ICRA HAIs [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN ICRA(INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT) HAIs KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI



RSI. ASSYIFA SUKABUMI JL. Jenderal Sudirman No. 3 Kota Sukabumi Jawa Barat Telp. (0266) 222663 Telp/Fax. (0266) 223501 - 213433 1



BAB I PENDAHULUAN



I.



Latar Belakang



Infeksi merupakan invasi tubuh oleh pathogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit.Penyakit infeksi yang dikenal dengan basis interaksi agent-host-lingkungan



merupakan



trias



dan menjadi perspektif dalam



memandang proses suatu penyakit infeksi. Namun demikian, dari proses yang diamati sedemikian luasnya perkembangan penyakit infeksi, terutama dengan ditemukannya berbagai variasi dinamik kasus yang timbul. Variasi dinamik tersebut adalah tingkat virulensi penyakit, respon imun tubuh, dan adaptasi lingkungan dalam mendukung tingkat berat-ringannya penyakit infeksi. Pencegahan dan pengendalian infeksi di RS merupakan suatu upaya tindak lanjut kegiatan



untuk



meminimalkan atau



mencegah



terjadinya



infeksi



pada pasien, petugas,pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit.



Untuk melihat perspektif pengendalian ligkungan, terdapat 2 pola pikir yang harus kita perhatikan. Pola pertama adalah melihat dari pandangan struktural bahwa penyakit infeksi harus dikelola secara komprehensif melalui pendekatan organisasi yang memilik konsep, sistem, pedoman dan SOP yang sistematis. Pola ini diharapakn memiliki acuan terukur untuk pengendalian infeksi di rumah sakit. Pola kedua adalah melalui pandangan kultural, yang mengedepankan suatu sifat, perilaku dan spirit untuk membangun budaya pelayanan kesehatan bertumpu semngat untuk perubahan.



2



Pola penyakit di komunitas yang dinamis membutuhkan upaya pendekatan yang lebih khusus, bertumpu pada aspek sosial dan perilaku hidup sehat di masyarakat.



Perilaku it secara kohesi dapat melibatkan peran berbagai



komponen masyarakat dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di masyarakat. Berdasarkan konsep Infection Control Risk Assessment (ICRA), pendekatan komunitas dapat dilakukan melalui identifikasi faktor risiko infeksi di masyarakat berdasarkan yaitu lokasi geografis, komunitas dan populasi, adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai, analisis surveilans kontinu dan tahunan terhadap perkembangan infeksi



II.



Tujuan Tujuan dari ICRA ini adalah sebagai berikut: a.



Mengidentifikasi area berisiko yang berhubungan dengan infeksi di pelayanan kesehatan



b. MendapatkanInformasi yang lebih baik sekitar risiko sehingga tingkat dan sifat risiko terhadap pasien dapat dinilai dengan tepat c.



Mengurangi risiko yang terjadi dan penyebaran infeksi di unit pelayanan RS



d. Mengembangkan program pencegahan infeksi yang didapat di rumah sakit. e.



Mengontrol staff dalam melaksanakan praktek pencegahan infeksi terbaik



3



BAB II DEFINISI



1.



Analisa risiko Adalah proses untuk memahami sifat risiko dan menentukan peringkat risiko



2.



Bahaya Adalah prosedur/perawatan yang dilakukan dapat memberi infeksi silang pada pasien,staf, kontraktor, pengunjung dimana bisa terjadi kontak langsung dengan pasien, prosedur invasif, penggunaan benda tajam, produksi limbah berbahaya dan penggunaan peralatan pasien



3.



Dampak Adalah seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak cidera sampai meninggal



4.



Evaluasi risiko Adalah proses membanding antara hasil analisa risiko dengan criteria risio untuk menentukan apakah risiko dan/atau besarnya dapat diterima atau ditoleransi.



5.



Identifikasi resiko Adalah usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko-risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan



6.



Infeksi



4



Adalah suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi (organisme), dimana terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik.



7.



Infection Control Risk Assessment Merupakan suatu system pengontrolan pengendalian infeksi yang terukur dengan melihat kontinuitas dan probabilitas dalam aplikasi pengendalian infeksi di lapangan.



8.



KLB Adalah



timbulnya



suatu



kejadian



kesakitan/kematian



dan



atau



meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Undang-undang Wabah, 2000)



9.



Lingkungan Adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, mineral serta flora dan fauna



10.



Manajemenrisiko Adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya



11.



Penyakit Infeksi Adalah suatukeadaandiaman ditemukan adanya agen infeksi(organisme) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik



12.



Populasi



5



Sekumpulanindividudenganciri-ciriyangsama yanghidup di tempat yang sama



13.



Probalilitas Penilaian tingkat probabilitas /frekuensi risiko adalah seberapa sering insiden tersebut terjadi



14.



Prosedur Adalah tindakan yang harus dijalankan dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama



15.



Risiko Adalalah peristiwa atau keadaan yang mungkin terjadi yang dapat berpengaruh



negative terhadap pasien,petugas, pengunjung, atau



organisasi rumah sakit. 16.



Risk Assessment Adalah penilaian yang meneliti proses secara rinci termasuk urutan kejadian dan risiko aktual dan potensial, kegagalan atau titik kerentanan, dan bahwa, melalui proses logis, memprioritaskan area untuk perbaikan didasarkan pada dampak actual atau potensial (kekritisan) perawaan, pengobatan atau pelayanan



6



BAB III RUANG LINGKUP



Sebagaimana jenis infeksi penyakit lainnya, infeksi nosokomial biasanya terjadi jika penderita lemah ataujika barier alamiah terhadap invasi mikroba terganggu.Terdapat



beberapa



penyakit.Sebagaimana



jenis



diketahui,



barier



alamiah



terjadinya



kulit,



membranmukosa,



infeksi saluran



gastrointestinal, saluran kencing, dan saluran nafas atas berfungsi sebagai barier alamiah terhadap infeksi. Menurut Setyawati (2002), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksinosokomial antaralain : 



Kuman penyakit (jumlah dan jenis kuman, lama kontak dan virulensi)







Sumber infeksi







Perantara atau pembawa kuman,







Tempat masuk kuman pada hospes baru,







Daya tahan tubuh hospes baru,







Keadaan rumah sakit meliputi;







Prosedur kerja, alat, hygene, kebersihan, jumlah pasien dan konstruksi rumah sakit,







Pemakaian antibiotik yang irasional,







Pemakaian obat seperti imunosupresi, kortikosteroid, dan sitostatika, tindakan invasive dan instrumentasi,







Berat penyakit yang diderita



Sehingga diperlukan tindakan atau prosedur untik pencegahan infeksi.Sebelum tindakan dilakukan, tahap pertama yang sangat penting adalah dilakukannya penilaian risiko terjadinya infeksi.Untuk itulah dilakukan Infection Control Risk



7



Assessement (ICRA).ICRA merupakan bagian dari proses perencanaan program PPI. Dengan disusunnya ICRA ini sebagai bentuk langkah awal untuk mengembangkan rencana dengan baik.



Perencanaan ini dilakukan secara



bersama, yang merupakan bentuk dasar dari program. Panduan ICRA ini disusun dan ruang lingkup program berdasarkan risiko yang dihadapi oleh organisasi yang berhubungan dengan infeksi. Penilaian risiko ini dibuat per tahun dengan alasan sebagai berikut: a. Membantu untuk fokus pada aktivitas pekerjaan yang sangat penting untuk mengurangi risiok infeksi b. Teknologi baru, prosedur, obat-obatan, vaksin, populasi penderita, pelayanan yang tersedia dan rencana kolaborasi projek penelitian



A. PENYUSUNAN ICRA a. Penilaian risiko infeksi Penilaian risiko (risk assessment) infeksi didapatkan dengan masukan inter disiplin dari;  Tim PPIRS, IPCN, IPCLN  Staf medis  Perawat  Dan lainnya b. Penetapan prioritasdandokumenrisiko Penilaian dilakukan untuk menentukan potensia ncaman (bahaya) terjadinya infeksi sehubungan dengan peralatan dan peralatan medis, pengobatan, lokasi dan populasi pasiens akit, prosedur, petugas dan lingkungan. Prioritas ditetapkan melalui besaran masalah atas dasar :  Potensi terjadi infeksi  Ekternal - Bencana alam 8



- Rusaknya pelayanan public - Tindakan disengaja yang membahayakan - KLB terhadap penularan infeksi - Regulasi dan akreditas persyaratan  Internal - Karakteristik dan perilaku dari populasi yang sakit - Pembersihan, disinfeksi dan proses sterilisasi peralatan - Risiko sehubungan dengan petugas: kepatuhan, kebersihan tangan, cedera benda tajam - Risiko sehubungan dengan prosedur ; pengetahuan dan keahlian teknis melakukan prosedur, persiapan pasien yang memadai, kepatuhan - Risiko lingkungan: pembangunan, pembersihan



c. Metodologi Penilaian risiko akan lengkap dengan menggunakan data berikut ini, data dikelompokkan:  Menurut jumlah/jenis HAIs  Jenis penyakit menular(riwayat pasien dan pemeriksaan kultur)  Kesehatan karyawan  Petugas terpapar benda tajam, darah/cairan tubuh



d. Kelompokrisiko  Resistensi antibiotic  Kegagalan dari kegiatan/tindakan pencegahan  Kegiatan isolasi  Kebijakan dan prosedur  Kesiapan pencegahan  Infeksi nosokomial



9



 Lingkungan  Kesehatan karyawan



e. Unit terkait  Direksi , sebagai pembuat kebijakan rumah sakit  Tim PPIRS, sebagai coordinator pelaksanaan risk assessment  Tim K3RS, sebagai pengawas safety  Tim mutu RS, sebagai pihak yang mengevaluasi mutu  Seluruh satuan(unit) kerja RS, sebagai pengusul risk assessment dan edukasi



f. Peran dari Tim PPI  Membuat kajian dampak risiko infeksi berdasarkan data temuan HAIs di rumah sakit  Monitoring seluruh pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian risiko infeksi di rumah sakit  Monitoring pencapaian program PPI berdasarkan ICRA yang telah disusun satuan kerja



10



BAB IV TATA LAKSANA



A. PERSIAPAN DAN PERENCANAAN Menyiapkan data-data berupa;  Formulir 1. Formulir evaluasi pengorganisasian PPI 2. Formulir persiapan risk assessment  Standart/kebijakan  Laporan/data surveillance  Pengetahuan



B. REKRUITMENT TIM  Undangan rapat Undangan ditujukan pada risk assessment team yang terdiri dari Tim PPIRS, staf medis, laboratorium, farmasi, perawat, kru OK, rawat jalan, tim sanitasi, CSSD, dan Tim Mutu RS  Agenda rapat Agenda rapat berupa menggali informasi dan usulan-usulan peserta rapat terutama terkait masalah PPI apa yang paling penting dan penyebab apa yang sering ditemukan pada waktu visit, pelaksanaan prosedur



C. TAHAPAN PENYUSUNAN ICRA 1. Identifikasirisiko Identifikasi adalah hal pertama yang dilakukan untuk mengelola risiko. Identifikasi risiko dapat diperoleh melalui dua (2) cara yaitu: a. Identifikasi risiko pro aktif : kegiatan identifikasi yang dilakukan dengan cara proaktif mencarir isiko yang berpotensi mengakibatkan infeksi



11



Metoda yang digunakan: audit, inspeksi, pendapat ahli dan pengalaman rumah sakit



b. Identifikasi risiko reaktif: kegiatan identifikasi yang dilakukan setelah risiko muncul dan bermanifestasi dalam bentuk insiden/gangguan Metoda: pelaporan insiden



2. Analisa risiko Setelah proses identifikasi risiko selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah analisa risiko.Analisa ini dilakukan dengan cara menilai seberapa peluang risiko itu muncul serta berat-ringannya dampak yang ditimbulkan. Analisa risiko ini dapat dengan mudah dilakukan dengan cara kuantitatif yaitu dengan cara member skor satu (1) sampai dengan lima(5) pada masing-masing peluang dan dampak. Makin besar angka, maka peluang makin sering atau dampak semakin berat. Setelah skor peluang dan dampak diperoleh, langkah selanjutnya adalah kedua angka skor dikalikan. Tujuannya untuk mendapatkan peringkat. Makin tinggi angkanya, makin tinggi peringkatnya dan prioritasnya. Skor risiko



SKOR RISIKO = Dampak X Probability



3. Evaluasi risiko Dengan evaluasi risiko ini, setiap risiko dikelola oleh orang yang bertanggungjawab sesuai peringkatnya. Dengan demikian, tidak ada risiko yang terlewati, dan terjadi pendelegasian tugas yang jelas sesuai dengan berta-ringannya risiko.



12



4. Monitoring (pengawasan) Monitoring dilakukan setiap bulan berdasarkan prioritas masalah yang didapatkan untuk selanjutnya dilaporkan dan dilakukan tindak lanjut terhadap hambatan dalam pemecahan masalah.



13



BAB V DOKUMENTASI Penyusunan ICRA menggunakanpenilaiansebagaiberikut : PENILAIAN DAMPAK KLINIS Tingkat risiko 1 2



DESKRIPSI Tdk signifikan Minor



3



Moderat



4



Mayor



5



Katatropik



DAMPAK Tidak ada cedera ● cedera ringan, missal luka lecet ● Dapat diatasi dgn P3K ● Cedera sedang, mis : luka robek ● Berkurang fungsi mototik/sensorik/ Psikologis atau intelektual(reversible, Tdk berhubungan dgn penyakit ● Setiap kasus yg memperpanjang perawatan ●Cedera luas/berat, mis: cacat, limpuh ●Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ Psikologis atau intelektual(irreversible Tdk berhubungan dgn penyakit Kmatian yang tdk berhubungan dgn Perjalanan penyakit



Penilaianprobalilitas Tingkat risiko



Deskripsi



1



Sangat jarang/rare(˃5thn/kali)



2



Jarang/unlikely(˃2-3 tahun/kali)



3



Mungkin/possible(1-2tahun/kali)



4



Sering/likely(beberapa kali/tahun)



5



Sangat sering/almost(tiap minggu/bulan



Penilaian system/kesiapan



14



Tingkat risiko



Deskripsi



1



Tidak ada



2



Kurang



3



Cukup



4



Baik



5



Sangatbaik



FORMULIR INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT(ICRA) NO JENIS KELOMPOK RISIKO potensial risiko/ masalah SKOR PRIORITAS TUJUAN UMUM STRATEGI



EVALUASI



PROGRESS/ANALISI



15



NO



JENIS KELOMPOK RISIKO



FORMULIR INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT(ICRA) Potensial risiko/ masalah SKOR PRIORITAS TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS



STRATEGI



EVALUASI



16



ANALISIS