Hitung Tenaga Kerja Perawat. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam sistem kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat. Ketenagaan membutuhkan masa persiapan yang terpanjang dibandingkan dengan sumber daya yang lain dan tergantung yang menyalurkan mobilisasi atau usaha-usaha untuk pemerataan pelayanan. Dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun modul dasar susunan personalia (DSP) yang memuat tentang metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja. Dalam metode ini tiap-tiap pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas dan fungsinya. Efektifitas dan efisiensi ketenagakerjaan merupakan salah satu indicator keberhasilan rumah sakit bila didukung oleh ketersediaan jumlah sumberdaya manusia yang cukup dengan kualitas yang tinggi professional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap pegawai. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dirumah sakit, begitu pentingnya pelayanan dirumah sakit. Berdasarkan penelitian WHO, beberapa Negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia ditemikan fakta bahwa perawat yang bekerja dirumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan perawat. Hal ini disebabkan karena peran perawat belum didefinisikan dengan baik, dan perawt yang lain masih banyak yang tidak mementingkan absensi. Dengan tanpa dipungkiri lagi bahwa perawat merupakan kelompok terbesar di era rumah sakit sehingga baik buruknya pelayanan rumahsakit adlh merupakan citra dari kelompok perawat sebagai jasa pemberian pelayanan keperawatan. Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan juga sangat ditunjang oleh pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang memadai. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang baik mempertimbangkan : klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu diperlukan kontribusi dari manager 1



keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit.



B. Rumusan Masalah 



Apa perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di unit layanan keperawatan?







Apa formula berdasarkan tingkat ketergantungan pasien?







Apa metode penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan?



C. Tujuan Penelitian 



Tujuan Umum agar mengetahui perhitungan ketenagakerjaan yang efektif dan efisien







Tujuan Khusus 1. Menggetahui perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di unit layanan keperawatan? 2. Menggetahui formula berdasarkan tingkat ketergantungan pasien? 3. Menggetahui metode penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan?



2



BAB II KONSEP A. Perencanaan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Unit Layanan Keperawatan Perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di unit layanan keperawatan adalah proses perhitungan jumlah sumber daya manusia keperawatan berdasarkan tempat ketrampilan, perilaku yang dibutuhkan, siapa mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan, dan berapa jumlahnya untuk memberikan pelayanan keperawatan. Perencanaan perlu dibuat karena hal-hal sebagai berikut: 



Layanan keperawatan harus mengordinasikan kegiatannya terkait dengan perlunya sistem dan struktur organisasi, adanya instrumen, SDM yang sesuai dengan kebutuhan bagian dan manejemen layanan keperawatan.







Layanan keperawatan perlu memastikan bahwa masa depan telah diperhitungkan (mampu bersaing dan tetap eksis, dapat meramalkan dan memastikan arah yang akan ditempuh, harus beraksi terhadap perubahan yang ada pimpinan harus mencegah organisasi menjadi besar agar tidak sulit dikelola).







Layanan keperawatan perlu bertindak rasional (harus ekonomis, dapat bersaing dimasa depan, program apa yang dibutuhkan, pelayanan apa yang kita kembangkan, berapa tenaga yang dibutuhkan, rumah sakit perlu mengontrol uncertainty karena perlu perencanaan yang baik dan penuh kehati-hatian).



Faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan antara lain: 



Faktor klien. Tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan.







Faktor tenaga. Jumlah dan komposisi tenaga, kebijakan pengaturan dinas, peran fungsi dan tanggung jawab, tingkat pendidikan dan pelayanan perawat.







Faktor lingkunga. Tipe dan lokasi rumah sakit, layout ruangan keperawatan, fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan, pelayanan penunjang dari bagian lain.







Faktor Organisasi. Mutu pelayanan dan kebijakan pembinaan.



3



B. Formula berdasarkan tingkat Ketergantungan Pasien 



Keperawatan mandiri (self care): Yaitu klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan. Kriteria sebagai berikut: 1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri. 2. Makan dan minum dilakukan sendiri. 3. Ambulasi dengan pengawasan. 4. Observasi TTV dilakukan setiap shift.







Keperawatan sebagian (partial care): Yaitu klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan keperawatan dan pengobatan teratur. Kriterianya sebagai berikut: 1. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu. 2. Observasi TTV setiap 4 jam. 3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.







Keperawatan agak berat (Severe care): Yaitu klien memerlukan bantuan secara penuh dalam perawatan diri dan memerlukan observasi yang benar. Kriterianya adalah: 1. Sebagian besar aktivitas dibantu. 2. Observasi TTV setiap 2-4 Jam sekali. 3. Terpasang kateter menetap, terpasang NGT. 4. Terpasang infus. 5. Pengobatan lebih dari sekali. 6. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.







Keperawatan Intensif yaitu klien memerlukan observasi dan tindakan yang terus menerus. Perawatan maksimal ( Total care). Mempunyai kriteria sebagai berikut: 1. Segala aktifitas diberikan oleh perawat. 2. Posisi diatur, observasi TTV setiap 2 jam. 3. Makan memerlukan NGT, terapi intravena. 4. Penggunaan suction. 5. Gelisah/disorientasi. Untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan, diperlukan waktu keperawatan diantaranya sebagai berikut:



4



1. Waktu keperawatan langsung. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung 4-5 jam/pasien/hari. Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung berdasarkan kategori: a. Self care 1/2 x 4 = 2 jam b. Partial care 3/4 x 4 = 3 jam c. Total care 1,5 x 4 = 6 jam d. Intensive care 2 x 4 = 8 jam 2. Waktu keperawatan tidak langsung. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan tidak langsung, menurut Wolf dan Yang ( 1965) adalah 60 menit/pasien/hari. Tabel Klasifikasi tingkat Ketergantungan pasien berdasarkan kategori ruang rawat inap Jenis/Kategori



Rata-rata jam perawatan/pasien/hari



Pasien penyakit dalam



3,5 jam



Pasien



4 jam



Pasien gawat



10 jam



Pasien anak



4,5 jam



Pasien kebidanan



2,5 jam



Waktu penyuluhan kesehatan, kurang lebih 15 menit/pasien/hari (Gillies, 1989).



C. Metode Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan 



Metode Rasio (SK Menkes RI No. 262 Tahun 1979) Metode penghitungan dengan cara rasio menggunakan jumlah tempat tidur sebagai pembanding dari kebutuhan perawat yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Kelemahan dari metode ini adalah hanya mengetahui jumlah perawat secara kuantitas tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas perawat diRumah Sakit dan kapan tenaga perawat tersebut dibutuhkan oleh setiap unit diRumah Sakit. Metode ini bisa digunakan jika kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan tenaga terbatas, sedangkan jenis, tipe dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.



5



Tabel Rasio Jumlah Tempat Tidur dan Kebutuhan Perawat Rumah Sakit



Perbandingan



KELAS A dan B



KELAS C



KELAS D



KHUSUS







TT:Tenaga Medis







TT:Tenaga Keperawatan= 1 : 1







TT:NonKeperawatan



=3:1







TT:Tenaga NonMedis



=1:1







TT:Tenaga Medis



= 9 :1







TT:Tenaga Keperawatan= (3-4): 2







TT:NonKeperawatan



=5:1







TT:Tenaga NonMedis



=3:4







TT:Tenaga Medis



= 15 : 1







TT:Tenaga Keperawatan= 2 : 1







TT:Tenaga NonMedis



= (4-7):1



=6:1



Disesuaikan



Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan Profesional. 



Metode Need Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja. Untuk menghitung kebutuhan tenaga, diperlukan gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien selama diRumah Sakit. Sebagai contoh unutk pasien yang menjalani rawat jalan, ia akan mendapatkan pelayanan, mulai dari pembelian karcis, pemeriksaan perawat atau dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotek, dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan baik. 1. Hudgins Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan diruang rawat jalan menggunakan metode dari Hudgins, yaitu menetapkan standar waktu pelayanan pasien rawat jalan.



6



Tabel Standar Waktu Pelayanan Pasien rawat jalan Kegiatan



Lama waktu (menit) untuk pasien Baru



Lama



Pendaftaran



3



4



Pemeriksaan dokter



15



11



Pemeriksaan asisten dokter



18



11



Penyuluhan



51



0



Laboratorium



5



7



2. Douglas: Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut: a. Perawatan minimal memerlukan waktu: 1-2 jam/24 Jam b. Perawatan intermediate memerlukan waktu: 3-4 jam/24 Jamtiga c. Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu: 5-6 jam/24 Jam Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut: a. Kategori I: perawatan mandiri  Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti pakaian  Makan dan minum dilakukan sendiri  Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan  Observasi tanda vital setiap shift  Pengobatan minimal, status psikologi stabil  Persiapan prosedur pengobatan



b. Kategori II: perawatan intermediate  Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi  Observasi tanda vital tiap 4 jam 7



 Pengobatan lebih dari 1 kali  Pakai kateter Foley  Pasang infus intake-output dicatat \  Pengobatan perlu prosedur c. Kategori III: perawatan total  Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur  Observasi tanda vital tiap 2 jam  Pemakaian selang NGT  Terapi intravena  Pemakaian suction  Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar Catatan: 



Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama 22 hari.







Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan klasifikasi pasien.







Bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.



Douglas menetepkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per shift. Tabel Nilai Standar Jumlah Perawat per shift berdasarkan Klasifikasi Pasien Jumlah Klasifikasi pasien Pasien



Minimal



Parsial



Total



P



S



M



P



S



M



P



S



M



1



0,17



0,14



0,07



0,27



0,15



0,10



0,36



0,30



0,20



2



0.34



0,28



0,20



0,54



0,30



0,14



0,72



0,60



0,40



3



0,51



0,42



0,30



0,81



0,45



0,21



1,08



0,90



0,60



Dst







Metode Demand



8



Cara deman adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Setiap pasien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut : 1. Untuk kasus gawat darurat = 81,21 menit 2. Untuk kasus mendesak



= 71,28 menit



3. Untuk kasus tidak mendesak = 33,09 menit 



Metode Gilles 1. Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawat adalah: 𝐴𝑥 𝐵𝑥𝐶 (𝐶−𝐷)𝑥 𝐸



𝐹



=𝐺=H



Keterangan: A = rata-rata jumlah perawatan/ pasien/ hari B = rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah tempat tidur) C = jumlah hari/tahun D = jumlah hari libur masing-masing perawat E = jumlah jam kerja masing-masing perawat F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun G = jumlah jam kerja efektif per tahun H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut 2. Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari: Rata-rata jam perawatan/hari x Rata-rata jumlah jam perawatan/hari Jumlah jam kerja efektif/hari 3. Asumsi jumlah cuti hamil 5%( usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan maka jumlah jam kerja yang hilang karena cuti hamil = 5% x jumlah hari cuti hamil x jumlah kerja/hari



9



Tambahan tenaga : 5% x Jumlah tenaga x Jumlah jam kerja cuti hamil Jumlah Jam Kerja Efektif/Tahun



Catatan: a. Jumlah hari takkerja/tahun Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari ) + hari besar (12 hari) + cuti sakit/izin (10 hari) = 86 hari b. Jumlah hari kerja efektif/tahun Jumlah hari dalam 1 tahun- jumlah hari tak kerja = 365-86 = 279 hari c. Jumlah hari efektif/minggu = 279: 7 = 40 minggu Jumlah jam kerja perawat perminggu = 40 jam d. Cuti hamil = 12 x 6 = 72 hari e. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan) f. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu dengan ketentuan. Proporsi dinas pagi 47%, sore 36% dan malam. g. Kombinasi jumlah tenaga menurut Abdellah dan Levinne adalah 55% tenaga profesional dan 45% tenaga nonprofesional. Prinsip perhitungan rumus Gillies : Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu sebagai berikut a. Perawat langsung, adalah perawatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pasien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien pada perawat dapat diklasifikasikan dalam 10



empat kelompok, yaitu : self care, partial care, total care dan intensive care. Rata-rata kebutuhan perawatan langsung setiap pasien adalah empat jam perhari. Adapun waktu perawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien adalah :  Self care dibutuhkan ½ x 4 jam



= 2 jam



 Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam



= 3 jam



 Total care dibutuhkan 1- 1 ½ x 4 jam



= 4-6 jam



 Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam



= 8 jam



b. Perawat tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan, memasang/menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit = 38 menit/pasien/hari, sedangkan menurut Wolfe dan Young = 60 menit/pasien/hari, dan penelitian di Rumah Sakit John Hopkins dibutuhkan 60 menit/pasien ( Gillies, 1996). c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien meliputi: aktivitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1996), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/pasien/hari. 



Metode Formulasi Nina Dalam metode ini terdapat lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga. A. Tahap 1 dihitung A = jumlah jam perawatan pasien dalam 24jam per pasien. B. Tahap 2 dihitung B = jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh pasien dalam satu hari. B = A x tempat tidur. C. Tahap III dihitung C = jumlah jam perawatan seluruh pasien selama setahun. C = B x 365hari. D. Tahap IV 11



dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun. D = C x BOR/80, 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan. E. Tahap V didapatkan E = jumlah tenaga perawat yang diperlukan. E = D/1878. Angka 1878 didapatkan dari hari efektif per tahun (365-52 hari minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6jam). 



Metode hasil lokakarya keperawatan Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya Keperawatan dengan mengubah satuan hari dengan minggu. Rumus untuk penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut. Jam perawatan 24jam x 7 (tempat tidur x BOR) Hari kerja efektif x 40 jam+ 25% Formula ini memperhitungkan hari kerja efektif yaitu 41minggu yang dihitung dari : 365 – (52hr minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan ) = 289 hari atau 41minggu. Angka 7 pada rumus tesebut adalah jumlah hari selama satu minggu. Nilai 40 jam didapat dari jumlah jam kerja dalam seminggu. Tambahan 25% adalah untuk penyesuaian terhadap produktivitas.







menghitung tenaga perawat berdasarkan Full Time Equivalent (FTE). Keputusan untuk penentuan jumlah dan jenis perawat adalah berdasarkan pada populasi pasien yang mendapatkan perawatan, tingkat pendidikan.



12



BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN A. KASUS Rumah sakit X memiliki ruang penyakit dalam dengan 22 tempat tidur , perawat berjumlah 8 terdiri dari 3 perawat lulusan Ners (Ners X,Y,Z) lulusan D3 (Perawat O,P,R,S) Kepala Ruangan lulusan D3 dengan pengalaman 10 tahun bekerja. Penanggung jawab asuhan keperawatan ada 2 orang: 1 lulusan Ners (Ners X) dan 1 lulusan D3 (Perawat O) dengan pengalaman 7 tahun bekerja. Saat ini ada 18 pasien. Dengan karakteristik pasien: 1. Tn.A: Thypoid perforasi pasca hari rawat ke 2 terpasang NGT, Oksigen, Kateter, IV Line (Parsial) 2. Tn.B: Serosis Hepatis hari rawat ke 4 dengan acites abdomen, terpasang NGT, IV Line (Total) 3. Tn.C: Thypoid hari rawat ke 7, pasien rencana pulang (Mandiri) 4. Tn.D: DHF hari rawat pertama, observasi febris, terpasang IV Line (Mandiri) 5. Tn.E: DHF hari rawat ke 4, suhu 37oC, terpasang IV Line (Mandiri) 6. Tn.F: TBC hari rawat ke 3, suhu 38oC, ku: lemah, terpasang IV Line (Parsial) 7. Tn. G: TBC persiapan pulang (Mandiri) 8. Tn.H: Broncho Pneumonia, hari rawat ke 2, batuk aktif (Parsial) 9. Tn.I: DM Gangren Grade 3 di area ekstremitas kaki kiri, insulin regular (Total) 10. Tn.J: DM Insulin regular (Parsial) 11. Tn.K: CHF, hari rawat ke 7, edema ekstremitas bawah, pernafasan 28x/menit, nadi 100x/menit, terpasang oksigen dan kateter (Parsial) 12. Tn.L: Batu Ginjal pasca operasi hari ke 3, perawatan luka (Total) 13. Tn.M: Batu Ginjal persiapan operasi (Parsial) 14. Tn.N: Batu Ginjal Kronik, pasien baru (Parsial) 15. Tn.O: DHF baru masuk, terpasang IV line, suhu 39oC 16. Tn.P: Apendix, post op hari pertama, terpasang IV Line (Total) 17. Tn.Q: Hernia, rencana pulang (Mandiri) 18. Tn.R: Stroke, gangguan bicara, terpasang sonde, IV Line, kateter (Total)



13



PERTANYAAN 1. Hitung kebutuhan tenaga di ruang tersebut sesuai dengan konsep (Gillies) jika ratarata BOR 80% dan mayoritas perawat wanita dengan usia 20-40 tahun. 2. Hitung kebutuhan tenaga sesuai dengan tingkat ketergantungan (Menurut Douglas) 3. Buat jadwal dinas sesuai metode penugasan 4. Metode penugasan apa yang sesuai dengan kondisi ketenagaan sesuai dengan kasus



B. PEMBAHASAN Ketergantungan Mandiri : 5 orang Ketergantungan Parsial



: 8 orang



Ketergantungan Total



: 5orang



1. Metode Gillies Rata-rata jam perawatan klien/hari = 4 jam/hari Rata-rata = 18 klien/hari (5 orang dengan ketergantungan mandiri, 8 orang dengan ketergantungan parsial, dan 5 orang dengan ketergantungan total) Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu (6 hari/minggu) jadi jumlah jam kerja/hari 40 jam: 6 = 7 jam/hari Jumlah hari libur: 74 hari ( 52 + 10 (cuti) + 12 (libur hari besar) ) Jumlah jam keperawatan langsung -



Ketergantungan Mandiri



: 5 orang x 2 jam = 10 jam



-



Ketergantungan Parsial



: 8 orang x 3 jam = 24 jam



-



Ketergantungan Total



: 5orang x 6 jam = 30 jam Jumlaj jam



= 64 jam



Jumlah keperawatan tidak langsung 18 orang x 1 jam = 18 jam Pendidikan kesehatan = 18 orang x 0,25 = 4,5



Sehingga jumlah total jam keperawatan/klien/hari: 14



+



64 jam + 18 jam + 4,5 jam = 4,9 jam/klien/hari 18 orang Jadi, jumlah tenaga yang dibutuhkan: 4,9 x 18 x 365 = 32. 193 = 15,9 (16 orang) (365-74) x 7



2.037



Untuk cadangan 20% menjadi 16 x 20% = 3,2 (3 orang) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 16+3 = 19 orang/hari Perbandingan professional berbanding dengan vokasional = 55% : 45% = 10 : 9 orang



2. Metode Douglas



a. Shift pagi



-



Ketergantungan Mandiri



: 5 orang x 0,17



= 0,85



-



Ketergantungan Parsial



: 8 orang x 0,27



= 2,16



-



Ketergantungan Total



: 5orang x 0,36



= 1,8



Jumlah



= 4,81



+



b. Shift siang



-



Ketergantungan Mandiri



: 5 orang x 0,14



= 0,7



-



Ketergantungan Parsial



: 8 orang x 0,15



= 1,2



-



Ketergantungan Total



: 5orang x 0,30



= 1,5



Jumlah



= 3,4



+



c. Shift malam



-



Ketergantungan Mandiri



: 5 orang x 0,07



= 0,35



-



Ketergantungan Parsial



: 8 orang x 0,10



= 0,08



-



Ketergantungan Total



: 5orang x 0,20



= 1



Jumlah



= 2,15



15



+



3. KEPALA RUANGA N



KATIM 1 (Perawat X) PAGI



PAGI



Perawat P (SIANG)



KATIM 2 (Perawat O) SIANG



KATIM 3 (Perawat Y) PAGI



PAGI



PAGI



Perawat Z (PAGI)



Perawat S (MALAM)



Perawat R (MALAM)



4. Untuk kasus ini menggunakan metode penugasan Modular, karena kurangnya tenaga perawat, dan pasiennya banyak. Kenapa tidak dibagi-bagi pasiennya? Karena di teori untuk metode modular tidak ada pembagian pasien melainkan perawat melakukan perawatan kepada pasien dari pasien masuk ke RS sampai pulang.



16



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Ada 7 pedoman dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan yaitu metode rasio, metode need, metode demand, metode gilles, metode formula nina, metode hasil lokakarya keperawatan dan menghitung tenaga perawat berdasarkan Full Time Equivalent (FTE). Dalam makalah, kelompok menggunakan rumus gilles untuk menghitung kebutuhan tenaga diruangan dan menggunakan rumus douglas untuk menghitung kebutuhan tenaga sesuai tingkat ketergantungan. Untuk metode penugasan menggunakan metode modular yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional dengan tanggung jawab total atau keseluruhan, metode modular ini sama seperti metode tim dan metode perawatan primer.



17



DAFTAR PUSTAKA Simamora, Roymon H. 2012. Buku Ajar Managemen Keperawatan. Jakarta : EGC



18