Isi Panduan Praktikum Gambar Teknik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG Gambar teknik adalah suatu bahasa grafik yang berlaku umum dan selalu berkembang di mana merupakan kombinasi seni dan pengetahuan mengenai menggambar sampai pada penyelesaian problem keteknikan. Menggambar teknik adalah suatu pekerjaan membuat gambar-gambar teknik yang menunjukkan bentuk dan ukuran dari suatu benda atau konstruksi dinyatakan diatas kertas gambar. Gambar teknik tidak hanya melukiskan gambar, tetapi befungsi sebagai peningkat daya berfikir untuk perancang, oleh karena itu sarjana teknik tanpa kemampuan



menggambar,



kekurangan



penyampaian



keinginan,



maupun



kekurangan cara menerangkan yang sangat penting (Sato,2000) Untuk itu ,maka dianggap perlu membuat suatu buku panduan praktikum menggambar teknik agar mahasiswa dapat menggambar dengan cepat dan menyelesaikan tugas-tugas gambarnya dengan baik dan benar



1.2. TUJUAN PRAKTIKUM Adapun tujuan yang diharapkan dalam praktikum menggambar teknik adalah Mahasiswa dapat :



1



1. Terampil menggunakan alat gambar, menyelesaikan tugas arsiran penampang, huruf dan angka sesuai standar ISO 2. Mampu menyelesaikan tugas gambar pandangan benda dengan proyeksi sudut pertama atau sudut ketiga dan dapat membaca gambar - gambar teknik. 3. Mampu menyelesaikan gambar suatu benda dengan proyeksi isometris atau dimetris 4. Mampu membuat rancangan gambar teknik dengan menggunakan komputer 5. Mampu membaca gambar – gambar teknik, sehingga mampu membuat gambar produk 6. Menyelesaikan tugas gambar teknik dengan baik dan benar, sehingga meningkatkan prosentase nilai kelulusn mahasiswa



1.3. MANFAAT PRAKTIKUM Manfaat yang diharapkan adalah 1. Mahasiswa dengan mudah dapat membaca gambar – gambar teknik. 2. Penguasaan menggambar teknik akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas gambar pada mata kuliah lanjutan seperti Konstruksi Kapal I, Konstruksi Kapal II, Hidrostatika kapal, Rencana Umum. Instalasi listrik kapal, Desain berbasis komputer.



2



BAB II METODE DAN PROSEDUR PRAKTIKUM



2.1.



METODE PRAKTIKUM Fungsi gambar sebagai sumber informasi yang menghubungkan perancang



dengan orang-orang yang mempergunakannya harus berisi keterangan-keterangan yang cukup dan pasti dan tidak boleh menimbulkan keragu-raguan. Gambar teknik merupakan dasar bagi semua desain, dasar bagi penelitian, dasar untuk membuat produk, Penguasaan gambar teknik akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas gambar pada matakuliah



lanjutan, sehingga dituntut kemampuan



menggambar dan membaca gambar teknik. Untuk mencapai kemampuan keterampilan mahasiswa yang efektif/efisien akan dirancang proses pembelajaran yang inovatif bernuansa learning. Untuk mencapai kemampuan menggambar dan membaca gambar teknik, maka matakuliah gambar teknik dirancang dalam empat buah tugas gambar, yaitu : Arsiran penampang, huruf dan angka, proyeksi ortogonal, dan proyeksi eksonometri.



3



2.2.



ORGANISASI MATERI



06. Membaca Gambar



05.Aplikasi Komputer (Autocad)



04. Penempatan Angka Ukuran



03. Gambar Proyeksi



02. Gambar Penampang dan Arsiran



01. Gambar yang Baik



4



2.3. MATERI PRAKTIKUM 2.3.1. TUGAS ANGKA, HURUF, DAN ARSIRAN PENAMPANG Tugas pertama dari gambar teknik adalah membuat gambar arsiran penampang, angka, dan huruf, dimana sebelum menggambar mahasiswa harus memahami fungsi dan kegunaan gambar alat-alat gambar diantaranya kertas gambar, pinsil dan mistar gambar/segi tiga. yang paling utama adala jenis garis dan fungsinya dalam gambar teknik. A. Kertas Gambar Ukuran kertas gambar yang digunakan adalah seri A, seperti pada tabel berikut: Lambang



A0



A1



A2



A3



A4



Axb



841x 1189



594 x 841



420 x 594



297 x 420



210 x 297



c min



20



20



10



10



10



d min (tanpa tepi jepit) D min (dengan tepi jepit)



20



20



10



10



10



25



25



25



25



25



B. Pensil Gambar Pensil gambar kualitas tinggi harus dipergunakan dalam menggambar teknik, jangan gunakan pensil tulis biasa. Pensil mekanik mempunyai keuntungan dalam menjaga panjang lead, memungkinkan penggunaan lead praktis sampai ujung, mudah diisi dengan lead yang baru, tidak mengandung kayu yang harus ditajamkan. Pensil gambar yang digolongkan menurut kekerasannya yang dinyatakan oleh golongan huruf dan angka



5



Ada tiga golongan kekerasan pensil, yaitu: a) Keras dengan lambang F (Firm) b) Sedang dengan lambang HB (half black) c) Lunak dengan lambang B (black) C. Skala Skala



menandakan perbandingan (ratio) ukuran antara benda yang



digambar ke ukuran sesungguhnya, terlepas dari satuan yang dipakai. Ratio skala metrik yang umum digunakan dan sesuai untuk bangunan kapal adalah: 1:1, 1:5, 1: 10, 1:20, 1:25, 1:50, 1:100, dan 1:200.



Dalam gambar huruf (abjad), angka-angka dan lambang dipergunakan untuk memberikan ukuran-ukuran, catatan, judul dan sebagainya, disamping gambar itu sendiri. Huruf dan angka harus digambar dengan cermat dan jelas agar tidak menimbulkan salah baca sipembaca gambar yang berbeda. Membuat garis-garis, huruf dan angka dengan benar sesuai dengan standar ISO akan sangat menunjang kelengkapan dari gambar dalam tugas gambar matakuliah lanjutan. Mengetahui fungsi dari garis-garis dalam gambar teknik adalah penting untuk membuat suatu gambar produk agar bentuknya bisa lebih jelas dan sipembaca tidak salah membacanya.



6



Fungsi dan perbandingan tebal garis. A



A



B



a/2



C



a/2



D



a/2



E



a/2



F



A dan a/2



G



A



- Garis-garis nyata -. Garis-garis tepi - Garis berpotongan - Garis-garis ukur - Garis-garis arsir dll - Garis batas dari bagian yang dipotong -. Garis nyata Terhalang - Garis sumbu - Garis simetri - Garis (bidang) potong Penunjukan permukaan Yang mendapatkan penanganan khusus



2.3.2. ETIKET GAMBAR



Gambar 1. Etiket Gambar



7



2.3.3. PROSEDUR PENGGAMBARAN 1. Sediakanlah peralatan gambar. 2. Buatlah sketsa gambar perhitungan ukuran nama, NIM dan program studi pada kertas A4 dengan menggunakan ukuran kertas A1 yang hasilnya akan terlihat seperti pada contoh berikut :



Gambar 2. Sketsa Gambar tugas I 3. Ukuran nama, stambuk dan program studi dihitung sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan sehingga perhitungan tersebut telah selesai dihitung pada sketsa gambar. 8



4. Untuk tugas gambar 1, kertas gambar pada posisi portrait. 5. Jenis huruf dan angka yang digunakan yaitu model huruf dan angka tegak jenis huruf ISOCPEUR, seperti pada contoh di bawah ini :



Gambar 3. Jenis huruf standar ISO



6. Buatlah garis tepi dengan ukuran 10 mm pada sekeliling kertas gambar. Pada tepi sebelah kanan dengan ukuran 20 mm. 7. Buatlah etiket gambar pada sudut kanan bawah kertas gambar dengan ukuran sesuai ketentuan pada poin D, halaman 7. 8. Ukurlah masing-masing dengan panjang 75 mm pada bagian atas dan bawah kertas gambar untuk membuat garis bantu.



9



Gambar 4. Peletakan garis batas garis bantu



10



9. Buatlah kotak nama sesuai dengan ukuran yang telah dihitung terlebih pada poin 2 10. Buatlah garis bantu berikutnya dihitung dari garis bawah pada kotak nama sepanjang 25 mm. 11. Kemudian dibuat kotak stambuk sesuai dengan ukuran pada sketsa gambar dan masing-masing ukuran pada kiri dan kanan kotak adalah sama/simetris.



Gambar 5. Peletakan gambar Nama dan Stambuk 11



12. Langkah selanjutnya sama untuk membuat kotak program studi, yaitu dibuat garis bantu sepanjang 25 mm dan ukuran pada kiri dan kanan kotak program studi harus sama/simetris.



Gambar 6. Peletakan Gambar Nama Program Studi



12



13. Untuk penggambaran penampang material, buatlah garis bantu yang dihitung dari bawah kotak program studi sepanjang 70 mm.



Gambar 7. Peletakan gambar batas penampang arsiran



13



14. Ukuran gambar untuk masing-masing penampang material adalah 120 x 80 mm. Seperti pada contoh gambar pada pembuatan sketsa (poin 2), terdapat 8 penampang material. 15. Jarak gambar penampang material dengan garis tepi pada sisi kiri dan kanan kertas gambar sepanjang 55 mm.



Gambar 8. Peletakan gambar 3 Penampang pertama



14



16. Jarak sisi kiri dan kanan antara gambar penampang material sama dengan jarak sisi atas dan bawah, yaitu sepanjang 60 mm.



Gambar 9. Posisi penempatan gambar Tugas I



15



17. Penggambaran material menggunakan sudut 45o yang diukur pada sudut kiri bawah masing-masing penampang.



Gambar 10. Kemiringan Garis Arsiran



18. Penampang material terdiri dari : i) Besi tuang : jenis garis penampang untuk besi tuang seperti contoh berikut, menggunakan garis gambar. Seluruh permukaan penampang diisi penuh dengan garis arsiran dengan jarak masing-masing 5 mm. garis-garis arsiran harus sama tebal.



Gambar 11. Jenis Garis pada Penampang Besi Tuang



ii)



Paduan tembaga : Jenis garis yang digunakan adalah garis strep-strep (putusputus) dengan jarak masing-masing 5 mm. buatlah garis arsiran sampai



16



seluruh seluruh permukaan penampang terisi penuh. Garis-garis yang ditarik harus sama tebal.



Gambar 12. Jenis Garis pada Penampang Paduan Tembaga



iii) Metal putih : Garis-garis yang digunakan pada penampang metal putih adalah garis gambar dengan posisi sudut 45° di mana garis saling berpotongan membentuk sudut 90°. Dengan jarak antara garis 3 mm. Buatlah garis arsiran sampai permukaan penampang penuh, dan garis-garisnya harus sama tebal.



Gambar 13. Jenis Garis Arsiran pada Penampang Metal Putih



17



iv) Baja cair : jenis garis yang digunakan pada penampang ini adalah garis gambar difariasikan antara garis tebal dan garis halus (garis tipis). Tariklah garis-garis arsiran pada penampang dengan ukuran 120 x 8i0,jarak garis arsiran dari garis gambar (tebal) ke garis tipis adalah 5 mm, dan dari garis tipis ke garis tebal dengan jarak 3 mm., berikutnya dari garis tipis ke garis tebal dengan jarak 5 mm. dan seterusnya dibuat secara penuh pada permukaan penampang.



Gambar 14. Jenis Arsiran pada Penampang Baja Cair



v)



Besi dan baja tuang : Buatlah garis-garis arsiran dengan menggunakan garis gambar dengan jarak 5 mm. Garis-garis tersebut dibuat saling berpotongan membentuk sudut 90°.



18



Gambar 15. Jenis Garis Penampang Besi dan Baja Tuang



vi) Aluminium : Buatlah garis-garis arsiran pada penampang 120 x 80 dengan menggunakan garis strep-strep (garis putus) dikombinasikan dengan garis gambar. Jarak masing-masing garis adalah 5 mm.



Gambar 16. Jenis Garis Arsiran Penampang Aluminium



vii) Kayu : buatlah arsiran penampang kayu dengan menggunakan garis-garis glombang. Plihlah arsilah penampang kayu arah melintang atau arah memanjang.



vii. Kayu



viii. Beton



19



Gambar 17. Jenis Penampang Kayu dan Beton



19. Kertas gambar haruslah dalam keadaan bersih dan rapi. 20. Garis – garis pada setiap penampang harus sama tebal.



2.4.



PROYEKSI ORTOGONAL



Kemampuan untuk menvisualkan dan menggunakan bahasa grafik sebagai cara berkomunikasi atau mencatat bayangan khayal merupakan yang harus ada. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu membaca dan menggambar proyeksi titik, garis, bidang pada bidang gambar dalam bentuk keenam pandangan proyeksi. Dengan memahami proyeksi, maka mahasiswa akan dapat membaca keenam pandangan proyeksi. Proyeksi ortogonal pada umumnya tidak memberikan gambaran lengkap dari benda hanya dengan satu proyeksi saja, oleh karena itu diambil beberapa bidang proyeksi.



Biasanya diambil tiga bidang tegak lurus, dan dapat ditambah dengan



bidang bantu di mana diperlukan. Bendanya diproyeksikan secara ortogonal pada tiap-tiap bidang proyeksi untuk memperlihatkan benda tersebut pada bidang-bidang dua dimensi. Dengan menggabungkan gambar-gambar proyeksi tersebut dapatlah diperoleh gambaran jelas dari benda yang dimaksud. Cara penggambaran demikian disebut proyeksi ortogonal. Gambar-gambar pandangan pada umumnya digambar menurut cara proyeksi kuadran I (proyeksi Eropa) atau cara proyeksi kuadran III (proyeksi Amerika) atau



20



menurut Sato et all disebut proyeksi sudut pertama (peroyeksi eropa) dan proyeksi sudut ketiga (proyeksi amerika). 2.4.1. Prosedur Penggambaran 1. Siapkanlah kertas ukuran A4 beserta perlengkapan gambar lainnya 2. Buatlah garis garis tepi dengan jarak 10 mm. Pada tepi sebelah kanan dibuat dengan ukuran 20 mm. 3. Gambarlah etiket gambar pada sudut kanan bawah berimpit dengan garis tepi 4. Hitunglah panjang dan lebar benda secara keseluruhan lalu jumlahkan nilai tersebut. dan kalikan dengan 2. Nilai tersebut harus harus disesuaikan dengan skala gambar yang akan digunakan 5. Ukurlah panjang ruang sisa pada kertas gambar mulai dari garis tepi sebelah kiri sampai pada garis tepi sebelah kiri. Lalu kurangi dengan nilai pada poin 4 yang sudah diskalakan kemdian bagi dengan 5. Contoh : 



Panjang benda keseluruhan



l







Lebar benda keseluruhan



b







Panjang keseluruhan 4 pandangan adalah



LS = 2 x (l + b) kalikan



dengan skala gambar 



Panjang ruang sisa pada kertas gambar







L = L2



L2



- LS



6. Panjang L3 dibagi dengan 5 (L/5). Perhatikan gambar berikut, jarak masingmasing penampang tidak harus sama, yang pasti peletakan yang simetris 21



7. Gambarlah masing-masing penampang benda seperti pada gambar 1 8. Ukurlan tiggi benda dan jumlahkan dengan 2 kali panjang benda. 9. Ruang sisi dari ruang gambar dikurangi dengan nilai pada poin 8 Tepi kertas Garis tepi



Panjang benda



Lebar benda



Panjang benda



Lebar benda



Garis tepi etiket gambar



Gambar 18. Peletakan penampang benda arah horisontal Contoh:  Tinggi benda



= t







lebar benda







Tinggi ruang sisa







Kelebihan ruang T = T - (t + 2b)



tepi kertas gambar



= b = T1



lebar benda



22



Tinggi benda



panjang benda



lebar benda



Panjang benda



Lebar benda



Lebar benda Garis tepi Etiket gambar



Gambar 20. Posisi peletakan Pandangan pada Proyeksi Ortogonal 10. Buatlah proyeksi gambar benda sesuai yang diberikan yaitu proyeksi sudut pertama atau proyeksi sudut ketiga dengan mengikuti cara pembacaan gambar dibawah ini.



A. Proyeksi Sudut Pertama (Peroyeksi Eropa) adalah proyeksi dimana benda berada diantara bidang gambar dengan kita yang melihat, atau pandangan benda didorong kebelakang sehingga pandangannya digambarkan pada sisi belakang dari kubus. Adapun urutan penggambarannya adalah : 1. Rencanakan benda yang akan kita proyeksikan, dengan memperhatikan pandangan depan dari benda tersebut misalnya : A adalah pandangan depan, B adalah pandangan atas, C adalah pandangan kiri, D Pandangan Kanan, 23



E pandangan bawah, dan F pandangan Belakang ditunjukkan oleh anak panah pada Gambar 21.. 2. masukkan kedalam kubus yang transparan ( tembus pandang). Dengan kekentuan dari proyeksi eropa, maka gambar proyeksi pandangan depan (A) ada dibidang sisi belakang dari kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di sisi bawah, gambar proyeksi pandangan kiri ( C) ada di sisi kanan, Gambar proyekSI `si pandangan kanan ( D) ada di sisi kiri, Gambar proyeksi pandangan bawah (E) ada dibidang sisi atas dan gambar proyeksi belakang ada dibidang sisi depan, seperti pada Gambar 21. 3. potong sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut dan bidang sisinya kita rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satu bidang dengan gambar proyeksi pandangan depan, Seperti pada Gambar 21. 4. Bila garis-garis rusuk kubus tersebut dihilangkan, maka terlihat hasil proyeksi eropa seperti pada gambar, 21.



24



Gambar 21. Proyeksi sudut pertama atau proyeksi Eropa Apabila rusuk-rusuk kubus dilepas satu sama lain, maka posisi pandangan benda terlihat seperti pada gambar berikut :



25



PAND. BAWAH



PAND.K A-NAN



PAND. MUKA



PAND



PAND



KIRI



BELA-



PAND. ATAS



Gambar 22. Posisi Pandangan Proyeksi sudut pertama (Eropa)



B. Proyeksi Sudut Ketiga (Peroyeksi Amerika) adalah proyeksi dimana pandangan benda berada dianatara benda dan kita yang melihatnya. 1. Benda yang akan kita proyeksikan kita ambil sama dengan benda yang diproyeksikan dengan cara eropa, gambar 21, termasuk arah memandangnya. 2. Masukkan kedalam kubus yang transparan ( tembus pandang). Dengan ketentuan dari proyeksi amerika, maka gambar proyeksi pandangan Depan (A) ada dibidang sisi depan kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di bidang atas, Pandangan sisi kiri (C) ada di sisi kiri, pandangan sisi kanan (D) ada di sisi kanan , pandangan bawah (E) ada di sisi bawah, pandangan sisi belakang (F) ada di belakang seperti pada Gambar 23. 3. Potong sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut dan bidang sisinya kita rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satu bidang dengan gambar proyeksi pandangan depan, seperti pada Gambar 23.



26



4. Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi Amerika seperti pada gambar 23.



27



Gambar 23. Proyeksi sudut ketiga atau proyeksi Amerika Jika rusuk-rusuk dari kubus tersebut dilepas, maka posisi pandangan benda terlihat seperti pada gambar berikut :



PAND. ATAS



PAND. KIRI



PAND. MUKA



PAND



PAND



KANAN



BELA-



PAND. BAWAH



Gambar 24. Posisi Pandangan Benda pada Proyeksi Sudut Ketiga (Amerika)



28



2.5. PROYEKSI EKSONOMETRI Kemampuan untuk menvisualkan dan menggunakan bahasa grafik sebagai cara berkomunikasi atau mencatat bayangan khayal merupakan yang harus ada. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu membaca dan menggambar benda dalam bentuk tiga dimensi dengan bantuan minimal tiga buah pandangan benda. Dengan memahami proyeksi, maka mahasiswa akan dapat membaca gambar-gambar teknik. Ada dua cara proyeksi aksonometri yang akan di gambarkan oleh mahasiswa, yaitu : Tabel 2. Posisi Sumbu Cara Proyeksi Eksonometri Sudut proyeksi (o )



Skala Pendekatan











Sumbu-X



Sumbu-Y



Sumbu-Z



P. isometri



30



30



82



82



82



P. dimetri



15



15



73



73



96



35



15



86



86



71



40



10



54



92



92



Cara Proyeksi



A. Proyeksi dimetri Proses penggambara proyeksi dimetris adalah :



Y



1. Gambarlah sumbu X dan sumbu Y Saling tegak lurus X 29



2. Gambarlah garis miring dari titik pusat sumbu sebelah kiri dan kanan sumbu Y dengan kemiringan salah satu dari tiga sudut yang terdapat pada tabel 2. 3. Misalnya dipilih sudut 10° (β) disebelah kiri sumbu y dan 40°



(α) dibuat



disebelah kanan sumbu Y. 4. Yang berfungsi sebagai sumbu Y adalah pada posisi 10°, sumbu Z adalah pada posisi tegak, dan sumbu X adalah pada posisi 40°. Z X Y



40° 10° β



α



Gambar 25. Posisi Sudut Sumbu X dan Y pada Proyeksi Dimetri 5. Gambarlah sisi benda pada pada sumbu Y dengan ukuran 54 % dari panjang sisi sebenarnya, dan pada sumbu X dan sumbu Z dengan ukuran 92 % dari panjang sisi yang sebenarnya. Misalkan panjang sisi kubus adalah 100 m Panjang sisi



X = 54 % x 100



Panjang sisi Y dan Z =



92 % x 100



= 54 m = 92 m



30



Z



X Y Gambar 26. Gambar Kubus pada Proyeksi Dimetri 6. Penempatan sudut 10° bisa pada sumbu X dan 40° pada sumbu Y dengan perbandingan sisi sama dengan poin 5 Z



Y



X



Gambar 27. Gambar Kubus pada Proyeksi Dimetri dengan Sumbu Y pada posisi 40°



31



B. Proyeksi isometris 1. Gambarlah sumbu X dan sumbu Y saling tegak lurus 2. Gambarlah garis miring dari titik pusat sumbu sebelah kiri dan kanan sumbu Y dengan kemiringan yang sama yaitu 30°. Z X Y 30°



30°



Gambar 28. Posisi Sumbu 30° pada Proyeksi Isometri 3. Yang berfungsi sebagai sumbu X dan Y adalah pada posisi 30°, sumbu Z adalah pada posisi tegak, 4. Gambarlah sisi-sisi benda pada pada sumbu X, Y, dan Z dengan perpendekan masing-masing 82% dari panjang sisi sebenarnya. Misalkan panjang sisi kubus adalah 100 m Panjang sisi – sisi



X = 82 % x 100 m = 82 m



Panjang sisi Y dan Z



= 82 % x 100 m = 82 m Z



Y



X 30°



30°



Gambar 29. Bentuk Kubus dengan Proyeksi Isometri 32



Sudut bagian belakang pada alas berimpit dengan sudut depan bagian atas. 5. Berdasarkan penggambaran



untuk proyeksi dimetri atau isometri, maka



aturlah peletakan garis horisontal sebagai patokan untuk penggambaran. 6. Perhatikan skala gambar yang akan digunakan.



33



BAB III INDIKATOR PENILAIAN, KONTRAK TUGAS, DAN KARTU MONITORING 3.1. KRITERIA PENILAIAN Nilai maksimum praktikum gambar teknik adalah : 60% dari nilai total matakuliah tahanan kapal. Yang menjadi patokan penilaian dalam praktikum adalah : 1. Mahasiswa harus aktif dalam pelaksanaan praktikum di studio gambar (20%). sebagai bukti adalah daftar hadir praktikan (BORANG G2) 2. Kedisiplinan dalam melakukan asistensi (30 %). (BORANG G3) 3. Ketepatan dan kebersihan gambar (30%) (BORANG G4) 4. Ketepatan waktu penyelesaian gambar (20%). (BORANG G5)



3.2. SANGSI-SANGSI Sangsi diberikan berupa pembatalan tugas yang berakibat tidak lulusnya pesesta apabila peserta tugas dan praktikum melakukan: a. Melanggar kontrak tugas. b. Melanggar tata tertib studio. c. Tidak aktif dalam penggambaran di studio gambar d. Melakukan duplikasi tugas. 3.3. KONTRAK TUGAS Praktikum menggambar di studio gambar adalah wajib dilakukan bagi setiap mahasiswa (i) peserta mata kuliah gambar teknik. Praktikum dilakukan secara perorangan, Setiap



34



mahasiswa(i) yang akan studio wajib membawa peralatan menggambar dan mengisi absensi dan kartu asistensi. (BORANG G1) 3.4. KARTU MONITORING Kartu asistensi digunakan sebagai lembar monitoring dan evaluasi pengerjaan tugas agar sesuai dengan tujuan tugas yang diharapkan. Kartu Asistensi dapat dilihat pada format dibawah ini. (BORANG G4)



35



FORMAT ATAU BORANG G1 KONTRAK TUGAS (101D3103) GAMBAR TEKNIK Diberikan kepada: Nama



: ……………………………



Stambuk



: D311 …………………….



Kelompok : …… Materi tugas mencakup : 1. Gambar angka, huruf, dan arsiran penampang 2. Proyeksi sudut pertama / sudut ketiga 3. Proyeksi dimetri / isometri



Batas waktu tugas



: .............................



Demikian surat tugas ini dibuat untuk diperhatikan.



Makassar, ................................



Dosen Pembimbing



Asisten Dosen



(.............................................) Nip: .....................................



(…………………………………) STB: ……………………………



36



FORMAT ATAU BORANG G2 DAFTAR HADIR PRAKTIKUM DI STUDIO GAMBAR



PERTEMUAN (20%) NAMA



Nilai 1



2



3



4



5



6



7



8



9



10



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Makassar, Dosen Pengampu



Kordinator Asisten



(………………..…….)



(……………….………..)



37



FORMAT ATAU BORANG G3 KARTU MONITORING EVALUASI TUGAS GAMBAR NAMA



:………………………. ASISTEN



:………………………...



STAMBUK



:……………………..... BATAS WAKTU



: ……………. ...............



NO



TANGGAL



TANGGAPAN & ARAHAN



TANDA TANGAN



Dosen Pembimbing



Makassar, ....................... Asisten Dosen



(…………………………) Nip:.................................



(…………………………) STB:............................... 38



FORMAT ATAU BORANG G4 KETEPATAN DAN KEBERSIHAN GAMBAR



No



Nama Mahasiswa



Ketepatan Garis/Gambar (15%)



Kebersihan (15%) Ganti Kertas



Nilai Total (%)



Nilai



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Makassar,



Dosen Pengampu Matakuliah



(……………………………….)



39



FORMAT ATAU BORANG G5 NILAI ASISTENSI



Pelaksanaan asistensi tugas dilakukan : 1. Sekali dalam seminggu selama 10 minggu, jika tidak melakukan asisten dalam 1 minggu, maka prosentase nilai berkurang sebesar 2 % 2. Jika waktu penyelesaian tugas tidak sesuai batas waktu yang telah ditentukan, maka pengurangan prosentase nilai adalah : I)



Lewat sehari berkurang 2%



II) Lewat dua hari berkurang 4% dst.



No



Nama Mahasiswa



Asistensi Jumlah



Penyelesaian tugas



Total



Nilai



Terlambat



Nilai



Nilai



(%)



(hari)



(%)



(%)



1 2 3 4 5 6 7 8 Makassar, …………………………….



Dosen Pendamping



(……………………………..) 40



FORMAT ATAU BORANG G6 DAFTAR NILAI HASIL PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK



Nilai No



Nama Mahasiswa



Kehadiran



Keaktifan



praktikum



Asistensi



Ketepatan & kebersihan



Waktu penyelesaian tugas



Total



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Makassar, Dosen Pengampu Matakuliah



(…………………..…………)



41



DAFTAR PUSTAKA 1. Gandung Purwanto, Drs. Drs. Tentrem Raharjo, Drs., 2001, ” Menggambar teknik Dasar”, , Yogyakarta, Kanisius. 2. G. Takeshi Sato, N.Sugiarto.H, 2000, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta, Pradnya Paramita. 3. Greseke, Mitchell, Hill,Dygdon, Novak, 2000, Gambar Teknik Jilid I, Edisi Kesembilan, Jakarta, Erlangga. 4. Rosmani, 2002, Buku Ajar Menggambar Teknik, Program Semi QUE IV 2002, Jurusan perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin



42