HMI Milenial - Muhammad Ridal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HMI MILENIAL



Religius – Nasionalis- Modern



Muhammad Ridal



HMI MILENIAL |i



ii | H M I M I L E N I A L



DAFTAR ISI Daftar Isi ....................................................................... iii Kata Pengantar ............................................................ v 1. NDP Dalam Era Milenial ................................... 1 Apa Itu Milenial ......................................................... 4 Implementasi NDP Dalam Era Milenial ............... 6 Transformasi Nilai dalam NDP Bagi Generasi Z . 8 2. Akselerasi Intelektual HmI ................................. 13 Perkembangan Eksponensial Abad 21 ................. 14 Intelektual sebagai Katalis Perubahan Sosial ....... 16 Awak Kapal yang Bertindak sebagai Nahkoda .... 17 HmI: Harapan Masyarakat Indonesia ................... 18 3. Bonus demografi dan masa depan HMI ........ 21 HMI untuk bonus demografi ................................. 23 HMI zaman now ...................................................... 27 4. Generasi Z Memimpin Bangsa .......................... 29 Menyiapkan Pemimpin Generasi Z ....................... 36 5. Gerakan sosial dalam kacamata manusia Z .. 41 Secercah Harapan Gerakan Sosial Generasi Z .... 46 6. Moderenisasi Kelembagaan HMI..................... 47 Moderenisasi struktur sosial ................................... 48 Moderenisasi organisasi kemahasiswaan............... 50 Modernisasi Kelembagaan HMI ............................ 52 7. Universalitas Islam Merawat Generasi Umat 55 Islam sebagai solusi perdamaian ............................ 58 8. Transformasi Entitas Multikulturalisme ........ 63 H M I M I L E N I A L | iii



Tiga Revolusi Kebudayaan Umat Manusia ......... 65 Multikulturalisme sebagai Landasan Persatuan Kebudayaan Manusia ............................................. 68 Masa Depan Umat Manusia ................................. 68 Bagaimana dengan Persatuan Indonesia? ........... 69 9. HMI Pemersatu Ummat dan Bangsa .............. 73 Dimensi Ilahiyah dan Kemanusiaan HMI .......... 75 Mayoritas Merawat Kebergaman ......................... 78 DAFTAR PUSTAKA ................................................. 81



iv | H M I M I L E N I A L



Kata Pengantar



Setiap generasi punya warna masing-masing, mereka bertumbuh dengan semangat optimismenya masing-masing. Ambisi di balik perilaku mereka sangat lekat dengan kemajuan kebudayaan dan rentetan peristiwa yang dialami. Perkembangan tekhnologipun menjadi jejak lahirnya generasi-generasi baru dalam tatanan peradaban umat manusia. Generasi muda pun selalu menjadi generasi yang paling enerjik dalam gelombang zaman. Bahkan dalam sejarah bangsa ini mencatat jelas bagaimana bara semangat pemuda melukiskan perubahan. Generasi muda jugalah yang menjadi pewaris perjuangan kebangsaan. Sehingga sangat naif bangsa ini mengabaikan fakta bahwa kebangkitan pemuda sama dengan kebangkitan negara Republik Indonesia. Himpunan mahasiswa islam (HMI) sebagai organisasi perkaderan terbesar di Indonesia, tentunya telah menjadi ruang berbagai generasi. Peran para kader HMI pun tak dapat dielakkan dalam sejarah bangsa ini. Oleh karena itu, HMI semestinya mampu HMI MILENIAL |v



menjawab setiap tantangan dalam perkembangan generasi muda. Generasi muda saat ini pun lahir dengan warna yang baru. Seorang jurnalis, Bruce Horovitz mengenalkan istilah Generasi Z yakni generasi yang lahir menjelang era tahun 2000. Lalu berkembang makna yang mendeskripsikan Generasi Z adalah anakanak yang lahir 1995 hingga 2014. Dengan demikian, Generasi termuda dalam HMI merupakan bagian dari Generasi Z. Generasi ini sangat tegas terbentuk melalui kemajuan teknologi yang seolah menghapus ruang dan waktu. Lanskap dunia pun seolah berubah menjadi datar dan mampu menghubungkan manusia dari seluruh belahan dunia. Kebutuhan informasi yang cenderung dinamis pun sangat mudah dijangkau. Sehingga ketepatan dan kecepatan dalam pengelolaan segala lini perlu pembenahan agar tidak salah arah dalam pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Sementara itu, manajemen organisasi HMI didominasi oleh kader yang tergolong sebagai generasi milenial. Sebuah istilah yang mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980 sampai 2000. vi | H M I M I L E N I A L



Generasi yang muda dan energik menyambut tongkat estafet kepemimpinan bangsa. Di balik segala kekurangan teknologi informasi yang merasuki sendi kehidupan generasi penerus bangsa, harapan pada kehidupan yang lebih baik akan selalu ada. Kehidupan berbangsa dan bernegara tidak lah pudar begitu saja, menjadi bangsa Indonesia merupakan sebuah identitas lahiriyah yang tetap terjaga. Kemajuan teknologi informasi yang begitu banyak melibatkan generasi muda seharusnya dikelola agar kesalahan pembangunan bangsa tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Dengan demikian semangat kemajuan teknologi dapat dijadikan sebagai instrument kebangkitan bangsa. Mari menatap HMI di masa depan, cita-cita kita mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala harus kembali ditata secara adaptif dengan kemajuan zaman. Peran generasi HMI Millennial dalam menata organisasi ini sangat perlu ditata dengan apik agar tidak tergerus oleh zaman. Mereka seharusnya mampu mempersiapkan sebuah transisi zaman yang amat progresif ini.



H M I M I L E N I A L | vii



Generasi Z mulai mengintip ke dalam marwah organisasi ini. Sebuah entitas bernama Generasi Z akan mengisi setiap ruang gerak organisasi besutan Lafran Pane ini. Buku ini merupakan sebuah rentetan gagasan sebagai upaya penyelarasan Visi keummatan dan kebangsaan dengan perkembangan zaman. Buku ini juga merupakan bagian dari harapan besar bangsa ini. Keberlimpahan generasi produktif dalam fase bonus demografi hingga saat ini pun akan didominasi oleh energi generasi Z. Semoga kehadiran buku ini dapat menjadi sebuah pelengkap khazanah pengetahuan bagi setiap kader yang terlibat aktif dalam merawat Himpunan yang kita cinta ini. Iman, Ilmu, Amal padu mengabdi. Wallahu ‘alam.. Jakarta, November 2017 Penulis



Muhammad Ridal



viii | H M I M I L E N I A L



1. NDP Dalam Era Milenial



NDP disusun pada tahun 1969 pada saat pengurus besar HMI dijakarta dan dipimpin oleh Nurcholish Madjid,dan NDP adalah dokumen organisasi tertua yang digunakan HMI sampai hari ini. Nurcholish Madjid(Cak nur) adalah tokoh utama dalam perumusasan NDP ini,dan itu formalkan pada kongres X HMI dimalang.Kemudian keinginan untuk memperbaharui dan sebagainya selalu ada dari temanteman mahasiswa,tentu itu sah-sah saja selama dalam arti di perbaharui/kembangkan.Tentu dalam pembaharuan akan selalu ada kritik dan otokritik terhadap segala sesuatu yang ada. HMI Milenial| 1



NDP merupakan salah satu pemikiran Nurcholish Madjid yang dijadikan ideologi perjuangan bagi kader HMI. Nilai Dasar Perjuangan (NDP) memberikan gambaran bagi kader HMI dalam memahami islam yang terkandung dalam Al-Qur’an. Secara doktrin, nilai-nilai yang terkandung dalam NDP tidak bertentangan dengan islam, melainkan dalam hal ini Nurcholish Madjid ingin memformulasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an agar mempermudah kader HMI dalam mempelajari nilai-nilai Islam. Kongres ke-10 di palembang pada tahun 1971 konsep dasar nilai islam ini di kukuhkan dengan nama ‘’Nilai-nilai dasar perjuangan’’ yang di singkat dengan NDP tanpa perubahan isi sama sekali,kata NDP ini di gunakan mengingat kata NDI ’’Nilai dasar islam’’ di anggap menyempitkan islam itu sendiri,apalagi HmI mengklaim kata islam itu sendiri.Menurut sejarah ada beberapa faktor yang melatar belakangi lahirnya NDP,diantaranya ; 1. Sosiologi. 2. Keislaman. 3. Pembanding, Mengingat Kader PKI saat itu memiliki pedoman dalam menjalankan ideologinya. Dan pada saat negara ini menganut asas tunggal Pancasila,UU No.5 tahun 1985 tentang asas tunggal pancasila,NDP pun berubah nama menjadi Nilai 2|HMI Milenial



Identitas Kader atau NIK,namun isinya tetap sama.adapun perubahan nama itu di sahkan pada kongres ke-16 di padang,penyebab perubahan nama tersebut di karena beberapa hal,yaitu ; 1. Sebagai pembeda,HmI dan bukan HmI. 2. Kata perjuangan di anggap bertentangan dengan pemerintah saat itu. Kemudian di saat orde baru tumbang dan beralih ke alam demokrasi,maka pada kongres ke-22 di jambi pada tahun 2000,NIK kembali berubah nama menjadi NDP.NDP adalah gambaran bagaimana seorang kader memahami islam sebagaimana yang tercantum dalam al-Quran.Apa yang tercantum dalam NDP bukanlah ajaran yang bertentangan dengan islam,melainkan semangat baru untuk mengkaji lebih dalam islam itu sendiri,sehingga tertuang menjadi suatu nilai yang riil pada setiap kader Himpunan Mahasiswa Islam. NDP adalah landasan ideologis perjuangan HmI, Sebagai salah satu roh yang mendorong semangat juang kader. Pemahaman akan NDP diharapkan mampu menumbuh-kembangkan semangat ontologis,kosmologis,dan sosiologis,sebagai sumber nilai moral yang mengiringi ilmu pengetahuan untuk di abdikan bagi ummat dan keummatan.Dengan demikian nilai-nilai NDP bisa menjadi identitas yang khas bagi kader-kader HmI. Namun satu hal yang pasti adalah NDP bagi HmI tidaklah sama dengan al-Quran HMI Milenial| 3



bagi ummat islam,bagaimana pun NDP adalah buatan manusia. Karena itu perumusannya yang di dasarkan pada wahyu ilahi,NDP hanyalah hasil interpretasi manusia yang sifatnya relatif.NDP hanyalah salah satu jalan filosofis untuk mencapai kepastian/kemutlakan/kebenaran,yaitu TUHAN.Apa yang ada di NDP harus dI sikapi secara kritis.Nurcholish madjid sendiri,sebagai perumus NDP ketika di tanya apakah NDP masih relevan dengan kondisi sekarang ataukah perlu di ganti,mengatakan BISA saja selama tingkat intelektualitasnya tidak lebih rendah dari apa yang sudah ada sekarang. Apa Itu Milenial ‘’MILENIAL’’ kata yang belakangan ini sering di perbincangkan oleh banyak kalangan,apa dan siapa generasi milenial itu.Sebagai gambaran singkat generasi milenial pada dasarnya lahir diantara tahun 1980an sampai 2000an,jadi generasi milenial bisa di katakan generasi muda masa kini yang saat ini berusia 15-34 tahun. Generasi milenial ini di tandai dengan penggunaan teknologi dan budaya pop/musik,kehidupan generasi milenial tidak bisa di pisahkan dari teknologi terutama internet/hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok generasi ini.



4|HMI Milenial



Generasi ini adalah orang-orang dengan usia produktif sekaligus konsumen yang mendominasi pasar saat ini. Ciri dari generasi ini adalah kemampuan menggunakan teknologi dengan baik,lebih mudah mencari informasi, lebih kreatif dan inovatif. Generasi ini tentunya bisa eksis karena adanya kemajuan teknologi informasi dan lainya. Generasi ini juga bebas dalam menentukan ingin menjadi seperti apa nantinya,namun kebebasan yang di maksud adalah masih dalam koridor yang positif. Ada kurang lebih sekitar 84 juta orang indonesia yang termasuk milenial,sedangkan jumlah penduduk indonesia mencapai 225 juta. Jadi kalau dipersentasikan, generasi milenial ada sekitar 33 persen dari penduduk indonesia.tentu ini adalah angka yang tinggi mengingat usia produktif yang di tentukan pemerintah adalah 1664 tahun.artinya indonesia saat ini mengalami bonus demografi atau proporsi penduduk produktif lebih besar di bandingkan proporsi penduduk tidak produktif. Maka dari itu bonus demografi ini kalau di manfaatkan dengan baik bisa menjadi keuntungan bagi indonesia, jika sumber daya yang dimiliki bisa berkontribusi bagi bangsa indonesia, begitu pula sebaliknya, jika tidak bisa berkontribusi maka bisa menjadi beban bagi indonesia.Generasi milenial adalah generasi emas bangsa indonesia, tinggal bagaimana kita menumbuh-kembangkan apa yang kita punya ini.milenial adalah aset bangsa dan setiap elemen kebangsaan bertanggungjawab untuk menumbuhHMI Milenial| 5



kembangkannya, merupakan suatu kewajiban/keharusan himpunan mahasiswa islam turut andil dan berperan serta dalam cita-cita besar bangsa ini dengan menjadikan generasi melenial pionir dalam setiap masalah-masalah ummat dan keummatan bangsa ini.Dan pada akhirnya apa yang kita cita-citakan bersama tercapai, HmI pada khususnya dan bangsa/negara ini pada umumnya. Implementasi NDP Dalam Era Milenial Pada dasarnya perilaku beragama seseorang yang melekat dalam dirinya sehari-hari merupakan personafikasi institusi yang merepresentasikan keyakinannya. Perilaku tersebut muncul berkenaan tingkat intelektualitas seseorang tentang suatu hal, kondisi yang sama terjadi dalam lingkup himpunan mahasiswa islam. Bahwa corak berfikir keislaman ala himpunan mahasiswa islam sangat berkarakter/dianggap cukup berwarna dan memberikan pengaruh bagi bangsa ini. Kenyataan ini rasanya cukup untuk menyebutkan bahwa NDP sangat berjasa dalam meletakkan dasar bagi perubahan masyarakat. Keberadaan NDP bertujuan untuk memberikan panduan bagi kader HmI agar bisa memahami islam dengan baik dalam dimensi ruang dan waktu dan untuk menjadi acuan memahami islam secara komprehensif dan rasional. Dalam era milenial NDP seharusnya tidak lagi mendebatkan NDP lama dan NDP baru 6|HMI Milenial



yang digunakan di forum basic training1 HmI, melainkan NDP telah mampu/harus menyesuaikan diri dalam era milenial ini. Mendebatkan NDP lama dan NDP baru kita singkirkan,saatnya himpunan mahasiswa islam merumuskan formulasi baru NDP yang sesuai dalam era milenial, saatnya himpunan mahasiswa islam melangkah maju kedepan,jangan mundur kebelakang. NDP seharusnya menjadi konsepsi teoritik bukan konsepsi praktik.menjadikannya pandangan dunia bagi setiap kader-kadernya,bukan pandangan hidup yang menuntunnya bergerak setiap saat,melainkan pandangan dunia yang akan melahirkan pandangan hidup.terbentuknya pemahaman bahwa adanya Islam mazhab himpunan mahasiswa islam di karenakan salah satu faktornya adalah menjadikan NDP sebagai jalan hidup bukan sebagai gagasangagasan primer yang akan melahirkan berbagai macam ideologi, apabila pemahaman ini teraktualkan dengan baik niscaya 10-20 tahun ke depan kita akan melihat wajah baru himpunan mahasiswa islam dengan beragam warna. Keseragaman kader himpunan mahasiswa islam dalam mengartikan islam dikarenakan menjadikan NDP sebagai jalan hidup/pandangan hidup/ideologi.Kita harus membangun semangat mengingat penindasan, kekejaman, dan diskriminasi



Jenjang perkaderan di tubuh HMI sebagai syarat menjadi kader berstatus anggota biasa. 1



HMI Milenial| 7



hampir terjadi di setiap sendi-sendi kehidupan kita hari ini dalam berbangsa dan bernegara. Musnahnya kebajikan manusia adalah kesedihan terbesar bagi umat manusia saat ini, kebajikan ditindas oleh kekuatan matrealistis, keadilan tertindas, kemanusiaan, dan juga moralitas tertindas. Ini adalah kebodohan dan tentu Himpunan mahasiswa islam sebagai organisasi mahasiswa terbesar harus berperan aktif dalam menyelesaikan masalah kebangsaan ini.



Transformasi Nilai dalam NDP Bagi Generasi Z Zaman terus berkembang dan generasi Z telah mengintip,saatnya himpunan mahasiswa islam berbenah, NDP harus menjadi pemantik awal menciptakan kader-kader baru yang mampu menyesuaikan diri dengan zamannya. Lafran pane pernah berucap ‘’Dimana pun kalian berkiprah tak ada masalah,yang terpenting dari semua itu adalah semangat keIslaman-keIndonesiaan’’. Kutipan tersebut merupakan nasehat Lafran Pane kepada Akbar Tanjung sebelum terjun kedunia politik. Generasi Z tumbuh di era digital dan bebas mengakses segala informasi dari internet. Sejak kecil mereka sudah mengenal komputer, laptop, hand phone, iPad, PDA, MP3 player, BBM, internet, dan aneka perangkat elektronik lainnya. Hal inilah yang akan berpengaruh langsung terhadap perilaku mereka. Pengaruh tersebut bagai dua sisi mata pisau; 8|HMI Milenial



mempercepat kemajuan pemikiran di sisi yang satu dan penerimaan informasi yang buruk di sisi lainnya. Sebagai generasi termuda dalam tubuh himpunan, tentunya sangat tidak diinginkan generasinya mengarah kepada sisi buruk dari arus perkembangan zaman ini. Terdapat karakter yang mendominasi generasi Z yakni; menghargai keberagaman, menjadi agen perubahan, berorientasi pada terget, dan senang berbagi. Dengan demikian, konteks nilai-nilai yang termaktub dalam NDP masih sangat relevan untuk menjadi acuan perjuangan pemuda pada umumnya, dan kader HMI pada khususnya. Semangat berbenah semestinya ditanamkan sejak dini dalam ruh perkaderan HMI menyambut generasi Z. Adaptasi HMI seharusnya mulai dari formulasi metodologi penyampaian nilai-nilai perjuangan yang lebih mudah dicerna oleh kaum generasi Z. Adaptasi tersebut harus menjadi ujung tombak metodologi gerakan agar dapat terus menjaga eksistensi sistem perkaderan dan pencapaian misinya. Bila pedomanpedoman organisasi, nilai-nilai dasar perjuangan, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sekadar dimaknai sebagai dokumen tanpa makna dan tafsir sebagai ruh untuk mencapai tujuan besar organisasi, maka telah sampailah organisasi pergerakan tersebut kepada titik nadir ruh perjuangannya. Ironisnya gejalagejala tersebut sedang terjadi di HMI. HMI Milenial| 9



Pesan Lafran Pane kepada Akbar Tanjung di atas adalah sebuah isyarat betapa fleksibelnya metodologi HMI dalam berjuang namun tegas dalam Visi; Keislaman-Keindonesiaan. Peran Generasi muda dalam membangun bangsa ini tak bisa dielakkan lagi. Namun perlu dilakukan penataan sistem perkaderan dan metode penanaman nilai yang relevan bagi generasi saat ini. Sahabat Rasulullah SAW, Ali Abi Thalib, RA. pernah berpesan “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya. Karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zamannmu,”. Kutipan ini sangat jelas dan mudah dipahami bahwa penyampaian nilai dapat berubah mengikuti zaman dimana generasi didik dilahirkan. Manusia Z yang memiliki kecenderungan bekerja secara aktif dan mudah mengakses informasi tentunya dapat menjadi sebuah keuntungan yang positif bagi HmI. Jika hal tersebut tidak dikelola dengan tepat maka energi besar tersebut dapat menjadi bencana bagi HmI dan bangsa Indonesia. Saat ini telah terdapat segudang masalah kebangsaan kita hari ini, dan tentu himpunan mahasiswa islam tidak boleh berdiam diri saja melihat semua permasalahan ini. NDP punya andil besar dalam hal ini, mengingat generasi milenial sepatutnya menjadi target utama himpunan mahasiwa islam dalam menyelesaikan masalah kebangsaan.



10 | H M I M i l e n i a l



”Apabila telah datang pertolongan allah dan kemenangan dan kamu lihat manusia masuk agama allah dengan berbondong-bondong maka bertasbihlah dengan memuji tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-nya.sesungguhnya dia adalah maha pemberi taubat. Ini hanyalah salah satu bentuk ikhtiar saya sebagai kader himpunan, bagaimana harus memulai dan berbuat untuk bangsa dan negara ini tentunya.



H M I M i l e n i a l | 11



12 | H M I M i l e n i a l



2. Akselerasi Intelektual HmI



Sekitar 1400 tahun yang lalu, Sayyidina Ali bin Abu Thalib berpesan; “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu.” Inilah hikmah klasik yang masih berlaku hingga sekarang, namun jarang kita renungi, apalagi kita terapkan. Ketika seorang ayah mengeluh tentang anaknya yang susah diatur, dan ketika sang anak curhat tentang ayahnya yang tidak peka, maka jawabannya adalah kesenjangan generasi atau generation gap. H M I M i l e n i a l | 13



Bahwa setiap zaman atau generasi memiliki problematikanya sendiri (Mannheim: 1923). Itu artinya, seorang ayah tidak memaksakan pola pendidikan orangtuanya untuk diterapkan kepada anaknya, karena zamannya telah berbeda. Begitu pun dengan pendidikan organisasi, termasuk di tubuh Himpunan mahasiswa Islam (HmI). Apa yang diajarkan pada latihan kader pada generasi Lafran Pane tentu berbeda dengan konteks generasi Cak Nur. Apa yang diajarkan pada generasi Cak Nur, berbeda dengan tantangan zaman generasi Anies Baswedan. Begitu seterusnya hingga sampailah pada generasi kita. Maka, penting kiranya untuk memahami problematika setiap generasi, utamanya generasi kita sendiri. Karena mustahil dapat menyelesaikan problematika generasi, jika konteks masalahnya saja kita gagal untuk memahaminya. Perkembangan Eksponensial Abad 21 Berawal dari Auguste Comte, seorang bapak Sosiologi modern yang “tergila-gila” dengan perkembangan dunia eksak, lahirlah beberapa teori sosial yang mengacu pada disiplin ilmu alam. Mazhab berpikir Comte tersebut disempurnakan dalam filsafat positivisme. Dalam ilmu fisika, percepatan atau akselerasi adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Akselerasi sebuah objek disebabkan karena gaya yang bekerja pada objek tersebut, seperti yang 14 | H M I M i l e n i a l



dijelaskan dalam Hukum Kedua Newton (Crew, Henry: 2008). Jika ditranformasikan dalam ilmu sosial, akselerasi berarti percepatan perubahan sosial. Bahkan akselerasi telah berkembang lagi menjadi eksponesial, suatu percepatan perubahan sosial yang berlipat ganda sesuai deret angka. Peter H Diamandis (2015) mengemukan tentang 6D perkembangan eksponensial masyarakat abad 21. Yang pertama adalah digitize, suatu upaya mendigitalisasi segala tatanan kehidupan, termasuk tatanan bisnis. Kemudian deceptive, yaitu fase di mana terjadi penyangkalan di mana-mana terhadap tatanan kehidupan yang baru ini. Misalnya demonstrasi taksi konvensional terhadap taksi online. Sangkalan demi sangkalan akan mengantarkan kita pada tahap yang ketiga, distruptive. Teknologi mempermudah inovasi dari cara yang baru sembari mengganti yang lama. Turbelensi pun memuncak, hingga terjadilah tiga tahap selanjutnya. Demonitisasi, di mana uang dianggap hanya ilusi dari ekonomi memiliki. Chris Anderson (2010) menyebutnya sebagai Society of Free, masyarakat yang gandrung terhadap yang gratis. Dan bisnis gratis itu justru menjadi bisnis yang paling menguntungkan, misalnya Google, Facebook, Instagram, atau Whats Up. Kemudian terjadilah dematerialisasi, semua barang dan jasa yang serba fisik berganti menjadi pola yang terkoneksi secara digital. Hingga sampailah pada tahap demokratisasi, keadaan di mana semua rakyat bebas H M I M i l e n i a l | 15



mendapatkan sesuatu secara mudah dan murah. Inilah saat, yang oleh Soekarno, sebut sebagai fase terciptanya demokrasi sosial yang berdiri di atas demokrasi ekonomi dan politik (Soekarno: 1964). Intelektual sebagai Katalis Perubahan Sosial Revolusi membutuhkan beberapa faktorfaktor yang mempercepat atau bahkan memperlambat perubahan tatanan sosial. Itulah yang disebut sebagai katalis perubahan sosial. Adapun faktor-faktor yang dimaksud antara lain; Pertama, pemimpin yang merupakan seorang intelektual. Intelektual merupakan the significant other yang mengarahkan dan mengerahkan suatu tatanan pada cita bersama (Hartono Tasir: 2016). Ayatullah Imam Khumaini, seorang Ulama besar dan pemimpin revolusi Islam Iran menyatakan bahwa syarat menjadi pemimpin hanya terdiri atas dua secara garis besar, yaitu cerdas dan adil. Dengan kecerdasannya ia dapat mengarahkan tatanan kepada sesuatu yang baik dan benar. Dan dengan keadilannya ia dapat mengerahkan tatanan kepada sesuatu yang baik dan benar (Imam Khumaini: 2010). Katalis yang kedua adalah cita bersama atau nilai, baik itu ideologi, keyakinan, atau bahkan agama. Katalis yang ketiga adalah aksi massa. Kita kesulitan untuk menghancurkan bangunan pasir dengan air seember. Namun, kita bahkan dapat menghancurkan bangunan besar nan banyak dengan hantaman air, bak 16 | H M I M i l e n i a l



tsunami. Gerak simultan terbukti selalu memperlancar proses revolusi (Rakhmat: 1999). Dan katalis yang terakhir adalah penggunaan teknologi, beserta metodologi gerakannya. Dari keempat katalis perubahan sosial, penetrasi kaum intelektual merupakan subyek yang paling menentukan. Ia yang mengarahkan dan mengerahkan aksi massa menggunakan teknologi dan metodologi yang tepat menuju cita bersama. Tanpa kehadirannya, alih-alih akselerasi atau revolusi, yang ada justru involusi sosial. Yudi Latif (2013) mendefinisikan intelektual adalah ia yang mampu membumikan ideidenya yang melangit kepada tindakan-tindakan yang konkret. Apalagi dalam konteks zaman kita yang serba cepat, tanpa kemudi intelektual, kendaraan yang bernama HmI, bukan hanya ketinggalan, namun justru mengalami kecelakaan sejarah. Awak Kapal yang Bertindak sebagai Nahkoda Memang, masalah di HmI sedemikian menggunung. Tetapi, kita dapat menganalisis akar masalahnya pada dua problem besar, yaitu menurunnya figur intelektual yang bersedia menahkodai “kapal” HmI, sehingga membawa kita pada kesesatan dan terombang-ambing dalam arus zaman. Plato menganalogikan tatanan masyarakat sebagai kumpulan orang-orang di dalam kapal. Yang H M I M i l e n i a l | 17



harus menjadi nahkoda adalah ia yang paling menguasai seluk-beluk perkapalan dan peta lautan, sehingga semua awak kapal harus bergerak sesuai dengan arahan sang nahkoda. Inilah figur intelektual, yang mampu mengarahkan dan mengerahkan. Bayangkan, jika yang menahkodai kapal adalah awak kapal, atau bahkan penumpang gelap, yang tidak tahu apa-apa tentang kapal dan lautan. Kalau bukan karam, kapal akan tersesat, atau bahkan tenggelam. Maka, dibutuhkan seorang figur intelektual yang memahami Nilai Dasar Perjuangan HmI secara mendalam, kemudian mengamalkannya untuk menjawab segala permasalahan zaman. Dalam dunia yang semakin cepat berubah ini, dibutuhkan pemimpin intelektual untuk mengarahkan dan mengerahkan HmI. Yang mana, pemimpin intelektual akan menggalang gagasan bersama untuk merumuskan metodologi baru pendidikan HmI yang mengoptimalisikan penggunaan teknologi demi akselerasi zaman. Dari pemimpin intelektual, melahirkan pendidikan intelektual. Dari pendidikan intelektual, melahirkan kader-kader intelektual, yang bukan baru, tetapi juga banyak, sehingga dapat bergotong-rotong dalam mencapai terwujudnya Insan Cita HmI. HmI: Harapan Masyarakat Indonesia Panglima Besar Jenderal Sudirman dalam pidatonya di depan mahasiswa Yogyakarta pada 18 | H M I M i l e n i a l



peringatan Milad HmI yang pertama tahun 1948 berkata bahwa HmI adalah Harapan masyarakat Indonesia. Tidakkah berlebihan pernyataan tersebut? Mengingat upaya realisasi ideal-ideal HmI terkesan jauh panggang dari api. Dalam membangun masyarakat ilmiah, HmI sebagai organisasi pencetak kader masa depan umat dan bangsa harus memahami Nilai Dasar Perjuangan organisasinya, untuk kemudian diterapkan dalam menjawab segala problematika zaman. Pemahaman NDP yang universal dan melangit, kemudian melakukan tindakan konkret untuk menjawab tantangan zaman adalah dua hal yang menjadi tugas utama intelektual HmI. Mesin pencetak kader harapan bangsa bernama HmI masih terus berproduksi, selama kita tidak mematikan mesinnya. Jika ada segelintir produk yang rusak, jangan buang mesinnya. Perbaiki mesin tersebut. Perbaiki dengan memahami nilai dan mengamalkannya. Harapan itu masih ada pada HmI. Apalagi jika pemimpin organisasinya adalah pemimpin yang membawa harapan, dapat diharapkan, hingga HmI menjadi harapan masyarakat Indonesia sedia kala. Seperti kata Andy dalam Film The Shawshank Redemptions; harapan adalah sesuatu yang baik, dan sesuatu yang baik takkan pernah mati. Kapal zaman terus melaju, jangan sampai kita tergolong orang-orang yang ketinggalan kapal. H M I M i l e n i a l | 19



Masifikasi pemimpin intelektual-intelektual baru yang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi akan mengarahkan dan mengerahkan HmI kepada terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Swt. Yaitu masyarakat yang adil dalam berpikir, berbicara, dan bertindak. Masyarakat yang makmur dalam ekonomi, sosial, dan politik. Dengan begini, kata-kata Jendral Sudirman benar-benar terwujud, bahwa HmI adalah harapan masyarakat Indonesia.



20 | H M I M i l e n i a l



3. Bonus demografi dan masa depan HMI



Perjalanan sejarah selalu terkait satu sama lain. Tidak dapat di pisahkan antara satu periode waktu dan periode waktu lain. Hari ini adalah apa yang kita putuskan kemarin. Masa depan adalah apa yang kita putuskan hari ini. Artinya untuk menentukan masa depan yang lebih baik, maka keputusan yang lebih baik juga harus ditentukan hari ini. Oleh Karena itu, sejatinya kita sedang merancang dan menetukan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. H M I M i l e n i a l | 21



Tentunya untuk sampai pada titik itu, kita butuh perangkat atau alat untuk menggerakan sejarah. Perlu ada aktor sejarah yang merdeka yang dapat menjalankan perannya dengan baik. Aktor ini bukanlah sesuatu yang di determinasi secara total oleh lingkungan. Melainkan menjadi perancang dan penentu arah gerak masyarakat dan sejarah. Baik buruknya sejarah tergantung andil para pemeran ini. Konsep apa yang ada dalam pikiran: baik atau buruk, inilah yang akan menentukan. Dengan kata lain, kualitas sumberdaya manusia baik dalam sisi intelektual maupun sisi spiritual. Inilah yang terus diperbincangkan Indonesia hari ini. Indonesia yang tengah berkompetisi dengan negara-negara kawasan dan global. Salah satu modal Indonesia adalah kekuatan demografi, lebih tepatnya bonus demografi yakni jumlah penduduk yang produktif di beberap periode waktu ke depan. Setidaknya faktor ini yang membedakan Indonesia dengan beberapa negara lain yang memiliki masalah di sektor demografi. Menurut data BPS, bonus demografi Indonesia akan mencapai puncaknya di tahun 2045. Namun usia produktif ini akan menjadi kurang maksimal bahkan tidak berguna jika tidak dipersiapkan dengan baik yakni melalui upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) seperti pendidikan. Pendidikan pun tidak bisa di lihat dalam perspektif peningkatan intelektual tapi bagiamana intelektual 22 | H M I M i l e n i a l



dipadukan dengan ketinggian budi sehingga dapat mencapai kualitas insan yang paripurna. Sebagaimana apa yang pernah di katakana oleh Buya Hamkah, seorang ulama sekaligus sastrawan besar yang pernah di miliki Indonesia, bahwa “kecantikan” manusia tidak dilihat rupa melainkan dari kedalaman ilmu dan ketinggian budi. Apa yang dikatakan oleh Guru bangsa di atas sangat tepat, apalagi jika dikontekskan dengan realitas kekinian bangsa Indonesia. Kita punya anak bangsa yang cukup banyak dengan segala keahlian dan latar belakang pendidikan yang bervariasi. Harusnya berbagai keahlian itu dapat dimaksimalkan dan dikolaboasikan dalam pembangungan bangsa ke depan. Tapi tak jarang apa yang terjadi justru sebaliknya. Keilmuan digunakan untuk mengganggu kemajuan bahkan memundurkan peradaban. Maka tidak mengherankan, sebagai contoh, bahwa korupsi dilakukan oleh para oknum pejabat dan kelompoknya dimana orang-orang ini datang dari lulusan universitas bahkan hinggga gelar professor. Inilah masalah serius yang tengah dihadapi oleh bangsa kita. HMI untuk bonus demografi Dari pemaparan di atas setidaknya dapat ditarik benang merak yakni pendidikan. Bagaimana menyusun sebuah konsep pendidikan yang bisa menjangkau kebutuhan zaman sekarang dan masa depan. Tidak dapat dimungkiri telah banyak lembaga pendidikan H M I M i l e n i a l | 23



yang berperan dalam memasok energi peradaban bangsa Indonesia tapi mengambil bagian apalagi menawarkan konsep pendidikan alternative adalah sebuah keniscayaan. Sungguh tidak bijak, jika kita hanya berpangku tangan dan menjadi pasif tanpa terlibat di dalamnya. Perlu ada wadah pendidikan sebagai kawah candradimuka bagi pemuda-pemuda sehingga dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya untuk dapat berperan dalam kearifan masyarakat dan sejarah. Dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah wadah pendidikan alternatif itu. Sekedar berefleksi kebelakang tentang bagaimana seorang anak muda yang mempunyai pemikiran melampaui eranya. Adalah Lafran Pane, seorang anak muda yang menciptakan model pendidikan alternatif yang bernama HMI bagi pemuda-pemuda khususnya mahasiswa saat itu. Konsep pendidikan yang visioner yang mampu memprediksi dan mengakomodasi perbedaan dan tuntuan zaman. Beliau berdiri di tengah-tengah problematika yang kompeks yang dihadapi Indonesia. Beliau menghimpun mahasiswa-mahasiswa saat itu khususnya mahasiswa islam kemudian mengambil bagian untuk menjaga kewarasaan pikir masyarakat dan memperkokoh kehinekaan yang tengah dilanda perpecaahan internal serta mepertahankan kedaulatan NKRI akibat ancaman eksternal yakni kembalinya agresi militer kaum kolonial (belanda).



24 | H M I M i l e n i a l



Di wadah ini (baca: HMI) telah banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang telah mempengaruhi arah gerak sejarah Indonesia. Sebut saja, sebagai salah satu contoh, Prof. Nur Kholis Madhid (Cak Nur) seorang intelektual musilim yang hadir ditengah kejumudan firik banyak masyarakat Indonesia yang melihat islam dan pancasila adalah hal yang bertentangan. Beliau melakukan rekonstruksi pemikiran islam agar bisa hidup disegala zaman termasuk bagaimana islam ikut memperkokoh pancasila sebagai ideologi yang merekatkan seluruh komponen bangsa. Sebagai intelegensia muslim Indonesia, pemikiran-pemikirannya telah banyak diaplikasikan di Indonesia hari ini. Terlepas kita semua sepakat dengan pemikiran Cak Nur tapi Itu hanya salah satu contoh dan masih banyak kader-kader HMI yang tidak ada habisnya member konstribusi kepada Indonesia baik semua sector seperti birokrasi, politisi, akademik, pengusaha dan lain sebagainya. Tersebarnya kader-kader HMI di berbagai sektor maka memiliki jejaring yang sangat luas. Hal ini akan mempermudah bagi tercapainya cita-cita yang diinginkan seperti yang tertuang dalam tujuannya yakni bermuara pada terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT. Melihat banyaknya dedikasi kader apalagi dalam perjalanan sejarah HMI di masa lalu, maka kiprah H M I M i l e n i a l | 25



organisasi yang didirikan oleh Lafran Pane ini, tidak diragukan lagi. Ini akan menjadi modal besar yang dimiliki Indonesia untuk mencetak manusia-manusia yang berkualitas dan mengaktualisasikan pengetahuannya untuk kepentingan bangsa dan negara. HMI akan menjadi wadah penempaan generasi muda dalam hal ini mahasiswa selanjutnya diproses dengan keilmuan dan pengalaman yang dinamis dalam HMI yang terus berinteraksi dengan dinamika sosial politik dan kebangsaan. Fenomena HMI ini akan membuka pandangan optimisme kita dalam melihat harapan cerah dari bonus demografi. HMI akan membantu bangsa dalam mencetak manusia-manusia unggul dengan segala potensi yang dimiliki. Melalui pengalaman kaderesisasi dan sejarah panjangnya, organisasi yang beberbendarakan warna hijau-hitam ini akan semakin memainkan perannya secara signifikan dalam sejarah peradaban Indonesia yang terus bergerak. Tantangan Indonesia hari ini adalah bagaiamana mengelolah potensi demografi menjadi berkah (bonus demografi). Jika pengelolahan itu buruk, kita akan mengalami titik balik demografi dimana ledakan penduduk terjadi tapi tanpa kualitas manusia yang mumpuni. Kolaborasi antara HMI sebagai kelompok “civil society” dengan segala kiprahnya dan pemerintah akan menjadi kekuatan tangguh untuk mewujudkan bonus demografi tersebut. 26 | H M I M i l e n i a l



HMI zaman now Perubahan itu pasti. Tugas kita adalah merespon dengan arif dan bijaksana. Jika tidak, kita akan jadi penonton bahkan korban dari perubahan. Kita akan kalah dalam kompetisi. Lihatlah bertapa banyak perusahaan yang kalah bahkan gulung tikar dalam persaingan bisininya. Factor utama adalah berinovoasi dalam perubahan tanpa meniadakan prinsip-prinsip dasar yang diyakini. Inilah yang harus dilakukan HMI jika ingin memaksimalkan perannya terutama dalam ikut menciptakan bonus demografi di negeri yang menganut ideologi pancasila ini. Kita harus bisa membaca dinamika perubahan sosial sehingga dapat memahami keinginan pasar selanjutnya berinovasi agar bisa ikut berperan secara maksimal. Tidak ada salahnya kita menciptakan konsep ber-HMI yang baru sehingga lebih fleksibel dengan situasi. Karena generasi milinelia adalah generasi yang punya potensi besar di masa depan, maka sangat perlu untuk mengidentifikasi kebutuhan dan potensi generasi muda terutama generasi milinial. Kelompok merekalah yang menjadi pemain penting di periode puncak bonus demografi. Mereka harus disiapkan dengan sebaik-baiknya. Di titik inilah HMI sangat mungkin merekonstruksi konsep pendidikan (pengkaderan) H M I M i l e n i a l | 27



termasuk program kerja yang lebih kontekstual dan punya efek jangka panjang. HMI harus mampu memprediksi apa yang akan terjadi kedepan sehingga mempersiapkan kadernya untuk bisa bertarung. Dengan mengetahui kebutuhan perubahan, HMI bisa fleksbel sehingga dan tetap menjadi wadah pendidikan alternatif. Misalnya, selain terus membumikan budaya intelektual, HMI juga harus manyediakan wadah untuk mengakomodasi serta mempertajam potensi yang dimiliki oleh generasi milenial sehingga mereka tertarik untuk ber-HMI. Perlu ada dekonstruksi paradigma bahwa HMI tidak selalu identik dengan politik melainkan lebih luas dari itu dimana setiap orang akan menjadi aktor penting di setiap bidang yang dimilikinya. Lembaga kekaryaan HMI harus dimaksimalkan dan melakukan inovasi karena disanalah potensi-potensi generasi milineal akan terakomodasi serta dimaksimalkan. Jika ini dilakukan, maka optimisme terhadap bonus demografi yang didorong oleh HMI akan sangat mudah terwujud. Nantinya HMI akan memilki kader yang bisa pakar dan profesional di setiap bidang yang dimilikinya. Tentunya lagi-lagi, setiap aktivitasnya akan terwarnai oleh nafas islam dan bermuara pada terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT.



28 | H M I M i l e n i a l



4. Generasi Z Memimpin Bangsa



Berbicara tentang generasi tidak terlepas dari yang disebut perkembangan,dan hal yang paling fundamental yang harus diketahui dari perkembangan tersebut adalah orang-orang/ kelompok yang mengambil peran didalamnya.Jika kita menoleh kebelakang, banyak kemajuan-kemajuan setiap generasi dari berbagai aspek yang bisa kita lihat seperti dalam hal ekonomi,pendidikan,kebudayaan,sampai teknologi.Kita bisa melihat dari periode quarter yang diperkiran berada pada zaman purba antara 4 juta H M I M i l e n i a l | 29



tahun sebelum masehi yang dimana kelompok / orang-orang pada zaman itu belum mengenal tulisan, kemudian terjadi sebuah perkembangan di fase tahun 800 - 1700 SM yang sudah mengenal tulisan.Hal ini sebagai salah satu bukti bahwa manusia pada fitrah nya akan berorientasi pada kemajuan. Secara sederhana generasi dapat diartikan sebagai sebuah masa dimana orang-orang hidup bersama,hal ini berarti bahwa setiap orang punya fase berbeda-beda dalam keberlangsungan hidupnya.Setelah itu, sebuah teori generasi yang pertama kali di cetuskan oleh seorang sosiologis asal hungaria yaitu karl Mannheim yang menyebutkan bahwa generasi adalah fase dimana orang-orang saat itu mengalami sebuah kajadian besar yang dialami yang bisa merubah kehidupan bermasyarakat. Dalam pembagian generasi menurut Karn Mannheim,kesadaran sosial dan pencapaian kedewasaan diri akan terus berubah seiring berjalannya waktu sehingga yang terjadi adalah perubahanperubahan struktur sosial didalamnya. Bermula dari itu, para tokoh lain mengambil asumsi bahwa yang dikatakan manhnheim adalah sebuah peperangan besar sehingga membagi generasi yang dimulai dari perang dunia I. Sejarawan asal amerika William Strauss dan Neil Howe kemudian secara umum membagi generasi menjadi 5 fase yaitu generasi Matures (Pra Baby Boom), Baby Boomers, Generasi “X”, Generasi “Y” Generasi “Z”. 30 | H M I M i l e n i a l



Secara singkat, Generasi matures dimulai sebelum tahun 1946 yang ditandai dengan orang-orang pada zaman itu lahir dan mengalami perang besar yang biasa kita sebut dengan perang dunia I dan II dan menjadi tolak ukur awal teori generasi. Setelah itu, muncul lagi generasi kedua yaitu generasi baby boomers yang dalam hal ini adalah orang-orang yang lahir dan hidup bersosial pasca perang dunia ke II yang diperkirakan dimulai dari tahun 1946 – 1964.Fase ini adalah fase pemulihan, dimana orang-orang berupaya untuk kembali membangun tatanan sosial di lingkungannya terkhusus pada variable ekonomi , dan pada fase ini juga dikenal dengan baby boomers karena tingkat kelahiran terbanyak sepanjang sejarah peradaban manusia. Dalam buku ini, kita tak banyak berbicara mengenai generasi matures sampai generasi Y melainkan bagaimana kita memandang generasi Z yang hadir sebagai pembeda dari generasi sebelumnya yang juga kita harapkan akan memimpin bangsa kedepannya. Berbicara mengenai pemimpin bangsa, hal mendasar yang perlu dipahami adalah karakteristik mental seorang pemimpin yang mana bisa dijadikan sebagai patron guna perkembangan suatu Negara. Generasi Z sendiri pada umumnya dikelompokkan sebagai orang-orang yang lahir dan hidup pada kisaran tahun 1995 – 2010. Generasi Z sendiri erat kaitannya dengan masa dimana perkembangan teknologi sudah mengalami perkembangan yang ditandai dengan hadirnya sarana internet. Di Indonesia sendiri, internet H M I M i l e n i a l | 31



hadir sebagai akses komunikasi pada tahun 1994 yang merupakan awal terobosan baru pada dunia teknologi. Sebagian pihak berpendapat bahwa generasi Z dalam segi karakteristik manusianya dianggap sebagai golongan orang-orang yang yang individualis dan egosentris, memiliki kecenderungan yang manja serta kurangnya adaptasi lingkungan sekitar. Hal ini secara sederhananya adalah hasil dari kemajuan teknologi yang cukup signifikan di eranya. Persfektif ini bisa dibandingkan dengan generasi sebelum generasi Z ada semisal generasi yang lahir atau hidup di fase tahun 1946. Jika kita melihat dan mengerucut di Indonesia, pada fase itu sendiri terjadi masalah besar pasca kemerdekaan dimana kehidupan sosial, ekonomi dan politik mengalami guncangan yang berimplikasi pada masyarakat. Dari segi ekonomi dan politik ,Indonesia belum bisa pulih seutuhnya pasca mendeklarasikan diri sebagai Negara merdeka, terjadi inflasi besar-besaran yang ditandai dengan banyaknya jumlah uang yang beredar saat itu dan juga jenis mata uang yang banyak sebagai alat tukar yang menggunakan 3 mata uang yaitu de javasche bank, mata-uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan jepang, ditambah lagi boikot ekonomi belanda yang memblokade akses perdangangan keluar negeri sehingga kas Negara menjadi berkurang.



32 | H M I M i l e n i a l



Dari masalah diatas,secara psikologi orang-orang yang hidup pada zaman itu dipaksa untuk merubah tatanan kehidupan yang menjadikan mereka lebih tangguh dalam menghadapi masalah. Mental yang kuat serta visi yang jelas inilah yang perlahan membawa mereka pada kehidupan yang mulai membaik. Di sisi lain akibat masalah-masalah tersebut, terbentuk sebuah ikatan lahir yang murni atau dalam tinjaun sosiologis disebut geimenschaft yang menyebabkan mereka semakin kuat dalam bersatu. Adanya masalah dan kepentingan yang sama inilah melahirkan kedekatan emosional yang tinggi sehingga dalam pemecahan masalah juga berdasarkan kesepakatan bersama. Tetapi hal diatas tidak serta merta menjadikan generasi Z hanya sebatas generasi yang hanya bisa menikmati modernitas dengan segala kemudahan dan menghukumi bahwa generasi Z adalah generasi yang manja. Perlu diketahui bahwa sejatinya perkembangan zaman atau hadirnya modernitas akan melahirkan persaingan yang semakin ketat, sehingga dari persaingan ini hadir motivasi diri yang kuat untuk lebih maju dari yang lain. Kecerdasan dan inovasi sangat dibutuhkan dalam hal ini agar mampu bertahan dari gempuran zaman,dan ketika melihat hal itu,kita bisa merujuk kepada generasi Z. Dalam fenomena sosial kita sering menjumpai perbedaan besar dari pola pikir antara generasi Z dan generasi sebelumnya, hal ini bisa dilihat dari banyaknya kebutuhan yang mereka harus H M I M i l e n i a l | 33



penuhi sehingga mereka dipaksa untuk lebih bergerak cepat, dan harus memiliki mobilitas yang tinggi. Ketika kita benturkan pendapat yang mangatakan bahwa generasi Z adalah generasi yang individualistic, mungkin sebagian orang menganggap hal itu benar, tetapi coba kita melihat dengan gaya mobilitas generasi Z, cenderung dari mereka memiliki konektivitas dan relasi dengan masyarakat lebih banyak meski dilakukan dalam dunia maya,dan ini yang kadang didefiniskan sebagai pola hubungan sosial masyarakat virtual.Tetapi hubungan sosial masyarakat virtual ini bukan dijadikan alasan untuk mengframing generasi Z sebagai generasi individualistic, karena berbicara tentang hubungan sosial itu berbicara tentang proses interaksi bukan berbicara dari segi tempat berinteraksi. Menarik ketika kita mengulas tentang bagaimana jika sebuah bangsa dipimpin dari golongan generasi Z,terkhusus lagi pada Negara Indonesia.Seperti kita ketahui bersama bahwa Indonesia saat ini mulai mengalami perubahan yang cukup signifikan terutama pada aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, hukum, dan teknologi. Pada gambaran umum tentang kemajuan suatu bangsa, kelima aspek ini kadang dijadikan sebuah indikator yang kemudian dipartikulirkan sebagai syarat bangsa yang maju,dan itu bisa dilihat dari kemandirian ekonomi, jaminan pendidkan,kepastian hukum bagi warga negaranya, kesehatan yang prima serta kamajuan teknologi. 34 | H M I M i l e n i a l



Dewasa ini,kita memperhatikan kaum muda khususnya yang lahir atau hidup di fase Z yang sudah punya daya saing tinggi dari orang-orang yang lebih tua.Keberadaan mereka sudah mampu diterima di lingkungan tinggal mereka dan dianggap memiliki peran penting walau tidak signifikan jika dibawa ke ruang yang lebih besar, dalam hal ini Negara. Dari data pada tahun 2015 tentang populasi generasi Z di dunia yaitu berkisar 2,5 miliar jiwa atau 34,05 persen dari total penduduk dunia, sedangkan dari data sensus 2010 di Indonesia, jumlah orang yang tergolong dalam generasi Z sekitar 68 juta jiwa atau sekitar 28,86 persen dari total penduduk Indonesia.Saat ini berbicara tentang pemimpin di Indonesia bahkan dunia masih didominasi oleh orang-orang dari generasi Y, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa 10 tahun mendatang dari tahun 2017 ini, orang-orang dari golongan Z yang akan menggantikan peran dari golongan Y pada aspek politik. Hadirnya entrepreneur muda, akademisi muda, politikus muda, hingga technocrat muda saat ini bisa dijadikan acuan sebagai sebuah fenomena multitasking yang nantinya akan memimpin Indonesia. Beberapa aspek bisa terlihat dimana mentalitas generasi Z sudah mulai mencoba memasuki ruang-ruang besar dalam tatanan nasional yang semakin mempertegas bahwa generasi Z juga layak untuk diperhitungkan.



H M I M i l e n i a l | 35



Menyiapkan Pemimpin Generasi Z Perkembangan zaman akan membawa orangorang menjadi seorang yang visioner,sehingga menuntut untuk punya pengetahuan yang lebih luas dan daya analisa yang baik dalam menghadapi persaingan.Hadirnya teknologi dalam hal ini sebagai akses informasi dan komunikasi juga semakin mempermudah orang dalam menata structural hidupnya sendiri,sehingga rasa ingin tahu yang besar akan dituntaskan dengan secepat-cepatnya dank arena Persaingan inilah yang melahirkan orang-orang yang kompetitif,dalam hal ini adalah generasi Z. Berbeda dengan generasi sebelumnya, ketika kita mengambil contoh dalam hal perekonomian,orangorang pada fase Y saat berusia 20 tahun di masanya hanya memikirkan bagaimana bisa bekerja lalu hidup normal seperti yang lain,tetapi generasi Z sudah mulai berfikir bagaimana mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk menghasilkan uang dengan proses kerja cerdas, dan inilah sebagai salah satu rekam pembanding yang bisa dijadikan patokan. Kita juga percaya bahwa saat ini banyak dari kaum muda dari generasi Z yang sudah merambah ke dunia politik, mencoba peruntungan hidup yang menjadi salah opsi dalam berkarya yang semakin memperkuat identitas bahwa generasi Z adalah orang-orang dengan mental petarung. Jika dikorelasikan, kekuatan politik tidak akan berjalan tanpa adanya kemapanan ekonomi dan ini yang coba dibangun sekarang dari generasi Z. 36 | H M I M i l e n i a l



Sebagai pengelola organisasi HMI tentunya menitipkan harapan bagi mereka agar menjadi menjadi generasi penerus kepemimpinan yang tangguh, ulet, pantang mundur serta adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi begitu cepat. Lantas seperti apa generasi Milenial menyiapkan pemimpin bangsa dari generasi Z. Afriansyah (2015) menyebutkan bahwa para Milenial dan generasi sebelumnya harus mencambuk mereka. Cambukan tersebut merupakan upaya agar mereka tak tersesat dan kehilangan arah. Ada 4 cambuk yang harus diberikan kepada kaum Z tersebut yaitu; 1. Encouraging Ideas, mendorong generasi Z untuk menyampaiak ide-ide kreatif dan inovatifnya. Perlu diingat bahwa generasi Z memiliki kecenderungan begitu loyal terhadap perjuangan kepentingan mereka. Sinergitas pembangunan organisasi akan mudah dibangun melalui media yang mampu merangkul setiap ide-ide kreatif yang dimiliki generasi Z. 2. Modifying Ideas atau modifikasi ide-ide mereka. Sudah menjadi hal yang pasti akan terjadi adalah meluasnya makna dari goal yang akan dicapai. Kreatifitas generasi Z tentunya tidak semua ide-ide mereka applicable atau bisa dilaksanakan. Dengan kata lain, ada kalanya ide mereka belum realistis. Cambukan kedua ini akan sangat mendorong ketertarikan dan keterlibatan mereka kedalam pengelolaan organisasi. Karena seburuk apapun ide H M I M i l e n i a l | 37



yang disampaikan, jangan dibuang semuanya dan jangan pula dihinakan. 3. Providing Feedback atau menghadirkan umpan balik bagi mereka. Cambukan ini akan mendorong Generasi Z terus membara dengan motivasinya yang tinggi, sehingga mereka akan mulai aktif kembali. Hal ini sangat penting agar Generasi Z mampu belajar memahami siapa dirinya, termasuk kekuatan dan kelemahan mereka, dengan tetap menjaga harkat dan martabat mereka. 4. Give Alternative and Limited Direction artinya, beri mereka alternative dan arahan atau perintah yang terbatas. Arahan yang terbatas akan mencegah mereka menjadi manja alias mengembik dan selalu mengandalkan anda, justru sebaliknya arahan yang terbatas ini akan mulai membuat mereka mengaum atau mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Memimpin generasi Z saat ini adalah memberdayakan energi yang sangat besar. Dan tentunya akan lebih tepat jika kanalisasi dalam kemajuan organisasi ini diutamakan. Karakter kepemimpinan saat ini tentunya akan menentukan karakter generasi penerusnya. Hal tersebut merupakan implikasi dari transformasi pengetahuan yang terjadi lintas generasi dalam tubuh himpunan. Merangkul generasi Z untuk bekerjasama dan bahu membahu dalam membangun kemajuan bangsa dan organisasi HMI sudah menjadi hal yang wajib untuk ditempuh. Kerjasama tersebut tentunya 38 | H M I M i l e n i a l



membutuhkan adaptasi yang matang dengan kemajuan zaman. Memberi toleransi pada perkembangan zaman juga harus dibarengi dengan usaha-usaha yang sinergi dalam rangka untuk menyelesaikan permasalahan bersama. Kerjasama dalam suatu kelompok manusia akan berjalan secara efektif apabila ada yang mempunyai kemampuan untuk mengatur kelompok tersebut. Oleh karena itu, pengelolaan Organisasi ini tentunya akan lebih dapat dirasakan jika memahami seperti apa karakter generasi di lingkungan para kader mengembangkan diri. Anggota kelompok yang dapat mengatur kelompoknya, pasti mempunyai kekuatan (power) yang lebih dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya. Selanjutnya anggota kelompok yang mempu mengatur kelompoknya disebut sebagai pemimpin. Generasi Z akan menyambut masanya sebagai pemimpin organisasi HMI dan negeri ini. Sudah saatnya HMI Milenial menyiapkan langkah-langkah yang rapi agar seirama dalam menjawab setiap tantangan zaman termasuk kehadiran generasi Z.



H M I M i l e n i a l | 39



40 | H M I M i l e n i a l



5. Gerakan sosial dalam kacamata manusia Z



Tindakan dan aktifitas seseorang atau kelompok merupakan sebuah gerak dalam tiap prosesnya. Jurgen Habermas, sebagaimana dikutip oleh Pasuk Phongpaichit (2004) menyatakan bahwa Gerakan Sosial adalah Devensive relations to defend the publik and private sphere of individuals againts the inroad of the state system and market economy. (Gerakan Sosial adalah hubungan defensive individu- individu untuk melindungi ruang publik dan private mereka dengan melawan serbuan dari sistem negara dan pasar).



H M I M i l e n i a l | 41



Anthony Giddens menyatakan Gerakan Sosial sebagai upaya kolektif untuk mengejar kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan bersama atau gerakan bersama melalui tindakan kolektif (action collective) diluar ruang lingkup lembaga- lembaga yang mapan. Kelompok kolektif dalam melakukan perubahan sosial sekarang ini kita mengenal istilah gerakan sosial baru, yang dimana Setiap bagian permasalahan tidak lagi di kelola atau di gerakkan oleh satu kelompok kolektif saja, tetapi di gerakkan oleh kelompok atau individu tertentu. Seperti Permasalahan tentang gerakan membela LGBT, Penyelamatan Lingkungan, stabilitas pangan dan masih banyak lagi, satu sektor digerakkan oleh satu kelompok saja. Istilah ‘gerakan sosial baru’ mengacu pada sekelompok gerakan sosial kontemporer (atau mutakhir) yang telah berperan signifikan dan umumnya progresif bagi sebagian besar pengkaji di masyarakat Barat sejak 1960-an.2 Hal ini bisa di artikan bahwa gerakan sosial baru dapat merespon permasalahan di era modern. Saat ini semua model gerakan itu di lesatkan dalam ranah virtual yang dapat kita jumpai dalam satu tarikan gawai touchcreen di internet. Kehadiran media baru khususnya internet telah membawa perubahan signifikan bagi proses komunikasi dalam gerakan 2



David West, Gerakan-gerakan sosial baru, dalam Gerald F. Gaus & Chandran Kukathas Hand Book Teori Politik.



42 | H M I M i l e n i a l



sosial. Kelly Garret menjelaskan bahwa teknologi informasi dan komunikasi terbaru (internet) telah mengubah cara-cara para aktivis berkomunikasi, kolaborasi, dan melakukan protes.3 Gerakan ini kemudian di nikmati oleh manusia Z, Generasi yang terlahir sebagai manusia modern karena telah menikmati keajaiban teknologi usai kelahiran internet, Mereka lahir pada pertengahan 1990-an sampai medio 2000-an. Hal ini berangkat dari perkenalan Mannheim tentang generasi, dalam essainya yang berjudul The problems of generation, Manheim menuliskan bahwa generasi adalah kelompok yang terdiri dari individu yang memiliki kesamaan dalam rentang usia, dan mengalami peristiwa sejarah penting dalam suatu periode waktu yang sama. Lalu bagaimana Generasi Z menikmati, menyaksikan, dan mengalami peristiwa penting yang ada disekitar mereka, apa yang harus mereka lakukan seperti yang telah dilakukan para pendahulu mereka.(baby boomers, Gen X, dan Gen Y). Senada dengan beberapa caption foto di akun instagram jaman now bahwa setiap generasi punya warnanya sendiri dalam menembus tantangan zaman.kalimat ini digencarkan dari mereka generasi pendahulu yang mengatakan bahwa manusia jaman 3



R. Kelly Garret, “Protest in an Information Society : A review of Literature on Social Movement and New ICTs, Information”, Communication & Society, Vol.9, No.2 (2006), hal. 202-224. Diakses dari http://www.tadfonline.com/loi/rics20.



H M I M i l e n i a l | 43



sekarang tidak memiliki moral dalam bertindak. Manusia Z melakukan gerakan sosial dapat kita lihat dari kebiasaan dan prilaku mereka, bagaimana manusia ini sejak lahir sudah disuguhkan dengan segala bentuk yang instan, mereka tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengakses informasi karena semua telah ada di internet. Berbeda dengan millenial, Gen Z adalah “generasi digital” yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer, dapat mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan cepat, baik untuk kepentingan pendidikan maupun kepentingan hidup kesehariannya. sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua kalangan, khususnya dengan teman sebaya melalui berbagai situs jejaring, seperti: FaceBook, twitter, atau melalui SmS, mereka bisa mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya secara spontan. Mereka juga cenderung toleran dengan perbedaan kultur dan sangat peduli dengan lingkungan. Aksi mereka sering dilakukan secara personal dan diinisiasi oleh individu, bukan organisasi. Contohnya, banyak tersebar pemuda usia 17-21 tahun (angkatan tertua generasi Z) yang menjadi social influencer lewat unggahan di Facebook atau foto di Instagram, menyampaikan pendapat di Vlog atau Line, menghimpun dana sosial lewat Kitabisa.com, mengajukan petisi via Change.org, menulis gagasan 44 | H M I M i l e n i a l



lewat kultwit ataupun kolom opini, hingga membuat meme untuk menyindir pejabat. Intinya, apa yang bisa dimulai dari diri sendiri melalui gawai masing-masing. Berangkat dari hal itu perubahan sosial dapat terjadi dengan cepat. Seperti Revolusi yang terjadi di Timur Tengah (Tunisia, Mesir, Libya dan Suriah adalah gambaran nyata tentang konsekuensi positif yang dikonstruk dari kesadaran untuk memanfaatkan jejaring sosial menjadi jejaring perlawanan. Propaganda melalui jejaring sosial merupakan variabel baru dalam melakukan perubahan sosial, jika generasi baby boomers melakukan aksi dengan turun kejalan di tengah terik matahari sambil menyanyikan lagu darah juang, generasi Z melakukannya dengan hanya menyentuh touchcreen gawai mereka. Generasi Z adalah generasi paling berpengaruh, unik, dan beragam dari yang pernah ada,” kata Blakley dalam wawancaranya dengan Forbes, dan Menurut Hellen Katherina dari Nielsen Indonesia, Generasi Z adalah masa depan, sebab mereka memiliki pengaruh dalam kebutuhan belanja keluarga. jika beberapa dari mereka dapat memengaruhi keluarganya artinya dalam segala tindakannya baik itu individu atau dalam bentuk kelompok Gen Z bisa memberikan pengaruh yang lain.



H M I M i l e n i a l | 45



Secercah Harapan Gerakan Sosial Generasi Z Pengaruh itu merupakan hasil dari kebiasaan berpikir terbuka dari apa yang mereka lihat dalam fenomena disekitar. di Bandung, sekelompok warga yang tergabung sebagai manusia Z mengenalkan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) agar terjadi pengurangan sampah di hulu. Mereka memahami bahwa pemerintah butuh anggaran yang sangat besar untuk mengedukasi pengelolaan sampah sejak dini. Sehingga yang mereka melakukan pendekatan massif pada sesama Gen Z lainnya agar mempengaruhi orang tua, kerabat untuk ber-diet kantong plastik. Semua perangkat media sosial seperti facebook dan twitter digunakan dengan maksimal. Selain GIDKP, komunitas lain yang melakukan gerakan inisiasi adalah Clean Action yang mengajak perubahan perilaku menuju nol sampah di gelaran besar yang melibatkan masyarakat umum, pengurangan plastik dengan menggunakan tumbler dan gerakan pungut sampah (GPS). Artinya dengan segala gerak yang mereka lakukan dapat mengurangi peran pemerintah sekaligus berpartisipasi langsung pada proses perubahan sosial.Dengan segala proses yang di alami Gen Z selama mereka lahir dapat dikatakan bahwa mereka adalah manusia penembus tantangan zaman, kaum milleniel bersiaplah menyambut masa depan di pundak generasi Z.



46 | H M I M i l e n i a l



6. Moderenisasi Kelembagaan HMI



Moderinisasi dapat dipahami sebagai sebuah proses transformasi4 masyarakat (meliputi seluruh sistem kehidupan) tradisional menuju masyarakat moderen. Beberapa pandangan menandakan proses moderenisasi masyarakat dengan mengidentifikasi melalui variabel sosial. Hal ini terjelaskan pada KBBI, transformasi adalah perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya): Asia Tenggara diliputi suasana transisi dan -- akibat kemenangan mereka; terjemahan puisi yang baik kerap kali menuntut -- secara besar-besaran; Ling perubahan struktur gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dengan menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya; 4



H M I M i l e n i a l | 47



perubahan yang meliputi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Beberapa pandangan menekankan moderenisasi tidak hanya merujuk pada proses perubahan saja, melainkan juga sebuah respon masyarakat terhadap perubahan. Respon ini dapat dilihat sebagai sebuah dinamika yang terjadi secara internal dimasyarakat. Yang berdasarkan pada struktur sosial, budaya dan teknologi5.



Moderenisasi struktur sosial Moderenisasi yang terjadi pada pada struktur sosial adalah hasil dari adaptasi dan respon masyarakat terhadap perubahan. Moderenisasi pada struktur sosial dalam bentuknya terjelaskan dari perjalanan sejarah panjang peradaban masyarakat. Beranjak dari struktur sosial masyarakat dengan pola komune atau dikenal dengan masyarakat komunal. Pola yang menekankan pada sekumpulan kecil orang yang berbagi kehidupan sehari-hari melalui kerja bersama6. Dan menggunakan metode barter (tanpa menggunakan media alat tukar) untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Selanjutnya berkat moderenisasi teknologi, kemudian melahirkan revolusi atau perubahan pada Baca Modernization Encyclopædia Britannica . Britannica.com. Retrieved on 2017-10-24. 6 Baca Komune di Perancis. https://id.wikipedia.org/wiki/Komune_di_Perancis. 5



48 | H M I M i l e n i a l



alat kerja dan alat produksi. Sehingga mempengaruhi hubungan produksi dan akhirnya berujung pada revolusi industri dalam pola-pola produksi. Pasca revolusi ini, mempengaruhi dan membawa perubahan pada pola berpikir serta sifat kepemilikan terhadap hubugan produksi. Dan dikenal lah namanya alat tukar yaitu uang, untuk media pemenuhan kebutuhan hidup. Sifat kepemilikan atas hubungan produksi, maka terbentuklah kelas dalam pola relasi produksi. Yaitu kelas pemilik alat produksi dan pekerja atau pengguna alat. Bentukan kelas ini, dianggap sebagai babak baru dalam moderenisasi dari segi struktur sosial masyarakat. Dari sisi ini, dapat dilihat jika proses perubahan struktur sosial masyarakat merupakan sebuah keharusan yang secara tidak langsung memberikan dampak pada pola hidup masyarakat. Seperti terjadi perubahan pada cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Yang awalnya dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat hanya perlu melakukan pertukaran barang secara langsung, setelah itu menggunakan alat tukar uang untuk memenuhi kebutuhan. Moderenisasi struktur sosial masyarakat dalam bentuk yang paling khusus terjelaskan sebagai sebuah organisasi. Organisasi merupakan wadah berkumpulanya beberapa individu yang memiliki visi untuk mencapai sebuah tujuan melalui kerja sama. Dengan bentuk organisasi secara umum terdiri dari organisasi birokrasi, organisasi korporasi/perusahaan, H M I M i l e n i a l | 49



organisasi masyarakat kemahasiswaan.



maupun



organisasi



Moderenisasi organisasi kemahasiswaan Beberapa masalah yang ditemui pada organisasi kemahasiswaan. Dapat dilihat sebagai efek dari produktifitas yang tidak memiliki pengaruh pada peningkatan tanggung jawab, spirit kolektifitas, loyalitas, militansi dan integritas. Selain itu, lembaga kemahasiswaan tidak lagi menampakkan daya tarik dan pesona untuk menumbuhkan minat mahasiswa ikut serta dalam aktivitas kelembagaan. Lantas, mengapa hal ini dapat terjadi? atau kah mungkin karena, secara personal mahasiswa hari ini tidak menjadikan lembaga sebagai salah satu pilihan proses dalam pembentukan indentitas diri?. Beberapa masalah yang bersifat internal dan eksternal seperti yang dijelaskan sebelumnya, dianggap dengan moderenisasi organisasi dapat terselesaikan. Beberapa pandangan menilai proses moderenisasi organisasi kemahasiswaan sangat penting dalam pengembangan sebuah organisasi dan penyelesaian masalah. Lushchak dan Bespalyuk menilai dalam pengembangan sebuah organisasi, gagal atau tidaknya dalam pencapaian sebuah tujuan organisasi ditentukan oleh moderenisasi organisasi, baik sistem manajemen



50 | H M I M i l e n i a l



maupun struktur oranganisasi7. Moderenisasi baik sistem manajemen maupun struktur oranganisasi. Memiliki manfaat sebagai usaha untuk memperbaiki efisiensi alur kerja secara keseluruhan dan produktivitas organisasi dalam pencapaian tujuan. Moderenisasi organisasi dapat dimulai dari perubahan metodologi. Dalam hal ini, seperti yang dijelaskan Resnick bahwa mengelola proses perubahan sangat penting untuk keberhasilan implementasi. Melalui perubahan metodologi yang menekankan pada perubahan manajemen: pertama, Mengkonfirmasi kebutuhan mendesak untuk berubah. Kedua, mengidentifikasi batas kondisi. Ketiga, menciptakan visi tentang keadaan akhir yang diinginkan. Keempat, mengembangkan proses kerja inti. Kelima mendefinisikan kunci peran dan tanggung jawab. Keenam, memodifikasi organisasi struktur. Ketujuh, menetapkan ukuran kinerja utama. Kedelapan, meninjau alat keseluruhan sistem. Kesembilan, kembangkan pelatihan4. Kotter menganggap poin utama dalam model perubahan menciptakan rasa urgensi, merekrut pemimpin perubahan yang kuat, membangun visi dan efektif komunikasi, menghilangkan rintangan, Lushchak Nadiia and Bespalyuk Khrystyna, 2013. Modernization as a Process of Change Management in Organization. “Economic & Management 2013” (EM-2013), 21–23 November 2013, LVIV, Ukrine. 7



H M I M i l e n i a l | 51



mempercepat kemenangan dan membangun momentum yang tepat4. Jika hal-hal ini dilakukan Kotter menganggap, budaya organisasi dapat diubah. Selain itu, secara otomatis beberapa masalah yang terorganisir. Baik yang bersifat internal dan eksternal dapat dengan mudah diselesaikan dan penyebab masalah dapat dihindari4.



Modernisasi Kelembagaan HMI Modernisasi kelembagaan di tubuh Himpunan Mahasiswa Islam merupakan sebuah kewajiban, mengingat arus globalisasi yang semakin ganas merongrong setiap sendi kehidupan masyarakat. Akibat dari globalisasi membuat organisasi ini susah dalam merekrut kader baru. Mengingat metodologi yang diterapkan tidak pernah di modernisasi, seperti komisariat dalam merekrut anggota baru dengan metode yang usang. NDP (Nilai Dasar perjuangan) dalam HMI sebagai dasar dalam berjuang menjalani setiap gerak dan proses untuk mengawal terciptanya masyarakat adil makmur kini semakin jauh dari loncatan setiap peradaban. Lihat saja bagaimana ujung tombak lembaga ini seperti komisariat dalam merekrut kader masih memakai metode yang sama seperti yang dipakai para pendahulu mereka. Akibatnya jumlah perekrutan dalam setiap basic training hanya menghasilkan 30-40 peserta jika setiap tahunnya basic training dilakukan dua 52 | H M I M i l e n i a l



kali setahun maka setiap tahunnya hanya menghasilkan 60-80 peserta (belum termasuk kader). Modernisasi dalam kelembagaan termasuk sistem dan metodologi dalam HMI mesti terus dikembangkan. HMI perlu format baru dalam menyusun setiap fragmen kelembagaan, termasuk agar NDP tidak lagi rabak di setiap cabang sebab geliat pengetahuan dapat menciptakan ideologi cabang. Memanfaatkan teknologi saat ini tentu menjadi jalur yang dapat menyatukan dan megembangkan sistem kelembagaan. Hal yang paling mendasar dalam mengatur sistem kelembagaan adalah kebaikan administrasi, Pengelolaanya harus diatur secara terpusat dan akses setiap kader lancar sebab sampai hari ini kita tidak pernah mengetahui secara detail berapa jumlah komisariat di seluruh indonesia, berapa jumlah komisariat penuh dan persiapan, targetan pengadaan komisariat apalagi. Selanjutanya, Format yang satu tapi tidak baku. Seperti agenda kapan dilakukan perkaderan, pelatihan, dan gerakan sosial lainnya. Otoritas dalam sistem mesti memaksa setiap komisariat dan cabang untuk mengembangkan kreatifitas dalam melakukan pelatihan. Dengan begitu organisasi HMI dapat merespon seriap perubahan yang muncul dengan kecepatan berpikir dan bertindak. H M I M i l e n i a l | 53



54 | H M I M i l e n i a l



7. Universalitas Islam Merawat Generasi Umat



Islam adalah agama fitrah. Agama yang diturunkan bukan untuk kelompok tertentu, melainkan untuk manusia secara umum. Sehingga dalam islam tidak diajarkan untuk mendiskriminisikan perbedaan beradasar SARA (suku, ras, antargolongan dan agama). Meskipun hari ini agama (islam) sering dituduh sebagai biang dari munculnya banyak diskriminasi sosial. Jika kita menilik kebelakang, salah satu misi kehadiran islam di jazirah Arab adalah menghapus H M I M i l e n i a l | 55



diskriminasi yang sangat kental saat itu. Ada nilai yang tidak sesuai dengan logika kemanusiaan. Misalnya, bagaimana wanita diposisikan selalu subordinat di bawah laki-laki. Kekacauan sosial pun juga terjadi karena kemanusiaan dipinggirkan demi ego kelompok (suku). Kelompok-kelompok tersebut saling berebut kekuasaan dan perang pun tak bisa dielakan. Melihat situasi yang buruk ini, islam kemudian lahir sebagai jawaban atas masalah-masalah tersebut. Islam lahir sebagai nilai yang universal yang menerobos semua sekat-sekat. Islam memperkenalkan konsep tauhid bahwa semua manusia sama, tidak mengenal perbedaan warna kulit, suku, kelompok dan lainnya. Wajah islam demikian membuat masyarakat Arab yang dahulunya menganut kepercayaan lain (non islam), akhirnya secara perlahan memeluk islam. Selain itu, islam pun tidak mengenal diskriminasi terhadap agama lain. Muhammad SAW ketika mendapat perlakukan yang diskriminatif, gangguan dan hal yang menyakitkan lainnya tidak lantas membalas. Beliau lebih mengutamakan kemanusiaan sebagai nilai yang universal, nilai yang diterimah oleh seluruh manusia. Karena sikap Muhammad SAW yang demikian, akhirnya orang-orang yang selama ini memusuhinya, berkonversi menjadi muslim. Misalnya bagaimana seorang Yahudi yang setiap hari menyakiti Muhammad. Suatu ketika si yahudi sakit, Muhammad lah yang pertama kali menjenguk, sehingga si Yahudi 56 | H M I M i l e n i a l



mendeklarasikan untuk ikut pada ajaran Muhammad. Inilah islam yang sejati, islam universal yang berada di relung-relung kemanusiaan dimanapun dan kapanpun. Dalam perkembangan sejarah, islam terlibat dalam pergumulan budaya, sosial dan politik. Islam ikut mengalami pergolakan bagaiamana harus bersikap dalam dinamika tersebut. Wajah islam pun terfragmentasi menjadi banyak bentuk. Ada islam yang terlibat dalam politik bahkan diupayakan menjadi fomal dalam sebuah kekuasaan, islam yang hanya ingin mewarnai sebuah masyarakat sebagai sekedar nilai ajaran kemanusiaan, bahkan ada juga yang menariknya untuk kepentingan politik sesaat seperti menggunakaan ayat-ayatnya untuk melegitimasi kekuaasan atas nama pribadi/kelompok. Apa yang terjadi di banyak tempat yang mengalami pergolakan sosial politik bahkan perang saudara (sesama agama), tidak hanya di timur tengah melainkan juga di Indonesia, merupakan bentuk bagaiamana islam tidak lagi dilihat sebagai ajaran kemanusiaan yang universal tapi disempitkan sebagai ajaran untuk kelompoknya. Islam diciderai oleh oknum pemeluknya untuk melegitimasi misi duniamaterialistik yang mereka ingin capai. Bahkan dijadikan alat perjuangan dengan menampakan wajah garang dan ekstrim dengan melakukan pembunuhan yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Akibat dari tindakan-tindakan ini, rasa pesimistik dan pemahaman yang keliru terhadap islam muncul dimana-mana. Di H M I M i l e n i a l | 57



peradaban barat, banyak yang menganggap islam adalah agama teror yang mengajarkan tentang kebencian dan diskriminasi baik kepada yang berbeda keyakinan maupun sesama umat islam.



Islam sebagai solusi perdamaian Pangan dan energi semakin berkurang, belum lagi sumber daya alam yang lain yang kian hari justru kian dieksploitasi untuk kepentingan segelintir orang. Tidak dapat dimungkiri, hari ini mayoritas kekayaan dunia telah dikuasai oleh segelintir orang saja. Di antara mereka pun saling berkompetisi satu sama lain dan kerap menggunakan segala cara untuk saling menyingkirkan. Kedepan kompetisi antar manusia di muka bumi akan semakin hebat. Konflik ini akan merambah dan bahkan menjadi penyebab timbulnya konflik sosial lain. Perbedaan dan konflik SARA akan menjadi lebih mengemuka sebagai instrumentnya. Situasi buruk inilah yang menjadi penyebab menjadi konflik di masa depan bahkan hari ini. Ternyata hari ini, ketakutan itu sedang terjadi. Sebagai contoh, di Jazirah Arab dimana agama Islam pertama kali diwahyukan justru tengah dilanda konflik sosial yang tak berkesudahan. Kejadian ini seperti terulang kembali ketika zaman jahiliyah sebelum era islam. Konflik antara kelompok dan negara kini menjadi pemandangan yang lumrah. Bahkan mereka datang dari identitas yang sama: suku dan agama (islam) yang sama. Ajaran universalitas islam seolah tak ada gunanya lagi. Dominasi ego dan kepentingan dunia 58 | H M I M i l e n i a l



semakin mengemuka dibanding persatuan dan kesatuan walaupun pertumpahan darah harus terjadi. Kita tidak bisa banyangkan jika hal-hal buruk ini terus dibiarkan tanpa ada solusi. Umat harus segera dididik tentang bagaimana ajaran universalitas islam agar bisa menjadi peredam bahkan menjadi mediator jika gejala konflik atau konflik telah terjadi. Kita harus belajar bagaimana Rasulullah Muhammad SAW menjadikan islam untuk merekatkan persaudaraan suku-suku yang sering berperang di zaman pra islam. Mereka akhirnya tunduk dan terkonsolidasi dalam ajaran islam yang mengajarkan kemanusiaan. Adalah sebuah fakta bahwa dalam sebuah masyarakat yang plural selalu terdapat kompleksitas perbedaan. Setiap kelompok memiiki agenda-agenda bahkan ideologi yang ingin diaplikasikan dalam masyarakatnya. Realitas demikian sangat rentan menimbulkan gesekan sosial jika tidak ada sistem nilai yang diterima secara umum. Di titik ini, universalitas islam sebagai nilai yang bisa diterima secara umum oleh berbagai latar berlakang masyarakat sangat dibutuhkan. Universalitas dalam islam merupakan modal untuk mengakomodasi varian perbedaan dalam masyarakat yang plural. Belum lagi ditengah kejumudah fikir oleh sebagian kelompok sehingga islam dinampakan sebagai sosok yang garang, bukan agama cinta kasih. Fenomena islamphobia masih begitu kental dibanyak H M I M i l e n i a l | 59



masyarakat barat yang selalu melihat islam sebagai agama melegalkan kekerasan. Belum lagi lahirnya gerakan-gerakan radikal yang mengatasnamakan islam yang hari ini tengah menguasai panggung pemberitaan media massa sehingga suasana semakin keruh. Di titik inilah, kita butuh jamaah (kelompok) untuk menggelorakan ajaran islam yang damai sehingga siapapun bersimpati pada agama ini. Agama kasih sayang yang melebihi ego sektoral. Universalitas islam bisa dijadikan jembatan penghubung perbedaan sehingga perdamaian bisa terwujud.



Pancasila bagian dari universalitas islam Butuh upaya untuk mengembalikan marwah islam sehingga menjadi agama yang rahamatan lil alamin. Agama penyejuk bukan hanya untuk umat yang memeluknya melainkan kepada seluruh umat manusia. Penggalian selanjutnya pengaplikasian ajaran islam mulai digalakan agar nilai universalitas islam dapat mewarnai peradaban. Jika dicermati dengan seksama, islam bisa bermakna ideologi. Hal ini karena dalam islam memiliki nilai dan perangkat aturan yang sebenarnya bisa di aplikasikan dalam kehidupan keseharian. Meskipun oleh banyak ilmuan muslim berbeda pendapat dalam hal bagaimana islam di wujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni apakah islam kulutural atau islam formal? Tidak perlu 60 | H M I M i l e n i a l



masuk dalam perdebatan itu tapi di Indonesia implementasi islam dapat mudah dilihat pada ideologi yang digunakan: Pancasila. Pancasila sebagai salah satu contoh ajaran universalitas islam yang digunakan sebagai perekat perbedaan. Ideologi ini menghimpun semua nilai-niliai kemanusiaan yang terkandung dalam banyak perbedaan di Indonesia. Dari banyak perbedaan itu dirumuskan dan diformulasikan menjadi lima point yang memuat ajaran-ajaran universal. Dari lima point itu tidak ada satupun yang bertentangan dengan ajaran islam, malah sangat islami bahkan berbicara tentang Tuhan yang satu seperti yang diajarkan dalam islam. Universalitas ajaran islam merambah kesemua sektor kehidupan yang mendorong ke penciptaan keadilan. Dalam toleransi sosial dimana islam mengajarkan tentang konsep tauhid dimana semua manusia sama sehingga kasih sayang kepada sesama manusia adalah sebuah keharusan. Di sektor lain, misalnya ekonomi, juga mengajarkan bagaimana keadilan ekonomi harus merata dengan baik kepada seluruh masyarakat. Kemudian politik dan hukum yakni bagaimana setiap orang memiliki hak yang sama dalam penyelenggaraan negara dan hukum yang berlaku. Dalam konteks kenegaraan, semua harus termaktub dalam regulasi yang berlaku. Tidak salah, banyak yang mengatakan bahwa pancasila adalah bentuk ajaran islam yang universal. Ajaran yang menyentuh semua golongan tanpa ada pembedaan. H M I M i l e n i a l | 61



Oleh karena itu, sangat perlu untuk mengaktualisasikan universalitas islam dalam bentuk regulasi sebagai wujud tanggung jawab terhadap umat. Regulasi penting, karena disinilah kekuasaan bekerja karena bagaimanapun kita butuh kekuasaan untuk memudahkan penyebaran nilai islam yang diterimah oleh kemanusiaan. Penting bagi para pemangku kepentingan untuk melakukannya.



62 | H M I M i l e n i a l



8. Transformasi Entitas Multikulturalisme



Allah Swt. dalam kalamnya yang Maha Suci; “Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersukusuku agar kalian saling mengenal” (QS. Al-Hujurat 49:3). Sebagai seorang muslim, ayat itu memberikan kita, bukan saja landasan filosofis, melainkan pula landasan Qur’ani tentang multikulturalisme. Perbedaan sesuatu yang niscaya, perbedaan sesuatu yang kaya.



H M I M i l e n i a l | 63



Bahkan jika dirunut kepada entitas terkecil sekalipun, yakni diri kita sebagai manusia, terdapat fakta perbedaan. Misalnya antara helai rambut kita yang satu, dengan helai yang lain, tentulah memiliki perbedaan bentuk. Itu artinya segala sesuatu itu hanya identik dengan dirinya sendiri. Segala sesuatu itu berbeda. Segala sesuatu itu unik. Segala sesuatu itu esa. Dan perbedaan eksistensial itu bersumber dari yang Maha Esa. Entitas adalah sebuah objek yang keberadaannya dapat dibedakan terhadap objek lain. Jika helai rambut di kepala kita saja berbeda antara satu dan lainnya, maka tentu antara satu manusia dengan manusia lainnya, satu suku dengan suku lainnya, satu bangsa dengan bangsa lainnya tentulah juga berbeda. Persis seperti kata Bung Karno; setiap bangsa memiliki perjuangannya sendiri-sendiri. Lalu, jika perbedaan adalah sebuah keniscayaan, mengapakah kita mesti menumpahkan darah atas nama perbedaan bangsa, perbedaan suku, dan perbedaan agama, yang katanya merupakan pedoman dari Tuhan? Bagaimana dengan klaim perang suci, perang saudara? Mengenai persoalan ini, Malaikat pun bertanya, "mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (QS. Al64 | H M I M i l e n i a l



Baqarah: 30). Pertanyaan Malaikat semakin memberikan kita pertanyaan-pertanyaan baru. Apa pula yang diketahui oleh Tuhan dan tidak diketahui oleh Malaikat? Untuk memahami secara menyeluruh, mari kita lacak fakta sejarah kebudayaan manusia, apakah memang perbedaan kita adalah kutukan? Atau justru rahmat yang menjadi solusi bagi persatuan umat manusia dalam suatu transformasi entitas kebudayaan manusia yang jamak ini.



Tiga Revolusi Kebudayaan Umat Manusia Sejak terjadinya Bing Bang sekitar 13,5 miliar tahun silam, terdapat tiga revolusi besar umat manusia; Pertama, revolusi kognitif yang mengawali sejarah sekitar 70.000 dan 30.000 tahun silam. Adapun kemampuan baru yang dihasilkannya adalah suatu mekanisme bertahan hidup berbasis kelompok yang berjumlah 150 individu (yang kemudian dijadikan basis pertemanan dalam media sosial Path). Inilah produk kebudayaan pertama umat manusia, dan perkembangan tiada akhirnya kemudian kita sebut sebagai sejarah (Yuval, 2017: 44) Sementara itu, watak kolonial sapiens memang sudah tumbuh dari zaman purba. Perang antar kelompok Sapiens mungkin bukan pertarungan utama, melainkan penaklukan spesies lain. Mamut, dan mamalia purba lainnya adalah korban kolonialisasi Sapiens. Spesiesisme dimulai dari masyarakat purba H M I M i l e n i a l | 65



ini. Namun, seperti tesis para penganut komunisme, masyarakat inilah yang menjadikan dasar alamiah sejarah kebudayaan manusia; masyarakat komunal. Kedua, revolusi pertanian sekitar 12.000 tahun silam bermula dari gandum yang mengharuskan petani untuk menetap, membersihkan kebun dari pagi hingga sore, menyiraminya dengan seember air yang dipikul dari sungai, dan menunggunya berbulan-bulan untuk suatu masa panen. Inilah cetak biru bagi rutinitas beban kerja yang repetitif dan membosankan. Di sisi lain, revolusi pertanian membawa serta kebangkitan evolusi peternakan. Namun, kebangkitan evolusi peternakan tidak sepadan dengan eksistensi individu ternak itu sendiri. Domestikasi babi di Papua misalnya, membuat masyarakat Papua harus memotong hidung Babi agar Babi tersebut tidak bisa mengendus jalan hingga tidak keluar dari peternakan sang tuan. Tidak jarang babi tersebut dibutakan matanya agar sepenuhnya bergantung pada tuan ternaknya. Belum lagi sapi, domba, dan ayam, yang dikurung sejak lahir dan baru bisa bebas ketika berjalan menuju tempat penjagalannya. Suatu paradoks keberhasilan revolusi pertanian, kebangkitan evolusi tani dan ternak di satu sisi, namun kesengsaraan hewan, dan termasuk manusia itu sendiri di sisi yang lain. Sejauh ini, kita bukan saja mempelajari betapa multikulturnya kehidupan kita, tetapi juga multispesies. 66 | H M I M i l e n i a l



Revolusi ketiga dari umat manusia adalah revolusi saintifik, suatu perubahan radikal menuju tatanan yang bertumpu pada kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang terukur dan pasti. Zaman pencerahan Eropa yang mengawinkan sains, imperium, dan kredo kapitalis memulai babak baru globalisasi, termasuk kebudayaan. Ekses baik dari globalisasi adalah perkembangan teknologi, informasi, dan telekomunikasi yang semakin mempermudah proses pemenuhan kebutuhan manusia. Sementara mengenai ekses buruk globalisasi dapat diamati dari teori globalisasi radikal, menurutnya tujuan akhir dari globalisasi adalah bagaimana mereduksi peran pemerintah negara menjadi sekadar direksi regional sembari menggantinya dengan pemerintahan global yang dikendalikan oleh perusahaan multinasional (Keith Faulks. 2012, hal 89). Selama 400 tahun, yaitu sekitar abad ke 16-19, hubungan intersivilisasional terdiri atas subordinasi masyarakat-masyarakat lain terhadap peradaban Barat. Keberhasilan Barat ditenggarai buah dari revolusi Industri. Barat mampu menaklukkan dunia bukan karena keunggulannya dari segi ide-ide, nilai-nilai ataupun agama, tapi lebih disebabkan oleh pengerahan kekerasan yang terorganisasi. Orang-orang Barat seringkali melupakan kenyataan ini. Orang-orang Non-Barat tidak pernah melupakannya (Hungtinton. 2004, hal 58).



H M I M i l e n i a l | 67



Multikulturalisme sebagai Landasan Persatuan Kebudayaan Manusia Apakah anak panah sejarah menuju kepada unifikasi peradaban manusia atau justru sebaliknya? Fakta sejarah memberikan kita jawaban yang lebih mengarah pada penyatuan peradaban manusia ketimbang polarisasi peradaban manusia. Pada segi ekonomi, sistem barter yang begitu rumit di masa lampau menuju penyatuan manusia pada uang digital. Pada segi politik, dari berjamurnya kerajaan-kerajaan kecil di muka bumi, kemudian menyisakan beberapa negara yang disatukan dalam PBB. Bahkan pada segi agama, tinggal beberapa agama yang benar-benar menunjukkan peningkatan jumlah penganut yang signifikan; yaitu Islam dan Budha. Betapapun mirisnya fakta sejarah, menunjukkan bukti akan persatuan kebudayaan manusia.



Masa Depan Umat Manusia Mungkinkah manusia akan abadi di muka bumi? Fakta sejarah menjawab tidak mungkin. Bio-teknologi menjawab hanya bisa memanjangkan usia manusia, tapi tidak mengabadikannya. Temuan sains juga sementara mengembangkan DNA homo neanderthal untuk dihidupkan kembali. Beberapa sapiens perempuan telah bersedia menjadikan ibu donornya. Begitupun dengan DNA marmut dan hewan pra sejarah lainnya yang dicoba dihidupkan kembali oleh proyek ambisius sains. Pertanyaannya kemudian,



68 | H M I M i l e n i a l



untuk apa? Apakah untuk menghapus dosa sejarah? Atau inikah tanda akan tamatnya umat manusia? Selain itu, perkembangan teknologi mutakhir juga telah menciptakan cyborg, yaitu gabungan manusia yang cacat dan teknologi. Misalnya tangan robot. Belum cukup sampai di situ, manusia juga menciptakan robot yang menggatikan peran-peran fisik dan berbahaya yang dilakukan oleh manusia, misalnya robot pemadam kebakaran atau robot penjinak bom. Yang pesimis menganggap masa depan manusia akan diperbudak oleh teknologi. Yang optimis menganggap masa depan akan semakin dimanusiakan karena dipermudah oleh teknologi. Yang jelas, manusia yang merupakan genus binatang tidak akan abadi di muka bumi. Dalam bahasa agama; bahwa setiap yang berasal dari Tuhan, akan kembali kepada Tuhan.



Bagaimana dengan Persatuan Indonesia? Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam pidatonya pada sidang BPUPKI, yang kemudian diperingati sebagai hari lahir Pancasila, Soekarno berkata; bahwa kebangsaan Indonesia merupakan kumpulan dari suku-suku bangsa yang ada di bumi nusantara. Dan bangsa Indonesia merupakan bagian dari persaudaraan kemanusiaan yang universal di antara bangsa-bangsa lain yang ada di dunia. Inilah landasan filosofis multikulturalisme dari pendiri bangsa.



H M I M i l e n i a l | 69



Kita bukanlah bangsa yang xenomaniac, yang tergila-gila pada budaya asing. Tetapi kita juga bukanlah bangsa yang xenophobia, yang menutup diri pada budaya asing. Berdasarkan karakteristik multikultural dari nilai-nilai yang ada pada Pancasila, maka menyikapi globalisasi dan kearifan lokal kita harus menerapkan pluralisme kebudayaan (Hartono, 2016: hal 109). Pertama, mengembangkan kebaikan internal, seperti sistem ekonomi koperasi, gotong-royong, toleransi dalam beragama, dan melestarikan kekayaan seni dan bahasa. Kedua, menerima kebaikan eksternal, seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga, meninggalkan keburukan internal, seperti kemalasan yang melahirkan kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan (pemiskinan). Keempat, menolak keburukan eksternal, seperti pandangan dunia materialisme yang berujung pada sifat individuliastik, kapitalistik, menindas, dan gaya hidup seks bebas. Memahami kebudayaan diri sendiri dan kebudayaan orang lain adalah kunci kerukunan antar kebudayaan. Persis seperti yang difirmankan Allah Swt pada ayat di atas, bahwa kita diciptakan berbeda agar kita saling mengenal. Inilah yang diajarkan Allah Swt kepada Nabi Adam as, yang tidak diketahui oleh Malaikat. Bahwa Allah Swt mengajarkan nama-nama atau hakikat segala sesuatu. 70 | H M I M i l e n i a l



Maka, transformasi entitas mulkulturalisme dimulai dari transformasi pemahaman agar kita saling memahami satu sama lain. Dalam konteks Indonesia, kesemuanya itu diupayakan demi kebudayaan puncak Indonesia menuju Peradaban Pancasila. Bahwa perbedaan merupakan keniscayaan yang harus disikapi dengan moral persatuan. Persis dengan kata Mpu Tantular beradab-abad yang lalu; Bhineka tunggal ika, tan hana Dharma mangruwa. Berbeda-beda tetapi esa, tiada kebenaran yang mendua.



H M I M i l e n i a l | 71



72 | H M I M i l e n i a l



9. HMI Pemersatu Ummat dan Bangsa



Ketidakharmonisan bangsa akhir-akhir ini muncul secara spontan, saling hujat menghujat sesama anak bangsa seolah mempertanyakan kembali seperti apakah wajah Indonesia yang sesungguhnya. Bangsa ini bukanya harus berlari sekencang-kencangnya untuk mengejar ketertinggalan, tapi malah mengalami kemuduran. Sebagai bangsa yang majemuk sebelum H M I M i l e n i a l | 73



dan setelah didirikan, sangat miris melihat kondisi hari ini, seolah keragaman dan kemajemukan bangsa ini kembali dipertanyakan. Siapakah yang harus bertanggung jawab atas kondisi ini? Dalam teori konflik tidak ada satu masalah yang timbul secara alami, melainkan sebuah rekayasa. Bangsa ini tidak kekurangan sumber daya manusia. Jutaan Professor, Doktor, Magister dan Sarjana yang dimiliki bangsa ini apakah tidak cukup hanya untuk menjawab persoalan keragaman dan kemajemukan? Mereka harusnya yang bisa merajut tenun kebangsaan malah mendahulukan ego-ego sektariannya. Bagaimana nasib generasi jika kondisinya seperti ini, sementara tantangan bagi generasi ditengah tipisnya batas antara negara ditandai dengan terbukanya corong informasi adalah generasi rentan kehilangan nilai dan generasi sebelumnya akan kehilangan eksistensi dimata generasi berikutnya. Problem tersebut harus terjawab sebelum generasi betul-betul kehilangan nilai kebangsaan. Selain suku bangsa yang beragam, indonesia juga memiliki berbagai kelompok-kelompok yang menginternalisasi agama sebagai landasan ideologinya seperti GMKI, NU, Muhammadiyah, serta HMI. Himpunan mahasiswa islam sebagai organisasi Islam yang modern harusnya hadir sebagai simbol pemersatu ummat yang mampu menjawab persoalan kebinekaan, dan menjadi jembatan diantara jurang pemisah tersebut. Mengapa HmI? Sebab hanya di HMI Anakanak NU bisa duduk bercerita dengan Anak-Anaka Muhammadiah. Bukan Hanya itu di HMI dengan 74 | H M I M i l e n i a l



berbagai varian aliran agama islam bisa duduk berdiskusi tentang wawasan kebangsaan tanpa sekat sektarian tersebut. Itu menandakan HMI organisasi yang kaya akan sudut pandang.



Dimensi Ilahiyah dan Kemanusiaan HMI Sebagai organisasi besar dan memiliki identitas yang jelas, harusnya HMI mampu menjawab polemik yang terjadi belakangan ini secara sistematis. Terbukti hmi sampai hari ini HMI dikenal sebagai organisasi yang demokratis dalam perjalanan sejarah organisasinya, serta memliki kualitas kader yang mumpuni ditandai dengan pola kaderisasi serta jenjang pelatihan kaderisasi diinternal HMI. Nilai Dasar Perjuangan (NDP) adalah landasan ideologis perjuangan HMI, sebagai ruh yang mendorong moral pergerakan kader. Pemahaman terhadap NDP diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan diri kader akan keyakinan ilahiahnya, membangun semangat humanisme dalam interaksi dengan sesama manusia, dan sebagai sumber nilai moral yang mengiringi ilmu pengetahuan untuk diabdikan bagi kemanusiaan. Dengan demikian nilainilai NDP bisa menjadi identitas yang khas bagi kaderkader HMI.(Kutipan Sejarah Perumusan NDP HMI) Sejak awal berdiri HMI telah mencantumkan “Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam” sebagai salah satu tujuannya, di samping “Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat H M I M i l e n i a l | 75



Indonesia”. Dengan demikian, Islam telah dijadikan sebagai landasan organisasi. Dalam hal ini HMI tidak mendasarkan diri pada “mazhab” tertentu, walau kemudian dalam pola pemikirannya HMI cenderung sebagai kelompok intelektual muslim pembaharu.( Kutipan Sejarah Perumusan NDP HMI) Secara sosiologis, NDP dirumuskan dalam kancah pertarungan ideologi-ideologi besar yag ada pada saat itu. Nasionalisme Bung Karno, Komunisme PKI, dan Sosialisme PSI adalah ideologi-ideologi yang secara umum berebut pengaruh. Di samping itu yang juga mendorong perumusan NDP adalah perlawatan Nurcholish Madjid ke Amerika (Oktober 1968) atas beasiswa sebagai pemimpin mahasiswa dari Council for Leaders and Specialist, Washington. Namun menurutnya yang banyak memberikan terhadap sikap dan gagasannya bukan itu, melainkan kunjungannya ke beberapa negara di Timur Tengah (Turki, Libanon, Syiria, Irak, Kuwait, Saudi, Sudan dan Mesir) selama empat bulan setelah lawatannya ke Amerika.(Kutipan) Meskipun NDP berpretensi ideologis, NDP tidak boleh diperlakukan sebagai dogma yang taken for granted oleh kader-kader HMI. NDP bagi HMI tidaklah sama dengan al-Quran bagi umat Islam. Bagaimana pun NDP adalah buatan manusia. Karena itu meskipun perumusannya didasarkan pada wahyu yang bersifat mutlak, NDP tak lebih dari sekadar hasil interpretasi manusia yang nilai kebenarannya relatif. NDP bolehlah dikatakan sebagai satu usaha berupa 76 | H M I M i l e n i a l



landasan filosofis untuk mencapai Yang Mutlak, Kebenaran, yaitu Tuhan itu sendiri. Keberadaan NDP harus disikapi secara kritis. Cak Nur sendiri, selaku salah seorang perumus NDP, ketika ditanya apakah NDP masih relevan dengan kondisi sekarang ataukah perlu diganti, mengatakan bisa saja, asal tingkat intelektualitasnya tidak lebih rendah dari yang ada sekarang.(Kutipan) Hadirnya NDP HMI harusnya menimbulkan kesadaran dari eksistensi diri sebagai kader, bukankah ini bisa menjadi langkah awal dalam melakukan kerja kemanusiaan yang memuat dimensi penting yaitu dimensi Ilahiyah dengan berbagai spectrum pemikiran islam. Dimensi inilah yang mendatangkan pencerahan dalam gerak langkah setiap individu secara khusus sebagai kader dan secara umum HmI sebagai oraganisasi Islam. Menjadi kader dan mengikuti rangkaian kaderisasi di himpunan, berarti secara sadar telah memilih sebagai insan yang terserahkan dalam mengawal proses kebangsaan secara khusus dan kemanusiaan pada umumnya. Sebab nilai-nilai tersebut sangat jelas dalam kandungan NDP himpunan ini yaitu Iman, Ilmu, dan amal . Sebagai Organisasi besar yang dimiliki bangsa ini, jutaan kader dan alumni yang tersebar di seluruh isi nusntara ini bahkan di belahan bumi lainnya, pasti memilikitafsir yang beragam dalam menafsirkan nilai dasar perjuangan dan tujuan himpinan. Untuk itu kader-kader dan alumni harusnya satu nafas dalam mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut. H M I M i l e n i a l | 77



Mayoritas Merawat Kebergaman Tidak lama lagi Indonesia akan menghadapi perhelatan politik di tahun 2019,yaitu pemilihan presiden dan wakil rakyat. Jika isu perepcahan ini terus terawat dan tidak segera ditindak lanjuti bisa jadi pertikaian sesame anak bangsa akan terus terjadi. Bukankah kondisi seperti itu yang diinginkan oleh negara-negara luar baik timur dan barat untuk memudahkan mereka menjarah secara berjamaah sumber daya alam banga ini. Islam sebagai agama yang mayoritas di Indonesia harusnya bisa mengambil peran sebagai pemersatu bukan sebaliknya, yang memperlebar jurang pemisah tersebut. Indonesia dengan berbagai varian suku, agama dan bangsa tersebut merupakan kemajemukan masyarakat, unsur tersebut terlembagakan atau sering disebut primordialisme. Terciptanya suatu harmoni dalam kemajemukan itu memang tidaklah mudah. Sebenranya bangsa ini memiliki simbol bersama yang berupa konsensu yaitu pancasila., jika semua instrument dan setiap entitas dibangsa ini bisa saja dengan mudah untuk meretas perbedaan sudut pandang tersebut dengan Konsesnsus yang ada, maka perpecahan ini tdak aka nada. Permasalahannya adalah siapa yang harus mengawal konsesnsus tersebut tanpa menafsirkannya secara sektarian dan meminggirkan kepentingan kelompoknya.



78 | H M I M i l e n i a l



HMI dengan landasan organisasinya serta kekayaan sudut pandang yang dimiliki harus hadir memperkaya dan membentuk wawasan tentang islam yang sifatnya terbuka, serta moderat. Dengan Mengusung tema subtansi dari agama islam yaitu islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin. Dengan semangat Keislaman dan kebangsaan tersebut HMI sangat bisa hadir sebagai ormas islam yang modern dan terbuka. Merangkul generasi-generasi yang terbawa arus moderiniasasi dengan cara pengelolaan organisasi yang demkratis dan modern. Tulisan ini saya selesaikan bertepatan dengan ditetapkannya kakanda Almarhum Prof Lafran Pane sebagai Pahlawan NAsional, Alfatihah Untuk Almarhum. Semoga Beliau senantiasadiberi tempat yang bahagia serta cahaya yang terang disisiNYA amin.



H M I M i l e n i a l | 79



80 | H M I M i l e n i a l



DAFTAR PUSTAKA Afriansyah, J.Y., 2015, Lead Or Leave It, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Faulks, K. 2006. Political Sociology: A Critical Introduction, Edinburgh, Edinburgh: University Press Garret, R.K. 2006, “Protest in an Information Society : A review of Literature on Social Movement and New ICTs, Information”, Communication & Society, Vol.9, No.2 (2006), hal. 202-224. Diakses dari http://www.tadfonline.com/loi/rics20. Harari, Y.N., 2014, Sapiens : A Brief Story of Humankind. Canada : Penguin Random House Company. Huntington, S.P., 2004. Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia (The Clash of Civilizations and The Remarking of Word Order). Terj. M. Sadat Ismail. Yogyakarta: Qalam. Cet. VIII. Irwanto, H.T., 2016, Reideologisasi Pancasila, SIGN, Makassar Kasali, R.,2017, Disruption, Gramedia, Jakarta (ID) Latif, Y., 2013 Genealogi Inteligensia, Pengetahuan & Kekuasaan Intelegensia Muslim Indonesia Abad XX, Prenada Media, Jakarta West, D., 2009. Gerakan-gerakan sosial baru, dalam Gerald F. Gaus & Chandran Kukathas Hand Book Teori Politik. H M I M i l e n i a l | 81



Nadiia, L. dan Khrystyna, B, 2013. Modernization as a Process of Change Management in Organization. “Economic & Management 2013” (EM-2013), 21–23 November 2013, LVIV, Ukrine. Rakhmat, J., 2000, Rekayasa Sosial, (Reformasi, Revolusi, atau Manusia Besar?), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Syari`ati, A., 1998, Al-Ummah wa Al-Imamah. Teheran: Mu`assasah Al-Kitab Al-Tsaqafioyah. Rickefs, M.C., 2008, Sejarah Indonesia Modern 1200– 2008 (revisi kedua), Serambi, Indonesia. Chomsky N., 2015, How the World Works, Bentang Pustaka, Indonesia.



82 | H M I M i l e n i a l



TENTANG PENULIS Muhammad Ridal adalah pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 12 Agustus 1986. Menyelesaikan Program Magister Ilmu Komunikasi di Universitas Jayabaya, Jakarta pada tahun 2015. Sebelumnya telah menyelesaikan Studi Strata Satu di STMIK Dipanegara Makassar. Pria yang akrab disapa Ridal ini, tengah menjabat sebagai direktur badan koordinasi nasional (Bakornas) Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI). Semasa kuliah, Ridal telah berkecimpung di berbagai ruang kaderisasi khususnya dalam tubuh HMI. Begitu juga dengan pengalam dalam mengelola organisasi, Berbagai jabatan strategis yang pernah dilakoninya adalah; ketua bidang pendidikan KEPMI BONE komisariat Ade' Pitue STMIK DP (2008 - 2009); Ketua bidang pembinaan anggota HMI Komisariat STMIK DP (2009 - 2010); Presiden BEM STMIK DP (2010 - 2011); Sekertaris Umum HMI Cabang Makassar Timur (2011 – 2012); Wakil Bendahara Umum PB-HMI (2013 – 2015); Wakil Sekretaris Jendral PB-HMI (2015 – 2016); Direktur Bakornas LTMI PB-HMI (2016 2018).



H M I M i l e n i a l | 83



84 | H M I M i l e n i a l