Hipertensi Dan Obat Herbal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hipertensi A.



KONSEP HIPERTENSI



A. Pengerian Hipertensi Hipertensi adalah faktor penyebab utama kematian karena stroke dan faktor yang memperberat infark miokard (serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan gangguan yang paling umum pada tekanan darah. Hipertensi merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan diastolik rata-rata dua atau lebih, paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90 mmHg atau lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari 140 mmHg (Potter & Perry, 2005). Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolikdi atas 90 mmHg (smelz&bare, 2002). Pada manula, hipertensi di definisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan darah distolik 90 mmHg.(suddrathand brunner,2002). B.



Klasifikasi sesuai WHO



Klasifikasi pada klien dengan hipertensi berdasarkan standart WHO. Klasifikasi



Sistolik



Distolik



Normotonesi Hipertensi ringan Hipertensi perbatasan Hipertensi sedang dan berat Hipertensi sistolik terisolasi Hipertensi sistolik perbatasan



< 140 mmHg 140-180 mmHg 140-160 mmHg >180 mmHg



105 mmHg



>140 mmHg



= 100 mmHg



ETIOLOGI



Hipertensi tidak dapat memiliki sebab yang di ketahui (essensial, idiopatik, atau primer) atau berkaitan dengan penyakit lain (sekunder). (Dorlan,1998) Berdasarkan penyebab hipertensi di bagi menjadi dua golongan yaitu : a. Hipertensi essensial dan hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, banyak faktor yang mempengaruhi hipertensi, Namun para ahli mengungkapkan paling tidak , ada dua faktor yang memudahkan seseorang terkena hipertensi yaitu: Faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol. · Faktor yang tidak dapat dikontrol Beberapa faktor yang tidak dikontrol antaranya adalah: 1). Keturunan Faktor keturunan menunjukan, jika kedua orang tua kita menderita hipertensi kemungkinan kita terkena penyakit ini sebesar 60%, karena menunjukan ada faktor gen keturunan yang berperan. 2). Ciri Perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Individu yang berumur diatas 50 tahun, mempunyai 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Pada perempuan, tekanan darah umumnya meningkat setelah menopause. Mereka yang sudah menopause memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi dibanding yang belum menopause. Jumlah wanita yang terserang hipertensi lebih besar dari pria. Kesimpulan ini dikemukakan Prof. Boedhi Darmojo, setelah melakukan pengamatan selama 10 tahun lebih. Dosen besar Universitas Diponegoro ini mengungkapkan, dihampir semua penelitian, persentase hipertensi dikalangan wanita kita selalu lehih lebih besar dari persentase pria.tingginya angka penderita darah tinggi secara langsung berhubungan dengan tingginya angka penderita stres dan depresi di kalangan wanita. Beban kerja yang harus ditanggung wanita sangat berat. Dalam membina karier mereka berusaha keras di luar rumah, tapi masih harus melakukan kewajiban juga sebagai ibu rumah tangga. Statistik di Amerika menunjukan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang kulit putih . · Faktor yang dapat dikontrol Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya berkaitan dengan perilaku dan pola makanan. Faktor - faktor tersebut antara lain: 1) Merokok Fakta otentik menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin (Lovastatin, 2005). 2) Konsumsi alkohol Alkohol juga memiliki efek yang hampir sama dengan karbonmonoksida, yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan jantung dipaksa untuk memompa darah lebih kuat agar darah yang sampai ke jaringan jumlahnya mencukupi. 3) Obesitas Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15% dan pada wanita 20% dari berat badan ideal menurut umurnya. Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat karena harus membawa



kelebihan berat badannya. Oleh sebab itu, pada umumnya orang obesitas lebih cepat gerah, capai, dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan bekerja (Notoatmojo, 2007) 4) Kelainan ginjal Hipertensi dapat disebabkan oleh adanya penurunan masa ginjal yang dapat berfungsi dengan baik, kelebihan produksi angiotensin dan aldosteron serta meningkatnya hambatan aliran darah dalam arteri ginjal. Penurunan fungsi ginjal dalam menyaring darah, menyebabkan sisa metabolisme yang seharusnya ikut dibuang beredar kembali ke bagian tubuh yang lain. Akibatnya, volume darah total meningkat sehingga darah yang dikeluarkan jantung juga meningkat. Hal ini mengakibatkan darah yang beredar melalui kapiler jaringan meningkat sehingga terjadi pengerutan sfingter prekapiler. Peningkatan volume darah total yang keluar dari jantung dan peningkatan hambatan pada pembuluh darah tepi yang mengerut menyebabkan tekanan darah meningkat. 5) Kurang Olahraga Olahraga yang teratur dapat melancarkan peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga juga bermanfaat menurunkan obesitas dan dapat mengurangi asupan darah ke dalam tubuh. (SofiaDewidanDigiFamilia,2010) Mekanisme terjadinya hipertensi (patofisiologi hipertensi) adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandungangiotensinogen yang di produksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, rennin (diproduksi oleh ginjal) akan di ubah menjadi angiotensin I. oleh ACE yang di produksi di paru-paru, angiotensin I di ubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresihormon anti diuretik (ADH) dan rasa haus. ADH di produksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolaritas dan volume urin.Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang disekresikan keluar tubuh, sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolaritasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagianintraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akanmeningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. (Muhammadun AS, 2010) b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme promer, dan sindrom cushing, feokromositoma, koarksasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.(mansjoer A dkk,2001). D.



Tanda dan gejala



Perjalanan Penyakit hipertensi berkembang secara perlahan tetapi secara potensial sangat membahayakan kadang - kadang seseorang tidak mengetahui setelah hipertensi dideritanya menyebabkan komplikasi. Gejala hipertensi yang sering muncul adalah : a. Tekanan darah meningkat,takikardi b. Palpitasi, berkeringat dingin, pusing, nyeri kepala bagian suboccipital,mati rasa (kelemahan salah satu anggota tubuh) c. Kecemasan, depresi, dan cepat marah d. Diplodia (penglihatan ganda) e. Mual dan muntah f. Sesak nafas, tachipne E. PATOFISIOLOGI Hipertensi sebagai suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan /atau diastolik yang tidak normal. Batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat dan diterima berbeda sesuai usia dan jenis kelamin (sistolik 140-160mmHg ; diastolik 9095mmHg). Tekanan darah di pengaruhi oleh curah jantung tekanan perifer dan tekanan atrium kanan. Didalam tubuh terdapat sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskuler melalui sistem saraf termasuk sistem control yang beraksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang menggatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal. Berbagai faktor seperti faktor genetik yang menimbulkan perubahan pada ginjal dan membran sel, aktivitas saraf simpatis dan sistem rennin-angiotensin yang mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan natrium dan metabolismekalium dalam ginjal, serta obesitas dan faktor endotel mempunyai peran dalam peningkatan tekanan darah. Strees dengan peninggian saraf simpatis menyebabkan kontruksi fungsional dan hipertensi struktural. Penyebab hipertensi tidak di ketahui meskipun sudah banyak penyebab yang dapat di identifikasi. Penyakit ini memungkikan banyak faktor yang termasuk : a) Ateroklorosis. b) Meningkatkan termasuk sodium. c) Barroceptor. d) Rennin secretion. e) Renal exsoretion dari sodium dan air. f) Faktor genitik dan lingkungan F. Komplikasi Komplikasi dari hipertensi termasuk : cerebral interaction, kegagalan ginjal,ischemic heart disease, atau hipertensi encephalopathy sering di rujuk penyakit organ akhir. Jadi hipertensi berat yaitu apabila tekanan darah diastolik sama atau lebih besar dari 130 mmHg, atau kenaikan tekanan darah yang terjadi secara mendadak, Komplikasi hipertensi antara lain: a. Arterosklorosis



Orang yang menderita hipertensi kemungkinan besar akan menderitaarterosklorosis. Arterosklorosis merupakan suatu penyakit pada dinding pembuluh darah yakni lapisan dalamnya menjadi tebal karena timbunan lemak yang dinamakan plaque atau suatu endapan keras yang tidak normal pada dinding arteri. Pembuluh darah mendapat pukulan paling berat, jika tekanan darah terus menerus tinggi dan berubah, sehingga saluran darah tersebut menjadi sempit dan aliran darah menjadi tidak lancar. b. Jantung Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Untuk itu otot jantung memerlukan oksigen dan zat gizi yang cukup. Zat gizi dan oksigen diangkut oleh darah melalui pembuluh darah. Persoalan akan timbul bila terdapat halangan atau kelainan dipembuluh darah, yang berarti kurangnya suplai oksigen dan zat gizi untuk menggerakan jantung secara normal. c. Stroke Hipertensi dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah akan mudah pecah. Pada kasus seperti itu, biasanya pembuluh darah akan pecah akibat lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba. Pecahnya pembuluh darah di otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapatkan asupan oksigen dan zat gizi yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan zat gizi dan akhirnya mati. d. Mata : berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. e. Ginjal : berupa gagal ginjal f. Jantung : berupa payah jantung, jantung koroner. g. Otak : berupa pendarahan akibat pecahnya mikro anerisma yang dapat mengakibatkan kematian, iskemia dan proses emboli (mansjoer,dkk,2001). G. Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan untuk menekan pemeriksaan lain seperti menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasannya di periksa, urinaria, darah ferifer lengkap, kimia darah(kalium,natrium, kreatinin,gula darah puasa,kolestrol total, kolestrol HDL dan EKG. Sebagai tambahan dapat dilakukan pemriksaan lain seperti klirens kreatini,protein, urine 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH dan echokardiografi (mansjoerr A,dkk,2001). H.



Penatalaksanan medis Tujuan dari pada penatalaksaan hipertensi adalah menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler dan morbilitas yang berkaitan. Sedangkan tujuan terapi pada penderita hipertensi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol adanya resiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat anti hipertensi (mansjoer A,dkk,2001). Kelompok resiko di kategorikan menjadi : a. Pasien dengan tekanan darah perbatasan atau tingkat 1,2,3 tanpa sengaja penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ atau fakor resiko lainnya. Bila dengan modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat di turunkan maka harus di turunkan obat anti hipertensi.



b. Pasien tanya penyakit kardiovaskular atau kerusakan organ lainnya, tetapi memiliki satu atau lebih faktor resiko yang tertera di atas, namun bukan diabetes mellitus. Jika terdapat beberapa faktor maka harus langsung di berikan obat anti hipertensi. c. Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskular atau kerusakan organ yang jelas, faktor resiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipedemia, diabetes mellitus, jenis kelamin (pria dan wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga. d. Kerusakan organ : penyakit jantung ( hipertrofi ventrikel kiri, infark miokard, angina pectoris, gagal jantung, riwayat revaskularisai korener, stroke, transientischemic attack, nefropati, penyakit arteri perifer dan retinopati). (mansjoer A, dkk,2001).



Penatalaksanaan berdasarkan klisifikasi resiko klien dengan hipertensi



Tekanan darah 130-139 / 85-89



Kelompok resiko A Modifikasi gaya hidup



Kelompok resiko B Modifikasi gaya hidup



Kelompok resiko C Dengan obat



140-159 / 90-99



Modifikasi gaya hidup



Modifikasi gaya hidup



Dengan obat



>160 / > 100



Dengan obat



Dengan obat



Dengan obat



Sumber : Mansjoer, dkk, 2001 Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko kardiovaskuler dengan biaya sedikit dan resiko minimal. Tatalaksanan ini tetap di anjurkan meski harus di sertai obat anti hipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis, langkah-langkah yang dianjurkan : a. Menurunkan BB bila terdapat kelebihan (indek masa tubuh > 27) b. Membatasi alkohol c. Meningkatkan aktifitas fisik aerobic, (30-45 menit per hari) d. Mengurangi asupan natrium ( 100 mmol Na/gram NaCl perhari ) e. Mempertahankan asupan kalsium yang adekuat ( 90 mmol per hari) f. Mempertahankan asupan kalsium dan mengurangi asupan lemak jenuh dan Kolesterol dalam makanan (Masjoer, dkk, 2001) Jenis-jenis obatan hipertensi antara lain : a. Diuretik : HCT, Higroton, lasik b. Betabloker : Propanolol (inderal)



c. d. e. f. I.



Alfabloker : Phentolamin, prozazine (minipres) Siphatolik : Catapres, reseptin Fasodilator : hidralazine, dizoxide, nitruprusdide, catopril Ca antagonis : nefidipine (adalat) Penatalaksanaan terapi Untuk megendalikan tekanan darah, penderita hipertensi umumnya minum obat setiap hari. Tetapi, rutinitas ini sering tidak disukai penderita. Selain membuat bosan dan harganya relative magal, konsumsi obat dalam jangka panjang membuat penderita takut pada efek sampingnya. Pengobatan alternative menjadi pilihan beberapa orang untuk mengatasi hipertensi. Salah satnya melakukan terapi untuk penyakit hipertensi yang telah diakui kalangan medis untuk mengobati gangguan hipertensi. Terapi ini menggunakan tanaman yang telah terbukti secara medis memiliki kandungan obat herbal. Dengan pemakaian yang tepat dan benar, kandungan obat herbal dalam tanaman bisa membantu proses pengendalian tekanan darah. Ada beberapa pihak yang masih meragukan kemampuan obat herbal. Paling tidak, kandungan lain dalam obat herbal menjadi faktor sinergis yang bekerja seimbang dan selaras dengan obat kimial. Tetapi para ahli naturopati memiliki keyakinan, manfaat obat herbal tidak kalah dengan obat-obat kimia. Bahkan ada keuntungannya karena terapi untuk penyakit hipertensi ini tidak memiliki efek samping. Karena masih ada kemungkinan ketidakselarasan antara obat herbal dan obat kimia, konsumsi obat herbal sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter. Tanaman yang bisa digunakan sebagai penurun tekanan darah misalnya brokoli, wortel, dan saffron. Beberapa bumbu dapur juga memiliki manfaat serupa contohnya fennel, oregano, lada hitam, dan basil. J. Pengakjian 1. Aktivitas/ Istirahat. Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton. Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea. 2. Sirkulasi Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi. Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda. 3. Integritas Ego. Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan. Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. 4. Eliminasi Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu). 5. Makanan/cairan Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini (meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretic



Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria. 6. Neurosensori Gejala : Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis). Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan. 7. Nyeri/ ketidaknyaman Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala. 8. Pernafasan Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok. Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis. 9. Keamanan Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural. 10. Pembelajaran/Penyuluhan Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM. Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-amerika, Asia Tenggara, penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat. Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan dalamterapi obat. K. Diagnosa keperawatan Dari analisa data di dapat baik potensial maupun aktual diagnosa keperawatan antara lain perubahan dalam kardiac output, perubahan dalam perfusi jaringan, kekurangan pengetahuan, tidak dapat memenuhi kebutuhan secara normal, rasa cemas, perubahan dalam volume cairan, pelanggaran, kelemahan pertukaran gas, dan terganggunya konsep diri. L.



Perencanaan Tujuan dari asuhan keperawatan untuk menurunkan teknan darah dan pemeliharanan tekanan pada tingkat normal. Hal ini termasuk program pemeliharaan kesehatan dan tergantung pada arah hipertensi, pembatasan diet yang ketat dan intervensi farmakologis dengan diuretik atau obat-obat anti hipertensi. Pasien dengan tekanan diastolik lebih rendah dari 105 mmhg ( hipertensi ringan ) dapat di kelola dengan sebuah program dan termasuk kontrol diet sodium dan kalori dan pengarangan faktor resiko, termasuk penggunaan alkohol berat. Jika tekanan darah diastolik lebih besar dari 105 mmhg ( hipertensi menengah ) pemberian diuretik di anjurkan. Tujuan untuk menurunkan tekanan darah : 1) Istirahat fisik dan mental secara nyata. 2) Penurunan muatan sirkulasi. 3) Penurunan tekanan darah dengan obat farmakologi. 4) Bertanggung jawab untuk merencanakan pengobatan.



Banyak pasien yang di obati dengan dasar obat jalan, tetapi mungkin di rawat I rumah sakit untuk istirahat secara nyata, permulaan pengobatan, atau mengelola krisis hipertensi.



DAFTAR PUSTAKA http://health.detik.com/read/2012/02/12/080305/1840292/766/cara-cara-alami-untukturunkan-tekanan-darah http://www.news-medical.net/health/Anti-Hypertensive-Drugs-(Indonesian).aspx http://ridwanamiruddin.com/2007/12/08/hipertensi www.inhealth.com www.indosiar.com/ragam/hipertensi-tak-memandang-usia_64500.html



Pengelolaan hipertensi dapat dilakukan menggunakan berbagaimetode baik yang bersifat farmakologi maupun nonfarmakologi. Pengelolaan hipertensi lansia secara farmakologi dapat dilakukan menggunakan obatobat modern yang bersifat kimiawi maupun pengobatan secara herbalis. Pengobatan secara herbal tergolong pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. Pemanfaatan herbal merupakan salah satu alternative pengobatan yang dipilih masyarakat selain pengobatan secara konvensional (medis). (WHO, 2003) Pemanfaatan herbal untuk pemeliharaan kesehatan dan gangguan penyakit hingga saat ini sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan, terutama dengan melonjaknya biaya pengobatan. Dengan maraknya gerakan kembali ke alam (back to nature), kecenderungan penggunaan bahan obat alam/herbal di dunia semakin meningkat. Gerakan tersebut dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit. Tanaman Herbal untuk Hipertensi Menurut Halberstein (2005) pengobatan hipertensi dengan menggunakan tanaman obat adalah menurunkan tekanan darah ketingkat normal serta mengobati hipertensi dengan memperbaiki penyebabnya atau membangun organ yang rusak yang mengakibatkan terjadinya hipertensi. Menurut Xingjiang Et al, (2013) tanaman obat juga memiliki kelebihan dalam pengobatan hipertensi karena umumnya tanaman obat memiliki fungsi selain mengobati hipertensi juga mengobati penyakit komplikasi sebagai akibat tekanan darah tinggi dan



mempunyai efek samping yang sangat kecil. Tanaman herbal yang sering digunakan masyarakat dalam mengatasi hipertensi antara lain adalah: a) Mengkudu (Morinda citifolia) Buah mengkudu memiliki kandungan scopoletin, senyawa ini berfungsi mengatur tekanan darah. Mekanisme kerja Penggunaan Tanaman Herbal Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo (Muh. Syaifuddin) 5 scopoletin



untuk



menurunkan



yang darah



menurunkan



merelaksasikan



otot



polos



vaskuler



sehingga



tekanan



juga



mengandung



zat



diuretik



yaitu volume



mengurangi



darah



dengan



mengeluarkan



tekanan darah adalah sebagai vasodilator tekanan dengan



darah arteri menurun tekanan darah juga menurun. Selain itu, mengkudu xeronine yang berfungsi sebagai



simpanan natrium dari dalam tubuh. mengkudu sebanyak 2 ons dua kali sehari selama satu bulan



Mengkonsumsi



dengan



mampu



menurunkan



tekanan



Salam



(Eugenia



darah pada penderita hipertensi. (Afa Kehaati Palu, Et al, 2008) b) Daun polyantha) Daun



salam tanin,



mengandung



senyawa



saponin, dan vitamin C. Tanin bereaksi



dengan



protein



mukosa dan sel epitel usus sehingga



menghambat



penyerapan lemak. Sedangkan saponin kolesterol



berfungsi



dengan



asam



mengikat



empedu sehingga menurunkan



kadar



kolesterol.



Kandungan dalamnya hidroksilasi



vitamin



C



di



membantu



reaksi



dalam



pembentukan



asam



empedu,



akibat



reaksi



meningkatkan



ekskresi



kolesterol.



Mengkonsumsi



lembar daun salam dengan cara



15



itu



di rebus dalam 2 gelas sampai tersisa satu gelas. Angkat, lalu saring.



Minum



2



menurunkan



tekanan



curcumin.



Kandungan kunyit dapat



masing-masing ½ gelas dinilai dapat darah. (Setiawan, 2009) c) Kunyit (Curcuma longa) Kunyit memiliki zat aktif



berupa



curcumin dalam menurunkan kolesterol dalam tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah. Kurkumin memiliki kemampuan dalam mencegah pengumpalan darah, mencegah oksidasi kolesterol LDL, serta mampu menghambat pembentukan plak didalam pembuluh darah. Mengkonsumsi kunyit 100 mg/kg BB/perhari dapat menurunkan kadar kolesterol didalam tubuh. (Maryam & Shanin,2011) d) Ketumbar (Coriandrum sativum) Kandungan flavanoid di dalam ketumbar terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Flavanoid beraktivitas sebagai antioksidan dengan melepaskan atau menyumbangkan ion hidrogen kepada radikal bebas peroksi agar menjadi lebih stabil. Aktivitas tersebut menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat



kali sehari



(LDL) yang menyebabkan darah mengental, sehingga mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah Mengkonsumsi ketumbar sebanyak 500 mg/ kg BB/hari selama 4 bulan berturut-turut dapat menurunkan kadar kolesterol didalam tubuh. (Suresh, Et al, 2012) e) Jeruk sitrun (Citrus limon) Jeruk



sitrun



mengandung pektin jauh lebih banyak



dibandingkan



jenis jeruk



lainnya. Satu jus



dengan



jeruk sitrun mengandung lebih dari 3,9 persen pektin. Setiap 15 gram pektin dapat menurunkan 10



persen



tingkat



Pektin



berperan



menurunkan



yang



dapat



menyumbat



pembuluh



darah.



Pada



yang



sama,



pektin



kolesterol.



kadar kolesterol jahat atau LDL



saat juga



Penggunaan Tanaman Herbal Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo (Muh. Syaifuddin) 6 menaikkan kadar kolesterol baik atau HDL. Mengkonsumsi jus jeruk sitrun sebanyak 1ml/kg



BB/day selama 4 minggu dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh. Sehingga mengkonsumsi jus jeruk sitrun setiap hari dapat menghindari dari penyakit hipertensi . 2010)



(Yasmin,



Selain disebut tanaman untuk seledri, murbei, mentimun, biji, bunga lagi yang hipertensi.



di



E t



a l , tanaman atas



herbal yang mengobati daun tapak pepaya, labu, ketepeng matahari, dan jenis tanaman bisa digunakan (Paul



herbal masih



banyak bisa hipertensi alpukat, dara, teratai, cina, masih herbal sebagai Bergner,



yang lagi digunakan yaitu: belimbing, manggis, jambu mindi, banyak lainnya obat 2004)