Iut 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



ILMU UKUR TANAH 1 POLBAN 2013



PERTEMUAN 1 (Selasa, 17 September 2013)



Materi Ajar 2



1.



Prinsip Dasar Pengukuran



12.



Teodolit



2.



Skala Denah



13.



Pengukuran Poligon Teodolit



3.



Peta dan Denah Dinas Topografi



14.



Takhimetri



15.



Luas dan Volume



4.



Sigi Linear



16.



Penentuan Lengkungan



5.



Optika Sederhana



17.



Pematokan



6.



Penyipatan



18.



Prinsip Pengalokasian Titik



7.



Penampang Vertikal



19.



8.



Pembuatan Kontur



Pengukuran Jarak Secara Elektronik (PJE)



9.



Azimut



20.



Sigi Bangunan yang Ada



21.



Persiapan UTS



10. Sigi



Kompas



11. Koordinat



Siku – siku



Prinsip Dasar Ilmu Ukur Tanah/Penyigian Tanah 3







Penyigian (Kamus Besar Bahasa Indonesia) iluminasi, pencahayaan, penerangan, penyinaran  investigasi, penelitian, pengkajian, penyelidikan, penyurveian, riset 







Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah (wikipedia)



Pengertian Sederhana Ilmu Ukur Tanah 4



Seni mengukur suatu wilayah di bumi dan menyajikannya dalam skala yang cocok di atas kertas MATEMATIKAWAN PRAKTIS



Pengukuran dengan sistem metrik



5



Satuan Dasar SI Kuantitas



Satuan



Lambang



Panjang



Meter



m



Luas



Meter Persegi



m2



Isi



Meter Kubik



m3



Massa



Kilogram



kg



Kapasitas



Liter



l



Keterkaitan masing – masing kuantitas Isi



Massa



Kapasitas



1 meter kubik



1000 kilogram



1000 liter



1 desimeter



1 kilogram



1 liter



1 sentimeter



1 gram



1 milimeter



Matematika Pengukuran 6







Nisbah Trigonometri PokokB b



c



A



a



C



1



Sin A



a/b



2



Cos A



c/b



3



Tan A



a/c



4



Cosec A



b/a = 1/Sin A



5



Sec A



b/c = 1/cos A



6



Cot A



c/a = 1/tan A



Matematika Pengukuran 7







Kaidah Sinus B



a



B



b c



A 7 8



a C



Kaidah Sinus Kaidah Kosinus



A



b c



a/sin A = b/sin B = c/sin C = 2R a2 = b2 + c2 -2bc cos A Jika A Tumpul, cos A = -cos (180-A)



9



Kaidah Luas



Luas segitiga ABC = ½ ab sin C



10



Rumus tangen setengan sudut



Tan (A-B)/2 = (a-b)/(a+b) x cot C/2



Luas segitiga ABC



√(s)(s-a)(s-b)(s-c)



Cos A/2



√(s)x(s-a)/bc



s



(a+b+c)/2



11



C



Prinsip dasar pengukuran 8







Menggunakan pengukuran linear saja  Trilaterasi  Garis







– garis saling tegak lurus



Menggunakan pengukuran linear dan angular  Triangulasi  Koordinat



Polar



Contoh Soal 9 



Diketahui : 







Skala 1 : 2500



Ditanya : 



Tentukan apakah informasi berikut mengenai titik – titik yang sama : 



Pengukuran garis  AB = 273,2 m; AC = 200,0 m; CB = 244,9 m







Pengukuran garis  AB = 273,2 m Pengukuran sudut  BAC = 60º; dan CBA 45º







Pengukuran garis  AC = 200,0 m; AB = 273,2 m Pengukuran sudut  BAC = 60º







Pengukuran garis  AOB = 273,2 m;



Pengukuran titik ofset AO = 100,0 m; Pengukuran ofset OC = 173,2 m



Penerapan Prinsip 10 



Trilaterasi dan offset 



Kerangka Sebuah rumah yang dibangun pada sebidang tanah dengan luasan tertentu, sehingga pengukuran dilakukan dengan mengukur pada sebidang tanah yg kemudian dijadikan kerangka pengukuran







Rincian Pagar, selokan, bangunan dan jalan adalah rincian yang dimasukan ke dalam kerangka











Triangulasi dan Poligon 



Beberapa segitiga dan segiempat membentuk kerangka dasar







Hanya satu panjang yang diukur







Posisi titik – titik poligon mengacu pada satu garis  garis basis



Kaidah dasar pengukuran “Bekerja dari Keseluruhan menuju ke Bagian”



Contoh soal 11 



Dalam suatu skema triangulasi sederhana, beberapa segitiga dihubungkan untuk menghasilkan gambar di bawah. Garis Basis AB diukur dengan pita ukur dan sudut segitiga diukur dengan teodolit. Berapakah jarak DE yang memotong sungai? E 68º



D



A 62º



57º



65º



63º 83º 49º



61º 32º



C



B



Skala Denah 12







Skala suatu peta 











Perbandingan antara setiap jarak pada peta dan jarak yang sama di atas tanah 10 milimeter pada denah mewakili jarak tanah 10 kilometer  skala terlalu kecil  sedikit sekali rincian yang ditunjukkan 10 milimeter mewakili jarak 1 meter  skala terlalu besar  rincian yang kecil dapat ditunjukkan



SKALA dibuat berdasarkan kebutuhan



Cara menunjukkan skala 13 



Dinyatakan dengan kalimat contoh : “1 sentimeter mewakili 1 meter”







Dinyatakan dengan gambar contoh :







Dengan pecahan representatif 



digunakan suatu pecahan  pembilang mewakili jumlah satuan pada peta dan penyebut mewakili banyaknya satuan yang sama di atas tanah







merupakan cara internasional untuk menunjukkan skala



contoh : 1 sentimeter mewakili 1 meter  1/100  1: 100  ada 100 sentimeter dalam 1 meter



Konversi skala ke pecahan representatif (PR) 14







Jika 1 sentimeter pada peta mewakili 10 meter di atas tanah, pecahan reprensentatifnya adalah :







Jika PR pada peta 1 : 120 berapa satuan di atas tanah mewakili 2 satuan dalam peta PR = 1:120 1 satuan peta = 120 satuan tanah 2 satuan peta = 2 x 120 satuan tanah = 240 satuan tanah Jika PR pada peta 1:1200, berapa jarak antara 2 titik pada peta jika jarak sebenarnya di atas tanah 360 meter







Konversi Luas dengan pecahan representatif 15 



Jika PR pada denah besar sekali, misal ¼, maka arti yang disandang pecahan itu adalah bahwa 1 satuan pada denah menyatakan 4 satuan di atas tanah. Karena itu, bujur sangkar satu satuan pada denah mewakili luas tanah sebesar (4 satuan x 4 satuan), sehingga muncul rumus sederhana: Skala denah = 1:4 Luas denah = 1 x 1 satuan persegi jadi luas tanah = (1x4)x(1x4) satuan persegi = 1x42 satuan persegi Artinya luas tanah = luas denah x 42 = luas denah x (faktor skala)2 maka luas denah = luas tanah/42 Jadi luas denah = luas tanah x (PR)2



16



Contoh konversi luas dengan PR 



Skala suatu denah adalah 1 : 4. Jika bujur sangkar pada denah tersebut berukuran 3 kali 3 satuan berapakah luas tanahnya ? Skala Denah = 1: 4 Luas Denah = 3x3 = 9 satuan persegi Luas Tanah = (3x4)x(3x4) = 144 satuan persegi Dengan rumus Luas denah = luas tanah x (PR)2 9 = LT x (1/4)2 LT = 9/(1/16) LT = 144 satuan persegi



Soal 17



1.



2.



Uraikan 3 cara untuk menyatakan skala pada peta atau denah. Jelaskan secara garis besar, apa kelebihan dan kekurangannya! Sebidang tanah yang terletak diantara jalan lurus dan pagar batas mempunyai luas 6250 m2  



3.



Luas tanah itu, diukur pada denah lama yang skalanya terhapus, adalah 1000 m2 berapakan skala denah lama itu ? Pengukuran garis utama menyusuri tepi jalan. Jika jarak dari tepi akhir garis utama ke pagar batas itu adalah 36,9 m dan 25,6 m diukur tegak lurus pada garis utama, hitung panjang garis utama itu?



Dalam penataan kembali pusat kota, suatu tugu peringatan perang akan diganti dengan tugu baru dari beton. Sebuah contoh blok beton berskala 1:5 mempunyai ukuran tinggi 1 meter, lebar 500 mm. Bila contoh beton itu beratnya 500 kg, hitunglah ukuran dan berat tugu peringatan yang sesungguhnya!



18



ILMU UKUR TANAH PERTEMUAN 2 Selasa, 24 September 2013



PENDAHULUAN 19







Batasan – Batasan – batasan pengukuran dalam lingkup teknik sipil dan konstruksi bangunan



 Batasan



 Melakukan



pengukuran sederhana  Mentransfer data dalam bentuk gambar dan hitungan di lapangan  Tidak mengarahkan mahasiswa ke profesi juru ukur 



Dimensi – dimensi yang dapat diukur  Jarak,



dapat diukur dengan mistar, pita ukur dan alat optis seperti Theodolit, alat penyipat datar



Dimensi – dimensi yang dapat diukur 20















Jarak, dapat diukur dengan mistar, pita ukur dan alat optis seperti Theodolit, alat penyipat datar Ketinggian, dapat diukur dengan Waterpass dan rambu ukur dan alat – alat optis seperti alat penyipat datar Sudut, dapat diukur dengan alat Optis seperti Theodolit dan sebagainya



Alat Ukur Jarak 21



Mistar



Mistar Geser



Pita Ukur



Pita Ukur



Theodolit 22



Alat Penyipat Datar 23



Prinsip Dasar Pengukuran di Lapangan 24







Untuk menghindari kesalahan pada pengukuran sebaiknya :  Perlu



ada pengecekkan yang terpisah tidak cukup hanya satu kali pengukuran  Tidak ada kesalahan – kesalahan dalam pengukuran



Pengukuran Geodesi 25















Pengukuran geodesi : bentuk pengukuran yang memperhitungkan bentuk dari bumi, semua garis yang terdapat pada permukaan bumi adalah garis lengkung dan segitiganya adalah segitiga bola Semua pengukuran geodesi termasuk kedalam pekerjaan yang besar dan memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi Tujuan :  



menentukan posisi – posisi yang teliti di atas permukaan bumi menentukan posisi – posisi dengan jarak yang besar yang merupakan posisi – posisi kontrol dimana dapat digunakan sebagai pengikatan untuk pengukuran – pengukuran yang lebih kecil



Peta 26 



Peta : gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi







Berdasarkan Isi Data yang Disajikan 







Peta umum, yakni peta yang menggambarkan kenampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: 



Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.







Peta korografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta korografi adalah atlas







Peta dunia atau geografi, yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.



Peta khusus (peta tematik), yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus. Misalnya, peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.



Peta Topografi 27



Peta Korografi 28



Peta Dunia/Geografi 29



30



Peta Tematik



Peta Tematik 31



Peta 32















Peta Berdasarkan Sumber Datanya 



Peta turunan (Derived Map)yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.







Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan



Peta berdasarkan bentuk 



Peta datar atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri yaitu peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar seperti kain. Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan warna atau simbol dan lainnya.







Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri, yaitu peta yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan sebenarnya di muka bumi. Pembuatan peta timbul dengan menggunakan bayangan 3 dimensi sehingga bentuk–bentuk muka bumi tampak seperti aslinya.







Peta digital, merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Peta ini dapat disimpan dalam disket atau CD-ROM. Contoh: citra satelit, foto udara.







Peta garis, yaitu peta yang menyajikan data alam dan kenampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.







Peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda.



Peta berdasarkan tingkat kedetailan 



Peta detail, peta yang skalanya > 1:25.000







Peta semi detail, peta yang skalanya > 1:50.000







Peta tinjau, peta yang skalanya > 1:250.000



Peta Turunan 33



Peta Digital 34



Peta Garis 35



Satuan Ukur untuk Panjang dan Luas 36







Di Indonesia umum digunakan sistem matrik 



Panjang 1 kilometer (km) = 1000 meter  1 hektometer (hm) = 100 meter  1 meter (m) = 1 meter  1 desimeter (dm) = 0,1 meter  1 centimeter (cm) = 0,01 meter  1 milimeter (mm) = 0,001 meter 







Luas 1 kilometer persegi (km2) = 1.000.000 meter2  1 hektar (ha) = 10.000 meter2  1 are (are) = 100 meter2 



Satuan Pengukuran Sudut 37







Sistem Seksagesimal 







Sistem Sentisimal 







Dalam sistem sentisimal keliling lingkaran dibagi dalam 400 bagian yang disebut grade. 1g (1 grade) = 100c (100 centigrade) dan 1c = 100cc (100 centicentigrade)



Sistem Radial 







Dalam sistem seksagesimal keliling lingkaran dibagi dalam 360 bagian yang disebut derajat. 10 (1 derajat) = 60’ (60 menit) dan 1’ = 60” (60 detik).



Dalam sistem radial keliling lingkaran dibagi dalam bagian yang disebut dengan satu radial.



Sistem Waktu 



Sistem waktu digunakan dalam pengukuran astronomi. Dimana, 360 ° = 24 jam; 1 jam =15 °



Satuan Ukur Sudut 38



Radial



Seksagesimal



Sentisimal



Sudut



Derajat



Grid



1 derajat







1g = 1 grid



1 derajat



60 menit = 60’



100c = 100 centi grid



1 menit



60 detik = 60”



100cc = centri – centri grid



1 detik



1“



1cc



1 lingkaran



360°



400g



1 lingkaran



21.600’



40.000c



1 lingkaran



1.296.000”



40.000.000cc



Satuan ukur Sudut 39







Dari Seksagesimal ke Sentisimal 1°  1’  1” 







Dari Sentisimal ke Seksagesimal 1g  1cg  1cc 







= 1,11111 grid = 0,01852 grid = 0,00031 grid = 0°54’ = 0’ 32,4” = 0.3”



Radian 1 rad = 180°/π  1derajat = π/180° 



Contoh Soal 40 



Ubahlah sudut 63°21’45” kedalam grid 63°



= 70,000.00g



21’



= 0,38889g



45”



= 0,01389g



63°21’45” 



+



= 70,40278g = 70g40c27,9cc



Ubah sudut 125,2192g ke dalam bentuk derajat 100g



= 90°00’00,00”



25g



= 22°30’00,00”



21c



= 0°11’20,40”



92cc



= 0°00’29,80”



125,2192g



=112°41’50,20”



+



Latihan Soal 41 



Kerjakan soal dibawah ini : Nyatakan 2,75 radian dalam ukuran derajat!  Nyatakan 56 derajat dalam ukuran radian!  Nyatakan 53o 26’ 48” ke dalam ukuran sentisimal!  Nyatakan 131g36cg78cc ke dalam ukuran seksagesimal!  145o 34’ 25” - 30o 39’ 30” =  145o 34’ 25” + 30o 39’ 30” =  145g34cg25cc - 30g39cg30cc =  145g34cg25cc + 30g39cg30cc = Kerjakan soal dibawah ini :  Nyatakan 2,65 radian dalam ukuran derajat!  Nyatakan 35 derajat dalam ukuran radian!  Nyatakan 34o 23’ 30” ke dalam ukuran sentisimal!  Nyatakan 123g33cg54cc ke dalam ukuran seksagesimal! 







PENGUKURAN JARAK 42







Alat – alat pengukur jarak 







 



Pengukuran Jarak pada Jarak yang Panjang Kesalahan pada Pengukuran Jarak  







Jalon  panjang 2 m, terbuat dari tongkat kayu atau besi, tingkatan hingga 200 mm dicat selang seling merah dan putih, berbentuk silinder dengan ujung lancip Pen Ukur  besi bulat sepanjang 900 mm, runcing pada 1 ujungnya dan ujung yang lainnya dilingkarkan untuk tempat mengikat pita berwarna sehingga mudah terlihat dari kejauhan



Kesalahan Besar Kesalahan Tetap



Pengikatan titik – titik Pengukuran



Pengukuran Panjang 43



Titik No.



Pengukuran 1



Pengukuran 2



Pengukuran 3



Rata – rata



Jalon 44



Cara Mengukur Jarak dengan Jalon 45 



Syarat-syarat pemasangan jalon dalam pekerjaan survei adalah: 







 



  



Pemancangan jalon harus tegak lurus, artinya harus merupakan proyeksi dari titik. Titik disini bukan tegak lurus menuju permukaan bumi tetapi tegak lurus terhadap titik pusat bumi atau searah dengan tarikan bumi. Mendirikan jalon di atas permukaan tanah yang lembek dilakukan dengan kedalaman + 50 cm, sedangkan pada tanah yang keras dapat dibantu dengan kaki besi. Menancapkan jalon harus tepat di atas titik yang akan diambil pengukurannya. Pemancangan jalon pada tanah yang miring untuk menentukan tegak lurusnya harus menyesuaikan keadaan sekelilingnya, misalnya dengan patokan tegak lurus pada pohon didekatnya. Untuk menyetel jalon agar jalon benar-benar tegak lums dapat dilakukan dengan cara: bantuan sebuah unting-unting; menggunakan sebuah nivo atau waterpass; membidikkan tepi jalon terhadap garis-garis tegak lurus yang terdapat di sekitamya (sudut rumah dan sebagainya).



Contoh Gambar Alat Pengukur Jarak 46



Keterangan Gambar (dari kiri ke kanan) Gambar 1. Jalon. Gambar 2. Patok Gambar 3.Patok Gambar 4. Rambu Bambu Kayu. Ukur Gambar 5 Unting – unting



Kesalahan – kesalahan pada pengukuran jarak 47







Kesalahan Besar  Pengukur



kurang pengalaman  Pengukur ceroboh  Cara mengatasi : lakukan pengukuran jarak bolak balik sebagai koreksi 



Kesalahan Kecil  Pita



ukur tidak terletak pada satu garis lurus  lendutan



MEMBUAT SUDUT SIKU – SIKU (90º) 48











 



Membuat sudut siku – siku dengan alat ukur jarak Membuat sudut siku – siku dengan peralatan tangan Salib sumbu Cermin sudut dan prisma



Salib Sumbu 49







2 buah metal yang saling berpotongan tegak lurus satu dengan yang lainnya







Berbentuk silinder yang berlubang sisi kiria dan kanannya serta tegak lurus, lubang berfungsi sebagai garis bidik







Dilengkapi dengan tangkai untu mencap pada tanah



Cermin Sudut dan Prisma 50



Cermin Sudut dan Prisma 51



Cermin Sudut dan Prisma 52











Dirancang sebagai peralatan tangan yang digunakan secara luas Prinsip kerja : Sinar cahaya dipantulkan oleh dua permukaan yang tersusun secara tetap satu dengan yang lainnya dan akan merubah arah jalannya  Sinar sebesar 2 kali lipat sudut antara permukaan cermin, walaupun arah cermin diputar dua permukaan pantul diatur dengan sudut 45° sehingga garis sinar dibelokkan 90° 







Biasa digunakan prisma karena sudut – sudutnya tidak berpengaruh terhadap kesalahan garis arah



Cermin sudut dan Prisma 53







Cara Kerja  



   



Cermin sudut dipegang pada garis lurus sambil bidik 2 titik patok atau jalon yang jauh dari alat Pengamat menggerak – gerakkan alat sepanjang garis ukur hingga bayangan dari objek yang telah ditentukan seperti sudut bangunan dan sebagainya berimpit dengan bayangan 2 titik sebelumnya. Gunakan unting – unting yang digantungkan pada bagian bawah alat untuk menentukan posisi titik sudutnya Prisma rangkap dapat ditempatkan pada garis 2 titik, transit dan jalon Bila bayangan dari dua titik pada masing – masing ujung garis diimpitkan pada alat, alat telah berada pada garis lurus Pengamat menggerak – gerakkan prisma sepanjang garis hingga objek terlihat secara langsung berada pada 1 garis dengan 2 bayangan sebelumnya.



MEMBUAT GARIS LURUS DI LAPANGAN 54











Membuat garis lurus  dengan jalon Rintangan  Rintangan



pada pembuatan garis lurus  Rintangan yang dapat dihindari dengan memindahkan garis ukur  Rintangan yang tidak dapat dihindari dengan memindahkan garis ukur  Rintangan yang dapat dihindari dengan pembuatan garis lurus



55



ILMU UKUR TANAH PERTEMUAN 3 Selasa, 1 Oktober 2013



LENGKUNG MENDATAR SEDERHANA 56







   



Membuat Lengkung Sederhana Titik Perantara Titik Perantara cara garis singgung Titik Perantara cara koordinat Titik perantara dengan cara seperempat bagian



Membuat Lengkung Sederhana 57







Teknik Sipil fungsi lengkungan sederhana  Jalan



Raya  Sungai  Saluran  Jalan Kereta Api 



Jenis – Jenis Lengkungan  Lengkung



sederhana  Lengkungan majemuk  Lengkung bolak balik dan spiral



α 58



Lengkung Mendatar Sederhana



S



β



Keterangan :



M



R = Jari – Jari



0,5α T1



D



α = sudut pusat T2



β = sudut defleksi T1 = T2 = Titik Singgung S – T1 = S – T2 = Jarak Singgung S – M = Jarak Luar



R



R



M – D = Ordinat Tengah



T1 – M – T2 = panjang lengkung/busur T1 – D – T2 = Tali Busur



α C



Rumus : S – T1 = S – T2 = R tan ½ α



Titik – titik Perantara dari Lengkungan 59



Lengkungan yang akan dibuat sangat besar  Harus berbentuk baik  Diperlukan titik – titik perantara 



– titik perantara dengan titik singgung perantara  Titik – titik perantara koordinat  Titik – titik perantara dengan cara seperempat bagian  Titik



Titik – titik perantara dengan titik singgung perantara 60



α



β M



S1



M2



M1 D1



T1



S2



D2



T2



D R



Diketahui : T1, M, T2, D dan S Tentukan panjang tali busur T1M dan T 2M



R



Langkah – langkah pembuatan lengkung dengan titik singgung perantara 61



1.



Ukur Panjang



2.



Tentukan titik – titik singgung S1 dan S2



3.



Sehingga didapatkan M1dan M2 yang merupakan titik singgung perantara, untuk titik perantara lain dapat digunakan α/2; α/4; α/8



4.



Sebagai kontrol T1S1S dan T2S2S harus terletak pada satu garis



Titik – titik perantara koordinat 62



t8



t7



t6 t5 S



t9



t10



t4 t2 T1



t1 m



t3 m



m



4



3



2



M m m



m



m



6



5



7



m 8



1



Ø9 Ø8 Ø7 Ø6 Ø5



R



Ø4 Ø3 Ø2 Ø1



m



T2



9



Ø10



R



Langkah – langkah pembuatan lengkung dengan titik – titik perantara koordinat 63



1.



2.



3.



4.



Sebelum melakukan pengukuran, tetapkan dulu titik – titik perantara dengan beberapa teori. Harus diketahui arah dari salah satu garis tangen, satu titik tangen (T1 atau T2) dan sudut pusat α. Sudut α dibagi dengan benar dalam sudut yang kecil dan sama besar (Ø) selanjutnya dapat dihitung titik – titik perantara untuk masing – masing sudut.



Rumus yang digunakan : T1



t



x



y m



x



R Ø α



Titik – titik perantara dengan cara seperempat bagian 64















Untuk pekerjaan yang tidak begitu penting/tidak memerlukan ketelitian yang tinggi Untuk pekerjaan di lapangan Perhitungan yang digunakan 



  



Bila diketahui titik –titik T1; M; T2 MD dapat dihitung m1d1 = ¼ MD m3d3 = ¼ m1d1



Azimut 65 



Sudut putar searah arah jarum jam







Setiap sudut yang diukur dalam arah perputaran jarum jam dari meridian sejati sampai ke suatu garis  Azimut lingkaran utuh (ALU) 



Azimut Magnetik arah utara ditunjukkan oleh suatu kompas berdasarkan magnet bumi







U



Barat Laut



Timur Laut



T



B Barat Daya



Tenggara



Azimut Kisi arah utara pengukuran dengan arah utara bumi memiliki penyimpangan ke arah barat sebesar 2° 15’



S



KOORDINAT 66







(r,α)



Koordinat polar/Kutub 



Koordinat yang dinyatakan dengan panjang jari – jari (r) dan besaran sudut (α)



r α O



Sumbu Polar Y







Koordinat Siku – siku 







Suatu lokasi dapat diketahui/ditentukan posisinya dengan cara koordinat x dan y yang konvensional Koordinat x harus selalu ditulis mendahului koordinat y



y



(x,y)



x O



Sumbu X



Suatu lokasi dapat diketahui/ditentukan posisinya dengan cara koordinat x dan y yang konvensional 67 



Sudut IAB = 60° pada ∆ ABI sisi AB = 40 m







Koordinat x titik B adalah panjang garis IB



+y



IB = AB sin 60° = 40 x sin 60°



B



I



= 34,6 m 



40 m



Koordinat y titik B adalah panjang garis IA



60°



IA = AB cos 60° = 40 x cos 60°



-x



A



= 20,0 m



-y



+x



MENENTUKAN SUDUT JURUSAN dan JARAK Arah Utara



68



aab



dab



B(Xb, Yb) aab



aab



A



O



B” (Xa, Ya)



A’



B’



Apabila diketahui Koordinat Titik A (Xa, Ya) dan B (Xb, Yb), Xb - Xa Xb - Xa maka : a = arc Tg



Tg a ab =



Yb - Ya



dan dari Rumus pitagoras diperolehd : = ab



ab



Yb - Ya



(X AB )2 + (YAB ) 2



METODE POLAR Arah Utara



aab



69



dab



B?



aab



Hitung : Koordinat Titik B ?



aab A



O



B” (Xa, Ya)



A’



Apabila Diketahui Koordinat Titik A adalah (Xa, Ya) dan Hasil Pengukuran aab dan dab



B’



Penyelesaian : Xb = OB’ Xb = OA’ + A’B” Xb = Xa + Xab Yb = B’B Yb = B’B” + B”B Yb = Ya + Yab



X ab  X ab = d ab Sin a ab d ab



Xb= Xa + dab Sin aab



Yab Cos a ab =  Yab = d ab Cos a ab d ab



Yb= Ya + dab Cos aab



Sin a ab =



POLIGON 70







Poligon adalah serangkaian garis lurus di



permukaan tanah yang menghubungkan titik-titik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut dilakukan pengukuran sudut dan jarak. 



Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak



koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan untuk pembuatan peta. 



Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :  



Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat geometris Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat geometris



POLIGON TERBUKA



B 71



Sa



A da1



S1



3



S2



1 d12



d23 2



Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan demikian kita dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk menentukan koordinat titik 1 diperlukan koordinat titik A, sudut jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula titik 2 diperlukan koord titik 1, sudut jurusan 1-2 dan jarak 1-2 dan seterusnya Xb - Xa Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwaa ab = arc Tg



aa1 = aab + Sa



a12 = aa1 + S1- 180 a23 = aab + S2 - 180



Yb - Ya



a(n, n+1) = a(n-1, n) + Sn - 180



Perhitungan Poligon Terbuka 72



Garis Azimut LU Panjang 1. 2.



3. 4. 5.



6.



AB



BC



CD



DE



30°



110°



225°



295°



50,9



70,0



82,0



31,2



Mencari azimut kuadran setiap garis Sumbu x dan y digambar melalui 2 stasiun sedemikian rupa sehingga azimut kuadran masing – masing terkurung garis terkurung dalam suatu segitiga siku – siku Perhatikan bahwa kedua tanda koordinat Hitung koordinat parsial Hitung Koordinat total a. Absis total b. Ordinat total Buat Tabel Poligon



Tabel Poligon Terbuka 73 











 











Kolom 10 (Tabel 1) dan Kolom 8 (Tabel 2) diselesaikan dengan nomor stasiun Garis pengukuran AB, BC, CD, dan DE dimasukkan ke dalam kolom 1 Azimut kuadran dan azimut lingkaran utuh dimasukkan ke dalam kolom 2 Jarak denah dimasukkan ke kolom 3 Semua koordinat parsial dihitung seperti yang telah dijelaskan dan dimasukkan ke dalam kolom 4,5,6 dan 7 (tabel 1) atau kolom 4 dan 5 (tabel 2) Koordinat total dihitung dari jumlah koordinat parsial dan dimasukkan ke dalam kolom 8 dan 9 (tabel1) dan kolom 6 dan 7 (tabel 2) Pengecekan hitungan  



Jumlah aljabar absis parsial kolom 4 dan 5 harus sama dengan selisih antara absis total stasiun pertama dan akhir dalam kolom 8 Jumlah aljabar ordinat parsial kolom 6 dan 7 harus sama dengan selisih antara ordinat total stasiun pertama dan akhir dalam kolom 9



Tabel Poligon Terbuka 74 



Poligon dengan Azimut Kuadran (Tabel 1) Garis



Koordinat Parsial



Koordinat Total



Azimut



Jarak



Kuadran



(m)



T+



B-



U+



S-



Abs



Ord



Sta



2



3



4



5



6



7



8



9



10



1



AB



BC CD DE







Poligon dengan Azimut Lingkaran Utuh (Tabel 2) Garis 1



AB BC CD DE



Azimut



Jarak



Selisih



Selisih



Koordinat Total



Kuadran



(m)



Absis



Ordinat



Abs



Ord



Sta



2



3



4



5



6



7



8



Perhitungan Poligon Tertutup 75



Garis Azimut LU Panjang



Garis 1



AB BC CD DE



AB



BC



CD



DE



EA



29°30’



110°45’



146°30’



242°00’



278°45’



83,50



61,80



62,00



51,20



90,40



Koordinat Parsial



Koordinat Total



Azimut



Jarak



Kuadran



(m)



T+



B-



U+



S-



Abs



Ord



Sta



2



3



4



5



6



7



8



9



10



Perhitungan Poligon Tertutup 76







Kesalahan penutup poligon tertutup 



AA1 = √(1,522+0,842) = 1,74 m



A awal



+1,52



-0.84



A1 akhir



Perhitungan Poligon Tertutup 77 



Penyesuaian Poligon Tertutup 



Koreksi absis untuk setiap stasiun (CD/L =k1)







Koreksi ordinat untuk setiap stasiun (CL/L =k2)



Tabel Penyesuaian Poligon 78



Garis



1



AB BC



CD DE



Koordinat Parsial



Koordinat Total



Koordinat Parsial Terkoreksi



Koordinat Total



Azimut



Jarak



Kuadran



(m)



T+



B-



U+



S-



Abs



Ord



T+



B-



U+



S-



Abs



2



3



4



5



6



7



8



9



10



11



12



13



14



Ord 15



Sta



16



Homework 79 



Jawablah semua pertanyaan berikut dalam jumlah menit yang tercantum seakan akan anda mengikuti ujian 



Hasil berikut didapt dari suatu poligon terbuka sepanjang tepu sungai selatan Garis



AB



BC



CD



DE



EF



Azimut LU muka



110°30’



18°30’



86°15’



38°15’



45°00’



Azimut LU belakang



292°00’



197°00’



265°30’



219°30’



225°00’



90



81,5



54,5



100,0



135,0



Panjang



80



ILMU UKUR TANAH I PERTEMUAN 4 – Alat Sipat Datar Selasa, 8 Oktober 2013



KUIS I (Selasa, 8 Oktober 2013) 81 1.



2.



3.



4.



5.



Uraikan 3 cara untuk menyatakan skala pada peta atau denah. Jelaskan secara garis besar



Sebutkan jenis peta berdasarkan bentuknya dan berikan contoh pada masing – masing jenis! Jelaskan cara mengukur jarak dengan menggunakan jalon dan sebutkan alat – alat yang digunakan dalam pengukuran jarak. Kerjakan soal dibawah ini : a.



Nyatakan 1,86 radian dalam ukuran derajat!



b.



Nyatakan 72 derajat dalam ukuran radian!



c.



Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal!



d.



Nyatakan 154g42cg96cc ke dalam ukuran seksagesimal!



Diketahui : 



A (+15602,75; -80725,88)







B (-25697,72; +26781,15)



Gambar dan hitung Sudut Jurusan αab dan Jarak dab! 6.



Diketahui :  



Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07) d18-17 = 2986,08m α18-17 = 74o22’34”



Tugas Kelompok 82 



Kelompok 1 







Kelompok 2 







Menjelaskan Pengukuran beda tinggi dengan rambu ukur mendatar dan nivo



Kelompok 5 







Menjelaskan cara pengukuran beda tinggi dengan alat penyipat datar



Kelompok 4 







Menjelaskan cara memasang alat sipat datar di lapangan



Kelompok 3 







Menjelaskan komponen – komponen alat sipat datar



Menjelaskan pengukuran beda tinggi dengan tabung ukur



Kelompok 6 



Menjelaskan Pengukuran Beda Tinggi dengan Sudut Miring (Tacheometri)



Alat Sipat Datar 83 



Komponen – komponen Pesawat Sipat Datar          



  



Lensa Diafragma Teropong Nivo Macam – macam pesawat penyipat datar Alat ukur sipat datar kekar Alat ukur sipat datar ungkit Alat ukur sipat datar otomatis Daya guna Perlengkapan penyipat datar Rambu ukur Nivo rambu Alas rambu (Tripod)



Komponen – komponen alat penyipat datar 84 1. Lensa Objektif 2. Lensa Okuler 3. Cermin Penangkap cahaya 4. Sekrup peng. vertikal 5. sekrup pengunci lemp. bawah 6. Plat peng. sudut horisontal 7. NIVO kotak 8. Sekrup penyetel gel. NIVO kotak 9. Sekrup peng. gerak vertikal 10. Lensa untuk pembacaan sudut 11. NIVO tabung horisontal 12. Tripod 13. NIVO tabung horisontal 14. Visir 15. Sekrup gerak halus lempeng bawah 16. Sekrup pengunci lempeng atas 17. Sekrup gerak halus lempeng atas 18. Sekrup pengatur pembacaan benang 19. Sekrup pengatur fokus



PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT PENYIPAT DATAR 86          



Pendahuluan Pengukuran Beda Tinggi antar Dua Titik Pembukuan dan Perhitungan Pengukuran Sipat Datar Memanjang Pengukuran Sipat Datar Luas Pengukuran Beda Tinggi Menutup Perhitungan Beda Tinggi dengan Cara Tinggi Balik Bidik Pembacaan Rambu Ukur Terbalik Kesalahan dalam Pengukuran Beda Tinggi Perbaikan Kesalahan     



Alat ukur Sipat Datar Kekar Alat Ukur Sipat Datar Ungkit Alat ukur Sipat Datar Otomatis Kelengkungan dan Refraksi Pengukuran Beda Tinggi Jarak Jauh dengan Cara Reciprocal



PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT PENYIPAT DATAR 87







 







 



Pengukuran Beda Tinggi Dengan Rambu Ukur Mendatar dan Nivo Pengukuran Beda Tinggi dengan Tabung Air Pengukuran Beda Tinggi dengan Sudut Miring (Tacheometri) Penentuan Konstanta Alat dengan Percobaan Lapangan Kesalahan dalam Tacheometri Ketepatan dalam Tacheometri



88