Isi Referat Mata 1 - Corpus Alineum Konjungtiva [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Corpus alienum atau benda asing adalah benda atau suatu massa yang berasal dari luar tubuh yang terdapat pada tubuh, dimana pada kondisi normal, benda tersebut tidak seharusnya berada disana. Corpus alineum adalah salah satu penyebab cedera mata yang sering mengenai bagian mata seperti sklera, kornea, dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera mata akibat corpus alineum ini bisa berakibat fatal. Apabila suatu corpus alienum masuk kedalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang berat serta timbul kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, corpus alineum perlu segera dikeluarkan (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017) Corpus alineum pada bagian mata, dapat terbagi menjadi 2 bagian, yaitu intraokular dan ekstraokular (konjungtiva dan kornea). Corpus alineum konjungtiva paling sering terjadi berkaitan dengan posisi anatomi yang merupakan bagian terluar dari pembungkus bola mata. Corpus alineum bisa ditemui pada konjungtiva bulbar, forniks superior atau inferior atau pada kornea. Namun paling sering terdapat pada konjungtiva superior (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017; Attada T, Rao N, 2015). Corpus alienum konjungtiva tersering disebabkan karena trauma mata. Corpus alienum yang mengenai mata dengan kecepatan tinggi beresiko besar



menimbulkan trauma atau kerusakan yang lebih berat, seperti perforasi. Hal ini sering terjadi pada pekerja dengan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan palu, gergaji, grinders, pemotong rumput, dan lain-lain. Termasuk pekerja las, pekerja industri yang tidak memakai yang tidak menggunakan APD, pemotong keramik, dan tukang kayu (Tanto C et al, 2014; Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017). 1.2



Tujuan Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang Corpus Alineum Konjungtiva mengenai definisi, etiologi, faktor resiko, pathogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya.



1.3



Manfaat Penulisan referat ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman penulis maupun pembaca mengenai Corpus Alineum Konjungtiva beserta patofisiologi dan penangananannya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Definisi Corpus alineum konjungtiva adalah benda asing dari luar tubuh yang terdapat pada konjungtiva. Corpus alienum dipermukaan mata hanya menyebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan, bila terbatas pada forniks konjungtiva, walaupun penyebab lain akan menyebabkan kerusakan akibat gesekan atau sifat kimiawinya (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017; Tanto C et al, 2014).



2.2



Epidemiologi Corpus alineum konjungtiva dapat terjadi pada seorang yang mempunyai aktivitas tinggi atau pekerja yang tidak memakai APD. Berdasarkan data dari Pusat Nasional Statistik Kesehatan Health Interview Survey, yang dilakukan pada tahun 1977, diperkirakan bahwa hampir 2,4 juta cedera mata terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Hampir satu juta orang Amerika memiliki visual penurunan yang signifikan permanen karena cedera. Cedera mata adalah penyebab pertama kebutaan di Amerika Serikat, dan kedua setelah katarak sebagai penyebab paling umum dari gangguan penglihatan (Tanto C et al, 2014).



2.3



Etiologi Corpus alineum yang masuk ke konjungtiva sebagian besar merupakan akibat dari kecelakaan yang terjadi selama melakukan aktivitas sehari-hari.



Jenis corpus alineum yang paling banyak masuk kedalam mata adalah bulu mata, serbuk gergaji, kosmetik, lensa kontak, partikel logam, pecahan kaca. Penyebab tersering adalah karena trauma mata. Corpus alineum konjungtiva jarang menyebabkan kebutaan (Tanto C et al, 2014). 2.4 Patofisiologi Corpus alineum dapat menembus seluruh lapisan sklera atau kornea serta jaringan lain dalam bola mata kemudian bersarang dalam bola mata dan menimbulkan perforasi sehingga corpus alineum tersebut bersarang di dalam rongga orbita. Jika corpus alineum masuk ke dalam bola mata, maka akan terjadi salah satu dari ketiga perubahan berikut : 1. Mechanical effect Corpus alineum masuk bola mata menembus kornea ataupun sklera. Setelah corpus alineum itu menembus kornea maka corpus alineum akan ke dalam kamera okuli anterior dan mengendap ke dasar. Jika ukuran corpus alineum sangat kecil, corpus alineum dapat mengendap di sudut bilik mata. Jika corpus alineum menembus lebih dalam lagi maka bisa menggakibatkan katarak dan trauma. Corpus alineum ini bisa juga tinggal di dalam corpus vitreus. Bila corpus alineum melekat di retina, akan terlihat sebagai bagian yang dikelilingi oleh eksudat yang berwarna putih serta adanya endapan selsel darah merah. Hingga akhirnya terjadi degenerasi retina (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017). 2. Permulaan terjadinya proses infeksi.



Corpus alineum yang masuk ke dalam bola mata dapat beresiko menimbulkan infeksi. Corpus alienum dan lensa merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman sehingga sering menimbulkan infeksi supuratif, khususnya infeksi kuman tetanus (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017). 3. Perubahan spesifik pada jaringan mata akibat proses kimiawi (reaction of ocular tissue). Corpus alienum dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi yang mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan oedema kelopak mata, konjungtiva, dan kornea. Leukosit pun juga ikut berperan dalam reaksi inflamasi yang mengakibatkan reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat infltrasi kornea. Jika tidak dihilangkan, corpus alienum dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan. Reaksi jaringan mata lainnya adalah: 



Siderosis



Reaksi jaringan mata akibat penyebaran ion besi ke seluruh mata. Pada gambaran klinis tampak kornea berwarna kuning kecoklatan, bintik-bintik kebutaan pada lensa, dan iris berubah warna (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017). 



Kalkalosis



Reaksi jaringan mata akibat pengendapan/deposisi ion tembaga di dalam jaringan mata (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017).



2.5 Manifestasi Klinis 



Sensasi benda asing







Kemerahan pada sekitar corpus alienum







Penglihatan kabur







Rasa tidak nyaman







Hiperlakrimasi







Fotosensitif







Nyeri pada mata







Hiperemia (Rachmadianty M, 2015).



2.6 Diagnosis a) Anamnesis Ada atau tidaknya corpus alienum dan lokasi di dalam mata, dapat diketahui melalui ditanyakan riwayat terjadinya trauma. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan serta letak dari benda asing tersebut. Keluhan rasa tidak enak atau penglihatan kabur pada satu mata dengan riwayat benturan antara logam dengan logam, ledakan atau cidera proyektil berkecepatan tinggi seharusnya memberikan kecurigaan adanya corpus alineum di intraokular (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017). b) Pemeriksaan fisik Dideteksi dengan penlight dan slitlamp untuk mencari material corpus alineum pada sklera dan konjungtiva. Dapat juga dengan sinar X-ray (radio opaque) dan



CT Scan aksial (gambaran radiolusen). Selain itu dapat juga menggunakan lampus Wood untuk penerangan (Tanto C et al, 2014). c) Pemeriksaan penunjang Tes fluoresen untuk mengeetahui apakah corpus alienum sudah sampai masuk ke kornea (Tanto C et al, 2014). 2.7 Tatalaksana Mata yang sakit ditetesi dengan anesteti tetes. Benda yang lunak biasanya hanya menempel saja dipermukaan mata, sehingga mengeluarkannya cukup dengan kapas steril maupun cotton tip. Benda yang keras biasanya mengakibatkan suatu luka. Untuk mengeluarkannya memakai jarum suntik secara hati-hati untuk menghindari kemungkinan perforasi. Perintahkan kepada pasien untuk tetap menghadap kesatu titik, tanpa melihat ketitik yang lainnya (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017). Setelah benda asing dikeluarkan, mata dibilas terlebih dulu dengan larutan garam fisiologis hingga bersih. Kemudian mata diberikan tetes midriatik ringan berupa skopolamin 0,25% atau homatropin 2%. Setelah benda asing dikeluarkan, mata harus diberikan salep antibiotik dan ditutup untuk proses re-epitalisasi yang berlangsung selama 1 sampai 3 hari. Luka harus diperiksa setiap hari untuk mencari tanda-tanda infeksi sampai luka sembuh sempurna (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017). Cara pengeluaran benda asing dapat dilakukan dengan cara yaitu A. Jalan Anterior Pemilihan jalan anterior hanya boleh apabila:



Benda asing tersebut berada di bilik mata depan dan dapat dilihat, dapat dilakukan melalui luka perforasi atau melalui insisi kornea-sklera didaerah limbus apabila benda berada di sudut bilik mata depan. Benda asing di segmen posterior yang desertai kerusakan lensa dan perforasi kornea yang besar, dikeluarkan melalui luka perforasi kornea. Jalan anterior merupakan kontraindikasi apabila lensa masih utuh (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017). B. Jalan Posterior 1. Melalui pars plana (4 – 7 mm) dari limbus Keuntungan dari jalur ini adalah retina melekat kuat pada tempat ini, sehingga bahaya ablasi kecil. 2. Melalui tempat dimana benda asing berada, jalan ini ditempuh bila benda asing berada di retina (Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017; Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2014).



BAB III KESIMPULAN



Corpus alineum konjungtiva adalah benda asing dari luar tubuh yang terdapat pada konjungtiva. Corpus alineum konjungtiva dapat terjadi pada seorang yang mempunyai aktivitas tinggi atau pekerja yang tidak memakai APD. Hampir satu juta orang Amerika memiliki visual penurunan yang signifikan permanen karena cedera. Cedera mata adalah penyebab pertama kebutaan di Amerika Serikat, dan kedua setelah katarak sebagai penyebab paling umum dari gangguan penglihatan. Jenis corpus alineum yang paling banyak masuk kedalam mata adalah bulu mata, serbuk gergaji, kosmetik, lensa kontak, partikel logam, pecahan kaca. Penyebab tersering adalah karena trauma mata. Corpus alineum dapat menembus seluruh lapisan sklera atau kornea serta jaringan lain dalam bola mata kemudian bersarang dalam bola mata dan menimbulkan perforasi sehingga corpus alineum tersebut bersarang di dalam rongga orbita. Jika corpus alineum masuk ke dalam bola mata, maka akan terjadi salah satu dari ketiga perubahan, yaitu Mechanical effect, permulaan terjadinya proses infeksi, dan perubahan spesifik pada jaringan mata akibat proses kimiawi (reaction of ocular tissue). Penegakan diagnosis Corpus Alineum Konjungtiva yaitu dengan anamnesis, pemeriksaan fisik (penlight, slitlamp, X-Ray, CT-Scan) dan pemeriksaan penunjang (Tes Fluoresen). Tatalaksana dengan anestesi tetes dan pengeluaran benda asing.



DAFTAR PUSTAKA



1. Yuliska T, Hasan S, Angelia F, 2017, Penatalaksanaan Corpus Alienum Pada Mata, Update Materi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, No. 12, Padang. 2. Tanto C et al, 2014, Kapita Selekta Kedokteran Essentials of Medicine Cetakan 1, Jakarta: Media Aesculapius. 3. Attada T, Rao N, 2015, Conjuctival Foreign Body a Rare Presentation, Ophtalmology Research: An International Journals, Vol. 4(3), pp. 93-98. 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinisi Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 5. Rachmadianty M, Benda Asing Konjungtiva, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2015.