Hukum Bacaan Mad - Tria [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH HUKUM MAD DOSEN PENGAMPU : NESI ANTI ANDINI, M.PD.



DISUSUN OLEH : 1. TEGAR RACA SIWI



(1986232075)



2. TRIA SEPTIANA



(1986232043)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA TANAH MERAH TAHUN 2019/2020



KATA PENGANTAR



Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dankarunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT serta tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yangmembantu dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih dari jauh dari sempurna. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai. Dan dengan kerendahan hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.



Belitang,



Desember 2019



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan ..................................................................................................... 1 I.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1 I.3. Latar Belakang ....................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN II.1. Pengertian Mad ...................................................................................... 2 II.2. Huruf-huruf Mad .................................................................................... 3 II.3. Panjang Bacaan Mad .............................................................................. 3 II.4. Pembagian Mad ...................................................................................... 4 BAB III PENUTUP III.1. Kesimpulan ............................................................................................. 18 III.2. Saran ....................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19



iii



BAB I PENDAHULUAN



I.1. Latar Belakang Al-Qur‟an sebagai petunjuk hal-hal yang baik maupun hal-hal yang buruk



serta



sebagai



 pemberi



peringatan



bagi



orang-orang



yang



mendustkannya. Qur‟an adalah firman-firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al-Qur‟an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi pedoman hidup bagi umat Islam dalam menjalani hidupnya. Al-Qur‟an merupakan “Kalam Allah‟, maka dalam membacanya pun mempunyai tata caranya sendiri. Al-qur’an dipelajari untuk memahami makna atau pesan di balik teks, cara membaca al-qur’an dengan baik dan benar bisa dipelajari dengan ilmu tajwid hukum bacaan mad I.2. Rumusan Masalah 1. Pengertian Mad 2. Huruf-huruf mad 3. Panjang Bacaan Mad 4. Pembagian Mad I.3. Tujuan 1. Dapat mengetahui Pengertian Mad 2. Dapat mengetahui Huruf-huruf mad 3. Dapat mengetahui Panjang Bacaan Mad 4. Dapat mengetahui Pembagian Mad



BAB II PEMBAHASAN



II.1. Pengertian Mad Arti mad menurut bahasa adalah tambahan. Sedangkan menurut istilah adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad.1



ِّ ‫الزيا َ َدةُ َو ْال َم ُّد‬ Memanjangkan dan menambahkan



‫ف ْال َم ِّد‬ ٍ ْ‫ت بِ َحر‬ ِ ْ‫ف ِم ْن َحر‬ ِ ‫إِطَالَةُ الص َّْو‬ Memanjangkan suara dengan salah satu huruf dari huruf-hhuruf mad (ashli) Huruf Madd seperti yang dimaksudkan dalam definisi diatas yaitu (alif) ‫ا‬, (wawu) ‫و‬, (ya’) ‫ي‬. Ketiga huruf ini merupakan huruf-huruf dasar bagi pembicaraan lebih lanjut tentang hukum madd.2 Menurut Muhammad Mahmud dalam kitab Hidayatul Mustafid ُّ ‫( اَ ْل َم‬memanjangkan) atau dinyatakan bahwa mad dalam arti bahasa adalah ‫ط‬ ُ‫( اَل ِّزيَا َدة‬tambah). Sedangkan menurut arti istilah adalah: ‫ف ْال َم ِّد‬ َّ ‫اَ ْل َم ُّد ُه َو اِطَالَةُ ال‬ ِ ‫ف ِمنَ ا ْل ُح ُر ْو‬ ٍ ‫ت بِ َح ْر‬ ِ ‫ص ْو‬ “Mad adalah memanjangkan suara dengan suatu huruf diantara hurufhuruf mad”. Menurut imam Asy-Syathibi, Mad adalah memanjangkan bunyi huruf atau huruf layyin ketika ia bertemu hamzah atau huruf mati. Lebih lanjut Asy-syathibi mendefinisikan Mad dengan menisbatkan huruf mad dalam suatu kata.3



Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Dauroh Al-Qur’an, Markaz Al-Qur’an, Kalisari Pasar Rebo, 2011, hlm. 75. 2 Acep lim Abdurahim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Diponegoro, Bandung, 2003, hlm.135 3 Muhammad Mahmud, Hidayatul Mustafid fi Ahkamit Tajwid, (Semarang: Toha Putra, tt), hlm. 4. 1



Pengertian pertama Asy-Syathibi mirip dengan pengertian yang dikemukakan oleh Muhammad Mahmud diatas. Dan pada pengertian kedua ini menunjukkan adanya perbedaan dengan pengertian yang lazim digunakan, sebab huruf yang di isbatkan sebenarnya bukan mad tetapi dianggap mad. Misalnya : َ‫ت‬VV‫س‬ ْ ‫ َد َر‬pada Q.S Al-An’am, ayat 105 dibaca panjang dengan َ‫َارسْت‬ َ ‫د‬ II.2. Huruf-huruf Mad Huruf mad yang dipanjangkan ada tiga macam, yaitu: 1. Huruf ‫ و‬mati yang jatuh setelah huruf yang bertanda baca dhammah. Contoh : ‫ َعلِ ُم ْوا‬, ‫ َذ َك ُر ْوا‬. ‫ ظَلَ ُم ْوا‬, ‫َج َعلُ ْوا‬ 2. Huruf ‫ ي‬mati yang jatuh setelah huruf yang bertanda baca kasrah. Contoh ‫ فِ ْي َها‬, َ‫ َحافِ ِظيْن‬, ‫ اَ ْل َحلِ ْي ُم‬, ‫اَ ْل َخبِ ْي ُر‬ 3. Huruf ‫ ا‬mati yang jatuh setelah huruf yang bertanda baca fathah. Contoh ُ‫ اَل َّز َكاة‬, ‫صيَا ُم‬ ِّ ‫ اَل‬, ُ‫صاَل ة‬ َّ ‫اَل‬ Maka apabila ada huruf-huruf hijaiyah disertai huruf mad tersebut, harus dibaca panjang. Sedangkan panjangnya sesuai ketentuan yang berlaku.4 II.3. Panjang Bacaan Mad Panjang bacaan mad terdapat tiga bagian yaitu: 1. Panjang yang pendek ( ‫ص ُر‬ َ َ‫ )اَ ْلق‬yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 1 alif (dua ketukan/harakat) 2. Panjang yang tengah-tengah (ُ‫ط‬V‫س‬ ُّ ‫ )اَلتَّ َو‬yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 1 ½ alif (3 ketukan/harakat) ُّ ‫ )اَل‬yaitu cara membaca huruf mad sepanjang 3. Panjang yang panjang ( ‫ط ْو ُل‬ 2 ½ alif (5 ketukan/harakat) atau 3 alif (6 ketukan)



Wakid Yusuf, "Ilmu tajwid (18) | Hukum Bacaan Mad dan Qashar" https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/02/ilmu-tajwid-18-hukum-bacaan-mad-dan-qashar/ (diakses pada 1 Desember 2019, pukul 09.23). 4



II.4. Pembagian Mad Bacaan mad dibagi menjadi 2 bagian yaitu Mad Asli (‫صلِى‬ ْ َ‫ ) َم ْد ا‬dan Mad Far’i (‫) َم ْد فَ ْر ِعى‬ Mad asli menurut bahasa adalah mad yang masih asli, yakni panjang bacaannya tetap satu alif (2 ketukan). Sedangkan menurut pengertian istilah adalah: ‫ف ْال َم ِّد اِاَّل بِ ِه‬ ِ ‫ال َم ُّد الطَّبِ ْي ِعي اَّل ِذي اَل تَقُ ْو ُم َذاتُ َح ْر‬ Maksud dari pengertian tersebut adalah bahwa panjang bacaan mad tidak melebihi panjang semula, yakni satu alif karena tidak dimasuki hamzah atau sukun. Dalam kondisi demikian, maka mad asli disebut juga Mad Thabi’i ( ُّ‫ )اَ ْل َم ُّد الطَّبِ ْي ِعي‬Yaitu mad yang sesuai dengan watak aslinya yang selamat dari tambahan hamzah dan sukun, sehingga tidak menambah panjang bacaaan semula.5 Setiap ada alif yang jatuh setelah huruf berharakat fathah, ya’ yang jatuh setelah huruf berharakat kasrah, wawu jatuh setelah huruf berharakat dhomah, maka wajib dibaca mad thabi’i artinya dibaca dengan panjang bacaannya satu alif. Contoh: 1. ‫صا َر‬ َ ShooroAlif mati setelah fathah 2. ‫َو َما ُه ْم‬ WamaahumAlif mati setelah fathah 3. ‫تَ ِز ْي ُد‬ TaziiduYa’ mati setelah kasrah 4. ‫فِ ْي َها‬ FiihaYa’ mati setelah kasrah 5. ‫ُك ْونُ ْوا‬ KuunuuWawu mati setelah dhomah 6. ‫ُوجُوْ ِه ِه ْم‬ WujuuhihimWawu mati setelah dhomah 5



Ibid.



Mad asli atau Mad Thabi’i ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: َ ‫صلِى‬ 1. Mad Asli Zhahiry (‫ظا ِه ِرى‬ ْ َ‫ ) َم ْد أ‬yaitu mad asli yang huruf madnya jelas berikut bacaaanya. Contohnya sebagaimana diatas. 2. Mad Asli Muqaddar (‫صلِى ُمقَد َّْر‬ ْ َ‫ ) َم ْد أ‬yaitu mad asli yang huruf madnya tidak jelas, namun bacaannya sepanjang mad asli. Mad model kedua ini dalam Mushaf Utsmani ditandai dengan adanya fathah tegak, kasrah tegak dan dhammah terbalik. Contoh: a. ‫ش َر‬ َ ‫ش َريَا َم ْع‬ َ ۟‫ٰي َمع‬ b. ‫يُحْ يٖىيُحْ يِ ْى‬ c. ْ‫يَ ُؤدُهٗيَ ُؤ ْ ُدهُ و‬ Sedangkan yang dimaksud Mad Far’i adalah mad cabang. Dalam arti istilah adalah :”Mad yang melebihi mad asli karena ada hamzah dan sukun“. Pada pengertian diatas, ditunjukkan bahwa Mad Far’i harus dibaca lebih dari satu alif. Ketentuan ini berlaku karena setelah huruf mad didepanya terdapat hamzah atau sukun, sehingga cara membacanya melebihi semestinya. Dalam pengertian itu pula disebutkan bahwa panjang bacaannya yang menyebabkan perselisihan: berapakah panjang yang sebenarnya dan harus bertemu apa, hamzah atau sukun.6 Perselisihan ini mengakibatkan pembagian Mad Far’i sebanyak 13 macam yaitu: 1. Mad Wajib Muttashil (‫) المدالواجب المتّصل‬ Mad Wajib artinya wajib dibaca panjang, sedangkan Muttashil artinya bersambung. Jadi mad wajib muttashil adalah wajib dibaca panjang. Karena ada huruf mad dalam satu kalimat dengan hamzah. Pengertian itu diperjelas oleh Mahmud Muhammad dalam batasan: ‫اح َد ٍة‬ ِ ‫ُه َواَنْ يَ ُك ْونَ ال َم ُّد َو ْال َه ْم َزةُ فِى َكلِ َم ٍة َو‬ “Antara mad dan hamzah terdiri atas satu kalimat”



6



Ibid., 5.



Ukuran panjang bacaan mad wajib muttashil adalah 2 ½ alif (5 ketukan). Panjang pendek ketukan tersebut disesuaikan dengan irama bacaan yang dialunkan. Karenanya, diharapkan dalam bacaannya tidak melebihi ketentuan yang sudah disepakati oleh ulama ahli Qurra’. a. ‫ اُولۤئِــــ َك‬Ula–ika Setelah huruf mad terdapat hamzah b. ‫ َجآ َء‬Ja–a Setelah huruf mad terdapat hamzah c.



‫ ِجي۟ ٓ َء‬Ji–a Setelah huruf mad terdapat hamzah Contoh yang lain: ‫ سُوْ ۤ َء‬. ‫ ِسي۟ ٓ َء‬. ‫ بَاۤ َء‬. ‫اَلسَّـــــــ َماۤ ُء‬



2. Mad Jaiz Munfashil ( ‫) المد الجائز المنفصل‬ Mad Jaiz artinya boleh dibaca panjang dan boleh tidak dari ketentuan mad asli, sedangkan munfashil artinya terpisah. Jadi yang dimaksud dengan Mad Jaiz Munfashil adalah kebolehan membaca panjang karena ada huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat. Pengertian ini selanjutnya diungkapkan oleh Muhammad Mahmud sebagi berikut: ‫هُ َو َما َكانَ َحرْ فُ ْال َمـ ِّد فِى َكلِ َم ٍة َو ْالهَ ْم َزةُ فِى َكلِ َم ٍة اُ ْخ َرى‬ “Disebut Mad Jaiz Munfashil karena huruf mad berada disatu kalimat sedang hamzah berada di kalimat lain”. Dari pengertian yang diterangkan diatas bahwa cara membaca Mad Jaiz Munfashil tidak wajib dibaca panjang seperti Mad Wajib Muttashil, karenanya terdapat 5 macam cara membacanya yaitu: a. Imam Nawawi dan Imam Hamzah membacanya 3 alif (6 ketukan) b. Imam Ashim seorang guru dari Imam Hafas dan syu’bah membacanya 2 ½ alif (5 ketukan). Bacaan inilah yang banyak dianut ahli Qurra’. c. Imam Ibnu Amer dan Imam Kisa’i membacanya 2 alif (4 ketukan) d. Imam Qolun dan Imam Dury membacanya 1 ½ alif (3 ketukan) e. Imam Ibnu Katsir dan Imam Susy membacanya 1 alif (2 ketukan). Contoh: 1) ‫ ِز َل‬VV‫ بِ َم ۤا اُ ْن‬Bima–unzila Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat.



2) َ ‫ا‬VVV‫ فِ ْیۤ اُ ِّمه‬Fi–ummiha Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat 3) ‫ی اَ ْه ِد ُك ْم‬ ۤ ِ‫ َواتَّبِ ُع ْون‬Wattabi’uuni–ahdikum Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat 4) ‫ َوا ْبتَ ُغواۤاِلَ ْي ِه‬Wabtaghu–ilaihi Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat 5) ‫ اَل ۤاِلٰی‬la–ilaa Huruf mad bertemu hamzah dalam dua kalimat. Contoh lain: ‫س ُك ْم‬ ۤ ْ ِ‫ بَن‬. ‫يَاۤاَيُّ َها‬ ْ ِ‫ی ا‬ َ ُ‫ قُ ْوۤ اَ ْنف‬. ‫ال‬ ٍ ‫ فِ ْیۤ اَ ْم َو‬. ‫س َراۤئِ ْي َل‬ Mad jaiz munfashil dilakukan apabila huruf mad thabi’i (‫ )يــوا‬yang terdapat pada sebuah kata bertemu atau diikuti oleh hamzah ‫ ء‬yang terdapat pada kata lain berikutnya. Kadar mad atau panjang bunyinya ada tiga macam, yaitu: 1) Satu alif (dua harakat) ketika membaca cepat. 2) Dua alif (empat harakat) ketika membaca sedang. 3) Dua setengah alif (lima harakat) ketika membaca tartil.7 Contoh :



‫هُإِنَّآ أَ ْن َز ْلنا‬



3. Mad ‘Aridh lis Sukun ( ‫سكون‬ ّ ‫) المد العارض لل‬ Mad artinya panjang, sedangkan Aridh lis Sukun artinya baru karena dimatikan (diwakafkan). Jadi yang dimaksud dengan Mad Aridh lis Sukun adalah bacaan panjang karena terdapat pertemuan antara huruf mad dengan huruf yang dimatikan (sukun) setelah diwakafkan. Pengertian itu diperjelas oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut: ِّ‫ف ْال َم ِّد الطَّبِ ْي ِعي‬ ٰ ٰ‫ُه َو ْال َو ْقفُ عَل‬ َ ‫یا ِخ ِر ْال َكلِ َم ِة َو َكانَ قَ ْب َل ْا‬ ِ ‫ف َعلَ ْي ِه اَ َح ُد ُح ُر ْو‬ ِ ‫ف ْال َم ْوقُ ْو‬ ِ ‫لح ْر‬ “Berhenti di akhir kalimat dan sebelum huruf yang di hentikan itu terdapat huruf Mad Thabi’i” Para ulama Qurra’ belum sepakat sepenuhnya mengenai panjang bacaan Mad Aridh lis Sukun ini. Sebagian ada yang membaca qashar dengan 1 alif, sebagian ada yang membaca tawasuth yakni dengan 2 alif, dan ada



7



Abdul Khair, Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid, Rineka Cipta, Jakarta, 2012, hlm. 84-85.



yang membacanya thulun dengan 3 alif. Dan pendapat terakhir inilah yang paling banyak digunakan oleh Ahlul Qurra’. Contoh : a. َ‫ تَ ْعلَ ُمــوْ ن‬Ta’lamu—n Huruf mad bertemu huruf yang mati karena waqaf. b. ‫ اَ ْل ُم ْس ـتَقِ ْي ُم‬Mustaqi—m Huruf mad bertemu huruf yang mati karena waqaf. c. ْ‫ َوا ْنهَار‬Wanha—r Huruf mad bertemu huruf yang mati karena waqaf. d. ُ‫ نَ ْستَ ِعيْن‬Nasta’i—n Huruf mad bertemu huruf yang mati karena waqaf. Contoh lainnya: ْ َ‫ ي‬, ُ‫ َعد ٌُّو ُمبِيْن‬, َ‫ضالُّيْن‬ َ‫ش ُك ُر ْون‬ َّ ‫ ال‬, َ‫الظَّالِ ُم ْون‬ 4. Mad Badal (‫) المد البدل‬ Badal dalam arti bahasa adalah pengganti. Sedangkan menurut istilah adalah: ‫ُه َو اَنْ يَ ْجتَ َم َع ال َم ُّد َو ْال َه ْم َزةُ ِفى َكلِ َم ٍة ل ِكنْ تَتَقَ َّد َم ْال َه ْمزَ ةُ َعلَى ْالَم ِّد‬ “Huruf mad dan hamzah berkumpul dalam satu kalimat akan tetapi yang hamzah tersebut lebih dulu daripada mad”. Ulama’ sepakat, panjang bacaan mad badal adalah 1 alif, sebagaimana mad Thabi’i. Dikatakan mad badal karena mad tersebut sebagai Badal (pengganti) dari huruf hamzah yang dibuang. Mad badal semula merupakan hamzah, kemudian diganti dengan bacaan ini. Alasan penggantian itu karena ada dua hamzah dalam satu kalimat yang pertama hidup sedang yang kedua mati, maka hamzah yang mati diganti mad, agar membacanya tidak terlalu berat. Contoh: a. ‫ ٰا َمنَ ُوا أَ ْا َمنُ ْوا‬A-manu- Huruf sebagai pengganti hamzah. b. ‫ إِ ْيتَاۤ ُء إِ ْإتَا ُء‬I-ta–u Huruf sebagai pengganti hamzah. c. ‫ أُ ْوتِيَأ ُ ْاوتِ َى‬U-tiya Huruf sebagai pengganti hamzah. d. ‫ ٰا ُخ ُذ أَ ْا ُخ ُذ‬A-khudzu Huruf sebagai pengganti hamzah. 5. Mad ‘Iwadh ( ‫) المد العواض‬ Iwadh artinya pengganti, sedang yang dimaksud mad iwadh adalah:



‫ب فِى اٰ ِخ ِر ال َكلِ َم ِة‬ ِ ْ‫هُ َو ال َو ْقفُ َعلَى التَّ ْن ِوي ِْن ال َم ْنصُو‬ “Mad yang terjadi karena wakaf (berhenti) pada lafad yang ditanwin, dibaca nashab di akhir kalimat” Pada pengertian tersebut, tampak bahwa mad iwadh semula berupa kalimat yang dibaca nasab, kemudian diwakafkan sehingga tanwinnya diganti dengan tanda baca biasa (bukan tanwin). Setelah diganti, maka cara membacanya menjadi lebih panjang. Dan untuk panjang bacaannya sekitar 1 alif (2 ketukan).8 Contoh : a. ‫ًار ِح ْي ًمــــا َغفُوْ رًا َر ِح ْي َما‬ َ ‫ َغفُوْ ر‬Ghafuurrahiima Setelah mad ada tanwin diwakafkan. b. ‫ص ْي َرا‬ ِ َ‫ب‬:: ‫ص ْيرًا‬ ِ َ‫ ب‬Bashiraa Setelah mad ada tanwin diwakafkan. c. ‫ ُمبِ ْينًا ُمبِ ْينَا‬Mubiinaa Setelah mad ada tanwin diwakafkan. d. ‫َز ْي َزا‬ ِ ‫َز ْي ًزا ع‬ ِ ‫ ‘ع‬Aziiza Setelah mad ada tanwin diwakafkan 6. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ( ‫) المد الالزم المثقّل الكلمى‬ Mad lazim artinya kelaziman untuk memanjangkan. Sedang Mutsaqqal berarti berat, dan kilmi berarti satu kalimat. Jadi yang dimaksud Mad Lazim Mutsaqqal adalah bacaan mad yang harus dipanjangkan, karena ada tasydid dalam satu kalimat. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan Muhammad Mahmud sebagai berikut: ‫ش َّد ٌد فِى َكلِ َم ٍة َوا ِح َد ٍة‬ َ ‫ف ْال َم ِّد َح ْرفٌ ُم‬ ِ ‫ُه َو اَنْ يَ ُك ْونَ بَ ْع َد َح ْر‬ “Mad yang terjadi karena setelah huruf mad terdapat huruf yang ditasydid dalam satu kalimat” Tasydid merupakan huruf dobel (ganda) yang satu hidup yang satu mati, dan yang mati itu sama dengan sukun. Karena itu, jika ada huruf mad yang bertemu sukun (dalam hal ini tasydid), maka sudah kelaziman untuk dibaca panjang dengan syarat antara huruf mad dan huruf yang ditasydid itu masih dalam satu kalimat. Wakid Yusuf, "Ilmu tajwid (18) | Hukum Bacaan Mad dan Qashar" https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/02/ilmu-tajwid-18-hukum-bacaan-mad-dan-qashar/ (diakses pada 1 Desember 2019, pukul 09.23). 8



Adapun panjang bacaan ini semua ulama Qurra sepakat 3 alif (6 ketukan)‫ز‬ Contoh: a. ‫ اَت َُح ۤا ُّج ْوۤ ِّن ْى‬Atuha—jju—nni Huruf mad bertemu huruf yang ditasydid. b. َ‫ضٓالِّيْن‬ َّ ‫ اَل‬Adh-dha—lli—nHuruf mad bertemu huruf yang ditasydid. َّ ٓ‫ص‬ c. ُ‫اخة‬ َّ ‫ اَل‬Ash Sha—khkhahHuruf mad bertemu huruf yang ditasydid. d. ُ‫ اَلطَّٓا َّمة‬Ath Tha—mmahHuruf mad bertemu huruf yang ditasydid Sebagian ulama Qurra’ menyebut mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ini dengan sebutan Mad Lazim Muthawwal Kilmi. 7. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ( ‫) المد الالزم المخفّف الكلمى‬ Mad Lazim artinya kelaziman untuk dipanjangkan, sedangkan mukhaffaf artinya diringankan, dan kilmi artinya satu kalimat. Jadi yang dimaksud Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi adalah bacaan mad yang terjadi ketika huruf-huruf mad bertemu dengan huruf yang mati dalam satu kalimat. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut: ٌ‫سا ِكن‬ َ ٌ‫ف ْال َم ِّد َح ْرف‬ ِ ‫ُه َواَنْ يَ ُك ْونَ بَ ْع َد َح ْر‬ “Mad yang terjadi karena setelah huruf mad ada huruf yang mati (disukun)” Sekalipun cara membacanya agak ringan dibanding dengan Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi, namun dalam panjang bacaanya sama, yaitu 3 alif (6 ketukan). Karena itu, perbedaaan kedua mad tersebut adalah: jika mad lazim mutsaqqal setelah mad terdapat huruf yang di tasydid, sedangkan mad lazim mukhaffaf setelah huruf mad terdapat huruf yang disukun. Adapun persamaannya adalah: sama-sama dibaca panjang 3 alif serta sama-sama dalam satu kalimat. Contoh Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi : a. ْ‫ َمحْ يَاۤي‬Mahya—Setelah mad ada huruf yang disukun b. َ‫ آَاْل ٓن‬A—l ‘a—na Setelah mad ada huruf yang disukun



8. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi ( ‫) المد الالزم المثقّل الحرفى‬ Mad Lazim artinya kelaziman membaca panjang, Mutsaqqal artinya berat dan Harfi berarti dalam huruf. Jadi yang dimaksud dengan Mad Lazim Mutsaqqal Harfi adalah bacaan mad yang terjadi pada huruf tertentu di permulaan surah tertentu. pengertian itu selanjutnya dirumuskan Muhammad Mahmud sebagai berikut: ُ ِ‫سطُ َها َح ْرفُ َم ِّد َوالثَّال‬ ٌ‫سا ِكن‬ ُّ ‫ح ال‬ َ ‫ث‬ َ ‫ف اَ ْو‬ ٍ ‫س َو ِر ِه َجا ُؤهُ ثَاَل ثَةُ أَ ْح ُر‬ ِ ِ‫ُه َو اَنْ يُ ْو َج َد َح ْرفٌ فِى فَ َوات‬ “Mad yang ditemukan pada huruf permulaan surah dimana huruf itu mempunyai 3 bagian huruf, huruf kedua merupakan huruf mad, sedangkan huruf yang terakhir merupakan huruf yang disukun”. Dari pengertian diatas, dapat ditentukan syarat-syarat Mad Lazim Mutsaqqal Harfi yaitu: a. Terjadi pada huruf di permulaan surah. b. Huruf yang dimaksud bersifat 3 bagian huruf. Misalnya huruf ‫صا ْد‬ َ , maka bagian huruf itu adalah ‫ د‬, ‫ ا‬, ‫ ص‬dimana huruf tengah mad, sedangkan huruf terakhir mati. c. Cara membacanya sepanjang 3 alif (6 ketukan). Di dalam Al-Qur’an, huruf-huruf yang digunakan pada permulaan surah yang disebut dengan Fawatihus Suwar ( ‫السـ َو ِر‬ ُّ ‫ *) فَـ َواتِ ُح‬adalah sebagai berikut: 1) Q.S. Al-Baqarah : ّٓ‫ٓالــم‬ 2) Q.S. Aali-Imran : ‫ــم‬ ّٓ ٓ‫ال‬ 3) Q.S. Al-A’raf : ‫ص‬ ٓ ٓ‫الٓـ ّم‬ 4) Q.S. Yunus : ‫ــر‬ ٓ ٓ‫ال‬ 5) Q.S. Yusuf : ‫ــر‬ ٓ ٓ‫ال‬ 6) Q.S. Ar-Ra’d : ‫ٓالــ ّمٓ ٰر‬ 7) Q.S. Hud : ٓ‫ٓالـر‬ 8) Q.S. Ibrahim : ٓ‫ٓالـر‬ 9) Q.S. Al-Hijr : ‫ـر‬ ٓ ٓ‫ال‬ 10) Q.S. Maryam : ‫ص‬ ٓ ٓ‫ٓكهٰ ٰيع‬



11) Q.S. Thaha : ‫ط ٰه‬ ٰ 12) Q.S. Asy-Syuara’ : ٓ‫سـ ّم‬ ٓ ‫ط‬ ٰ 13) Q.S. An-Naml : ‫س‬ ٓ ‫ط‬ ٰ 14) Q.S. Al-Qashash : ٓ‫سـ ّم‬ ٓ ‫ط‬ ٰ 15) Q.S. Al-Ankabut : ‫الٓـ ّ ٓم‬ 16) Q.S. Ar-Rum : ‫الٓـ ّ ٓم‬ 17) Q.S. Luqman : ّٓ‫ٓالـم‬ 18) Q.S. As-Sajadah : ‫الٓـ ّ ٓم‬ 19) Q.S. YaaSiin : ‫س‬ ٓ ‫ٰيـ‬ 20) Q.S. Shaad : ‫ص‬ ٓ 21) Q.S. Al-Mu’min : ‫ــم‬ ٓ ‫ح‬ ٰ 22) Q.S. Fushshilat : ‫ــم‬ ٓ ‫ح‬ ٰ 23) Q.S. Asy-Syura’ : ‫ق‬ ٓ ‫س‬ ٓ ‫ع‬ ٓ ٓ‫حــم‬ ٰ 24) Q.S. Az-Zhukhruf : ‫ـم‬ ٓ ‫ح‬ ٰ 25) Q.S. Ad-Dukhan : ٓ‫حــم‬ ٰ 26) Q.S. Al-Jatsiyah : ٓ‫حـم‬ ٰ 27) Q.S. Al-Ahqaf : ٓ‫حـم‬ ٰ 28) Q.S. Qaaf : ‫ق‬ ٓ 29) Q.S. Qalam : ‫ن‬ ٓ Kesemua huruf pada permulaan surah tersebut tidak harus dibaca Mad Lazim Mutsaqqal Harfi, tetapi ada juga yang dibaca Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, yang akan dibahas pada nomor berikutnya. Lebih jelasnya, huruf-huruf di atas yang mempunyai tanda baca panjang (~) merupakan tanda dari Mad Lazim Mutsaqqal Harfi. Dari Huruf-huruf yang mengawali sebagian surah dalam Al-Qur’an di atas, maka dapat dipastikan bahwa huruf-huruf Mad Lazim Mutsaqqal Harfi dalam al-Qur’an sebanyak 8 huruf yang terkumpul dalam kalimat : ‫سلُ ُك ْم‬ َ ‫ص َع‬ َ َ‫نَق‬



Sebagian ulama Qurra’ menyebut mad ini dengan Mad Lazim Musyabba’ Harfi atau Mad Lazim Muthawwal Harfi. Contoh: a. ‫ص‬ ٓ ‫ كٓ ٰهيٰ ٓع‬Ka—f ha-ya-‘ai—n sha—d Mad bertemu huruf sebangsa 3 dalam satu kalimat. b. ‫ن‬ ٓ Nu—n Mad bertemu huruf sebangsa 3 dalam satu kalimat. c. ‫ص‬ ٓ Sha—d Mad bertemu huruf sebangsa 3 dalam satu kalimat. d. ‫ق‬ ٓ ‫س‬ ٓ ‫ع‬ ٓ ٓ‫حــم‬ ٰ Ha-mi—m ‘ai—n si—n qa—f Mad bertemu huruf sebangsa 3 dalam satu kalimat 9. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi ( ‫) المد الالزم المخفّف الحرفى‬ Mad Lazim artinya kelaziman untuk dipanjangkan, sedangkan mukhaffaf artinya diringankan, harfi berarti yang bersifat huruf. Jadi yang dimaksud dengan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah Mad yang biasa terjadi pada huruf permulaan surah yang hurufnya bersifat dua bagian. Pengertian ini selanjutnya dirumuskan oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut: ‫لح ْرفُ فِ ْي ِه َعلَى َح ْرفَ ْي ِن‬ َ ‫ه َُو َما َكانَ ْا‬ “Mad bertemu dengan huruf yang bersifat dua bagian” Dari pengertian di atas, maka dapat ditentukan syarat-syarat Mad Lazim Mukhaffaf Harfi yaitu:9 a. Terjadi pada huruf dipermulaan surah. b. Huruf yang dimaksud bersifat 2 bagian, misalnya huruf ‫ ها‬yang terdiri dari: ‫ ا‬dan ‫هـ‬ c. Panjangnya 1 alif (2 harakat), beranjak dari huruf-huruf yang mengawali surah di atas, maka huruf Mad Lazim Mukhaffaf Harfi ada 5 macam yaitu terkumpul dalam lafadz : َ‫َح ٌّي طَهُر‬ Contoh: 1) ‫ط ٰه‬ ٰ Tha-ha-Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat. 2) ‫ـم‬ ٓ ‫ح‬ ٰ Ha-mi—mMad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat. 9



Ibid.



3) ‫ ٓالــ ّ ٓم ٰر‬Alif la—mmi—m ra–Mad bertemu huruf sebangsa 2 dalam satu kalimat. Didalam Mushaf Utsmani, Mad ini ditandai dengan tanda baca ( ‫) ا‬ pada huruf yang mengawali surah. 10. Mad Layyin ( ‫) المد اللين‬ Mad Layyin adalah mad yang terjadi pada huruf wawu dan ya’ yang jatuh setelah tanda baca fathah, dengan syarat cara membacanya tetap diwashalkan (terus), tidak boleh diwakafkan (berhenti), sebab jika berhenti maka menjadi qalqalah kubra. Sedang panjang bacaan Mad Layyin adalah 1 alif (2 harakat) jika ditengah-tengah kalimat, dan 2 alif atau 3 alif diakhir kalimat: a. ٌ‫ َب ْيت‬Bai-tun Huruf layyin jatuh setelah fathah. b. ٌ‫ َخ ْوف‬Khau-fun Huruf layyin jatuh setelah fathah. c. ‫ب‬ ٌ ‫ َر ْي‬Rai-bun Huruf layyin jatuh setelah fathah. d. ‫ب‬ ٌ ‫ َغ ْي‬Ghai-bun Huruf layyin jatuh setelah fathah. 11. Mad Shilah ( ‫) المد الصلة‬ Mad Shilah artinya bacaan mad yang tersambung. Atau dengan kata lain Mad Shilah adalah huruf mad tambahan yang diperkirakan setelah huruf ha’ dhamir, yang dikira-kirakan dengan harakat dhammah atau kasrah. Pengertian ini selanjutnya dipertegas oleh Muhammad Mahmud sebagai berikut: ‫س ِر ِه‬ ْ ‫ض ِّم ِه َو َك‬ َّ ‫ه َُو َح ْرفُ َم ٍّد َزائِ ٍد ُمقَ َّد ٌر بَ ْع َد ْال َها ِء ال‬ َ ‫ض ِم ْي ِر َوقُد َِّر بِ َح َر َكتَ ْي ِن َحا َل‬ “Mad shilah adalah huruf mad tambahan yang dikira-kirakan setelah ha’ dhamir dan dikira-kirakan dengan harakat dhammah dan kasrah”. Yang dimaksud dengan ha’ dhamir dalam pengertian ini adalah ha’ sebagai kata ganti, misalnya: ‫ىـــــــه‬ ٰ , ٖ‫ ىـــــــه‬,ُ‫ىـــــــه‬



Mad Shilah dibagi dua macam yaitu : a. Mad Shilah Qashir ( ُ‫ص ْي َرة‬ ِّ ‫) ال َم ُّد ال‬ ِ َ‫صلَةُ الق‬ Mad Shilah Qashir adalah apabila ada dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak bersambung dengan kalimat sesudahnya yang diberi al-Ta’rif ( ‫) اَ ْلــ تَ ْع ِر ْيف‬ Cara membaca Mad Shilah Qoshir adalah 1 alif dan ada yang membacanya 2 alif. Contoh: 1) َ‫ إِنَّهٗ َكان‬Innahu–ka-na Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah. 2) ‫ت‬ َّ ‫ َولَهٗ َما فِى ال‬Walahu–ma-fissama-wa-ti Dhamir jatuh setelah ِ ‫سمٰ ٰوا‬ huruf hidup dan tidak sambung hamzah. 3)



‫ اَ ْخلَدَهٗ َكاَّل‬Akhladahu–kalla- Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah.



4) ٖ‫ َر ُس ـوْ لِه‬Rasu-lihi– Dhamir jatuh setelah huruf hidup dan tidak sambung hamzah. Namun



jika



dhamir



tersebut



disambung



dengan



huruf



didepannya yang ada al Ta’rif, maka dhamir tersebut tidak dapat dibaca Mad Shillah Qashir tetapi dibaca qashar (pendek). Contoh: a) ُ‫ ٰم ٰوات‬V‫الس‬ َّ ُ‫ لَه‬Lahussama-wa-tu Dhamir bersambung dengan al Ta’rif b) ْ‫ ‘ َعلَّ َمهُ ْالبَيَان‬Allamahul baya-an ;;Dhamir bersambung dengan al Ta’rif c) ‫سنٰى‬ ْ ‫لح‬ ْ َ‫ لَهُ ْاأل‬Lahul asma–ul husnaa ُ ‫س َما ُء ْا‬ Dhamir bersambung dengan al Ta’rif Tidak hanya itu saja huruf ha’ dibaca pendek, tetapi jika huruf ha’ dhamir tersebut jatuh setelah huruf mati, maka tetap dibaca



pendek. Contoh: a) ُ‫ د ََخ ْلتُ ُم ْوه‬Dakhaltumu-hu Sebelum dhamir terdapat huruf yang mati. b) ُ‫ه‬V‫ َو ُر ْو ٌح ِّم ْن‬Waru–hun minhu Sebelum dhamir terdapat huruf yang mati. c) ُ‫وه‬V ْ Vُ‫ اَ ْوت ُْخف‬Au tukhfu-hu Sebelum dhamir terdapat huruf yang mati. d) ُ‫ فَ ُكلُ ْوه‬Fakulu-hu Sebelum dhamir terdapat huruf yang mati b. Mad Shilah Thawil ( ُ‫صلَةُ الطَّ ِو ْيلَة‬ ِّ ‫) ال َم ُّد ال‬ Mad Shilah Thawil adalah mad shilah yang bertemu dengan hamzah Qotho’ (hamzah yang bisa dijadikan permulaan atau ditengah-tengah kalimat), sehingga mad ini hampir sama dengan Mad Jaiz Munfashil. Mayoritas ulama’ Qurra’ membacanya 2 ½ alif (5 ketukan) namun diantara



mereka



ada



yang



membaca



qashar



dengan



alif.



Contoh: 1) ٌ‫ َكــانَ لَ ٗه ٓ إِ ْخــ َوة‬Ka-nalahu—ikhwatun Setelah dhamir ada hamzah qotho’. 2) ٌ‫ َما َع ْنـــهُ اٰلِهَـــة‬Ma-‘anhu a—lihatun Setelah dhamir ada hamzah qotho’. 3) ‫ أُ ْش ـ ُد ْدبِهٖٓ اَ ْز ِري‬: Usydud bihi— azri- Setelah dhamir ada hamzah qotho’. 4) ‫ بِهٖٓ اَ ْز َواجًا‬Bihi—azwa-jan Setelah dhamir ada hamzah qotho’ 12. Mad Farq ( ‫) المد الفرق‬ Mad Farqu artinya mad pembeda, atau dengan kata lain mad farqu adalah mad yang berfungsi pembeda antara istifham (kata tanya) dengan khabar (berita). Sehingga jika tidak ada mad ini, maka orang menyangka bahwa hamzah khabar, padahal sebenarnya hamzah tersebut yang berfungsi untuk istifham (kata tanya).



Panjang bacaan Mad farqu adalah 3 alif (6 harakat). Di dalam al-Qur’an, bacaan Mad farqu ini hanya ada 4 tempat yaitu: ّ ‫ ٓا‬A—dzakaraini Mad sebagai istifham. a. Al An’am: 143 ‫الذٓ َك َري ِْن‬ ّ ‫ ٓا‬A—dzakaraini : Mad sebagai istifham. b. Al An’am: 144 ‫الذٓ َك َري ِْن‬ c. Yunus: 59 ُ‫ ٓاهللا‬A—llah Mad sebagai istifham. d. An Naml: 59 ُ‫ ٓاهللا‬A—llah Mad sebagai istifham. 13. Mad Tamkin ( ‫) المد التمكين‬ Yaitu mad yang terdapat pada huruf ya bertasyid bertemu dengan ya mati.10 Contoh:



‫َوإ َذا ُحيِّيتُ ْم‬



Mad Tamkin adalah mad karena ada dua ya’ yang satu mati sedang yang lain hidup, bertanda baca kasrah dan tasydid. Ya’ yang berkasrah dan bertasydid itu lebih dahulu daripada ya’ yang mati. Untuk panjang bacaan mad ini adalah 1 alif (2 harakat). a. ‫ ُحيِّ ْيتُ ْم‬Huyyi-tum Sebelum ya’ ada ya’ kasrah dan tasydid. b. َ‫ اَلنَّبِيِّيْن‬An nabiyyi-na Sebelum ya’ ada ya’ kasrah dan tasydid.



10



Abdul Aziz Abdur Rauf, Op Cit, hlm.76



BAB III PENUTUP



III.1. Kesimpulan Mad menurut bahasa artinya panjang. Sedangkan menurut ilmu tajwid mad adalah memanjangkan bunyi huruf hijaiyah karena adanya sebab-sebab tertentu. Yaitu huruf yang berharakat fathah dan bertemu dengan huruf alif, huruf yang berharakat dhammah dan bertemu dengan huruf wawu sukun, dan huruf berharakat kasrah dan bertemu dengan huruf ya’ sukun. Ilmu Tajwid membahas tentang hukum-hukum bacaan yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Ilmu tajwid terbagi kedalam empat kelompok besar diantaranya Iqlab, Ikhfa, Idgham dan Izhar. Selain itu adapula Hukum Mad.Hukum mad terdiri dari 15 diantaranya



mad thabi’i,mad wajib



muttashil,mad jai’z munfashil,mad lazim mutsaqqal kilmi,mad lazim muthawwal,mad lazim mukhafafa kilmi,mad layin,mad ‘aridl lissukun,mad shilah qashirah,mad shilah thawilah,mad ‘wadl,mad badal,mad lazim harfi musyabba’,mad lazim harfi mukhaffaf,mad tamkien,mad farq. III.2. Saran Sebagai umat islam kita harus memperhatikan hukum dan tata cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar mengetahui hukum bacaan mad. Sehingga mankna ada arti yang terkandung di dalam al-qur’an sesuai dengan wahyu yang telah Allah turunkan kepada baginda Rasulullah SAW.



DAFTAR PUSTAKA



http://blogepemula.blogspot.com/2013/11/contoh-makalah-hukum-hukumbacaan-mad.html http://icakgenjah.blogspot.com/2016/12/makalah-dirosah-al-quran-tentangmad.html https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2017/02/makalah-hukumbacaan-mad-dan-waqaf.html https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/04/02/ilmu-tajwid-18-hukum-bacaanmad-dan-qashar/ https://www.academia.edu/38931940/Makalah_Tajwid_Hukum_Bacaan_Madd_d an_Waqaf_