Hisyam Laporan Rajut 3 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERAJUTAN 3 “Mesin Rajut Lusi”



DISUSUN OLEH : Nama



: Hisam Asy’ari



NPM



: 17010037



Group



: 3T2



POLITEKNIK STTT BANDUNG 2019



PEMBUATAN KAIN 1 BAR DASAR, 1 BAR BEBAS I.



PENDAHULUAN Perkembangan tekstil seiring bergulirnya jaman semakin meningkat, yang pada awalnya sebagai kebutuhan pokok untuk melindungi tubuh dari berbagai suhu ataupun lainnya yang berarti tekstil bersifat fungsional, dan kemudian merangkap ke ranah fahion sebagai sesuatu yang memiliki harga jual yang tinggi. Tetapi akhir-akhir ini tidak hanya merangkap ke arah fashion, tetapi merangkap juga kebidang lainnya, seperti medis, pertanahan, otomotif maupun lainnya. Tekstil sendiri dimulai dari serat yang diolah dari pemintalan menjadi benang kemudian dibentuk menjadi kain tenun maupun kain rajut. Pada era pembangunan yang sedang dijalani dinegara kita ini, prospek perindustrian kelihatan cerah. Terutama dalam bidang pertekstilan termasuk dalam perajutan



yang berkembang dengan pesat. Hal ini terbukti dengan meluasnya



pembangunan pabrik-pabrik perajutan khususnya rajut lusi. II.



III.



MAKSUD DAN TUJUAN 



Mengetahui dan memahami mengenai Mesin Rajut Lusi.







Mengetahui macam-macam MRL dan dapat membedakannya







Dapat merncanakan untuk kebutuhan produksi.







Dapat menghani dengan baik dan benar







Dapat menjalankan Mesin Rajut Lusi.



DASAR TEORI Rajut lusi adalah salah satu proses pembuatan kain rajut yang banyak dikerjakan, karena produksinya jauh lebih besar dibanding cara merajut yang lain . Mesin rajut lusi dibuat dalam berbagai lebar dan kehalusan. Umumnya dibuat dengan lebar 84” dan 168” dengan gauge 28 yang terbanyak, artinya dengan 28 jarum dalam satu inch lebar jarum. Kecepatan produksinya dapat mencapai  1000 course dalam satu menit. Kain rajut lusi pada umumnya adalah kain satu permukaan yang dibuat oleh satu susunan jarum. Jadi permukaan yang satu memperlihatkan jeratan-jeratan kanan saja dan permukaan sebaliknya memperlihatkan jeratan-jeratan kiri saja. Yang menjadi permukaan depan dalam kain rajut lusi adalah permukaan yang jeratan-jeratannya dari jeratan kiri. Jumlah kelosan pada rak hani adalah jumlah benang yang ditarik bersamasama dan digulung pada beam lusi. Selama proses penghanian diusahakan agar letak



benang selalu sama dan tegangannya selalu sama sehingga panjang gulungannya sama pula. Mesin rajut lusi Raschel merupakan salah satu dari berbagai macam mesin yang kita kenal, mesin ini mempunyai bagian-bagian yang dibagi dalam dua bagian yaitu bagian primer (utama) dan peralatan sekunder (pembantu). Bagian primer terdiri dari : 



Jarum-jarum (needle bar), jarum-jarum ini merupakan bagian pokok sebagai pembentuk jeratan, dan jarum yang digunakan pada mesin rachel adalah jarum lidah.







Pengantar benang (guide bar), pengantar benang ini merupakan bagian utama sebagai penyuap benang pada jarum, guide ini bergerak kedepan dan kebelakang serta bergeser didepan dan bergeser dibelakang.



Bagian sekunder terdiri dari : 



Penggulung kain, bagian ini berfungsi sebagai penampung kain rajut yang dihasilkan, sehingga kain yang dihasilkan tetap tergulung rapi tidak berceceran.







Pattern wheel, berbentuk roda yang berfungsi untuk menentukan gerakan bergeser didepan atau bergeser dibelakang guide bar dengan bantuan susunan dadu.







Dadu (link), dadu ini merupakan bagian utama yang menggeser guide didepan dan dibelakang.



Terdapat berbagai bentuk dan ukuran dadu yang disesuaikan dengan corak jeratan yang diinginkan, tetapi pada pokoknya terdapat empat jenis dadu yaitu : 1. Dadu A, adalah dadu rata Apabila angka yang ketemu didepan atau dibelakngnya nilainya sama.



2. Dadu B, adalah dadu miring depan Apabila angka di depannya nilainya lebih rendah dan angka dibelakangnnya nilainya sama atau lebih tinggi.



3. Dadu C, adalah dadu miring belakang Apabila angka di depannya nilainya sama atau lebih tinggi dan angka dibelakangnnya lebih rendah.



4. Dadu D, adalah dadu miring depan-belakang Apabila angka didepan maupun dibelakngnya lebig rendah.



Berikut ini adalah rajutan lusi dasar dengan penomeran dadu untuk Mesin Rajut Lusi Tricot, antara lain : 1.



Rajutan Pilar



a. Pilar tertutup



1



0



1



b. Pilar terbuka



0



1



0



1



0



2. Rajutan Tricot a.



Tricot tertutup



2



1



0



b. Tricot terbuka



2



1



3. Rajutan Tuch a. Tuch tertutup



b. Tuch terbuka



0



3



2



1



0



3



2



1



0



4. Rajutan Satin a. Satin tertutup



4



3



2



1



b. Satin terbuka



0



4



3



2



1



0



5. Rajutan Samt a. Samt tertutup



5 4 3 2 1



b. Samt terbuka



5



0



4



3



2



1



0



6. Rajutan Atlas, misal : Atlas 2 course tertutup dan Atlas 2 course terbuka. a. Atlas 2 course tertutup



3



2



1



0



b. Atlas 2 course terbuka



3



2



1



0



Selain rajutan tersebut di atas, terdapat rajutan bebas yang pada dasarnya adalah variasi dari rajutan lusi dasar yang disatukan atau digabungkan. Variasi yang biasa dilakukan adalah menambahkan jenis jeratan yang akan dibentuk untuk setiap coursenya.



IV.



ALAT DAN BAHAN 1. Mesin Hani 2. Benang-benang dengan beraneka warna sesuai rencana (Akrilik Nm 32/2). 3. Beam untuk menggulung benang. 4. Lakban/ isolasi dan gunting. 5. Mesin rajut lusi Raschel. 6. Beam-beam lusi. 7. Kunci pas dan kunci L 8. Dadu dengan nomer yang bermacam-macam sesuai desain dan jeratan yang dipergunakan. 9. Batang penghubung antara dadu. 10. Batang penghubung pattern drum dan guide bar.



V.



LANGKAH KERJA a. Proses Persiapan 1. Membuat rencana desain kain rajut yang akan dibuat. 2. Melepaskan poros bar lusi dari dudukannya 3. Mempersiapkan mesin rajut lusi Raschel untuk membuat kain rajut sesuai rencana, meliputi pemasangan dadu yang disusun sesuai corak jeratan pada rencana, pemasangan Bar dan Guide bar sesuai jumlah bar yang akan dipakai pada proses 4. Memilih guide bar yang akan dipakai (nomer berapa) dan menyetelnya agar tidak bertabrakan atau bersinggungan dengan jarum. Cara penyetelannya yaitu dengan memutar sekrup yang terpasang pada batang penghubung antara Guide bar dengan Pattern drum, kemudian menjalankan mesin secara manual dengan menggunakan tangan setelah sebelumnya susunan dadu telah dipasang pada Pattern drum untuk memastikan bahwa pergerakan dan pergeseran guide bar dapat bekerja dengan baik (guide bar dan jarum sudah tidak bertabrakan/bersinggungan). b. Proses Penghanian Proses penghanian sebaiknya dilakukan setelah rencana desain selesai dibuat, bersamaan dengan persiapan mesin untuk meminimalisasi waktu persiapan. 1.



Memasang benang-benang yang akan dihani pada creel di mesin hani dengan susunan warna yang telah direncanakan pada rencana desain yang telah dibuat sebelumnya.



2.



Melewatkan benang pada tension, penghantar benang dan sisir ekspansi.



3.



Setelah semua benang masuk pada sisir ekspansi, kemudian memasang batang tension dibelakang sisir dengan menggunakan lak ban ( pencucukannya yaitu 1 isi I kosong sehingga jumlah helai dalam 1 beam yaitu : 108/2 = 54 helai ).



4.



Memastikan bahwa semua benang mendapat tension yang sama.



5.



Menjalankan mesin secara perlahan sambil mengatur sudut kemiringan penggulungan benang pada beam sehingga benang yang tergulung pada beam rata, tidak gembos dan tegangannya sama.



6.



Menyetel counter pada angka yang dikehendaki sesuai rencana panjang benang yang akan digulung pada beam



7.



menjalankan mesin dengan menginjak pedal motor.



8.



Beam lusi (gulungan benang) yang harus dihasilkan sebanyak 2 buah beam untuk membuat kain rajut lusi satu bar dan 4 buah beam lusi untuk membuat kain rajut lusi 2 bar.



c. Proses Perajutan (Membuat kain) 1.



Setelah mesin dipersiapkan sesuai rencana desain kain rajut yang akan dibuat, beam-beam lusi dipasang dan baut pengencangnya dikencangkan pada bar lusi yang akan dipergunakan.



2.



Menarik benang dari beam lusi dan melewatkannya pada batang penghantar, batang pengatur tegangan benang dan separator.



3.



Mencucuk benang pada guide bar sesuai rencana desain, kemudian melewatkan benang pada jarum rajut



4.



Menjalankan mesin dengan tangan untuk mendapatkan/membuat pancingan dengan panjang secukupnya, kemudian benang dilewatkan pada rol-rol penarik dan rol-rol penggulung kain



5.



Setelah proses persiapan perajutan dan pengecekan terhadap pergerakan elemen dan unsur rajut selesai dilakukan kemudian mesin dioperasikan dengan menekan tombol ON.



6.



Mematikan mesin dengan menekan tombol OFF apabila benang yang tergulung pada beam telah habis.



VI.



DATA PERCOBAAN A. Pengenalan mesin  Spesifikasi Mesin Rajut Lusi 



Lebar Mesin : 22 inch







Gauge



: 24/2







Jumlah guide bar



:6







Beam lebar



: 5 inchi







Tempi



:2







Pattern drum



: 16 dadu







Spesifikasi Mesin DSL (Penghanian)







Kapasitas Creel



: 150 cones







Sisir hani, gauge



: 6/inchi



 Bagian-bagian mesin rajut lusi 1. Poros Utama: Poros yang menggerakkan langsung dari sumber gerakan 2. Eksentrik 1 : Menaik turunkan Jarum 3. Eksentrik 2 : Untuk Sinker (Menahan Jeratan) 4. Eksentrik 3 : Berhubungan dengan pattern drum dan secara otomatis ke guide bar 5. Sinker



: Menahan jeratan secara collectif dalam bar teretntu



6. Guide bar



: Pengendor benang dan menyuapkan dalam pembentukan



lapping 7. Guide



: Guide berfungsi untuk melilitkan benang ke jarum.



8. Pattern drum: Tempat kedudukan rantai dadu 9. Dadu



: Pembentuk jenis lapping yang akan dibuat



10. Trick Plate : Tempat kedudukan alur jarum 11. Latc wire



: Menutup lidah pada jarum



12. Separator



: Memisahkan helai per helai benang agar tidak terjadi



penyilangan 13. Rol Penarik : Menarik kain 14. Rol Penggulung : Menggulung kain



Mekanisme terbentuknya gerakan swing in dan swing out Pergerakan guide bar untuk mekanisme swing in dan swing out digunakan oleh roda eksentrik ke 4 yang dipasang langsung paad poros utama. Gerakan eksentrik ini menghasilkan gerakan ke belakang (swing in) dan ke depan (swing out). Pergerakan ini dibantu oleh stang yang menghubungkan eksentrik dengan guide bar. Mekanisme Overlap dan Underlap Pergerakan guide bar untuk mekanisme ini dibantu oleh dadu pada pattern drum. Paada dadu menempel roda follower yang terhubung dengan sebbuah pengungkit, pengungkit ini menggerakkan batang pena yang akan langsung menggerakkan guide bar ke kanan atau ke kiri.



B. 1 Bar Dasar 



Nama Rajutan







Diagram Lapping



3







2



1



: Atlas tertutup



0



Susunan Dadu



0-2 / 4-2 / 6-4 / 2-4 //







Kebutuhan dadu Pengulangan = 1. 2. 3. 4. 5. 6.



0A = 2 2B = 2 4D = 4 2A = 4 6D = 2 4C = 2



16 8



= 2 kali pengulangan







Diagram jeratan



C. 2 Bar Dasar 



Diagram laping bar 1 = Samt tertutup



8 – 10 / 2 – 0 // 16 Pengulangan = 4 = 4x Dadu bar 1



8



Kebutuhan dadu bar 1 8B = 4 10D = 4



10



2 B







D



C



0 A



2C = 4 0A = 4



Diagram laping bar 2 = Samt terbuka



0 – 2 / 10 – 8 // 16 Pengulangan = 4 = 4x



Dadu bar 2



Kebutuhan dadu bar 2 0A = 4 1 0



0



2



A



B



8



2B = 4 10D = 4



D



C







Hasil 2 bar dasar







Dengan diagram jeratan



8C = 4



D. 1 Bar Bebas  Diagram Laping



4 – 2 / 6 – 8 / 2 – 0 / 6 – 8 / 2 – 0 / 4 – 6 / 4 – 6 / 6 – 4 // 



Dadu







Kebutuhan dadu - 2A = 1 - 0A = 2 - 2C = 2 - 4C = 2 - 4B = 1 - 4A = 1 - 6B = 3 - 6C = 1 - 6D = 1 - 8D = 2



Dengan diagram jeratan



D. 2 Bar Bebas  Diagram laping



Bar 1 4 – 2 / 6 – 8 / 2 – 0 / 6 – 8 / 2 – 0 / 4 – 6 / 4 – 6 / 6 – 4 // 



Dadu Bar 1







Kebutuhan dadu bar 1 - 2A = 1 - 0A = 2 - 2C = 2 - 4C = 2 - 4B = 1 - 4A = 1 - 6B = 3 - 6C = 1 - 6D = 1 - 8D = 2







Bar 2 4 – 6 / 2 – 0 / 6 – 8 / 2 – 0 / 4 – 6 / 2 – 0 / 2 – 0 / 0 – 2 //







Dadu Bar 2







Kebutuhan dadu bar 2 - 4A = 1 - 6D = 2 - 2C = 3 - 0A = 4 - 6B = 1 - 8D = 1 - 4B = 1 - 6D = 2 - 2D = 1 E. Produksi Diagram Laping Tuch Tertutup



3



2



1



Diagram Jeratan



Dadu Pada Mesin Rajut



0







Susunan Dadu : 2-0/4-6/2-0/4-6/2-0/4-6/2-0/4-6/







Hasil Kain



Kendala Produksi Pinggiran pada kain ambrol yang diakibatkan oleh saat penghanian pada beam, tegangan antar benangnya tidak sama rata sehingga gulungan di beam menjadi tidak rata.Untuk mencegah hal ini bisa dengan mengatur sudut kemiringan pada sisir penghanian atau pun dengan cara pemberian beban pada benang yang akan dihani pada beam. Masalah yang kedua terjadi ketika kain rajut lepas dari jarum hal ini disebabkan oleh jarum yang bertabrakan dengan guide bar, dan pemicunya adalah salah memasang dadu. Maka dari itu, pastikan sebelum memulai produksi kartu dadu telah dipasang dengan benar. Apabila salah, efek fatalnya bisa menyebabkan guide bar atau jarum menjadi bengkok. F. Produksi 1 bar bebas 



Diagram laping



2-0/4-6/2-0/2-4/2-0/2-4/4-6/4-2//



VII.







Susunan dadu







Diagram jeratan



DISKUSI Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat praktikum adalah sebagai berikut, Pada penghanian harus diperhatikan letak posisi sisir, posisi sisir yang bagus adalah apabila benang dapat terbagi dengan rata ke beam dan semua benang tegangannya sama. Saat mencucuk benang baik pada guide bar maupun separator harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi lancarnya proses pembentukan kain (dalam hal ini berupa jeratan). Bagian pinggir – pinggir kain sangat sering terlepas dari jeratan, hal tersebut dapat disebabkan karena penghanian yang tidak baik, tension benang yang tidak sesuai atau karena lidah jarum yang tertutup. Proses persiapan yang baik dapat mempengaruhi hasil proses, sehingga proses penghanian pun harus benar – benar diperhatikan. Apabila terdapat hal – hal yang menghambat jalannya mesin maka harus segera dibersihkan agar tidak menyebabkan cacat pada kain. Beberapa kain yang telah direncanakan gagal atau tidak dapat diproduksi dikarenakan keterbatasan dadu yang tersedia di Laboratorium Perajutan.



VIII. KESIMPULAN Selain mesin rajut pakan ada yang namanya mesin rajut lusi, dimana mesin rajut lusi tersebut terdiri dari dua macamyaitu mesin rajut Tricot dan mesin rajut Raschel, pada dasarnya prinsip sama adalah sama, namun unsur rajut atau peralatan rajut yang ada pada kedua mesin yang agak berbeda. Dimana pada MRL Tricot digunakan presser dan jenis jarum yang digunakan adalah jarum janggut sedangkan pada MRL Raschel tidak menggunakan presser tetapi Trick plate dan jenis jarum yang digunakan adalah jarum lidah. Benang lusi yang digunakan untuk merajut lusi harus melalui proses penghanian terlebih dahulu sama halnya pada proses pertenunan, namun perbedaannya ialah beam yang digunakan pada rajut ukurannya kecil dan dalam satu mesin digunakan beberapa beam. Pada mesin rajut lusi ada yang dinamakan tempi, dimana tempi mesin yang digunakan pada mesin rajut lusi dapat diubah-ubah. Mesin dua tempi artinya untuk membuat kain rajutan lusi, satu poros utama membutuhkan dua buah dadu sedangkan mesin tiga tempi artinya untuk membuat kain rajut lusi, satu poros utama membutuhkan tiga buah dadu dan seterusnya. Selain itu dalam pemilihan dadu harus memiliki loncatan yang tidak terlalu jauh, misal dadu 6 ke 0, bukan tidak bisa, tapi lebih baiknya jarak turunnya tidak terlalu jauh, agar memudahkan dan mempercepat kinerja mesin dalam memproduksi.