Iman, Islam Dan Ihsan Dalam Perspektif Cinta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1 A. LATAR BELAKANG ................................................................................................ 1 B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 2 C. TUJUAN .....................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3 A. Iman dan Aktualisasinya dalam Kehidupan................................................................ 3 B. Islam dan Aktualisasinya dalam Kehidupan ............................................................... 4 C. Ihsan dan Aktualisasinya dalam Kehidupan ............................................................... 8 BAB III PENUTUP ............................................................................................................... A. KESIMPULAN ...........................................................................................................9 B. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................9



iii BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Seringkali kita merasakan kejenuhan terhadap segala macam bentuk aktifitas dan rutinitas hidup. Merasa kehampaan hidup, kehilangan makna hidup dan bahkan buta tujuan hidup. Kegalauan, kebimbangan, akibat berbagai macam tawaran model cara dan gaya hidup gencar dipropagandakan seperti iklan, film dan sinetron sinetron, maupun pergaulan sehari pada lingkungan masyarakat dan lingkungan lembaga pendidikan. Tekanan hidup atau stress, membuat orang kehilangan pegangan hidup, membabi buta menghalalkan segala cara, melakukan apa saja, yang penting dapat terhindar dan terlepas dari berbagai masalah hidup.beragam tawaran solusi hidup tidak dapat menjadi solusi kenyamanan hidup, tetapi justru menambah kerumitan hidup. Karena solusi yang ditawarkan hanya menyentuh lapisan permukan hidup dan bukan inti dari hakeket hidup. Kita mungkin sudah bosan mendengar istilah iman, islam dan ihsan. Sangat lumrah, mengingat karena hampir pada setiap pengajian, khutbah, dan pembahasan masalah – masalah keIslaman selalu dan tidak pernah lepas dari tida kompenen ini. Terkadang muncul “keengganan” untuk menkaitkan akar solusi segala permasalahan dengan tiga rangkaian itu. Entah karena dianggap terlalu teroris, dan apologis atau memang karena ketidak tahuan akan makna dan fungsinya secara komprehensif.sehingga yang nampak adalah phobia, tutup mata dan telinga, dari semua yang berbau islam dalam spektrum dan ranah dialog sosial dan sains. Maka kiranya sangat penting disini untuk kembali di kaji dan dimaknai hakeket makna dan fungsi imam, islam, dan ihsan dalam kehidupan. Sehingga makna dan keber manfaatannya, senantiasa dapat dirasakan dan relevan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.



1 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Iman dan Aktualisasinya dalam Kehidupan ? 2. Bagaimana Islam dan Aktualisasinya dalam Kehidupan ? 3. Bagaimana Ihsan dan Aktualisasinya dalam Kehidupan ?



C. Tujuan Setelah mengkaji materi ini, pembaca diharapkan mampu 1. Beriman, berIslam, dan berihsan dengan benar dan nyaman. 2. Memiliki kesabaran, cinta dan pemahaman yang mendalam, sehingga tidak hanya bermodalkan kebiasaan atau bahkan keterpaksaan



2 BAB II PEMBAHASAN



A. Iman dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Dalam kancah percintaan, komponen utama cinta adalah meliputi subjek cinta sebagai yang mencinta, predikat cinta sebagai cinta itu sendiri dan obyek cinta sebagai yang dicinta. Tuhan dan manusia kadang menempati posisi yang dicinta sekaligus yang mencinta. Landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis iman, sama dengan cinta. Orang yang beriman dapat diilustrasikan secara sederhana dengan seseorang yang jatuh cinta. Untuk dapat sampai ke tahapan mencinta dan beriman,tentu ia telah memiliki cukup pengetahuan, pemahaman dan keyakinan terhadap obyek yang dicinta dan diimaninya. Mengenal sosok yang dicinta dan diimani, bahkan mengerti arah dan tujuan kenapa mencinta dan mengimani. "tak kenal maka tak cinta", tak kenal maka tak cinta.itu adalah ontologi cinta dan iman. Secara epistemologis, cinta sebagaimana iman, juga mempunyai landasan keilmuan nya. Nama nya ilmu mencinta dan strategi jatuh cinta, al aqidah.bagaimana mencinta, dari mana datangnya cinta; dari panca indera, menuju persepsi, turun ke hati, kemudian menjadi ekspresi dan aksi. Sangat relevan dengan terminologi iman yaitu keyakinan di hati, pernyataan pada lisan dan pembuktian pada perbuatan. Aksiologi cinta adalah konsekuensi cinta, bagaimana menyikapi cinta, tanggung jawab cinta dan bagaimana berkorban atas nama cinta.



3 B. Islam dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Islam adalah simbol ketaatan mutlak sebagai konsekuensi dari iman dan cinta. Karena cinta adalah ketaatan. (Al-Ghazali. 2000:43) sebagaimana firmanNya : Katakanlah (Wahai Muhammad) : Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (taatilah aku) niscaya Allah akan mencintai kalian. (Ali Imran:31). Islam itu ekspresi dan epresiasi dari iman. Bentuk ekspresi itu adalah : Pernyataan komitmen syahadat , ritual shalat, social zakat, puasa dan pengorbanan komprehensif haji.



1. Syahadat cinta Dalam Islam syahadat harus diucapkan dan dipersaksikan tidak cukup hanyta keyakinan dihati. Sebagaimana seseorang mencintai pasangannya tentu harus dinyatakan dan diungkapkan bahkan dipersaksikan di saat akad nikah. Kalau kamus percintaan menyatakan bahwa simbol kepastian cinta itu adalah komitmen : ‘’Bahwa sungguh aku benar-benar mencintaimu dengan sepenuh jiwa dan ragaku’’ maka dalam iman terucap : ‘’sungguh aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah ‘’ yang makna intinya adalah ‘’sungguh aku benar-benar mencintai Allah dan Rasulullah dengan segenap jiwa ragaku. Syahadat adalah komitmen kesetiaan cinta kepada Allah dan RasulNya. Cinta itu menuntut kesetiaan , kejujuran, ketaaatan , kepercayaan dan pengorbanan. Komitmen konsistensi antara apa yang ada dihati pikiran dan perbuatan terhadap yang maha dicintai yaitu Allah dan rasulNya. Cinta sebagaimana iman adalah kesadaran. Dan kesadaran itu dibangun atas dasar pengertahuan . orang yang sadar adalah orang yang bisa membedakan. Tidaklah orang itu mencintai kecuali ia juga mampu untuk membenci. Dan tidaklah seorang itu mengimani , kecuali ia juga memiliki potensi untuk mengkafiri. Banguna iman tauhid berdiri diatas pondasi kesadaran ilmu pengetahuan. Untuk mencapai keyakinan tiada Tuhan selain Allah , haruslah dengan dasar ilmu.



2. Shalat Cinta Shalat adalah ekspresi dan relasi. Doa dan silaturahmi dengan Allah swt. Ia adalah pertemuan , perjumpaan , mi’raj antara yang mencintai dan yang dicintai. Orang yang sedang jatuh cinta tentu akan sangat mendambakan intensitas pertemuan dengan kekasihnya. Bercengkrama , saling mengadukan, dan mendengarkan , mengharapkan solusi dari permasalahan.



4 Perintah yang mewajibkan shalat, zakat dan kewajiban lainnya baik didalam al Qur’an maupun al Hadits sebenarnya bukan untuk menunjukkan bangunan filosofinya. Karena yang menjadi dasar dan inti utama bangunan kewajiban adalah kewajiban itu sendiri yang sebenarnya adalah kesadaran. Tiada paksaan dalam beragama. Kewajiban-kewajiban dalam ajaran yang diterapkan adalah semata untuk menjaga keberlangsungan nilai-nilai kesadaran yang menjadi dasar bangunannya. Sebagai tiang penyangga dan dinding pelindung pondasi dari bangunan utuh keagamaan. Menjadikan kebiasaan shalat menjadi kesadaran shalat dan kecintaan shalat adalah dengan meningkatkan kualitas pengetahuan dan pemahaan kita tentanf makna dan hakekat shalat. Memahami makna dan hakekatnya secara komprehensif. Tidak hanya dari aspek fiqh saja, akan tetapi semua aspeknya. Social, sains dan spiritual. 3. Zakat cinta Cinta itu berbagi dan cinta itu memberi. Menjadi salah satu rukun cinta sebagaimana rukun islam. Seorang ayah yang mencintai keluarganya , aak dan istrinya tentu akan dengan suka rela dan senang hati menafkahinya. Baik lahir maupun batin. Tanpa dimintapun ia akan menwarkan. Menjadi salah satu bukti terpenting cinta dan iman , adalah pemeberian. Bukti pengorbana dalam bentuk pemberian materil maupun imateril, benda maupun jasa. Pesan Rasulullah : “Senantiasalah untuk saling berbagi , maka kalian akan saling mencintai” (Hadits riwayat Imam thabrani). Semua bukti cinta kita kwpada Allah swt. Diarahkan kepada kemashlahatan alam dan kemanusiaan. Yang hanya tersampaikan padaNya hanyalah motivasi, niat , cinta , keihklasan dan ketaqwaan. Sebagaimana firmanNya : “Daging-daging dan darahnya itu sekali-sekali tidak dapat mencapai Allah , tetapi ketaqwaanamulah yang dapat mencapaiNya. “ 4. Puasa Cinta Puasa adalah empati. Baik empati secara sosial maupun spiritual. Cinta melahirkan empati pada pelakunya ,untuk dapat saling menjiwai. Cinta yang paling tinggi dalam kehidupan manusia terutama umat islam adalah cinta kepada Allah SWT sang pencipta segala isi bumi dan semesta dan yang maha memiliki cinta. Umat muslim yang mencintai Allah akan merasa bahwa sebagai hamba Nya kita tidak dapat hidup tanpa adanya kasih sayang dan cinta dari Allah SWT. Maka dari itu, mencintai allah SWT adalah mutlak bagi setiap umat muslim. Orang yang mencintai tentunya akan melakukan segala sesuatu untuk yang dicintainya, termasuk jika seorang mukmin mencintai Allah SWT. Ia akan selalu berusaha untuk mengikuti segala perintahnya dan menjauhi larangannya. Puasa adalah karakteristik moral dan spiritual yang unik dalam Islam. Secara harfiah Puasa dalam islam didefinisikan untuk menjauhkan diri "sepenuhnya" dari makanan, minuman, hubungan intim dan merokok, mulai dari dari fajar sampai matahari terbenam, selama seluruh bulan Ramadhan, bulan kesembilan dalam tahun Islam.



5 Macam-macam puasa Puasa dalam Islam bermacam-macam, dan perlu dikaji secara mendalam. Ada dua jenis perintah berkaitan dengan puasa. Satu berkaitan dengan puasa wajib dan yang lain puasa yang bersifat sunnah (pilihan). 1. Puasa wajib Puasa Wajib yaitu buasa yang dilakukan pada bulan kesembilan dalam kalender islam, yaitu bulan ramadhan, dilakukan selama satu bulan penuh dan diakhiri deangan salat idul fitri. 2. Puasa sunnah Ada kalanya dianjurkan untuk melakukan puasa sunah, sepeti Tradisi Nabi Muhammad saw. Di antara waktu: Setiap hari Senin dan Kamis dari seminggu Hari ke-13, 14, dan 15 setiap bulan lunar Enam hari di bulan Syawal (bulan setelah Ramadhan) Hari Arafat (tanggal 9 Dzulhijjah di (Hijriah) Islam kalender) Hari Ashuraa (10 Muharram dalam (Hijriah) Islam kalender), dengan satu hari lagi puasa sebelum atau setelahnya. 3. Puasa kafarat Yakni bayaran yang diberikan karena tidak mampu memberikan apa yang seharusnya dari hukum yang dilanggar dikarenakan lalai menjalankan kewajiban. Penyebab puasa ini berdasarkan antara lain: -Apabila seseorang tidak mampu memberi makan sepuluh fakir miskin sebanyak atau membebaskan seorang budak, maka ia harus berpuasa selama tiiga hari. -Jika seseorang membunuh seorang mukmin dan ia tidak mampu membayar uang darah (tebusan) atau mungkin memerdekakan seorang budak, maka ia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut. -Ketika Islam diperkenalkan agama ini tak tertandingi, benih ditanam tercipta sebuah pohon yang terus tumbuh dengan kebajikan tak terbatas dan produk yang tak ternilai. Berikut adalah penjelasan tentang makna spiritual dari Puasa Islam: 1.) Cinta yang tulus: karena ketika ia mengamati Puasa dia melakukannya karena kasih yang mendalam bagi Allah. Dan orang yang mengasihi Allah benar-benar adalah orang yang benar-benar tahu apa itu cinta.



6 5. Haji Cinta Cinta itu rindu. Dana rindu adalah keingina untuk bertemu . haji adalah aksi menyikapi kerinduan akan sebuah perjumpaan dengan Tuhan. Haji adalah kunjungan ( azziyaaarotu) sama denan umroh , mengunjungi kekasih Hati YANG MAHA Meliputi, meninggalkan segala macam bentuk kekasih semu yang hanya menipu. Haji adalah wujud pengorbana cinta yang paling komprehensif. Haji juga meliputi pengorbana waktu demi untuk dapat bertemu sebagaimana dengan sholat 5 waktu. Ihram adalah wujud puasanya. Dengannya diharamkan beberapa hal. Haji melengkapinya dengan pengorbana nyawa yang dipertaruhkan dalam mengarungi perjalanan. Sama dengan berjihad berperang di jalan Allah. Itu berupa orang yang meninggal dalam kondisi berihram,dikuburkan bersama kain ihramnya. Siapa saja yang diwajibkan untuk berpuasa? Puasa Ramadhan adalah wajib atas setiap muslim, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kualifikasi ini: Secara mental dan fisik fit, yang berarti waras dan mampu. Untuk menjadi dewasa, usia pubertas dan yang biasanya sekitar umur empat belas. Anak di bawah usia ini harus didorong untuk memulai praktek yang baik pada tingkat mudah, sehingga ketika mereka mencapai usia pubertas mereka akan mental dan fisik siap untuk menjalankan ibadah puasa. Tidak berada jauh di pemukiman permanen seseorang, kota asal Anda, pertanian seseorang, dan tempat usaha seseorang, dll Ini berarti Anda tidak berada dalam perjalanan sekitar lima puluh mil atau lebih.Merasa yakin bahwa puasa tidak mungkin menyebabkan Anda bahaya, fisik maupun mental, selain reaksi normal terhadap lapar, haus, dll.



7



C. Ihsan dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Ihsan adalah kebaikan. Yang dimksud adalah segala macam bentuk kebaikan dan perbuatan baik. Ihsan dalam terminologi hadis adalah ibadah dengan persaksian. Atau dalam istilah tasawuf adalah ibadah ma’rifat ( syahud dan muroqobah). Menyak sikan ALLAH SWT dan dipersak sikan ALLAH SWT. “ sembahlah ALLAH SWT seolah kamu melihatNYA, dan bila tidak mampu, yakinlah bahwa IA melihatmi”. (HR.Muslim) Dalam perspektif cinta, ihsan ituadalh kondisi penjiwaan cinta tingkat tinggi. Dimana seseorang selalu merasa dekat dengan yang dicintainya, walaupun jauh secara fisik. Ihsan adalah puncak kemurnian cinta, ketulusan, dan kesadaran. Ibnu Ataillah menyatakan barang siapa yang mnghadap ALLAH tanpa ihsan (kesadaran cinta murni) maka ia akan diombang ambingkan dengn berbagai macam ujian. Singkat kata, ihsan adalah akhlak mulia terhadap ALLAH SWT dan kepada sesama. Akhlak mulia kepada ALLAH SWT dalam membangun persepsi terhadap zatNYA, kebijakanNYA, dan dalam berintereksi denganNYA, secara ritual mauun secara spiritual. Akhlak mulia kepada sesama haruslah didasarioleh akhlak mulia kepada ALLAH SWT. Tanpanya, mak akan menjadi cacat,pincang dan sesat. Itulah atheisme yang sebenarnya.Atheisme secara fakta sosial memang ada, akan tetapi secara sains tidaklah diakui keberadaannya . menurut hasi riset genetika, neurosains, dan psikologi, yang dilakukan oleh Dean Hammer, menyimpulkan salah satunya bahwa “kepercayaan kepada tuhan adalahhal yang diturunkan secara genetik”. Artinya bahwa setiap manusia terlahir memiliki program ketuhanan yang telah diinstall dalam dirinya sebelum pengaruh pengaruh eksternal mengubahnya, persis sebagaimana firman ALLAH SWT dalam surat al-A’raf : 172. Maka dari itu ALLAH SWT dan RasulNYA SAW. Didalam al-qur’an maupun hadishadisnya tidak ditemukan sama sekali pernyataan tentang atheisme dan senantiasa mengkaitkan perubahan dengan keimanan.Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Masing masing menjadi pelengkap bagi yang lainnya. Hubungan yang saling terkait dan tidak dapat terpisahkan antara tiga kompenen tersebut.



8 BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Iman dan cinta ibaratkan dua sisi mata uang yang berbeda tetapi tetap sama nilainya. Ia adalah kesadaran, dari sebuah pengetahuan melahirkan keyakinan, cinta dan pengorbanan. Islam adalah ekspresi pengorbanan cinta dan iman dalam wujud komitmen kesetiaan dan ketaatan, keterikatan hubungan, peduli berbagi, empati, kerinduan akan sebuah pertemuan dan persatuaan. Ihsan adalah output dan capaian dari iman dan islam, baik secara spiritual mupun sosial. Ia adalah model ibadah cinta, persaksian dan kemaslahatan. B. Daftar Pustaka



Buku Pendidikan Agama Islam Kontekstual di Perguruan Tinggi Al Qur”an dan Terjemahannya. Al-Faruqi, Ismail Raji. 1998. Tahuid. Bandung:Pustaka. Al-Ghazali, Abu Hamid. 2000. Menyingkap Hati Menghampiri Ilahi. Bandung. Pustaka Hidayah. Al-Hambali, Ibnu Rajab. Tt. Jami’ul Ulum Wal Hikam. Kairo : Darul Manar. Ataillah Ahmad. 2010. Al-Hikam. Surabaya : Mutiara ilmu. Kuntowijoyo. 2006. Islam Sebagai Ilmu. Yogyakarta : Tiara Wacana. Departeman Agama RI (dalam AL-Qur’an Digital)



9