Hubungan Antara Kimia Dengan Ilmu Farmasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN ANTARA KIMIA DENGAN ILMU FARMASI 1. Pengertian Kimia, Farmasi, dan Kimia Farmasi A. Semua materi normal terdiri dari atom atau Kimia (dari bahasa Arab: ,‫ءاي مي ك‬ transliterasi: kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, transliterasi: khemeia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia. Kimia sering disebut sebagai “ilmu andryan” karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul. B. Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an. Institusi farmasi Eropa pertama kali berdiri di Trier, Jerman, pada tahun 1241 dan tetap eksis sampai dengan sekarang. Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan. C. Kimia Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kuantitatif dan kualitatif senyawa-senyawa kimia, baik dari golongan organik (alifatik, aromatik, alisiklik, heterosiklik) maupun anorganik yang berhubungan dengan khasiat dan penggunaannya sebagai obat.



2. Ilmu Kimia Yang Berhubungan Dengan Kimia Farmasi dan Tujuan Kimia Farmasi



Ilmu kimia yang berhubungan dengan kimia farmasi adalah kimia dasar. Kimia dasar yaitu berasal dari bahasa Arab “kimiya” merupakan perubahan benda/zat atau bahasa Yunani “khemeia” adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Dan ilmu kimia dapat membantu dalam proses pembuatan obat-obatan pada ilmu farmasi ini sangat berkaitan. Tujuan Kimia Farmasi adalah untuk mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia dari bahan obat/obat. Khusus untuk bahan obat/obat yang berasal dari alam dipelajari dalam ilmu farmakognosi dan fitokimia, sehingga dalam ilmu kimia farmasi umumnya dipelajari bahan obat/obat yang berasal dari bahan sintetik. Proses mengenal sifat-sifat fisika dan kimia bahan obat ini disebut dengan identifikasi atau sering juga disebut analisa, sehingga ilmu kimia farmasi lebih cenderung disebut dengan ilmu kimia farmasi analisa atau kimia analisa farmasi. Secara garis besar, analisa farmasi dibagi menjadi: A. Analisa farmasi kualitatif ini meliputi analisa secara: Fisika Identifikasi secara organoleptis (bentuk, warna, bau, rasa dan lainnya), kelarutan, tetapan fisika (titik lebur, titik beku, titik didih, berat jenis, viskositas, dan lainnya), mikroskopis (melihat partikel obat menggunakan mikroskop). Kimia Analisa dengan menambahkan zat-zat kimia ke dalam bahan obat/obat yang diperiksa sehingga menimbulkan reaksi-reaksi tertentu yang dapat diidentifikasi secara kasat mata seperti terbentuknya endapan, warna, bau dan lainnya. Mikroskopis Analisa ini adalah dengan melihat partikel dari unsur/senyawa yang terkandung dalam bahan obat/obat. Dapat dilihat langsung menggunakan mikroskop, atau direaksikan terlebih dahulu dengan zat kimia tertentu kemudian dilihat menggunakan mikroskop. Instrumental Yaitu analisa/penentuan jenis suatu unsur/senyawa dari suatu bahan obat menggunakan instrumen/alat yang kompleks/modern seperti spektrofotometer, kromatografi, Atomic Absorbans Spektrofotometri (AAS), dan lainnya. B. Analisa farmasi kuantitatif ini meliputi analisa secara: Gravimetri Analisa dengan cara memisahkan senyawa atau campuran menjadi unsur tertentu dalam bentuk murni dan dihitung jumlah/kadar zat yang akan diperiksa berdasarkan penimbangan/ berat. Volumetri Yaitu analisa kadar suatu unsur/senyawa kimia dalam suatu larutan yang berasal dari bahan obat/obat dengan cara direaksikan dengan zat lain yang kadar/konsentrasinya telah diketahui. Instrumental Yaitu analisa jumlah/kadar suatu unsur/senyawa dari suatu bahan obat menggunakan instrumen/alat yang kompleks/modern seperti spektrofotometer, kromatografi, dan lainnya. 3. Peranan Kimia Organik Dalam Kesehatan



Beberapa peranan penting penelitian dan pengembangan Kimia Organik dalam kesehatan diantaranya ialah: A. Untuk mengubah desain dan sintesis dari molekul kecil dalam organisme sehingga dapat berinteraksi dengan protein pada gen. Penelitian dan pengetahuan mengenai hal ini sangat diperlukan dalam mendesain obat-obatan untuk beragam penyakit. B. Mengembangkan penelitian mengenai tingkat racun berbagai senyawa. Penelitian mengenai ini sangat penting karena dapat memberikan data akurat mengenai sifat racun suatu senyawa, sehingga tidak terekpos ke dalam tubuh organisme terutama manusia C. Mendukung dalam penelitian klinis menggunakan teknik-teknik kimia. D. Mendesain obat-obatan yang dapat bekerja lebih efektif dari sebelumnya merupakan hal yang dipelajari dalam biokimia. E. Mengembangkan obat yang lebih selektif dan tepat sasaran untuk menyembuhkan penyakit. 4. Manfaat Ilmu Kimia Dalam Bidang Farmasi Kimia menjadi ilmu dasar atau basic sience yang sangat bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan. Ilmu kimia sangat diperlukan dalam bidang kedokteran, pertanian, gizi, pertambangan, farmasi dan lain-lain. Manfaat ilmu kimia dalam bidang farmasi sangat penting karena bidang ini banyak memanfaatkan senyawa-senyawa kimia. Semua bahan-bahan obat yang digunakan dalam bidang farmasi merupakan senyawa yang dapat mengalami reaksi kimia. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dipaparkan 4 manfaat dari ilmu kimia dalam bidang farmasi. A. Mengetahui Sifat Senyawa Obat Ilmu kimia yang merupakan ilmu mengenai struktur dari materi serta perubahan yang terjadi pada materi tersebut, mampu menjelaskan sifat-sifat dari sebuah senyawa. Obatobatan yang digunakan dalam kedokteran maupun bahan-bahan pembuat obat termasuk dalam senyawa kimia yang terdiri dari unsur-unsur. Senyawa-senyawa tersebut memiliki sifat-sifat yang harus dipahami oleh seorang farmakolog atau apoteker. Sifat-sifat tersebut meliputi pH, kelarutan, sifat elektrolit maupun non elektrolit dan masih banyak lagi. Untuk mengetahui sifat-sifat tersebut diperlukan peranan kimia dalam bidang kefarmasian. B. Menentukan Pelarutkan Senyawa Obat Manfaat ilmu kimia dalam bidang farmasi berikutnya adalah menentukan pelarut untuk sebuah senyawa obat. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam pembuatan, penyimpanan maupun penggunaannya banyak senyawa obat yang harus dilarutkan dalam sebuah media cair. Baik itu air, etanol dan lain sebagainya. Misalnya untuk membuat sebuah obat batuk sirup untuk anak-anak, maka diperlukan pelarut yang tepat. Ilmu kimia akan menunjukkan pelarut apa yang paling sesuai dan pada konsentrasi berapa.



C. Menjelaskan Reaksi - Reaksi Yang Dialami Senyawa Obat



Dalam pembuatan maupun kerja obat dalam menyembuhkan sebuah penyakit, pasti akan terjadi reaksi. Ilmu kimia akan mampu menjelaskan reaksi-reaksi yang dialami oleh senyawa obat baik itu diluar maupun di dalam tubuh. Dengan apa saja senyawa tersebut dapat bereaksi, kondisi reaksi serta hasil reaksi dapat dijelaskan dengan detil. Efek samping obat juga dapat diketahui dengan bantuan ilmu kimia. Karena itulah manfaat ilmu kimia dalam bidang kedokteran juga menjadi sangat penting. D. Merencanakan Sintesis Atau Pembuatan Obat Bidang farmasi berperan besar dalam pembuatan berbagai obat. Saat pembuatan obat, dilakukan sintesis yang melibatkan bahan dan reaksi kimia. Dengan adanya ilmu kimia, maka pembuatan atau sintesis obat tersebut dapat dilakukan dengan benar dan efisien. Diantaranya dengan menentukan pH, suhu dan kondisi lainnya yang mempengaruhi proses pembuatan obat. 5. Peran Penting Ilmu Kimia Dalam Bidang Farmasi A. Membuat Obat - Obatan Obat-obatan dibuat dengan menganalisa dampak reaksi suatu senyawa obat terhadap tubuh manusia. Dalam menyusun suatu formula obat, dilakukan berbagai uji kimia untuk menguji keefektifan obat dan megantisipasi dampat negatif atau konter indikasi obat. Obat dapat dibuat dari senyawa anorganik atau dengan sintesis senyawa kimia yang terdapat pada makhluk hidup, seperti dalam pembuatan obat herbal. B. Membuat Desinfektan Dalam farmasi, peralatan kedokteran dan alat untuk menghantarakan obat ke tubuh seperti infus dan suntik harus steril. Ini untuk mencegah infeksi oleh mikroorganisme dan mencegah penyebaran penyakit menular. Karena itu disinfektan sangat penting untuk mensterilkan peralatan ini. C. Membuat Peralatan Farmasi Peralatan farmasi seperti tabung reaksi, pipet, selang dan sebagainya dibuat dengan reaksi kimia. Peralatan ini umumnya dibuat dari bahan sintetik seperti polimer. D. Menganalisa Hasil Pemeriksaan Pasien Pasien yang akan menerima obat sebelumnya biasanya melakukan pemeriksaan. Ahli farmasi perlu melakukan pengecekan kondisi tubuh klpasien secara teliti agar obat yang diberikan tepat. Contohnya adalah kadar gula dalam darah, kandungan urin, kondisi tulang dan sebagainya.