Islam Membangun Persatuandalam Keberagaman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen Pengampu: Fathurrohman, S. Ag, M. Pd



Oleh : Asya Faudhatul Inayyah 1610631060026 1E



PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2016



ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN Asya Faudhatul Inayyah Fakutlas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jl. H.S. Ronggowaluyo Teluk Jambe Karawang 41361 Email: [email protected]



ABSTRACT Unity in Islam generally called Ukhwah the brotherhood. Generally called ukhuwah islamiyah the brotherhood in Islam (islam sesame brother) without unity and harmony will not create beauty and peace of life. Islam recognizes the differences and diversity with the concept of tolerance for religious freedom, but keep it within the limits of tolerance allowed in Islam. This clearly does not like what is believed by the enemies of Islam in the claim and accused Islamic religious intolerance. On its basis Islam teaches peaceful relations between nations and tribes in the world postscript vary in terms of their religion, and do not teach the eternal conflict.



Key Word: Unity, tolerance, Islam



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam islam persatuan secara umum di sebut ukhwah yaitu persaudaraan. Secara umum di sebut ukhuwah islamiyah yaitu persaudaraan dalam islam (saudara sesame islam) tanpa persatuan dan kerukunan takkan tercipta keindahan dan kedamaian hidup. Begitupun dalam bernegara tidak akan ada sendi kekuatn tanpa adanya persatuan, semua hal akan menjadi mudah dan indah jika kita bersatu. Persaudaraan menyebabkan orang dapat berbuat damai dan dengan perdamaian, maka persatuan dan kesatuan umat akan dapat di wujudkan. Manusia tidak dapat hidup seorang diri tanpa pertolongan orang lain. Hubungan di antara manusia adalah saling membantu dan menolong (ta’awun), saling mengenal (ta’aruf) dan saling memenuhi kebutuhan bersama. Hal ini merupakan kebutuhan yang asasi bagi setiap manusia. Firman Allah SWT :



‫يأيهاالناسإنخلقنكممنذكروانثىوجعلنكمشعوباوقباٸللتعارفواإنأكرمكمعنداللهأتقكمإنالله‬ (١٣:‫عليمخبير)الحجرات‬ Artinya : Wahai manusia sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki – laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sugguh, Allah maha mengetahui, maha teliti (QS. Al-Hujurat/49:13).



BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PERSATUAN Persatuan dalam ajaran islam secara umum di sebut ikhwan yaitu persaudaraan, yang secara umum ukhuawah islamiyah yaitu persaudaraan dalam islam (saudara sesama umat islam) atau bisa juga kumpulan individu manusia yang bersatu atau menjadi satu. Jelas bahwa persaudaraan menyebabkan orang dapat berbuat damai dan dengan perdamaian maka persatuan dan kesatuan umat bisa dapat di wujudkan. Tanpa persatuan orang akan mudah bertindak semenamena terhadap sesama bahkan terhadap yang seagama sekalipun. Pepatah dalam bahasa Indonesia mengatakan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Sebagai ilustrasi, setiap individu manusia itu di ibaratkan sebatang lidi, yang di gunakan untuk membersihkan sampah-samaph yang berserakan, di halaman sebuah rumah yang cukup luas. Tentu sebatang lidi itu, tidak akan dapat membersihkan sampah-sampah yang berserakan di halaman sebuah rumah yang cukup luas itu. Tetapi jika ratusan batang lidi di ikat menjadi satu dan di gunakan untuk membersihkan samapah-sampah yang berserakan tersebut, tentu dalam waktu sebentar saja, halaman rumah yang cukup luas itu, akan menjadi bersih.Barangkali itulah sebabnya Allah SWT menyuruh umat manusia agar bersatu dan melarang bercerai-berai. Allah SWT berfirman pada surah Al-Imran ayat 103 yang artinya adalah “Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai.” B. 1.



ISLAM DALAM MENYIKAPI PERBEDAAN Konsep Toleransi dalam Islam (Kebebasan Beragama) Radikalisme Islam mendorong Barat memelihara isu “:teroris Islam” agar dunia



waspada dan ikut memberantas kelompok ekstrimis Islam. Dan menghapus citra Islam dengan mengatakan Islam adalah agama yang intoleransi. Islam adalah agama



yang sangat toleransi. Jelas ini tidak pantas jika Islam dituduh agama yang ekstrim dan radikal. Apalagi dengan mengatakan Al Qur’an dan Nabi Muhammad sebagai inti dari semua teror. Islam mengakui keberagaman ada, termasuk keberagaman dalam agama. Dalam Islam seorang muslim dilarang memaksa orang lain untuk meninggalkan agamanya dan masuk Islam dengan terpaksa, karena Allah telah berfirman:



‫ل إكراه في الدين‬ “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).” (QS. Al Baqarah: 256) Jika kita menilik kembali sejarah Islam, akan kita dapatkan simahah al islam yang disana tidak ditemukan tentang adanya hukuman mati atau sisksaan pada seseorang yang tidak mahu masuk Islam. Contoh riilnya adalah bisa kita lihat bagaimana



cara



penyebaran



Islam



yang



dilakukan



oleh



wali



songo



rahimahumullah di Indonesia. Sejarah telah mengabadikan kepemimpinan Rasulullah saw dan sikap tasamuh beliau dalam memperlakukan penduduk Madinah yang plural. Seperti yang tertulis dalam “Piagam Madinah” (shahifah madinah). Diantara isi piagam disebutkan tentang adanya kesepakatan, bahwa jika ada penyerangan terhadap kota Madinah atau penduduknya, maka semua ahlu shahifah (yang terlibat dalam Piagam Madinah) wajib mempertahankan dan menolong kota Madinah dan penduduknya tanpa melihat perbedaan agama dan qabilah.



2.



Batasan toleransi dalam perspektif islam Islam mengakui pluralitas agama, dan menghormati pemeluk agama lain. Tapi bagaimana jika ada sebagian kelompok yang melecehkan agama Islam atau aksi kemaksiatan yang jelas dilarang oleh agama? Apakah umat Islam harus berpurapura menutup mata dan telinga atas dasar toleransi?!



Seperti yang terjadi di masa sahabat, saat seorang munafik yang bernama Musailah Al Kadzdzab (dan pengikutnya) mengaku bahwa dirinya nabi setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. Melihat hal tersebut para sahabat tidak tinggal diam dan membiarkan pengikut Musailamah terus menyebarkan ajaran sesatnya. Karena disitu ada mashlahah untuk menjaga agama (hifdz al din) yang merupakan faktor dharury (primer) dalam kehidupan umat Islam. Allah telah berfirman dengan tegas dan jelas bahwa Nabi Muhammad saw adalah penutup para Nabi dan tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad.



‫ما كان محمد أبا أحد من رجالكم ولكن رسول الكك وخككاتم النككبيين وكككان الكك بكككل‬ ‫شيء عليما‬



“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS. Al Ahzab: 40) Toleransi semacam ini jelas tidak dibenarkan dalam agama Islam. Karena seorang yang mengaku muslim berarti meyakini dan bersakasi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah dan meyakini bahwa tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad saw.



3. Al Asas al fikri li tasamuh al muslimin Yusuf Qordhowi dalam kitabnya fi fiqh al aqliyat al muslimah menyebutkan beberapa faktor toleransi muslim terhadap non-muslim: Nilai kemanusiaan yang mulia.



‫ولقد كرمنا بني آدم‬



“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.” (QS. Al Isra’: 70) Perbedaan yang dimuka bumi ini adalah sesuai dengan kehendak Allah Sang Maha Pencita alam semesta dan isinya.



‫ولو شاء ربك لجعل الناس أمة واحدة ول يزالون مختلفين‬ “Jikalau Tuhan-mu mengkehendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.”(QS. Hud: 118) Perbedaan tersebut adalah menjadi pertanggung jawaban antara dia dan Allah di akhirat nanti.



‫وإن جادلوك فقل ال أعلم بما تعملون ال يحكككم بينكككم يككوم القيامككة فيمككا كنتككم فيككه‬ ‫تختلفون‬ “Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah, “Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan” Allah akan mengadilindiantara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih”.(QS. Al Hajj: 6869) Allah telah memerintahkan untuk berbuat adil dan berakhlak mulia.



‫يا أيها الذين آمنوا كونوا قوامين ل شهداء بالقسط ول يجرمنكم شنآن قوم على أل‬ ‫تعدلوا‬ “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.”(QS. Al Ma’idah: 8) Islam mengajarkan perdamaian dan saling mengenal antara penduduk dunia.bukan mengajarkan permusuhan abadi. Berikut ayat yang menjadi dalilnya: Al-Hujuraat:13



‫س إننا رخرلمقن نفكم ممن رذرك ر رر روفأنرثنى رورجرعملن نفكمم فشفعوبببا رورقرباإئرل إلرترعاررففوواا إنن‬ ‫وي نرأيرها ٱلننا ف‬ ‫ل أرمترقىفكمم إنن ٱ نر‬ ‫ن‬ ‫ل رعإليم رخإبي ر بر‬ ‫أرمكرررمفكمم إعنرد ٱ إ ن‬ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Jelas yang di maksud manusia di sisi umum,segala suku,bangsa dan agama. Allah menyeru muslim, kristen, yahudi, hindu, budha, konghuchu, jepang, amerika, dst untuk saling mengenal, bukan untuk saling konflik dan berperang. Mengenal di sini makna nya luas. Antara lain hubungan perdagangan antar negara(eksport-import),perserikatan



bangsa-bangsa(PBB)dst.



Jadi tentu tak



terlarang negeri-negeri muslim melakukan perdagangan antar bangsa apapun kecuali negara yang harus di boikot karena kezaliman nya. Maka tujuan Allah menjadikan



manusia



berbeda-beda



bukan



untuk



saling



berperang



dan



konflik,tetapi untuk saling mengenal. Maka dengan ayat di atas tentu muslim tak di larang untuk bergabung dengan pereserikatan bangsa-bangsa di dunia tampa memandang bangsa, suku dan agama. Islam tak mengajar kan isolasi total dari bangsa-bangsa lain yang berbeda keyakinan dan suku dan konflik tak terbatas dengan dasar kefanatikan membuta tuli yang menyimpang.tak ada perang abadi jika sudah ada perjanjian damai abadi antar bangsa: Al-Anfal 8:60



‫عوأعلعددوما لعكهم وما امسعتعطمعكتم رمن كقوو ٍةة عولمن ررعبالط املعخميلل كتمرلهكبوعن لبله ععمدوو اللل عوععكدوو ك مم‬ ‫عوآعخلريعن لمن كدولنلهمم ع‬ ‫ل عتمعلعكموعنكهكم اللك عيمعلعكمكهمم عوعما كتنلفكقوما لمن عشمي ٍةء لفي عسلبيلل اللل كيعووف‬ ‫إللعمي ك مم عوعأنكتمم ع‬ ‫ل كتمظلعكموعن‬



“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” Ayat di atas jika ada konflik dan perang dengan musuh yang menyerang.maka tentu terpaksa untuk di hadapi untuk mencegah mereka. Al-Anfal 8:61



‫عولإن عجعنكحوما لللوسمللم عفامجعنمح لععها عوعتعووكمل عععلى اللل إلونكه كهعو الوسلميكع املعلليكم‬ “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Al-Anfal 8:62



‫صلرله عولباملكممؤلملنيعن‬ ‫عولإن كيلريكدوما عأن عيمخعدكعوعك عفلإون عحمسعبعك اللك كهعو اوللذعي أعويعدعك لبعن م‬ “Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu’min,” Ayat di atas jelas sekali bahwa jika mereka mau mengadakan perjanjian damai abadi untuk tak saling berperang,maka terima lah.sebab tak boleh ada perang abadi dalam islam.perang hanya ada jika musuh belum berhenti menyerang.jika mereka telah berhenti,maka perdamaian abadi mesti di adakan: Al-Baqarah 2:193



‫ل كعمدعواعن إل و‬ ‫ل عتككوعن لفمتعنةة عوعيككوعن الرديكن لللل عفلإلن انعتعهوما عف ع‬ ‫عوعقالتكلوكهمم عحوتى ع‬ ‫ل عععلى‬ ‫الوظاللميعن‬ “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim(koruptor,penjahat,dst)” Jadi islam mengajarkan perdamaian abadi antara bangsa.memang fungsi di adakan Allah suku-suku dan bangsa-bangsa adalah untuk saling mengenal,bukan konflik yang berkepanjangan dan abadi.ketika perdamaian abadi telah terwujud,maka toleransi beragama mesti di laksanakan secara abadi.maka ayat di atas jika di resapi oleh kita semua,tak akan ada pertentangan abadi hanya berdasar kan fanatik buta.tujuan Allah ciptakan kita bersuku-suku dan berbangsa-bangsa jelas,hanya untuk saling mengenal dengan penuh perdamaian. Dalam bukunya yang berjudul Fiqih Siyasah : Kontekstualisasi Doktrin Islam, M.Iqbal memaparkan beberapa prinsip dasar Al-Quran dalam hububungan Internasional, yaitu: Hubungan kerjasama yang baik dan adil (QS.al-Mumtahanah,60:8), mengutamakan perdamaian (QS.al-Anfal 8:61), memperkuat kewaspadaan dalam suasana damai (QS.al-Anfal,8:62), peperangan diizinkan hanyalah kalau terpaksa dan untuk tujuan defensif, bukan ofensif (QS.al-Hajj,22:39-40), mengajak orang lain kepada islam dengan cara baik-baik (QS.Al-Nahl,16:126), tidak boleh memaksakan agama kepada orang lain (QS.alBaqarah,2:256) dan menghormati pakta-pakta perjanjuan yang telah di tandatangani (QS.at-Tawbah,9:7) (M.Iqbal,2001). Mengenai pihak-pihak yang diperangi , Ali Wahbah berpendapat ada tiga kelompok manusia yang boleh diperangi oleh islam, yaitu orang-orang musyrik yang memulai perang terhadap umat islam, pihak yang membatalkan perjanjian dengan cara sepihak, dan musuh-musuh yang mengadakan persekutuan untuk menghancurkan islam dan umatnya (M.Iqbal,2001). Sedangkan dalam aturan



peperangan dapat dirumuskan dari sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh muslim.Dimana dari hadis tersebut dapat ditarik kesimpulan etika perang dalam islam yaitu : perang dilandasi takwa kepada Allah, yang diperangi adalah orang kafir dan musuh islam, tidak menggelapkan rampasan perang, tidak berkhianat, termasuk lari dalam perang, tidak membunuh secara kejam, tidak membunuh anak-anak, wanita, dan orang tua, terhadap non-islam dan tidak memusuhi islam diberi



pilihan



masuk



islam



atau



membayar



jizyah,



atau



diperangi.



(M.Iqbal,2001).lihat pembahasan mendalam di sini. Kesimpulan nya adalah:pada dasar nya islam mengajar kan hubungan damai antara bangsa-bangsa dan suku-suku di dunia yang nota bene berbeda-beda dari segi agama mereka,dan tak mengajarkan konflik abadi. C.



UPAYA DALAM MEWUJUDKAN PERSATUAN UMAT 1. Untuk mewujudkan persatuan masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia, perlu adanya kerja sama antara pemimpin dan rakyat. Jargon demokrasi yang dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat butuh pembuktian yang nyata dalam menjaga keamanan dan ketenangan bagi setiap umat beragama, dan tegas dalam mengambil keputusan jika ada yang meresahkan rakyat setempat. 2. Peduli kepada sesama tanpa melihat suku, ras, budaya, dan agama dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan masing-masing. 3. Cinta tanah air dengan bangga menjadi warga Negara Indonesia, bangga terhadap budaya Indonesia dan dengan cara menerapakan bahwa negara kita adalah negara yang paling istimewa. 4. Terutama peran pemuda sangatlah penting dalam upaya pembangunan persatuan umat, karena mereka merupakan calon pemimpin dan generasi penerus bangsa kita. Nasib umat ada ditangan mereka, negara bisa maju jika pemudanya juga maju dan begitu juga sebaliknya. 5. Melahirkan kembali semangat nasionalisme dengan mempelajari kembali perjuangan para pejuang dahulu yang telah berkorban jiwa dan raganya untuk kemerdekaan Indonesia.



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan Islam mengakui perbedaan dan keberagaman dengan adanya konsep toleransi terhadap kebebasan beragama, namun tetap dalam koridor batasan toleransi yang diperbolehkan dalam ajaran Islam. Ini jelas tidak seperti apa yang diyakini oleh musuh Islam dalam mengklaim dan menuduh Islam agama yang intoleransi. Pada dasar nya islam mengajarkan hubungan damai antara bangsabangsa dan suku-suku di dunia yang nota bene berbeda-beda dari segi agama mereka,dan tak mengajarkan konflik abadi.



DAFTAR PUSTAKA



Al Qur’an Al Kareem dan Terjemahannya Al Bouthi Mohammad Sa’id, 1993. Fiqh Al Siroh. Dar Al fikr, Lebanon. Al Qordhowi Yusuf, 1997. Al Islam Wal ‘Ilmaniyah Wajhan Li Wajhin. Maktabah Wahbah, Kairo. Al Qordhowi Yusuf. Fi Fiqh Al ‘Aqliyat Al Muslimah. Dar Al syuruq, Kairo. Husaini Adian, 2005. Hendak Kemana (Islam) Indonesia? Media Wacana, Surabaya. Husaini Adian, 2012. Pluralism Agama Musuh Agama-agama. Adabiy Press. Ibrahim Adullah, 2004. Simahah Al Islam Fi Mu’amalah ‘Ayr Al Muslimin. Kulliyah Al Adda’wah Wa Al ‘I’lam, Saudi Arab.