Ir Paracetamol [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA FISIKOKIMIA PERCOBAAN III SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH IDENTIFIKASI PARACETAMOL



OLEH :



NAMA



: ZARIMA QHOTIAH



NO. BP



: 1811013033



KELOMPOK / SHIFT



: 3 (TIGA) /2 (DUA)



HARI/TANGGAL



: SELASA / 17 NOVEMBER 2020



REKAN KERJA



: 1. MAISUNA BUNGA ULI



1811011046



2. ANNISA TRINANDA Y



1811012027



3. DINDA FADILA



1811013015



LABORATORIUM ANALISA FISIKOKIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 202



DAFTAR ISI



I.



PENDAHULUAN .................................................................................. 3 1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................... 3 1.2 TUJUAN ........................................................................................... 4



II. DASAR TEORI ...................................................................................... 5 III. METODE PERCOBAAN ..................................................................... 10 4.1 ALAT DAN BAHAN...................................................................... 10 4.2 CARA KERJA ................................................................................ 10 4.3 SKEMA .......................................................................................... 11 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 12 4.1 HASIL ............................................................................................ 12 4.2. PEMBAHASAN ............................................................................ 14 V. KESIMPULAN ..................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18 LAMPIRAN ................................................................................................ 19



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Spektroskopi Inframerah merupakan suatu cara untuk mendeteksi struktur suatu senyawa dan gugus-gugus fungsinya. Ada tiga rentang jenis spektroskopi inframerah yaitu ada Inframerah dekat dengan rentang panjang gelombang 0,82,5 µm, bilangan gelombang 12.500-4000 cm-1 fungsi dari spektroskopi IR dekat ini untuk analisis kuantitatif identifikasi gugus fungsional. Lalu ada Spektroskopi IR tengah dengan rentang panjang gelombang 2,5-50 µm, bilangan gelombang 4000-200 cm-1 . Fungsinya yaitu analisis kuantitatif deteksi senyawa pengganggu. Kemudian ketida ada spektroskopi IR jauh dengan rentang panjang gelombang 50-1000 µm dan dengan bilangan gelombang 200-20 -1 . Fungsi dari Spekroskopi IR jauh yaitu analisis struktur molekul. Penyebab terjadinya serapan frekuensi inframerah, setiap frekuensi cahaya termasuk inframerah mempunyai energi tertentu. Apabila frekuensi cahaya yang dilewatkan diserap oleh senyawa yang diinvestigasi, berarti energi tersebut ditransfer pada senyawa. Kebanyakan metode-metode inframerah untuk analisis kuantitatif sederhana menggunakan intensitas gugus-gugus C=O, N–H atau O–H. Pita ulur C=O adalah yang paling sering digunakan karena pita karbonil memberikan pita serapan yang kuat dan daerahnya relatif bebas dari gangguan oleh gugusgugus fungsional yang lain. Gugus karbonil tidak terpengaruh oleh perubahan kimia sebagaimana pita-pita O–H atau N–H yang mengalami perubahan karena adanya ikatan hidrogen. Pada objek praktikum ini diharapkan dapat memperkenalkan dan memahirkan praktikan



dalam



megidentifikasi



senyawa



dengan



metode.Spektroskopi



Inframerah. Dimana pada praktikum ini ditampilkan cara untuk menggunakan spektroskopi IR serta pembuatan pelet KBr secara lengkap. Dari praktikum ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana menafsirkan spectrum Inframerah dari suatu senyawa yang diuji. Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini supaya dapat mengetahui struktur dan gugus-gugus fungsi yang ada pada paracetamol yang dapat dilihat dari spectrum IR-nya.



3



1.2 TUJUAN PERCOBAAN Memperkenalkan dan memahirkan identifikasi senyawa dengan metode Spektrofotometri Inframerah



4



BAB II DASAR TEORI



2.1 DASAR TEORI Spektroskopi inframerah merupakan teknik analisis yang sangat populer untuk analisis berbagai jenis sampel, baik sampel produk farmasetik, makanan,cairan biologis, maupun sampel lingkungan. Karena pada spektroskopi ini melibatkan cahaya (foton). Alat yang digunakan untuk mengukur spektra disebut dengan spektrofotometer. Spektrum inframerah merupakan jenis spektrum yang spesifik terhadap suatu molekul yang akan memberikan informasi yang menyatu tentang gugus-gugus fungsional yang ada dalam molekul, termasuk jenis dan interaksinya, sidik jari, kuantitatif, yang mana intensitas puncak berkolerasi dengan konsentrasi, bersifat universal dan tidak merusak. 1 Sebagai sumber cahaya yang umum digunakan adalah lampu tungsten, Narnst glowers, atau glowbars. Dispersi spektrofotometer inframerah menggunakan monokromator, yang berfungsi untuk menyeleksi panjang gelombang. 2



Gambar1. Skema alat spektrofotometer inframerah2 Jika suatu frekuensi tertentu dari radiasi inframerah dilewatkan pada sampel suatu senyawa organik maka akan terjadi penyerapan frekuensi oleh senyawa tersebut. Detektor yang ditempatkan pada sisi lain dari senyawa akan mendeteksi frekuensi yang dilewatkan pada sampel yang tidak diserap oleh senyawa. Banyaknya frekuensi yang melewati senyawa (yang tidak diserap) akan diukur sebagai persen transmitan. Persen transmitan 100 berarti tidak ada frekuensi IR



5



yang diserap oleh senyawa. Pada kenyataannya, hal ini tidak pernah terjadi. Selalu ada sedikit dari frekuensi ini yang diserap dan memberikan suatu transmitan sebanyak 95%. Transmitan 5% berarti bahwa hampir seluruh frekuensi yang dilewatkan diserap oleh senyawa. Serapan yang sangat tinggi ini akan memberikan informasi penting tentang ikatan dalam senyawa ini.



2



Penyebab terjadinya serapan frekuensi inframerah, setiap frekuensi cahaya, termasuk inframerah, mempunyai energi tertentu. Apabila frekuensi cahaya yang dilewatkan diserap oleh senyawa yang diinvestigasi, berarti energi tersebut ditransfer pada senyawa. Besarnya energi yang diserap senyawa akan mempengaruhi kondisi molekul senyawa tersebut. Energi radiasi inframerah berhubungan dengan energi yang dibutuhkan untuk terjadinya vibrasi dari suatu ikatan. 2 Peregangan Ikatan (Bond Stretching), Pada suatu ikatan kovalen, atom tidak terikat dengan suatu hubungan yang rigid. Dua atom yang berhubungan satu sama lain disebabkan karena kedua inti atom terikat pada pasangan elektron yang sama. Kedua inti ini bisa mengalami vibrasi kedepan-kebelakang dan atau kesampingkeatas satu sama lain. 2



Gambar.2 Bond Strerching Energi yang terlibat pada vibrasi tergantung pada panjang ikatan dan massa atom-atom yang saling berikatan. Ini berarti bahwa setiap ikatan yang berbeda akan tervibrasi dengan cara yang berbeda dan jumlah energi yang berbeda pula. Pada dasarnya, ikatan-ikatan akan bervibrasi sepanjang waktu. Apabila ikatan tersebut diberi sejumlah energi yang tepat sama dengan besarnya energi pada ikatan maka energi ini akan menyebabkan vibrasi pada keadaan yang lebih tinggi. Jumlah energi yang dibutuhkan bervariasi pada setiap ikatan sehingga setiap ikatan akan menyerap pada frekuensi yang berbeda- beda pada radiasi inframerah.2



6



Pengerutan Ikatan (Bond Bending). Seperti halnya peregangan, ikatan juga bisa bergerak naik-turun (bend).



Gambar.3 Bond Bending. 2 Ikatan bisa bervibrasi naik-turun sepanjang waktu dan jika diberikan energi yang tepat pada ikatan ini maka vibrasinya akan semakin kuat. Naik turunnya suatu ikatan melibatkan sejumlah energi sehingga setiap ikatan akan menyerap energi pada frekuensi yang berbeda- beda dari radiasi inframerah. 2 Ada tiga cara umum untuk mengolah sampel yang berupa padatan, yaitu dengan lempeng kalium bromida, “mul” dan lapisan tipis. Padatan juga dapat ditetapkan sebagai larutan, tetapi spektrum larutan mempunyai bentuk yang berbeda dengan spektrum padatan, karena gaya intermolekul berubah. 



Pelet KBr



Pelet KBr digunakan untuk memperoleh spektra IR sampel padat dan terutama sesuai untuk sampel-sampel serbuk. KBr merupakan bahan yang inert, transparan terhadap sinar IR dan dapat beraksi sebagai pendukung dan pengencer sampel. Tahapan penyiapan pelet KBr: Pertama, sampel dan KBr harus digerus untuk mengurangi ukuran partikelnya sehingga diameternya kurang dari 2 mikron. KBr dan sampel sebaiknya digerus secara terpisah untuk menghindari interaksi kimia yang mungkin, adanya panas dan tekanan yang dihasilkan dapat menyebabkan KBr bereaksi dengan sampel. Banyaknya bahan (KBr) yang digunakan untuk mengencerkan sampel dapat diamati dengan mata (biasanya berkisar antara 0,12,0% berat). Campuran sampel dan KBr selanjutnya diletakkan dalam wadah tertentu, lalu ditekan untuk menghasilkan pelet yang transparan. KBr yang digunakan harus kering dan dianjurkan penggerusannya dilakukan di bawahlampu inframerah untuk mencegah kondensasi uap air. 3 



Mull



7



Mull atau lumpuran dibuat dengan menggerus cuplikan sehingga halus, kemudian dicampur dengan satu dua tetes minyak hidrokarbon parafin cair (Nujol) sehingga merupakan lumpuran. Campuran sampel-Nujol ini kemudian dipindahkan ke lempeng natrium klorida. Lempeng natrium klorida kedua diletakkan di atas campuran sampel-Nujol dan ditekan sehingga merupakan lapisan tipis dan rata diantara dua lempeng tersebut. 3 



Lapisan tipis



Lapisan tipis padatan cuplikan pada lempeng natrium klorida dapat diperoleh dengan meneteskan larutan cuplikan pada permukaan lempeng natrium klorida. Karena pelarut yang digunakan mudah menguap, maka akan didapatkan lapisan tipis pada lempeng natrium klorida. 3 Dalam menginterpretasi suatu spektrum IR senyawa hasil isolasi/sintesis, fokus perhatian dipusatkan kepada gugus fungsional utama seperti karbonil (C=O), hidroksil (O-H), nitril (C-N) dan lain-lain. Serapan C-C tunggal dan C-H sp3 tidak perlu terlalu dipusingkan karena hampir semua senyawa organik mempunyai serapan pada daerah tersebut. 1.



Perhatikan, apakah ada gugus karbonil (C=O) pada daerah 1820-1600 cm-1 yang puncaknya tajam dan sangat karakteristik.



2.



Bila ada gugus karbonil, maka perhatikan kemungkinan gugus fungsional berikut, jika tidak ada maka dilanjutkan pada langkah 3. a. Asam karboksilat akan memunculkan serapan OH pada daerah 3500-3300 cm-1 b. Amida akan memberikan serapan N-H yang tajam pada daerah sekitar 3500 cm-1 c. Ester akan memunculkan serapan C-O tajam dan kuat pada 1300-1000 cm1 d. Anhirida akan memunculkan serapan C=O kembar pada 1810 dan 1760 cm-1. e. Aldehida akan memunculkan C-H aldehida intensitas lemah tajam pada 2850-2750 cm-1 baik yang simetri maupun anti-simetri f. Keton, bila semua yang di atas tidak muncul.



8



3.



Bila serapan karbonil tidak ada maka: a.



Ujilah alkohol (-OH), dengan memperhatikan adanya serapan yang melebar (khas sekali) pada 3500-3300 cm-1 (dikonformasi dengan asam karboksilat) dan diperkuat dengan serapan C-O pada sekitar 1300-1000 cm-1



b.



Ujilah amina (N-H), dengan memperhatikan adanya serapan medium pada sekitar 3500 cm-1 (dikonformasi dengan amida)



c.



Ujilah eter (C-O), dengan memperhatikan serapan pada 1300-1000 cm-1 (dikonformasi dengan alkohol dan ester)



d.



Ikatan C=C alkena dan aromatis. Untuk alkena serapan akan muncul pada 1650 cm-1, sedangkan untuk aromatis sekitar 1650-1450 cm-1. Serapan CH alifatik alkena akan muncul di bawah 3000 cm-1, sedangkan C-H vinilik benzena akan muncul di atas 3000 cm-1



e.



Ikatan C≡C alkuna akan muncul lemah tajam pada 2150 cm-1, sedangkan C≡N nitril medium dan tajam akan muncul pada 2250 cm-1



f.



Gugus nitro NO2, memberikan serapan kuat sekitar 1600-1500 cm-1 dari anti-simetris dan juga pada 1390-1300 cm-1 untuk simetris



g.



Bila informasi 1 sampai 6 di atas tidak ada maka dugaan kuat spektrum IR adalah dari senyawa hidrokarbon.4



Terdapat dua jenis spektrofotometer IR, yaitu spektrofotometer dispersif dan spektrofotometer



FTIR.



Kedua



jenis



spektrofotometer



tersebut,



dapat



menghasilkan spektra yang identik, namun spektrofotometer FTIR mampu menghasilkan perolehan spektra IR lebih cepat dibandingkan spektrofotometer dispersif. Prinsip dasar spektroskopi FTIR yakni adanya interaksi radiasi antara dua berkas sinar untuk menghasilkan suatu interferogram yang merupakan sinyal yang dihasilkan sebagai fungsi perubahan pathlength antara 2 berkas sinar.



5



Terdapat tiga teknik pengukuran sampel yang umum digunakan dalam pengukuran spektrum menggunakan FTIR yaitu (PAS),(ATR), dan (DRIFT). Setiap teknik memiliki karakteristik spektrum vibrasi molekul tertentu. Metode pembacaan spektrum vibrasi molekul pada FTIR ada dua macam, yaitu metode reflektansi dan metode transmisi. Metode transmisi memerlukan teknik khusus dalam preparasi sampel yaitu harus dalam bentuk pellet disk. 5



9



BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan a. Alat Spektrofotometer Inframerah, Lumpang dan stamfer dan alat-alat kaca lainnya. b. Bahan Serbuk KBr, Parasetamol.



3.2 Cara Kerja 1. Analisis langsung Bila jumlah sampel banyak maka dapat dianalisis langsung sejumlah tertentu serbuk dan diletakkan pada wadah sesuai dialat spektrofotometer inframerah dan operasikan alat. 2. Pembuatan KBr pellet blanko Sebanyak 1 mg sample ditambahkan kedalam 100 mg serbuk KBr kering gerus sudah siap maka selanjutnya lakukan penekanan atau pengempaan dengan alat pembuat pellet KBr.



10



CAKER SKEMA Analisis langsung



sejumlah tertentu serbuk



diletakkan pada wadah sesuai dialat spektrofotometer IR



operasikan alat



Pembuatan KBr pellet blanko



1 mg sample + 100 mg serbuk KBr kering



gerus



penekanan dengan alat pembuat pellet KBr.



11



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 HASIL



1. Dari spectrum IR yang didapatkan tentukanlah gugus fungsi yang terdapat pada sampel sesuai dengan spektrum IR nya dan bandingkan bentuk spektrum pada daerah sidik jari dengan literatur yang ada!



-Gugus nitro NO2, dari anti-simetris dan juga pada 1390-1300 cm-1 untuk simetris -Serapan C-H alifatik alkena akan muncul di bawah 3000 cm-1, (rentang 1500 kebawah -sedangkan C-H vinilik benzena akan muncul di atas 3000 cm-1 -serapan OH pada daerah 3500-3300 cm-1 -Serapan C-H alifatik alkena akan muncul di bawah 3000 cm-1,(rentang 30001500) -Gugus nitro NO2, memberikan serapan kuat sekitar 1600-1500 cm-1



12



2.Buatkan struktur kimia paracetamol serta Tuliskan gugus fungsi yang ada sesuai dengan bilangan gelombang yang nampak dari spektrum yangdihasilkan pada percobaan.



Struktur paracetamol



Bilangan



Bentuk Pita



Intensitas



Gelombang



Identifikasi Gugus Fungsi



1506,31



Sempit



Kuat



C=C’ Aromatik



1654,89



Sempit



Kuat



Karbonil C=O



3162,30



Lebar



Kuat



Hidroksil O-H



3326,35



Sempit



Medium



Amin –N-H



13



4.2 Pembahasan Pada praktikum analisis gugus fungsi parasetamol dengan spektrofotometri Infra Red bertujuan memahami prinsip identifikasi senyawa organic melalui teknik analisa spektrofotometri Infra Red. Gugus fungsi adalah suatu kelompok gugus khusus pada atom dalam suatu molekul yang berperan dalam memberikan cirri khas atau karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsi sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang dikeringkan. Pemeriannya berupa hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau dan berasa pahit. Larut salam 70 bagian air, dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutanalkali hidroksida. Suhu leburnya sekitar 169∙c sampai 172∙c dan berkhasiat sebagai analgetikum. Parasetamol merupakan salah satu obat analgesic non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin di syaraf pusat yang biasanya digunakan dalam bentuk sediaan tunggal maupun kombinasi dengan obat biasanya dalam sediaan obat flue. Langkah pertama yaitu Kalibrasi alat dilakukan sebelum pengukuran sampel, dengan cara membackground udara yang ada di tempat sampel agar di dapatkan hasil pengukuran yang akurat. Tahap pertama yaitu preparasi sampel, dimana dalam hal ini tablet parasetamol dan serbuk KBr dimasukkan ke dalam mortar dengan perbandingan parasetamol dan KBr tertentu. Perbandingan ini berfungsi agar diperoleh spectra yang bagus sesuai yang diinginkan, dimana apabila jumlah paracetamol lebih banyak maka akan menggangu hasil spektranya. Penggunaan KBr dalam hal ini digunakan karena KBr tidak bereaksi dengan sampel sehingga tidak akan menggangu hasil spectra dan diperoleh spectra dari sampel saja, kemudiaan dihaluskan sampai homogen untuk memperkecil ukuran partikel KBr dan parasetamol sehingga akan lebih mudah dimasukkan ke dalam cetakan pellet dan lebih mudah pula dilewati oleh sinar IF. Setelah homogen kemudiaan di masukkan ke dalam cetakan pellet berfungsi selain sebagai tempat sampel juga berfungsi untuk memberikan bentuk pada sampel hingga ketika di press tidak akan keluar kemana-mana serbuknya. Pengepresan berfungsi untuk membuat



14



serbuk sampel menjadi lebih padat dan lebih tipis sehingga lebih mudah dilewati sinar IF. Tahapan selanjutnya adalah identifikasi gugus fungsi parasetamol. Dimana dalam hal ini sampel berupa pellet dimasukkan kedalam alat spektrofotometri Infra Red. Dan akan didpat spektra nya, kemudian kita analisis.Dari spektrum yang didapat , dapat kita lihat beberapa kemungkinan gugus fungsi yang terdapat pada senyawa parasetamol antara lain,gugus hidroksil (OH), gugus C=C aromatis, gugus CH aromatis (intensitas sedang serta kuat), gugus amina (NH), Gugus keton (C=O).Paracetamol yang merupakan sample memiliki rumus kimia yaitu C8H9NO2. Hasil dari praktikum ini yaitu analisis gugus fungsi dari paracetamol yang mana didapat gugus fungsi C=C’ Aromatik pada bilangan gelombang 1506,31 dengan bentuk pita sempit dan intensitas kuat. Kemudian didapat juga gugus fungsi Karbonil C=O pada bilangan gelombang 1654,89 dengan bentuk pita sempit dan intensitas kuat. Lalu didapat pula gugus fungsi Hidroksil O-H pada bilangan gelombang 3162,30 dengan bentuk pita lebar dan intensitas kuat. Kemudian terakhir didapat gugus fungsi Amin –N-H pada bilangan gelombang 3326,35 dengan bentuk pita sempit dengan intensitas medium. Maka hasil yang diperoleh sesuai dengan literature dimana paracetamol memiliki gugus OH, C=C aromatik, C=O, serta amina –N-H. Prinsip kerja alat IR secara singkat yaitu melewatkan radiasielektromagnetik berfrekuensi pada gelombang IR berkisar 400cm-1 sampai 4000cm-1 pada sampel yang kemudian diserap oleh ikatan molekul sampel sehingga dihasilkan spectra dari molekul yang merenggang atau menekuk. Dalam hal ini setiap molekul ataupu gugus fungsi memiliki suatu karakteristik spesifik yang membedakan satu dengan lainnya. Dari hasil spectra IR dapat diindentifikasi 8 gugus fungsi yaitu hidroksil (OH), C=C aromatis, CH aromatis (intensitas sedang), C=O pada keton, amina (N-H). Bila dibandingkan hasil praktikum dengan literature berbeda pada panjang bilangan tiap gugus fungsi. Perbedaan hasil ini disebabkan oleh karakteristik ikatan yang selalu berubah akibat adanya interaksi antar atom atau preparasi yang tidak baik sehingga terjadi perubahan pada penyerapannya. Keuntungan utama teknik FTIR yaitu luasnya interval bilangan gelombang yang dapat dijangkau oleh radiasi inframerah serta tingginya resolusi dan



15



karakteristik pemindaian (scanning) yang cepat oleh instrumen modern; bersifat non destruktif (tidak merusak), artinya sampel yang telah dianalisis dengan spektrofotometer FTIR dapat dianalisis dengan metode analisis lain. Teknik FTIR dapat memberikan hasil dengan cepat, bahkan dapat dilakukan tanpa praperlakuan sampel yaitu tanpa harus memerlukan tahapan-tahapan penanganan sampel, seperti pada teknik kromatografi yang melibatkan prosedur penyiapan sampel yang panjang.



16



BAB V KESIMPULAN



5.1 KESIMPULAN 



paracetamol mempunyai gugus kromofor dan gugus ausokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap radiasi







Gugus fungsi yang dapat diindentifikasi pada parasetamol berdasarkn hasil spectrum IR yaitu gugus hidroksil (OH), gugus C=C aromatis, gugus CH aromatis (intensitas sedang serta kuat), gugus amina (NH), Gugus keton (C=O).







Paracetamol memiliki rumus kimia C8H9NO2.







Analisis gugus fungsi dari paracetamol yang mana didapat gugus fungsi C=C’ Aromatik pada bilangan gelombang 1506,31; gugus fungsi Karbonil C=O pada bilangan gelombang 1654,89; Hidroksil O-H pada bilangan gelombang 3162,30 dengan bentuk pita lebar dan intensitas kuat. Kemudian terakhir didapat gugus fungsi Amin –N-H pada bilangan gelombang 3326,35 dengan bentuk pita sempit dengan intensitas medium







Keuntungan FTIR adalah luasnya interval bilangan gelombang yang dapat dijangkau oleh radiasi inframerah serta tingginya resolusi dan karakteristik pemindaian (scanning) yang cepat oleh instrumen modern; bersifat non destruktif (tidak merusak) dan dapat memberikan hasil dengan cepat



17



DAFTAR PUSTAKA 1.



Rohman, A. Spektroskopi Inframerah dan Kemometrika Untuk Analisis Farmasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar; 2014.Halaman 1-2, 48-61, 66-67, 79-84



2.



Dachriyanus. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Padang: Andalas University Press; 2004.



3.



Rohman, A. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2007 Halaman 242, 254-256.



4.



Crews, P., J. Rodriguez, and M. Jaspars. Organic Structure Analysis. Oxford: Oxford University Press; 1998.



5.



Sulistyani, M., Huda, N. Optimasi Pengukuran Spektrum Vibrasi Sampel Protein Menggunakan Spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FT-IR). Indo. J. Chem. Sci. 2017. 6 (2)



18



19



20