Holisme Dan Humanisme Abraham Maslow [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HOLISME DAN HUMANISME ABRAHAM MASLOW Posted on January 16, 2014 by rielalaring A.    Humanisme Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang pesimisme dan keputusasaan pandangan psikoanalitik dan konsep kehidupan “robot” pandangan behaviorisme. Pandangan humanisme dalam kepribadian menekankan hal-hal berikut: 1.      Holisme Holisme menekankan bahwa organisme selalu bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian/komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa yang terjadi di bagian satu akan mempengaruhi bagian lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah; 1. Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi (unity, integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal dan disorganisasi berarti patologik. 2. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian. 3. Organisme memiliki satu drive yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self actualization). 4. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme, jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral. 5. Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir. 2.      Menolak Riset Binatang Psikolog humanistik menekankan perbedaan antara tingkahlaku manusia dengan tingkahlaku binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai reflekskondisioning, mengabaikan karakteristik manusia yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta, humor, cemburu, dosa, serta puisi, musik, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. 3.      Manusia Pada Dasarnya Baik, Bukan Setan Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologik yang analog dengan struktur fisik: mereka memiliki “kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetik”. Beberapa sifat menjadi ciri umum kemanusiaan, sifat-sifat lainnya menjadi ciri unik individual. Kebutuhan, kemampuan dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak sesutau yang netral, itu bukan setan. Sifat setan yang jahat, destruktif dan kekerasan adalah hasil dari frustasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar, dan bukan bagian dari hereditas.



4.      Potensi Kreatif Kreativitas merupakan ciri universal manusia, sejak dilahirkan. Itu adalah sifat alami, sama dengan sifat biji yang menumbuhkan daun, burung yang terbang, maka manusia kreatif. Kreativitas adalah potensi semua orang, yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang khusus. Sayangnya, umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini karena proses pembudayaan (enculturated). 5.      Menekankan Kesehatan Psikologik Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manusia sehat, kreatif dan mampu mengaktualisasikan diri. Ilmu jiwa seharusnya memusatkan analisisnya kepada tema pokok kehidupan manusia, yakni aktualisasi diri. Maslow berpendapat psikopatologi umumnya hasil dari penolakan, frustasi, atau penyimpangan dari hakekat alami seseorang. Dalam pandangan ini, apa yang baik adalah semua yang memajukan aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat atau menolak kemanusiaan sebagai hakekat alami. Karena itu psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan berkembang sepanjang lintasan yang diatur oleh alam di dalam dirinya.   B.     Motivasi: Teori Hirarki Kebutuhan 1.      Hubungan Antar Kebutuhan Jenjang motivasi bersifat mengikat, maksudnya: kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi. Jadi, kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulusebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul kebutuhan kasih sayang, begitu seterusnya sampai kebutuhan dasar terpuaskan – baru akan muncul kebutuhan meta. 2.      Kebutuhan Rendah versus Kebutuhan Tinggi Pada umumnya kebutuhan yang lebih rendah mempunyai kekuatan atau kecenderungan yang lebih besar untuk diprioritaskan. Namun bisa terjadi perkecualian, akibat sejarah perkembangan perasaan, minat, dan pola berfikir sejak anak-anak, orang yang kreatif lebih mementingkan ekspresi bakat khususnya alih-alih memuaskan dorongan sosialnya, orang memprioritaskan kebutuhan kepuasan self esteem di atas kebutuhan kasih sayang dan cinta, atau orang memprioritaskan nilai-nilai/idea tertentu dan mengabaikan kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Perbandingan antara kebutuhan-kebutuhan itu dipostulatkan oleh Maslow sebagai berikut;



1. Kebutuhan meta muncul belakangan dalam evolusi perkembangan manusia. Semua makhluk hidup membutuhkan makan dan minum, tetapi hanya manusia yang memiliki kebutuhan aktualisasi diri, mengetahui dan memahami. 2. Kebutuhan yang lebih tinggi muncul belakangan dalam perkembangan individu. Aktualisasi diri mungkin baru akan muncul pada usia pertengahan. 3. Kebutuhan yang semakin lebih tinggi, semakin kurang kaitannya dengan usaha mempertahankan kehidupan, perolehan kepuasannya bisa ditunda semakin lama. 4. Kebutuhan meta memberikan sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis. 5. Kebutuhan yang lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis, sedang kebutuhan yang lebih tinggi memberi keuntungan biologis dan psikologis. 6. Kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. 7. Kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan kondisi eksternal – sosial, ekonomi, politik – yang lebih baik dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. 3.       Kebutuhan Dasar 1: Kebutuhan Fisiologis Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini. 4.      Kebutuhan Dasar 2: Kebutuhan Keamanan (Safety) Sesudah kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang. Kebutuhan keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam bentuk menangis dan berteriak ketakutan karena perlakuan yang kasar atau karena perlakuan itu dirasa sebagai sumber bahaya. 5.      Kebutuhan Dasar 3: Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging dan Love) Sesudah kebutuhan fisiologi dan keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup. Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-love dan Being atau B-love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-love; orang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harg diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. D-love adalah cintaa yang mementingkan diri sendiri, lebih memperoleh daripada memberi.



B-love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama brtujuan memberi orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk berkembang. 6.      Kebutuhan Dasar 4: Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem) Manakala kebutuhan dimiliki dan mencintai telah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri: 1. Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan. 2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others): kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaan dan sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting di dunia. Sebaliknya, frustasi karena kebutuhan harga diri tak terpuaskan akan menimbulkan perasaan dan sikap inferior, canggung, lemah, pasif, tergantung, penakut, tidak mampu mengatasi tuntutan hidup dan rendah diri dalam bergaul. 7.      Kebutuhan Meta: Kebutuhan Aktualisasi Diri Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu orang itu mampu mewujudkannya memakai (secara maksimal) seluruh bakat – kemampuan – potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu. Kebutuhan Meta: Kebutuhan Estetik dan Kognitif



No Metaneed 1 Keanggunan (Beauty) 2 Bersemangat (Aliveness) 3 Keunikan (Uniqueness) Bermain-main (Playfullnes 4 s) 5 Kesederhanaan (Simplicity) 6 Kebaikan (Goodness) 7 Teratur (Order) Kemandirian (Self 8 sufficiency) Kemudahan (Effortlessness 9 ) 10 11 12 13 14 15 16 17



Karakter yang Sama/Berhubungan Keindahan, keseimbangan bentuk, menarik perhatian Hidup, bergerak spontan, berfungsi penuh, berubah dalam aturan Keistimewaan, kekhasan, tidak ada yang sama, kebaruan Gembira, riang, senang, menggelikan, humor Jujur, terbuka, menasar, tidak berlebihan, tidak rumit Positif, bernilai, sesuai dengan yang diharapkan Rapi, terencana, mengikuti aturan, seimbang Otonom, menentukan diri sendiri, tidak tergantung



Ringan, tanpa usaha, tanpa hambatan, bergaya Mutlak, pantas, tidak berlebih dan tidak kurang, Kesempurnaan (Perfection) optimal Selesai, tamat, sampai akhir, puas terpenuhi, tanpa Kelengkapan (Completion) sisa Berisi (Richness) Kompleks, rumit, penuh, berat, semua sama penting Tidak berat sebelah, menurut hukum, yang Hukum (Justice) seharusnya Penyatuan (Dicotomy Transcendence) Menerima perbedaan, perubahan, penggabungan 8.      Ke Keharusan (Necessity) Tak dapat ditolak, syarat sesuatu harus seperti itu butuhan Kesatuan, integrasi, kecenderungan menyatu, saling Neurotik Kebulatan (Wholeness) berhubungan Kebenaran (Truth) Kenyataan, apa adanya, faktual, tidak berbohong



Kebutuhan neurotik bersifat nonproduktif, mengembangkan gaya hidup yang tidak sehat, gaya hidup yang tidak memiliki nilai dalam kaitannya dengan perjuangan mencapai aktualisasi diri, gaya hidup reaktif, berperan sebagai kompensasi dari kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Orang yang kebutuhan keamanannya tidak terpuaskan, mungkin mengambangkan keinginan yang kuat untuk menimbun uang dan harta benda. Dorongan menimbun semacam itu adalah dorongan neurotik, tidak berharga sebagai motivator menuju kesehatan jiwa. Kebutuhan neurotik berbeda dengan kebutuhan hirarkis karena kepuasan kebutuhan neurotik tidak membuat orang berkembang menjadi sehat. Memberi semua kekuatan yang diinginkan oleh orang kebutuhan neurotiknya haus kekuasaan, tidak membuat neurotiknya mereda dan jenuh. Apakah kebutuhan neurotik itu terpenuhi atau tidak, kesehatan jiwa tidak menjadi lebih baik. C.    Mencapai Aktualisasi Diri Aktualisasi diri dapat dipandang sebagai kebutuhan tertinggi dari suatu hirarki kebutuhan, namun juga dapat dipandang sebagai tujuan final, tujuan ideal dari kehidupan manusia. menurut



Maslow, tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir. Secara genetik manusia mempunyai potensi dasar yang positif. Di samping itu manusia juga mempunyai potensi dasar jalur perkembangan yang sehat untuk mencapai aktualisasi diri. Jadi orang yang sehat adalah orang yang mengembangkan potensi positifnya mengikuti jalur perkembangan yang sehat, lebih mengikuti hakekat alami di dalam dirinya, alih-alih mengikuti pengaruh lingkungan di luar dirinya. Aktualisasi sebagai tujuan final-ideal hanya dapat dicapai oleh sebagian kecil dari populasi, itupun hanya dalam prosentase yang kecil. Menurut Maslow rata-rata kebutuhan aktualisasi diri hanya terpuaskan 10%. Kebutuhan aktualisasi ini jarang terpenuhi karena orang sukar menyeimbangkan antara kebanggaan dengan kerendahan hati, antara kemampuan memimpin dengan tanggung jawab yang harus dipikul, antara mencemburui kebesaran orang lain dengan perasaan kurang berharga. 1.      Pengembangan Diri Maslow mengemukakan dua jalur untuk mencapai aktualisasi diri; jalur belajar (mengembangkan diri secara optimal pada semua tingkat kebutuhan hirarkis) dan jalur pengalaman puncak. Ada delapan model tingkah laku yang harus dipelajari dan dilakukan agar orang dapat mencapai aktualisasi diri melalui jalur belajar – pengembangan diri, sebagai berikut: 1. Alami sesuatu dengan utuh, gamblang, tanpa pamrih. Masukkan diri ke dalam pengalaman mengenai sesuatu, berkonsentrasi mengenainya seutuhnya, biarkan sesuatu itu menyerapmu. 2. Hidup adalah perjalanan proses memilih antara keamanan (jauh dari rasa sakit dan kebutuhan bertahan) dengan resiko (demi kemajuan dan perkembangan): buat pilihan pertumbuhan “sesering mungkin tiap hari”. 3. Biarkan self tegak. Usahakan untuk mengabaikan tuntutan eksternal mengenai apa yang seharusnya kamu fikirkan, rasakan dan ucapkan. Biasakan pengalaman membuatmu dapat mengatakan apa yang sesugguhnya kamu rasakan. 4. Apabila ragu, jujurlah. Jika kamu melihat ke daam dirimu dan jujur, kamu akan mengambil tanggung jawab, bertanggung jawab adalah aktualisasi diri. 5. Dengar dengan seleramu sendiri, bersiaplah untuk tidak populer 6. Gunakan kecerdasanmu, kerjakan sebaik mungkin apa yang ingin kamu kerjakan, apakah itu latihan jari di atas  tuas piano, mengingat nama setiap tulang-otot-hormon. 7. Buatlah pengalaman puncak (peak experience) seperti terjadi, buang ilusi dan pandangan salah, pelajari apa yang kamu tidak bagus dan kamu tidak potensial. 8. Temukan siapa dirimu, apa pekerjaanmu, apa yang kamu senangi, apa yang baik dan buruk bagimu, kemana kamu pergi, apa misimu. Bukalah dirimu sampai kamu dapat mengenali pertahanan dirimu, dan usahakan mendapat keberanian untuk menyerah. 2.      Pengalaman Puncak Maslow menemukan dalam penelitiannya bahwa banyak orang yang mencapai aktualisasi diri ternyata mengalami pengalaman puncak: suatu pengalaman mistik mengenai perasaan dan sensasi yang mendalam, psikologik dan fisiologik. Suatu keadaan di mana seseorang mengalami



ekstasi-keajaiban-terpesona-kebahagiaan yang luar biasa, seperti pengalaman keilahian yang mendalam, di mana saat itu diri seperti hilang atau mengalami transendensi. Pengalaman puncak itu bisa diperoleh dari mengalami sesuatu yang sempurna, nyata dan luar biasa, menuju keadilan atau nilai yang sempurna. Maslow menerima gambaran pengalaman puncak yang disusun oleh William James, sebagai berikut: 1. Tak terlukiskan (ineffability): subjek sesudah mengalami pengalaman puncak segera mengatakan bahwa itu adalah ekspresi keajaiban, yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, yang tidak dapat dijelaskan kepada orang lain. 2. Kualitas kebenaran intelektual (neotic quality) pengalaman puncak adalah pengalaman menemukan kebenaran dari hakekat intelektual. 3. Waktunya pendek (transiency): keadaan mistis tidak bertahan lama. Umumnya hanya berlangsung 30 menit atau paling lama satu atau dua jam (jarang sekali ada yang berlangsung lebih lama), pengalaman itu menjadi kabur dan orang kembali ke dunianya sehari-hari. 4. Pasif (passivity): orang yang mengalami pengalaman mistis merasa kemauan dirinya tergusur (abeyance) dan terkadang dia merasa terperangkap dan dikuasai oleh kekuatan yang sangat besar. Aktualisasi diri yang dicapai melalui pengalaman puncak membuat orang lebih religius, mistikal, sholeh, dan indah (poetical) dibanding dengan aktualisasi yang diperoleh melalui pengembangan diri (yang lebih praktis, membumi, terikat dengan urusan keduniaan). Namun secara umum orang yang mencapai aktualisasi diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.



Orientasinya realistik, memandag realitas secara efisien Menerima diri, orang lain dan alam sekitar apa adanya Spontan, sederhana, alami Lebih memperhatikan masalah (problem-centered) alih-alih memperhatikan diri sendiri (self-centered) 5. Berpendirian kuat dan membutuhkan privacy 6. Otonom dan bebas dari kultur lingkungan 7. Memahami orang dan sesuatu secara segar dan tidak stereotip 8. Memiliki pengalaman mistikal atau spiritual, walaupun tidak harus religius 9. Mengenal harkat kemanusiaan, memiliki minat sosial (gameinschaft) 10. Cenderung memiliki hubungan akrab dengan sedikit orang tercinta alih-alih hubungan renggang dengan banyak orang 11. Memiliki nilai dan sikap demokratis 12. Tidak menggunakan sarana dengan tujuan 13. Rasa humornya filosofik, tidak berlebihan 14. Sangat kreatif 15. Menolak bersetuju dengan kultur 16. Luluh dengan lingkungan alih-alih sekedar menanganinya   D.    Organisasi Kepribadian



1.      Sindrom Kepribadian Unit utama dari kepribadian adalah sindrom kepribadian (personality cyndrome): sejumlah sifatsifat yang berbeda-beda (tingkah laku, persepsi, fikiran, dorongan untuk berbuat, dll) yang terstruktur, terorganisir dan saling berhubungan, muncul bersama-sama. Maslow baru meneliti tiga sindrom yang terpenting, yakni sindrom harga diri (self esteem), sindrom keamanan (security), dan sindrom kecerdasan (intelectual). Penelitian dilakukan dengan memakai metoda holistik-analitik. Pendekatan holistik menjelaskan bagaimana interaksi bagianbagian dalam organisasi dinamik dari individu sebagai satu kesatuan. Pendekatan analitik memahami detail apa, bagaimana dan peran unsur-unsur yang terlibat di dalamnya. Tentu saja, ketika menganalisis komponen-komponen suatu sindrom, harus tetap diingat bahwa komponenkomponen itu menjadi bagian dari unit yang lebih besar dan unit yang lebih besar itu menjadi bagian dari unit yang lebih besar lagi, berturut-turut sampai ke unit yang paling besar, yaitu sindrom kepribadian. 2.      Kekurangan dan Menjadi (Deficiency – Being) Menurut Maslow, orang behubungan dengan dunia luar dalam dua bentuk, alam-kekuaranagn dan alam-menjadi. Alam kekurangan atau D-realm adalah D-need, bisa berwujud D-love, Dvalue, dan D-lainnya, (D= deficiency=kekurangan); merupakan bentuk hubungan di mana orang terlibat dengan kegiatan memuaskan kebutuhan dasar untuk bertahan hidup – orang berusaha untuk mengatasi atau menghindari kebutuhan kekurangan seperti makanan, minuman, tempat istirahat. Alam menjadi, atau B-realm adalah B-need, bisa berwujud B-love, B-value, dan Blainnya (B= Being = menjadi) lainnya. Bentuk hubungan alam menjadi adalah hubungan orang dengan dunia luarnya sesudah kebutuhan dan motiv dasar terpenuhi. Orang kemudian terlibat dalam kegiatan mengembangkan aktualisasi diri dan memperluas eksistensi.   DAFTAR PUSTAKA   Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.  



Teori Abraham Maslow dimasukkan kedalam paradigma traits karena teori itu menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Dalam hal ini kedudukan Maslow menjadi unik. Pada mulanya dia adalah pengikut setia John Watson, sehingga dapat dimasukkan kedalam kelompok behavioris. Namun kemudian menyadari bahwa behaviorisme dan psikoanalisis yang mengembangkan teori berdasarkan penelitian binatang dan orang neorotik, tidak berhasil menangkap keajaiban nilai-nilai kemanusiaan. Abraham Maslow akhirnya menjadi orang pertama yang memproklamirkan aliran humanistik sebagai kekuatan ketiga dalam psikologi (kekuatan pertama: psikoanalisis, dan kekuatan kedua: behaviorisme)



HUMANISME Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang pesimisme dan keputus-asaan pandangan psikoanalitik dan konsep kehidupan "robot" pandangan behaviorisme. Humanisme yakin bahwa manusia memiliki didalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan tekanan sosial lainnya. Pandangan humanisme dalam kepribadian menekankan hal-hal berikut : a.      Holisme Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian/ komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan, dan apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi bagian lain. Hukum yang berlaku umum mengatur fungsi setiap bagian. Hukum inilah yang mestinya ditemukan agar dapat difahami berfungsinya tiap komponen. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah ; 1.      Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi (unity, integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti patologik. 2.      Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian. 3.      Organisme memiliki satu drive yang berkuasa yakni aktualisasi diri (self actualization). Orang berjuang tanpa henti (continous) untuk merealisasi potensi inheren yang  dimilikinya pada ranah manapun yang terbuka baginya. 4.      Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme, jika bisa terkuak dilingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral. 5.      Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir. Menolak Riset Binatang Psikologi humanistik menekankan perbedaan antara tingkah laku manusia dengan tingkah laku binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai reflekskondisioning, mengabaikan karateristik manusia yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta, humor, cemburu, dosa, serta puisi, musik, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. Menurut Maslow, behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisme.



Manusia Pada Dasarnya Baik, Bukan Setan Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologi yang analog dengan struktur fisik: mereka memiliki "kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetik." Beberapa sifat menjadi ciri umum kemanusiaan, sifat-sifat lainnya menjadi ciri unik individual. Kebutuhan, kemampuan dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak sesuatu yang netral, itu bukan setan. Pandangan Maslow ini menjadi pembaharuan terhadap pakar yang menganggap kebutuhan dan tendensi manusia itu buruk atau antisosial (misalnya, apa yang disebut dosa warisan oleh ahli agamadan konsep id dari Freud). Sifat setan yang jahat, destruktif dan kekerasan adalah hasil dari frustasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar, dan bukan bagian dari hereditas. Manusia mempunyai struktur yang potensial untuk berkembang positif. Potensi Kreatif Kreatifitas merupakan ciri universal manusia, sejak dilahirkan. Itu adalah sifat alami, sama dengan sifat biji yang menumbuhkan daun, burung yang terbang, maka manusia kreatif. Kreativitas adalah potensi semua orang, yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang khusus. Sayangnya, umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini karena proses pembudayaan (enculturated). Termasuk didalamnya pendidikan formal, yang memasung kreativitas dengan menuntut keseragaman berfikir kepada semua siswanya. Hanya sedikit orang yang kemudian menemukan kembali potensi kreatif yang segar, naif, dan langsung, dalam memandang segala sesuatu. Menekankan Kesehatan Psikologik Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manuasia sehat, kreatif dan mampu mengaktualisasi diri. Maslow berpendapat psikopatologi umumnya hasil dari penolakan, frustasi atau penyimpangan dari hakikat alami seseorang. Dalam pandangan ini, apa yang baik adalah semua yang memajukan aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat atau menolak kemanusiaan sebagai hakikat alami. Karena itu, Psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan berkembang sepanjang lintasan yang diatur oleh alam didalam dirinya. Teori psikoanalisis tidak komprehensif karena didasarkan pada tingkah laku abnormal atau tingkah laku sakit. Maslow berpendapat bahwa penelitian terhadap orang lumpuh dan neorotik hanya akan menghasilkan psikologi "lumpuh" karena itu dia justru meneliti orang yang berhasil merealisasikan potensi secara utuh, memiliki aktualisasi diri, memakai dan mengeksploitasi sepenuhnya bakat, kapasitas dan potensinya. Objek penelitiannya adalah orang-orang yang terkenal, tokoh-tokoh idola yang kreativitas dan aktualisasi dirinya mendapat pengakuan dari masyarakat luas, misalnya: Eleanor Roosevelt, Albert Einstein, Walt Whiteman, dan Ludwig Bethoven.