Interprofesional Colaboration [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Dosen pembimbing : Anisa Purnamasari , S.kep .,Ns.,M.Kep KDK 1 INTERPROFESIONAL COLABORATION



DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :



 Muhammad Farhant Ruksanan



: P201901061



 Sitti Masyithah Ayu Lestari



: P201901052



 Nurlis Fatrima



: P201901063



 Ayu Safitri



: P201901044



 Ika Tasmawati



: P201901053



 Citra Ayu



: P201901082



 Nurfadillah Hasan



: P201901070



PRODI. S1 KEPERAWATAN STIKES MANDALA WALUYA KENDARI TA .2019



KATA PENGANTAR         Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami telah menyelesaikan tugas ini dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Dosen selaku Dosen mata pelajaran kuliah KDK 1 .          Tugas makalah ini merupakan salah satu tugas di bidang mata pelajaran kuliah



kami



yang



bertujuan



untuk



memperoleh



informasi



tentang



“Interprofesional collaboration”. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Apa itu? “Kolaborasi interprofesional”.         Dengan terselesaikannya tugas makalah kami ini, maka kami berharap telah memenuhi tugas KDK dan mendapatkan respon yang baik dari dosen . Serta bermanfaat bagi teman-teman sekalian. kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.



i



DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar 1 Belakang ............................................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 2 1.3. Tujuan ......................................................................................... BAB. II. PEMBAHASAN 2.1. Definisi Interprofesional Collaboration....................................... 2.2. Pelaksanaan Interproesional Collaboration.................................. 2.3. Penerapan Interprofesional Collaboraion..................................... 2.4. Proses Dan Elemen Interprofesional Collaboration..................... 2.5. Strategi Interprofesional Collaboration........................................ 2.6. Pendekatan Interprofesional Collaboration secara holistic.......... 2.7. Manfaat Interprofesional Collaboration ...................................... 2.8. Faktor Yang Mempengaruhi Kesenjangan Berkolaborasi ..........



3 3 4 5 5 6 7 7



BAB. III. PENUTUP 8 3.1. Kesimpulan................................................................................. 8 3.2. Saran ........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA



ii



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem



kesehatan



dunia



saat



ini



dalam



kondisi



krisis,sehingga



menyebabkan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak terpenuhi. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan maternitas belum optimal. Salah satu solusi yang ditawarkan saat ini adalah penerapan interprofessional collaborative practice. Saat ini, sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum menerapkan kesetaraan dalam kolaborasi tim. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi persepsi dan penerimaan terhadap interprofessional collaborative practice bidang maternitas pada tenaga kesehatan. IPC adalah kemitraan antara tenaga kesehatan dengan latar belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan. Namun kenyataannya di beberapa rumah sakit besar di Indonesia masih belum tampak kolaborasi tim. Salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan kolaborasi interprofesi adalah karena buruknya komunikasi antar profesi. 1.2 Rumusan Masalah 



Apa Definisi Interprofesional Collaboration







Bagaimana Pelaksanaan Interprofesional Collaboration







Bagaimana Penerapan Interprofesional Collaboration Dirumah Sakit







Apa Saja Elemen Interprofesional Collaboration







Bagaimana Strategi Interprofesional Collaboration







Bagaimana Pendekatan Interprofesional Collaboration







Apa Saja Manfaat Interprofesional Collaboration







Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Kesenjangan Berkolaborasi



1



1.3 Tujuan Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengedukasi masyarakat ,mahasiswa dan pelajar lain agar lebih dalam mengetahui kolaborasi di rumah sakit makalah ini membantu masyrakat , mahasiswa dan pelajar untuk mengetahui definisi



interprofesional



collaboration



,



mengetahui



pelaksanaan



interprofesional collaboration , mengetahui penerapan interprofesional collaboration di rumah sakit , mengetahui elemen interprofesional collaboration , mengetahui strategi interprofesional collaboration ,mengetahui pendekatan interprofesional collaboration secara holistic,mengetahui manfaat interprofesional collaboration dan dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kesenjangan dalam berkolaborasi.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Interprofesional Collaboration Interproffesional Collaboration (IPC) adalah kerja sama dengan satu atau lebih anggota tim kesehatan untuk mencapai tujuan umum dimana masingmasing anggota memberikan kontribusi yang untuk sesuai dengan batasannya masing masing. Interprofessional collaboration (IPC) merupakan wadah kolaborasi efektif untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien yang di dalamnya terdapat profesi tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, dan fisio terapi (Health Professional Education Quality (HPEQ) 2011) 2.2 Pelaksanaan Interprofesional Collaboration Penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan oleh berbagai kelompok profesi. Para professional utama yang memberikan asuhan kepada pasien di rumah sakit adalah staf medis baik dokter maupun dokter spesialis, staf klinis keperawatan (perawat dan bidan), nutrisionis dan farmasis yang rutin dan pasti selalu berkontrak dengan pasien, akan tetapi tidak kalah pentingnya profesional lain yang berfungsi melakukan asuhan penunjang kepada analis laboratorium, penata rontgen, fisio terapis. Penyediaan pelayanan yang paling sesuai disuatu rumah sakit untuk mendukung dan merespon perencanaan dan koordinasi tingkat tinggi, dapat membantu mengurangi masalah patient safety (WHO,2009)



3



Kolaborasi interprofesional dilingkungan kerja professional telah diakui oleh keperawatan, kedokteran gigi, kedokteran, dokter, farmasi, dan kesehatan masyarakat organisasi professional sebagai komponen penting untuk aman, tinggi, kualitas, diakses, petawatan pasien berpusat. Kolaborasi professional bekerja di profesi kesehatan untuk bekerja sama, berkolaborasi, berkomunikasi dan mengintegrasikan pelayanan dalam tim untuk memastikan perawatan



yang



terus



menerus



dan



dapat



diandalkan.



(InterprofesionalPendidikan Collaborative Panel Ahli, 2011) 2.3 Penerapan Interprofesional Collaboration Di rumah sakit 



Adanya rasa saling percaya dan menghormati







Saling memahami dan saling menerima keilmuan masing – masing







Memiliki citra diri positif







Memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan pengalaman)







Mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan







Keinginan untuk bernegosiasi



 Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika : 



Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama







Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya







Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik







Masing-masing profesi mengakui keahlian dan profesi lain yang tergabung dalam tim



 Model praktekkolaborasi : 



Interaksi Perawat-Dokter dalam persetujuan praktek







Kolaborasi Perawat-Dokter dalam memberikan pelayanan







Tim ini terdisiplin atau komitmen



4



Menurut Interprofessional Education Collaborative Expert Panel di Amerika



Serikat



dalam



Care



Competencies



for



Interprofessional



Collaborative Practice 2011, domain kompetensi interprofesi dalam melaksanakan pratek kolaborasi adalah etika interprofesi, peran dan tanggung jawab, komunikasi, serta kerja sama dalam tim.Keempat domain tersebut dapat dicapai dan dikembangkan oleh tenaga kesehatan melalui proses yang memberikan kesempatan untuk secara bersama-sama berinteraksi antar negara kesehatan dari latar belakang profesi yang berbeda sehingga kedepannya tenaga kesehatan akan lebih siap melaksanakan praktek kolaborasi dalam pelayanan kesehatan. 2.4 Proses Dan Elemen Interprofesional Collaboration Proses mengembangkan dan memelihara hubungan kerja yang efektif dengan pelajar , praktisi , pasien / klien / keluarga dan masyarakat untuk memungkinkan hasil kesehatan yang optimal. Elemen kolaborasi termasuk rasa hormat, kepercayaan, pengambilan keputusan bersama, dan kemitraan.(Canadian interprofessional health collaborative, 2010) 2.5 Strategi Interprofesional Collaboration  Strategi kolaborasi interprofesional :  Komunikasi terbuka 



Peran dan tanggung jawab yang jelas







arah yang jelas







suasana hormat







dibagikan secara bertanggung jawab atas keberhasilan tim







pengakuan dan pemrosesan konflik







mekanisme untuk mengevaluasi hasil dan menyesuaikan sesuai



5



2.6 Pendekatan Collaboration Interprofesional Secara Holistic Dalam asuhan klinis, pemberian yang terdiri dari berbagai profesi bekerja dalam sebuah tim dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sebagai clinical leader-nya. Tim akan bekerja dengan baik apabila dapat melakukan fungsinya secara efektif sehingga luaran atau outcome mewujudkan kerja sama yang baik antara anggota tim. Kerja tim yang baik tergantung pada komitmen dan komponen dari komponen tim tersebut, akan membuat tim tersebut berjalan secara bersamaan atau hanya akan berjalan sesuai dengan arah profesi masing-masing. Praktik kolaborasi interprofesi (interprosessional collaborative practice) adalah asuhan yang kompherensif kepada pasien oleh multi profesi pemberian asuhan yang berkolaborasi dalam tim untuk memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai kebutuhan pasien. Dalam interprofessional collaborative practice terdapat 6 domain (RNAO, 2013), yaitu : 



Pendapat keahlian( care expertise ).







Kekuatan dan kewenangan ( shared power )







Kepemimpinan kolaboratif ( collaborative leadership)







Optimasi profesi, peran dan ruang lingkup ( optimizing profession, role, and scopes)







Pengambilan kebutuhan bersama ( shared decision making)







Kelompok yang difungsikan dengan baik ( group functioning)



6



2.7 Manfaat Interprofesional Collaboration Dalam hal persepsi terhadap manfaat kolaborasi interprofesi, semua responden memiliki persepsi yang positif terhadap pelaksanaan kolaborasi interprofesi. Responden menyebutkan bahwa kolaborasi interprofesi selain bermanfaat bagi pasien karena pelayanan lebih komprehensif, juga bermanfaat bagi tenaga kesehatan karena meningkatkan pengetahuan, wawasan serta hubungan interpersonal antar tenaga kesehatan. Persepsi responden terhadap manfaat kolaborasi interprofesi tersebut didukung



oleh



pernyataan



yang



dikemukakan



oleh



Kramer



dan



Schmalenberg7 yang menyatakan bahwa praktik kolaborasi merupakan usaha yang sangat baik karena hubungan tersebut memberikan outcome yang baik bagi pasien dan juga bagi individu yang terlibat dalam kolaborasi. 2.8 Faktor Yang Mempengaruhi Kesenjangan Berkolaborasi Faktor yang mempengaruhi dikarenakan masih adanya perasaan inferior dari profesi satu terhadap profesi yang lain. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan tingkat pendidikan dan pengetahuan. Perbedaan tingkat pengetahuan dan pendidikan antar profesi dapat berdampak pada kemampuan anggota profesi dalam bertukar pikiran dengan profesi lain, juga berdampak pada perbedaan interpretasi terhadap masalah kesehatan pasien sehingga akan mempengaruhi kualitas penanganan yang diberikan. Kesenjangan tingkat pendidikan dan pengetahuan ini akan menghambat proses komunikasi yang efektif. Menurut Siegler dan Whitney, kesenjangan yang terjadi antar profesi dapat terjadi karena pola pikir yang ditanamkan sejak awal proses pendidikan. Mahasiswa kedokteran pra-klinis sering terlibat langsung dalam aspek psikososial perawatan pasien melalui kegiatan tertentu seperti gabungan bimbingan–pasien. Selama periode tersebut hampir tidak ada kontak formal dengan para perawat, pekerja sosial atau profesional kesehatan lain. Sebagai praktisi memang mereka berbagi lingkungan kerja dengan para perawat tetapi mereka tidak dididik untuk menanggapinya sebagai kolega.



7



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Peningkatan komunikasi secara efektif dengan tim kesehatan lain dibutuhkan dalam pelaksanaan Interprofessional Collaboration sehingga petugas kesehatan dapat melakukan tindakan pelayanan kesehatan yang aman dan efektif. 3.2 Saran Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan komunikasi antar profesi adalah dengan catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik . dan diharapkan untuk mewujudkan kolaborasi yang baik dengan cara saling menghargai satu sama lain , saling menghormati dan menjaga komunikasi dengan baik.



8



DAFTAR PUSTAKA Interprofesional Pendidikan Collaborative Panel Ahli, 2011 WHO Interprofessional Collaboration, 2009 Jurnal : Interprofessional Education Collaborative Expert Panel, 2011.Care Competencies for Education Collaborative, Washington D.C. Jurnal : Novi Z.A , sugiarsih&hafidzahnurmaturi, 2017 Implementasi case management system di rumahsakit, GadjahMaja University Press Vol : 4/ No : 1/Maret, 2015 Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia Jurnal : Orbayinah Dan Utami, 2015 Students’ Perception on Interprofessional Education, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta