I'Rab Dab Tanda-Tanda I'Rab-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “I’rab dan Tanda-tanda I’rab”. Penyusunan makalah adalah merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Ilmu Nahwu di Universitas Islam Al Ihya Cigugur Kuningan. Dalam Penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penyusunan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Bapak Ustadz Iim Suryahim, M.Pd.I sebagai dosen pengampu mata kuliah Ilmu Nahwu di semester ke II. Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai amal ibadah, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.



Kuningan, Mei 2017



Kelompok Dede Nuryaman



1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang. Ilmu nahwu sangat berperan penting dalam pembelajaran kitab. Terutama untuk mendalami suatu kitab. Kita harus faham betul bacaan-bacaan yang terkandung dalam kitab tersebut. Seperti pada pembahasan kali ini. Kita akan menerangkan tentang i’rob. Seperti halnya bahasa-bahasa yang lain, Bahasa Arab mempunyai kaidah-kaidah tersendiri di dalam mengungkapkan atau menuliskan sesuatu hal, baik berupa komunikasi atau informasi. Terutama dalam memahami ilmu agama yang mana bersumber dari Al-qur’an dan Al-hadist yang mana diperlukan kaidah nahwu yang mana di dalamnya terdapat kajian tentang I’rob. B. Rumusan Masalah. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut : 1. Apa pengertian i’rab ? 2. Apa saja pembagiannya ? 3. Apa saja tanda-tandai’rab? C. Tujuan Masalah. 1. 2. 3. 4. 5.



Untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Nahwu. Untuk mengetahui pengertian dan latar belakang ilmu Nahwu. Untuk mengetahui manfaat ilmu nahwu. Untuk mengetahui sejarah lahirnya ilmu nahwu. Untuk mengetahui cakupan ilmu nahwu.



2



BAB II PEMBAHASAN



1. PENGERTIAN I’RAB.



‫اخلَ اَةَعَلََْيهَاَلََْفظَاَاَ َْوَتََْق اَدَْيرَا‬ َ‫املَالدَ ا‬ َ‫فََاْلعَوَ ا‬ َ‫ختاَلَ ا‬ َْ ‫ل‬ َ‫اخ اَرَ َْالكَاَل اَمَ ا ا‬ َ‫عرَابََهَوََتَ َْغاَيَْيرََاَوَ ا‬ َْ ‫ل‬ َ‫اَ ْ ا‬ "I'rab ialah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya, baik secara lafazh ataupun secara perkiraan." Maksudnya: I'rab itu mengubah syakal tiap-tiap akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya. 







perubahan Maksudnya adalah perubahan dari dhommah ke fathah, dari fathah ke kasroh, dari dhommah ke sukun, dst. akhir kalimah I'rob hanya membahas akhir kata saja, tidak di depan dan tidak di tengah kata.







karena perbedaan 'amil yang masuk ke dalam kalimat. Perbedaan 'amil akan mengakibatkan perbedaan kedudukan suatu kata di dalam kalimat. Jadi perubahan akhir kata disebabkan oleh kedudukannya (sebagai subjek, objek, dst) yang berbedabeda di dalam kalimat. Lafazh



َ‫نَََرَأََْيتََََجَاء‬ َْ َ‫لَ َْمَََل‬ namanya amil, yang mengubah atau yang mempengaruhi akhir kalimah. 



secara lafadz Tanda akhir katanya jelas, terlihat, dan terbaca, seperti dhommah, fathah, kasroh.







atau muqoddaroh. Tanda akhir katanya tidak terlihat dan tidak terbaca, dan ini dialami oleh kata-kata yang berakhiran huruf 'illah (huruf berpenyakit). Huruf-huruf 'illah ada 3 : alif (َ‫ى‬/ ‫)ا‬, ya (‫)ي‬, dan wawu (‫)و‬.



َ‫املََعَاَل ْم‬ َ‫خ اَرَ َْالكَاَل َْمََََََََََََتََْق اَدَْيرَاَاَ َْوَلََْفظَاَاَلعَ ا‬ َ‫عرَابَهَ َْمَتَ َْغاَيَْيرََآ ا‬ َْ َ‫اا‬ I'rab menurut ahli Nahwu ialah perubahan akhir kalimah, baik secara perkiraan maupun secara lafazh karena ada amil masuk yang dapat diketahui keberadaannya. Contoh I'rob  Contoh perubahan secara lafadz



َ‫= جَاءَزََْيد‬ Kata



zaidَtelah datang;



َ‫(زيـْد‬Zaidun) berakhiran dhommah. Kenapa dhommah?



Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu َ َ‫ =جـاء‬telah datang) menyebabkan kedudukan Zaid menjadi subjek (yang datang adalah si Zaid). bahwa subjek ber-i'rob rofa', dan tanda rofa' adalah dhommah.



3



‫ = رَأََْيتََزََْيدَا‬aku telah melihat Zaid; Kata ََ‫( زيْدا‬Zaidan) berakhiran fathah. Kenapa fathah? Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu َ َ‫ =رأيْت‬saya melihat) menyebabkan kedudukan Zaid menjadi objek (yang dilihat adalah si Zaid). bahwa objek ber-i'rob nashob, dan tanda nashob adalah fathah.



َ‫ = مَرَ َْرتََاَبزََْيد‬aku telah berpapasan dengan Zaid; Kata ََ‫( زيْد‬Zaidin) berakhiran kasroh. Kenapa kasroh? Karena 'amil dari kalimat ini adalah huruf jarr (yaitu : َ ‫ب‬ َ‫( ا‬bi) = dengan), dan setiap kata benda yang didahului oleh huruf jarr, maka i'robnya adalah jarr (khofadh), dan tandanya adalah dengan kasroh. Kata "Zaid" (‫ )زيـْد‬pada ketiga kalimat di atas mengalami perubahan di akhir katanya secara lafadz (jelas terlihat dhommah, fathah, dan kasrohnya). Jika kata "Zaid" (‫ )زيـْد‬diganti dengan "Musa" (‫)م ْوسى‬, maka perubahannya tidak secara lafadz, tetapi secara muqoddaroh, karena kata َ َ ‫ م ْوسى‬mengandung huruf 'illat di akhirnya , yaitu alif (‫)ى‬. Maka kalimatnya akan menjadi: 



َ‫( جـاءَم ْوسى‬jaa-a Muusaa) = Musa telah datang.



‫( رأيْتَم ْوسى‬ro-aitu Muusaa) = Saya melihat Musa. َ‫( مر ْرتَبام ْوسى‬marortu bi Muusa) = Saya berpapasan dengan Musa. Perhatikan, kata (‫ )م ْوسى‬tidak terlihat mengalami perubahan, namun sebenarnya kata "Musa" (‫ )م ْوسى‬pada ketiga kalimat di atas mengalami perubahan (dhommah, fathah, dan kasroh) seperti yang dialami oleh kata "Zaid" 



‫زيـْد‬, akan tetapi perubahannya secara muqoddaroh (tersembunyi).



Contoh perubahan secara diperkirakan keberadaannya:



‫خشَى‬ َْ َ‫ي‬



= Dia merasa takut;



‫خشَى‬ َْ َ‫نَي‬ َْ َ‫ل‬



= dia tidak akan merasa takut;



َ‫خش‬ َْ َ‫لَ َْمَي‬



= dia tidak merasa takut;



‫جَاءََ َْالفَتَى‬



= telah datang seorang pemuda;



‫وَرَأََْيتََ َْالفَتَى‬



= aku telah melihat seorang pemuda.



4



2. PEMBAGIAN I'RAB.



َ‫صبََوََخََْفضََوََجَ َْزم‬ َْ َ‫وََاََْقسَامَهََاَ َْربَعَةََرََْفعََوََن‬ I'rab terbagi menjadi empat macam, yaitu I'rab rafa', I'rab nashab, I'rab khafadh dan I'rab jazm.



Diantara contoh dari i'rab-i'rab tersebut ialah sebagai berikut: 1. I'rab rafa', seperti:



َ‫ = زََْيدََقَائاَم‬Zaid berdiri 2. I'rab nashab, seperti:



‫ = رَأََْيتََزََْيدَا‬aku telah melihat Zaid 3. I'rab khafadh, seperti:



َ‫ = مَرَ َْرتََباَزََْيد‬aku telah berpapasan dengan Zaid 4. I'rab jazm, seperti:



َْ‫ض اَرب‬ َْ َ‫ = لَ َْمَي‬dia tidak memukul Catatan : Catatan pertama: o isim (kata benda) hanya memiliki 3 jenis i'rob, yaitu rofa', nashob, dan jarr. o fi'il mudhori' (kata kerja masa sekarang/akan datang), i'robnya juga 3, yaitu rofa', nashob, dan jazm. o fi'il madhi (kata kerja masa lampau), i'robnya tidak ada, karena fi'il madhi tidak bisa mengalami perubahan pada akhir katanya. o huruf, i'robnya juga tidak ada, huruf dihukumi mabni seperti fi'il madhi, yaitu tidak bisa mengalami perubahan pada akhir katanya. Catatan kedua: o Tidak semua isim memiliki i'rob. Ada beberapa isim yang tidak bisa mengalami perubahan di akhir katanya, seperti َ ‫(هذا‬hadza) = ini, َ ‫الذي‬ (alladzi) = yang, َ ‫متى‬ (mataa) = kapan, dll. Isim-isim ini dinamakan isim mabni, sementara isim-isim yang dapat mengalami perubahan di akhir katanya (yang memiliki i'rob) dinamakan isim mu'rob. Catatan ketiga: o Tidak semua tanda rofa' itu dhommah, tanda nashob itu fathah, tanda jarr itu kasroh, tanda jazm itu sukun. I'RAB ISIM



‫صبََوََ َْالخََْفضََوَلََجَ َْزمََفاََْيهَا‬ َْ َ‫نَذَاَلكََالرََْفعََوََالن‬ َْ ‫اءَ اَم‬ َ‫سمَ ا‬ َْ ‫ل‬ َ ْ ‫فَاَل‬ Diantara i'rab empat macam yang boleh memasuki isim hanyalah i'rab rafa', i'rab nashab dan i'rab khafadh. Sedangkah i'rab jazm tidak boleh memasuki isim. Maksudnya, i'rab-i'rab yang sering memasuki isim adalah sebagai berikut:



5



1. I'rab rafa' contoh:



َ‫ = سَااَلمََمَعَاَلم‬Salim seorang guru 2. I'rab nashab, contoh:



‫ = رَأََْيتََسَااَلمَا‬aku telah melihat Salim 3. I'rab khafadh, contoh:



َ‫ = مَرَ َْرتََاَبسَااَلم‬aku telah berpapasan dengan Salim



I'RAB FI’IL



‫صبَوَالج ْزمَوَلَخ ْفضَاَفيْها‬ ‫وَ ال ْل ْفعا ال ا‬ ْ ‫َم ْنَذ الكَالر ْفعَوَالن‬ Diantara i’rab empat macamyang boleh memasuki i’rab fi’il adalah i’rab rafa’, i’rab nashab, dan i’rab jazm. Sedangkan i’rab khafadz tidak boleh memasuki fi’il. Maksudnya, diantara empat macam i’rab yang sering memasuki fi’il ialah i’rab: 1. Rafa’, contoh:



‫ = ي ْنص َر‬dia menolong َ‫ = يََْقرَأ‬dia membaca 2. Nashab



‫نَيََْنصَ َر‬ َْ ‫ = أ‬hendaknya dia menolong َ‫ = أ ْنَي ْقرأ‬hendaknya dia membaca 3. Jazm



َ‫ = ل ْمَي ْنص ْر‬dia tidak menolong ْ‫ = ل َْمَي ْقرَأ‬dia tidak membaca ‫ = ل ْمَي ْعل َْم‬dia tidak mengetahui 3. TANDA –TANDA I’RAB a) Tanda i’rab rafa’



ْ ‫وَ اللرفعَأ ْربعَعلماتَالضمةَو‬ َ‫َالواوَوَا الفَوَالنُّ ْون‬ ‫ا‬



I’rab rafa’ mempunyai empat tanda, yaitu dhammah, wawu, alif dan nun. Contohnya yaitu: 1) Dhammah



‫ = جاءَزي َْد‬zaid telah datang َ‫ = اه ْندَكاتابة‬hindun seorang juru tulis 2) Wawu



َ ‫ = الزيْد ْونَقا ائم ْو‬zaid-zaid itu berdiri ‫ن‬ َ‫ = الصا الح ْونَفائاز ْون‬orang-orang yang sakeh itu mendapat keberuntungan 3) Alif



َ‫ان‬ ‫انَقائام ا‬ ‫ = الزيْد ا‬dua zaid itu berdiri 4) nun



َ‫ = ي ْفعل ان‬mereka berdua sedang melakukan ( sesuatu) َ‫ = ت ْفعل ا‬kamu berdua sedang melakukan (sesuatu) ‫ن‬ َ‫ = ت ْفع اليْن‬kamu (seorang perempuan) sedang melakukan (sesuatu) Lafazh yang di rafa’ kan dengan memakai dhammah Dhammah menjadi alamat bagi i’rab rafa’ pada empat tempat, yaitu pada isim mufrod, jamak taksir, jamak muannats salim, dan fi’il mudhari’ yang pada akhirnya tidak bertemu dengan salah satu pun ( dari alif tatsniyah, wawu jamak, atau ya muannats mukhatabah).



6



Contohnya : 1) isim mufrod



‫ = ا ْل اع ْلمَن ْو َر‬ilmu itu cahaya َ‫ = زيْدَقائام‬zaid berdiri



2) jamak taksir



ْ ‫ضع‬ َ‫َالعل ْو ام‬ ُُ ُ ‫ = ا َ ْل ُكت‬kitab-kitab itu berisi ilmu ‫بَم ْو ا‬ َ‫ = الزي ْودَقوام‬zaid-zaid itu berdiri



3) jamak muannats salim



َ ‫ = ا ْل اه ْنداتَقائام‬Hindun-hindun itu berdiri ‫ات‬ ‫ = اَ ْل ُم ْس ِل َماتَُُطَااَلبَاتََ َْال اَعَْل اَم‬wanita-wanita muslim itu menuntut ilmu



4) fi’il mudhari’ yang pada akhirnya tidak bertemu alif dhamir tatsniyah



‫ = يَ َْعلَ َم‬dia mengetahui َ‫ض اَرب‬ َْ َ‫ = ي‬dia mermukul Lafadz yang dirafa’kan dengan wawu Wawu me menjadi tanda i'rab rafa' dalam 2 (dua) tempat: jamak mudzakkar salim (kata benda jamak beraturan untuk laki-laki), asma'ul khamsah (kata benda yang lima). Asma’ul khomsah itu adalah yaitu



َ ‫ = أَبَ َْو‬ayahmu ‫ك‬ َ‫ = أَخَ َْوك‬saudaramu َ‫ =َحم َْوك‬iparmu atau mertuamu َ‫ =َف َْوك‬mulutmu َ‫ =َذَ َْوَمَال‬yang mempunyai harta Contohnya : 1) jamak mudzakkar salim



ََ‫ = قَ َْدَأََْفلَحََ َْالمَؤَْ اَمنَ َْون‬sesungguhnya beruntunglah orang orang yang beriman َ‫ = جَاءََالزََْيدَ َْون‬zaid-zaid itu telah berdiri



2) asmaul khomsah



ََ‫خلَقََكَ اَرَْيمَة‬ َْ َ‫ = ااَنََأَخَاكََطَااَلبََذَوَأ‬bahwasannya saudaramu yaitu murid yang mempunyai akhlak yang mulia Lafadz yang dirafa’kan dengan alif Alif menjadi alamat bagi i’rab rafa’ khusus pada isism tatsniyah. Contoh : َ‫ان‬ َ‫ = جَاءََالزََْيدَ ا‬dua zaid itu telah datang



َ‫ان‬ َْ َ‫ = جَاءََ َْالم‬dua orang muslim itu telah datang ‫ساَلمَ ا‬ َ‫ان‬ َ‫انَ َْال اَكتَابَ ا‬ َ‫ =هذَ ا‬ini adalah dua buah kitab Lafadz yang dirafa’kan dengan nun Huruf nun menjadi tanda i'rab rafa' pada fi'il (kata kerja) mudharik yang akhirnya bertemu dengan dhamir tasniyah (kata ganti dua orang), dhamir jamak mudzakar(kata ganti jamak), dan dhamir mu'annats mukhatabah (kata ganti perempuan tunggal). Contoh : 1) dhamir tasniyah



َ‫ = يََْفعَلَ ان‬Mereka berdua (laki-laki) sedang malakukan (sesuatu) َ‫ = تََْفعَلَ ا‬kamu berdua sedang malakukan (sesuatu) ‫ن‬ 7



2) dhamir jamak mudzakar ََ‫ون‬ َْ َ‫ = يََْفعَل‬mereka (laki-laki) sedang melakukan (sesuatu)



َ‫ = تََْفعَلَ َْون‬kalian (laki-laki) sedang melakukan (sesuatu) 3) dhamir mu'annats mukhatabah



َ‫ = تََْفعَاَلَْين‬kamu (seorang perempuan) sedang melakukan (sesuatu) b) Tanda I’rab Nasab.



َ‫سرَةََوََ َْاليَاءََوََحَ َْذفََالَنُّ َْو ان‬ َْ َ‫الاَلفََوَََاْلك‬ َ ْ ََ‫بَخَ َْمسََعَلَمَاتََاََْلفََتْحَةََو‬ َ‫ص ا‬ َْ َ‫وََاَللن‬



I'rab nashab mempunyai lima alamat yaitu fathah, alif, kasrah, ya', membuang nun. contohnya : 1) fathah



‫ = عَرََْفتََبَ َْكرَا‬aku telah mengenal bakar ‫ = رَأََْيتََزََْيدَا‬aku telah melihat zaid 2) alif



َ َ‫ = عَرََْفتََأَخ‬aku telah mengenal saudaramu ‫اك‬ َ‫ = رَأََْيتََأَبَاك‬aku telah melihat ayahmu 3) kasrah



َ‫ت‬ ‫ = َعَرََْفتََ َْالمَعَاَلمَا ا‬aku telah mengenal guru-guru wanita َ‫ساَلمَا ا‬ ‫ت‬ َْ َ‫ = رَأََْيتََ َْالم‬aku telah melihat wanita-wanita muslim



4) ya’



َ ‫ = رَأََْيتََالزََْي اَدَْي‬aku telah melihat zaid-zaid ‫ن‬ َ‫ = رَأََْيتََالزََْيدََْي ا‬aku telah melihat dua zaid ‫ن‬ 5) membuang nun



‫نَتََْفعَاَلى‬ َْ َ‫ = ل‬kamu ( seorang perempuan) tidak akan dapat berbuat. ‫نَتََْفعَلَ َْوا‬ َْ َ‫ = ل‬kalian tidak akan dapat berbuat ‫نَيََْفعَلَ َْوا‬ َْ َ‫ = ل‬mereka tidak akan dapat berbuat Lafadz yang di nasab kan dengan memakai fathah Fathah menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada tiga tempat yaitu pada isim mufrod, jamak taksir dan fi’il mudhari’ bilamana kemasukan padanya amil yang menashabkan dan pada akhir kalimatnya tidak bertemu dengan sesuatupun. (dari alif tatsniyah, wawu jamak,dan nun taukid). Contoh : 1. Isim mufrod



‫ = رَأََْيتََزََْيدَا‬aku telah melihat zaid ‫شتَرََْيتََ اَكتَابَا‬ َْ َ‫ = اا‬aku telah membeli sebuah kitab 2. Jamak taksir



‫ = رَأََْيتََزَيَ َْودَا‬aku telah melihat zaid-zaid ‫شتَرََْيتََكَتَبَا‬ َْ َ‫ = اا‬aku telah membali beberapa buah kitab 3. fi’il mudhari’ bilamana kemasukan padanya amil yang menashabkan dan pada akhir kalimatnya tidak bertemu dengan sesuatupun. (dari alif tatsniyah, wawu jamak,dan nun taukid).



َ َ‫نَيََْفع‬ ‫ل‬ َْ َ‫ = ل‬dia tidak akan dapat berbuat َ‫نَنَْبرَحََعَلََْيهََعَا اَكاَفَْين‬ َْ َ‫ = ل‬kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini.....(Thaha; 91) Lafadz yang di nasab kan dengan memakai alif Alif menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada asma’ul khomsah, Contoh :



8



Asma’ul khomsah



َ‫ = رَأََْيتََأَبَاكََوََأَخَاك‬aku telah melihat ayahmu dan saudaramu Lafadz yang di nasab kan dengan memakai kasrah Kasrah menjadi alamat i’rab nashab hanya terdapat pada bentuk jamak muannats salim saja. Contoh : Jamak muannats salim



َ‫ت‬ َْ َ‫( رَأََْيتََ َْالم‬bentuk jamak dari lafadh َ‫ساَلمَة‬ َْ َ‫)م‬ ‫ساَلمَا ا‬ َ‫( رَأََْيتََثَياَبَات‬bentuk jamak dari lafadh َ‫)َثَاَيبَة‬



Lafadz yang di nasab kan dengan memakai ya Ya menjadi alamat bagi i’rab nashab pada isim tatsniyah dan jamak mudzakar salim. Contoh: 1. Isim tatsniyah



َ‫ = قَرََأْتََ اَكتَابََْي ان‬aku telah membaca dua buah kitab



Huruf ya’ di sukun kan dan huruf sebelumnya di fathah kan 2. Jamak mudzakaar salim



َ‫ = رَأََْيتََ َْالمَعَاَل اَمَْين‬aku telah melihat guru-guru



Huruf ya’ di sukun kan dan huruf sebelumnya di kasrah kan Lafadz yang di nasab kan dengan membuang nun. Membuang nun menjadi alamat pada i’rab nashb pada af’aalul khomsah. Yang di rafa’ kan dengan memakai nunَ itsbatَ. Seperti lafadz:



‫نَيَ َْعلَمَا‬ َْ َ‫ = ا‬hendaknya mereka berdua mengetahui ‫نَتَ َْعلَمَا‬ َْ َ‫ = ل‬hendaknya kamu berdua mengetahui ‫نَيَ َْعلَمَ َْوا‬ َْ َ‫ = ا‬hendaknya mereka mengetahui ‫نَتَ َْعلَمَ َْوا‬ َْ َ‫ = ا‬hendaknya kalian mengetahui َْ ‫نَتَ َْعلَ اَم‬ ‫ى‬ َْ َ‫ = ا‬hendaknya engkau perempuan mengetahui c) Tanda i’rab khafadh. I’rab khafadh mempunyai tiga alamat, yaitu kasroh, ya, dan fathah. Contoh: 1. Kasroh



‫ = مَرَ َْرتََاَبزََْي َد‬aku telah bersua dengan zaid ‫حَْي اَم‬ َ‫منَالرَ ا‬ َ‫ح ا‬ َْ َ‫للااَالر‬ َ َ‫س اَم‬ َْ َ‫ = با‬Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang 2. Ya’



َ‫ = مَرَ َْرتََاَبزََْيدََْي ان‬aku telah berjumpa dengan dua zaid َ‫ = مَرَ َْرتََاَبالزََْي اَدَْين‬aku telah berjumpa dengan aid-zaid itu 3. Fathah



‫حمَ َد‬ َْ َ‫ = مَرَ َْرتََباَا‬aku telah bersua dengan ahmad َ‫اجد‬ َ‫يَمَسَ ا‬ َْ َ‫ = صَلََْيتََفا‬aku telah shalat di beberapa masjid Lafadz yang di khafadh kan dengan mamakai kasroh Kasroh menjadi alamat bagi i’rab khafadh pada tiga tempat, yakni pada isim mufrod yang menerima tanwin, jamak taksir yang menerima tanwin, dan jamak muannats salim.



9



Contoh: 1. isim mufrod yang menerima tanwin



‫ = مَرَ َْرتََاَبزََْي َد‬aku telah bersua dengan zaid َ‫ = كَتََْبتََاَبقَلَم‬akutelah menulis dengan pena. 2. jamak taksir yang menerima tanwin



َ َ‫َ= مَرَ َْرتََباَ اَرج‬aku telah berjumpa dengan beberapa lelaki ‫ال‬ َ‫نَكَتَب‬ َْ ‫= أَخَ َْذتََ َْالعَلَ َْومََ اَم‬aku telah mengambil ilmu-ilmu itu dari beberapa kitab 3. jamak muannats salim



َ َ‫ساَلم‬ ‫ات‬ َْ َ‫ = مَرَ َْرتََاَبم‬aku telah berjumpa dengan wanita-wanita muslim َ‫قَالسَموَا ا‬ ‫ت‬ َ‫يَخََْل ا‬ َْ َ‫ = َاانََفا‬sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi...( Ali Imran; 190) Lafadz yang di khafadh kan dengan mamakai ya Ya menjadi alamat i’rab khafadh pada tiga tempat, yaitu asmaul khomsah, isim tatsniyah, dan jamak mudzakkar salim. Contoh: 1. asmaul khomsah



َ‫يَمَال‬ َْ ‫خَْيكََوََحَ اَمَْيكََوََ اَذ‬ َ‫مَرَ َْرتََاَباَاَبَْيكََوََاَ ا‬ = Aku telah bertemu dengan ayahmu, saudaramu, mertuamu dan pemilik harta 2. isim tatsniyah



َ‫يَبََْيتََْي ان‬ َْ ‫ستََاَف‬ َْ َ‫ = جَل‬aku telah duduk di dua rumah َ‫ساَلمََْي ا‬ ‫ن‬ َْ َ‫نَم‬ َ‫ = مَرَ َْرتََباَزََْيدََْي ا‬aku telah bersua dengan dua zaid yang muslim 3. jamak mudzakar salim



َ‫ساَل اَمَْين‬ َْ َ‫ = مَرَ َْرتََاَبالزََْي اَدَْينََ َْالم‬aku telah bersua dengan zaid-zaid yang muslim itu



Lafadz yang di khafadh kan dengan mamakai fathah fathah menjadi alamat i’rab khafadh pada isim yang tidak menerima tanwin (ghair munsharif). Isim yang tidak menerima tanwin itu banyak, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. isim alam yang berwazan af’al,



َ‫حمَدََوََاَ َْكرَم‬ َْ َ‫ = مَرَ َْرتََاَبا‬aku telah bertemu dengan ahmad dan akram 2. alam ‘ajam yang hurufnya lebih dari tiga



َ‫ = مَرَ َْرتََاَبيَ َْوسَفََوََسَلََْيمَان‬aku telah bertemu dengan yusuf dan zaid 3. bentuk shighat muntahal jumu’



‫اج َد‬ َ‫يَمَسَ ا‬ َْ َ‫ = صَلََْيتََفا‬aku telah shalat di beberapa masjid َ‫وَلَقَ َْدَزَيَنَاَالسَمآَءََال َدَُّْنيَاَاَبمَصَااَبَْيح‬ = sesungguhnya kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang 4. ‘alam muannts yang memakai ta’ marbuthah



َ‫اطمَة‬ َ‫ = مَرَ َْرتََاَبطََْلحَةََوََفَ ا‬aku telah bersua dengan thalhah dan fatimah



5. ‘alam tarkib mazji



َ‫ = مَرَ َْرتََاَببَ َْعلَبَك‬aku telah bersua dengan ba’labak 6. ‘alam dan ‘adal



َ‫ = مَرَ َْرتََباَعَمَرََوََزَحَل‬aku telah bersua dengan umar dan zuhal d) Tanda i’rab jazm I’rab jazm mempunyai dua alamat yaitu, sukun dan membuang huruf ‘illat atau nun tanda rafa’. Contoh : 1. Sukun



َْ‫ض اَرب‬ َْ َ‫لَ َْمَي‬ ‫لَ َْمَيََْنصَ َْر‬ 10



2. Membuang huruf ‘illat



‫خشى‬ َْ َ‫ ي‬menjadiَ‫خش‬ َْ َ‫َلَ َْمَي‬ َْ ‫ يَ َْر اَم‬menjadi‫َلَ َْمَيَ َْر اَم‬ ‫ى‬ 3. Membuang nun tanda rafa



َ‫لَ َْمَتََْفعَاَل ْى‬ ‫لَ َْمَتََْفعَلَ َْوا‬ َ‫لَ َْمَيََْفعَل‬ Lafadz yang di jazm kan dengan mamakai sukun Sukun menjadi alamat i’rab jazm pada fi’il mudhori’ yang shahih akhir. Fi’il mudhori yang shahih akhir adalah fi’il mudhori’ yang pada bagian akhirnya tidak berhuruf ‘illat, yaitu alif, ya’ dan wawu. Seperti ‫ل‬ َْ َ‫لَ َْمَيََْفع‬ Lafadz yang di jazm kan dengan membuang huruf ‘illat dan nun tanda rafa’. Membuang itu menjadi tanda bagi i’rab jazm pada fi’il mudhari’ yang mu’tal akhir dan pada fi’ilfi’il yang di rafa’ kannya dengan nun tetap. Contoh: 1. Yang mu’tal (berhuruf illat)



‫َ يََْلقى‬menjadiََ‫َلَ َْمَيََْلق‬ ‫خشى‬ َْ َ‫َ ي‬menjadiََ‫خش‬ َْ َ‫لَ َْمَي‬



2. Yang tanda rafa’ nya denganَ nun



َ ‫َ يََْفعَلَ َْو‬menjadiَ‫ََََََلَ َْمَيََْفعَلَ َْوا‬ ‫ن‬ َ‫َ تََْفعَلَ ا‬menjadiََ‫لَ َْمَتََْفعَل‬ ‫ن‬ َ‫ َيََْفعَلَ ا‬menjadiََ‫َلَ َْمَيََْفعَل‬ ‫ن‬ َ



11



BAB III KESIMPULAN I'rab ialah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang memasukinya, baik secara lafazh ataupun secara perkiraan. Maksudnya: I'rab itu mengubah syakal tiap-tiap akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan itu tampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya. I'rab terbagi menjadi empat macam, yaitu I'rab rafa', I'rab nashab, I'rab khafadh dan I'rab jazm. Tanda i’rab rafa’ yaitu dhammah, wawu, alif dan nun. Tanda I’rab Nasab yaitu fathah, alif, kasrah, ya', membuang nun. Tanda i’rab khafadh yaitu kasroh, ya, dan fathah. Dan tanda i’rab jazm yaitu, sukun dan membuang huruf ‘illat atau nun tanda rafa’.



DAFTAR PUSTAKA



1. M. Sholihudin Shofwan, Pengantar atau Memahami Al-Ajurumiyyah,(Jombang:Darul Hikmah,1999). 2. K.H Moch. Anwar.1981. Revisi Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al- Jurumiyah dan Imrithy. Subang: Sinar Baru Algensindo. 3. http://www.facebook.com/note.php?note_id=104455305985



12