Hipnotis 5 Jari Kel 6 2C Jiwaa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKA PELAKSANAAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) KECEMASAN STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN MANAJEMEN RELAKSASI(HIPNOTIS 5 JARI) Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Dosen Pengampu : Mukhadiono, SSiT,.MH



Disusun Oleh: Mahdiandini Eka Saputri



(P1337420218103)



Rizka Yasya Putri



(P1337420218105)



Galang Nova Pratama



(P1337420218107)



Apriliana Wahyu Ningsih



(P1337420218128)



Riska Dwi Lestari



(P1337420218130)



Lili Rahmawati



(P1337420218131) 2C



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO 2020



i



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT, shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW. Serta sahabat & keluarganya sekalian dengan segala kebaikan beliau yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan. Dalam memenuhi salah satu tugas Makalah mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan materi “Praktika Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan (Sak) Kecemasan Strategi Pelaksanaan Pada Klien Manajemen Relaksasi(Hipnotis 5 Jari)” Dalam tulisan ini kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih berada jauh dari kesempurnaan, baik di tinjau dari cara penulisan, maupun isi yang terkandung didalam nya.Oleh sebab itu kami penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak dan juga kami ucapkan terima kasih.



Purwokerto 3 Maret 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................................ii DAFTAR ISI...............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1 A. Latar Belakang........................................................................................................1 B. Rumusan Masalah...................................................................................................2 C. Tujuan......................................................................................................................2 BAB II KONSEP TEORI ............................................................................................3 1. KONSEP TEORI KECEMASAN............................................................................3 A. Definisi Kecemasan................................................................................................3 B. Penyebab kecemasan...............................................................................................3 C. Tingkat Kecemasan................................................................................................5 D. Jenis-Jenis Kecemasan............................................................................................6 D. Proses Terjadinya Masalah.....................................................................................7 E. Mekanisme Koping.................................................................................................8 F. Penatalaksanaan........................................................................................................9 2. KONSEP TEORI HIPNOTIS 5 JARI.....................................................................11 A. Definisi Hipnotis 5 Jari..........................................................................................11 B. Tujuan Hipnotis 5 jari............................................................................................12 C. Indikasi Hipnotis 5 Jari..........................................................................................12



iii



D. Langkah- Langkah Hipnotis 5 Jari........................................................................12 BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................14 A. Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kecemasan.........14 B. Strategi Pelaksanaan Menggunakan Manajemen Relaksasi (Hipnotis 5 Jari).......14 BAB IV PENUTUP....................................................................................................19 A.



Kesimpulan........................................................................................................19



B. Saran – saran........................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kecemasan/ansietas merupakan keadaan psikiatri yang paling sering ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. The Anxiety and Depression Association of America (dalam Kaplan & Sadock, 2012) menuliskan bahwa gangguan kecemasan dan depresi di derita oleh 40 juta populasi orang dewasa di Amerika pada usia 18 tahun atau lebih (18% dari populasi). Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan (Gail et all.,2002) dan sebanyak 47,7% remaja sering merasa cemas (Haryadi, 2007). Prevalensi gangguan kecemasan menurut Centers for Disease Control and Prevention pada tahun 2011 sebesar lebih dari 15%. National Comorbidity Study melaporkan bahwa satu dari empat orang memenuhi kriteria untuk sedikitnya satu gangguan kecemasan dan terdapat angka prevalensi 12 bulan per 17,7% (Kaplan & Sadock, 2012). Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes, Azrul Azwar, mengatakan bahwa satu dari empat penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa seperti cemas, depresi, stres sampai skizofrenia (Yosep, 2009). Suatu studi yang dilakukan di RSJ Daerah Propinsi Sumatra Selatan mengemukakan bahwa terjadi peningkatan 10-15% kasus gangguan jiwa yang dirawat dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2003 sebanyak 4.101 kasus dan pada tahun2004 naik menjadi 4.384 kasus. Kecenderungannya yaitu pada kasus-kasus psikotik yang tetap tinggi dan kemudian kasus neurosis, seperti kecemasan dan stres, yang cenderung meningkat (Mardiono, 2009).



1



Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut patologis bila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan mengganggu



ketentraman



individu.



Kecemasan



sangat



mengganggu



homeostasis dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan dengan berbagai macam cara penyesuaian (Maramis, 2005). Kecemasan akan meningkatkan neurotransmitter seperti norepinefrin, serotonin, dan gama aminobuyric acid (GABA) sehingga peningkatannya akan mengakibatkan terjadinya gangguan: a) fisiologis, antara lain perubahan denyut jantung, suhu tubuh, pernafasan, mual, muntah, diare, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, berat badan menurun ekstrim, kelelahan yang luar biasa; b) gejala gangguan tingkah laku, antara lain aktivitas psikomotorikbertambah atau berkurang, sikap menolak, berbicara kasar, sukar tidur, gerakan yang aneh-aneh; c) gejala gangguan mental, antara lain kurang konsentrasi, pikiran meloncat -loncat, kehilangan kemampuan persepsi, kehilangan ingatan, phobia, ilusi dan halusinasi (Hawari, 2001) B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan standar asuhan keperawatan dengan gangguan kecemasan ? 2. Bagaimana strategi pelaksanaan pada klien menggunakan manajemen relaksasi (hipnotis 5 jari) ? C. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan standar asuhan keperawatan dengan gangguan kecemasan. 2. Mahasiswa



dapat



mengetahui



strategi



pelaksanaan



menggunakan manajemen relaksasi (hipnotis 5 jari).



2



pada



klien



BAB II KONSEP TEORI



1.



KONSEP TEORI KECEMASAN A. DEFINISI Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompokkondisi yang member gambaran penting tentangansietas yang berlebihanyang disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008: 307). Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai respon (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman. Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu contoh dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas. (AH. Yusuf,2015:89) B. PENYEBAB Menurut (Savitri Ramaiah, 2003: 11) ada beberapa faktor ynag menunjukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu: a. Lingkungan atau sekitar tempat tinngal mempengaruhi cara berpikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini di sebabkan karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya. b. 3



Emosi yang ditekan, kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lam. 4 c. Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Menurut (Zakiah Daradjat dan Kholi Lur Romchman, 2010: 167) mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu: a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didaam pikiran. b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi kesehatan kepribadian penderitanya. Menurut (Stuart dan Sundeen, 1998: 177). Beberapa teori penyebab kecemasan pada individu antara lain: a. Teori psikoanalatik Terjadi karna adanya konflik yang terjadi antara emosinal elemen kepribadian , yaitu id dan super ego. Id mewakili insting, super ego mewakili hati nurani, sedangkan ego berperan menengahi konflik yang terjadi antara dua elemen yang bertentangan.Timbulnya kecemasn merupakan upaya peningkatan ego dan bahaya. b. Teori interpersonal Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap adanaya penolakan dan tidaka adanya penerimaan interpersonal. c. Teori perilaku (Bevarior)



4



Kecemasan merupakan prodk frustasi yaiti segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan. d. Teori prespektif keluarga Kajian keluaraga menunjukkan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga. Kecemasan enunjukkan adanya pola interaksi yang maladaptive dalam system keluarga. e. Teori perspektif biologis Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khususnya yang mengatur kecamasan (Stuart dan Sundeen, 1998: 177). C. TINGKAT KECEMASAN Ada 4 klasifikasi tingkat ansietas (Az-zahroni, 2011), yaitu: 1. Ansietas Ringan, biasanya karena pengalaman kehidupan sehari-hari dan memungkinkan individu menjadi lebih fokus pada realitas. Individu akan mengalami ketidaknyamanan, mudah marah, gelisah, atau adanya kebiasaan untuk mengurangi ketegangan (seperti menggigit kuku, menekan jari-jari kaki atau tangan). 2. Ansietas Sedang, pada tingkat ini lapang pandang individu menyempit. Kecemasan sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa sesuatu yang benar-benar berbeda. Terhambatnya kemampuan untuk berpikir jernih, tapi masih ada kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah meskipun tidak optimal. Respons fisiologis yang dialami yaitu jantung berdebar, meningkatnya nadi dan respiratory rate, keringat dingin, dan gejala somatik ringan (seperti gangguan lambung, sakit kepala, sering berkemih). Terdengar suara sedikit bergetar. 3. Ansietas Berat, individu hanya mampu fokus pada satu hal dan mengalami kesulitan untuk memahami apa yang terjadi. Merasa terdapat ancaman, 5



memperlihatkan respon takut dan distress. Pada level ini individu tidak memungkinkan untuk belajar dan memecahkan masalah, bahkan bisa jadi individu tersebut linglung dan bingung. Gejala somatik meningkat, gemetar, mengalami hiperventilasi, dan mengalami ketakutan yang besar. Panik, Individu pada tingkat ini kehilangan kendali sulit untuk memahami kejadian di lingkungan sekitar dan kehilangan rangsangan pada kenyataan. Kebiasaan yang muncul yaitu mondar-mandir, mengamuk, teriak, atau adanya penarikan dari lingkungan sekitar. Adanya halusinasi dan persepsi sensorik yang palsu (melihat seseorang atau objek yang tidak nyata). Tidak terkoordinasinya fisiologis dan adanya gerakan impulsif. Pada tahap panik ini individu dapat mengalami kelelahan. D. JENIS-JENIS KECEMASAN Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsanagan dari luar. Membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu: a. Kecemasan rasional Merupakan suatu ketakuatan akibat adanya objek yang memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakuatan ini dianggap sebagai suatu unsure poko normal dari mekanisme pertahanan dasar kiat. b. Kecemasan irrasional Berarti bahwa mereka mengalami emeosi ini dibawah kedalam keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam. c. Kecemasan fundamental Merupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini di sebut sebagi kecemasan eksistensial yang



6



mempunyai peran funda mental bagi kehidupan manusia (Mustamir Pedak, 2009:30). E. PROSES TERJADINYA MASALAH a. Faktor predisposisi Strepredisposisi adalahsemua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa: 1) Peristiwa trumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang di alami individu baik krisis perkembangan atau situasiona. 2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik, id dan super ego atau antar 3) Konsep diri tergangggu akan menimbulkan ketidak mampuan individu berpikir secara realitas sehinga akan menimbulkan kecemasan. 4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untukmengambil keputusan yang berdampak terhadap ego. 5) Gangguan fisik akan menimbulkankecemasan karenamerupakan ancaman terhadap integritas fisik yang dapatmempengaruhi konsep diri individu. 6) Pola mekanisme keluarga atau pola keluarga menangani stress akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflikyang di alami karena pola mekanisme koping individu banyak di pelajaridalam keluarga. 7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya (Eko prabowo, 2014: 123-124).



7



b. Faktor prespitasi Faktor prespitasi adalah semua ketgangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor prespitasi kecemasan di kelompokkan menjadi duabagian, yaitu: 1) Ancaman terhadap integritas kulitketegangan yang mengancam integritas fisik yang meliputi: a) Sumber



internal



meliputi



kegagalan



mekanisme



fisisologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubhan biologis normal. b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polusi lingkunag, kecelakaan, kekuranagan nutrisi, tidakadekuatnya tempat tinggal 2) Anacaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal. c) Sumber



internal



kesulitan



dalam



berhubungan



interpersonal dirumah tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisisk juga dapat mengancam harga diri. d) Sumber eksternalorang yang dicinta berperan, perubahan status pekerjaan tekanan kelompok social (Eko prabowo, 2014: 124). F. MEKANISME KOPING Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu sebagai berikut. 1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau 8



mengatasi hambatan pemnuhan kebutuhan. Menarik diri untuk memindahkan darisumber stres. Kompromi untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal. 2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi, dan bersifat meladaptif. (AH.yusuf,2015:87-88) G. PENATALAKSANAAN Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahan dan terapi memrlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkapnya seperti pada uraian berikut. 1.



Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengancara: a. Makan makan yang bergizi dan seimbang b. Tidur yang cukup c. Cukup olahraga d. Tidak merokok e. Tidak meminum minuman keras



2.



Terapi psikolofarmaka Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memaki obat obtan yang berhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghanatr saraf). Disusunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang serig di pakai adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, klobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL, meprobramate dan alprazolam.



3.



Terapi somatic Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. 9



Untuk menghilangkan keluhankeluhan somatic (fisik) itu dapat diberikan obat-oabatn yang ditujukan pada organ pada tubuh yang bersangkutan. 4.



Psikoterapi Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antar lain: a. Psikoterapi



suportif,



untuk



memberikan



motivasi,



semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberika keyakinan serta percaya diri. b. Psikoterapi reedukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi diri bila diulang bahwa ketdak mampuan mengatasi kecemasan. c. Psikoterapi



rekontruktif,



untuk



dimaksudkan



memperbaiki kembali (rekontruksi) kepribadian yang teah menglami goncangan akibat stresor. d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan untuk berfikir secara rasonal, konsentrasi dan daya ingkat. e. Psikoterapi



psikodinamik,



untuk



menganalisa



dan



menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan



mengapa



seseorang



tidak



mampu



menghadapi stresor psikososial sehingga mengalami kecemasan. f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor krluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.



10



5.



Terapi psikoreligius Untuk meningkatkan



keimanan



seseorang yang erat



hubunganya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stresor psikososial.



2.



KONSEP TEORI HIPNOTIS 5 JARI A. DEFINISI Keliat



(2010)



dalam



(Astuti,



Amin,



&



Purborini,



2017)



mengemukakan bahwa hipnotis lima jari adalah sebuah teknik pengalihan pemikiran seseorang dengan cara menyentuhkan pada jari-jari tangan sambil membayangkan hal-hal yang disukai. Hipnotis 5 jari merupakan salah satu bentuk self hipnosis yang dapat menimbulkan efek relaksasi, sehingga akan mengurangi ketegangan dan stress dari pikiran seseorang. Hipnotis lima jari mempengaruhi sistem limbik seseorang sehingga berpengaruh pada pengeluaran hormon-hormon yang dapat memacu timbulnya stress (Hastuti & Arumsari, 2015). Hipnotis 5 jari adalah suatu terapi yang menggunakan jari sebagai media



untuk



distraksi



yang



bertujuan



untuk



pemrograman



diri,



menghilangkan kecemasan dengan melibatkan saraf parasimpatis dan akan menurunkan peningkatan kerja jantung, pernafasan, tekanan darah, kelenjar keringat dll (Evangelista et al., 2016). Metode hipnotis lima jari dapat dilakukan ±10 menit dengan konsentrasi dan rileks pertama menyentuh ibu jari dengan telunjuk dan mengenang saat ibu hamil merasa sehat, kedua menyentuh ibu jari dengan jari tengah dan mengenang saat ibu hamil pertama kali mengalami kemesraan, ketiga menyentuh ibu jari dengan jari manis dan mengenang saat ibu hamil mendapat pujian dan terakhir menyentuh ibu jari dengan



11



kelingking dan mengenang tempat yang paling indah yang pernah dikunjungi (Hastuti & Arumsari, 2015). B. TUJUAN Tujuan Hipnosis Lima Jari adalah untuk membantu mengurangi kecemasan, menurunkan tingkat stres, menciptakan perasaan tenang dan nyaman dan membantu tubuh agar lebih rileks. C. INDIKASI 1) Klien dengan kecemasan ringan-sedang 2) Klien dengan nyeri ringan-sedang 3) Klien dengan tingkat stres ringan-sedang D. LANGKAH-LANGKAH 1) Fase Orientasi a. Ucapkan Salam Terapeutik b. Buka pembicaraan dengan topik umum c. Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya d. Jelaskan tujuan interaksi e. Tetapkan kontrak topik, waktu dan tempat 2) Fase Kerja a. Ciptakan lingkungan yang nyaman b. Bantu klien untuk mendapatkan posisi istirahat yang nyaman duduk atau berbaring c. Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan d. Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali e. Minta klien untuk menutup mata agar rileks f. Dengan diiringi musik (jika klien mau), pandu klien untuk menghipnosisi dirinya sendiri dengan arahan berikut ini : 12



1.



Sentuhkan ibu jari dengan jari telunjuk, bayangkan saat kondisi badan sehat



2.



Sentuhkan ibu jari dengan jari tengah, bayangkan saat mencapai prestasi atau sebuah kesuksesan



3.



Sentuhkan ibu jari dengan jari manis, bayangkan saat bersama dengan orang yang dicintai



4.



Sentuhkan ibu jari dengan jari manis, bayangkan saat berada di tempat yang paling menyenangkan



5.



Minta klien untuk membuka mata secara perlahan



6.



Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali.



3) Fase Terminasi a. Evaluasi perasaan klien b. Evaluasi objektif c. Terapkan rencana tindak lanjut klien d. Salam penutup



13



BAB III PEMBAHASAN



A. PELAKSANAAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN KECEMASAN 1. Diagnosa keperawatan Ansietas 2. Tindakan keperawatan SP Ansietas 3. SP Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi a. Mengucapkan salam terapeutik b. Berjabat tangan c. Menjelaskan tujuan interaksi 4. Evaluasi/validasi 5. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan). 6. Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari 7. Membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari 8. Evaluasi kemampuan klien 9. Memberi reinforcement positif 10. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian B. STRATEGI



PELAKSANAAN



PADA



KLIEN



MENGGUNAKAN



MANAJEMEN RELAKSASI (HIPNOTIS 5 JARI) 1. Kondisi Klien Petugas mengatakan bahwa klien sering merasa takut /cemas dengan penyakitnya



14



2. Diagnosa Keperawatan Ansietas 3. Tujuan Tujuan tindakan untuk pasien meliputi: Tujuan Umum      : mengatasi gangguan ansietas klien. Tujuan Khusus     : 1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya 2. Pasien mampu mengenal ansietas 3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi 4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi ansietas 4. Tindakan Keperawatan : a. Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasaaman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah : 1) Mengucapkan salam terapeutik 2) Berjabat tangan 3) Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi) 4) Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai 5) Menjelaskan tujuan interaksif. 6) Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien b. Bantu pasien mengenal ansietasa. 1) Bantu



pasien



untuk



perasaannya 15



mengidentifikasi



dan



menguraikan



2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas 3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas 4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri 1) Pengalihan situasi 2) Latiham relaksasi 2. Tarik nafas dalam 3. Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot 3) Teknik 5 jari d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali anastesi muncul. 5. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan SP 3 Pasien :  Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari, membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari Fase Orientasi    Salam Terapeutik “Selamat pagi ibu”    Evaluasi/validasi “Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah ibu masih gelisah dan tidak bisa tidur? Apakah yang kemaren saya ajarkan sudah di praktekkan dalam jadwal harian ibu? Nah kalau sudah coba di praktikkan kembali ya. Bagus ibu”      Kontrak : ·      Topik, Waktu, Tempat, Tujuan



16



“Baiklah ibu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan yang ibu rasakan? Dan saya akan mengajarkan ibu teknik relaksasi hipnotis 5 jari untuk menghilangkan rasa gelisah ibu. Kita akan berbincang-bincang selama 20  menit. Kita akan lakukan disini saja ya.” ·      Tujuan “Tujuan perbincangan kita hari ini adalah agar ibu  mengetahui  cara untuk menghilangkan rasa gelisah ibu dengan teknik relaksasi hipnotis 5



jari



dan



ibu



dapat



mempraktekkan



ketika



rasa



gelisah ibu datingkembali.” .    Fase Kerja “Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ibu ceritakan lebih lanjut tentang perasaan ibu, kenapa ibu gelisah, apa yang ibu pikirkan? Oh, jadi ibu merasa takut jika ketakutan ibu terhadap penyakit yg ibu derita, Nah ibu, sekarang saya akan mengajarkan ibuteknik   relaksasi degan cara hipnotis 5 jari. Kita mulai ya bu. ibu pejamkan mata, nah sekarang tautkan   jaritelunjuk ibu dengan jempol ibu, sekarang bayangkan pada saat ibu sedang bahagia. Sekarang tautkan jari tengah ibu dengan jempol, bayangkan saat ibu bersama orang yang ibu sayangi/ cintai, sekarang tautkan jari manis ibu dengan jempol, bayangkan ketika ibu di puji oleh seseorang karena prestasi ibu, dan sekarang tautkan jari kelingking ibu, bayangkan tempat yang paling indah yang pernah di kunjungi. ibu, coba ulangi lagi cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi. Wah bagus sekali, mari kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa



17



melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat.”    Fase Terminasi      Evaluasi ·          Subyektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang bincang tentang masalah yang ibu rasakan dan latihan mempaktekkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari?” ·           Obyektif “Nah,



coba ibu



praktikkan kembali



apa



yang



telah  saya ajarkan tadi.Bagus, ternyata ibu masih ingat apa yang telah saya ajarkan.”     Rencana Tindak Lanjut (RTL) “Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada ibu, ibu dapat mempraktekkan kembali sekitar 2 kali dalam sehari ya bu.”       Kontrak yang akan datang ·      Topik, Waktu, Tempat “ibu  sudah



tidak



terasa



sudah 20



menit



kita



berbincang-



bincang.Latihan relaksasi ini adalah cara ke-3 yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan atau ketegangan ibu, kita bertemu lagi besok ya bu untuk berbincang-bincang tentang apa yang sudah saya ajarkan kepada ibu, mau jam berapa ? Seperti biasa jam 2 siang ya dikamar? Masih ada yang mau ditanyakan atau tidak ibu? Baiklah kalau tidak ada, saya pamit dulu. Selamat siang ibu.”



18



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompokkondisi yang member gambaran penting tentangansietas yang berlebihanyang disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008: 307). Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut patologis bila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan mengganggu ketentraman individu. Kecemasan sangat mengganggu homeostasis dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan dengan berbagai macam cara penyesuaian (Maramis, 2005). Kecemasan akan meningkatkan neurotransmitter seperti norepinefrin, serotonin, dan gama aminobuyric acid (GABA) sehingga peningkatannya akan mengakibatkan terjadinya gangguan: a) fisiologis, antara lain perubahan denyut jantung, suhu tubuh, pernafasan, mual, muntah, diare, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, berat badan menurun ekstrim, kelelahan yang luar biasa; b) gejala gangguan tingkah laku, antara lain aktivitas psikomotorikbertambah atau berkurang, sikap menolak, berbicara kasar, sukar tidur, gerakan yang aneh-aneh; c) gejala gangguan mental, antara lain kurang konsentrasi, pikiran meloncat -loncat, kehilangan kemampuan persepsi, kehilangan ingatan, phobia, ilusi dan halusinasi (Hawari, 2001)



19



B. Saran Penulis enaydari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu, penulis mengharapakan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.



20



DAFTAR PUSTAKA



AH.Yusuf (2015). Buku Ajaran Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan: Jagakarsa. Annisa, D. F. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia), 5(2). Banon, E., Dalami, E., & Noorkasiani. (2014). Efektivitas Terapi Hipnotis Lima Jari Untuk Menurunkan Tingkat Ansietas Pasien Hipertensi (Effectiveness Of Lima Jari Hypnotherapy In Decreasing Hypertension Patient Ansiety Level In Kelurahan Pisangan Timur Jakarta Timur), 2, 24–33. Evangelista, T., Widodo, D., & Widiani, E. (2016). Pengaruh Hipnosis 5 Jari Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Sirkumsisi Di Tempat Praktik Mandiri Mulyorejo Sukun Malang. Nursing News, 1, 63–74 Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto: Fajar Medika. Prabowo Eko. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika. Rizkiya, K., Ph, L., & Susanti, Y. (2018). Pengaruh Tehnik 5 Jari Terhadap Tingkat Ansietas Klien Gangguan Fisik Yang Dirawat Di RSU Kendal. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah,



2(1),



1–9.



https://doi.org/10.30651/jkm.v2i1.908. Rafli, Amelia, Desy, Herni, R. (2017). Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Gangguan Kecemasan, 1, 1–21 Setyaningsih, T. (2017). Efektifitas Tehnik Hipnotik 5 Jari terhadap Tingkat Ansietas Pasien yang Dirawat di Rumah Sakit Husada Jakarta. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 1, 1–11.



21