Identifikasi Dan Kalibrasi Alat Tanam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN RESPONSI MEKANISASI PERTANIAN “IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM”



Disusunoleh: NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN



: SHENDY CITRA OKTAVIANA DEWI : 195040200111152 : L1 : 1. FAZAR DWIRYA A. 2. RUT JUNIAR NAINGGOLAN 3. SRI MARNELA



LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020



MATERI IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM 1. TUJUAN Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini di antaranya adalah untuk mengenalkan peralatan mekanis yang digunakan sebagai alat tanam beberapa biji-bijian, untuk mengetahui karakteristik serta menghitung efisiensi alat tanam, dan untuk memprediksi biji yang dibutuhkan untuk penanaman pada suatu lahan. 2. DASAR TEORI a. Pengertian Penanaman 1. Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik (Aini & Ichwan, 2017). 2. Kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk didapatkan hasil produk dari tanaman yang dibudidayakan (Sunarjono & Nurrohmah, 2018). 3. Penanaman merupakan kegiatan yang diakukan di lahan kosong dan menguntungkan secara ekonomis (Maryudi & Nawir, 2017). b. Pengertian Alat dan Mesin Penanam 1. Alat dan mesin penanaman pertanian atau alsintan merupakan alat pertanian yang digunakan untuk memudahkan petani dalam menanam bibit dari tempat persemaian ke suatu lahan (Suyuti & Susanto, 2016). 2. Alat dan mesin penanam merupakan produk-produk teknologi pertanian yang digunakan oleh para pertani di lapangan untuk proses penanaman, melalui alat dan mesin tanam pekerjaan petanian dapat dapat dipermudah dan juga digantikan dengan alat tertentu baik yang menggunakan teknologi motor maupun tidak (Asmara & Handoyo, 2015). c. Sebutkan dan Jelaskan Jenis Alat Tanam berdasarkan Sumber Tenaga Penggerak Menurut (Siswanto, 2015), macam dan jenis alat/mesin penanam dapat digolongkan menjadi 3 golongan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu alat penanam dengan sumber tenaga manusia, alat penanam dengan sumber tenaga hewan, dan alat penanam dengan sumber tenaga traktor. Pada umumnya prinsip dasar kerja dari alat tanam adalah sama, baik jenis yang didorong/ditarik tenaga manusia, ditarik hewan atau traktor. -Sumber tenaga manusia Alat tanam dengan menggunakan tenaga manusia dibagi menjadi alat penanam tradisional dan alat penanam semi mekanis. Aat penanam tradisional di mana alat tersebut disebut tugal. Tugal merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan cocok untuk menanam benih dengan jarak tanam lebar. Sejak tahun 2008 sudah ada tugal semi mekanis yang menggunakan pegas pada saat tugal masuk ke dalam tanah. Pengatur pengeluaran benih tertekan ke atas oleh permukaan tanah. Kemudian mendorong tangkai pegas, sehingga lubang benih terbuka dan benih pun terjatuh ke bawah yang dibuat oleh mata tugal. Sedangkan bentuk dan macam alat penanam semi mekanis bermacam-macam. Alat-alat ini cocok digunakan baik Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



pada tanah-tanah ringan maupun berat serta cocok untuk benih-benih berukuran besar dan kecil. Alat penanam semi mekanis ini memiliki berat alat antara 12 kg sampai 15 kg. Mekanisme penjatuhan benih berlangsung dengan putaran roda dengan melalui batang penghubung antara penutup/pembuka lubang jatuhnya benih dengan lempengan pengungkit dipusat roda depan (Iskandar, Syafriandi, & Mustaqimah, 2017). -Sumber Tenaga Hewan Alat penanam dengan sumber tenaga hewan juga banyak sekali macamnya, tergantung modifikasi suatu daerah serta jenis benih yang akan ditanam. Alat penanam tipe ini yang paling sederhana adalah tipe yang hanya mempunyai satu atau dua buah jalur dengan pemasukan benih dilakukan secara terpisah, artinya benih dijatuhkan oleh operator melalui corong pemasukan terus melalui saluran benih yang kemudian sampai dan masuk kedalam tanah. Alat penanaman dibuat baik dari logam kecuali corong pemasukan dan saluran benih. Kedalaman dan jarak tanam dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Alat penanam dapat dikombinasikan dengan alat pemupuk dengan tenaga penarik hewan. Hewan yang digunakan untuk menarik alat tanam biasanya adalah sapi atau kerbau. -Sumber Tenaga Traktor Alat penanam dengan sumber tenaga dari traktor adalah alat tanam yang menggunakan mesin traktor, seperti alat tanam tipe TP CSM 15 dan tipe IRF01. Alat tanam tipe TPCSM 15 merupakan alat tanam yang dapat dipasangkan pada traktor roda dua atau traktor tangan dan diletakkan sejajar di belakangnya. Biasanya digunakan untuk menanam jagung. Sedangkan alat tanam tipe IRF01 merupakan inovasi alat tanam yang menggunakan traktor tangan sebagai tenaga penggeraknya dan memiliki 4 tabung hopper dengan kapasitas 2,39 liter. d. Hubungan Jarak Tanam Dan Pertumbuhan Tanaman (Minimal 2 Sitasi) 1. Populasi tanaman (jarak tanam) merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil tanaman. Peningkatan hasil tanaman dapat diupayakan melalui kerapatan tanam hingga mencapai populasi optimal. Pengaturan kerapatan tanaman (jarak tanam rapat) bertujuan untuk meminimalkan kompetisi intrapopulasi agar kanopi dan akar tanaman dapat memanfaatkan lingkungan secara optimal. Jumlah tanaman yang berlebihan akan menurunkan hasil karena terjadi kompetisi terhadap unsur hara, air, radiasi matahari, dan ruang tumbuh sehingga akan mengurangi jumlah biji per tanaman. Sebaliknya, jarak tanam jarang (populasi rendah) dapat memperbaiki pertumbuhan individu tanaman, tetapi memberikan peluang berkembangnya gulma. Tanaman yang tumbuh disertai gulma akan berdampak negatif karena terjadi kompetisi dalam pemanfaatan unsur hara, air, cahay, dan ruang tumbuh. Namun, jarak tanam yang terlalu lebar selain mengurangi jumlah populasi tanaman juga menyebabkan berkurangnya pemanfaatan cahaya matahari, dan unsur hara oleh tanaman, karena sebagian cahay akan jatuh ke permukaan tanah dan unsur hara akan hilang karena penguapan dan pencucian. Jarak tanam yang terlalu rapat akan menghambat pertumbuhan tanaman, tetapi jika terlalu jarang akan mengurangi populasi per satuan luas (Erawati & Hipi, 2016). 2. Pada jarak tanam yang lebar, luas penutupan tajuk tanaman proporsional dengan luas lahan yang dinaungi, sehingga air dan unsur hara dalam tanah tersedia untuk pertumbuhan vegetatif tanaman. Selain itu, jarak tanam yang lebar mencegah persaingan antara tajuk tanaman, akibatnya jumlah intensitas cahaya yang diterima maksimal jika dibandingkan dengan jarak tanam yang sempit sehingga tanaman dapat memperoleh intensitas cahaya matahari yang tertinggi ketika menyerapnya (Nur, Asrul, & Rafiuddin, 2018). Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



e. Definisi Transplanter dan Jelaskan Prinsip Kerja Alat tanam Transplanter Transplanter adalah mesin penanam yang digunakan pada areal tanah sawah kondisi siap tanam untuk menanam bibit dari hasil semaian yang menggunkan tray atau dapog dengan umur bibit sekitar 15 hari atau ketinggian bibit tertentu. Alat tanam transplanter dirancang agar dapat beroperasi pada lahan berlumpur (puddle) dengan kedalaman kurang dari 40 cm. Oleh karena itu alat ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung. Prinsip kerja transplanter adalah dengan cara menanam bibit padi yang telah disemai ke dalam tanah sawah dengan menggunakan garpu penanam secara teratur, garpu penanam (picker) akan menancapkan 4 baris bibit pada setiap titik tanam (Umar, Hidayat, & Pangaribuan, 2017). Adapun prinsip kerja atau cara kerja alat tanam transplanter mirip dengan cara kerja tangan manusia dalam menanam bibit padi sawah. Karena mesin bekerja, maka lengan penanam dan pinset penanam akan bergerak naik turun. Pinset penanam dilengkapi cakar pemegang pada bagian dasarnya. Mekanisme hubungan akan digunakan untuk membuka dan menutup cakar pemegang. Sewaktu pinset pada posisi diatas, maka cakar pemegang akan terbuka, sedang waktu pinset penanam turun, maka cakar pemegang akan tertutup. Pada proses ini bibit akan dicabut melalui celah kotak bibit dan cakar pemegang akan membawanya kebawah. Dan pada waktu pinset pada posisi di bawah, maka cakar pemegang akan membuka dan melepaskan bibit ke dalam tanah. Kemudian pinset penanam akan naik untuk proses selanjutnya (Siswanto, 2015).



f.



Sebutkan dan Jelaskan Kelebihan dan Kekurangan Transplanter Menurut (Umar, Hidayat, & Pangaribuan, 2017), transplanter mempunyai keunggulan/kelebihan dan kekurangan. Keunggulan dari transplanter adalah sebagai berikut: ➢ Mendukung sistem jajar legowo dengan jarak tanam antar baris dan antar kolom teratur. ➢ Kapasitas tanam cukup tinggi. ➢ Jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran tertentu. ➢ Penanaman yang presisi (akurat). ➢ Tingkat kedalaman tanam dapat diatur. ➢ Jumlah tanaman dalam satu lubang tanam sekitar 2-4 tanaman. ➢ Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan seragam. Walaupun ada beberapa hal yang menjadi unggulan, transplanter juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain: ➢ Lebar antar barisan tidak dapat diubah. ➢ Tidak bisa dioperasikan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm. ➢ Diperlukan alat angkut untuk membawa mesin ke sawah atau ke tempat lain. ➢ Perlu bibit dengan persyaratan khusus. ➢ Harga masih relatif mahal sehingga tidak terjangkau petani. Menurut (Afrizal, 2019), keuntungan dari penggunaan transplanter bagi para petani adalah sebagai berikut: ➢ Menghemat waktu dan tenaga petani dalam menanam. ➢ Meningkatkan efisiensi produksi karena biaya tanam yang murah. Namun, alat transplanter mempunyai kekurangan yaitu alat ini sulit digunakan pda lahan pegunungan/berbukit, sebab petani harus mengangkat mesin transplanter.



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



3. WAKTU DAN TEMPAT RESPONSI Waktu



: Selasa, 21 April 2020 pukul 07.00-08.40 WIB.



Tempat



: Laboratorium Daya dan Mesin, Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknik Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.



4. ALAT BAHAN DAN FUNGSI



4. ALAT BAHAN DAN FUNGSI



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



Alat dan bahan beserta fungsi yang digunakan dalam praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam adalah sebagai berikut: 1. Seperangkat Seed Table : Alat untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada jarak dan jumlah tertentu. ➢ Saklar



: Mengalirkan arus listrik



➢ Box Control



: Menghidupkan dan mematikan mesin



➢ Hopper Pasir



: Menampung pasir kuarsa



➢ Pasir Kuarsa



: Sebagai media jatuhnya biji



➢ Kran



: Membuka dan menutup hopper pasir



➢ Metering Device: Mengatur keluaran biji ➢ Mulut Mekanis : Sebagai tempat keluaraannya biji ➢ Roller



: Menggerakkan pulley



➢ Pulley



: Menggerakkan metering device



➢ V Belt



: Mentransmisikan daya dari roller ke metering device



➢ Belt Konveyor



: Sebagai tempat jatuhnya pasir dan biji



➢ Bak Penampung: Menampung biji dan pasir ➢ Filter



: Memisahkan pasir dan biji



➢ Motor



: Sebagai penggerak mesin



➢ Penyangga



: Penyangga alat



➢ Jagung



: Sebagai bahan perlakuan



➢ Rpm



: Mengatur perputaran mesin



➢ Penggaris



: Mengukur jarak antar biji



➢ Stopwatch



: Menghitung waktu



2. Rotary Job Planter



: Alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak, dan



kondisi penanaman yang seragam 3. Meteran



: Mengukur panjang belt konveyor



4. Stopwatch



: Menghitung waktu



5. Timbangan Digital



: Menimbang biji-bijian



6. Penggaris



: Mengukur jarak antar biji



7. Biji-Bijian (Jagung, Kacang Hijau) : Sebagai bahan perlakuan



5. CARA KERJA (Flow Chart)



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



A. Prosedur Seed Table Menyiapkan alat dan bahan



Mengukur panjang belt konveyor



Memasukkan pasir ke dalam hopper pasir



Kran pasir dibuka setengah



Menyambungkan saklar ke sumber listrik



Menyalakan kontrol (rpm) di angka 1 hingga pasir berada di bawah mulut mekanis



Memasang metering device



Memasukkan biji ke hopper biji



Menyalakan kontrol (rpm) di angka 1 dengan stopwatch hingga pasir dan biji berada di ujung konveyor



Mematikan stopwatch bersamaan dengan control



Mengukur dan mencatat jarak antar biji



Mengulang untuk metering device yang berbeda



Mencatat hasil



6. GAMBAR ALAT Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



B. Prosedur Rotary Job Planter



- Gambar Tangan



- Gambar Literatur



7. PEMBAHASAN Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



a. Data Hasil Praktikum



b. Analisa Data Hasil Praktikum Data hasil praktikum dalam tabel menunjukkan bahwa perbedaan diameter metering device memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah biji yang keluar. Pada metering device 13mm jumlah biji yang keluar lebih bervariasi dan rata-rata sebanyak 2 biji. Sedangkan jumlah biji yang keluar pada metering device 8mm semuanya sebanyak 1 biji baik pada ulangan 1 dan 2. Pada kedua macam diameter matering device, rata-rata waktu pada ulangan kedua lebih kecil daripada ulangan pertama, namun nilai ulangan 1 dan 2 pada masing-masing metering device hampir sama. Pada metering device 13mm, ulangan 1 menghasilkan waktu sebanyak 25,86s dan pada ulangan 2 sebesar 24,39s.



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



Pada metering device 8mm, ulangan 1 menghasilkan waktu sebanyak 23,9s dan pada ulangan kedua sebesar 23,6s. Rata-rata waktu yang dibutuhkan pada kedua metering device mempunyai selisih yang tergolong sedikit yaitu sebesar 1,375s dengan rata-rata 25,125s pada metering device 13mm dan 23,75s pada metering device 8mm. c. Data Hasil Perhitungan 1. Kelompok 1 Metering Device 13 mm



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



2. Kelompok 2 Metering Device 8 mm



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



d. Analisa Perhitungan Berdasarkan data hasil perhitungan diatas, pada diameter matering device 13mm didapatkan hasil kecepatan maju alat tanam (v) sebesar 0,25 m/s, jarak konveyor (Sc) = 15 m, Putaran Roda Alat Tanam Teoritis (PRT) = 13,8 m, Putaran Roda Aktual (PRA) = 2,4 m, efisiensi (Ef) = 17,3 %, Kapasitas Kerja Efektif (KKE) = 0,86 m²/s, jarak rata-rata antar lubang (x) = 0,1899 m, jumlah biji rata-rata (g) = 2 biji, jumlah lubang per meter alur (h) = 5 lubang, panjang alur lahan total (Rtot) = 6,42 m, jumlah lubang total (Htot) = 33 lubang, kebutuhan total biji (Gtot) = 66 biji, dan kebutuhan massa biji total Mtot = 0,01386 kg. Pada diameter metering device 8mm didapatkan hasil kecepatan maju alat tanam (V) sebesar 0,264 m/s, Sc = 15,84 m, PRT = 14,621 m, PRA = 2,526 m, Ef = 17,276 %, KKE = 0,912 m²/s, x = 0,1985 m, g = 1 biji, h = 5 lubang, Rtot = 6,424 m, Htot = 32 lubang, Gtot = 32 biji, dan Mtot = 0,00672 kg. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu signifikan pada setiap metering device, hanya pada jumlah biji (g), jumlah lubang total (Htot), kebutuhan total biji (Gtot), dan kebutuhan massa biji total (Mtot) yang memiliki perbedaan signifikan. e. Grafik 1. Metering Device 13 mm



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



2. Metering Device 8 mm



f.



Analisa Grafik



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



Grafik hubungan jarak tanam dengan jumlah biji di atas cenderung sama pada ulangan 1 dan ulangan 2 masing-masing metering device. Pada metering device 13mm, garfik ulangan 1 dan ulangan 2 hampir sama dan cenderung naik turun karena variasi jumlah biji. Tidak seperti pada grafik metering device 8mm ulangan 1 dan ulangan 2 yang bentuknya hampir sama tetapi cenderung monoton lurus karena jumlah bijinya yang sama. Grafik pada kedua jenis metering device dan pada kedua ulangan menunjukkan kesamaan jumlah biji yang keluar yaitu satu biji. Kesamaan ini kemungkinan disebabkan karena laju putaran mesin yang sama sehingga jumlah biji yang keluar juga sama. Laju perputaran mesin berbanding lurus dengan jumlah biji yang keluar (Syafriandi & Lubis, 2015). Pada metering device 13mm, jumlah biji yang keluar sangat bervariasi yang bisa disebabkan oleh ukuran biji yang berbeda maupun macetnya roda. Hal ini sesuai dengan pendapat (Syafri, 2010) yang menyatakan bahwa jumlah benih yang keluar dipengaruhi oleh kecepatan maju alat, ukuran benih, kemacetan roda dan gesekan pada metering device.



g. Hubungan Antara Diameter Metering Device Terhadap Jumlah Biji yang Keluar Dibandingkan Dengan Literature Praktikum menunjukkan bahwa perbedaan diameter metering device berpengaruh terhadap jumlah biji yang keluar. Data hasil praktikum menunjukkan jumlah biji keluar pada kedua jenis metering device berbeda yaitu 2 biji pada metering device 13mm dan 1 biji pada metering device 8mm. Banyak sedikitnya biji yang keluar dipengaruhi oleh diameter metering device. Besarnya jumlah biji yang keluar berbanding lurus dengan besarnya diameter metering device. Semakin besar diameter metering device, maka semakin banyak biji yang keluar. Begitu juga sebaliknya, semakin sempit diameter metering device, maka jumlah biji yang keluar semakin sedikitt. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan (Syafri, 2010) yang menyatakan bahwa semakin besar bukaan diameter metering device, maka semakin besar laju aliran benih yang keluar. Juga dengan pernyataan (Sitorus, Hermawan, & Setiawan, 2015) metering device digunakan untuk mengatur penjatahan benih yang keluar agar sesuai dengan kebutuhan. Semakin banyak benih yang ingin dikeluarkan maka dapat digunakan bukaan metering device yang lebih besar. h. Jika rpm dipercepat apa yang akan terjadi terhadap jarak, waktu, dan jumlah biji yang keluar? Rpm atau laju perputaran mesin yang dipercepat akan menyebabkan laju biji yang keluar juga cepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Aziz, Setiawan, & Subrata, 2011) laju putaran motor berbanding lurus dengan laju benih yang keluar dari metering device. Semakin cepat laju benih yang keluar, maka jarak tanam akan semakin dekat, waktu yang diperlukan akan semakin sedikit dan jumlah biji yang keluar akan semakin banyak.



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



8.PENUTUP a. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa perbedaan diameter metering device berpengaruh signifikan terhadap jumlah biji yang keluar. Semakin besar diameter metering device maka semakin banyak jumlah biji yang keluar. Jumlah biji yang keluar dari mesin dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kecepatan mesin, ukuran benih, kemacetan roda, dan gesekan pada matering device. Faktor-faktor tersebut saling berkesinambungan dalam menentukan jumlah biji yang keluar. b. Saran Responsi tentang materi identifikasi dan kalibrasi alat tanam sudah berjalan dengan baik walaupun tidak melakukan tatap muka secara langsung. Asisten telah memberikan materi maupun video yang mudah dipahami oleh praktikan. Sebaiknya waktu pengerjaan laporan responsi ditambah karena sebagian besar mahasiswa masih kesulitan dengan sistem kuliah dan praktikum daring yang porsi tugasnya berlipat ganda.



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



DAFTAR PUSTAKA Afrizal, A. S. (2019, January). Analisis Penentuan Keseimbangan Beban pada Mesin Rice Transplanter Indo Jarwo 2:1. Seminar Nasional Teknologi & Sains (SAINTEKS) , 213-216. Aini, F. N., & Ichwan, M. Y. (2017). Mesin Penanam dan Alat Penanam Tradisional. Gresik: UMG Press. Asmara, A. Y., & Handoyo, S. (2015). Pembuatan Kebijakan Berbasis Bukti: Studi pada Proses Pembuatan Kebijakan Standarisasi Alat dan Mesin Pertanian di Indonesia. Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, LIPI , 13 (1), 1-20. Aziz, A., Setiawan, R., & Subrata, I. (2011). Desain dan Pengujian Metering Device untuk Alat Penjatah Pupuk Granular Laju Variabel (Variable Ratw Granular Fertilizer Application). JTEP , 25 (2), 79-85. Erawati, B. T., & Hipi, A. (2016, July 20). Pengaruh Jarak tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Kawasan Pengembangan Jagung Kabupaten Sumbawa. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian , 1-9. Iskandar, M., Syafriandi, & Mustaqimah. (2017). Desain Pengujian Alat Tanam Benih Jagung. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah , 2 (1), 1-6. Maryudi, A., & Nawir, A. A. (2017). Hutan Rakyat di Simpang Jalan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nur, M., Asrul, & Rafiuddin. (2018). Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). Buletin Palma , 19 (2), 127-146. Siswanto, E. (2015). Alat Mesin Budidaya Tanaman. Cianjur: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sitorus, A., Hermawan, W., & Setiawan, R. (2015). Pengembangan Mesin Penanaman dan Pemupuk Jagung Terintegrasi dengan Pengolahan Tanah Alur. JTEP , 3 (2), 81-88. Sunarjono, H., & Nurrohmah, F. A. (2018). Bertanam Sayuran & Umbi. Jakarta: Penebar Swadaya. Suyuti, M. A., & Susanto, T. A. (2016). Rancang Bangun Mesin Rol Besi Pejal untuk Pembuatan Komponen Alat Pertanian. Sinergi , 14 (1), 1-9. Syafri, H. (2010). Desain Mesin Penanam Jagung Terintegrasi dengan Penggerak Traktor Dua-Roda. Bogor: Skripsi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Syafriandi, & Lubis, A. (2015). Rancang Bangun dan Pengujian Alat Penjatah (Metering Device) Tipe Edge Cell untuk Penyaluran Pupuk Butiran Urea, TSP, dan KCl. RTP , 8 (1), 41-50. Umar, S., Hidayat, A., & Pangaribuan, S. (2017). Pengujian Mesin Tanam Padi Sistem Jajar Legowo (Jarwo Transplanter) di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Teknik Pertanian Lampung , 6 (1), 63-72.



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



LAMPIRAN 1. Lampiran Bukti Sitasi



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



2. Lampiran DHP A. Kelompok 1 Metering Device 13 mm



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



B. Kelompok 2 Metering Device 8 mm



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020



Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020