Himpunan Hasil Keputusan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HASIL- HASIL KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA IX PPPGT JEMAAT TAMALANREA TAHUN 2016



1 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



GARIS – GARIS BESAR PROGRAM PENGEMBANGAN PPGT JEMAAT TAMALANREA KLASIS MAKASSAR TAHUN 2016-2018 BAB I PENDAHULUAN Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah bagian integral dari Gereja Toraja, yaitu gereja yang merupakan persekutuan orang-orang yang dipanggil dan beriman kepada Yesus Kristus, dan mengaku bbahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruslamat, sebagaimana disaksikan dalam alkitab. Persekutuan ini merupakan sebuah wadah pelayanan yang digerakan oleh pemuda Gereja Toraja yang memiliki system keanggotaan sebagaimana diatur dalam AD/ART PPGT yang bertugas mengahdirkan tanda-tanda kerajaan Allah yaitu dami sejahtra bagi semua. PPGT adalah bagian azasi dari Gereja Toraja dan anggota PPGT adalah warga Gereja Toraja. Motivasi pembentukan organisasi PPGT sebagai salah satu OIG dalam Gereja Toraja adalah untuk pembinaan dan pelayanan pemuda baik intern maupun ekstern, yang mana PPGT Jemaat Tamalanrea menjadi salah satu di dalamnya. Keberadaannya di wilayah kecamatan Tamalanrea merupakan suatu rencana Agung dari Yesus Kristus Sang Kepala Gereja untuk menyampaikan kabar baik kkepada semua orang. Dalam rangka pembangunan sebuah organisasi yang mapan dan menjalankan tugas-tugas panggilan maka di perlukan sebuah kerangka program untuk dijadikan sebagai pola dalam pengambilan keputusan dan sebagai rel dalam mengarahkan strategi program selama 1 periode kepengurusan yang di putuskan lewat Rapat Anggota. Pola tersebut diberi nama garis-garis besar program pengembangan yang di singkat GBPP. Dalam rangka kebersama-samaan, maka tema Rapat Anggota yang dipakai sesuai dengan tema SSA XXIV Gereja Toraja, yaitu “Berakar Dalam Kristus, Berbuah Banyak Dalam Dunia”. Sesuai dengan prinsip penyusunan GBPP Jemaat Tamalanrea, maka secara perinsip GBPP ini disusun tetap mengacu pada GBPP PPGT pada tingkat Klasis dan Sinode dengan tetap menyesuaikan pada konteks pelayanan PPGT Jemaat Tamalanrea Klasis Makassar. GBPP ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN BAB II VISI DAN MISI BAB III ANALISIS KONTEKS KEKINIAN BAB IV PENGORGANISASIAN PROGRAM BAB V PENUTUP 1.1.



PENGERTIAN Garis-garis Besar Program Pengembangan (GBPP) adalah dokumen organisasi yang menjabarkan sasaran, strategi kebijakan umum dan arah program-program organisasi selama kurun waktu satu periode kepengurusan PPGT. Penyusunan GBPP berakar pada konteks kecenderungan lingkungan eksternal dan analisa aspek-aspek



2 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



internal yang dipandu oleh landasan visi dan misi PPGT di bawah sorotan tema Rapat Anggota ix PPGT Jemaat Tamalanrea. GBPP ini merupakan konsep yang bersifat komperhensif, mendasar, terpadu dan strategic, yang akan menggambarkan arah perjalan kehidupan organisasi dan kegiatan persekutuan, pelayanan, dan kesaksian PPGT Jemaat Tamalanrea dalam mengemban amanat dan tugas panggilan di tengah-tengah lingkup pelayanannya. 1.2.



MAKSUD GBPP ini dibuat dengan maksud mengarahkan perjalanan organisasi selama 1 periode ke depan yang berfungsi sebagai tuntutan umum dalam menjalankan langkahlangkah strategis organisasi. Dengan adanya GBPP ini, maka diharapkan memberikan manfaat terhadap keberlangsungan organisasi dalam jangka waktu tertentu. Adapun mmanfaat yang bias didapatkan dari GBPP ini adalah: 1. Terciptanya organisasi yang lebih mapan dari berbagai segi 2. Terwujudnya pengurus-pengurus yang dapat melayani secara professional dengan tetap berjalan pada rel yang digariskan. 3. Memudahkan pengurus dalam penyusunan program kerja, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. 4. Memudahkan pengurus dalam menentukan skala prioritas program. 5. Memberikan gambaran konteks kekinian PPGT Jemaat Tamalanrea. 6. Memudahkan proses evaluasi perjalanan organisasi. 1.3. 1. 2. 3. 4. 5.



TUJUAN Adapun tujuan dari GBPP ini adalah: Sebagai kerangka umum analisis organisasi dalam memahami dan menerjemahkan konsep visi dan misi organisasi yang idealis-filosofis ke dalam dinamika praktisnya Sebagai pedoman strategis selama masa satu periode bakti bagi segenap perangkat organisasi dalam merancangkan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh aktifitas organisasi. Sebagai kerangka pengorganisasian, penjabaran program, penentuan strukstur, serta keseluruhan perilaku dan penampakan organisasi. Sebagai pedoman penilaian kualitatif dan dasar evaluasi pelaksanaan program dan kebijakan organisasi. Sebagai acuan pengurus dalam menjalankan roda kepengurusan, merancang program kerja dan mengatur strategi kebijakan.



1.4.



LANDASAN PENYUSUNAN GBPP Sebagai kekuatan dari sebuah penyususnan naskah GBPP, diperlukan landasan yang akan menjadi dasar acuan. adapun landasan penyusunan GBPP ini adalah: 1. Alkitab 2. Pengakuan Iman Gereja Toraja 3. Tata Gereja Gereja Toraja 4. Keputusan SSA XXIV Gereja Toraja tahun 2016 1.5.



SUMBER MATERI Adapun sumber materi penyusunan naskah GBPP ini adalah: 1. GBPP Gereja Toraja hasil keputusan SSA XXIV Gereja Toraja tahun 2016 3



LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



2. GBPP PPGT hasil keputusan Kongres XIII PPGT tahun 2013 3. GBPP PPGT Klasis Makassar hasil keputusan Kongres XIX PPGT Klasis Makassar Tahun 2015 4. Petunjuk Teknis penjabaran GBPP PPGT hasil keputusan Rapat Kerja PPGT III tahun 2015 5. Usul-usul dari anggota



4 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



BAB II VISI DAN MISI Visi adalah pernyataan cita-cita tentang kondisi ideal yang diharapkan dan diyakini dapat terwujud pada masa yang akan datang. Sedangkan misi adalah upaya-upaya yang wajib diemban untuk mewujudkan visi tersebut. Dengan demikian, visi dan misi merupakan kerangka acuan dan pedoman dalam menentukan arah bagi seluruh komponen dalam lingkup organisasi untuk melangkah ke depan. II.1.1 VISI



“Bila tidak ada Wahyu, menjadi liarlah rakyat.” (Amsal 29 : 18a). Visi PPGT merupakan suatu penglihatan ke depan yang dinyatakan oleh Tuhan tentang keberadaanNya di masa yang akan datang. Dengan visi ini, PPGT harus diberdayakan secara optimal sebagai wadah pembinaan kader-kader pemimpin yang memiliki pola kepemimpinan Alkitabiah di segala bidang pelayanan, baik internal yaitu gerejawi maupun eksternal yaitu bangsa dan negara seperti dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya, politik, hukum, pemerintahan dan lain-lain. Oleh sebab itu semua pola pembinaan yang digunakan harus tepat dan benar sesuai dengan prinsipprinsip iman Kristen. Sebagai organisasi Intra Gerejawi dalam lingkup Gereja Toraja, maka visi PPGT disusun sebagai bagian dari perarakan mewujudkan visi Gereja Toraja “Damai Sejahtera Bagi Semua”. Hal ini dimaksudkan agar arah capaian PPGT sama dengan dengan induknya, yaitu Gereja Toraja. Kendati demikian, PPGT lewat kongres memutuskan sebuah visi program yaitu disukai Allah & manusia, yang sifatnya periodik (5 tahun). Kedua visi tersebut akan berjalan beriringan dalam mencapai tujuan organisasi yaitu mewujudkan warga gereja yang sadar dan bertanggungjawab terhadap tugas dan panggilannya ditengah-tengah gereja, masyarakat dan alam semesta (Anggaran Dasar PPGT pasal 5). II.1.2 MISI Misi PPGT merupakan tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai visi. Misi PPGT adalah bersaksi, bersekutu & melayani (Anggaran Dasar PPGT pasal 6), yang selanjutnya dijabarkan dalam program-program pelayanan di semua lingkup, termasuk di lingkup Klasis dan Jemaat. Karena itulah maka dirumuskanlah sebuah misi program yang merupakan produk dari sebuah proses yaituterciptanya kader siap utus,dengan menjalankan konsep 3M, yaitu Memberdayakan, Memperlengkapi & Mengutus, dengan penjabaran sebagai berikut :  Memberdayakan semua kader PPGT untuk memiliki kualitas persekutuan, kesaksian dan pelayanan.  Memperlengkapi para pemimpin muda dengan format pengembangan kualitas persekutuan, kesaksian dan pelayanan.  Mengutus pemimpin-pemimpin muda ke tengah-tengah berbagai ladang pelayanan gereja dan masyarakat untuk menyatakan kualitas persekutuan, kesaksian dan pelayanan



5 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



Ketiga proses ini merupakan satu kesatuan proses pengkaderan yang saling mendukung satu dengan yang lain, dan diharapkan setiap kader yang dihasilkan melewati semua proses itu. Hasil akhir dari ketiga proses itu adalah lahirnya Kader Siap Utus. Kader PPGT yang siap utus ini diharapkan mampu beraktualisasi secara nyata dalam berbagai aspek kehidupan. Kader Siap Utus didorong untuk bersesama dan berkarya dalam lingkup pengabdian yang lebih luas sehinga tidak terkesan bahwa kader-kader PPGT adalah kader-kader yang eksklusif, yang haya mampu eksis di lingkungan sendiri.



6 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



BAB III ANALISIS KONTEKS KEKINIAN



Pemuda merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika kehidupan sosial masyarakat pada umumnya, karena pemuda adalah ahli waris cita-cita bangsa dan sekaligus adalah generasi penerus gereja yang ikut meletakkan dasar-dasar keimanan, dengan melewati suatu simponi perjuangan kehidupan yang panjang. PPGT khususnya PPGT Jemaat Tamalanrea dalam pelayanan sangat aktif, melebihi organisasi pelayanan yang lain. Dimana PPGT telah 50 tahun lebih dan PPGT Jemaat Tamalanrea 1o tahun lebih, menghadirkan dirinya di tengah-tengah masyarakat Indonesia sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan sejarah PPGT adalah bagian logis dari sejarah bangsa. PPGT Jemaat Tamalanrea dapat merenungkan kembali arah dan orientasinya dalam menghadapi persoalan-persoalan kontemporer dewasa ini. Untuk itu, PPGT Jemaat Tamalanrea harus terlebih dahulu mengetahui dimana posisinya saat ini. Bahwa tanpa menyadari posisi PPGT sekarang lewat refleksi sosiologis historis maka PPGT hanya akan mengalami kegagalan dalam melihat kenyataan yang ada. PPGT Jemaat Tamalanrea harus mampu mendeskripsikan lagi perjalanan organisasinya untuk dapat meningkatkan keunggulan komparatif sumber daya manusia dan Sumber Daya Iman yang dimilikinya sekaligus eksis di tengah-tengah pelayanan baik internal maupun eksternal yang sangat akseleratif. PPGT Jemaat Tamalanrea telah dihujani berbagai macam kritikan mengenai sejauhmana peran eksistensinya saat ini di tengah zaman yang terus bergulir. Kritikan itu setidaknya bermuara pada tiga hal yaitu 1. Terjadinya krisis nilai (Kristen) dalam praktek empirik beroganisasi. 2. Macetnya proses reproduksi intelektual, 3. Menurunnya kritisisme (sosial responsibility) Oleh karena itu, dalam konteks ini PPGT Jemaat Tamalanrea harus berupaya keras untuk merebut kembali tradisi intelektualisme. kader PPGT Jemaat Tamalanrea harus mampu mengambil peran populis di tengah-tengah dinamika kehidupan bergereja, bermasyarakat dan berbangsa yang selama ini seakan hilang kekritisannya, juga berperan dalam perubahan masyarakat dengan senantiasa memberikan manfaat serta berupaya memberikan kontribusi positif bagi memecahkan problematika keumatan yang ada. Kader-kader PPGT dituntut untuk memiliki pendidikan setinggi-tingginya, berwawasan luas, berpikir rasional, kritis dan objektif sekaligus bertanggung jawab atas terciptanya ideologi yang di dasarkan pada kasih yang di ajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Sehingga PPGT tidak hanya sekedar "tidur" dan bersemedi di kampus, kantor-kantor, rumah, bahkan di gedung gerejanya. akan tetapi PPGT Jemaat Tamalanrea bersama organisasi lainnya membangun peradaban yang kuat. Selanjutnya, para kader PPGT Jemaat Tamalanrea harus senantiasa menginternalisasi dan mengoperasionalisasi spirit nilai ajaran Kristus dalam segenap praktek berorganisasinya. Kaum muda masa kini kurang berpotensi sebagai agen perubahan atau pembaruan sebab mereka berjuang penuh pamrih. Akibatnya, saat target obsesi pragmatisme tak tercapai, yang muncul menyumpah-serapahi para pemimpin. Itu terefleksi dari pudarnya nilai-nilai dan karakter kekristenan serta lunturnya idealisme, moralitas, bahkan spiritualitas. Bagaimana bisa PPGT mengaku kristen jika dalam 7 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



praktek kesehariannya ada yang tidak pernah berdoa dalam segala aktifitas bahkan sampai melupakan ibadah ( baik hari minggu atau ibadah-ibadah lainnya ). Jika PPGT Jemaat Tamalanrea tidak segera berubah maka PPGT Jemaat Tamalanrea lambat laun akan semakin tersingkir dari dinamika perubahan yang kompleks dimana PPGT Jemaat Tamalanrea akan menjadi organisasi yang hanya mampu bertahan di pinggiran (pherifery) di tengah kondisi masyarakat yang terus berkembang dan mengalami perubahan. Dalam arti ber-PPGT secara kontekstual zaman sekarang. Kader-kader PPGT saat ini dituntut untuk tidak hanya menggantungkan eksistensinya pada kebesaran seniornya, berlindung di balik jubah keagungan sejarah PPGT yang tidak dibuatnya namun ia terus asyik memparasitkan diri menghisap keberkahan darinya. Jika tidak, maka benar inilah potret kader PPGT yang kehilangan kritisismenya, tuli terhadap memory of future (cita-cita masa depan) dan mengambil sikap resist to change (menolak perubahan). Berbagai macam kondisi yang dihadapi dalam kehidupan bergereja dan berbangsa, baik yang ada di Makassar maupun yang berada di wilayah pelayanan Jemaat Tamalanrea diantaranya : 1. Kondisi daerah yang mulai tidak kondusif ditambah dengan mulai berkurangnya kesadaran pemuda dalam keikutsertaan menghadirkan damai sejahtera bagi tempat dimana mereka tinggal. 2. Belum terjalinnya komunikasi yang intens antar PPGT Jemaat Tamalanrea dengan komponen pemerintahan dan organisasi kepemudaan. 3. Melemahnya rasa memiliki dan kesadaran ber-PPGT bagi sebagian anggota PPGT Jemaat Tamalanrea, serta melemahnya rasa memiliki Jemaat terhadap Klasis dan Sinode. 4. Berkurangnya perwujudan nilai-nilai keTorajaan 5. Semangat bakti sosial yang masih berfokus pada pembangunan daerah sendiri, terkesan eksklusif dan masih berfokus pada pembangunan fisik dan masih banyak kondisi lain yang dihadapi. 6. Dalam konteks kebangsaan, peran-peran pemuda juga dihadapkan dengan realitas bangsa Indonesia secara umum yang telah menunjukkan rapuhnya sendi-sendi kebangsaan seperti: suburnya korupsi dan penggusuran, kemelut politik yang tak kunjung usai, terjualnya aset-aset kekayaan rakyat, hutan dan lautan di ganti menjadi lahan kering, sungai menjadi tong sampah, ancaman disintegrasi bangsa, miras / narkoba dan free sex menggantikan peran-peran agama, jumlah pengangguran dan anak jalanan meningkat tajam, penjualan wanita dan anak kian marak, LSM menjual data potensi kepada pihak asing, media lebih menjadi alat propaganda ketimbang mengungkap fakta, tampilnya orang terlalu kaya di negeri yang miskin, sulitnya hidup di negeri sendiri, lebih mencintai produk berlabel asing dari pada label lokal, lahirnya generasi tanpa kepadulian, serta hilangnya kebanggaan menjadi bagian dari bangsa Indonesia. 7. Gerakan pemuda saat ini terlihat sangat ideologis dan pragmatis, bahkan hedonis dan materialistis. Gerakannya tidak fokus, tidak progresif, tidak memiliki visi bersama, bahkan terkotak-kotak sebab tidak memiliki arah yang jelas dengan artikulasi yang bisa ditafsirkan sebagai media proses pencerahan bagi kehidupan berbangsa dan bergereja



8 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



8. Tantangan globalisasi dengan ancaman kapitalisme dan imperealisme hampir tak mampu dihindarkan, yang pada akhirnya akan menghancur leburkan bangunan peradaban Indonesia. Tantangan pemuda sebagai tulang punggung bangsa Indonesia dalam menghadapi realitas demikian bukan hal yang mudah. Hendaknya PPGT Jemaat Tamalanrea harus mulai melakukan rekonstruksi guna meneguhkan kembali komitmen gerakan di mulai dengan pencerahan spiritulitas dan moralitas guna membangun kasadaran aksional, sehingga akan terbentuk pemuda yang mampu membangun peradaban dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang sudah dinyatakan Yesus Kristus dalam proses penyelamatan umat manusia. Pencerahan spiritualitas dan moralitas, merupakan suatu keharusan guna membangun peradaban yang lebih baik. Spiritulitas dan Moral menempati posisi yang sangat fundamental guna terciptanya perubahan. Kemajuan gereja dan peradaban suatu bangsa, akan menjadi tidak berarti ketika tidak memiliki akhlak atau etika. Berikut ini adalah garis besar hasil identifikasi potensi (kekuatan dan kelemahan) dan kondisi lingkungan (peluang dan tantangan). III.2. ANALISIS SWOT Analisis SWOT menjadi sangat penting untuk mengetahui keadaan yang sedang & akan dihadapi organisasi. SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan/ancaman). Berikut ini adalah garis besar hasil identifikasi SWOT : III.2.1. STRENGTHS (Kekuatan) 1. Jumlah anggota yang sangat banyak. 2. SDM warga PPGT yang terus mengalami peningkatan. 3. Adanya bidang yang menangani OIG di Jemaat Tamalanrea. 4. Adanya dukungan Pdt. Generasi Muda 5. Adanya kerjasama yang baik dengan BPM & Jemaat. 6. Tersedianya kurikulum pembinaan generasi muda 7. Subsidi program yang besar dan langsung dari jemaat. 8. Adanya fasilitas pelayanan yang memadai II.2.2. WEAKNESSES (Kelemahan) 1. Daya jangkau pelayanan terhadap anggota yang belum maksimal 2. Masih banyak potensi yang belum dikembangkan, tidak aktif atau enggan berPPGT 3. Sebagian besar pengurus/anggota tidak memahami konsep organisasi & sistem presbiterial sinodal. 4. Kesadaran bersesama dan kepedulian terhadap isu kekinian yang masih minim 5. Pemahaman berorganisasi gerejawi & manajemen organisasi yang belum maksimal. 6. Belum terjalin kerjasama dan komunikasi yang maksimal antar OIG. 7. Kurangnya kesadaran dalam pelaporan pelaksanaan kegiatan 8. Masih kurangnya kesadaran untuk mengutamakan misi dan tugas panggilan gereja. 9. Kurangnya kebersamaan anggota yang lebih intens 9 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



II.2.3. OPPORTUNITIES (Peluang) 1. Pusat pelayanan berlokasi di Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Ketersediaan tenaga pembina pada hampir semua bidang 3. Pluralitas masyarakat setempat yang merupakan lingkungan strategis untuk hidup bersesama 4. Globalisasi menawarkan banyak pilihan, kebebasan berekspresi, dan peluang berkompetisi 5. Kemandirian Jemaat yang sangat besar, sehingga memudahkan dalam hal pendanaan program kerja 6. Dukungan teknologi informasi yang sangat memadai 7. Adanya hubungan kerjasama yang baik dengan organisasi non Gereja Toraja. 8. Adanya peran pemerintah II.2.4. THREATS (Tantangan/Ancaman). 1. Tidak semua anggota siap menghadapi kemudahan akses informasi. 2. Adanya kader dan anggota PPGT pindah agama/pindah denominasi dengan berbagai alasan. 3. Suburnya hedonisme, sukuisme, fanatisme yang dapat berujung pada intoleransi. 4. Berubahnya nilai-nilai yang menimbulkan krisis identitas, maraknya penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan makin beragamnya dampak negatif media. 5. Tingginya pengangguran, makin merebaknya judi serta tingginya tingkat kriminalitas 6. Berkembangnya pola pikir masyarakat modern, dimana orang tua memberikan kesempatan hidup mandiri bagi anak-anaknya dalam menentukan pilihan-pilihan hidup III.3. ISU-ISU STRATEGIS Untuk membangun strategi penyelesaian masalah, maka terdapat beberapa isu strategik yang diharapkan dapat menjiwai penyusunan dan pelaksanaan programprogram PPGT. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Penerapan Gerakan Cinta Alkitab bagi semua anggota 2. Peningkatan nilai-nilai spiritualitas 3. Penerapan kurikulum pembinaan dalam berbagai kegiatan. 4. Mengkongkritkan dukungan nyata terhadap program pemerintah 5. Mengkongkritkan solusi penyelesaian 7 krisis yang dihadapi masyarakat Toraja (budaya, pendidikan, SDM, ekonomi, pariwisata, lingkungan hidup & politik). Hasil rumusan BPS 6. Peningkatan militansi kader dan peningkatan sense of beloging 7. Mengkongkritkan peran PPGT sebagai penerus Gereja



10 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



BAB IV PENGORGANISASIAN PROGRAM IV.1. STRATEGI PENGORGANISASIAN PROGRAM Memperhatikan isu – isu strategis di atas, 12 pokok tugas panggilan dan kurikulum pembinaan PPGT. Maka arah program kebijakan Pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea Klasis Makassar untuk periode 2016 – 2018 ke depan dibangun berdasarkan pengorganisasian program ke dalam program induk sebagai berikut: 1. Program induk pembinaan spiritualitas 2. Program induk kaderisasi & organisasi 3. Program induk pengembangan SDM 4. Program induk pelayanan sosial & kemitraan 5. Program induk umum IV.2.1. PROGRAM INDUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS Program ini diarahkan kepada upaya peningkatan spiritualitas yang utuh dari segenap warga PPGT sebagai pemimpin masa kini dan masa depan gereja dan bangsa ditengah arus globalisasi. Melalui program ini diharapkan akan lahir pemimpin muda PPGT yang memiliki spiritualitas dan keteladanan Kristus, berintegritas kuat serta berjiwa pelayan yang senang melayani (bukan dilayani). IV.2.2. PROGRAM INDUK KADERISASI&ORGANISASI Program ini diarahkan kepada upaya mempersiapkan kader melalui proses yang paripurna, agar dapat memiliki kemampuan berorganisasi yang mapan dari segi manajemen, leadership, decision making dan problem solving, sehingga dapat berperan ganda baik dalam organisasi gerejawi maupun kemasyarakatan sesuai dengan panggilannya. IV.2.3. PROGRAM INDUK PENGEMBANGAN SDM Program ini diarahkan kepada upaya mempersiapkan warga PPGT yang mandiri dan profesional dalam berbagai disiplin ilmu dan serta upaya pengembangan sumber daya yang dimiliki oleh PPGT. Program ini diarahkan pula pada pembangunan & pemanfaatan sumber daya manusia, dalam hal ini kader-kader PPGT untuk selanjutnya siap diutus ke masing-masing bidangnya. IV.2.4. PROGRAM INDUK PELAYANAN SOSIAL dan KEMITRAAN Program ini diarahkan kepada upaya menyatakan Injil damai sejahtera kepada sesama manusia dan segenap ciptaan Tuhan melalui partisipasi aktif dan nyata dari segenap warga PPGT dalam pelayanan sosial kemasyarakatan serta pembangunan jaringan kerja sama dengan berbagai pihak. IV.2.5 PROGRAM INDUK UMUM Program ini diarahkan kepada upaya peningkatan dan pembenahan managemen organisasi menjadi sebuah organisasi yang lebih profesional dalam pengelolahan demi menopang berjalan tata kelolah organisasi. Melalui program ini diharapkan akan tercipta sistem managemen organisasi yang berkualitas, mapan &



11 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



terstandar, serta melahirkan kader yang memiliki tingkat kemampuan managemen yang berkualit



12 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



BAB IV PENUTUP Garis-garis Besar Program Pengembangan (GBPP) ini disusun berdasarkan kondisi objektif PPGT Jemaat Tamalanrea saat ini. GBPP ini merupakan haluan untuk dapat merumuskan secara spesifik program kerja yang dapat menjawab tantangan yang sementara dihadapi oleh persekutuan ini sehingga arah pergerakan menuju tujuan PPGT Jemaat Tamalanrea sebagaimana termasuk dalam pasal 5 Angaran Dasar PPGT dapat terwujud. GBPP ini dimaksudkan penggunaannya untuk mengarahkan perjalanan 2 tahun kepengurusan ke depan (2016-2018) yang juga dijadikan sebagai pedoman penyususnan Program Kerja pengurus periode 2016-2018. Pengurus tentu harus menentukan skala prioritas dengan memperhatikan sasaran jangka pendek, menengah dan jangka panjang sehingga kesinambungan pelayanan ini tetap terpelihara periode lepas periode. Damai sejahtra Allah yang melampau segala akal itu akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus Tuhan kita dalam setiap gerak aktifitas membangun Gereja-Nya untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di wilayah pelayanan Tamalanrea ini, sehingga semua lutut akan bertelut menyembah Dia, Raja di atas segala raja dan semua lidah mengaku : “Yesus Kristus Itulah Tuhan dan Juruslamat”



13 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



USULAN DAN REKOMENDASI USUL : PROGRAM INDUK PEMBINAAN SPRITUALITAS: - Bahan khotbah selalu berpatokan pada bahan dan materi dari klasis - Jam Doa - Dibuatkan jadwal Latihan/persiapan pelayan - Pemusik tetap pada aransemen gerejawi - Mempersiapkan liturgis selama satu bulan - Pelatihan music (1 x seminggu), MC dan liturgis secara berkala (per semester) PROGRAM INDUK KADERISASI DAN ORGANISASI - Tetap memakai bahan khotbah dari klasis dan kurikulum pembinaan yang diterbitkan oleh pengurus - Hasil – hasil lulusan LKPD dan LKPL agar di follow up untuk terlibat langsung dalam kepanitiaan PROGRAM INDUK PENGEMBANGAN SDM - Diadakan cajon untuk memeriahkan ( dikembalikan kepada kelompok masingmasing) - Mengadakan pelatih paten untuk futsal - Diaktifkan futsal putri - Lebih objektif pemilihan pemain futsal - Disiapkan net, raket, cock - Membentuk program kreatif seperti pelatihan atau workshop IT dan kewirausahaan yang berkelanjutan dengan memaksimalkan anggota yang mempunyai bakat dibidangnya - Pelatih kompeten untu semua bidang keminatan - Padus ditingkatkan ke level kompetisi - Lagu di update, persiapan lagu untuk kedukaan, nikahan - Diadakan buku/album lagu PROGRAM INDUK PELAYANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN - Menindaklanjuti forum media sosial (Grup PPGT JT) supaya lebh update - Pelaksanaan bakti sosial agar tetap dilaksanakan minimal 1 selama periode kepengurusan - Baksos dipanti asuhan, anak – anak jalanan - Pendekatan ke anggota baru - Buka forum di sosmed - Wilayah penata layanan supaya bias lebih ditertibkan PROGRAM INDUK UMUM - LPJ yang tertunda harus diselesaikan - Lebih melibatkan diri dalam setiap kegiatan jemaat dan kelompok orang tua - Hasil keputusan Rapat Anggota bisa dilaksanakan (dibagikan ketiap kelompok) - Pendeta yang di Blacklist (Pdt. Anton)



14 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



-



-



-



Untuk kepengurusunan selanjutnya panitia yang belum LPJ jangan diberi tugas kepanitiaan lainnya lagi. Anggota yang berstatus domisili diluar tetap akan disensus Pemeliharaan inventaris PPGT Jemaat Tamalanrea (termasuk disetiap kelompok) lebih dimaksimalkan adapun peminjaman melalui sepengetahuan pengurus. Ppembekalan pengurus secara berkala (sekali setahun) Panitia atau tim kerja yang dibentuk melaporkan pertanggungjawabannya di awal tahun kepengurusan selambat-lambatnya bulan februari Pengurus terpilih agar tetap menjalin hubungan erat lewat kegiatan bersama Rayon 1 seperti pertemuan bulananpengurus tetap mendukung seluruh kegiatan tingkat klasis dan pusat Pengurus terpilih agar memperhatikan waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan besar Gerejawi sehingga dapat disesuaikan dengan baik. Tetap menjalankan kerja bakti yang terjadwalkan Mengusulkan ke klasis menjadi tuan rumah Konprensi selanjutnya Mengusulkan kader-kader PPGT Jemaat tamalanrea menjadi ketua klasis



Rekomendasi : -



-



Kolaborasi SMGT dan PPGT Minat dan bakat (olahraga) harus rutin Pengurus terpilih meng-update database per semester atau setiap 6 bulan (mengatur data anggota yang akurat) Pengurus terpilih agar tetap menjalin hubungan erat lewat kegiatan bersama rayon 1 seperti pertemuan dwi bulanan atau bentuk kegiatan kreatif lainnya. Pengurus memfokuskan kegiatan peningkatan spritualitas lewat kebaktian kelompok Pengurus tetap mendukung seluruh kegiatan tingkat klasis dan pusat Pengurus terpilih agar memperhatikan waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan besar sehingga dapat diatur dengan baik Pengurus agar memperhatikan keadaan anggota dengan mengadakan perkunjungan kepada anggota terutama bagi anggota sakit, tidak aktif dan yang belum bergabung Pengurus mempertimbangkan pelaksanaan LKPD setiap tahunnya, sehingga lulusan-lulusan LKPD yang dapat kita maksimalkan terlebih dahulu Tetap menjalankan kerja bakti yang terjadwalkan. Mengusulkan ke-Klasis menjadi tuan rumah selanjutnya. Mengusulkan kader-kader PPGT-Tamalanrea menjadi Ketua Klasis. Penggunaan dan pengelolaan secret lebih diperhatikan Merekomendasikan kembali untuk pemekaran kelompok di sesuaikan kelompok jemaat. Membuat grup sel binaan di dalam kelompok. Untuk pengurus selanjutnya tetap mengadakan Natal PPGT 2017 Pembuatan buku rekening PPGT Membentuk form diskusi menyangkut perkembangan yang ada di luar atau di dalam (dikondisikan) Terlibat dalam komisi musik gerejawi 15



LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



STRUKTUR DAN URAIAN TUGAS I.



STRUKTUR A. Komposisi 1. Komposisi Pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea Periode 2016-2018 Adalah sebagai berikut: Ketua



: 1 orang



Sekretaris



: 1 orang



Wakil Sekretaris



: 1 orang



Bendahara



: 1 orang



Ketua Bidang



: 2 orang



Anggota Bidang Pembinaan Spiritualitas



: 4 orang



Kaderisasi dan Organisasi



: 2 orang



Pengembangan SDM



: 3 orang



Pelayanan Sosial dan Kemitraan



: 2 orang



Coordinator



: 7 orang



Wakil coordinator



: 7 orang



2. Jumlah Pengurus 31 Orang 3. Pengurus dapat membentuk komisi/panitia/tim kerja sesuai dengan kebutuhan.



16 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



B. Bagan



Pengurus KM



RA



BPM JEMAAT



KETUA SEKRETARIS



BENDAHARA



WAKIL SEKRETARIS



KETUA BIDANG 2



KETUA BIDANG 1 spiritualitas



kaderisasi & organisasi



Pelsos dan kemitraan



SDM



KOORDINATOR KELOMPOK OORDINATO R Wakil Koordinator



ANGGOTA



17 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



II. URAIAN A. UMUM 1. Menjalankan tugas berdasarkan mandat Rapat Anggota (RA) IX PPGT Jemaat Tamalanrea. 2. Mengkoordinasikan dan mensosialisasikan setiap kegiatan kepada anggota. 3. Bekerja sama dengan Badan Pekerja Majelis (BPM) Jemaat Tamalanrea dalam tugas pelayanan dan pembinaan dalam jemaat. 4. Wajib menghadiri setiap rapat pengurus. 5. Bersama-sama dengan seluruh pengurus dalam penyusunan LPJ kepengurusan 6. Berkoordinasi dan bekerja sama dengan OIG lainnya B. KHUSUS 1. Ketua PPGT-TAM 1.1. Bertanggung jawab atas kebijakan umum organisasi baik ke dalam maupun ke luar. 1.2. Memberikan pokok-pokok pikiran terhadap pelaksanaan program kerja sesuai dengan Keputusan RA. 1.3. Memberikan gagasan berupa kebijakan – kebijakan strategis KEPada pengurus bidang dalam menentukan prioritas kerja. 1.4. Mengontrol dan mengarahkan pelaksanaan Keputusan – Keputusan RA maupun rapat pengurus. 1.5. Bersama-sama dengan bendahara mengambil kebijakan terhadap pengelolaan keuangan organisasi berdasarkan tata kerja pengurus. 1.6. Bersama-sama dengan sekretaris menyiapkan agenda rapat, memimpin rapat-rapat berdasarkan tata kerja pengurus, dan menyiapkan laporan rapat. 1.7. Bersama-sama dengan Ketua menyiapkan agenda rapat dan menyiapkan laporan. 1.8. Menandatangani surat-surat organisasi berdasarkan tata kerja pengurus. 1.9. Bersama-sama dengan sekretaris, wakil sekretaris dan bendahara menyiapkan laporan pelaksanaan program kerja dan keuangan. 2.



Ketua bidang 2.1. Menggantikan ketua bila berhalangan berdasarkan mandat. 2.2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja di bidangnya masingmasing. 2.3. Menandatangani surat-surat organisasi berdasarkan mandat. 2.4. Membuat laporan pertangungjawaban bidangnya masing-masing.



3.



Sekretaris 3.1. Bertanggung jawab atas pengorganisasian program kerja pengurus. 3.2. Memberikan pokok-pokok pikiran terhadap pelaksanaan program kerja sesuai dengan Keputusan RA. 3.3. Memberikan gagasan berupa kebijakan – kebijakan strategis KEPada pengurus bidang dalam menentukan prioritas kerja. 3.4. Bersama-sama dengan ketua memimpin rapat-rapat berdasarkan tata kerja pengurus.



18 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



3.5. Bersama-sama dengan ketua menandatangani surat-surat organisasi berdasarkan tata kerja pengurus. 3.6. Bersama-sama dengan Ketua menyiapkan agenda rapat dan menyiapkan laporan. 3.7. Berkoordinasi dengan wakil sekertaris untuk mengerjakan surat-surat 3.8. Setiap laporan-laporan harus dilaporkan ke ketua bukan ke wakil sekertaris. 4.



Wakil Sekretaris 4.1. Bersama-sama dengan sekretaris melaksanakan tugas kesekretariatan. 4.2. Menggantikan sekretaris bila berhalangan. 4.3. Bersama-sama dengan ketua-ketua bidang memimpin rapat koordinasi bidang. 4.4. Mengelola database dan inventari PPGT.



5.



Bendahara 5.1. Bertanggung jawab terhadap transaksi keuangan organisasi . 5.2. Bersama-sama dengan ketua mengambil kebijakan terhadap pengelolaan keuangan organisasi. 5.3. Membuat laporan keuangan setiap bulan untuk di audit oleh BVJ 5.4. Menyampaikan laporan keuangan pengurus yang telah diaudit oleh badan verifikasi jemaat baik dalam rapat pengurus, BPM, maupun Kepada anggota dalam ibadah bulanan. 5.5. Bersama-sama dengan ketua membuat laporan keuangan tahunan untuk disampaikan kepada anggota PPGT Tamalanrea dalam Rapat Tahunan 5.6. memberikan pokok pokok pikiran tentang pengelolaan keuangan Kepada tim/panitia yang dibentuk 5.7. bersama sama Ketua, dan sekertaris memikirkan pola pencarian dana kreatif untuk kelancaran program kerja organisasi. 5.8. Memeriksa laporan keuangan dari setiap wakil koordinator kelompok sebelum di verifikasi oleh BVJ Tamalanrea.



6.



Anggota Bidang 6.1. membantu ketua bidang dalam melaksanakan program dibidang masing masing 6.2. bekerja sama dengan ketua bidang mempersiapkan laporan kegiatan dibidang masing masing



7.



Koordinator kelompok 7.1. bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di kelompoknya 7.2. menjadi penghubung informasi dan komunikasi antara pengurus dan anggota di kelompoknya 7.3. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan pengurus. 7.4. Bersama-sama wakil coordinator, dan anggota bidang untuk menjalankan program kerja di kelompok masing-masing. 7.5. Bersama-sama dengan wakil koordinator untuk membuat jadwal kebaktian di kelompok masing-masing.



19 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



7.6. Bersama-sama wakil koordinator melaporkan posisi atau keadaan keuangan kelompok. 8. Wakil koordinator kelompok 8.1. Bersama-sama koordinator, dan anggota bidang untuk menjalankan program kerja di kelompok masing-masing. 8.2. Bersama-sama dengan koordinator melaporkan posisi atau keadaan keuangan kelompok. 8.3. Bersama-sama dengan koordinator kelompok dan bidang-bidang, bertanggungjawab dalam merealisasikan program kerja ke kelompok masing-masing. 8.4. Bersama-sama dengan Koordinator kelompok dan bendahara mengambil kebijakan dalam hal pengelolaan keuangan PPGT Jemaat yang ada di kelompok. 8.5. Bersama-sama dengan Koordinator kelompok dan bidang spiritualitas menyusun dan membuat jadwal kebaktian kelompok. 8.6. Bersama-sama dengan Koordinator kelompok menyusun nama-nama pelayan kebaktian kelompok untuk direkomendasikan kepada bidang spiritualitas. 8.7. Bersama dengan Koordinator kelompok dalam hal pegumpulan persembahan. 8.8. Mempersiapkan pembukuan untuk verifikasi. 8.9. Menggantikan Koordinator kelompok bila berhalangan. 8.10. Mengadministrasikan pengelolaan keuangan kelompok. 8.11. Bersama-sama dengan sekretaris dan koordinator kelompok membuat daftar inventaris.



20 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



KRITERIA DAN MEKANISME PEMILIHAN PENGURUS PPGT JEMAAT TAMALANREA PERIODE 2016-2018 A. KRITERIA UMUM 1. Anggota sidi atau baptis dewasa. 2. Menerima AD/ART PPGT, Pengakuan Gereja Toraja dan Tata Gereja-gereja Toraja. 3. Anggota Biasa PPGT Jemaat Tamalanrea 4. Telah atau akan mengikuti jenjang pengkaderan formal (LKPD) dan dinyatakan Lulus pada tahun pertama Kepengurusan dalam lingkup Gereja Toraja. 5. Mempunyai loyalitas, integritas dan visi pengabdian yang tinggi terhadap PPGT. 6. Tidak sedang kena disiplin gerejawi. 7. Bersedia berdomisili selama periode kepengurusan di wilayah pelayanan Jemaat Tamalanrea dan atau dalam wilayah pelayanan Klasis Makassar berdasarkan komitmen yang dinyatakan. 8. Khusus untuk Kordinator dan wakil koordinator harus berada dalam lingkup pelayanan kelompok masing-masing B. KRITERIA KHUSUS 1. Ketua 1.1. mempunyai jiwa kepemimpinan kristen 1.2. pernah menjadi pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea 1.3. telah dinyatakan lulus LKPD dan LKPL 1.4. menghadiri serta mengikuti secara aktif, rapat anggota IX PPGT Jemaat Tamalanrea. 1.5. tidak sedang menjabat pengurus inti atau ketua bidang pada organisasi lain. 2.



Sekretaris 2.1. pernah menjadi pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea 2.2. mampu melaksanakan tugas kesekretariatan 2.3. telah dinyatakan lulus LKPD dan LKPL 2.4. menghadiri seta mengikuti secara aktif rapat anggota IX PPGT Jemaat Tamalanrea. 2.5. tidak sedang menjabat pengurus inti atau ketua bidang pada organisasi lain



3.



Bendahara 3.1. pernah menjadi pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea atau pernah menjadi Bendahara Kepanitiaan di lingkup pelayanan PPGT. 3.2. memahami dan mampu mengelola keuangan dan tidak pernah terlibat dalam masalah keuangan. 3.3. telah dinyatakan lulus LKPD dan LKPL 3.4. menghadiri seta mengikuti secara aktif rapat anggota IX PPGT Jemaat Tamalanrea. 3.5. tidak sedang menjabat pengurus inti atau ketua bidang pada organisasi lain



21 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



C. TATA CARA PEMILIHAN KETUA, SEKRETARIS, BENDAHARA PPGT Tamalanrea Pemilihan Ketua, Sekretaris dan Bendahara PPGT jemaat tamalanrea periode 2016 – 2018 dilakukan secara terpisah. Adapun tahap-tahap pemilihan dilakukan sebagai berikut : 1. Setiap peserta RA diberi kesempatan untuk mengajukan diri menjadi bakal calon. - Jika Hanya 1 (satu) orang yang mengajukan diri maka bakal calon akan di nilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Bakal calon yang memenuhi kriteria maka dinyatakan sebagai calon dan dinyatakan sebagai pengurus terpilih. - Jika lebih dari 1 (satu) orang yang mengajukan diri menjadi bakal calon, maka bakal calon akan di nilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Bakal calon yang memenuhi kriteria maka dinyatakan sebagai calon. - Setelah dinyatakan menjadi calon maka calon tersebut di berikan waktu ( 5 Menit ) untuk bermusyawarah sesama calon. - Jika tidak mendapatkan kata mufakat dalam musyawarah maka akan dilanjutkan pada tahap berikutnya. 2. Jika poin 1 tidak terpenuhi maka setiap peserta RA ( Anggota Biasa PPGT Jemaat Tamalanrea ) mengajukan 1 nama bakal calon pada kertas yang di stempel yang disediakan oleh tim kerja. - Semua nama-nama yang tertulis dinyatakan sebagai bakal calon. - Bakal calon dimintai kesediaan. - Bakal calon yang telah menyatakan kesediaannya dinilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. - Bakal calon yang memenuhi kriteria dinyatakan sebagai calon. - Jika hanya 1 (satu) orang yang bersedia dan hanya 1(satu) orang yang memenuhi kriteria maka akan di tetapkan sebagai pengurus terpilih. Tetapi jika lebih dari 1 (satu) orang maka para calon tersebut diberikan waktu (5 menit) untuk bermusyawarah sesama calon. - Jika tidak mendapatkan kata mufakat dalam musyawarah maka akan dilanjutkan pada tahap berikutnya. 3. Setiap peserta RA (Anggota biasa PPGT JT) menulis satu nama calon pada kertas yang distempel yang disediakan oleh tim kerja. 4. Jumlah suara dihitung dan dibacakan oleh saksi yang ditunjuk oleh pimpinan sidang. 5. Calon yang mendapatkan suara terbanyak mutlak (1/2+1 ) suara sah dinyatakan sebagai Ketua, Sekretaris dan Bendahara terpilih. 6. Jika point 5 belum tercapai maka dilakukan pemilihan ulang yang diikuti oleh 2 calon yang memiliki jumlah suara paling besar. 7. Jika pemilihan sudah diulang 2 kali dan hasilnya tetap sama, maka pimpinan sidang mengambil keputusan setelah mendengarkan nasehat dan pertimbangan dari penasehat RA IX. 8. Suara dinyatakan tidak sah jika : - Nama calon tidak jelas - Terdapat lebih dari 1 nama calon di kertas pemilihan 22 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT



- Kertas tidak terstempel - Kertas dikembalikan dalam keadaan kosong D. TATA CARA PEMILIHAN FORMATUR 1. Anggota formatur terdiri dari tujuh orang, 1 (satu) orang pimpinan sidang, 1 (satu) orang dari pengurus demisioner, 1 (satu) orang yang dipilih oleh peserta sidang, ketua, sekretaris, bendahara PPGT Jemaat Tamalanrea yang terpilih dan 1 (satu) orang penasehat. 2. Formatur bertugas melengkapi struktur Pengurus PPGT TAMALANREA Periode 2016-2018, 21 (dua puluh satu) hari setelah pelaksanaan Rapat Anggota. 3. Tim formatur bertugas sebagai pembuat Surat Permohonan pengajuan SK Pembentukan Pengurus PPGT periode 2016-2018 dan menjadwalkan pelantikan PPGT Tamalanrea.



23 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT