Ib Pada Ayam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



KAJIAN FILSAFAT ILMU TENTANG INSEMINASI BUATAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS AYAM KAMPUNG DI INDONESIA Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Sudibya, M.S



Program Studi S2-Peternakan



Disusun oleh:



Ahmad Masykur S661908001



PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBALAS MARET SURAKARTA 2019



I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Salah satu ternak unggas yang dikenal luas masyarakat Indonesia adalah Ayam kampung. Jenis unggas ini telah banyak dikembangkan dalam dua tipe, baik untuk tujuan produksi daging maupun untuk produksi telur. Keunggulan jenis unggas ini yaitu kuat dan tahan terhadap penyakit, bisa beradaptasi dengan cuaca panas dan produk yang dihasilkan baik daging maupun telur mempunyai kualitas yang baik. Meski memiliki potensi pasar yang cukup besar, sampai saat ini ayam kampung masih memiliki produktivitas yang rendah baik dari kemampuan produksi daging maupun produksi telurnya. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan produktivitas ayam kampung adalah melalui penerapan teknologi reproduksi seperti Inseminasi buatan (IB). Inseminasi buatan (IB) pada ayam kampung adalah teknik mengawinkan secara buatan dengan semen yang telah diencerkan dengan pengencer tertentu kedalam saluran reproduksi betina yang dalam masa produksi. Tujuannya antara lain; meningkatkan kemampuan reproduksi ayam betina untuk menghasilkan dan meningkatkan produksi telur tetas serta upaya pengadaan Day Old Chick (DOC) dalam jumlah yang banyak dengan umur yang sama dalam waktu yang tidak lama. B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk Mengkaji inseminasi buatan pada ayam kampung menurut aspek filsafat ilmu.



II.



PEMBAHASAN



A. Aspek Ontologi Menurut Thoyibi (1999), Ontologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari atau membahas apa hakikat itu. Dalam hubungannya dengan Inseminasi buatan (IB) pada ayam kampung, pertanyaan yang muncul bila berbicara tentang ontologi adalah apa dan bagaimana sejarah Inseminasi buatan (IB) pada ayam kampung sehingga akan sampai pada tujuan akhir bahwa Inseminasi buatan (IB) memang benar dapat meningkatkan produktivitas ayam kampung. 1.



Pengertian Inseminasi Buatan (IB) pada ayam kampung Inseminasi



buatan



merupakan



terjemahan



dari artificial



insemination (Inggris), kunstmatige inseminatie (Belanda), insemination artificielle (Prancis), atau künstliche besamung (Jerman). Artificial artinya tiruan atau buatan. Insemination berasal dari bahasa latin inseminatus;”in” artinya pemasukkan, penyampaian atau deposisi, sedangkan ”semenatus” adalah cairan yang mengandung sel-sel kelamin jantan yang diejakulasikan melalui penis pada waktu kopulasi atau penampungan. Jadi menurut definisi, inseminasi buatan adalah pemasukan atau penyampaian semen kedalam saluran kelamin betina dengan menggunakan alat-alat buatan mkloakaia, 2.



Sejarah Inseminasi Buatan (IB) pada ayam kampung Inseminasi buatan (IB) pada unggas sebenarnya sudah dikenal



sebelum tahun 1926 di daratan China dimana pada saat itu IB dilaksanakan untuk ternak itik. 25 tahun kemudian IB dipraktekkan di Eropa Timur dan Israel pada angsa. Namun dalam perkembangannya hingga saat ini sudah jauh dikenal untuk mengembangkan unggas terutama untuk unggas pembibit. Inseminasi Buatan biasa juga kita sebut sebagai kawin suntik, tetapi kedengarannya lebih ilmiah jika kita sebut IB alias inseminasi buatan.



Secara meluas di petani, istilah IB ini rasanya baru terdengar pada awal tahun 90 an, padahal teknologi sudah lama dikenal dan diujicobakan pada industri pembibitan unggas ras. C. Aspek Epistemologi Epistemologi menurut Thoyibi (1999) merupakan gabungan antara berpikir secara rasional dan empiris. Dalam aspek ini selalu dipertanyakan tentang apa sarana dan bagaimana tata cara untuk mencapai pengetahuan dan apa ukurannya untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah. Penerapan Inseminasi buatan pada ayam kampung pada prinsipnya tidak sulit, karena alat dan bahan yang digunakan mudah didapat dan pelaksanaannya mudah dengan keterampilan yang dapat diperoleh melalui latihan secata intensif. Pelaksanaan Inseminasi buatan pada ayam kampung secara ringkas terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1.



Pemilihan Induk dan Pejantan a. Pemilihan Induk Induk yang baik untuk diinseminasi, harus memiliki kriteria sebagai berikut: 1) Sehat dan tidak cacat 2) Berproduksi tinggi 3) Berumur 7-12 bulan 4) Minimal sudah mengalami periode peneluran pertama 5) Harus sedang dalam masa berproduksi b. Pemilihan Pejantan Pejantan yang baik untuk Inseminasi buatan harus memiliki kriteria sebagai berikut: 1) Sehat, tidak cacat dan memiliki nafsu kawin yang tinggi 2) Berumur 1,5-3 tahun 3) Memiliki mutu genetik yang baik 4) Memiliki hubungan keluarga yang jauh dengan induk yang akan diinseminasi 5) Pemeliharaan pejantan tidak dicampur dengan induk



2.



Persiapan Induk dan Pejantan a. Ayam yang sudah terpilih sesuai dengan persyaratan tersebut diatas, diatur dalam kandang system baterai tunggal yang nyaman.



Untuk menghilangkan stress pada ayam karena perubahan susasana kandang maka dapat diberikan anti stress. b. Pakan untuk pejantan harus yang baik mutunya dengan kadar protein minimal 17% dan dengan tambahan pemberian 1 butir telur fertil yang sudah masuk mesin ± 5 hari. Telur dikocok hingga rata kemudian diberikan kepada 3 ekor pejantan. c. Untuk merangsang banyaknya telur, dapat juga digunakan rajangan daun mengkudu/pace yang dicampurkan pada pakan (10 gram/ekor). d. Untuk memudahkan dalam melaksanakan IB, bulu di sekitar 3.



kloaka harus digunting Persiapan Alat dan Bahan Alat yang dibutuhkan adalah: alat suntik Tuberculin syringe ukuran



1 ml, tabung penampung semen, gunting, kertas tissue sedangkan bahan pengencer yang diperlukan NaCl fisiologis 0,90 %. 4. Pengambilan Semen a. Sebelum pengambilan semen, ayam pejantan sebaiknya dipuasakan kurang lebih 10 jam. Hal ini ditujukan untuk mengurangi pencemaran eksreta pada semen yang ditampung (dapat mengurangi daya tunas). b. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pemerahan semen, sebaiknya dilakukan oleh dua orang, dengan tugas melakukan perangsangan dan sebagai penampung semen. c. Satu orang memegang ayam jago (usahakan ayam dalam keadaan tenang) yang bertugas melakukan perangsangan yaitu dengan mengurut lembut dari pangkal paha atas hingga ke pangkal ekor sampai secara beraturan. Tanda spesifik dari pejantan yang terangsang adalah ekor akan naik ke atas dan keluar tonjolan dari kloaka. d. Jika pejantan sudah terangsang, dengan jari telunjuk dan jempol langsung menekan kloaka sampai terjadi ejakulasi. Saat terjadi ejakulasi , semen yang keluar segera ditampung oleh orang kedua. e. Semen yang sudah ditampung kalau memungkinkan dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. 5. Evalusasi semen Tujuan evaluasi semen untuk mengetahui kualitas semen pejantan dan untuk menentukan penambahan bahan pengencer. Pemeriksaan semen secara makroskopis meliputi: volume semen, warna, bau, pH, kekentalan. Pemeriksaan mikroskopik meliputi: gerakan massa, konsentrasi, motilitas



dan persentase hidup/mati (dikerjakan di laboratorium). Untuk dilapangan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan makroskopik, sehingga kualitas semen tidak diketahui secara pasti. 6. Proses pengenceran semen Pengenceran sperma diperlukan untuk memperbanyak volume, sehingga dapat digunakan untuk meng IB betina lebih banyak. Bahan pengencer yang umum dipakai adalah larutan NaCl Fisiologis 0,90 %, karena bahan ini memiliki tekanan osmotik yang hampir sama dengan spermatozoa. Dosis pengenceran adalah 1:5, yaitu 1 bagian sperma dan 5 bagian bahan pengencer lalu dikocok secara perlahan sehingga homogen, campuran sperma ini dapat bertahan selama 30 menit. Perbandingan pengencer merupakan perbandingan yang optimal untuk daya hidup spermatozoa in vitro. 7. Pelaksanaan Inseminasi Buatan Pelaksanaan Inseminasi buatan pada ayam kampung dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu a. Intra vaginal artinya semen disuntikkan kedalam vagina dengan kedalaman ± 3 cm. b. Intra uterin artinya semen disuntikkan ke bagian uterus dengan kedalaman ± 7-8 cm. Adapun tahapan pelaksanaan Inseminasi buatan antara lain sebagai berikut: a. Bersihkan kotoran yang menempel di kloaka dan sekitarnya menggunakan tissue pembersih. b. Pelaksanaan Inseminasi buatan sebaiknya dilakukan oleh 2 orang, 1 orang memegang ayam dan 1 orang menginseminasi. c. Tekan bagian tubuh dibawah kloaka hingga terlihat saluran reproduksi (sebelah kiri) dan saluran kotoran (sebelah kanan). d. Semen yang sudah diencerkan, disedot dengan Tuberculin syringe sebanyak 0,1-0,2 ml kemudian disuntikkan kedalam alat kelamin betina. e. Waktu yang paling tepat untuk melakukan IB adalah pada siang hari di atas jam 14 WIB, karena pada saat itu diperkirakan ayam telah bertelur sehingga gerakan sperma tidak mengalami hambatan dan pada saat itu belum terjadi peletakan telur (Oviposisi). f. Berikan anti stress pada ayam yang diinseminasi.



g. Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya diulang lagi 3 hari setelah inseminasi yang sebelumnya. 8. Evaluasi hasil inseminasi buatan Tolak ukur keberhasilan inseminasi buatan pada ayam kampung ada dua, yaitu: a. Fertilitas Fertilitas



diartikan



sebagai



persentase



telur-telur



yang



memperlihatkan adanya perkembangan embrio dari sejumlah telur ditetaskan tanpa memperhatikan telur tersebut menetas atau tidak (Sinabutar, 2009). b. Daya tetas Daya tetas adalah persentase jumlah telur yang menetas dari jumlah telur yang fertil. Daya tetas telur merupakan salah satu indikator didalam menentukan keberhasilan suatu penetasan (Wibowo dan Jafendi, 1994). D. Aspek Aksiologi Aksiologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang nilai-nilai (value) sebagai imperatif dalam penerapan ilmu pengetahuan secara praktis (Thoyibi, 1999). Dengan kata lain, dalam aksiologi akan dipelajari tentang bagaimana mengenali suatu pengetahuan atau apa manfaat pengetahuan tersebut untuk kesejahteraan manusia. Adapun manfaat dengan adanya inseminasi buatan pada ayam kampung antara lain sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.



Penggunaan pejantan lebih efisien Mempercepat produksi telur tetas Mempercepat produksi anak ayam umur sehari (DOC) Sebagai sarana untuk meningkatkan mutu genetik Memungkinkan dilakukan persilangan dengan ayam lain



III.



PENUTUP



A. Kesimpulan 1.



Inseminasi buatan merupakan teknologi reproduksi yang dapat



berperan dalam pengembangan budidaya ayam ayam. 2.



Pemanfaatan teknologi IB pada ayam kampung, memberi peluang



komersialisasi menjadi terbuka. 3.



Dengan pendekatan secara aspek filsafat ilmu, kita dapat



mengetahui apa, bagaimana dan apa manfaatnya suatu ilmu terhadap kepentingan umat mkloakaia.



DAFTAR PUSTAKA A. Udjianto dan R.Denny Purnama. 2004. Inseminasi Buatan pada Ayam Buras dengan Metode Deposisi Intra Uterine. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian. Balai Penelitian Ternak, Bogor. R. Denny Purnama dan Endang Wahyu. 1999. Pemanfaatan Teknologi IB dalam Menunjang Kegiatan Penelitian pada Ayam Buras di Balitnak Ciawi. Lokakarya Fungsional Non Peneliti. Balai Penelitian Ternak, Bogor. Thoyibi, M. 1999. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya. Muhammadiyah University Press, Surakarta. 105 hal.



Edisi



ke-2.