22 0 3 MB
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM INOKULASI SAMPEL MIKROBA
Kelompok 6 : Michelle Felicia
1810511033
Cassey Tiffany
1810511034
Teddy Anderson
1810511043
I Komang Sedana Widyagana Jaya
1810511057
Audrey Sophia Rachma Putri
1810511062
Ayu Nuriya Kiromi
1810511065
Azizah Septiyani Irawan
1810511068
Dinda Riska Andini
1810511071
I Kadek Dwi Andi Krishna Putra
1810511072
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya yang berlimpah dalam penyusunan laporan praktikum ini. Laporan praktikum ini merupakan syarat wajib dalam menyelesaikan tugas mata kuliah mikrobiologi umum. Ada kebanggaan tersendiri jika kegiatan praktikum ini bisa selesai dengan hasil yang baik. Dengan keterbatasan kami dalam membuat riset, maka cukup banyak hambatan yang kami temui di laboratorium. Dan jika praktikum ini pada akhirnya bisa diselesaikan dengan baik tentulah karena bantuan dan dukungan dari banyak pihak terkait. Untuk itu, kami sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya dosen pembimbing dan staf-staf yang membantu. Tak ada yang bisa kami berikan selain doa dan rasa terima kasih yang tulus kepada para pendukung. Namun tidak lupa juga masukan yang berguna seperti saran atau kritik dari para pembaca sangat diharapkan oleh kami. Kami selaku penulis sangat berharap bahwa laporan praktikum ini akan sangat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Badung, 25 November 2018
Penulis
DAFTAR ISI 2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................... ii DAFTAR ISI........................................................................................................ iii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.................................................................................................1 1.2. Tujuan..............................................................................................................1 II. TINJUAN PUSTAKA......................................................................................2 III. METODE PELAKSANA..............................................................................5 3.1. Tempat dan Waktu...........................................................................................5 3.2. Alat dan Bahan.................................................................................................5 3.3. Prosedur Kerja..................................................................................................5 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil..................................................................................................................9 4.2. Pembahasan......................................................................................................11 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan......................................................................................................14 5.2. Saran................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15 LAMPIRAN......................................................................................................... 16
BAB I PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang Untuk dapat meneliti mikroorganisme di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme dapat berkembang secara alami
ataupun
buatan.
Substrat
yang
digunakan
manusia
dalam
dalam
mengembangkan dan menumbuhkan mikroorganisme disebut media. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan
populasi
mikroba
yang
murni.
Inokulasi
adalah
pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan. Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. 1.2 Tujuan
Agar dapat mengetahui teknik inokulasi.
Mengamati hasil inokulasi mikroorganisme.
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pemindahan biakan Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke
biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel (Lay, 1998). Pertumbuhan mikroorganisme dalam kaldu seringkali menggambarkan aktivitas metabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan permukaan karena pada bagian ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme (Lay, 1998). 2.2
Inokulasi Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu : 1. Menyiapkan ruangan Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam 5
sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986). 2. Pemindahan dengan dengan pipet Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986). 3. Pemindahan dengan kawat inokulasi Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel. Ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3 mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986). 2.3 Ada
Teknik Inokulasi beberapa
metode
yang digunakan
untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme yaitu : 1.
Metode gores Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrient dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997). Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing tujuannya
sama
yaiitu
untuk
laboratorium
tapi
membuat goresan sebanyak mungkin pada
lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006). Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni : Goresan T, Goresan kuadran, Goresan Radian, dan Goresan Sinambung.
6
2.
Metode tebar Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrient dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni yang terpisah-pisah (Winarni, 1997).
3.
Metode tuang Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
7
BAB III METODE PELAKSANA 3.1
Waktu dan Tempat :
Senin, 19 November 2018 , Pada pukul 09:00 – selesai, di Laboratorium Mikrobiologi Kampus Udayana Sudirman. 3.2
Alat dan Bahan
Alat : Tabung reaksi
Bahan : PCA
Rak tabung reaksi
PW
Pembakar bunzen
Teh kombucha
Labu elenmayer
MRSA
Cawan petri
Koloni asam laktat dari jus apel
Mikropipet dan Tip
Alcohol
Vortex
Batang bengkok
Jarum ose
Gelas beker
Kapas
3.3
Prosedur Kerja o Cara membuat PW : 1. Ditimbang 1,1 gram pepton water, dimasukan kedalam gelas kimia 100 ml. 2. Ditambahkan aquadest sebanyak 75 ml, lalu dipanaskan sambil diaduk sampai larut. 3. Setelah larut, larutan dituangkan ke dalam tabung reaksi masing – masing 5 ml. 4. Mulut tabung reaksi ditutup dengan bundel. 5. Dibungkus dengan kertas dan diikat dengan karet (diberi nama media).
8
6. Disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121oC Selama 15 menit. 7. Diangkat dan disimpan dilemari es o Cara membuat media PCA : 1. Alat dan bahan disiapkan. 2. Bubuk media Plate Count Agar Oxoid CM 325 ditimbang sebanyak 17,5 gram kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca. 3. Dilarutkan dengan 1000 ml aquades pH ± 7 (netral) kemudian dihomogenkan. 4. Media yang telah larut dicek pHnya dengan pH stick. 5. Botol kaca yang berisi media ditutup dengan tutup botol yang dilapisi aluminum foil dan diikat dengan benang. 6. Media disterilisasi dengan autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit. 7. Media yang telah steril didinginkan hingga mencapai suhu 45-500C. 8. Media dituang ke dalam plate dan ditunggu hingga padat. 9. Setelah beku media siap digunakan o Metode Sebar 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Dimasukkan PW ke dalam 4 tabung reaksi dan masing-masing ditutup dengan kapas yang telah dipadatkan. 3. Dimasukkan larutan teh kombucha sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi pertama beri label 10-1 lalu dihomogenkan. 4. Diambil sebanyak 1 ml larutan dari tabung reaksi 10 -1 lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10-2 dan dihomogenkan.
9
5. Diambil sebanyak 1 ml larutan dari tabung reaksi 10 -2 lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10-3 dan dihomogenkan. 6. Diambil sebanyak 1 ml larutan dari tabung reaksi 10 -3 lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10-4 dan dihomogenkan. 7. Dibuka kapas pada tabung reaksi 10-2, dipanaskan ujung tabung reaksi di bunsen lalu diambil larutan yang terdapat didalamnya sebanyak 0,1 ml, dipanaskan kembali ujung tabung reaksi dan tutup dengan kapas. 8. Disterilkan batang bengkok menggunakan alcohol lalu dibakar di bunsen dan diamkan hingga dingin. 9. Dimasukkan 0,1 ml larutan yang telah diambil tadi kedalam cawan petri yang dipanaskan dan telah berisi media PCA lalu disebar larutan dengan menggunakan batang bengkok yang telah disterilkan, cawan petri panaskan kembali. 10. Dibuka kapas pada tabung reaksi 10-3, dipanaskan ujung tabung reaksi di bunsen lalu diambil larutan yang terdapat didalamnya sebanyak 0,1 ml, dipanaskan kembali ujung tabung reaksi dan tutup dengan kapas. 11. Disterilkan batang bengkok menggunakan alcohol lalu dibakar di bunsen dan diamkan hingga dingin. 12. Dimasukkan 0,1 ml larutan yang telah diambil tadi kedalam cawan petri yang dipanaskan dan telah berisi media PCA lalu disebar larutan dengan menggunakan batang bengkok yang telah disterilkan, cawan petri panaskan kembali. 13. Dibuka kapas pada tabung reaksi 10-4, dipanaskan ujung tabung reaksi di bunsen lalu diambil larutan yang terdapat didalamnya sebanyak 0,1 ml, dipanaskan kembali ujung tabung reaksi dan tutup dengan kapas. 14. Disterilkan batang bengkok menggunakan alcohol lalu dibakar di bunsen dan diamkan hingga dingin. 15. Dimasukkan 0,1 ml larutan yang telah diambil tadi kedalam cawan petri yang dipanaskan dan telah berisi media PCA lalu disebar larutan dengan menggunakan batang bengkok yang telah disterilkan, cawan petri panaskan kembali. 10
16. Dimasukkan cawan petri ke dalam plastic dengan posisi terbalik lalu ikat dan dimasukkan ke dalam incubator. o Metode Tuang 1. Dipanaskan BPA di atas hotplate lalu rendam labu elenmayer yang berisi BPA tadi hingga larutan BPA dingin atau minimal hangat kuku. 2. Diambil sampel mikroba yang telah dibuat pada metode sebar sebanyak 1 ml dari salah satu tabung reaksi baik itu yang 10-2, 10-3, dan 10-4. 3. Dipanaskan sekeliling cawan petri, lalu dituangkan sampel mikroba yang telah diambil tadi. 4. Dituang larutan BPA yang telah dingin atau hangat kuku kira-kira sebanyak 15 ml atau sampai menutupi seluruh permukaan cawan petri. 5. Lalu dipanaskan sekeliling cawan petri dengan bunsen. 6. Diputar cawan petri membentuk angka 8 sebanyak 25 kali. 7. Dimasukkan ke dalam plastic, diikat lalu dimasukkan ke inkubator. o Metode Gores 1. Biakan induk pada botol yang telah tersedia dibuka kapas penutupnya, kemudian mulut botolnya dipanaskan sekilas pada api Bunsen. 2. Jarum oase dipijarkan pada ujungnya, kemudian biakan induk dicuil dengan ujung jarum oase. 3. Botol biakan induk ditutup kembali, sebelumnya mulut botol dilakukan sekilas diatas api Bunsen. 4. Biakan mikroorganisme yang berada diujung jarum oase dipindahkan ke medium MRSA. 5. Cawan petri yang akan ditanami biakan mikroorganisme sedikit dibuka dan didekatkan ke api Bunsen. 6. Ujung jarum oase digoreskan pada medium dengan gerakan zig-zag. 7. Medium yang telah diinokulasi biakan mikroorganisme disimpan pada tempat yang aman. Untuk cawan petri penyimpanannya dengan posisi terbalik, yaitu kaca penutup berada dibagian bawah.
11
8. Dimasukkan ke dalam plastic, diikat lalu dimasukkan ke dalam inkubator. Catatan : Semua bakteri yang telah diinokulasi diinkubasi pada incubator selama 48 jam.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 No. 1.
Hasil Pengamatan Nama
Metode
Keterangan
Media
Inokulasi
Mikroba
PCA
Sebar
10-2
Gambar Hasil
Jumlah Koloni 6
12
2.
PCA
Sebar
10-3
10
3.
PCA
Sebar
10-4
180
13
4.
5
4.2
BPA
Tuang
10-4
-
MRSA
Gores
10-4
-
Pembahasan Dari data diatas dapat kita amati bahwa pada kami telah melakukan praktikum
inokulasi dengan 3 metode yaitu metode sebar, metode tuang, dan metode gores. Sebelum dilakukan inokulasi harus dipersiapkan segala alat dan bahan sekaligus harus disterilkan terlebih dahulu agar mikroba dapat tumbuh dengan baik. Dalam melakukan proses inokulasi disarankan agar tetap menjaga alat dan bahan agar tetap steril dan dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar pada saat menggores maupun menyebar sampel teh kompucha media yang digunakan tidak pecah. 14
Mikroorganisme yang digunakan pada praktikum inokulasi dan perhitungan mikroba adalah mikroba yang terdapat pada teh kompucha. Percobaan ini menggunakan PCA untuk media sebar, BPA untuk media tuang, dan MRSA untuk media gores. PCA, BPA, dan MRSA yaitu suatu media yang digunakan sebagai tempat pengembangbiakan dan sebagai sumber nutrisi bagi mikroba. Untuk membuat 1 liter media maka dibutuhkan 3,5 gram PCA dan 12,4 gram MRSA. Praktikum ini menggunakan kisaran 300 sel mikroba, sehingga sebelum mikroba dituang ke media agar maka terlebih dahulu diencerkan. Pada praktikum ini digunakan mikroba hasil pengenceran 10-2, 10-3 dan 10-4. Inokulasi dengan metode sebar dapat digunakan untuk mendapatkan hasil mikroba yang tumbuh dapat tersebar rata pada bagian permukaan agar. Dari data di atas dapat diketahui hasil dari inokulasi mikroba dengan metode sebar mengahsilkan mikroba sebanyak 6, 10, dan 180. Perhitungamn koloni bakteri dilakukan dengan cara membagi empat cawan petri sama rata, lalu kemudian dihitung salah satu sudutnya. Setelah diperoleh maka perhitungan yang ¼ tadi dikalikan dengan 4 agar diperoleh berapa banyak koloni bakteri yang terdapat pada cawan petri. Hasil menunjukkan koloni bakteri pada pengenceran 10-2 sebanyak 6 koloni dan pada pengenceran 103
sebanyak 10 koloni. Sedangkan perhitungan koloni bakteri pada pengenceran 10-4
menggunakan colony counter dan menghasilkan 180 koloni. Hasil perhitungan
koloni,
didapatkan
jumlah
hasil
koloni
yang
setelah 48 jam berada pada media dan diinkubasi dalam inkubator, lalu hasil pengamatan menunjukkan adanya koloni bakteri terlihat dari tutup cawan petri, koloni tersebut terlihat berwarna kuning tetapi karena efek kamera jadi bakteri terlihat berwarna putih. Dari hasil diperoleh bahwa koloni mikroba terlihat lebih banyak pada cawan petri hasil pengenceran 10-4 daripada pengenceran 10-3 dan 10-2. Inokulasi dengan metode tuang dilakukan untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme. Metode tuang yaitu dilakukan dengan cara menyiapkan media terlebih dahulu kemudian mikroba pada teh kompucha 15
dimasukkan ke dalam cawan petri setelah itu dituang BPA yang telah dipanaskan kira-kira sebanyak 15 ml. Penanaman agar tuang yang dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak 1 ml suspensi, dimana mikroba sudah mengalami pengenceran sebesar 10-4. Tujuan dari pengenceran tersebut adalah untuk memaksimalkan pertumbuhan dan penggunaan mikroba pada cawan petri. Dapat dilihat pada hasil pengamatan di atas bahwa inokulasi koloni mikroba terlihat berwarna kuning. Inokulasi dengan metode gores dilakukan untuk memperoleh koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain. Mikroba yang kami gunakan pada metode gores adalah koloni bakteri asam laktat yang terdapat pada jus apel. Metode gores ini dilakukan dengan cara menggoreskan bakteri asam laktat pada media MRSA dan pada saat penggoresan harus didekatkan dengan Bunsen agar tetap steril. Setelah di gores zig-zag lalu cawan petri di putar membentuk angka 8 sebanyak 25 kali dan diletakkan didalam plastic, diikat dan dimasukkan kedalam incubator. Setelah di inkubasi selama 48 jam tidak diperoleh hasil dari pertumbuhan mikroba pada saat menggunakan metode gores. Hal ini terjadi akibat dari ketidak hati-hatian kami sehingga membuat media MRSA pecah dan koloni bakteri asam laktat pun tidak dapat tumbuh dengan baik
16
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil praktikum inokulasi dapat disimpulkan bahwa dilakukannya penanaman bakteri pada media biakan baru bertujuan untuk menjaga pertumbuhan bakteri agar tetap tumbuh pada fase log. Terdapat tiga metode inokulasi yaitu metode sebar, metode tuang dan metode gores. Inokulasi adalah kegiatan pemindahan mikroorganisme baik berupa bakteri maupun jamur dari tempat atau sumber asalnya ke medium baru yang telah dibuat dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan aseptis Metode sebar bertujuan untuk meremajakan mikroorganisme dan bertujuan untuk menyimpan inoculum. Metode tuang bertujuan untuk menghitung jumlah koloni dari suatu mikroorganisme dari sample yang di inokulasi. Metode gores bertujuan untuk mengidentifikasi, mengisolasi, dan memurnikan mikroorganisme. 5.2 Saran 1. Sebaiknya alat yang digunakan disterilkan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi mikroorganisme lain. 2. Diharapkan praktikan bekerja sesuai dengan prosedur aseptis.
17
3. Harus berhati-hati dalam menggrosen dan menyebar mikroba agar media yang digunakan tidak pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,Eko.2013.Makalah
Praktikum
Inokulasi
Mikrobiologi.
http://elpentom93.blogspot.com/. Diakses 2 April 2015 Pakadang,Sesilia.dkk.2015.Buku
Penuntun
Praktikum
Mikrobiologi
Parasitologi.Makassar:Tim Penyusun. Unud.BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
.
Streptococcus
mutan.
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf%E2%80%A6/unud-2301484248120-bab%20ii.pdf. Diakses 2 April 2015 PutriRuga,
Raisa
Wanadri.
Trichophyton
tonsurans.
https://mikrobia2.files.wordpress.com/2008/05/tinea-kapitis.pdf. Diakses 2 April 2015
18
Lampiran o Metode Sebar :
19
o Metode Tuang :
20
o Metode Gores :
21
Lampiran : Laporan Sementara
22
23
24
25