Holistic Care Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.2.Rumusan Masalah 1.3.Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN 2.1.Pengertian Holistic Care 2.2.Sejarah Holistic Care 2.3.Perawatan Holistic 2.4 Macam-Macam Cabang Penyembuhan Holistik. 2.5.Teknik Pengobatan atau  Penerapan Holistik Care 2.6.Caring 2.7.Holim 2.8.Humanism 2.9Transcultural Nursing BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan 3.2.Saran DAFTAR PUSTAKA



ii



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Holistik dalam keperawatan diperlukan suatu perubahan cara pikir masyarakat dan jenispelayanan kesehatan yang ada didalamnya. Karena perubahan ini merupakan suatu proses terjadinya perpindahan dari status tetap menjadi yang bersifat dinamis, yaitu dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada untuk mencapai kesehatan yang optimal. Holistik merupakan suatu yang mendasari tindaknan keperawatan seperti dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Holistik terkait dengan kesejahteraan terdapat dimensi yang saling mempengaruhi seperti fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.             Di dalam pelayanan pada klinik holistik care didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan suatu masalah fisik yng dapat diselesaikan dengan pemberian semata. Dan pelayanan kesehatan ini memperlihatkan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial, dan spiritul yang saling mempengaruhi. 1.2.Rumusan Masalah        Dalam makalah ini saya akan membahas tentang ? 1.   Bagaimana yang dimaksud dengan Holistic care 2.    Bagaimana penerapan Holistic care 1.3.Tujuan Penulisan 1.    Untuk mengetahui pengertian Holistic care 2.    Agar megetahui cara menerapkan Holistic care



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1.Pengertian Holistic Care Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy. Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud



bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek



sinergitas spiritually. Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan konsep menyeluruh, yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan method alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang mana Tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa : didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat.Dan pembentukan Jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan penentu segala sesuatu, Allah SWT. Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih menekankan membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki secara menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak kambuh lagi),



2



sedangkan yang konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter.



2.2.Sejarah Holistic Care Sejarah holistik dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan Christiaan Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini berkembang dalam istilah holistik, yang mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistik populer dengan cepat di tahun 70-an. Walaupun istilah holisme diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan holistik sebenarnya sudah ada jauh di jaman kuno kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan belum bisa memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistik dimulai di India dan Cina. Para praktisi holistik mempraktekkan prinsip hidup sehat lewat menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan roh untuk menyatu atau harmonis dengan alam.Contoh praktis holistik lah Socrates, yang hidup 4 abad sebelum kelahiran Kristus. Ia menganut pandangan ini dan mengajarkan bahwa kita harus memandang tubuh sebagai keseluruhan, bukannya bagian yang terpisah 2.3.Perawatan Holistic Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu kesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai manusia secara total dimana ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi, konteks lingkungan. Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual seseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap penyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Perawat harus menjadi teman yang mendukung dan memotivasi pasien, mendorong pasien agar pasien memahami arti kehidupan DIMENSI PERAWATAN HOLISTIK Dimensi hubungan antara bio- psiko- sosial dan spiritual seseorang. Dimensi pemahaman bahwa seseorang merupakan satu kesatuan secara utuh tanpa



3



bisadipisahkan. - NILAI UTAMA PERAWATAN HOLISTIK a.Filosofi dan Pendidikan. Menekankan bahwa asuhan yang holistik didasarkan pada suatu kerangka filosofi dan pengetahuan. b.Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset. Menekankan bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori, diinformasikan oleh penelitian dan didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjuk praktik yang kompeten. c.Holistik Nurse Save Care. Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat melayani orang lain sebagai suatu alat sebagai proses penyembuhan seseorang. d.Holistic Communication, Therapeutic Environment and Cultural Competency. Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan asuhan terapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan suatu lingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien. 2.4 Macam-Macam Cabang Penyembuhan Holistik. a. Holistik Tradisional. Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme,



berawal



sejak



ribuan



tahun



lalu.



Biasa



disebut



sebagai



penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. Yang termasuk holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal, ayurveda, uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya bermacammacam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun, dan lain-lain. b. Holistik Modern. Suatu



teknik



penyembuhan



yang



menggabungkan



penyembuhan



tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar 200 tahun yang lalu dengan adanya homepaty. Yang termasuk holistik modern adalah homeopathy,



4



osteopathy,



ananopathy,



sebagainya.



Gelar



para



psikologi



hipnotis,



praktisinya



naturopathy



bermacam-macam



modern, sesuai



dan



dengan



aliran/disiplin ilmunya. Untuk homeopathy, praktisinya disebut sebagai homeopath. Osteopathy, praktisinya disebut sebagai osteopath atau DO (Doctor of Osteopathy) di belakang nama. Naturopathy, praktisinya disebut sebagai naturopathy atau DN (Doctor of Naturopathy) di belakang nama. Saya pribadi dari aliran/disiplin ilmu ananopathy, praktisinya disebut sebagai ananopath (syukur bukan psikopat) atau Dt (Danton) di awal nama. Tapi perlu juga Anda ketahui bahwa tidak semua alternatif adalah holistik.  Jika suatu pengobatan alternatif tidak memandang permasalahan kesehatan secara menyeluruh, pengobatan tersebut berarti bukan pengobatan holistik. c. Holistik Moderen Antophaty Ananopathy



adalah



gabungan



teknik



pengobatan



alternatif



tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern, dimana tujuannya adalah menyembuhkan, bukan sekedar merawat. Pengobatan Ananopathy fokus pada akar penyakit, bukan pada gejala; merawat manusia secara keseluruhan (whole), bukan pada apa yang tampak saja. Tehnik yang digunakan adalah dengan menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat, perbaikan pola makan dan gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang diterapkan dengan basis alam dan sains modern. Praktisi Ananopathy disebut sebagai ananopath, sedangkan gelar master atau



pemimpin ananopath adalah Danton.Ananopathy dari segi aplikasinya



bersifat 3, yaitu: a. Sederhana. Begitu sederhana karena tidak memerlukan obat-obatan kimia dan operasi. b.      Cerdik. Mengajarkan Anda untuk berpikir dan bertindak cerdik, bukannya pandai. c.      Bijaksana. Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor moralitas dan keselarasan.



5



Dari segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaitu: a.       Tuhan. Selalu melihat permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan. b.      Hukum Alam. Berpedoman pada Hukum Alam. c.       Kasih. Mendasari pemikiran dan prakteknya atas dasar kasih. Contoh beberapa “penyakit serius” yang bisa Anda taklukkan setelah menguasai     beberapa teknik Ananopathy, tanpa obat-obatan kimia dan operasi adalah: a.      Diabetes melitus, b.      Kolesterol tinggi dan sakit jantung, c.      Stroke, d.      Asam urat dan rematik, e.      Tumor dan kanker, f.      TBC, g.      Maag akut dan kronis, h.      Hepatitis, i.      Gagal ginjal, j.        Demam berdarah dan AIDS 2.5.Teknik Pengobatan atau  Penerapan Holistik Care Pengobatan  Holistic adalah, pengobatan dengan menggunakan konsep menyeluruh, yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga, dengan method alamiah yang ilmiah, serta ilahiah yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu  fungsi/ elemen / unsur tubuh manusia Pengobatan Holistic terpadu, memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan Konsep Kedokteran (Konvensional), Konsep Konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll, sementara pengobatan holistic lebih menekankan membangkitkan system imun pasien, dan memperbaiki secara menyeluruh dari factor pencetus penyakit (akar permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung Permanen (tidak



6



kambuh lagi), sedangkan yang konnvensional pada umumnya bersifat tindakan sementara (kambuhan) sehinnga sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter. Methode Pengobatan Holistic yang Dikembangkan dengan Terapi Berikut : a.       Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan      berimbang b.      Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan c.       Stimulasi Otak dengan tehnik perangsangan alamiah d.      Silaturahmi Doktrin e.       Pancaran Bio energy (Pranaisasi) f.       Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal g.      Terapi Doa, dengan kepasrahan mencapai God Spot. h.      Hydroteraphy dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang. 2.6.Caring Mayeroff, 1972, menggambarkan carring sebagai suatu proses yang memberikan



kesempatan



pada



seseorang



(baik



pemberi



asuhan



(carrer) maupun penerima asuhan ) untuk pertumbuhan pribadi. Aspek utama  carring dalam analisis, meliputi : a.    Pengetahuan b.    Penggantian irama ( belajar dari pengalaman ) c.    Kesabaran d.   Kejujuran e.    Rasa percaya f.     Kerendahan hati g.    Harapan h.    Keberanian Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain. Caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek bio-psiko-sosio-spiritual.



7



Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan. Hubungan antara Keperawatan dan Caring Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas pratik dilakukan dalam proses carring dilingkunagan keperawatan. Aktivitas tersebut meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien. Emosi “ menyukai “ dan “kasih saying” ditawarkan secraa sementara sebagaia respons efektif penting yang diekspresikan melalui hubungan ini. Aspek Spiritual Secara tradisional, model holistic keperawatan tentang kesehatan telah mencakup dimensi berikut : fisik, psikologis, cultural, perkembanga, sosial. Dan spiritual. Satu model atau pilihan, untuk meninjau dimensi spiritual adalah sesuatu yang terintegrasi. Dalam model ini, spiritual mewakili totalitas keberadaan seseorang dan berfungsi sebagia perspektif pendorong yang menyatukan berbagai aspek individual. Konsep perkembangan spiritualitas ini penting dalam memahami spiritualitas klien dan bagaimana kematangan spiritual perawat mempengaruhi kemmpuannya untuk memenuhi kebutuhan spiritual klien, membentuk hubungan, dan kemidian membantu klien dengan kebutuhan perawatan kesehatannya. Pada intinya keperawatan adalah komitmen tentang mengasihi (caring). Aspek penting lain dari perawatan spiritual adalah mengenali bahwa klien tidak harus (berhak) mempunyai masalah spiritual. Perawat harus belajar unutk memahami aspek positif dari spiritual klien ketimbang berpikir bahwa pada saat menderita suatu penyakit spiritualitas selalu mengalami ancaman. Mendukung dan mengenali sisi positif dari



8



spiritualitas klien akan tersalur sepanjang pemberian asuhan keperawatan yang efektif dan individual. 2.7.Holism Pengertian holism Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait erat dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan, terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus. Erikson,



Tomlin



dan



Swain



(dalam



Marriner-Tomey,



1994),



mengemukakan tentang holism, yang memandang bahwa manusia adalah individu secara keseluruhan yang terdiri dari banyak subsistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini terkait dengan pembawaan yang berhubungan dengan keturunan dan pengendalian spiritual. Tubuh, pikiran, emosi dan semangat merupakan unit keseluruhan yang sifatnya dinamis. Bersifat saling mempengaruhi dan mengendalikan satu sama lain. Interaksi dari berbagai subsistem ini tidak dapat dipisahkan, yang akhirnya menghasilkan holism. 2.8.Humanism Konsep humanism ini bahwa memberikan pelayanan kesehatan pada klien dengan memandang klien sebagai personal lengkap dengan fungsinya. Dalam keperawatan, humanism merupakan suatu sikap dan pendekatan     yang



memperlakukan



pasien



sebagai



manusia



yang



mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit   tertentu. Perawat yang menggunakan pendekatan humanistic



dalam  



prakteknya



memperhitungkan



semua



yang



9



diketahuinya tentang  pasien   yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, dan  bahasa tubuh. Pendekatan humanistic ini adalah aspek keperawatan tradisional dari  caring yang diwujudnyatakan dalam pengertian dan tindakan. Pengertian membutuhkan kemampuan mendengarkan orang lain secara aktif dan arif  serta menerima perasaanperasaan orang lain. 2.9Transcultural nursing Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan.Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya. A.    Konsep dalam Transcultural Nursing. 1.Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan. 2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan. 3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan



10



variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985) B.Pebedaan suatu budaya adalah sebagai berikut: A. . Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik. B. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim. C. Ras adalah perbedaan macAM-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal manusia D.Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu,menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya. E.Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. F.Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia. G. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau



memberi



kesempatan



individu,



keluarga



atau



kelompok



untuk



mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai dengan damai.



11



H. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari pada kelompok lain. C.Paradigma Transcultural Nursing Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995). 1.      Manusia Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilainilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995). 2.      Sehat Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif(Andrew and Boyle, 1995). 3.      Lingkungan Lingkungan



didefinisikan



sebagai



keseluruhan



fenomena



yang



mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia



12



seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan. 4.      Keperawatan Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,1991) A.Cara I : Mempertahankan budaya Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi. B. Cara II : Negosiasi budaya Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yanglain.



13



C. Cara III : Restrukturisasi budaya Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut. Proses keperawatan Transcultural Nursing. Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1. Pengkajian Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada Sunrise Model yaitu: a.      Faktor teknologi (tecnological factors) Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan,alasan memberi bantuan kesehatan,alasan klien memilih berobat alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan tekhnolgi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini. b.      Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors) Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang



14



dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan. c.       Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors) Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga. d.      Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways) Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan yang dipegang



oleh



kepala



keluarga,



bahasa



yang



digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi



sakit



berkaitan



dengan



aktivitas



sehari-hari



dan



kebiasaan



membersihkan diri. e.       Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors) Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat. f.       Faktor ekonomi (economical factors) Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya



asuransi,



penggantian



biaya



dari



kantor



atau patungan antar anggota keluarga.



15



g.      Faktor pendidikan (educational factors) Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali. 2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini. 3. Perencanaan dan Pelaksanaan Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan. a. Cultural care preservation/maintenance 1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang



16



proses melahirkan dan perawatan bayi 2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien 3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat



17



BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method alamiah yang ilmiah, serta ilahiah, yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomati terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat dan pembentukan jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan penentu segala sesuatu, Allah SWT. 3.2.Saran Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan  penulis atas partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini.Penulis sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca,  penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua. Perawat diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang konsep keperawatan holistik dalam asuhan keperawatan. Upaya peningkatan pengetahuan yaitu dengan mencari informasi mengenai keperawatan holistik yang nantinya dapat diaplikasikan dalam pelayanan keperawatan yaitu berupa asuhan keperawatan.



18



DAFTAR PUSTAKA Nur Salam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Uliyah, Musrifatul. & Hidayat.AAA. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Health Books Hidayat, AAA. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika    http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing http://www.umy.ac.id/konsep-holistic-care-dalam-penyembuhan-pasien3.html http://chairulrebi.blogspot.com/2012/02/makalah-holistic-care.htm http://nersuki.blogspot.com/2013/01/makalah-holism.html http://scholar.google.co.id/scholar? as_ylo=2012&q=konsep+holism&hl=id&as_sdt=0,5 Google books : Nasir,abdul(2009).Komunikasi dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi.Jakarta Salemba Medika



19