Interaksi Sosial Dan Struktur Sosial Dari Sudut Pandang Sejarah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Interaksi Sosial dan Struktur Sosial dari Sudut Pandang Sejarah



Disusun oleh : 1. Shahrul Afdhil Sidiq (21020029) 2. Sebastianus (21020028) 3. Ma'ruf Zhaqi Akmal Hidayat (21020030)



Dosen Pembimbing : Dr. Hj. Zusmelia, M.Si



JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN TAHUN AJARAN 2021 – 2022



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI............................................................................................................2 BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................3 1.1.



LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................3



1.2.



RUMUSAN MASALAH..........................................................................4



BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................5 2.1.



MASYARAKAT.......................................................................................5



2.2.



INTERAKSI SOSIAL...............................................................................6



2.2.1



Pengertian Interaksi Sosial.................................................................6



2.2.2



Ciri-Ciri Interaksi Sosial.....................................................................7



2.2.3



Syarat Terjadinya Interaksi Sosial....................................................7



2.2.4



Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial..........................................................7



2.2.5



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial.....................9



2.3.



STRUKTUR SOSIAL.............................................................................10



2.3.1



Ciri-ciri Struktur Sosial....................................................................10



2.3.2



Fungsi Struktur Sosial.......................................................................11



2.3.3



Bentuk Struktur Sosial......................................................................12



BAB III. PENUTUP..............................................................................................17 2.4.



KESIMPULAN.......................................................................................17



DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18



2



BAB I. PENDAHULUAN 1.1.



LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial yang hidupnya selalu berinteraksi dengan



masyarakat, manusia selama hidupnya tidak pernah hidup sendiri tetapi selalu berada dalam lingkungan sosial yang berbeda – beda satu sama lainnya Lingkungan sosial adalah suatu bagian dari suatu lingkungan hidup yang terdiri atas antar hubungan individu dan kelompok dan pola-pola organisasi serta segala aspek yang ada dalam masyarakat yang lebih luas di mana lingkungan sosial tersebut merupa- kan bagian daripadanya, Kumpulan individu dan pola prilakunya dalam masyarakat yang membentuk kesatuan atau kelompok sosial dalam masyarakt di sebut sebagai struktur sosial, secara harfiah struktur sosial dapat diartikan sebagai susunan atau bentuk. Dalam kelompok sosial struktur sosial tidak harus berbentuk fisik, susunannya pun bisa berbentuk horizontal dan vertical. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi ada aksi ada reaksi, pelakunya lebih dari satu, misalnya individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Contohnya guru/dosen mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat-syarat yaitu kontaks sosial dan komunikasi sosial. Kontaks sosial dapat berupa kontaks primer dan kontaks sekunder, sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati imitasi atau interaksi sosial yang didasari oleh Faktor meniru orang lain, setiap masyarakat, manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik atau kurang mencolok, perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas.



3



Perubahan tersebut akan terlihat dalam susunan kehidupan masyarakat pada suatu waktu atau sekarang dibandingkan kehidupan masyarakat pada masa lampau. Hal tersebut diiringi dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern. perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, normanorma sosial, pola prilaku, organisasi, susunan kelembagaan, masyarakat kekuasaan dan wewenang interaksi sosial dan sebagainya.



1.2.



RUMUSAN MASALAH



Dalam pembahasan ini kami merujuk masalah-masalah sebagai berikut : 1. Apakah pengertian masyarakat dan faktor-faktor atau unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat? 2. Apakah pengertian interaksi sosial? 3. Apakah ciri-ciri interaksi sosial? 4. Apakah pengertian dari struktur sosial? 1.



4



BAB II. PEMBAHASAN 2.1.



MASYARAKAT



Menurut beberapa ahli pengertian dari masyarakat adalah sebagai berikut : - Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatau sistem adata istiadat tertentu yang bersifat continue dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. - Selo soemardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. - Paul B. Horton dan C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relative mandiri hidupa bersama-sama dalam waktu yang cukup lama tinggal disuatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut. - J.L Giliin dan J.P Giliin, masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan-kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. - Emile Durkhem, masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri. - Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok secara ekonomi. Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat adalah manusia yang hidup bersma di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. 1



Faktor-Faktor Atau Unsur-Unsur Masyarakat



Menurut soerjono soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut :



5



a. Beranggotakan minimal dua orang b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan c. Berhubungan dengan waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat. d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat. Dalam masyarakat pasti akan ada interaksi sosial, yang bermula dari individu melakukan tndakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatan yang ditunjukan atau dipengaryhi orang lain untuk maksud dan tujuan tertentu oleh karena adanya sifat mempengaruhi satu sama lain, tindakan ini menyebabkan hubungan sosial. Jika sosial ini berlangsung timbalbalik maka akan menciptakan interaksi sosial.



2.2. INTERAKSI SOSIAL 2.2.1 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Kun dan Juju (2006), Dalam kamus besar Bahasa Indonesia interaksi didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi hubungan atau saling mempengaruhi dengan demikian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Didalam hubungan tersebut atau kelompok bekerjasama atau berkonflik melakukan interaksi baik formal atau non formal, baik langsung atau tidak langsung. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan timbal balik yang melibatkan aspek sosial dan kemanusiaan antar kedua belah pihak seperti fisik, ekonomi dan kepentingan didalam interaksi salah satu pihak memberikan stimulus atau aksi dan pihak lainnya memberikan respon atau reaksi atas aksi yang dilakukan oleh pihak lainnya, tidak seperti interaksi antara manusia dengan benda mati karena itu tidak



6



akan menimbulkan interaksi karena si benda mati tidak melakukan reaksi atas aksi atau stimulus yang dilakukan oleh manusia tersebut. 2.2.2 Ciri-Ciri Interaksi Sosial Proses interaksi sosial di dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut ; a. Adanya dua orang pelaku atau lebih b. Adanya hubungan timbal-balik antar pelaku c. Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung atau tidak langsung d. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas 2.2.3 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Proses interaksi sosial dalam masyarkat terjadinya apabila terpenuhi dua syarat sebagai berikut: a.



Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan percakapan, maupun tatap muka sebagai wujud aksi dan reaksi.



b.



Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lainyang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.



2.2.4 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk yaitu a. Asosiatif Bersifat mengarah pada bentuk penyatuan terdiri atas beberapa hal berikut : 1) Kerjasama,



terbentuk



karena



masyarakat



menyadari



adanya



kepentingan yang sama untuk mencapai tujuan bersama. 2) Akomodasi, suatu proses penyesuaian dalam interaksi untuk mengurangi, mencegah atau mengatasi ketegangan dan kekacauan. Proses ini dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu : -



Coeraon, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan, misalnya perbudakan.



7



-



Kompromi, yaitu bentuk akomodasi antara pihak-pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya agar mencapai suatu penyelesaian pada konflik.



-



Mediasi, yaitu cara menyelesaikan konflik dengan bantuan pihak ke tiga yang netral.



-



Arbitration, yaitu meminta bantuan pihak ketiga dengan dipilih oleh kedua belah pihak. Contoh, konflik buruh-buruh pengusaha dan badan perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.



-



Adjudication (peradilan), suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.



-



Statelemate, pihak yang bertentangan mimiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin untuk maju dan mundur. Contoh goncatan senjata.



-



Toleransi, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan.



-



Consiliation, usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih agar mencapai persetujuan bersama.



3) Asimilasi Proses yang menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan dalam masyarakat seperti usaha menyamakan sikap mental dan tindakan. Asimilasi timbul apabila munculnya kelompok masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda, dan kemudian bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sabagai kebudayaan campuran. 4) Akulturasi Proses yang muncul apabila suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatau kebudayaan asing sehingga unsur kebudayaan itu diterima diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.



8



b.



Disosiatif Interaksi yang mengarah pada bentuk pemisahan yang terbagi dalam



tiga bentuk, yaitu sebagai berikut : 1) Kompetisi, suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok agar memperoleh kemenangan. 2) Kontravensi, bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan, pertentangan atau konflik, wujudnya antara lain tidak senang, menghalangi, menghasut, memfitnah, dan lain sebagainya. 3) Konflik, proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan masalah yang mengganjal di antara mereka yang bertikai. 2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial a.



Sugesti, proses pemberian pandangan atau pengaruh kepada orang lain dengan cara tertentu dan diikuti tanpa berfikir panjang. Contohnya seorang remaja putus sekolah akan mudah ikut-ikutan terlibat kenakalan remaja.



b.



Imitasi, pembentukan nilai dengan meniru cara-cara orang lain. Contohnya. Seorang anak sering meniru kebiasaanorang tua.



c.



Identifikasi, meniru dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya. Contoh meniru gaya artis.



d.



Simpati, perasaan tertarik yang timbul dan membuat merasa seolah-olah berada dalam keadaan ojrang lain. Contoh mengucap selamat ulang tahun.



e.



Empati, rasa haru ketika seorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian, dan merupakan kelanjutan dari rasa simpati. Contohnya ketika orang kecelakaan kita berempati membantu korban.



9



f.



Motivasi, dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan dan muncul dari pengaruh orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.



2.3.



STRUKTUR SOSIAL Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur



tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal. Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut: 



George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.







George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.







William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.







Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan sosial.



2.3.1 Ciri-ciri Struktur Sosial 1. Muncul pada kelompok masyarakat Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat. Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula. 2. Berkaitan erat dengan kebudayaan



10



Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:



a. Keadaan geografis Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain. b. Mata pencaharian Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri. c. Pembangunan Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin. 3. Dapat berubah dan berkembang Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. 2.3.2 Fungsi Struktur Sosial 1. Fungsi Identitas Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.



11



2.   Fungsi Kontrol Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit. 3. Fungsi Pembelajaran Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan. 2.3.3 Bentuk Struktur Sosial Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Masing-masing punya ciri tersendiri. 1. Stratifikasi Sosial Stratifikasi berasal dari kata strata atau tingkatan. Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatantingkatan. Ukuran yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan, atau kekuasaan. Max Weber menyebutkan bahwa kekuasaan, hak istimewa dan prestiselah yang menjadi dasar terciptanya stratifikasi sosial. Adanya perbedaan dalam jumlah harta, jenjang pendidikan, asal-usul keturunan, dan kekuasaan membuat manusia dapat disusun secara bertingkat. Ada yang berada di atas, ada pula yang menempati posisi terbawah. Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi dua: a)      Stratifikasi Sosial Tertutup Adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial). Dalam system ini cendrung membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan yang lain, baik merupakan gerak keatas atau kebawah. Didalam sistem demikian itu, satu- satunya jalan



12



untuk masuk menjadi anggota dari ssuatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. b)      Stratifikasi Sosial terbuka Adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada masyarakat modern. Dalam system ini setiap anggota masyarakatnya lebih cendrung mempunyai kesempatan untuk berusaha dangan kecakapan sendiri untuk naik kelapisan. Pada umumnya lapisan ini memberikan rangsangan yang lebih besar kepada anggota masyarakat untuk dijadiakn sebagai landasan pembangunan dari pasa yang tertutup. Disamping itu menurut para ahli Sosiologi system ini dapat dibagi menjadi enam lapisan kelas yaitu kelas atas atas ( upper-upper ), atas bawah ( lower upper ), menengah atas ( upper middle ), menengah bawah ( lower middle ), bawah atas ( upper lower ), dan bawah-bawah ( lower-lower). Dalam hal ini dapat kita cari juga unsur-unsur yang terdapat dalam lapisan masyarakat tersebut. Dimana unsur-unsurnya itu adalah kedudukan ( status ) dan peranan ( role ) yang merupakan unsur-unsur baku dalam system berlapis-lapis. Hubungan antara kedudukan dan individu itu sangat penting karena langgengnya suatu masyarakat tergantung dari hubungan tersebut. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut : 1. Kedudukan ( status ) Dalam kedudukan dapat dibagi menjadi dua pengertian yang pertama berdasarkan status dan yang kedua berdasarkan sosial,yang akan dijelaskan seperti dibawah ini  Ascribed status Adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan, kedudukan tersebut diperoleh



karena



kelahiran,



misalnya



kedudukan



anak



seorang



bangsawan adalah bangsawan pula. Pada umumnya ascribed status di jumpai pada masyarakat- masyarakat dengan sistem berlapis-lapisan yang tertutup.  Achived Status



13



Adalah kedudukan yang dcapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa tergantung dari kemampuannya masingmasing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuanya.



2. Peranan (Role) Pembedaan antara kedudukan dari peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan; keduanya tak dapat di pisah-pisahkan, oleh karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya oleh karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya juga demikian; tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanp peranan. Sebagaimana halnya dengan kedudukan, suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal, yaitu 



peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyrakatan.







Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi..







Peranan juga dapat di katakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat



c)      Stratifikasi Sosial Campuran Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial terbuka bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup. Anggotanya kemudian menjadi anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus menyesuaikan diri terhadap dua stratifikasi yang ia anut. Menurut dasar ukurannya, stratifikasi sosial dibagi menjadi: a. Dasar ekonomi Berdasarkan status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat dibagi menjadi: 1) Golongan Atas



14



Termasuk golongan ini adalah orang-orang kaya, pengusaha, penguasan atau orang yang memiliki penghasilan besar. 2) Golongan Menengah Terdiri dari pegawai kantor, petani pemilik lahan dan pedagang.; 3) Golongan Bawah Terdiri dari buruh tani dan budak. b. Dasar pendidikan Orang yang berpendidikan rendah menempati posisi terendah, berturutturut hingga orang yang memiliki pendidikan tinggi.



c. Dasar kekuasaan Stratifikasi jenis ini berhubungan erat dengan wewenang atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata sosialnya. Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan terlihat dalam dunia politik. Dampak adanya stratifikasi sosial: 1) Dampak Positif Orang yang berada pada lapisan terbawah akan termotivasi dan terpacu semangatnya untuk bisa meningkatkan kualitas dirinya, kemudian mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih tinggi. 2) Dampak Negatif Dapat menimbulkan kesenjangan sosial 2



Diferensiasi Sosial



Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar. Jenis diferensiasi antara lain:



15



a. Diferensiasi ras Ras adalah suatu kelompok manusia dengan ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat dibagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras Mongoloid.



b. Diferensiasi suku bangsa Suku bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua. c. Diferensiasi klen Klen merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan tradisi. Dalam masyarakat Indonesia terdapat 2 bentuk klen utama, yaitu: a) Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) Contohnya yang terdapat pada masyarakat Minangkabau. b) Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) Contohnya yang terdapat pada masyarakat Batak. d. Diferensiasi agama Di Indonesia kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan lainnya. e. Diferensiasi profesi Masyarakat biasanya dikelompokkan atas dasar jenis pekerjaannya. f. Diferensiasi jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin, masyarakat dibagi atas laki-laki dan perempuan yang memiliki derajat yang sama.



16



BAB III. PENUTUP 2.4.



KESIMPULAN Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama disuatu wilayah tertentu



dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tardisi, dan perasaan, persatuan yang sama. Sedangkan interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesame manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu antar kelompok maupun antar individu dan kelompok. Sedangkan struktur sosial adalah tatanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan batas – batas perangkat unsur – unsur sosial yang mengacu kepada suatu keteraturan prilaku di dalam masyarakat



17



DAFTAR PUSTAKA Maryati, K,dan J. Suryawati. 2006. Sosiologi I. Erlangga: Jakarta



18