Instrumen Observasi Aktivitas Peserta Didik Di Luar Kelas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK DI LUAR KELAS Sekolah : SMAN 74 Jakarta Nama yang diobservasi : Sadam Rahadian Kelas : XI IPS 3 Hari / Tanggal : Selasa, 19 Februari 2019 Petunjuk : 1. Amatilah perilaku peserta didik di luar kelas. 2. Tuliskanlah tanda ceklis (v) pada kolom ya atau tidak sesuai keadaan yang Anda amati. 3. Lakukanlah intervensi (tindakan penanganan) sejauh yang dapat Anda lakukan !. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.



Butir-butir Sasaran Suka menyendiri. Suka bermain sendiri. Suka melempar-lempar. Suka mencoret-coret. Menonton orang lain. Memperolok orang lain. Mengalah. Suka mengobrol. Diam di kelas sendiri. Bermain dengan teman banyak. Memerintah anak lain. Diperbudak anak lain. Menjadi objek anak lain. Suka menang sendiri. Suka melanggar peraturan. Suka membeli makanan di kantin. Tidak suka membeli makanan di kantin.



Ya



Tidak v v v v



v v v v v v v v v v v v v



Berdasarkan hasil pengamatan yang Saya dapatkan selama melaksanakan kegiatan PPL, Sadam kerapkali menjadi salah satu korban bullying verbal yang dilakukan oleh sebagian siswa dari kelas XI IPS 2 dan kelas XI IPS 3. Bullying yang terjadi di sekolah merupakan perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang/kelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadp siswa / siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Bentuk yang paling umum dari bentuk penindasan/ bullying di sekolah adalah pelecehan verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama. Selain itu terdapat faktor-faktor yang menyebabkan seorang



anak menjadi pelaku bullying salah satunya adalah keluarga. pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah, orang tua yang kerap menghukum anaknya secara berlebihan atau situasi rumah yang penuh stress, agresi dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan berperilaku agresif dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang.” dari sini, anak tidak hanya mengembangkan perilaku bullying, melainkan juga sikap dan kepercayaan yang lebih dalam lagi. Adapun, tindakan penanganan (intervensi) yang sejauh ini sudah saya lakukan terhadap Sadam adalah Menciptakan atmosfer kelas yang baik. Melindungi, mendampingi atau menjaga murid-murid yang kecil dan lemah yang rentan sebagai korban bullying. Aktivitasnya adalah support dan “ pelajaran” agar percaya diri, terampil membuat tugas sekolah, mudah beradaptasi dan memperluas pertemanan. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahwasanya korban bullying dalam kasus ini mengalami rasa ketidakpercayaan diri. Mengenal, bicara, berempati dan mendampingi siswa, lingkungan dan pelajaran yang diperolehnya. Membimbing siswa untuk memperoleh self-esteem agar percaya diri, mampu memecahkan masalah dan mempunyai arti bagi orang lain.