Makalah IUT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENERAPAN ILMU UKUR TANAH DALAM TAHAP PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN



MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Ilmu Ukur Tanah yang dibina oleh Bapak Pranoto, S.T., M.T



Oleh Devara Alhakim 180523630054 Dihar Alfian Pramesty 180523630042 Ditya Hafiz Rosyidi 180523630071 Egi Yusriatur Rahmadani 180523630124 Floreza Renggar Arum 180523630001 Satriyo Arif Fauziansyah 180523630013



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Februari 2019



1



A. PENDAHULUAN Pendahuluan dalam makalah ini berisi tiga aspek. Ketiga aspek tersebut, yakni: (1) Latar Belakang, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan. Ketiga sub bahasan tersebut dipaparkan sebagai berikut. 1.



Latar Belakang Pada dasarnya tujuan Ilmu ukur tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari



cara-cara melakukan pengukuran, baik dalam arah horizontal maupun arah vertikal untuk menentukan posisi relatif titik-titik atau objek pada permukaan bumi dan memindahkannya ke bidang datar (Bidang Proyeksi) dengan aturan dan skala tertentu. Ilmu ukur tanah memiliki peranan penting dalam suatu pembangunan. Maka dari itu ilmu ukur tanah harus dikuasi oleh setiap orang yang bergelut dalam dunia teknik sipil. Ilmu ukur tanah juga digunakan sebagai dasar dalam melakukan pekerjaan survey sebelum dilaksanakannya suatu proyek pembangunan. Biasanya hasilnya adalah berupa data-data yang kemudian data tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan peta, pemetaan lokasi atau untuk mengetahui luasan suatu wilayah. Dalam teknik sipil meliputi pekerjaan untuk semua proyek pembangunan seperti perencanaan dan pembangunan gedung, jalan raya, jembatan serta bangunan-bangunan air. Tipe-tipe ilmu ukur tanah ada bermacam-macam, diantaranya seperti land surveying, route surveying, topographic surveying dan masih banyak lagi. Pengukuran dalam ilmu ukur tanah biasanya menggunakan banyak alat-alat baik konvensional maupun modern seperti total stasion, teodolit, waterpas, meteran, kompas, klinometer. Jembatan merupakan salah satu bentuk infrastruktur dalam bidang transportasi yang berfungsi untuk menghubungkan dua wilayah atau lebih. Jembatan biasanya dibuat untuk menyeberangi jurang, sungai, laut, rel kereta api ataupun jalan raya. Selain jembatan yang berada diatas perairan juga terdapat jembatan yang berada diatas permukaan tanah biasa, maka dari itu dibutuhkan ilmu ukur tanah untuk menghitung wilayah yang berada dibawahnya agar tidak terjadi kesalahan luas wilayah dalam pembangunannya. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan juga membutuhkan ilmu ukur tanah karena dalam proses pembangunannya tidak hanya memperhatikan aspek strukturnya saja tetapi juga aspek-aspek yang lain.



2



2.



Rumusan Masalah Tiga rumusan masalah yang akan digunakan dalam makalah ini adalah sebagai



berikut : a.



Bagaimanakah peran ilmu ukur tanah dalam dunia teknik sipil?



b.



Bagaimana peranan yang dimiliki ilmu ukur tanah pada tahap perencanaan dalam proses pembangunan jembatan?



c.



Bagaimana peranan ilmu ukur tanah pada tahap pelaksanaan dalam proses pembangunan jembatan?



3.



Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah yang dituliskan diatas, maka dapat dituliskan tujuan



yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah : a.



Untuk memaparkan peranan yang dimiliki ilmu ukur tanah dam bidang teknik sipil.



b.



Untuk menjelaskan peran yang dimiliki ilmu ukur tanah pada tahap perencanaan dalam proses pembangunan jembatan.



c.



Untuk menjelaskan peran yang dimiliki ilmu ukur tanah pada tahap pelaksanaan pembangunan jembatan.



3



B. PEMBAHASAN Pembahasan dalam makalah ini akan membahas tiga pokok bahasan. Ketiga pokok bahasan tersebut, yakni : (1) Peranan Ilmu Ukur Tanah dalam Teknik Sipil, (2) Peranan Ilmu Ukur Tanah dalam Perencanaan Pembangunan Jembatan, (3) Peranan Ilmu Ukur Tanah dalam Pelaksanaan Pembangunan Jembatan. Ketiga hal itu akan dipaparkan sebagai berikut. 1.



Peranan Ilmu Ukur Tanah dalam Teknik Sipil Dalam bidang teknik, terutama teknik sipil, pengukuran sebuah wilayah sangat



penting dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik permukaan wilayah tersebut. Misalnya untuk mengetahui beda tinggi - rendah atau garis kontur dalam sebuah wilayah yang direncanakan akan dibangun jalan raya, tentu harus dilakukan pengukuran yang cermat terlebih dahulu. Dari sinilah akhirnya diketahui bagian mana saja yang perlu digali atau ditimbun. Jika hal ini tidak dilakukan, jalan raya tentunya akan memiliki bentuk yang terlalu berliku, mendaki, dan menurun. Tentunya hal ini dapat menambah biaya transportasi sebuah kendaraan, juga menambah biaya untuk bahan dan peralatan. Dalam pengukuran semacam ini, alat yang digunakan biasanya adalah theodolite, waterpass, meteran gulung, dan sebagainya. Dari sekian alat yang telah disebutkan sebelumnya, ada dua alat yang lebih sering digunakan dalam ilmu ukur tanah, yakni:



Gambar Waterpass dan Theodolite



a.



Waterpass, alat ini terbagi menjadi dua versi, yakni sederhana dan canggih. Untuk yang sederhana yaitu selang yang berisi air masih dengan skala pengukuran kecil, dan untuk yang sudah canggih dapat menjangkau hingga jarak yang cukup jauh dengan tambahan rambu ukur sebagai pacuan dalam membacanya.



4



b.



Theodolite ada dua jenis yaitu yang pembacaannya dapat dilakukan secara manual dan pembacaan elektrikal atau pembacaan secara otomatis dan keduanya juga dilengkapi rambu ukur ataupun detektor untuk theodolite elektrikal. Pentingnya ilmu ukur tanah adalah mengenai bagaimana kita melaksanakan



kegiatan pengambilan data di lapangan sampai dengan proses pengamatan lokasi, menganalisa bentuk dari permukaan tanah, dan menyajikan data hasil pengukuran dalam bentuk gambar pada bidang datar ataupun bentuk yang lainnya. Dimana hasil yang biasa didapat dalam ilmu ukur tanah ini adalah : a.



Pemetaan lokasi atau daerah daratan ataupun perairan yang mana pemetaan tersebut berfungsi menghasilkan peta-peta yang akan digunakan sebagai dasar dalam suatu pembangunan.



b.



Menentukan batas luas daerah milik perseorangan ataupun yang mencakup negara dan dunia.



c.



Membuat peta navigasi sebagai penghubung daratan, perairan maupun jalur udara dan banyak lagi yang lainnya.



Gambar saat melakukan pengukuran di lapangan



Dalam ilmu ukur tanah, hal yang perlu diperhatikan adalah tentang bagaimana kita melaksanakan proses dengan benar sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. Semisal tindakan saat pemasangan dan pembacaan alat ukur sudah benar, maka pemahaman akan kondisi lapangan dapat menentukan tindakan dan pemilihan solusi yang tepat dalam menyelesaikan suatu masalah.



5



2.



Peranan Ilmu Ukur Tanah dalam Perencanaan Pembangunan Jembatan Sebelum sampai tahap pelaksanaan konstruksi, seorang ahli atau perancang



telah mempunyai data, baik primer maupun sekunder yang berkaitan dengan pembangunan jembatan. Berikut ini adalah proses tahapan perencanaan jembatan yang melibatkan ilmu ukur tanah di dalam prosesnya. a.



Survei dan Investigasi Kegiatan survei dan investigasi di lapangan untuk memperoleh data-data akurat



yang diperlukan dalam proses perencanaan jembatan. Data data yang didapat saat di lapangan dapat menghasilkan peta-peta yang akan diperlukan dalam tahap perencanaan pembangunan jembatan. Pada tahap pengukuran wilayah proyek dan pembuatan peta inilah peran dari ilmu ukur tanah mulai terlibat yaitu pengukuran dilakukan terhadap titik-titik detail alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal dan posisi vertikalnya. Pada tahap survei dan investigasi perencanaan pembangunan jembatan dibutuhkan beberapa jenis data penunjang seperti berikut : 1) Peta Indeks



Gambar Contoh Peta Indeks



Peta Indeks digambar dengan skala yang cukup (biasanya 1:50000), dan pada peta tersebut diplotkan dengan jelas di mana lokasi jembatan yang diusulkan atau alternatif jembatan yang akan diselidiki, lokasi jembatan yang mungkin, jalur komunikasi yang ada, topografi umum dari daerah, dan kota-kota penting. 2) Peta Topografi Peta Topografi dengan skala 1:5000 yang disertai penggambaran perkiraan jalannya arus air (sungai dan anak-anak sungai) dan perkiraan luas daerah yang mempengaruhi debit anak-anak sungai dan debit sungai yang akhirnya akan



6



mempengaruhi debit sungai di lokasi jembatan yang diusulkan, yang kesemuanya ini diplotkan di peta tersebut.



Gambar Contoh Peta Topografi



3) Gambar Rencana Lapangan Gambar Rencana lapangan digambar dengan skala yang cukup yang menunjukkan detail dari lokasi yang dipilih dan detail dari arus sungai pada jarak 100 sampai 200 m ke arah hulu dan hilir dari lokasi yang dipilih.



Gambar Contoh Rencana Lapangan



4) Potongan Melintang



Gambar Contoh Potongan Melintang



7



Potongan Melintang sungai pada lokasi jembatan dibuat dengan skala horizontal 1:1000 dan vertikal 1:100. Potongan melintang tersebut harus mengandung informasi sebagai berikut : Nama sungai, jalan atau pertemuan, Garis dasar sungai dan tepi sungai sampai level di atas ketinggian air banjir tertinggi, Gambaran dari keadaan struktur lapisan tanah (subsoil), Muka air terendah, permukaan banjir rata-rata, permukaan banjir tertinggi. 5) Potongan Memanjang Potongan memanjang menunjukkan lokasi jembatan dengan muka air terendah, muka air rata-rata dan tertinggi, dan garis dasar sungai dengan jarak yang cukup, sepanjang garis sumbu jalan. Skala horisontal dapat dipakai secukupnya, sedangkan skala vertikal tidak boleh kurang dari 1 : 1000



Gambar Contoh Potongan Memanjang



6) Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Peta Daerah Aliran Sungai di daerah lokasi usulan jembatan garisnya digambarkan pada peta topografi, dan bisa dihitung luas daerahnya dengan cara membandingkannya dengan jumlah bujur sangkar yang dicakupnya.



Gambar Daerah Aliran Sungai



8



b. Survei Pendahuluan Survei ini dimaksudkan untuk mengumpulkan secara visual di lapangan guna mendukung usulan penanganan jembatan baik penggantian jembatan maupun pembangunan jembatan baru berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis. c.



Survei Topografi Prinsip – prinsip survei topografi meliputi tiga hal pengukuran jarak,



pengukuran sudut, pengukuran beda tinggi. Merupakan pengukuran yang bertujuan memindahkan kondisi permukaan bumi dari lokasi yang diukur pada kertas yang berupa peta planimetri. Peta ini akan digunakan sebagai peta dasar untuk plotting perencanaan geometrik jembatan. Hal-hal yang perlu di perhatikan : 1) Penempatan lokasi titik silang dan perpanjangan garis lurus. 2) Penempatan garis subuh. 3) Pengukuran topografi Untuk pekerjaan pelaksanaan jembatan bersifat pengukuran Stake_Out, yaitu pengukuran yang dilakukan untuk mengimplementasikan gambar rencana (design drawing) dengan kondisi lapangan sebenarnya, dengan batuan titik titik tetap yang ada di lapangan dari hasil pengukuran topografi sebelumnya. Pengukuran stake_out antara lain bertujuan untuk penentuan Center line. Penentuan batas ROW, pembebasan lahan, pengukuran untuk pembuatan Shop drawing, maupun pengukuran untuk monitoring pelaksanaan kontruksi. Pengukuran Stake_out untuk pelaksanaan jembatan meliputi, pengukuran Stake_out untuk center line, stake_out posisi abutment dan pier jembatan, pengukuran stake_out untuk monitoring pelaksanaan kontruksi. d.



Analisis Data Beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahap ini di antaranya meliputi:



Analisa data lalu lintas untuk menentukan kelas jembatan yang sesuai dengan beban lalu lintas dan lebar jembatan, Analisa data hidrologi untuk mengetahui kapasitas debit banjir rancangan, potensi gerusan sungai, dan kecepatan aliran air, Analisa data tanah untuk mengetahui parameter tanah dasar yang menentukan pemilihan jenis fondasi, dan Analisa geometri .



9



e.



Pemilihan Lokasi Pada pemilihan lokasi jembatan harus dilihat dari tiga aspek, yaitu: Aspek lalu



lintas, Aspek teknis untuk penentuan geometri struktur, dan Aspek estetika. f.



Penyelidikan lokasi Keseluruhan pekerjaan ini terbagi atas dua bagian yang saling melengkapi satu



sama lain, yaitu : 1) Pekerjaan kantor (Office work) Pekerjaan kantor meliputi antara lain: Pemetaan topografi lokasi jembatan, Pemetaan geometri di sekitar jembatan pada site plan dengan skala yang sesuai, Penggambaran layout jembatan pada site Plan, Pengolahan data lapangan. 2) Pekerjaan lapangan (Field work) Pekerjaan lapangan meliputi sebagai berikut: Peyelidikan lokasi perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik lokasi nanti. g.



Layout Jembatan



Gambar Contoh Layout Jembatan



Variabel



yang penting, setelah lokasi



jembatan ditentukan adalah



mempertimbangkan layout jembatan terhadap topografi setempat. Perkembangan sistem jalan raya, pada awalnya mempunyai standar yaitu jalan raya lebih rendah dari jembatan.



10



3.



Peranan Ilmu Ukur Tanah dalam Pelaksanaan Pembangunan Jembatan Pada pembahasan sebelumnya sudah dibahas tentang peranan Ilmu Ukur Tanah



dalam perencanaan sebuah proyek. Walau begitu tugas Ilmu Ukur Tanah belum selesai disitu. Ada banyak hal yang masih harus dilakukan dalam tahapan selanjutnya seperti pada tahap pelaksanaan pembangunan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti dibawah ini.



Gb. Konstruksi jembatan yang tidak lurus akibat kesalahan pengukuran



Tidak bisa dipungkiri terjadi banyak kasalahan pada saat pelaksaan proyek maka dari itu pengukuran harus dilakukan supaya tidak terjadi kesalahan seperti jembatan yang tidak lurus atau kurang pas antara sisi yang satu dengan sisi yang lain. Berikut adalah langkah-langkah prlaaksanaan pembangunan jembatan : a.



Mobilisasi Tanah Jadi menimbun tempat yang akan dibangun jembatan dengan tanah agar



permukaan tanah jadi padat dan mampu menahan beban jembatan. Perlu juga untuk mengukur luas tanah di bagian bawah jembatan untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam proses pembangunan jembatan tersebut. Kemudian konstruksi membangun sebuah jembatan diatas laut diperlukan beberapa teknik dalam pembuatan jembatan diatas laut, seperti pengecoran menggunakan karung, pengecoran memakai bak khusus, pengecoran dengan pipa tremi, pengecoran menggunakan katup hydro, pengecoran menggunakan beton pra-susun pengecoran dengan pemompaan, fondasi kaison (caisson foundation) dalam pengerjaan itu semua Ilmu ukur Tanah sangat berperan penting. Peranan Ilmu Ukur Tanah dalam hal ini adalah memantau dan mengukur daerah konstruksi agar tidak melebar atau meleset dari yang direncanakan.



11



b.



Fondasi. Kegunaan fondasi sebagai penopang atau penumpu sebuah jembatan, agar



jembatan stabil dan tidak mengalami kerusakan. Cara pengerjaannya adalah dengan mengebor ataupun menggali tanah sampai kedalaman tertentu hingga menemukan tanah keras yang diijinkan untuk menumpu beban, kemudian dimasukan konstruksi beton bertulang di dalamnya, yang paling banyak digunakan adalah berbentuk tabung ataupun box dimana ada ruang di dalamnya yang bisa dimanfaatkan dan letak dari ruang ini berada di bawah air. Konstruksi Caisson banyak digunakan pada bangunan atau konstruksi yang berada di atas laut, pantai danau ataupun tanah rawa seperti Dermaga, Bangunan di atas laut, Jembatan dan Menara. Fondasi ini merupakan bagian yang perlu dipantau agar tidak ada kesalahan. Karena kesalahan sedikit saja dapat merusak rancangan dan membuat tahap selanjutnya terganggu. Hal-hal yang perlu diukur dalam pelaksnaan fondasi adalah penempatan posisi awal fondasi yang harus tepat dengan rencana. Maka dari itu ilmu ukur tanah sangat penting dalam pengukuran ini. c.



Pemasangan Girder pada Tiang Fondasi



Gambar contoh kesalahan pengukuran tinggi tiang jembatan



Tahap selanjutnya yaitu memasang girder pada tiang fondasi. Girder digunakan sebagai dasar pada aspal jembatan. Tentunya harus memiliki kekuatan yang mampu untuk menahan kendaraan yang melintas dan aspal itu sendiri. Awalnya adalah stressing. Proses pekerjaan stressing balok girder ini merupakan proses pemberian tegangan pada balok girder. Adapun hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan atau penyusunan balok girder ini adalah elevasi



12



stressing bed, dan lokasi post tensioning harus diusahakan sedatar mungkin agar tidak menyebabkan girder mengalami perpindahan dalam arah lateral. Kemudian dipersiapkan terlebih dahulu perletakan sementara untuk masing-masing segmen girder, setelah itu segmen balok girder dijajarkan sesuai bagiannya, dan di bagian ujung pertemuan harus diberi oli atau pelumas agar balok dapat bergerak mengimbangi gaya pratekan yang diberikan. Penegangan (stressing) pada balok girder jembatan dilakukan sampai tegangan (Mpa) yang sudah direncanakan untuk setiap lubang tendon. d.



Proses Grouting Balok Girder Pekerjaan grouting adalah mengisi rongga udara antara strand dengan duct dan



rongga pada bagian dalam casting dengan bahan grout. Tujuannya adalah untuk menjaga bahaya korosi serta untuk mengikat strand dengan beton sekelilingnya menjadi satu kesatuan. Pelaksanaan grouting adalah bahan grout dimasukan ke dalam duct dengan pompa grouting (injeksi) dengan tekanan sebesar 5 kg/cm2. Fungsi grouting yaitu untuk mencegah karat, menghilangkan udara yang ada didalam dan mematikan gaya dalam. Pipa grout yang digunakan harus terbuat dari bahan logam dan kedap dari adonan semen (mortar tight). Lalu ada proses launching erection dan balok girder. e.



Pemasangan Trotoar, Railing , Lampu Jalan dan lain lain



Namun tahap terakhir ini dilakukan jika jembatan sudah selesai dan sesuai rencana. Dari kesuluruhan proses tidak mungkin tahap selanjutnya berlanjut jika ada kesalahan dalam proses. Maka dari itu pengukuran dalam tahapan pelaksanaan pembangunan sangat penting untuk memantau pekerjaan agar sesuai rencana. Seperti yang disebutkan sebelumnya pengukuran medan, vertikalnya fondasi, dll. Dan bukan hanya dalam pembangunan jembatan tapi semua jenis pembangunan.



13



C. PENUTUP Penutup dalam makalah ini berisi dua aspek. Kedua aspek tersebut, yakni : (1) Simpulan, (2) Saran yang akan dipaparkan sebagai berikut. 1.



Simpulan Jadi dari penjelasan yang telah dituliskan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu



ukur tanah memiliki peranan yang sangat besar dalam proses pembangunan di dunia teknik sipil. Secara umum peranan yang dimiliki oleh ilmu ukur tanah dalam dunia teknik sipil diantaranya adalah untuk mengukur luasan wilayah suatu proyek pembangunan, untuk pengukuran beda tinggi, untuk melakukan pemetaan wilayah. Dalam proses pembangunan konstruksi jembatan ilmu ukur tanah juga memiliki peranan yang cukup besar. Misalnya dalam tahap perencanaan jembatan peranan ilmu ukur tanah yaitu pada survei lokasi yang meliputi: a.



Pengukuran luas wilayah proyek jembatan.



b.



Pembuatan peta-peta yang dibutuhkan dalam proyek jembatan.



c.



Pembuatan potongan melintang dan memanjang sungai yang ada pada lokasi jembatan.



d.



Pengukuran topografi atau beda tinggi pada lokasi jembatan. Sedangkan dalam tahap pelaksanaan pembangunan konstruksi jembatan



peranan yang dimiliki oleh ilmu ukur tanah adalah memantau dan mengukur daerah konstruksi agar tidak melebar atau meleset dari yang direncanakan karena jika itu terjadi bisa berakibat buruk. 2.



Saran Menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna maka



disarankan kepada beberapa pihak untuk melakukan tindakan-tindakan dan penelitian lebih lanjut : a.



Ahli Ilmu Ukur Tanah Dalam makalah ini membahas peranan ilmu ukur tanah dalam proyek



pembangunan jembatan. Namun penjelasannya masih kurang lengkap, jadi masih terdapat kesempatan bagi ahli ilmu ukur tanah untuk memberikan penjelasan lebih mendetail sehingga makalah ini bisa menjadi lebih sempurna.