Identifikasi Ikan Bandeng [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IDENTIFIKASI IKAN BANDENG (Chanos chanos) LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI Disusun Oleh : Ratih Wulandari



230110200023



Santi Amelia



230110200035



Fauzan Syaiful Alim



230110200036



Fiza Jasmine Hasani



230110200041



Muhamad Luthfi Az-Zakiy



230110200057



M. Gufron Sugih



230110200058



Abraham Luther F



230110200059



Kelompok 4/Perikanan A



UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2021



IDENTIFIKASI IKAN BANDENG (Chanos chanos) LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Ikhtiologi



Disusun Oleh : Ratih Wulandari



230110200023



Santi Amelia



230110200035



Fauzan Syaiful Alim



230110200036



Fiza Jasmine Hasani



230110200041



Muhamad Luthfi Az-Zakiy



230110200057



M. Gufron Sugih



230110200058



Abraham Luther F



230110200059



Kelompok 4/Perikanan A



UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2021



LEMBAR PENGESAHAN JUDUL



: IDENTIFIKASI IKAN LELE (Clarias gariepinus)



PENULIS



: Ratih Wulandari



230110200023



Santi Amelia



230110200035



Fauzan Syaiful Alim



230110200036



Fiza Jasmine Hasani



230110200041



Muhamad Luthfi Az-Zakiy



230110200057



M. Gufron Sugih



230110200058



Abraham Luther F



230110200059



Jatinangor, April 2021 Menyetujui: Asisten Laboratorium



Dosen Penanggung Jawab



Koordinator,



Rajib Abdul Rahman Sidik



Dra. Rosidah, M.Si



NPM. 230110160059



NIP. 19581029199501200



Penanggung Jawab Kelas,



Afiefah Salsabila



NPM. 230110170106 KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ikan lele. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Laporan praktikum yang berjudul Identifikasi Ikan Lele (Clarias gariepinus) dibuat untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah Ikhtiologi pada Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dra. Rosidah, M.Si., selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi. 2. Rajib Abdul Rahman Sidik, selaku koordinator asisten mata kuliah Ikhtiologi. 3. Afiefah Salsabila, selaku asisten penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi. 4. Dosen dan asisten mata kuliah Ikhtiologi atas segala bimbingan dan masukkan. Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan praktikum, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak



Jatinangor, April 2021



Penulis



DAFTAR ISI BAB



I



II



III



Halaman KATA PENGANTAR ..............................................................



ii



DAFTAR ISI .............................................................................



iii



DAFTAR TABEL .....................................................................



iv



DAFTAR GAMBAR ................................................................



v



DAFTAR LAMPIRAN .............................................................



vi



PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang ...............................................................



1



1.2



Tujuan ............................................................................



2



1.3



Manfaat ..........................................................................



2



KAJIAN PUSTAKA 2.1



Deskripsi Ikan Bandeng..................................................



3



2.2



Klasifikasi Ikan Bandeng................................................



4



2.3



Morfologi Ikan Bandeng.................................................



5



2.4



Anatomi Ikan Bandeng...................................................



6



BAHAN DAN METODE 3.1



Tempat dan Waktu .........................................................



8



3.2



Alat dan Bahan ...............................................................



8



3.2.1



Alat-alat Praktikum ........................................................



8



IV



V



3.2.2



Bahan-bahan Praktikum .................................................



8



3.3



Prosedur Kerja ...............................................................



8



HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1



Ciri Meristik ...................................................................



10



4.2



Ciri Morfometrik ............................................................



10



4.3



Ciri Morfologi Khusus ...................................................



12



4.4



Sistem Integumen ..........................................................



13



4.5



Sistem Otot ....................................................................



13



4.6



Sistem Pencernaan .........................................................



14



4.7



Sistem Pernafasan ..........................................................



15



KESIMPULAN DAN SARAN 5.1



Kesimpulan ....................................................................



16



5.2



Saran ..............................................................................



17



DAFTAR PUSTAKA ..................................................................



18



LAMPIRAN .................................................................................



19



DAFTAR TABEL



Nomor



Judul



Halaman



1



Tabel 1. Morfologi…………………………………………………



4



2



Tabel 2. Distribusi ukuran..……………………………………



24



3



Tabel 3. Distribusi bobot………………………………………......



25



4



Tabel 4. Regresi hubungan panjang bobot.…………………………



27



5



Tabel 5. Rasio Kelamin……………………………………….



28



6



Tabel 6. TKG Jantan…………………………………………...



30



7



Tabel 7. TKG Betina……………………………………………



30



8



Tabel 8. IKG………………………………………………….



31



9



Tabel 9. HSI…………………………………………………………



32



DAFTAR GAMBAR



Nomor



Judul



Halaman



1



Gambar 1. Morfologi…………………………………………………



4



2



Gambar 2. Distribusi ukuran..……………………………………



24



3



Gambar 3. Distribusi bobot………………………………………......



25



4



Gambar 4. Regresi hubungan panjang bobot.…………………………



27



5



Gambar 5. Rasio Kelamin……………………………………….



28



6



Gambar 6. TKG Jantan…………………………………………...



30



7



Gambar 7. TKG Betina……………………………………………



30



8



Gambar 8. IKG………………………………………………….



31



9



Gambar 9. HSI…………………………………………………………



32



DAFTAR LAMPIRAN



Nomor



Judul



Halaman



1



Lampiran 1. Alat………………………………………………………...



43



2



Lampiran 2. Bahan………………………………………………………



44



3



Lampiran 3. Prosedur Bagan air………………………………………...



44



4



Lampiran 4. Dokumentasi kegiatan………………………………..........



46



5



Lampiran 5. Data pertumbuhan…………………………………..…….



46



6



Lampiran 6. Perhitungan distribusi panjang ikan………………..…….



48



7



Lampiran 7. Bobot ikan…………………………………………..…….



49



8



Lampiran 8. Panjang bobot……………..………………………..…….



50



9



Lampiran 9. Data reproduksi…………..………………………..…….



53



10



Lampiran 10. Uji chi kuadrat rasio kelamin…….……..………..…….



55



11



Lampiran 11 Perhitungan Distribusi nilai TKG….…………..………..



55



12



Lampiran 12. Data kebiasaan makan……..…….……………..………..



56



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang



Ikhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “Ichthyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu. Ikhtiologi merupakan suatu cabang ilmu biologi (zoologi) yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya. Studi tentang ikan Ikhtiologi telah berkembang sejak abad ke 18 meliputi beberapa cabang utama, antara lain: Klasifikasi, morfologi, anatomi, evolusi dan genetika, natural history dan ekologi, fisiologi dan biokimia, konservasi atau pelestarian (Effendi 2009). Ikan bandeng adalah ikan yang sering dijumpai di Indonesia. Ikan bandeng sering dibudidaya oleh orang Indonesia. Di Asia Tenggara, bandeng (Chanos chanos) adalah ikan yang popular dikonsumsi. Ikan bandeng merupakan spesies satu-satunya yang masih ada famili Chanidae (bersama enam genus tambahan dilaporkan pernah ada namun sudah punah). Bahasa Bugis dan Makasar dikenal sebagai ikan bolu. Ikan bandeng merupakan salah satu komoditas ekspor yang dikenal dengan sebutan Milkfish. Daerah penyebaran ikan Bandeng yaitu di laut tropik Indo Pasifik dan dominan didaerah Asia. Di Asia Tenggara ikan bandeng berada didaerah perairan pantai Burma, Thailand, Vietnam, Philipina, Malalysia dan Indonesia. Secara umum penyebaran ikan bandeng tercatat berada di sebagian besar laut Hindia dan laut Pasifik kira-kira dari 40○BT - 100○BB dan antara 40○LU - 40○LS. Penyebarannya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti phase bulan ,pasang surut,arus air dan kelimpahan plankton (Effendi 2009). Ikan ini termasuk jenis ikan eurihaline, dimana dapat hidup pada kisaran kadar garam yang cukup tinggi (0 – 140 promil). Oleh karena itu ikan bandeng dapat hidup di daerah tawar (kolam/sawah), air payau (tambak), dan air asin (laut) (Purnomowati et al. 2007). Ketika mencapai usia dewasa, ikan bandeng akan kembali ke laut untuk berkembang biak (Purnomowati et al. 2007). Pertumbuhan ikan bandeng relatif cepat, yaitu 1,1-1,7 % bobot badan/hari (Sudrajat 2008) dan bisa mencapai berat rata -rata 0,60 kg pada usia 5 - 6 bulan jika dipelihara dalam tambak (Murtidjo 2002). 1.2



Tujuan Tujuan dari praktikum identifikasi ikan bandeng adalah sebagai berikut :



1. Untuk mengetahui morfologi dan anatomi ikan bandeng 2. Untuk mengetahui ciri meristik ikan bandeng dan morfometrik ikan bandeng 3. Untuk mengetahui sistem integumen, sistem otot, sistem pencernaan dan sistem pernapasan ikan bandeng 1.3



Manfaat Manfaat dari praktikum identifikasi ikan bandeng adalah sebagai berikut :



1. Dapat mengetahui dan memberikan informasi tentang morfologi dan anatomi ikan bandeng 2. Dapat mengetahui dan memberikan informasi tentang ciri meristik dan ciri morfometrik ikan bandeng 3. Dapat mengetahui dan memberikan informasi tentang mengetahui sistem integumen, sistem otot, sistem pencernaan dan sistem pernapasan ikan bandeng



BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1



Deskripsi Ikan Bandeng (Chanos chanos)



Ikan bandeng merupakan salah satu potensi perikanan yang bernilai ekonomi tinggi karena dapat dibudidayakan secara komersial. Ikan bandeng juga merupakan jenis ikan yang memiliki rasa cukup enak dan gurih sehingga banyak digemari masyarakarat. Selain itu, harganya juga terjangkau oleh segala lapisan masyarakat (Nikmah 2017). Ikan bandeng mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan seperti suhu, pH, dan kekeruhan air serta tahan terhadap serangan penyakit (Rustamaji 2009). Ikan bandeng hidup diperairan pantai, muara sungai, hamparan hutan bakau, lagon, daerah genangan pasang surut dan sungai. Ikan bandeng



dewasa biasanya berada diperairan littoral



(Novianto 2011). Ikan bandeng diduga berasal dari wilayah Eropa dan Amerika Utara dan melakukan migrasi ke wilayah laut tropis. Pada saat ini ikan bandeng lebih banyak ditemukan pada daerah tropis (Rustamaji 2009). Ikan yang memiliki nama latin Chanos chanos ini pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Dane Forsskal pada tahun 1925 di laut Merah. Dihabitat aslinya ikan bandeng tersebar sangat luas, mulai dari Samudera Hindia hingga tepi pantai Amerika (Nikmah 2017). Kandungan gizi yang dimiliki ikan bandeng per-100 gram daging ikan yang terdiri dari energi 129 kkal, protein 20 gr, lemak 4.8 gr, kalsium 20 mg, fosfor 150 mg, besi 2 mg, vitamin A 150 SI serta vitamin B1 0.05 mg (Rustamaji 2009).



2.2



Klasifikasi Ikan Bandeng Klasifikasi ikan bandeng menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut :  Filum



: Chordata



Subfilum



: Vertebrata



Kelas



: Pisces



Subkelas



: Teleostei



Ordo



: Malacopterygii



Famili



: Chanidae



Genus



: Chanos



Spesies



: Chanos chanos



Gambar 1. Ikan bandeng (Chanos chanos) (Sumber: docplayerinfo.com)



2.3



Morfologi Ikan Bandeng Ikan bandeng mempunyai ciri-ciri morfologi badan memanjang, agak pipih, tanpa



skut pada bagian perutnya, mata diseliputi lendir mempunyai sisik besar pada sirip dada dan sirip perut, sirip ekor panjang dan bercagak, sisik kecil dengan tipe cycloid, tidak bergigi, sirip dubur jauh di belakang sirip punggung (Saanin 1984). Perbandingan tinggi dengan panjang total sekitar 1 : (4,0-5,2). Sementara itu, perbandingan panjang kepala dengan panjang total adalah 1 : (5,2-5,5) (Sudrajat 2008). Ukuran kepala seimbang dengan ukuran tubuhnya, berbentuk lonjong dan tidak bersisik. Bagian depan kepala (mendekati mulut) semakin runcing (Purnomowati et al. 2007). Sirip dada ikan bandeng terbentuk dari lapisan semacam lilin, berbentuk segitiga, terletak dibelakang insang disamping perut. Sirip



punggung pada ikan bandeng terbentuk dari kulit yang berlapis dan licin, terletak jauh dibelakang tutup insang dan berbentuk segiempat.



Gambar 2. Morfologi ikan bandeng (Chanos chanos) (Sumber: biotaduniaperairan.com)



Sirip punggung tersusun dari tulang sebanyak 14 batang. Sirip ini terletak persis pada puncak punggung dan berfungsi untuk mengendalikan diri ketika berenang. Sirip perut terletak pada bagian bawah tubuh dan sirip anus terletak di bagian depan anus. Di bagian paling belakang tubuh ikan bandeng terdapat sirip ekor berukuran paling besar dibandingkan sirip - sirip lain. Pada bagian ujungnya berbentuk runcing, semakin ke pangkal ekor semakin lebar dan membentuk sebuah gunting terbuka. Sirip ekor ini berfungsi sebagai kemudi laju tubuhnya ketika bergerak (Purnomowati et al. 2007). 2.4



Anatomi Ikan Bandeng Menurut Santoso (1993), Saluran pencernaan ikan bandeng berupa segmen-



segmen, meliputi mulut, rongga mulut, faring, esofagus, pilorus, usus, rektum dan anus.



Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi sehingga memerlukan pencernaan lebih lama. Ikan bandeng memiliki panjang usus yang melebihi panjang tubuh ikan. Usus yang panjang tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil hidrolisis makromolekul makanan secara maksimal.



Gambar 3. Anatomi ikan bandeng (Chanos chanos) Sumber : youtube.com



Sistem jaringan otot ikan bandeng dapat berenang dengan bantuan sistem jaringan otot. Alat respirasi yang dimiliki oleh jenis ikan bandeng adalah insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada fase inspirasi, O2 dari air masuk ke dalam insang kemudian O2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak



pada fase berudu, yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang hidupnya adalah salamander (Purnomowati et al. 2007). Di dalam sistem pencernaan, makanan akan diubah menjadi nutrisi melalui proses penyerapan. Sedangkan makanan yang tidak diserap akan dibuang menjadi feses. Sistem pencernaan ikan bandeng terdiri dari rongga mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Hati yaitu hati berbentuk tidak beraturan, berwarna merah, letaknya melebar mengelilingi usus. Hati mensekresikan cairan empedu. Sistem peredaran darah pada ikan bandeng sama seperti ikan pada umumnya yakni memiliki peredaran darah tunggal. Sistem peredaran darah tunggal adalah sistem peredaran darah yang hanya memiliki satu jalur untuk sistem peredaran darahnya. Semua sistem peredaran darah pada ikan dimulai dari jantung, dari jantung darah dialirkan menuju insang dan darah tersebut akan mengikat oksigen yang telah disaring melalui filamen insang dan oksigen tersebut dibawa oleh darah menuju pembuluh darah dorsal aorta, setelah dari pembuluh darah dorsal aorta ada juga pembuluh darah yang akan disalurkan ke organ organ yang membutuhkan darah tersebut (Purnomowati et al. 2007).



BAB III BAHAN DAN METODE



3.1



Tempat dan Waktu Praktikum ikhtiologi mengenai identifikasi meristik, morfometrik, anatomi,



morfologi, sistem integumen, sistem otot, sistem pencernaan dan sistem pernapasan pada ikan bandeng dilaksanakan di Lab Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran pada Kamis, 22 April 2021 secara daring (onine). 3.2



Alat dan Bahan Dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut:



3.2.1



Alat-alat Praktikum Berikut merupakan alat yang digunakan pada praktikum identifikasi ikan bandeng 



(Tabel 1) : Tabel 1. Alat yang digunakan dan fungsinya No . 1



Fungsi



Gunting Millimeter



Untuk merobek bagian ikan bandeng sesuai prosedur Untuk mengukur panjang tubuh atau bagian ikan bandeng



3



Block Miskroskop



dan sebagai alas identifikasi ikan bandeng Untuk melihat bagian ikan bandeng lebih jelas



4



Nampan



Untuk menempatkan objek yaitu ikan bandeng



5



Penggaris



Untuk mengukur panjang tubuh atau bagian ikan bandeng



6



Pinset



Untuk mengambil organ ikan bandeng



7



Pisau Pembedah



Untuk membedah kulit ikan bandeng



8



Sapu Tangan



Untuk membersihkan sesudah membedah ikan bandeng



2



3.2.2



Nama Alat



Bahan-bahan Praktikum Berikut merupakan bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi ikan bandeng



(Tabel 2) :



Tabel 2. Bahan yang digunakan dan fungsinya Nomo r 1 3.3



Nama Bahan



Fungsi



Ikan Bandeng Sebagai objek pengamatan



Prosedur Praktikum Berikut prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum identifikai ikan bandeng: 1. Alat dan bahan disiapkan di atas meja praktikum.  2. Ikan bandeng disimpan diatas milimeter blok 3. Panjang bagian-bagian ikan bandeng diukur, meliputi TL (diukur dari ujung bibir ikan sampai dengan bagian ujung ekor), SL (diukur dari ujung bibir sampai dengan ekor ikan yang bisa ditekuk), HL (diukur dari ujung bibir ikan sampai dengan operculum), OD (diameter mata ikan), CPL (diukur dari belakang anal sampa lengkung tulang ekor), CPD (diukur tinggi batang ekor), BD (diukur dari ujung sirip punggung Tarik kebawah), DFL (diukur jari-jari sirip dorsal terpanjang), DFB (diukur panjang sirip punggung, PFL (diukur jari-jari sirip pectoral paling panjang), VFL (diukur jari-jari sirip ventral paling panjang), AFL (diukur jari-jari sirip anal paling panjang) serta AFB (diukur panjang sirip anal). Hasil dari pengukuran dicatat ditabel hasil laporan. 4. Sirip dorsal (D), sirip pectoral (P), sirip ventral (V), sirip anal (A) dan sirip caudal (C) diamati lalu dihitung berapa panjangnya dan jumlah jari-jari mengeras, lunak mengeras dan lunak 5. Linea lateralis, linea transversalis, DOrigin, AOrigin dan VOrigin dihitung secara manual dan hasilnya dicatat di lembar kerja. 6. Bentuk tubuh ikan, bentuk mulut, letak mulut, bentuk sirip caudal diamati kemudian hasil dicatat pada lembar kerja 7. Sisik ikan bandeng dengan ukuran kecil dicabut menggunakan pinset, kemudian simpan di objek glass dan diamati menggunakan mikroskop.



8. Kulit bagian pangkal ekor ikan bandeng dikupas sampai sistem otot terlihat 9. Sistem otot diidentifikasi kemudian hasilnya dicatat dan digambar pada lembar kerja 10. Ikan bandeng dibedah menggunakan gunting dimulai dari bagian perut sampai belakang sirip pectoral sampai semua organ dalam terlihat. 11. Organ dalam ikan bandeng diidentifikasi dan digambar pada lembar kerja 12. Ikan bandeng dan alat-alat dicuci hingga bersih dan dikembalikan pada tempat semula. 13. Hasil pengamatan dibandingkan dan dicocokan dengan buku identifikasi (FAO) dan sumber jurnal 3.4 



Analisis Data Menurut Patton (2006) analisis data adalah proses mengatur urutan data,



mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. Analisis data yang digunakan dalam praktikum ini adalah deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara umum data yang telah di peroleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Percobaan Deskriptif adalah percobaan yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih variabel tanpa membuat perbandingan atau mencari hubungan variabel satu sama lain. Penelitian deskriptif dalam praktikum ini betujuan untuk mengetahui: Bagaimana sifat morfometrik, meristik dan anatomi dari ikan bandeng. Sedangkan penelitian komporatif yaitu penelitian yang membandingkan keadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Analisis data disini berupa perbandingan angka-angka yang telah diukur (Patton 2006).



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1



Ciri Meristik Karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan



(counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang. Faktor yang dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut, salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi pertumbuhan larva ikan (Omar, 2012). Berikut merupakan perhitungan ciri meristik Ikan bandeng (Chanos chanos) kelompok 4 pada video praktikum identifikasi ikan bandeng (Tabel 3) : Tabel 3. Hasil pengamatan ciri meristik ikan bandeng No.



Ciri Meristik



Hasil



1



Dorsal (D)



V.6



2



Pectoral (P)



III.10



3



Ventral (V)



II.9



4



Anal (A)



III.6



5



Caudal (C)



39



6



Linea Lateralis (Ll)



72



7



Lineatransversalis (Lt) I



-



8



Lineatransversalis (Lt) II



-



9



DOrigin



-



10



VOrigin



-



11



AOrigin



-



Berdasarkan perhitungan ciri meristik ikan nila pada video diperoleh data, Jumlah sirip Dorsal 5 keras dan 6 lunak. Jumlah sirip Pectoral 3 keras dan 10 lunak. Jumlah sirip Ventral 2 keras dan 9 lunak. Jumlah sirip Anal 3 keras dan 6 lunak. Jumlah sirip Caudal 39 lunak. Linea Lateralis berjumlah 72 yang terletak ditengah tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Garis ini bermula pada bagian atas sirip pektoral hingga pangkal ekor. Fungsi dari linea lateralis adalah untuk mengetahui pergerakan air dan tekanannya sehingga dapat membantu menjaga keseimbangan ikan dalam air.



4.2



Ciri Morfometrik Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan



(measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh kebagian tubuh yang lain. Karakter Morfometrik yang sering digunakan untuk ukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Omar 2012). Berikut merupakan pengamatan ciri morfometrik ian bandeng (Chanos chanos) kelompok 4 pada praktikum identifikasi ikan bandeng (Tabel 4) : Tabel 4. Hasil pengamatan ciri morfometrik ikan bandeng No.



Ciri Morfometrik



Hasil (cm)



1



Standard Length (SL)



23



2



ForkLength (FL)



24



3



Total Length (TL)



28,9



4



Head Length (HL)



6



6



SnoutLength (SnL)



-



8



Orbital Diameter (OD)



2



9



Caudal Peduncle Length



-



(CPL) 10



Body Depth (BD)



6,5



11



Caudal Peduncle Depth



-



(CPD) 12



Dorsal Fin Length 1



-



(DFL1) 13



Dorsal Fin Base 1 (DFB 1)



2,5



14



PectoralFinLength (PFL)



3,8



15



Ventral FinLength(VFL)



2,9



16



Anal FinLength(AFL)



3,2



17



Anal Fin Base (AFB)



1,5



Berdasarkan pengukuran ciri morfometrik ikan nila kelompok 4 diperoleh data: Standard Length (SL) berjumlah 23 cm. Total Length (TL) berjumlah 28,9 cm, Fork Length (FL) 24cm, Head Length (HL) berjumlah 6 cm, Orbital Diameter (OD) berjumlah 2 cm, Body Depth (BD) 6,5 cm. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sudrajat bahwa perbandingan tinggi dan panjang total tubuh ikan bandeng yakni 1 : 4,0-5, sedangkan perbandingan Panjang kepala dengan Panjang total 1 : 5,2-5,5 (Sudrajat 2008).



4.3



Ciri Morfologi Khusus Beberapa ciri morfologi dari ikan Bandeng yang juga penting untuk membantu



dalam identifikasi ikan adalah bentuk tubuh, bentuk dan letak mulut, bentuk sirip caudal, misai, alat bantu pernafasan, warna, bercak/bitnik dan bentuk sisik. Berikut merupakan pengamatan ciri morfologi khusus ikan bandeng kelompok 4 pada praktikum identifikasi ikan bandeng (Tabel 5) : Tabel 5. Hasil pengamatan ciri morfologi khusus ikan bandeng No 1



Ciri Morfologi Bentuk Tubuh



Hasil Torpedo



2



Bentuk Mulut



Protaktil/dapat disembulkan



3



Letak Mulut



Terminal



4



Bentuk Sirip Caudal



Forked



5 6



Misai Bentuk Sisik



Cycloid



Gambar



-



7



Warna



Perak Mengkilap



8 9



Bercak/Bintik Alat Bantu Pernafasan



Gelembung Renang



4.1



-



Sistem Integumen Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 4, didapatkan hasil



integumen ikan bandeng seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6: No



Integumen



Hasil



. 1 2



Bentuk Sisik Cycloid  Kelenjar Beracun -



Tabel 6. Hasil pengamatan integumen ikan bandeng



Seperti yang dicantumkan pada Tabel 6, sistem integumen ikan bandeng ditemukan sisik yang berbentuk cycloid, dan terdapat linear lateralis yang terlihat jelas melintang dari ujung belakang operculum sampai pangkal. Tidak ditemukan kelenjar beracun atau sistem integumen lain selain yang telah disebutkan.



4.5



Sistem Otot  Berikut merupakan gambar sistem otot ikan bandeng :



Gambar 4. Sistem



otot ikan bandeng



Berdasarkan hasil identifikasi pada sistem otot ikan bandeng yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan bandeng dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Ikan bandeng dapat berenang cepat karena bantuan sistem jaringan otot yang melekat pada rangka. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Djuanda (1981) yang menyatakan pada potongan membujur akan tampak bagian myoseptum dan horizontal skeletogenesus septum saja. Pada potongan melintang pada bagian ventral akan tampak bagian epaxial myotomes dan ertical septum. Sedangkan pada bagian caudalnya yang akan tampak adalah vertical septum, horizontal septum dan hypaxial myotomes. Secara fungsional tipe otot ikan, yaitu ada yang di bawah rangsangan otak (voluntary) dan otot yang tidak dibawah rangsangan otak (involuntary).



4.6



Sistem Pencernaan Berdasarkan hasil identifikasi pada sistem pencernaan ikan bandeng terdapat



esofagus, hati, pankreas dan usus. Sistem pencernaan ikan bandeng berbeda dengan ikan



herbivora lainnya, karena ikan bandeng memiliki lambung yang berfungsi untuk menyimpan sementara makanan, untuk mengaduk atau mencampur makanan dengan getah lambung, dan menyalurkan makanan ke dalam usus, sehingga ikan bandeng mampu secara efisien mencerna plankton. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam, berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida (Coad 2015).   Menurut Hibiya (1995) sistem pencernaan ikan pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Setiap spesies ikan memiliki bermacammacam variasi saluran cerna dan kelenjarnya. Kelenjar pencernaan pada ikan terdiri dari hati dan pankreas yang berperan mensekresikan bahan yang akan masuk ke dalam usus. Hati berperan sangat penting sebagai secretor bahan untuk proses pencernaan. Pankreas merupakan organ yang mensekresikan enzim yang berperan dalam proses pencernaan. Enzim yang diproduksi antara lain, protease yang terdiri dari tripsin, kemotripsin, elastase dan karboksi peptidase, amylase, lipase dan kitinase  (Hibiya 1995).



4.7



Sistem Pernafasan Berdasarkan hasil identifikasi, pada sistem pernapasan ikan bandeng memiliki alat



pernafasan pada ikan bandeng adalah insang. Pada insang terdapat fimaen yang berfungsi untuk menyaring oksigen, pada saat ikan bandeng bernafas, ikan akan membuka mulut sehingga operkulum akan tertutup dan air akan masuk ke dalam mulut dan pada saat mulut tertutup operkulum akan terbuka dan air akan mengalir keluar namun oksigen sudah disaring oleh filamen filamen yang terdapat di dalam insang sehingga oksigen yang sudah disaring tersebut dapat dialirkan ke peredaran darah ikan bandeng.



Gambar 6. Insang ikan bandeng



Proses pernafasan pada ikan yaitu dengan cara membuka dan menutup mulut secara bergantian, ketika mulut ikan dibuka air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk dan berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah, pembuluh kapiler darah tersebut terdapat dalam insang dan pada waktu menutup, tutup insang (operculum) membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang (Khairul 2008).



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1



Kesimpulan Pengukuran morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang digunakan



pada ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor. Pada pengukuran ikan yang sedang mengalami pertumbuhan digunakan rasio dari panjang standar. Berikut penjelasan meristik dan morfometrik ikan bandeng : 1. Ciri morfologi ikan bandeng yang diteliti oleh kelompok 3 dalam praktikum yaitu memiliki bentuk tubuh torasik, bentuk mulut dapat disembulkan, letak mulut teminal, bentuk sirip caudal forked, tidak memiliki misai, bentuk sisik cycloid, tidak mempunyai bercak/bintik, berwarna perak mengkilap, mempunya alat bantu pernapasan berupa gelembung renang. 2. Ciri morfometrik ikan bandeng yang diteliti oleh kelompok 3 dalam praktikum, yaitu standard length (SL) berukuran 20 cm, fork length (FL) berjumlah 22,5 cm, total length (TL) berjumlah 27 cm, head length (HL) 4,5 cm, body depth (BD) 2,8 cm. 3. Ciri meristik ikan bandeng, yaitu mempunyai jumlah sirip 13 lunak, sirip pektoral 15 lunak, sirip ventral 11 lunak, sirip anal 7 lunak dan sirip caudal 28 lunak. 4. Anatomi (struktur tubuh) ikan bandeng dapat dibedakan menjadi dua yaitu anatomi eksternal dan anatomi internal. Anatomi eksternal meliputi bentuk tubuh, warna, morfologi, dan organ-organ tubuh bagian luar baik organ gerak, organ sensor, maupun organ reproduksi). Anatomi internal meliputi seluruh organ tubuh yang terbalut kulit,yang bekerja dalam suatu sistem fisiologis tertentu. Sistem tersebut



meliputi sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem urogenitalia, sistem otot, sistem peredaran darah, dan sistem rangka.



5.2



Saran Dalam praktikum Ikhtiologi alangkah baiknya proses pembedahan dilakukan



dengan hati-hati sehingga tidak merusak bagian tubuh ikan, baik morfologi maupun anatomi yang akan diamati. Untuk alat yang digunakan harus dalam keadaan baik dan bahan yang digunakan harus dalam keadaan segar agar pembedahan yang dilakukan mencapai hasil optimal. Teknis pembedahan alangkah baiknya dilakukan secara bertahap dan sesuai prosedur. Untuk menghindari bau amis dapat digunakan masker dan sarung tangan.



DAFTAR PUSTAKA Djuanda, T. 1981. Taksonomi, Morfologi, dan Istilah-istilah Teknik Perikanan. Akademis Perikanan. Bandung. Dwijayanti, A., A. 2011. Karakterisasi protein nodul pada insang ikan mas (Cyprinus carpio) akibat infestasi Myxobolus sp dengan metode SDS-PAGE. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya. Effendi, M., I. 2009. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta Hibiya, T. 1995. An Atlas of Fish Histology Normal and Pathological Features. (second edition). Kodansha LTD. Tokyo. Khairul, A., & Khairuman. 2008. Buku pintar budidaya ikan. PT Agro Media Pustaka. Jakarta. Murtidjo, B., A. 2002. Budidaya Dan Pembenihan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta. Muslim, I. 2004. Budidaya Ikan Bandeng Dengan Memanfaatkan Limbah Mie Instan. Ciptamedia Binanusa. Surabaya. Novianto, B., R. 2011. Mengenal Ikan Bandeng. Universitas Airlangga. Surabaya. Omar, S., B., A. 2012. Dunia Ikan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Patton. 2006. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purnomowati., Ida., dkk. 2007. Ragam Olahan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.



Rahardjo, M., F. 1985. Ichtyologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rustamaji. 2009. Aktivitas Enzim Katepsin Dan Kolagenase Dari Daging Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskall) Selama Periode Kemunduran Mutu Ikan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Saanin. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Bandung. Sudrajat, A. 2008. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Penebar Swadaya. Jakarta.



LAMPIRAN



Lampiran 1. Alat dan Bahan Praktikum



Ikan Bandeng



Pisau Bedah



Gunting Bedah



Pinset



Sendok Bedah



Milimiter blok



Penggaris Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan



Proses pembedahan



Bagian organ dalam



Usus dan lambung



Hati



Gonad



Limpa



Pengukuran morfometrik



Sirip dorsal



Sirip caudal



Sirip pectoral



Sirip ventral



Lampiran 3. Bagan Pengidentifikasian Morfometrik dan Meristik Ikan Bandeng (Chanos chanos).



Lampiran 4. Bagan Pengindentifikasian Otot dan Anatomi Ikan Bandeng (Chanos chanos)