kruse, B.; Grinna, S.; Buch, C. (2002). “Hydrogen Status og Muligheter” (PDF). Bellona. Diakses tanggal 12 February 2008. [79] Venere, E. (15 May 2007). “New process generates hydrogen from aluminum alloy to run engines, fuel cells”. Purdue University. Diakses tanggal 5 February 2008. [80] Oxtoby, D. W. (2002). Principles of Modern Chemistry (5th ed.). Thomson Brooks/Cole. ISBN 0-03-035373-4. [81] “Hydrogen Properties, Uses, Applications”. Universal Industrial Gases, Inc. 2007. Diakses tanggal 11 March 2008. [82] Funderburg, E. (2008). “Why Are Nitrogen Prices So High?". The Samuel Roberts Noble Foundation. Diakses tanggal 11 March 2008. [83] Lees, A. (2007). “Chemicals from salt”. BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 October 2007. Diakses tanggal 11 March 2008.



[90] Hardy, Walter N. (2003-03-19). “From H2 to cryogenic H masers to HiTc superconductors: An unlikely but rewarding path”. Physica C: Superconductivity (Vancouver, Canada: University of British Columbia). 388–389: 1– 6. doi:10.1016/S0921-4534(02)02591-1. Diakses tanggal 2008-03-25. [91] Barnes, Matthew (2004). “LZ-129, Hindenburg”. The Great Zeppelins. Diakses tanggal 2008-03-18. [92] Block, Matthias (2004-09-03). “Hydrogen as Tracer Gas for Leak Detection”. 16th WCNDT 2004. Montreal, Canada: Sensistor Technologies. Diakses tanggal 2008-0325. [93] “Report from the Commission on Dietary Food Additive Intake” (PDF). European Union. Diakses tanggal 200802-05. [94] Reinsch, J; A Katz, J Wean, G Aprahamian, JT MacFarland (October 1980). “The deuterium isotope effect upon the reaction of fatty acyl-CoA dehydrogenase and butyrylCoA”. J. Biol. Chem. 255 (19): 9093–97. Diakses tanggal 2008-03-24. [95] Bergeron, Kenneth D. (Jan–Feb 2004). “The Death of nodual-use”. Bulletin of the Atomic Scientists (Educational Foundation for Nuclear Science, Inc.) 60 (1): 15. Diakses tanggal 2008-04-13. [96] Quigg, Catherine T. (March 1984). “Tritium Warning”. Bulletin of the Atomic Scientists (Chicago) 40 (3): 56–57. ISSN 0096-3402. Diakses tanggal 2008-04-15. [97] “International Temperature Scale of 1990” (PDF). Procès-Verbaux du Comité International des Poids et Mesures. 1989. pp. T23–T42. Diakses tanggal 2008-03-25. [98] McCarthy, John (1995-12-31). “Hydrogen”. Stanford University. Diakses tanggal 2008-03-14.



[84] Weimer, Al (25 May 2005). “Development of solar- [99] “Nuclear Fusion Power”. World Nuclear Association. May 2007. Diakses tanggal 2008-03-16. powered thermochemical production of hydrogen from water” (PDF). Solar Thermochemical Hydrogen Genera[100] “Chapter 13: Nuclear Energy — Fission and Fusion”. tion Project. Energy Story. California Energy Commission. 2006. Diakses tanggal 2008-03-14. [85] Perret, R. “Development of Solar-Powered Thermoche-



[86]



[87]



[88]



[89]



mical Production of Hydrogen from Water, DOE Hydro- [101] US Department of Energy (2006-03-22). DOE Seeks Apgen Program, 2007” (PDF). Diakses tanggal 17 May plicants for Solicitation on the Employment Effects of a 2008. Transition to a Hydrogen Economy. Siaran pers. Diakses pada 2008-03-16. Hirschler, M. M. (2000). Electrical Insulating Materials: International Issues. ASTM International. pp. 89–. ISBN [102] Georgia Tech (2008-02-11). Carbon Capture Strategy Co978-0-8031-2613-8. Diakses tanggal 13 July 2012. uld Lead to Emission-Free Cars. Siaran pers. Diakses pada 2008-03-16. Chemistry Operations (2003-12-15). “Hydrogen”. Los Alamos National Laboratory. Diakses tanggal 2008-02- [103] Heffel, James W. (2002-12-24). “NOx emission and 05. performance data for a hydrogen fueled internal combustion engine at 1500 rpm using exhaust gas recircuDurgutlu, Ahmet (2003-10-27). “Experimental investilation”. International Journal of Hydrogen Energy (Rigation of the effect of hydrogen in argon as a shielding verside, CA: University of California) 28 (8): 901–908. gas on TIG welding of austenitic stainless steel”. Sciendoi:10.1016/S0360-3199(02)00157-X. Diakses tanggal ceDirect (Ankara, Turkey: Gazi University) 25 (1): 19– 2008-03-16. 23. doi:10.1016/j.matdes.2003.07.004. Diakses tanggal [104] See Romm, Joseph J. (2004). The Hype About Hydrogen: 2008-04-06. Fact And Fiction In The Race To Save The Climate (1st “Atomic Hydrogen Welding”. Specialty Welds. 2007. edition ed.). Island Press. ISBN 155963703X.



14



12



[105] Le Comber, P. G.; Jones, D. I.; Spear, W. E. (1977). “Hall effect and impurity conduction in substitutionally doped amorphous silicon”. Philosophical Magazine 35 (5): 1173–1187. Bibcode:1977PMag...35.1173C. doi:10.1080/14786437708232943. [106] Van de Walle, C.G. (2000). “Hydrogen as a cause of doping in zinc oxide”. Physical Review Letters 85 (5): 1012–1015. Bibcode:2000PhRvL..85.1012V. PMID 10991462. doi:10.1103/PhysRevLett.85.1012. [107] Janotti, A.; Van De Walle, C.G. (2007). “Hydrogen multicentre bonds”. Nature Materials 6 (1): 44– 47. Bibcode:2007NatMa...6...44J. PMID 17143265. doi:10.1038/nmat1795. [108] Kilic, C.; Zunger, Alex (2002). “n-type doping of oxides by hydrogen”. Applied Physics Letters 81 (1): 73–75. Bibcode:2002ApPhL..81...73K. doi:10.1063/1.1482783. [109] Peacock, P. W.; Robertson, J. (2003). “Behavior of hydrogen in high dielectric constant oxide gate insulators”. Applied Physics Letters 83 (10): 2025–2027. Bibcode:2003ApPhL..83.2025P. doi:10.1063/1.1609245. [110] Cammack, Richard; Robson, R. L. (2001). Hydrogen as a Fuel: Learning from Nature. Taylor & Francis Ltd. ISBN 0415242428. [111] Kruse, O.; Rupprecht, J.; Bader, K.-P.; Thomas-Hall, S.; Schenk, P. M.; Finazzi, G.; Hankamer, B (2005). “Improved photobiological H2 production in engineered green algal cells”. The Journal of Biological Chemistry 280 (40): 34170–7. doi:10.1074/jbc.M503840200. [112] Smith, H. O.; Xu, Q (2005). “IV.E.6 Hydrogen from Water in a Novel Recombinant Oxygen-Tolerant Cyanobacteria System” (PDF). FY2005 Progress Report. United States Department of Energy. Diakses tanggal 2008-0205.



PRANALA LUAR



[2] Massa alam semesta yang dimaksud adalah massa barionik. Namun, sebagian besar massa alam semesta tidak berada dalam bentuk barion atau unsur kimia. Lihat materi gelap dan energi gelap. [3] Energi adalah per mol bahan yang terbakar, Hidrogen. 286 kj/mol



11 Bacaan lebih lanjut • (1989). "Chart of the Nuclides". Fourteenth Edition. General Electric Company. • Ferreira-Aparicio, P; M. J. Benito, J. L. Sanz (2005). “New Trends in Reforming Technologies: from Hydrogen Industrial Plants to Multifuel Microreformers”. Catalysis Reviews 47: 491–588. • Newton, David E. (1994). The Chemical Elements. New York, NY: Franklin Watts. ISBN 0-53112501-7. • Rigden, John S. (2002). Hydrogen: The Essential Element. Cambridge, MA: Harvard University Press. ISBN 0-531-12501-7. • Romm, Joseph, J. (2004). The Hype about Hydrogen, Fact and Fiction in the Race to Save the Climate. Island Press. ISBN 1-55963-703-X. Author interview at Global Public Media. • Stwertka, Albert (2002). A Guide to the Elements. New York, NY: Oxford University Press. ISBN 019-515027-9.



12 Pranala luar



[113] Williams, Chris (2006-02-24). “Pond life: the future of energy”. Science (The Register). Diakses tanggal 200803-24.



• (Inggris) WebElements.com - Hidrogen



[114] Smith, H. O.; Xu, Q (1997). “Safety Standard for Hydrogen and Hydrogen Systems” (PDF). NASA. Diakses tanggal 2008-02-05. More than one of author-name-list parameters specified (bantuan)



• (Inggris) It’s Elemental - Hidrogen



[115] “Liquid Hydrogen MSDS” (PDF). Praxair, Inc. September 2004. Diakses tanggal 2008-04-16. [116] "'Bugs’ and hydrogen embrittlement”. Science News (Washington D.C.) 128 (3): 41. 1985-07-20. ISSN 00368423. Diakses tanggal 2008-04-16. [117] “Hydrogen Safety”. Humboldt State University. Diakses tanggal 2008-03-15.



10



Catatan kaki



[1] bahasa Indonesia: sma (satuan massa atom), bahasa Inggris: amu (atomic mass unit)



• (Inggris) EnvironmentalChemistry.com - Hidrogen



• (Inggris) Table of Nuclides - Hidrogen • (Inggris) The Truth About Hydrogen; Popular Mechanics • (Inggris) Basic Hydrogen Calculations of Quantum Mechanics • (Inggris) National Hydrogen Association • (Inggris) Hydrogen phase diagram • (Inggris) RIKEN Beam Science Laboratory, Japan — Heavy hydrogen research • (Inggris) Wavefunction of hydrogen • (Inggris) Zinc Powder Will Drive your Hydrogen Car



15



13 13.1



Text and image sources, contributors, and licenses Text



• Hidrogen Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen?oldid=13145052 Kontributor: Robbot, Djoko, Hayabusa future, Pyurio, Quistnix, Borgx, RobotQuistnix, Sentausa, YurikBot, Gpvosbot, Borgxbot, Hand15, Beeyan, Andri.h, Escarbot, Thijs!bot, JAnDbot, Gabriel Iwan Prasetyono, TottyBot, CommonsDelinker, Mimihitam, Idioma-bot, VolkovBot, Guswandhi, TXiKiBoT, BotMultichill, SieBot, AlleborgoBot, PipepBot, Pras68, DragonBot, Synthebot, Alexbot, Hysocc, MelancholieBot, Ayrenz, CarsracBot, Penambah kategori, ArthurBot, Ezagren, DirlBot, Xqbot, Rubinbot, SassoBot, Kenrick95, ButkoBot, TobeBot, FoxBot, Aldio Yudha Trisandy, TjBot, Adrignola, MastiBot, Kenrick95Bot, Qurrota, EmausBot, RaymondSutanto, AABot, JackieBot, Dennis Kwaria, Mouche, ArdBot, ChuispastonBot, WikitanvirBot, Movses-bot, Wagino Bot, MerlIwBot, AvocatoBot, Pierrewee, Rachmat04, Agung.karjono, Bonaditya, Ridosaurus, Smeatteams, Rotlink, Addbot, JThorneBOT, Rachmat-bot, Rosyid.h, HsfBot dan Pengguna anonim: 18



13.2



Images



• Berkas:Antoine-Laurent_Lavoisier_(by_Louis_Jean_Desire_Delaistre)RENEW.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/ wikipedia/commons/f/fe/Antoine-Laurent_Lavoisier_%28by_Louis_Jean_Desire_Delaistre%29RENEW.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: Rev. Superinteressante, n. 23 Pembuat asli: Louis Jean Desire Delaistre, after Boilly • Berkas:Commons-logo.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4a/Commons-logo.svg Lisensi: Public domain Kontributor: This version created by Pumbaa, using a proper partial circle and SVG geometry features. (Former versions used to be slightly warped.) Pembuat asli: SVG version was created by User:Grunt and cleaned up by 3247, based on the earlier PNG version, created by Reidab. • Berkas:Crystal_Clear_app_xmag.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ec/Crystal_Clear_app_xmag.svg Lisensi: LGPL Kontributor: • Crystal_Clear_app_xmag.png Pembuat asli: Crystal_Clear_app_xmag.png: Everaldo Coelho and YellowIcon • Berkas:Deuterium_discharge_tube.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e5/Deuterium_discharge_tube. jpg Lisensi: FAL Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Alchemist-hp (talk) (www.pse-mendelejew.de) • Berkas:Emission_spectrum-H.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/60/Emission_spectrum-H.svg Lisensi: CC0 Kontributor: File:Emission spectrum-H.png Pembuat asli: Merikanto, Adrignola • Berkas:Fig-2-e-World-hydrogen-production-and-consumption-Re-drawing-from-Ref-31.png Sumber: https://upload.wikimedia. org/wikipedia/id/5/59/Fig-2-e-World-hydrogen-production-and-consumption-Re-drawing-from-Ref-31.png Lisensi: Penggunaan wajar Kontributor: ? Pembuat asli: ? • Berkas:Hexagonal.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c2/Hexagonal.svg Lisensi: BSD Kontributor: Transferred from en.wikipedia to Commons. Pembuat asli: Pemuat yang asli adalah Danieljamesscott di Wikipedia bahasa Inggris • Berkas:Hindenburg_burning.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/84/Hindenburg_burning.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: http://www.lakehurst.navy.mil/nlweb/images/1213d.gif Pembuat asli: Gus Pasquerella • Berkas:Hydrogen.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3f/Hydrogen.svg Lisensi: CC-BY-SA-3.0 Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Mets501 • Berkas:HydrogenProductionPaths.gif Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/f/f5/HydrogenProductionPaths.gif Lisensi: Penggunaan wajar Kontributor: ? Pembuat asli: ? • Berkas:Hydrogen_Fuel_Generators_and_Water_Gas_Part_1.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/b/ba/ Hydrogen_Fuel_Generators_and_Water_Gas_Part_1.jpg Lisensi: Penggunaan wajar Kontributor: ? Pembuat asli: ? • Berkas:Hydrogen_atom.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/4/4d/Hydrogen_atom.svg Lisensi: ? Kontributor: en Pembuat asli: ? • Berkas:Hydrogen_discharge_tube.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/83/Hydrogen_discharge_tube.jpg Lisensi: FAL Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Alchemist-hp (talk) (www.pse-mendelejew.de) • Berkas:Liquid_hydrogen_bubblechamber.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/76/Liquid_hydrogen_ bubblechamber.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ? • Berkas:Nursery_of_New_Stars_-_GPN-2000-000972.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7a/Nursery_ of_New_Stars_-_GPN-2000-000972.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: Great Images in NASA Description Pembuat asli: NASA, Hui Yang University of Illinois ODNursery of New Stars • Berkas:Sciences_exactes.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/37/Sciences_exactes.svg Lisensi: LGPL Kontributor: https://web.archive.org/web/20061104164034/http://perso.orange.fr/eriollsdesigns/icons.html Pembuat asli: Adrien Facélina • Berkas:Shuttle_Main_Engine_Test_Firing_cropped_edited_and_reduced.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/ commons/1/18/Shuttle_Main_Engine_Test_Firing_cropped_edited_and_reduced.jpg Lisensi: Public domain Kontributor: ? Pembuat asli: ? • Berkas:Transparent.gif Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/ce/Transparent.gif Lisensi: Public domain Kontributor: Karya sendiri Pembuat asli: Edokter • Berkas:Wiktionary-logo-en.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f8/Wiktionary-logo-en.svg Lisensi: Public domain Kontributor: Vector version of Image:Wiktionary-logo-en.png. Pembuat asli: Vectorized by Fvasconcellos (bicara · kontrib), based on original logo tossed together by Brion Vibber



16



13



13.3



Content license



• Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0



TEXT AND IMAGE SOURCES, CONTRIBUTORS, AND LICENSES