Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan Kemiskinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan



Dosen Pengampu : Dr. M. Nur, M.Si



Anggota Kelompok 13 : Niken Yulika



1611211002



Saphira Indra



1611211028



Shinta Yunia Wulandari



1611212024



Claritta Tiffany



1611212032



Agel Aurel Rica



1611213006



Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas 2016



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan dengan segala aspeknya. Makalah ilmiah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dengan dosen pengampu Dr. M. Nur, M.Si. Sebagaimana kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu kami menerima segala saran dan kritikan yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas makalah ini. Penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini, namun penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga dapat menulis makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.



Padang, 12 Mei 2017



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................................ i DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii BAB 1



PENDAHULUAN ................................................................................................... 1



1.1



Latar Belakang..................................................................................................... 1



1.2



Rumusan Masalah ............................................................................................... 1



1.3



Tujuan Makalah................................................................................................... 2



BAB 2



PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3



2.1



Pengertian Ilmu Pengetahuan ............................................................................ 3



2.1.1



Syarat-Syarat Ilmu ....................................................................................... 4



2.1.2



Objek Ilmu Pengetahuan............................................................................. 5



2.1.3



Sumber Ilmu Pengetahuan.......................................................................... 6



2.2



Pengertian Tekonologi ........................................................................................ 8



2.2.1



Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .............................................. 9



2.2.2



Dampak terhadap Perkembangan Teknologi............................................ 10



2.3



Kemiskinan ........................................................................................................ 13



2.3.1



Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia ..................................... 15



2.3.2



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan menurut para Ahli ........ 16



BAB 3



PENUTUP ........................................................................................................... 21



3.1



Kesimpulan ........................................................................................................ 21



3.2



Saran ................................................................................................................. 21



Daftar Pustaka................................................................................................................... 22



ii



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Kita tentu sudah sering mendengar kata Ilmu Pengetahuan dan Teknologi



atau yang sering disingkat dengan IPTEK. IPTEK merupakan makanan seharihari manusia di zaman sekarang ini. Telepon seluler, komputer, internet, dan lainlain. Tanpa adanya IPTEK kehidupan sosial manusia menjadi terhambat atau terbatas.



Atas



dasar



kemampuan



kreatifitas



berpikir,



manusia



dapat



mengembangkan IPTEK dari waktu ke waktu. Segala kemudahan mulai dari transportasi, telekomonikasi sampai pendidikan tak luput dari peran IPTEK. Terlepas dari semua itu masyarakat kita masih ada saja berbagai masalah di zaman sekarang seperti masalah kemiskinan, masalah pengangguran, masalah lingkungan



hidup,



dll.



Permasalahan



tersebut



timbul



akibat



semakin



meningkatnya keadaan ekonomi yang tidak disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Khususnya masyarakat menengah kebawah. Hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di dunia ini. Kemiskinan sering sekali dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. Banyak orang yang menilai bahwa orang yang miskin itu berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang kurang sehingga mereka tidak mampu untuk mencapai penghasilan yang banyak, atau bahkan mereka cenderung malas untuk bekerja. Hal ini juga berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Banyak orang yang terus menerus menggali ilmu agar dapat menciptakan sesuatu yang baru dan mempermudah pekerjaan individu atau kelompok. Tetapi tanpa sadar memiliki dampak negatif bagi kalangan masyarakat tertentu. Sehingga menyebabkan perekonomian yang tidak merata.



1.2



Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)? 2. Apa saja Kelebihan Dan Kekurangan IPTEK? 3. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan ? 4. Apa kaitan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan(IPTEK) ?



1



2



1.3



Tujuan Makalah 1.



Untuk mengetahui pengertian Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi (IPTEK)



2.



Untuk mengetahui dampak dari IPTEK



3.



Untuk mengetahui bagaimana kemiskinan itu bisa terjadi



4.



Untuk mengetahui hubungan antara IPTEK dengan kemiskinan



BAB 2 PEMBAHASAN 2.1



Pengertian Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan berasal dari dua kata, yaitu “ilmu” dan “pengetahuan”



yang memiliki arti tersendiri. Ilmu berasal dari kata ”alima”(bahasa arab) yang berarti tahu, memahami dan mengerti. Scienceberasal dari kata scio/scire (bahasa latin) yang artinya tahu. Secara terminologis ilmu dan science punya pengertian yang sama yaitu pengetahuan. Jika dipandang dari sudut filsafat, ilmu dapat terbentuk disebabkan karena manusia mencoba untuk berusaha berfikir lebih jauh tentang pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan berarti segala sesuatu yg diketahui, kepandaian, atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal yang spesifik. Menurut Notoatmodjo, pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan didapatkan setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Ilmu pengetahuan (ilmu yang ilmiah) adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan mengolah atau memikirkan realita yang berasal dari luar diri manusia secara ilmiah, dengan menerapkan metode ilmiah, melalui pendekatan atau cara pandang, dan siste tertentu.Ilmu Pengetahuanjuga merupakan



seluruh



usaha



sadar



untuk



menyelidiki,



menemukan,



dan



meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Dalam kata lain ilmu berarti sesuatu yang mampu kita dapatkan dari suatu kegiatan yaitu kegiatan membaca dan memahami benda maupun peristiwa. Ilmu bukan hanya sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi juga merangkum tentang suatu kumpulan pengetahuan 3



4



berdasarkan teori-teori yang disepakati serta dapat secara sistematik diuji dengan suatu perangkat metode yang diakui dalam suatu bidang pada ilmu tertentu.



2.1.1 Syarat-Syarat Ilmu 1) Objektif Ilmu haruslah mempunyai objek dan bersifat kajian yang terdiri dari suatu golongan masalah yang sama baik sifat serta hakikatnya, tampak dari luar ataupun bentuknya dari dalam. Objek kajiannya dapat bersifat ada, atau yang mungkin ada karena masih harus diuji dulu keberadaannya. Dalam menganalisa serta mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni adanya kesesuaian antara pengetahuan dengan objeknya, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif, yang menganalisa serta mengkajinya berdasarkan dari subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian. 2) Metodis Metodis berasal dari akar bahasa Yunani “Metodos” yang berarti cara, jalan. Bisa diartikan secara umum, metodis mempunyai arti suatu metode tertentu yang lazim digunakan dan pada umumnya merujuk pada suatu metode ilmiah.Metodis merupakan serangkaian upaya yang mampu untuk dilakukan agar mampu meminimalkan kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari dan merumuskan kebenaran. Tapi apapun upaya tersebut harus mempunyai konsekuensi, dimana harus ditemukan cara tertentu untuk menjamin bahwa kebenaran itu bisa dipastikan. 3) Sistematis Dalam rentang waktu untuk mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu juga bisa diurai dan dirumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga dapat dipastikan membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, terpadu, menyeluruh, dan mampu menjelaskan serta mengurai rentetan sebab dan akibat yang menyangkut objeknya. Pengetahuan yang dapat terurai dan tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga. 4) Universal



5



Universal adalah syarat mutlak dalam merumuskan suatu ilmu Seiring berjalannya waktu, ilmu-ilmu sosial akhirnya menyadari akan suatu kadar ke-umum-an (universal) yang terkandung berbeda dengan ilmu-ilmu alam ,yang mana objek dari ilmu alam adalah tindakan manusia itu sendiri. Oleh karena itu untuk mencapai tingkat ke-umum-an atau keuniversal-an dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks keuniversalan itu sendiri.



2.1.2



Objek Ilmu Pengetahuan Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat



dikatakan ilmu harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut. 1. Objek Material Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya manusia,tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian. 2. Objek Formal (Bentuk) Objek formal adalah cara memandang atau cara meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda.



Pada garis besarnya, objek ilmu pengetahuan ialah alam dan manusia. Dari keterangan diatas dapat dipahami bahwa menurut objek formalnya, ilmu pengetahuan itu justru berbeda-beda dan banyak jenis serta sifatnya. Ada yang tergolong ilmu pengetahuan fisis (ilmu pengetahuan alam), karena pendekatan yang dilakukan menurut segi yang fisis. Ada pula yang tergolong ilmu pengetahuan non-fisis (ilmu pengetahuan sosial dan humaniora serta ilmu pengetahuan Ketuhanan), karena pendekatannya menurut segi kejiwaan.



6



Golongan pertama termasuk ilmu pengetahuan yang bersifat kuantitatif, sedangkan golongan kedua merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kualitatif.



2.1.3 Sumber Ilmu Pengetahuan 1. Empirisme (Pancaindera) Kata ini berasal dari Yunani “Empirikos”, yang artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya dan bila dikembalikan kepada kata Yunani, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman indrawi. Empirisme menjadikan pengalaman inderawi sebagai sumber pengetahuan. Para ahli yang terkenal dengan teori ini yaitu John Locke (1632-1704), mengemukakan teori tabula rasa yang menyatakan bahwa pada awalnya manusia tidak tahu apaapa., seperti kertas putih yang belum ternoda kemudian pengalaman inderawinya mengisi catatan harian jiwanya hingga menjadi pengetahuan yang sederhana sampai begitu kompleks dan menjadi pengetahuan yang cukup berarti. Berdasarkan teori ini akal hanya berfungsi sebagai pengelola konsep gagasan inderawi dengan menyusun konsep tersebut atau membagi-baginya. Akal juga sebagai tempat penampungan yang secara pasif menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Akal berfungsi untuk memastikan hubungan urutan-urutan peristiwa tersebut. Indera mempunyai beberapa kelemahan, antara lain; pertama, keterbatasan indera. Seperti kasus semakin jauh objek semakin kecil penampakannya. Kasus tersebut tidak menunjukkan bahwa objek tersebut mengecil, atau kecil. Kedua, indera menipu. Penipuan indera terdapa tpada orang yang sakit. Misalnya, Penderita malaria merasakan gula yang manis, terasa pahit dan udara yang panas dirasakan dingin. Ketiga, objek yang menipu, seperti pada ilusi dan fatamorgana. Keempat, objek dan indera yang menipu. Penglihatan kita kepada kerbau, atau gajah. Jika kita memandang keduanya dari depan, yang kita lihat adalah kepalanya, sedangkan ekornya tidak kelihatan. Dan kedua binatang itu sendiri tidak bias menunjukkan seluruh tubuhnya. Kelemahan-kelemahan pengalaman



7



indera sebagai sumber pengetahuan, maka lahirlah sumber kedua, yaitu Rasionalisme. 2. Rasionalisme (Akal) Rene



Descartes



(1596-1650),



dipandang



sebagai



bapak



rasionalisme. Rasionalisme menganggap akal (rasio) sebagai sumber pengetahuan. Rasionalisme tidak mengingkari penggunaan indera dalam memperoleh pengetahuan, tetapi indera hanyalah sebagai perangsang agar akal berfikir dan menemukan kebenaran/ pengetahuan. Akal mengatur data-data yang dikirim oleh indera, mengolahnya dan menyusunnya hingga menjadi pengetahuan yang benar. Dalam penyusunan ini akal menggunakan konsep rasional atau ide-ide universal. Konsep tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersifat universal dan merupakan abstraksi dari benda-benda konkret. Selain menghasilkan pengetahuan dari bahan-bahan yang dikirim indera, akal juga mampu menghasilkan pengetahuan tanpa melalui indera, yaitu pengetahuan yang bersifat abstrak. Namun, akal tidak dapa tmengetahui secara menyeluruh (universal) objek yang dihadapinya. Pengetahuan akal adalah pengetahuan parsial, sebab akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia memikirkannya dan akal hanya memahami bagian-bagian tertentu dari objek tersebut. Kelemahan yang dimiliki oleh empirisme dan rasionalisme disempurnakan sehingga melahirkan teori positivisme yang dipelopori oleh August Comte (1798-1857) dan Iammanuel Kant (1724-1804), Ia telah melahirkan metode ilmiah yang menjadi dasar kegiatan ilmiah dan telah menyumbangkan jasanya kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut pahan ini indera sangat penting untuk memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi indera harus dipertajam dengan eksperimen yang menggunakan ukuran pasti. 3. Intusionisme (Intuisi) Hendry



Bergson



(1859-1941),



menyatakan



bahwa



bukanhanyaindera yang terbatas, akalpunmempunyaiketerbatasanjuga. Objek yang ditangkap oleh indera dan akal hanya dapat memahami suatu



8



objek bila mengonsentrasikan akalnya pada objek tersebut. Dengan memahami



keterbatasan



indera,



akal



serta



objeknya,



Bergson



mengembangkan suatu kemampuan tingkat tinggi yang dinamakannya intuisi. Intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi dimana kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Kemampuaninilah (instuisi) yang dapat memahami suatu objek secara utuh, tetap dan menyeluruh. Untuk memperoleh intuisi yang tinggi, manusia pun harus berusaha melalui pemikiran dan perenungan yang konsisten terhadap suatu objek. Lebih lanjut Bergson menyatakan bahwa pengetahuan intuisi bersifat mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi. Intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis. Intuisi dan analisa bias bekerjasama dan saling membantu dalam menemukan kebenaran. Namun intuisi sendiri tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan. 4. Wahyu Wahyu sebagai sumber pengetahuan juga berkembang dikalangan agamawan. Wahyu adalah pengetahuan agama yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantara paranabi yang memperoleh pengetahuantan pamengusahakannnya. Pengetahuan ini terjadi karena kehendak Tuhan. Hanya para nabilah yang mendapat wahyu. Wahyu berisikan pengetahuan yang baik mengenai kehidupan manusia itu sendiri, alam semesta dan juga pengetahuan transendental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, alam semesta dan kehidupan di akhitar nanti. Pengetahuan wahyu lebih banyak menekankan pada kepercayaan yang merupakan sifat dasar dari agama.



2.2



Pengertian Tekonologi Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata yunani kuno



techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang



berarti



seseorang



yang



memiliki



keterampilan



tertentu.



Dengan



berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu



9



menjadi teknik.Sampai pada permulaan abad XX, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide disamping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti itu berjalan terus sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana atau aktifitas yang dengannya manusia berusaha mengubah dan menangani lingkungan. Ini merupakan suatu pengertian yang sangat luas karena setiap sarana perlengkapan maupun kultural tergolong suatu teknologi. Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat, dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Jadi teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber



daya



alam



untuk



memecahkan



masalah-masalah



yang



dihadapinya dalam kehidupan. Dengan kata lain teknologi merupakan suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan. Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Kecenderungan ini pun mempunyai suatu akibat dimana kalau teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam perwujudan tersebut maka dengan sendirinya setiap jenis teknologi/sebagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang teknologi perlu disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya.



2.2.1



Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pengetahuan membuat kita tahu mana yang baik untuk dilakukan dan tidak



baik untuk dilakukan, pengetahuan juga membuat kita tahu mana yang benar dan salah, pengetahuan membuat kita lebih semangat untuk mencapai semua impian dan



mewujudkannya.



Tekonologi



merupakan



buah



pemanfaatan



ilmu



pengetahuan. Teknologi memanfaatkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang ada untuk menyelesaikan masalah. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan di zaman ini maka teknologi secara signifikanikut berkembang. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan



10



kesatuan yang tidak bisa terpisahkan karena saling mendukung / membutuhkan satu sama lain. Dengan ilmu pengetahuan, teknologi dapat semakin canggih dan dengan adanya teknologi, ilmu pengetahuan dapat semakin maju. Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan dan teknologiakan terus berkembang sampai manusia tidak mengetahui dimana batasan ilmu pengetahuandan teknologi tersebut.Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia sebagai pihak yang mempelajari dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalamkehidupannya harus dapat mengambil sikap atau tindakan positif dalam mempergunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan.



2.2.2 Dampak terhadap Perkembangan Teknologi Dampak positif dan dampak negative dari perkembangan teknologi dilihat dari berbagai bidang: 1. Bidang Informasi dan Komunikasi Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positifnya antara lain: 



Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet







Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone







Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dampak negatifnya, antara lain:







Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris.







Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu.







Kerahasiaan alat tes semakin terancam, melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.







Kecemasan teknologi, ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan



11



berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. 2. Bidang Ekonomi dan Industri Dampak positifnya antara lain: 



Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi







Terjadinya industrialisasi







Produktifitas dunia industri semakin meningkat







Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut. Dampak negatifnya antara lain :







Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan







Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.



3. Bidang Sosial Budaya Dampak positif nya antara lain : 



Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis.







Meningkatnya rasa percaya. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu



12



bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia. 



Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif



pada aspek budaya: 



Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.







Kenakalan dan tindakan menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.







Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet.



4. Bidang Pendidikan Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan, dampak positifi nya antara lain :



13







Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.







Munculnya



metode-metode



pembelajaran



yang



baru,



yang



memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak. 



Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain. Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses



pendidikan antara lain: 



Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.







Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di bidang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbankan dan lainlain.



2.3



Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk



memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari



14



sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Kemisikinan bisa dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Keiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yang cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira-kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki-laki dewasa). Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia berkembang, ada bukti tenang kehadiran kemiskinan di setiap region. Kemiskinan banyak dihubungkna dengan : 1. Penyebab individual atau patologis yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan. 2. Penyebab keluarga yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga. 3. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang , pemerintah dan ekonomi. Contoh dari aksi oran lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan. 4. Penyebab struktural yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari stukrtur sosial. Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah: Menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002:1) upaya menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia telah dimulai awal tahun 1970-an diantaranya melalui program Bimbingan Masyarakat (Bimas) dan Bantuan Desa (Bandes). Tetapi upaya tersebut mengalami tahapan jenuh pada pertengahan tahun 1980-an, yang juga berarti upaya penurunan kemiskinan di tahun 1970-an tidak maksimal,



15



sehingga jumlah orang miskin pada awal 1990-an kembali naik. Disamping itu kecenderungan ketidakmerataan pendapatan nasional melebar yang mencakup antar sektor, antar kelompok, dan ketidakmerataan antar wilayah berdasarkan data Bank Dunia jumlah penduduk miskin Indonesia pada tahun 2002 bukanlah 10 sampai 20% tetapi telah mencapai 60% dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 215 juta jiwa. 1. Bantuan kemiskinan atau membantu secara lansung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan. Di Indonesia salah satunya berbentuk BLT. 2. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja dan lain-lain. 3. Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara lansung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan. Persiapan bagi yang lemah juga dapat berupa pemberian pelatihan sehingga nanti yang bersangkutan dapat membuka usaha secara mandiri.



2.3.1



Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia 1. Tahun 1976 sampai 2007 Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada periode 1976-2007



berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 1976 penduduk miskin sekitar 54,2 juta jiwa (sekitar 44,2 juta jiwa di perdesaan, dan sekitar 10 juta jiwa di perkotaan). Angka ini pada tahun 1980 berkurang hingga menjadi sekitar 42,3 juta jiwa (sekitar 32,8 juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,5 juta jiwa di perdesaan), atau berkurang sekitar 21,95 persen dari tahun 1976. Pada tahun 1990 jumlah penduduk miskin berkurang hingga menjadi sekitar 27,2 juta jiwa (sekitar 17,8 juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,4 juta jiwa di perdesaan), atau berkurang sekitar 35,69 persen dari tahun 1980. Pada tahun 1996 jumlah penduduk miskin



16



mengalami kenaikan hingga mencapai sekitar 34,5 juta jiwa (sekitar 24,9 juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,6 juta jiwa di perdesaan). Dibandingkan dengan tahun 1990, angka ini menurun sekitar 20,87 persen. Namun, pada tahun 2002 jumlah penduduk miskin kembali meningkat hingga menjadi sekitar 38,4 juta jiwa. Sementara, pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin menurun hingga menjadi sekitar 37.17 juta jiwa. Fluktuasi jumlah penduduk miskin di Indonesia disebabkan karena terjadinya krisis ekonomi, pertambahan jumlah penduduk tiap tahun, pengaruh kebijakan pemerintah dan sebagainya. (Badan Pusat Statistik) 2. Tahun 2007–Maret 2008 Analisis tren tingkat kemiskinan antara kondisi Maret 2007 dan Maret 2008 dimaksudkan untuk mengetahui perubahan tingkat kemiskinan selama setahun terakhir. Garis kemiskinan pada periode Maret 2007-Maret 2008 mengalami peningkatan sebesar 9,56 persen, yaitu dari Rp.166.697,- per kapita per bulan pada Maret 2007 menjadi Rp.182.636,- per kapita per bulan pada Maret 2008. Hal yang sama juga terjadi di perkotaan dan di perdesaan masing-masing meningkat sebesar 9,02 persen dan 10,21 persen. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2008 sebesar 34,96 juta orang (15,42 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2007 yang berjumlah 37,17 juta (16,58 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,21 juta (Tabel 4.3). Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan turun lebih tajam dari pada daerah perkotaan. Selama periode Maret 2007-Maret 2008, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,42 juta, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,79 juta orang. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah. Pada bulan Maret 2007, sebagian besar (63,52 persen) penduduk miskin berada di daerah perdesaan, sementara pada bulan Maret 2008 persentase ini hampir sama yaitu 63,47 persen. (Badan Pusat Statistik). 2.3.2



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan menurut para Ahli Setiap permasalahan timbul pasti karna ada faktor yang mengiringinya



yang menyebabkan timbulnya sebuah permasalahan, begitu juga dengan masalah kemiskinan yang dihadapi oleh negara indonesia. Beberapa faktor yang



17



menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut Hartomo dan Aziz dalam Dadan Hudyana (2009:28-29) yaitu : 1. Pendidikan yang Terlampau Rendah Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja. 2. Malas Bekerja Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja. 3. Keterbatasan Sumber Alam Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin. 4. Terbatasnya Lapangan Kerja Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerja baru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagi masyarakat miskin karena keterbatasan modal dan keterampilan. 5. Keterbatasan Modal Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi alat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan. 6. Beban Keluarga



18



Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi. Suryadiningrat dalam Dadan Hudayana (2009:30), juga mengemukakan bahwa kemiskinan pada hakikatnya disebabkan oleh kurangnya komitmen manusia terhadap norma dan nilai-nilai kebenaran ajaran agama, kejujuran dan keadilan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penganiayaan manusia terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Penganiayaan manusia terhadap diri sendiri tercermin dari adanya : 1. Keengganan bekerja dan berusaha 2. Kebodohan 3. Motivasi rendah 4. Tidak memiliki rencana jangka panjang 5. Budaya kemiskinan 6. Pemahaman keliru terhadap kemiskinan Sedangkan



penganiayaan



terhadap



orang



lain



terlihat



dari



ketidakmampuan seseorang bekerja dan berusaha akibat : 1. Ketidakpedulian orang mampu kepada orang yang memerlukan atau orang tidak mampu 2. Kebijakan yang tidak memihak kepada orang miskin Kartasasmita dalam Rahmawati (2006:4) mengemukakan bahwa, kondisi kemiskinan dapat disebabkan oleh sekurang-kurangnya empat penyebab, diantaranya yaitu :



19



1. Rendahnya Taraf Pendidikan Taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan meyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapat dimasuki. Taraf pendidikan yang rendah juga membatasi kemampuan seseorang untuk mencari dan memanfaatkan peluang. 2. Rendahnya Derajat Kesehatan Taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikir dan prakarsa. 3. Terbatasnya Lapangan Kerja Selain kondisi kemiskinan dan kesehatan yang rendah, kemiskinan juga diperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan kerja atau kegiatan usaha, selama itu pula ada harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan. 4. Kondisi Keterisolasian Banyak penduduk miskin secara ekonomi tidak berdaya karena terpencil dan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga sulit atau tidak dapat terjangkau oleh pelayanan pendidikan, kesehatan dan gerak kemajuan yang dinikmati masyarakat lainnya. Nasikun dalam Suryawati (2005:5) menyoroti beberapa sumber dan proses penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu : 1. Pelestarian Proses Kemiskinan Proses pemiskinan yang dilestarikan, direproduksi melalui pelaksanaan suatu kebijakan diantaranya adalah kebijakan anti kemiskinan, tetapi realitanya justru melestarikan. 2. Pola Produksi Kolonial



20



Negara ekskoloni mengalami kemiskinan karena pola produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah yang paling subur dikuasai petani skala besar dan berorientasi ekspor. 3. Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Adanya unsur manajemen sumber daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal tebang akan menurunkan produktivitas. 4. Kemiskinan Terjadi Karena Siklus Alam. Misalnya tinggal di lahan kritis, dimana lahan ini jika turun hujan akan terjadi banjir tetapi jika musim kemarau akan kekurangan air, sehingga tidak memungkinkan produktivitas yang maksimal dan terus-menerus. 5. Peminggiran Kaum Perempuan Dalam hal ini perempuan masih dianggap sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan penghargaan hasil kerja yang diberikan lebih rendah dari lakilaki. 6. Faktor Budaya dan Etnik Bekerjanya faktor budaya dan etnik yang memelihara kemiskinan seperti, pola hidup konsumtif pada petani dan nelayan ketika panen raya, serta adat istiadat yang konsumtif saat upacara adat atau keagamaan.



BAB 3 PENUTUP



3.1



Kesimpulan Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia. Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini. Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi di zaman ini.



3.2



Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah: 1. Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung jawab agar dapat segera mengatasi masalah Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan di Indonesia 2. Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia. 3. Marilah kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk membantu saudara kita yang masih mengalami kemiskinan, baik kemiskinan ekonomi maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.



21



22



Daftar Pustaka



Abdulsyani. Sosologi, Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara. https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan https://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi https://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia/ https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/23 http://www.repastrepost.com/2012/06/dampak-kemajuan-teknologi-terhadap.html Netltjie, Harmawan.(1996).MKDU Ilmu Sosial Dasar. Malang : Gunadarma Supalan Suhartono. Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Makassar: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, 1997).