Intoksikasi Minyak Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INTOKSIKASI MINYAK TANAH



A. Pendahuluan Intoksikasi atau keracunan merupakan keadaan darurat pada anak-anak. Intoksikasi minyak tanah merupakan bentuk keracunan zat rumah tangga akibat tertelan yang menyumbangkan kasus sebanyak 40,7% dan pada penelitian lain dilaporkan angka kejadiannya sebanyak 33,7%. [1] Keracunan minyak tanah atau dikenal juga pada beberapa Negara sebagai keracunan kerosin atau parafin merupakan penyebab kematian eksternal yang berbeda dari cedera yang tidak disengaja pada anak-anak yang berusia antara 1 sampai 14 tahun pada Tahun 2000 hingga 2001. Keracunan minyak tanah menempati peringkat keempat setelah kecelakaan lalu lintas, kebakaran dan tenggelam. Konsumsi parafin terutama mempengaruhi anak-anak di bawah usia 5 tahun, dengan puncak insiden antara usia 1 hingga 3 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, kejadian menelan parafin telah terbukti lebih besar antara laki-laki daripada perempuan, dengan rasio dilaporkan 1,3:1. [2] Paparan produk seperti minyak tanah lebih sering terjadi pada negara-negara berkembang di mana rendahnya status ekonomi dan frekuensi penggunaan minyak untuk memasak pada daerah pedesaan merupakan penyebab utama sehingga mudah diakses anak-anak. Kejadian tertelan kerosin merupakan kasus yang berkembang di dunia. Minyak tanah diabsorbsi buruk pada saluran cerna namun dapat teraspirasi masuk ke saluran pernapasan pada anak yang muntah sehingga



Intoksikasi Minyak Tanah



1



pada keracunan minyak tanah keluhan awal yang terjadi yaitu keluhan respirasi. Menelan > 1 ml kerosene oil berhubungan dengan komplikasi pulmonal. [3, 4]



B. Definisi Minyak tanah (kerosene atau paraffin) merupakan hasil sampingan penyulingan minyak bumi. Secara kimiawi terdiri dari rangkaian hidrokarbon. Minyak tanah yang dipergunakan sebagai bahan bakar dapat menyebabkan keracunan apabila terminum oleh manusia. Intoksikasi atau keracunan minyak tanah merupakan masalah yang paling sering terjadi pada anak-anak, keracunan minyak tanah paling sering dialami oleh anak berusia < 6 tahun atau paling banyak terjadi pada kelompok usia di bawah 5 tahun. [5, 6]



C. Etiologi Parafin atau minyak tanah atau kerosin yang mengandung hidrokarbon memiliki viskositas (perlengketan) yang rendah, tegangan permukaan yang rendah, dan volatilitas (penguapan) yang tinggi. Ketika anak menelan parafin, hidrokarbon yang terkandung akan teraspirasi dan masuk hingga saluran pernapasan paling bawah. Bila teraspirasi, hidrokarbon dapat mengiritasi dan menghilangkan surfaktan menghasilkan pneumonitis kimiawi. Penemonitis akibat bahan kimia dilaporkan terjadi 12-40% pada anak yang dirawat akibat menelan parafin. [7] Aspirasi atau inhalasi sejumlah kecil molekul parafin sangat berhubungan dengan pneumonitis nekrosis hemoragi. Sebagai tambahan, membahayakan fungsi



Intoksikasi Minyak Tanah



2



paru-paru karena pneumonia pada anak dengan risiko tinggi yaitu bila memiliki penyakit paru lain seperti asma atau tuberkulosis. [7] Anak yang mengokonsumsi parafin menunjukan gejala mulai dari demam, muntah, batuk dengan retraksi interkosta, penurunan suara napas, krepitasi, somnolen, stupor, dan kejang. Gejala yang terakhir mengindikasikan perubahan serius pada sistem saraf pusat. [7]



D. Faktor Risiko Faktor risiko yang paling jelas untuk konsumsi minyak tanah adalah sebagai berikut : [2,7] 1. Usia. Anak memiliki kognitif, psikologi, dan psikomotor yang belum matang, anak-anak memiliki risiko tinggi menelan racun karena mereka bereksplorasi, mereka membaui dan merasakan. Mereka sering salah membedakan parafin dengan air jernih, sprite, atau lemon dan minuman sejenisnya. Beberapa penelitian menunjukan angka kejadian keracunan tertinggi pada anak 3 tahun atau lebih muda. 2. Adanya parafin dalam lingkungan domestik. Parafin adalah yang paling sering Sumber energi yang digunakan untuk memasak, setelah listrik sehingga parafin atau kerosin atau minyak tanah mudah dijangkau oleh anak-anak. 3. Tidak adanya kemasan yang aman. Dalam distribusi parafin wadah yang digunakan tidak jelas dan tidak berlabel. Parafin sering disimpan dalam cool drink, susu dan jus botol atau kemasan lainnya, minyak tanah adalah cairan tak



Intoksikasi Minyak Tanah



3



berwarna dan biasanya disimpan dalam wadah yang sama dengan yang digunakan untuk menyimpan air sehingga mudah ditemukan oleh anak-anak. 4. Penyimpanan yang tidak aman dari parafin, yaitu dalam jangkauan anak-anak, telah diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk konsumsi parafin. Penelitian oleh Krug et al. ( 1994) menunjukkan bahwa 75 % dari anak-anak dalam studi itu memiliki akses ke wadah parafin, yang telah dikaitkan dengan kepadatan penduduk dan ruang penyimpanan yang terbatas. 5. Kurangnya pengawasan orang tua adalah sering disebutkan faktor risiko keracunan, ditemukan bahwa minoritas anak-anak (12 % - 25 %) berada di bawah pengawasan orang dewasa ketika menelan parafin. Selain itu juga ditemukan sebanyak 19 % sampai 33 % dari kasus lainnya, hal ini menyiratkan bahwa pengawasan orang dewasa mungkin diperlukan untuk mencegah keracunan.



E. Toksikologi Efek racun dari minyak tanah adalah terkait dengan sifat fisik, yang meliputi volatilitas tinggi, viskositas rendah dan tegangan permukaan yang rendah. Minyak tanah kurang diserap setelah dikonsumsi tapi penyerapan yang cepat dapat terjadi setelah inhalasi atau aspirasi paru. [8] Meskipun penyerapan mungkin minimal, hal ini juga tergantung pada jumlah tertelan. Karena itu, ketika jumlah besar tertelan, minyak tanah lebih cenderung untuk dapat diserap ke dalam sirkulasi umum. Selain itu, berat atau ringannya gejala yang dapat ditimbulkan bila minyak tanah terminum oleh



Intoksikasi Minyak Tanah



4



seseorang tergantung pada apakah selain tertelan, minyak tanah tersebut sebagian juga teraspirasi ke dalam paru atau tidak. Aspirasi dapat terjadi pada saat tertelan atau pada saat minyak tanah yang sudah tertelan tersebut dimuntahkan kembali. Bila teraspirasi ke dalam paru, dapat menyebabkan keracunan akut, perdarahan dan bronkopneumonia yang dapat menyebabkan kematian. Kematian yang timbul adalah sebagai akibat asfiksia karena edema dan konsolidasi paru. [5] Selain itu dapat terjadi depresi susunan saraf pusat. Minyak tanah yang terinhalasi menyebabkan efek sistemik yang lebih kuat dari pada minyak tanah yang diminum. Hal ini terjadi karena penyerapan minyak tanah pada usus lebih lambat. Sedangkan bila terjadi pada paru dapat menyebabkan kelainan paru setelah masuk ke paru melalui aliran darah. [2] Di samping kelainan iritasi lokal dan depresi susunan saraf pusat, keracunan minyak tanah dapat menyebabkan kerusakan pada alat tubuh lain berupa kelainan degeneratif dan perdarahan di hati, ginjal, limpa, dan sumsum tulang yang bersifat reversibel. [7]



F. Diagnosis Diagnosis keracunan minyak tanah dapat dibuat bahkan tanpa adanya parameter laboratorium tertentu jika ada riwayat positif paparan (konsumsi) didukung oleh tanda pernapasan dan neurologis yang mendukung. Gejala keracunan minyak tanah dapat dibagi dalam gejala inhalasi dan gejala akibat minyak tanah yang terminum. [8]



Intoksikasi Minyak Tanah



5



1. Manifestasi Klinis. [5,8] a. Gejala pada susunan saraf pusat berupa mengantuk atau koma yang terjadi segera setelah minum minyak tanah. Umumnya hidrokarbon yang merangsang SSP (Sistem Saraf Pusat) pada dosis rendah tetapi depresan SSP pada dosis tinggi. Efek minyak tanah mirip pada pasien dengan intoksikasi alkohol; akhirnya akan ada kelesuan, sakit kepala, penurunan kesadaran dan koma. Kejang diyakini akibat hipoksia. b. Gejala fibrilasi ventrikel, walaupun jarang terjadi. Efek lainnya termasuk dysarrhythmias. Fibrilasi ventrikel dapat terjadi karena minyak tanah menyebabkan sensitasi jantung terhadap katekolamin eksogen dan endogen (epinefrin dan norepinefrin). c. Gejala pada paru berupa bronkopneumonia akibat aspirasi trakeobroncial. Gejala pernapasan umumnya mulai dalam beberapa jam pertama setelah paparan dan biasanya sembuh dalam 2-8 hari. Gejala iritatif pada faring, esophagus, dan usus halus selai itu dapat menyebabkan perasaan terbakar pada mulut, tenggorok, esophagus dan ulkus pada mukosa. d. Dalam saluran pencernaan, setelah iritasi lokal nyeri perut, mual dan muntah terjadi. Muntah meningkatkan kemungkinan aspirasi paru. e. Pada keracunan minyak tanah yang berat dapat pula dilihat kelainan pada hati dan ginjal, pada urin ditemukan albuminuria. Toksisitas sumsum tulang dan hemolisis. Kematian biasanya timbul akibat asfiksia.



Intoksikasi Minyak Tanah



6



2. Pemeriksaan Penunjang



[5,8]



a. Pemeriksaan Radiologis. Foto Thorax dilakukan pada semua pasien bergejala untuk menentukan tingkat cedera serta untuk menyingkirkan perbedaan yang meliputi atelektasis, cedera inhalasi, near drowning, pneumonia dan respiratory distress Syndrome. Awalnya radiografi dada mungkin normal tetapi temuan positif berkembang selama beberapa jam pertama setelah konsumsi minyak tanah. Temuan umum meliputi kekeruhan perihilar dan infiltrasi kedua basis paru. b. Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan seperti hitung darah lengkap, serum, elektrolit, urea dan kreatinin, serta tes fungsi hati dilakukan untuk membantu penanganan dan memantau komplikasi pada sistem organ lain.



G. Pengobatan Pada kasus intoksikasi atau keracunan minyak tanah, terapi yang sebaiknya digunakan adalah sebagai berikut : [4, 5,8,9] 1. Stabilisasi saluran pernapasan selalu menjadi prioritas utama penanganan pada pasien dengan keracunan hidrokarbon. Oksigen diberikan pada semua pasien. Intubasi dan ventilasi mekanik digunakan pada pasien dengan oksigen yang inadekuat atau gangguan pernapasan berat dan penurunan tingkat kesadaran. Bronkodilator dapat digunakan pada pasien yang dicurigai mengalami bronkospasme.



Intoksikasi Minyak Tanah



7



2. Dekontaminasi gaster pada kasus tertelan oral. Dekontaminasi



gaster



biasanya



dengan



menggunakan



arang



aktif.



Dekontaminasi gaster sendiri masih diperdebatkan. Jika dekontaminasi gaster dilakukan, saluran pernapasan harus distabilkan untuk meminimalkan risiko aspirasi sekunder pada pasien yang muntah. Akibat komplikasi dari hidrokarbon adalah aspirasi, penggunaan dekontaminasi gaster hanya untuk kasus tertelan pada usus besar untuk menurunkan risiko dari keracunan sistemik. 3. Bila diperlukan lakukan IVFD, pertahankan cairan intravena pada pasien karena peningkatan hiperventilasi. 4. Antibiotika sebagai profilaksis. Antibiotik diindikasikan bila ada bukti infeksi bakteri. 5. Bila gejala depresi susunan saraf pusat jelas terlihat, dapat diberikan kafein. Depresi pernapasan menggunakan kafein dengan dosis kafein 200-500 mg IM. Sedangkan untuk perbaikan sirkulasi menggunakan kafein Na-benzoat 0,5 g IM/IV. 6. Pemakaian adrenalin harus dihindari karena miokardium pasien sudah sensitif akibat intoksikasi minyak tanah. 7. Obat yang dapat menimbulkan muntah (misalnya penggunaan Ipecac) dianggap tidak boleh dalam pengelolaan keracunan minyak tanah karena dapat menyebabkan aspirasi lebih lanjut dan memperburuk kondisi. 8. Alkohol dan minyak mineral tidak boleh diberikan karena dapat mempermudah absorbsi minyak tanah.



Intoksikasi Minyak Tanah



8



H. Komplikasi Pneumonia bakteri adalah hasil dari infeksi bakteri sekunder. Organisme umum terlibat termasuk Staphylococcus pyogenes, Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae dan basil gram negatif. Ini menyebabkan pneumonitis dapat memberat menyebabkan edema pulmonal dan hipoksemia dapat terjadi dalam hitungan jam atau hari atau setelah tertelan ketika anak tidak mampu bernapas dan demam hingga 400C. Tanda dari pneumonitis adalah batuk, takipneu dan takikardia, sianosis, krepitasi pulmonal dan rhonki. Hasil X-ray menunjukan perubahan pulmonal (konsolidasi non-segmentasi, terutama pada sisi sebelah kanan dan lobus bawah) tanpa tanda fisik terkait pulmonal. [8] Kejadian dari komplikasi sistem saraf pusat bervariasi tapi terjadi sedikitnya seperempat dari kasus. Paling banyak terjadi letargi dan paling sedikit mengalami semi-koma, koma dan kejang. [4] Toksisitas sumsum tulang dan hemolisis tidak sering namun harus diwaspadai terhadap kemungkinan gangguan irama jantung (seperti atrial fibrilasi dan ventricular fibrilasi) dan kegagalan hepar atau ginjal. Kontak dengan kulit dan membran mukosa bervariasi bentuk iritasi hingga bentuk bula. [4]



I. Prognosis Prognosis pasien tergantung seberapa banyak zat yang tertelan dan seberapa cepat pengobatan yang diterima. Kecepatan pasien mendapat pertolongan medis, memberikan peluang yang baik untuk perbaikan. Kerosin yang tertelan dapat menyebabkan kerusakan mulut, tenggorokan, esophagus, lambung dan usus. Jika



Intoksikasi Minyak Tanah



9



kerosin masuk ke paru-paru (aspirasi), sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Kerusakan dapat berlanjut dan menjadi berat beberapa minggu setelah tertelan minyak tanah. Kematian dapat terjadi beberapa bulan sesudah itu. [10]



J. Kesimpulan Kesimpulan berdasarkan penulisan mengenai Intoksikasi atau keracunan minyak tanah adalah sebagai berikut : 1. Intoksikasi minyak tanah merupakan kasus yang paling banyak dijumpai pada anak-anak terutama anak < 5 tahun dengan rasio perbandingan laki-laki lebih banyak dari perempuan. 2. Faktor risiko terkait intoksikasi minyak tanah antara lain umur, bebasnya minyak tanah tanpa label dan proses penyimpanan yang salah sehingga mudah ditemukan oleh anak-anak. 3. Keracunan minyak tanah dapat mengakibatkan gangguan baik pada sistem pernapasan, pencernaan, saraf, kardiovaskuler, maupun kerusakan organ-organ lain seperti hati dan ginjal. 4. Pengobatan diutamakan pada kestabilan saluran pernapasan dan pencegahan terjadinya aspirasi bila pasien muntah. 5. Komplikasi dapat terjadi pada pasien intoksikasi minyak tanah yaitu melibatkan sistem saraf, sistem pernapasan maupun toksisitas sumsum tulang dan hemolisis.



Intoksikasi Minyak Tanah



10



6. Prognosis pasien tergantung seberapa banyak zat yang tertelan dan seberapa cepat pengobatan yang diterima.



Intoksikasi Minyak Tanah



11